MODUL 04
Aliran di Atas Ambang Lebar dan
Ambang Tajam
NIM : 15321082
Kelompok/Shift : 7A
Waktu (s)
Variasi
T1 T2 T3 T rata-rata
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
1 0.0452 0.0465 0.0421 0.0364 0.0323 0.0044 0.0162 0.025
(kg/m3 )
0 999,9
5 1000
10 999,7
15 999,1
20 998,2
30 995,7
40 992,2
50 988,1
60 983,2
70 977,8
80 971,8
90 965,3
100 958,4
(Sumber : Munson ,2009)
Tabel 2.5 Data referensi pengaruh suhu terhadap viskositas kinematis air
0 0,000001792
5 0,000001519
10 0,000001308
15 0,000001141
20 0,000001007
30 0,000000804
40 0,000000661
50 0,000000556
60 0,000000447
70 0,000000415
80 0,000000367
90 0,000000328
100 0,000000296
(Sumber : Potter and Wigger 2008)
III.Pengolahan Data
III.1 Massa Jenis
Berdasarkan Tabel 2.4 Didapatkan sebuah persamaan antara suhu dan massa jenis,
yaitu dengan regresi yaitu :
Y = -0,0036𝑥 2 -0,00675x+1000,6
y = -0.0036x2 - 0.0675x + 1000.6
R² = 0.9992
V = 0,00753 m3
III.4 Debit Aktual
Pengukuran Debit aktual pada praktikum ini adalah pengukuran berbasis massa
menggunakan hydraulic bench.Untuk menghitung debit aliran air pada variasi 1,
dapat menggunakan rumus dan perhitungan sebagai berikut
𝑉 𝑚 𝑎𝑖𝑟
Qaktual = =
𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
7,5 𝑘𝑔
Qaktual = = 0,00043 𝑚 3 /s
17.337 𝑠 𝑥 996,02 𝑘𝑔/𝑚3
Keterangan:
V = kecepatan aliran (m/s)
Q = debit aliran (m3/s)
A= luas penampang (m2)
Perhitungan kecepatan aliran untuk variasi 1 titik 1adalah sebagai berikut
0,00043 𝑚3 /𝑠
V= = 0,1248 m/s
0,00348 𝑚2
Nfr = 0,18742
Keterangan:
Nfr = bilangan Froude
V = kecepatan aliran di titik tinjauan
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
y = tinggi muka air di titik tinjauan (m)
Perhitungan bilangan Froude untuk variasi lainnya dilakukan dengan proses
perhitungan dan persamaan yang sama seperti sebelumnya
III.11 Energi Spesifik
Untuk menentukan Energi Spesifik dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
𝑣2
ES = y aktual +
2𝑔
m 2
(0,1248 s )
ES = 0,0452 + =0,12160
2 𝑥 9,81𝑚/𝑠2
Keterangan:
ES = energi spesifik
V = kecepatan aliran di titik tinjauan
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
y = tinggi muka air di titik tinjauan (m)
Selanjutnya, Perhitungan Energi Spesifik untuk variasi lainnya dilakukan
dengan proses perhitungan dan persamaan yang sama seperti sebelumnya
III.12 Kedalaman di Atas Ambang
Kedalaman di atas ambang dapat ditentukan melalui persamaan sebagai berikut.
𝑦1+𝑦2
Hu = – tinggi ambang
2
Kedalaman di atas ambang pada percobaan variasi debit pertama adalah sebagai
berikut.
0.0452+0.0465
Hu = – 0.025
2
Hu = 0.02085 m
Selanjutnya, Perhitungan kedalaman diatas ambang untuk variasi lainnya
dilakukan dengan proses perhitungan dan persamaan yang sama seperti sebelumnya
III.13 Debit Teoritis
Debit teoritis pada percobaan ini dapat ditentukan melalui rumus sebagai
berikut.
2
2 2𝑔
Q = 𝑥√ 𝑥 𝑏 𝑥 (ℎ𝑢)3
3 3
Nilai debit teoritis pada percobaan variasi pertama adalah sebagai berikut.
