Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOLOGI UMUM

TENTANG

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

OLEH:

KELOMPOK VII

MESTA FEBIOLA AMANDA (2230107014)

NURUL LATIFAH (2230107016)

DOSEN PEMBIMBING

RESCHA, M.Pd

JURUSAN TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS

BATUSANGKAR

2023/1444 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mengajarkan manusia ilmu
dengan pena dan mengajarkan manusia tentang apa-apa yang tidak diketahuinya. Shalawat dan
dalam senantiasa tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari zaman jahiliyah menuju jalan yang rahmatan lil alamin.

Makalah ini disusun guna membahas tentang hubungan antara komponen


ekosistem,perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Hal tersebut dibahas mulai dari Menjelaskan pengertian ekologi,menjelaskan ruang lingkup
ekologi,menguraikan konsep tentang populasi, menguraikan konsep tentang
komunitas,menguraikan pengertian ekosistem komponen ekosistem dan jenis jenis
ekosistem,dan menguraikan mekanisme Perubahan materi dan aliran energi dalam ekosistem.

Dengan terselesaikannya makalah ini, kami menyampaikan terima kasih kepada


seluruh pihak dalam penyusunan makalah ini.Terlebih kepada ibu Rescha, M.Pdselaku dosen
pengampu mata kuliah “Biologi Umum”.

Saya selaku penyusun, mengharapkan pembaca dapat memperoleh manfaat dan


informasi yang tepat.Sehingga pembaca mendapat pemahaman mengenai hubungan antara
komponen ekosistem,perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan
ekosistem.Demi penyempurnaan makalah ini, diharapkan adanya kritikan dan saran dari
pembaca serta mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam penulisan makalah ini.

Batusangkar, 3 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

A. Menjelaskan Keanekaragaman Makhluk .......................................................................... 3

B. Tujuan Klasifikasi, Factor Penyebab Variasi, Kegunaan Klasifikasi, Serta Sejarah


Perkembangan Dan Dasar-Dasar Klasifikasi ......................................................................... 4

C. Penamaan Tata Cara Spesies ........................................................................................... 10

D. Mengklasifikasikan Organisme Beberapa Kingdom .................................................... 11

BAB III .................................................................................................................................... 14

PENUTUP................................................................................................................................ 14

A. Kesimpulan...................................................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan


timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling
mempengaruhi. Hubungan ini dikatakan suatu sistem karena memiliki
komponen-komponen dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi dengan baik
sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik. Komponen-
komponen dalam ekosistem, yaitu komponen biotik (komponen makhluk
hidup), misalnya binatang, tumbuhan dan mikroba, sedangkan komponen
abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah, dan energi
(Indriyanto, 2006).
Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang
tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan
organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Tanah
berbeda dengan lahan, karena lahan meliputi tanah beserta faktor-faktor fisik
lingkungannya, seperti lereng, hidrologi, iklim dan sebagainya (Hardjowigeno,
2015).
Sumberdaya alam yang bersama-sama dengan hutan dan air membentuk
suatu ekosistem yang sangat mempengaruhi aktivitas manusia. Pendayagunaan
sumberdaya alam melalui eksploitasi, pemanfaatan pada suatu komponen dalam
ekosistem khususnya lahan, pada hakekatnya akan menimbulkan perubahan
dalam ekosistem tersebut yang akan berimplikasi pada seluruh jaringan system
kehidupan (Pattimahu, 2004).
Sumberdaya lahan yang sifatnya siklis atau cukup permanen (stabil)
adalah vegetasi, dapat bersifat alamiah atau artifisial sebagai hasil dari budidaya
manusia. Dalam banyak kondisi vegetasi mempunyai pengaruh yang sangat
signifikan terhadap pemanfaatan lahan oleh manusia. Sifat dan struktur formasi
geologis mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
pemanfaatan lahan. Formasi geologis menyediakan material dan struktur dasar
bagi perkembangan bahan induk tanah (Juhadi, 2017).

B. Rumusan Masalah

1
1. Apa keanekaragaman makhluk?
2. Apa tujuan klasifikasi, factor penyebab variasi, kegunaan klasifikasi,
serta sejarah perkembangan dan dasar-dasar klasifikasi?
3. Apa tata cara system penamaan suatu spesies?
4. Bagaimana mengklasifikasikan organisme beberapa kingdom?

