TENTANG
OLEH:
KELOMPOK VII
DOSEN PEMBIMBING
RESCHA, M.Pd
BATUSANGKAR
2023/1444 H
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mengajarkan manusia ilmu
dengan pena dan mengajarkan manusia tentang apa-apa yang tidak diketahuinya. Shalawat dan
dalam senantiasa tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari zaman jahiliyah menuju jalan yang rahmatan lil alamin.
Penyusun
i
DAFTAR PUSTAKA
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
PENUTUP................................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
1. Apa keanekaragaman makhluk?
2. Apa tujuan klasifikasi, factor penyebab variasi, kegunaan klasifikasi,
serta sejarah perkembangan dan dasar-dasar klasifikasi?
3. Apa tata cara system penamaan suatu spesies?
4. Bagaimana mengklasifikasikan organisme beberapa kingdom?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
spesies, semakin mampu mereka bertahan dalam menghadapi perubahan
lingkungan.
Keragaman Ekosistem: Merujuk pada keragaman lingkungan dan
ekosistem di mana makhluk hidup. Setiap ekosistem memiliki karakteristik unik
seperti iklim, topografi, dan tanah. Keanekaragaman ekosistem mencakup juga
keragaman dalam makanan, sumber daya air, dan interaksi antara spesies.
Dalam keseluruhan, keanekaragaman makhluk adalah hasil dari evolusi
dan interaksi antara spesies dan lingkungan mereka. Semakin besar
keanekaragaman makhluk, semakin besar pula manfaat yang bisa diperoleh
manusia dari ekosistem di mana mereka hidup. Oleh karena itu, penting untuk
melindungi dan menjaga keanekaragaman makhluk untuk memastikan
kelangsungan hidup manusia dan keberlanjutan planet kita.
a. Tujuan klasifikasi
Tujuan klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup adalah untuk
mengelompokkan organisme ke dalam kelompok yang berbeda
berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu. Dengan mengklasifikasikan
makhluk hidup, kita dapat mempelajari dan memahami hubungan antara
organisme yang berbeda serta karakteristik dan perilaku mereka.
Klasifikasi juga membantu kita dalam pengenalan dan
identifikasi spesies yang belum dikenal atau yang baru ditemukan.
Dengan mengetahui nama dan karakteristik spesies, kita dapat
mengembangkan strategi konservasi yang lebih baik dan memahami
bagaimana organisme saling berinteraksi dalam ekosistem.
Selain itu, klasifikasi makhluk hidup juga membantu dalam penelitian
evolusi dan sejarah kehidupan di bumi. Dengan mengklasifikasikan
organisme dalam kelompok-kelompok yang berbeda, kita dapat
mempelajari asal usul dan evolusi organisme, serta bagaimana spesies-
spesies baru muncul dan berkembang dari spesies-spesies yang ada
sebelumnya. Beberapa tujuan dari klasifikasi adalah:
4
• Identifikasi: Klasifikasi membantu dalam mengidentifikasi
makhluk hidup berdasarkan karakteristik fisik dan genetik
mereka.
• Penamaan: Klasifikasi memberikan sistem penamaan yang
konsisten untuk makhluk hidup, sehingga mudah dikenali dan
dipahami oleh semua orang.
• Kelompokkan: Klasifikasi membantu mengelompokkan
makhluk hidup ke dalam kelompok-kelompok yang mirip,
sehingga lebih mudah mempelajari dan memahami keragaman
hayati.
• Pemahaman Evolusi: Klasifikasi membantu memahami evolusi
dan hubungan antara makhluk hidup melalui penempatan
mereka dalam pohon kehidupan.
• Perancangan Kebijakan: Klasifikasi juga berguna untuk
merancang kebijakan perlindungan.
b. Faktor Penyebab Variasi
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas mengacu pada variasi
genetik, spesies, dan ekosistem yang ada di planet ini. Faktor-faktor
yang mempengaruhi variasi keanekaragaman makhluk hidup adalah
sebagai berikut:
• Faktor lingkungan: Lingkungan, termasuk iklim, topografi, dan
kondisi geografis, mempengaruhi distribusi spesies dan
keanekaragaman hayati pada suatu daerah. Daerah yang lebih
luas dan beragam lingkungan memiliki keanekaragaman hayati
yang lebih tinggi.