2
2 2 (9.81)
Q teo = 𝑥√ 𝑥 0.075 𝑚 𝑥 (0.02085)3
3 3
Nilai koefisien discharge pada variasi debit pertama adalah sebagai berikut
0,00043 𝑚3/s
Cd = = 1.099
0.0003952 m3/s
Tabel IV.2 Hasil perhitungan parameter praktikum aliran diatas ambang lebar
Variasi Yc (m) Hu (m) Q teoritis Q aktual Cd b.hu3/2
V.Analisis A
V.1 Analisis Cara Kerja
Sebelum memulai percobaan, dilakukan pengukuran suhu air menggunakan
termometer. Pengukuran suhu dilakukan untuk menentukan massa jenis air yang
akan mempengaruhi jenis aliran fluida yang mengalir. Selanjutnya, dilakukan
pengukuran lebar saluran dengan menggunakan penggaris. Sebelum melakukan
percobaan, alatuntuk mengukur kedalaman perlu dikalibrasi terlebih dahulu agar
titik acuannya 0.Tujuannya adalah supaya data yang dihasilkan lebih akurat karena
akan mempengaruhi pengolahan data. Selanjutnya, hydraulic bench dinyalakan dan
valve dibuka secukupnya agar air mengalir ke dalam saluran.Setelah itu, ambang
lebar diletakkan dan dilakukan penentuan 8 titik pengukuran dimana kedalaman
akan diukur Penentuan lokasi pengukuran ini bertujuan untuk untuk memudahkan
penggambaran profil permukaan aliran tiap debitnya, dan juga untuk dianalisis
penurunan dankenaikan bilangan Froude aliran tiap titik akibat peletakkan ambang
lebar. Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan 3 debit. Hal tersebut
dilakukan untuk mempermudah pengolahan data yaitu agar mendapatkan
pembanding yang konsisten sehingga meningkatkan ketelitian dalam menganalisis
data. Pengukuran waktu tiap variasi juga dilakukan pengulangan perhitungan
sebanyak 3 kali (triplo) agar data yang dihasilkan lebih akurat dengan mendapatkan
nilai rata-rata dari waktu yang didapatkan. Selain itu, dilakukan pula pengukuran
kedalaman aliran dari muka saluran hingga muka air pada 8 titik yang sudah
ditentukan sebelumnya. Kedalaman aliran ini merupakan nilai y yang akan
digunakan untuk pengolahan data.
V.2 Analisis Grafik
V.2.1 Grafik Profil Aliran
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
y (m)
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Jarak (m)
0.002 y = 2.0125x
R² = 0.9832
Qakt (m^3/s)
0.0015
0.001
0.0005
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012
b.hu^(3/2)
Didapat galat kedalaman kritis untuk variasi debit kelima sebesar 104.5% dengan
galat yang sangat besar maka dapat disimpulkan bahwa faktor kesalahan Ketika
percobaan cukup besar
V.2.3 Grafik y’ terhadap Fr
0.09
0.08
0.07
y = 0.0413x-0.667
0.06
R² = 1
y' (m)
0.05
0.04 y = 0.0263x-0.667
R² = 1
0.03
y = 0.0148x-0.667
0.02
R² = 1
0.01
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Fr
- Yc variasi 1 = 0,021 m
- Yc variasi 2 = 0,038 m
- Yc variasi 3 = 0,063 m
Maka,galat dari kedalaman kritis tiap variasi adalah sebagai berikut.
𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠−𝑦𝑐 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Galat = | | x 100%
𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.01480 −0.021
Galat1 = | | x 100% = 41,89%
0.01480
0.0263 −0.038
Galat2 = | | x 100% = 44,48%
0.0263
0.0413 −0.063
Galat3 = | | x 100% = 52,54%
0.0413
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, galat untuk variasi 1,2 dan 3 cukup besar .Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat kesalahaan yang dilakukan saat pengamatan.