C. Tujuan

1. Mengetahui keanekaragaman makhluk.


2. Mengetahui tujuan klasifikasi, factor penyebab variasi, kegunaan
klasifikasi, serta sejarah perkembangan dan dasar-dasar klasifikasi.
3. Mengetahui tata cara system penamaan suatu spesies.
4. Megetahui mengklasifikasikan organisme beberapa kingdom.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menjelaskan Keanekaragaman Makhluk

Keanekaragaman makhluk mengacu pada keragaman spesies makhluk


hidup di bumi. Ini mencakup keragaman genetik dalam spesies yang berbeda,
keragaman antara spesies yang berbeda, serta keragaman ekosistem tempat
makhluk hidup.
Keanekaragaman makhluk sangat penting karena memberikan manfaat
yang tak ternilai bagi manusia dan planet kita. Makhluk hidup menyediakan
layanan ekosistem seperti polinasi, pengendalian hama alami, dan penyediaan
sumber daya yang bermanfaat bagi manusia, seperti makanan, obat-obatan, dan
serat.
Selain itu, keanekaragaman makhluk juga memiliki nilai estetika dan
budaya. Banyak orang menikmati melihat dan mengamati keanekaragaman
hayati, sementara beberapa kelompok budaya mengambil inspirasi dari alam
untuk seni, ritual, dan praktik keagamaan mereka.
Namun, keanekaragaman makhluk saat ini terancam oleh berbagai
faktor seperti perubahan iklim, deforestasi, perusakan habitat, dan polusi
lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dan melindungi
keanekaragaman makhluk untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan
mencegah konsekuensi buruk yang mungkin terjadi.
Keanekaragaman makhluk mencakup keragaman spesies, genetik, dan
ekosistem. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang setiap bagian dari
keanekaragaman makhluk:
Keragaman Spesies: Merujuk pada jumlah dan variasi spesies yang ada
di bumi. Setiap spesies memiliki karakteristik unik dan berbeda dalam hal
genetika, morfologi, dan perilaku. Semakin banyak spesies yang ada di bumi,
semakin besar keanekaragaman hayati yang dimilikinya.
Keragaman Genetik: Merujuk pada variasi genetik dalam suatu spesies.
Setiap individu memiliki kode genetik unik yang mempengaruhi karakteristik
fisik dan perilaku mereka. Semakin besar keragaman genetik dalam suatu

3
spesies, semakin mampu mereka bertahan dalam menghadapi perubahan
lingkungan.
Keragaman Ekosistem: Merujuk pada keragaman lingkungan dan
ekosistem di mana makhluk hidup. Setiap ekosistem memiliki karakteristik unik
seperti iklim, topografi, dan tanah. Keanekaragaman ekosistem mencakup juga
keragaman dalam makanan, sumber daya air, dan interaksi antara spesies.
Dalam keseluruhan, keanekaragaman makhluk adalah hasil dari evolusi
dan interaksi antara spesies dan lingkungan mereka. Semakin besar
keanekaragaman makhluk, semakin besar pula manfaat yang bisa diperoleh
manusia dari ekosistem di mana mereka hidup. Oleh karena itu, penting untuk
melindungi dan menjaga keanekaragaman makhluk untuk memastikan
kelangsungan hidup manusia dan keberlanjutan planet kita.

B. Tujuan Klasifikasi, Factor Penyebab Variasi, Kegunaan Klasifikasi, Serta


Sejarah Perkembangan Dan Dasar-Dasar Klasifikasi

a. Tujuan klasifikasi
Tujuan klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup adalah untuk
mengelompokkan organisme ke dalam kelompok yang berbeda
berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu. Dengan mengklasifikasikan
makhluk hidup, kita dapat mempelajari dan memahami hubungan antara
organisme yang berbeda serta karakteristik dan perilaku mereka.
Klasifikasi juga membantu kita dalam pengenalan dan
identifikasi spesies yang belum dikenal atau yang baru ditemukan.
Dengan mengetahui nama dan karakteristik spesies, kita dapat
mengembangkan strategi konservasi yang lebih baik dan memahami
bagaimana organisme saling berinteraksi dalam ekosistem.
Selain itu, klasifikasi makhluk hidup juga membantu dalam penelitian
evolusi dan sejarah kehidupan di bumi. Dengan mengklasifikasikan
organisme dalam kelompok-kelompok yang berbeda, kita dapat
mempelajari asal usul dan evolusi organisme, serta bagaimana spesies-
spesies baru muncul dan berkembang dari spesies-spesies yang ada
sebelumnya. Beberapa tujuan dari klasifikasi adalah:

4
• Identifikasi: Klasifikasi membantu dalam mengidentifikasi
makhluk hidup berdasarkan karakteristik fisik dan genetik
mereka.
• Penamaan: Klasifikasi memberikan sistem penamaan yang
konsisten untuk makhluk hidup, sehingga mudah dikenali dan
dipahami oleh semua orang.
• Kelompokkan: Klasifikasi membantu mengelompokkan
makhluk hidup ke dalam kelompok-kelompok yang mirip,
sehingga lebih mudah mempelajari dan memahami keragaman
hayati.
• Pemahaman Evolusi: Klasifikasi membantu memahami evolusi
dan hubungan antara makhluk hidup melalui penempatan
mereka dalam pohon kehidupan.
• Perancangan Kebijakan: Klasifikasi juga berguna untuk
merancang kebijakan perlindungan.
b. Faktor Penyebab Variasi
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas mengacu pada variasi
genetik, spesies, dan ekosistem yang ada di planet ini. Faktor-faktor
yang mempengaruhi variasi keanekaragaman makhluk hidup adalah
sebagai berikut:
• Faktor lingkungan: Lingkungan, termasuk iklim, topografi, dan
kondisi geografis, mempengaruhi distribusi spesies dan
keanekaragaman hayati pada suatu daerah. Daerah yang lebih
luas dan beragam lingkungan memiliki keanekaragaman hayati
yang lebih tinggi.
• Faktor biogeografi: Faktor-faktor seperti pembentukan daratan,
perubahan iklim, dan perubahan geologi mempengaruhi
pergerakan spesies dan distribusi mereka. Keanekaragaman
hayati cenderung lebih tinggi di daerah dengan sejarah
biogeografi yang kompleks.
• Faktor evolusi: Proses evolusi menghasilkan variasi dalam
spesies dan ekosistem. Seleksi alam, adaptasi, dan spesiasi

5
adalah beberapa faktor yang mempengaruhi evolusi dan
keanekaragaman hayati.
• Faktor manusia: Manusia telah memengaruhi keanekaragaman
hayati melalui deforestasi, perburuan liar, penggunaan pestisida,
dan perubahan iklim yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
Pengaruh manusia dapat menyebabkan kepunahan spesies dan
kerugian keanekaragaman hayati.
• Faktor biologi: Faktor biologi seperti reproduksi, migrasi, dan
persaingan mempengaruhi keanekaragaman hayati. Spesies
dengan reproduksi yang lebih cepat dan mobilitas yang lebih
besar cenderung memiliki keanekaragaman yang lebih tinggi.

Faktor-faktor ini secara bersama-sama mempengaruhi keanekaragaman


hayati di seluruh planet dan perlu dikelola secara bijak untuk mempertahankan
keanekaragaman hayati untuk masa depan. Selain keanekaragaman makhluk
hidup terjadi karena adanya variasi atau keragaman dalam ciri-ciri atau
karakteristik organisme. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan variasi dan
keanekaragaman makhluk hidup antara lain:

• Variasi genetik: Organisme yang memiliki perbedaan genetik yang


signifikan akan memiliki perbedaan dalam sifat-sifat fisik dan
perilaku mereka. Variasi genetik dapat terjadi melalui mutasi,
rekombinasi genetik, dan migrasi.
• Seleksi alam: Seleksi alam merupakan mekanisme yang
memungkinkan organisme yang paling cocok bertahan hidup dan
berkembang biak, sementara organisme yang kurang cocok atau
tidak cocok akan tereliminasi. Proses ini akan memilih organisme
dengan sifat yang paling adaptif untuk lingkungan tertentu,
sehingga akan mempengaruhi variasi dan keanekaragaman.
• Interaksi antara organisme: Interaksi antara organisme seperti
persaingan, predasi, dan simbiosis dapat mempengaruhi variasi dan
keanekaragaman, karena dapat mempengaruhi kemampuan
organisme untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
• Perubahan lingkungan: Perubahan lingkungan seperti perubahan
iklim, perubahan habitat, dan perubahan kondisi lingkungan lainnya
6
dapat mempengaruhi seleksi alam dan memicu terjadinya variasi
dan keanekaragaman makhluk hidup.
• Acara peristiwa khusus: Kejadian peristiwa khusus seperti bencana
alam atau migrasi massal dapat mempengaruhi keragaman makhluk
hidup dengan mengubah populasi organisme di suatu wilayah dan
menyebabkan variasi baru.

Dalam kombinasi, faktor-faktor ini berkontribusi pada terbentuknya


variasi dan keanekaragaman makhluk hidup yang kompleks dan
memungkinkan spesies untuk bertahan hidup dan berevolusi di bumi
selama berjuta-juta tahun.

c. Kegunaan Klasifikasi
Klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup memiliki banyak kegunaan,
di antaranya:
• Mempermudah identifikasi makhluk hidup: Dengan
menggunakan klasifikasi, kita dapat mengidentifikasi makhluk
hidup dengan lebih mudah dan akurat, berdasarkan karakteristik
mereka.
• Mempelajari keragaman hayati: Dengan mengelompokkan
makhluk hidup ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda,
kita dapat mempelajari keragaman hayati yang ada di bumi
dengan lebih terstruktur dan sistematis.
• Memahami hubungan evolusi antara makhluk hidup: Klasifikasi
memungkinkan kita untuk memahami hubungan evolusi antara
makhluk hidup dan cara mereka berkembang dari waktu ke
waktu.
• Menyediakan basis untuk pengembangan ilmu pengetahuan:
Klasifikasi dapat membantu ilmuwan dan peneliti memahami
keragaman hayati dengan lebih baik dan dapat membantu dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Membantu dalam pelestarian spesies: Dengan memahami
hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya melalui
klasifikasi, kita dapat memudahkan dalam upaya pelestarian

7
spesies yang terancam punah dan menjaga keanekaragaman
hayati di bumi.
• Memudahkan dalam komunikasi: Klasifikasi juga memudahkan
dalam komunikasi antara ahli biologi dan masyarakat umum
dalam membahas keanekaragaman makhluk hidup.

Dengan demikian, klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup sangat