• Faktor biogeografi: Faktor-faktor seperti pembentukan daratan,
perubahan iklim, dan perubahan geologi mempengaruhi
pergerakan spesies dan distribusi mereka. Keanekaragaman
hayati cenderung lebih tinggi di daerah dengan sejarah
biogeografi yang kompleks.
• Faktor evolusi: Proses evolusi menghasilkan variasi dalam
spesies dan ekosistem. Seleksi alam, adaptasi, dan spesiasi
5
adalah beberapa faktor yang mempengaruhi evolusi dan
keanekaragaman hayati.
• Faktor manusia: Manusia telah memengaruhi keanekaragaman
hayati melalui deforestasi, perburuan liar, penggunaan pestisida,
dan perubahan iklim yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
Pengaruh manusia dapat menyebabkan kepunahan spesies dan
kerugian keanekaragaman hayati.
• Faktor biologi: Faktor biologi seperti reproduksi, migrasi, dan
persaingan mempengaruhi keanekaragaman hayati. Spesies
dengan reproduksi yang lebih cepat dan mobilitas yang lebih
besar cenderung memiliki keanekaragaman yang lebih tinggi.
c. Kegunaan Klasifikasi
Klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup memiliki banyak kegunaan,
di antaranya:
• Mempermudah identifikasi makhluk hidup: Dengan
menggunakan klasifikasi, kita dapat mengidentifikasi makhluk
hidup dengan lebih mudah dan akurat, berdasarkan karakteristik
mereka.
• Mempelajari keragaman hayati: Dengan mengelompokkan
makhluk hidup ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda,
kita dapat mempelajari keragaman hayati yang ada di bumi
dengan lebih terstruktur dan sistematis.
• Memahami hubungan evolusi antara makhluk hidup: Klasifikasi
memungkinkan kita untuk memahami hubungan evolusi antara
makhluk hidup dan cara mereka berkembang dari waktu ke
waktu.
• Menyediakan basis untuk pengembangan ilmu pengetahuan:
Klasifikasi dapat membantu ilmuwan dan peneliti memahami
keragaman hayati dengan lebih baik dan dapat membantu dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Membantu dalam pelestarian spesies: Dengan memahami
hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya melalui
klasifikasi, kita dapat memudahkan dalam upaya pelestarian
7
spesies yang terancam punah dan menjaga keanekaragaman
hayati di bumi.
• Memudahkan dalam komunikasi: Klasifikasi juga memudahkan
dalam komunikasi antara ahli biologi dan masyarakat umum
dalam membahas keanekaragaman makhluk hidup.
9
epithet. Contohnya, manusia diberi nama ilmiah Homo sapiens, di mana Homo
adalah genus dan sapiens adalah spesifik epithet.
Dalam perkembangannya, sistem klasifikasi mengalami perubahan dan
penyesuaian terus-menerus. Seiring dengan kemajuan teknologi dan
penemuan baru dalam ilmu pengetahuan, sistem klasifikasi juga terus
berkembang dan berubah. Saat ini, sistem klasifikasi yang paling banyak
diterima adalah Sistem Klasifikasi Hidup Berdasarkan Pembentukan Cabang
(Phylogenetic Systematics), yang berdasarkan pada hubungan evolusi
organisme.
10
terancam punah dan melindunginya. Selain itu, penamaan tata cara spesies juga
membantu para ilmuwan untuk berkomunikasi secara efektif tentang spesies
yang sama dan mempromosikan kerja sama internasional dalam pengelolaan
keanekaragaman hayati.
Penamaan suatu spesies dalam keanekaragaman makhluk hidup
menggunakan sistem nomenklatur binomial atau sistem Linnaean. Sistem ini
dikembangkan oleh Carl Linnaeus dan digunakan secara luas di seluruh dunia.
