Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EKOLOGI TANAMAN

“Ekosistem dan Agroekosistem”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ekologi tanaman

Dosen Pengampu: Dr. H. Salamet Ginandjar, Ir., MM., M.Kom.

Disusun Oleh:

Sekar Febimeliani 1187060056


Vera Melyandini 1187060065
Viko Feisal Firdaus 1187060066

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Ekologi Tanaman ini.
Dalam penyusunan Makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Salamet
Ginandjar, Ir., MM., M.Kom. selaku dosen Ekologi Tanaman yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi.

Bandung, 20 september 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1. Definisi Ekosistem dan Agroekosistem...........................................................................3

2.2. Nomena............................................................................................................................3

2.3. Ekosistem........................................................................................................................3

2.4. Agroekosistem...............................................................................................................11

BAB III...........................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bumi adalah rumah (ekologi) bagi makhluk hidup. Makhluk hidup perlu
melakukan adaptasi untuk hidup di bumi ini, sehingga terjadilah interaksi.
Interaksi yang terjadi meliputi faktor biotik dan abiotik. Makluk hidup terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik (mikroorganisme).
Dalam pertanian dilakukan suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem
buatan guna medapatkan produksi yang optimal seperiti yang diharapkan, banyak
hal yang perlu diperhatikan dalam bertani, diantaranya adalah aktor-aktor yang
mempengaruhi dan teknik tepat untuk bertani. Untuk mengetahuinya tentu saja
kita harus mengetahui dan memahami sifat dan kejadian apa saja yang terjadi baik
pada tanaman itu sendiri maupun pada lingkungan sekitarnya. Pertanian bukanlah
suatu gangguan terhadap ekosistem melainkan suatu rekayasa ekosistem
(agroekosistem) berdasarkan ilmu pengetahuan (agroekologi) yang berorientasi
pada penggunaan input eksternal minimal untuk menghasilkan nilai tambah
maksimal dengan dampak minimal terhadap kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan. (Rachmat, 2018)

Agroekosistem dapat diartikan sebagai suatu unit yang tersusun oleh semua
organisme di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan kondisi
lingkungan dan lingkungan yang telah dimodifikasi manusia lebih lanjut, yaitu
pertanian, industri, tempat rekreasi, dan aktifitas sosial manusia
yang lainnya. Atau agroekosistem adalah manusia dengan sengaja merubah
ekosistem alami dimana ia merupakan bagiannya, dengan menciptakan suatu
ekosistem baru yang khusus dibuat untuk kepentingan pertanian. 

1.2. Rumusan Masalah


1. apa pengertian ekosistem dan agroekosistem?
2. Apa saja komponen ekosistem dan agroekosistem?

1
3. apa saja macam-macam ekosistem dan agro ekosistem?
1.3. Tujuan
1. Tujuan apa pengertian ekosistem dan agroekosistem?
2. Apa saja komponen ekosistem dan agroekosistem?
3. apa saja macam-macam ekosistem dan agro ekosistem?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Ekosistem dan Agroekosistem


 Ekosistem (ecosystem) :
 All the plants and living creatures in a particular area considered in
relation to their physical environment. (semua tanaman dan makhluk hidup
di area tertentu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan lingkungan fisik
mereka.). (oxford, 2015)
 A biological community of interacting organisms and their physical
environment. (komunitas biologis dari organisme yang berinteraksi dengan
lingkungan fisik mereka). (Webster, 2019)
 Agroekosistem (agroecosystem)
 Agro- : combining from agricultural : agro-industri, agrobiology.
(menggabungkan bentuk pertanian : agro-industri, agrobiologi). (oxford,
2010)
Agro- : of or belonging to fied or soil : agricultural, agrochemical, , agro-
industrial. (dari atau milik bidang atau tanah : pertanian, agrokimia, agro-
industri)
 An ecosystem on agricultural land. (ekosistem di lahan pertanian).
(Webster, 2019)

2.2. Nomena
Q.S Al-A’raf : 56

ِِ ِ ‫ض بع َد إِص اَل ِحها و ْادع وه خوفًا وطَمع ا ۚ إِ َّن رمْح ت اللَّ ِه قَ ِر‬ ِ
‫ني‬
َ ‫يب م َن الْ ُم ْحس ن‬
ٌ ََ َ ً َ َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ ْ َ ِ ‫َواَل ُت ْفس ُدوا يِف اأْل َْر‬
Artinya : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan)
dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.
(Q.S. Al-A’raf : 56) (Al-Qur’an, 2019)

3
2.3. Ekosistem

A. Pengertian Ekosistem

Individu merupakan makhluk hidup tunggal. Kumpulan individu sejenis


yang berinteraksi pada tempat dan waktu yang sama disebut populasi. Berbagai
populasi dari spesies yang berbeda dan hidup bersama disebut komunitas. Satu
kelompok yang memiliki ciri khas tertentu dan terdiri dari beberapa komunitas
yang berbeda dikenal dengan ekosistem. Ekosistem mencangkup unsur biotik dan
abiotik yang saling melengkapi. Bertambahnya anggota populasi menyebabkan
kepadatan populasi bertambah sehingga antar individu harus bersaing untuk
mencukupi kebutuhan hidup masing-masing (Nurhamiyawan dkk, 2013).