penting dalam memahami keragaman hayati dan memfasilitasi banyak
aspek kehidupan, dari ilmu pengetahuan dan penelitian hingga pelestarian
spesies dan komunikasi.
d. Sejarah Perkembangan
Sejarah perkembangan klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup
dimulai sejak zaman kuno, ketika manusia mulai mempelajari dan
mengamati keanekaragaman makhluk hidup di sekitarnya. Namun, sistem
klasifikasi modern didasarkan pada karya Carl Linnaeus, seorang ahli
botani Swedia yang hidup pada abad ke-18. Pada tahun 1735, Linnaeus
menerbitkan karyanya yang berjudul "Systema Naturae" yang
memperkenalkan sistem klasifikasi yang masih digunakan hingga saat ini.
Klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup telah mengalami
sejarah perkembangan yang panjang dan rumit. Berikut ini adalah beberapa
periode penting dalam sejarah perkembangan klasifikasi makhluk hidup:
➢ Periode Yunani Kuno (abad ke-4 SM hingga abad ke-2 SM):
Para filosof Yunani Kuno seperti Aristoteles dan Theophrastus
mencoba mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri
umum seperti bentuk tubuh dan jenis makanan yang dikonsumsi.
➢ Periode Romawi Kuno (abat ke-1 SM hingga abad ke-5 M):
Plinius yang Tua adalah salah satu ahli alam Romawi yang
terkenal dan menghasilkan karya "Naturalis Historia" yang
berisi deskripsi makhluk hidup dan upaya untuk
mengklasifikasikan mereka.
➢ Periode Abad Pertengahan (abat ke-5 M hingga abad ke-15 M):
Selama periode ini, para ilmuwan seperti Al-Jahiz dari Irak dan
Ibn Rushd dari Spanyol terus mengembangkan klasifikasi
makhluk hidup. Pada abad ke-11, ahli biologi Persia Abu Ali al-
8
Husayn ibn Abdullah ibn Sina atau Avicenna menghasilkan
karya "Kitab al-Shifa", di mana ia mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan ciri-ciri fisik dan anatomi.
➢ Periode Renaisans (abat ke-14 M hingga abad ke-17 M): Selama
periode ini, para ilmuwan seperti Leonardo da Vinci dan Carolus
Linnaeus mulai mengembangkan sistem klasifikasi ilmiah yang
terorganisir berdasarkan kesamaan sifat. Linnaeus
mengembangkan sistem klasifikasi binomial di mana setiap
spesies memiliki nama ilmiah dengan dua kata, yang masing-
masing mewakili genus dan spesies.
➢ Periode Modern (abat ke-18 M hingga sekarang): Dalam periode
ini, para ilmuwan mengembangkan sistem klasifikasi yang lebih
kompleks dan terperinci, menggunakan teknologi seperti
mikroskop dan DNA. Para ilmuwan terus mengembangkan
sistem klasifikasi untuk mengakomodasi keragaman
keanekaragaman hayati dan memperbarui klasifikasi untuk
mencerminkan hubungan evolusi antara spesies.
Klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup terus berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menjadi
semakin akurat dan terperinci seiring berjalannya waktu.
e. Dasar- Dasar Klasifikasi
Dasar-dasar klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup didasarkan
pada karakteristik organisme yang serupa atau memiliki kesamaan.
Karakteristik tersebut bisa berupa ciri fisik, seperti morfologi, anatomi, dan
struktur sel, atau ciri-ciri genetik seperti urutan DNA dan sejarah evolusi
organisme.
Sistem klasifikasi modern mengelompokkan makhluk hidup ke
dalam tingkatan hierarki, mulai dari spesies, genus, famili, ordo, kelas,
filum, hingga kingdom. Kelompok paling dasar adalah kingdom, yang
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan karakteristik umum seperti
struktur sel, metabolisme, dan pembentukan energi.
Sistem klasifikasi modern juga mencakup nomenklatur binomial, yang
merupakan sistem penamaan spesies menggunakan nama genus dan spesifik

9
epithet. Contohnya, manusia diberi nama ilmiah Homo sapiens, di mana Homo
adalah genus dan sapiens adalah spesifik epithet.
Dalam perkembangannya, sistem klasifikasi mengalami perubahan dan
penyesuaian terus-menerus. Seiring dengan kemajuan teknologi dan
penemuan baru dalam ilmu pengetahuan, sistem klasifikasi juga terus
berkembang dan berubah. Saat ini, sistem klasifikasi yang paling banyak
diterima adalah Sistem Klasifikasi Hidup Berdasarkan Pembentukan Cabang
(Phylogenetic Systematics), yang berdasarkan pada hubungan evolusi
organisme.

C. Penamaan Tata Cara Spesies

Penamaan tata cara spesies atau nomenklatur binomial digunakan untuk


memberi nama pada spesies tumbuhan dan hewan. Setiap spesies memiliki satu
nama ilmiah yang sah menurut aturan nomenklatur binomial, yang terdiri dari
dua kata yaitu genus dan spesifik epithet. Penamaan ini didasarkan pada prinsip
bahwa nama ilmiah harus universal dan konsisten, serta memberikan informasi
tentang hubungan evolusioner antara spesies.
Keberagaman makhluk hidup sangat besar, dan saat ini hanya sebagian
kecil dari spesies yang telah diberi nama ilmiah. Ada sekitar 1,7 juta spesies
yang telah dideskripsikan dan dinamai, tetapi diperkirakan masih ada jutaan
spesies lain yang belum diketahui dan belum diberi nama. Karena itu, penamaan
tata cara spesies terus berubah dan diperbarui seiring dengan penemuan spesies
baru.
Penamaan tata cara spesies juga memungkinkan para ilmuwan untuk
mengklasifikasikan spesies ke dalam kelompok-kelompok yang lebih besar
berdasarkan hubungan evolusioner yang mereka miliki. Dalam tata cara
nomenklatur binomial, spesies yang sangat mirip ditempatkan dalam satu genus
yang sama. Kelompok-kelompok spesies ini kemudian dikelompokkan lagi ke
dalam kelompok-kelompok yang lebih besar, seperti famili, ordo, dan kelas,
sehingga membentuk taksonomi yang lebih luas dan terstruktur.
Dalam keberagaman makhluk hidup, penamaan tata cara spesies
menjadi penting untuk memahami dan melindungi keanekaragaman hayati.
Dengan memberi nama pada spesies, para ilmuwan dapat melacak dan
mempelajari spesies secara lebih efektif, serta mengidentifikasi spesies yang