Tata cara sistem penamaan suatu spesies dalam sistem Linnaean adalah sebagai
berikut:
a) Nama spesies harus terdiri dari dua bagian, yaitu nama genus dan nama
spesifik. Contohnya, manusia memiliki nama genus Homo dan nama
spesifik sapiens. Nama spesies ditulis dengan menggunakan huruf
miring atau italic.
b) Nama genus ditulis dengan huruf kapital dan diikuti oleh nama spesifik
yang ditulis dengan huruf kecil. Keduanya dapat diikuti oleh nama
penemu atau orang yang pertama kali mendeskripsikan spesies tersebut.
c) Nama spesifik dapat berupa deskripsi karakteristik dari spesies tersebut,
seperti warna atau habitat, atau dapat diberikan berdasarkan nama lokasi
penemuan spesies tersebut.
d) Jika spesies yang sama memiliki nama yang berbeda, maka nama yang
lebih awal atau lebih dulu diberikan akan dipertahankan sebagai nama
yang sah untuk spesies tersebut.
e) Setiap spesies harus memiliki nama yang unik dan tidak boleh ada
spesies lain yang memiliki nama yang sama.
Dengan menggunakan sistem nomenklatur binomial ini, penamaan suatu spesies
menjadi lebih terstandardisasi dan memudahkan pengidentifikasian serta
pemahaman tentang spesies tersebut.
11
dan hewan. Beberapa contoh protista adalah alga, protozoa, dan jamur
air.
c) Kingdom Fungi: Terdiri dari organisme eukariotik yang tidak melakukan
fotosintesis dan memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin. Beberapa
contoh fungi adalah jamur, ragi, dan kapang.
d) Kingdom Plantae: Terdiri dari organisme eukariotik yang melakukan
fotosintesis dan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa.
Beberapa contoh plantae adalah tumbuhan darat, lumut, dan ganggang
hijau.
e) Kingdom Animalia: Terdiri dari organisme eukariotik yang tidak
melakukan fotosintesis dan memiliki banyak sel yang spesialisasi dalam
fungsi tertentu. Beberapa contoh animalia adalah hewan bertulang
belakang (vertebrata) dan hewan tidak bertulang belakang (invertebrata).
Setiap kingdom memiliki ciri-ciri unik yang membedakan mereka dari yang lain,
dan setiap organisme dalam kingdom tersebut juga memiliki ciri-ciri unik
mereka sendiri. Namun, semua organisme ini saling berinteraksi dan saling
bergantung satu sama lain dalam suatu ekosistem yang kompleks.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
➢ Kingdom: Keanekaragaman makhluk hidup dibagi menjadi lima
kingdom, yaitu Monera (bakteri dan cyanobacteria), Protista (protista),
Fungi (jamur), Plantae (tumbuhan), dan Animalia (hewan).
➢ Filum: Setiap kingdom dibagi menjadi beberapa filum, yaitu kelompok
besar organisme yang memiliki ciri-ciri umum yang sama.
➢ Kelas: Setiap filum dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelompok
organisme yang memiliki ciri-ciri yang sama.
➢ Ordo: Setiap kelas dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu kelompok
organisme yang memiliki ciri-ciri yang sama dan secara genetik lebih
dekat dengan satu sama lain daripada dengan organisme dari ordo yang
berbeda.
➢ Famili: Setiap ordo dibagi menjadi beberapa famili, yaitu kelompok
organisme yang memiliki ciri-ciri yang sama dan secara genetik lebih
dekat dengan satu sama lain daripada dengan organisme dari famili yang
berbeda.
12
➢ Genus: Setiap famili dibagi menjadi beberapa genus, yaitu kelompok
organisme yang memiliki ciri-ciri yang sama dan secara genetik lebih
dekat dengan satu sama lain daripada dengan organisme dari genus yang
berbeda.
➢ Spesies: Setiap genus dibagi menjadi satu atau lebih spesies, yaitu
kelompok organisme yang dapat saling berkembang biak secara alami.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Pattimmahu. 2004. Restorasi Lahan Kritis pasca Tambang Sesuai Kaidah. Bogor: Makalah
Mata kuliah Pasca falsafah Sains.
Jahad. 2007. Pola-pola pemanfaatan lahan dan Degredasi Lingkungan pada Kawasan
Perbukitan. Semarang: Jurusan geografi Fakultas Ilmu Sosial