Menurut Lakitan (1997), individu merupakan satuan fungsional dan


struktural terkecil dalam ekosistem. Individu adalah satu makhluk hidup tunggal.
Sekelompok individu dari spesies makhluk hidup sejenis yang menempati suatu
kawasan tertentu disebut populasi. Jenis individu yang memiliki struktur fisiologi
yang sama disebut spesies. Kumpulan bermacam macam populasi yang saling
berinteraksi dan menempati kawasan tertentu disebut komunitas. Di dalam
komunitas terjadi interaksi di antara organisme-organisme yang membentuk
komunitas baru. Ekosistem merupakan kesatuan komunitas dengan lingkungan
hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik yang meliputi semua
komponen biotik dan abiotik.

Istilah ekosistem pertama kali dikemukakan oleh Transley (1935). Ia


mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan,
hewan, manusia, mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah,
dan sebagainya) di alam. Sehingga hubungan komponen tersebut membentuk
sistem dimana struktur maupun fungsi komponen-komponennya tidak dapat
dipisahkan karena merupakan satu kesatuan. Sebagai konsekuensinya Apabila
salah satu komponen terganggu maka komponen lainnya secara cepat atau lambat
akan terpengaruh. Sistem alam ini disebut sebagai ekologi yang kemudian
disingkat dan menjadi lebih dikenal dengan ekosistem (Rahardjanto, 2001).

4
B. Komponen Ekosistem

Ekosistem mempunyai dua komponen penyusun yaitu komponen biotik


dan komponen abiotik. Dua komponen penyusun tersebut, saling berhubungan
dan berlangsung secara erat. Sehingga jika salah satu komponen mengalami
gangguan, maka akan merusak penyusun ekosistem tersebut. Interaksi dalam
suatu ekosistem sangat diperlukan, agar dapat memenuhi standar kebutuhan setiap
komponen. Namun hubungan interaksi tersebut dapat memicu timbulnya dampak
positif dan dampak negatif, seperti simbiosis dan kompetisi. Kompetisi dalam
suatu ekosistem merupakan salah satu bentuk interaksi antar individu yang
bersaing memperebutkan kebutuhan hidup yang sama untuk dapat tumbuh dan
berkembang (Nurhamiyawan dkk, 2013).

Komponen dalam suatu ekosistem yang berfungsi di dalam interaksi dapat


dikelompokkan yakni komponen abiotik seperti udara, air, tanah, tempat tanaman
tanaman tumbuh, tempat tinggal hewan dan manusia. Serta komponen biotik yang
meliputi produsen, konsumen dan kelompok pengurai. Dua komponen penting
pada ekosistem yaitu:

1. Komponen biotik.

Lingkungan biotik suatu makhluk hidup adalah seluruh makhluk hidup,


baik dari spesies nya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup ditempat
yang sama. Komponen-komponen biotik terdiri dari berbagai jenis
mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat
tinggi, invertebrata dan vertebrata serta manusia. (Aryulina, 2004). Komponen
biotik meliputi Produsen konsumen dan kelompok pengurai (Zainuddin, 1982).

1) Produsen merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan bahan


organik yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Semua
tumbuhan berklorofil merupakan produsen karena dapat mengubah bahan
anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Hasil
fotosintesis berupa makanan yang merupakan energi bagi makhluk hidup
lainnya (Sugiana, 2014).

5
Produsen adalah semua organisme yang berklorofil. Produsen meliputi
organisme bersel satu seperti ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku
dan tumbuhan biji. Karena memiliki klorofil produsen mampu mengubah
zat anorganik dengan pertolongan cahaya sehingga disebut sebagai makhluk
hidup autotrof. Dengan demikian produsen dapat menyediakan bahan
makanan bagi makhluk hidup lain. Konsumen seperti manusia, hewan dan
tumbuhan lain yang tidak berklorofil tidak mampu memproduksi zat organik
dari zat anorganik. Zat organik yang diperlakukannya berasal dari produsen
atau hewan lain.