10
terancam punah dan melindunginya. Selain itu, penamaan tata cara spesies juga
membantu para ilmuwan untuk berkomunikasi secara efektif tentang spesies
yang sama dan mempromosikan kerja sama internasional dalam pengelolaan
keanekaragaman hayati.
Penamaan suatu spesies dalam keanekaragaman makhluk hidup
menggunakan sistem nomenklatur binomial atau sistem Linnaean. Sistem ini
dikembangkan oleh Carl Linnaeus dan digunakan secara luas di seluruh dunia.
Tata cara sistem penamaan suatu spesies dalam sistem Linnaean adalah sebagai
berikut:
a) Nama spesies harus terdiri dari dua bagian, yaitu nama genus dan nama
spesifik. Contohnya, manusia memiliki nama genus Homo dan nama
spesifik sapiens. Nama spesies ditulis dengan menggunakan huruf
miring atau italic.
b) Nama genus ditulis dengan huruf kapital dan diikuti oleh nama spesifik
yang ditulis dengan huruf kecil. Keduanya dapat diikuti oleh nama
penemu atau orang yang pertama kali mendeskripsikan spesies tersebut.
c) Nama spesifik dapat berupa deskripsi karakteristik dari spesies tersebut,
seperti warna atau habitat, atau dapat diberikan berdasarkan nama lokasi
penemuan spesies tersebut.
d) Jika spesies yang sama memiliki nama yang berbeda, maka nama yang
lebih awal atau lebih dulu diberikan akan dipertahankan sebagai nama
yang sah untuk spesies tersebut.
e) Setiap spesies harus memiliki nama yang unik dan tidak boleh ada
spesies lain yang memiliki nama yang sama.
Dengan menggunakan sistem nomenklatur binomial ini, penamaan suatu spesies
menjadi lebih terstandardisasi dan memudahkan pengidentifikasian serta
pemahaman tentang spesies tersebut.

D. Mengklasifikasikan Organisme Beberapa Kingdom

Ada lima kingdom utama dalam keberagaman makhluk hidup, yaitu:


a) Kingdom Monera: Terdiri dari organisme prokariotik, seperti bakteri dan
sianobakteri.
b) Kingdom Protista: Terdiri dari organisme eukariotik yang lebih
kompleks dari bakteri, tetapi masih jauh lebih sederhana dari tumbuhan

11
dan hewan. Beberapa contoh protista adalah alga, protozoa, dan jamur
air.
c) Kingdom Fungi: Terdiri dari organisme eukariotik yang tidak melakukan
fotosintesis dan memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin. Beberapa
contoh fungi adalah jamur, ragi, dan kapang.
d) Kingdom Plantae: Terdiri dari organisme eukariotik yang melakukan
fotosintesis dan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa.
Beberapa contoh plantae adalah tumbuhan darat, lumut, dan ganggang
hijau.
e) Kingdom Animalia: Terdiri dari organisme eukariotik yang tidak
melakukan fotosintesis dan memiliki banyak sel yang spesialisasi dalam
fungsi tertentu. Beberapa contoh animalia adalah hewan bertulang
belakang (vertebrata) dan hewan tidak bertulang belakang (invertebrata).
Setiap kingdom memiliki ciri-ciri unik yang membedakan mereka dari yang lain,
dan setiap organisme dalam kingdom tersebut juga memiliki ciri-ciri unik
mereka sendiri. Namun, semua organisme ini saling berinteraksi dan saling
bergantung satu sama lain dalam suatu ekosistem yang kompleks.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
➢ Kingdom: Keanekaragaman makhluk hidup dibagi menjadi lima
kingdom, yaitu Monera (bakteri dan cyanobacteria), Protista (protista),
Fungi (jamur), Plantae (tumbuhan), dan Animalia (hewan).
➢ Filum: Setiap kingdom dibagi menjadi beberapa filum, yaitu kelompok
besar organisme yang memiliki ciri-ciri umum yang sama.
➢ Kelas: Setiap filum dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelompok
organisme yang memiliki ciri-ciri yang sama.
➢ Ordo: Setiap kelas dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu kelompok
organisme yang memiliki ciri-ciri yang sama dan secara genetik lebih
dekat dengan satu sama lain daripada dengan organisme dari ordo yang
berbeda.
➢ Famili: Setiap ordo dibagi menjadi beberapa famili, yaitu kelompok
organisme yang memiliki ciri-ciri yang sama dan secara genetik lebih
dekat dengan satu sama lain daripada dengan organisme dari famili yang
berbeda.