V.3 Penurunan Q Teoritis
Penurunan Q teoritis pada ambang lebar diperoleh dari hubungan energi
𝑣2 2
spesifik (ES) dengan rumus ES2 = y + dan rumus yc = 𝐸𝑆2.Karena kontribusi
2𝑔 3
head kecepatan pada energi spesifik sangat kecil, dilakukan pendekatan nilai ES2
pada h.Maka,didapatkan penurunan rumus berikut :
2
Yc = ℎ𝑢
3
√𝑔𝑦 = vc
Dengan mensubtitusikan variabel yc dan vc , didapat persamaan sebagai berikut
Q = b x yc x√𝑔. 𝑦𝑐
Q = b x√𝑔. 𝑦𝑐 3
Dengan mensubtitusi nilai yc pada persamaan diatas dengan persamaan Yc =
2
ℎ𝑢,akan didapat:
3
2
Q = b x √𝑔( ℎ𝑢)3 .
3
2
Q = b x √ 𝑔(ℎ𝑢)3 .
3
VI.2 Bendung
Waktu (s)
Variasi
T1 T2 T3 T rata-rata
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
1 0.0647 0.0621 0.0504 0.0246 0.0047 0.0065 0.0273 0.025
0 999,9
5 1000
10 999,7
15 999,1
20 998,2
30 995,7
40 992,2
50 988,1
60 983,2
70 977,8
80 971,8
90 965,3
100 958,4
(Sumber : Munson ,2009)
Tabel 2.5 Data referensi pengaruh suhu terhadap viskositas kinematis air
0 0,000001792
5 0,000001519
10 0,000001308
15 0,000001141
20 0,000001007
30 0,000000804
40 0,000000661
50 0,000000556
60 0,000000447
70 0,000000415
80 0,000000367
90 0,000000328
100 0,000000296
(Sumber : Potter and Wigger 2008)
III.Pengolahan Data
III.1 Massa Jenis
Berdasarkan Tabel 2.4 Didapatkan sebuah persamaan antara suhu dan massa jenis,
yaitu dengan regresi yaitu :
Y = -0,0036𝑥 2 -0,00675x+1000,6
y = -0.0036x2 - 0.0675x + 1000.6
R² = 0.9992
V = 0,0075299 m3
III.4 Debit Aktual
Pengukuran Debit aktual pada praktikum ini adalah pengukuran berbasis massa
menggunakan hydraulic bench.Untuk menghitung debit aliran air pada variasi 1,
dapat menggunakan rumus dan perhitungan sebagai berikut
𝑉 𝑚 𝑎𝑖𝑟
Qaktual = =
𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
7,5 𝑘𝑔
Qaktual = = 0,00043 𝑚 3 /s
17.337 𝑠 𝑥 996,02 𝑘𝑔/𝑚3
Keterangan:
V = kecepatan aliran (m/s)
Q = debit aliran (m3/s)
A= luas penampang (m2)
Perhitungan kecepatan aliran untuk variasi 1 titik 1adalah sebagai berikut
0,00043 𝑚3 /𝑠
V= = 0,0872 m/s
0,004982 𝑚2
Nfr = 0,1094
Keterangan:
Nfr = bilangan Froude
V = kecepatan aliran di titik tinjauan
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
y = tinggi muka air di titik tinjauan (m)
Perhitungan bilangan Froude untuk variasi lainnya dilakukan dengan proses
perhitungan dan persamaan yang sama seperti sebelumnya
III.11 Energi Spesifik
Untuk menentukan Energi Spesifik dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
𝑣2
ES = y aktual +
2𝑔
m 2
(0,10872 )
s
ES = 0,0647 + =0,0651
2𝑥 9,81𝑚/𝑠2
Keterangan:
ES = energi spesifik
V = kecepatan aliran di titik tinjauan
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
y = tinggi muka air di titik tinjauan (m)
Selanjutnya, Perhitungan Energi Spesifik untuk variasi lainnya dilakukan
dengan proses perhitungan dan persamaan yang sama seperti sebelumnya
III.12 Kedalaman di Atas Ambang
Kedalaman di atas ambang dapat ditentukan melalui persamaan sebagai berikut.
𝑦1+𝑦2
Hu = – tinggi ambang
2
Kedalaman di atas ambang pada percobaan variasi debit pertama adalah sebagai
berikut.