12
➢ Genus: Setiap famili dibagi menjadi beberapa genus, yaitu kelompok
organisme yang memiliki ciri-ciri yang sama dan secara genetik lebih
dekat dengan satu sama lain daripada dengan organisme dari genus yang
berbeda.
➢ Spesies: Setiap genus dibagi menjadi satu atau lebih spesies, yaitu
kelompok organisme yang dapat saling berkembang biak secara alami.

Ciri-ciri keanekaragaman makhluk hidup mencakup banyak hal, termasuk ciri


fisik seperti morfologi, anatomi, dan struktur sel, serta ciri-ciri genetik seperti
urutan DNA dan sejarah evolusi organisme. Beberapa ciri-ciri yang umum
ditemukan pada makhluk hidup antara lain:
• Organisasi seluler: Makhluk hidup terdiri dari sel-sel hidup yang
terorganisir secara kompleks dan memenuhi fungsi tertentu.
• Metabolisme: Makhluk hidup memiliki kemampuan untuk mengubah
energi dan materi dalam lingkungan mereka menjadi bentuk yang dapat
digunakan oleh tubuh mereka.
• Reproduksi: Makhluk hidup dapat menghasilkan keturunan melalui
proses reproduksi.
• Adaptasi: Makhluk hidup dapat beradaptasi dan berubah dalam
menanggapi perubahan lingkungan.
• Responsif: Makhluk hidup dapat merespons stimulus lingkungan seperti
cahaya, suara, dan bau.
• Pertumbuhan: Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dari waktu ke
waktu.
• Pemeliharaan homeostasis: Makhluk hidup mempertahankan kondisi
internal yang stabil melalui proses regulasi seperti suhu tubuh dan
keseimbangan air.
Ciri-ciri ini dapat digunakan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup dan
memahami keragaman hayati yang ada di bumi.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari keberagaman makhluk hidup adalah bahwa kehidupan


di Bumi sangat beragam dan kompleks. Ada berbagai jenis organisme yang
hidup di lingkungan yang berbeda-beda, dan masing-masing memiliki ciri-ciri
unik yang membedakannya dari yang lain. Meskipun keberagaman ini dapat
menghasilkan tantangan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi pada
akhirnya setiap organisme memainkan peran penting dalam menjaga
keselarasan dan keseimbangan alam. Penting bagi kita untuk memahami
keberagaman makhluk hidup ini, agar kita dapat menjaga keberlanjutan dan
keberlangsungan hidup di Bumi.

B. Saran

Demikianlah makalah dari kelompok tujuh, jika ada kesalahan dan


kekurangan diharapkan kepada para pembaca untuk dapat menyempurnakan
dan memperbaikinya. Sekian, terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Indriyani. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: PT Bumi Askara

Hardjowigeno. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Akademika

Pattimmahu. 2004. Restorasi Lahan Kritis pasca Tambang Sesuai Kaidah. Bogor: Makalah
Mata kuliah Pasca falsafah Sains.

Jahad. 2007. Pola-pola pemanfaatan lahan dan Degredasi Lingkungan pada Kawasan
Perbukitan. Semarang: Jurusan geografi Fakultas Ilmu Sosial

Anda mungkin juga menyukai