0.0647+0.0621
Hu = – 0.04
2
Hu = 0.0247 m
Selanjutnya, Perhitungan kedalaman diatas ambang untuk variasi lainnya
dilakukan dengan proses perhitungan dan persamaan yang sama seperti sebelumnya
III.13 Debit Teoritis
Debit teoritis pada percobaan ini dapat ditentukan melalui rumus sebagai
berikut.
3
2 2𝑔
Q = 𝑥√ 𝑥 𝑏 𝑥 (ℎ𝑢)2
3 3
Nilai debit teoritis pada percobaan variasi pertama adalah sebagai berikut.
3
2 2 (9.81)
Q teo = 𝑥√ 𝑥 0.04 𝑚 𝑥 (0.0234)2
3 3
Q teo = 0.00051m3/s
Selanjutnya, Perhitungan Debit teoritis untuk variasi lainnya dilakukan dengan
proses perhitungan dan persamaan yang sama seperti sebelumnya
III.14 Kedalaman Kritis Teoritis (Yc)
Kedalaman kritis (yc) teoritis dapat ditemukan melalui persamaan sebagai berikut
3 𝑄2
Yc = √( )
𝑏2𝑔
Nilai koefisien discharge pada variasi debit pertama adalah sebagai berikut
0,00043 𝑚3 /s
Cd = = 0.8523
0.0004699 m3/s
Tabel IV.2 Hasil perhitungan parameter praktikum aliran diatas ambang lebar
Variasi Yc (m) Hu (m) Q teoritis Q aktual Cd b.hu3/2
V. Analisis A
0.1
0.08
y (m)
0.06
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Jarak (m)
0.002 y = 1.933x
R² = 0.9694
Qakt (m^3/s)
0.0015
0.001
0.0005
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012
b,hu^3/2
Didapat galat kedalaman kritis untuk variasi debit kelima sebesar 36,19% dengan
galat yang sangat besar maka dapat disimpulkan bahwa faktor kesalahan Ketika
percobaan cukup besar
V.2.3 y’ terhadap Fr
0.12 y = 0.0413x-0.667
0.1 R² = 1
y = 0.0263x-0.667
0.08
R² = 1
y' (m)
0.06
y = 0.0148x-0.667
0.04 R² = 1
0.02
0
0 1 2 3 4 5 6
Fr
- Yc variasi 1 = 0,022 m
- Yc variasi 2 = 0,039 m
- Yc variasi 3 = 0,062 m
Maka,galat dari kedalaman kritis tiap variasi adalah sebagai berikut.
𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠−𝑦𝑐 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Galat = | | x 100%
𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.01480 −0.022
Galat1 = | | x 100% = 48,64%
0.01480
0.0263 −0.039
Galat2 = | | x 100% = 48,28%
0.0263
0.0413 −0.062
Galat3 = | | x 100% = 50.12%
0.0413
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, galat untuk variasi 1,2 dan 3 cukup besar .Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat kesalahaan yang dilakukan saat pengamatan.
V.3 Penurunan Q Teoritis
Untuk mendapatkan total discharge dapat dicari dengan mencari integral dari
persamaan diatas,discharge dengan batas 0 sampai H sehingga :
𝐻
Q = b x √2𝑔ℎ ∫0 ℎ1/2
2
Q = 𝑏ℎ3/2 √2𝑔
3
American Water Works. 2006. AWWA Manual M45, Fiberglass Pipe Design.
Denver : Glacier Publishing Services, Inc
Bansal,R.K.2004.Fluid Mechanics and Hydraulic Machine.New Delhi : Laxmi
Publications
Chanson,Hubert.2004.Hydraulics of Open Channel Flow : An introduction
Queensland:Elsevier Publications
Engineering ToolBox. (2021). Engineeringtoolbox.com website:
https://www.engineeringtoolbox.com/
Potter,Merle,and David C.Wiggert.2014.Schaum’Outline of Fluid Mechanics.New
York: The MCGraw-Hill Companies,Inc
Subramanya, K. 2009. Flow in Open Channel 3rd Edition. New Delhi : Tata
McGraw-Hill Publishing Company Limited
IX. Lampiran