2) Konsumen merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan


organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang bertujuan untuk
menjaga kelangsungan hidupnya. Konsumen dibagi menjadi beberapa
tingkatan:
 Konsumen tingkat pertama (konsumen primer) merupakan konsumen
yang memakan tumbuhan secara langsung misalnya hewan pemakan
tumbuhan (herbivora) seperti kambing, kerbau dan sapi.
 Konsumen tingkat kedua (konsumen sekunder) merupakan konsumen
yang memakan konsumen tingkat pertama. Misalnya burung pemakan
ulat dan katak memakan belalang biasanya adalah hewan pemakan
daging (karnivora).
 Konsumen tingkat ketiga (konsumen tersier) merupakan konsumen
yang memakan konsumen tingkat kedua misalnya ulat memakan katak
dan tikus.
 Konsumen tingkat keempat (konsumen puncak) merupakan konsumen
yang memakan konsumen tingkat ketiga. Misalnya burung elang makan
ular. Manusia sebagai pemakan tumbuhan dan daging omnivora juga
berada pada tingkatan konsumen (Sugiana, 2014).

3) Menurut Campbell (2002), pengurai (dekomposer) adalah organisme


heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme

6
mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang
dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah
bakteri dan jamur.
Makhluk hidup yang tidak mampu menyusun zat organik sendiri disebut
sebagai heterotrof. Oleh karena itu hewan dan tumbuhan yang tidak
berklorofil mendapatkan zat organik dari organisme lain maka di dalam
ekosistem organisme tersebut berfungsi sebagai pemakan atau konsumen.
Pengurai atau dekomposer adalah organisme heterotrof yang menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan
yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk
pengurai ini adalah bakteri dan jamur. Dalam suatu ekosistem akan terjadi
proses makan memakan atau yang biasa disebut dengan rantai makanan
(Syamsuri, 2014).

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan kimia tempat makhluk


hidup. Abiotik adalah bukan makhluk hidup atau komponen tak hidup. Contoh
komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembaban, udara, garam-
garam mineral dan tanah (Aryulina, 2004).

1) Suhu
Suhu atau temperatur adalah derajat energi panas. Sumber utama energi
panas adalah radiasi matahari. Suhu merupakan komponen abiotik di udara,
tanah dan air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap makhluk hidup, berkaitan
dengan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.
2) Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari.
Cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis

7
panjang gelombang, intensitas cahaya dan lama penyinaran cahaya matahari
dengan panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis.
3) Air
Air merupakan faktor abiotik yang sangat penting untuk menunjang suatu
kehidupan. Semua sel dan jaringan terdiri atas air. Air merupakan media
pelarut zat-zat yang dibutuhkan dan media pengangkut dalam tubuh hewan
dan tumbuhan. Air juga merupakan suatu bentuk habitat bagi makhluk
hidup, seperti: danau, sungai, dan laut. Air sangat mempengaruhi proses
kehidupan.
4) Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah.
Kelembaban di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan
kelembaban di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembaban
diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena
penguapan. Kelembaban yang diperlukan setiap makhluk hidup berbeda-
beda.
5) Udara
Udara merupakan komponen abiotik yang sangat diperlukan makhluk
hidup. Hewan dan manusia menggunakan oksigen yang terdapat di udara
untuk bernapas dan mengeluarkan karbondioksida ke udara. Sedangkan,
tumbuhan mengambil karbondioksida dari udara untuk proses fotosintesis
dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen ini
dilepaskan ke udara untuk digunakan oleh semua makhluk hidup. Dengan
demikian, terjadilah perputaran zat yang berlangsung terus menerus.
Peristiwa ini menunjukkan adanya saling keter-gantungan dan saling
membutuhkan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
6) Garam-garam mineral
Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen. Fosfat, sulfur, kalsium
dan natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan
air.

8
7) Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau
lumut dan pembusukan bahan organik. Tanah memiliki sifat, tekstur dan
kandungan garam mineral tertentu. Di dalam tanah terdapat zat hara yang
merupakan mineral penting untuk mempertahankan proses di dalam tubuh,
terutama bagi tumbuhan. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme
yang hidup di dalamnya berbeda.

Ekosistem yang ada sekarang ini merupakan hasil trial and error dalam
koevolusi selama jutaan tahun dari keanekaragaman spesies yang tidak terhitung
jumlahnya. Dalam proses itu, spesies yang tidak mampu bertahan akan punah
mungkin karena tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi iklim, rentan terhadap
serangan hama atau penyakit, tidak mampu mendapatkan makanan dan energi
yang cukup atau kalah bersaing dengan spesies lain yang lebih efisien. Ekosistem
terus mengalami perubahan bersamaan dengan berlangsungnya proses seleksi
alam ini (Coen Reijntjes, 1997).

Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem


tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem
dibedakan menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar) dan
ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Waluyo, dkk, 2013)

C. Macam-macam ekosistem

Di bumi terdapat berbagai macam ekosistem yang di tempati oleh berbagai


makhluk hidup yang memiliki peran masing-masing. Dalam suatu ekosistem
terdapat organisme tertentu yang mendominasi ekosistem tersebut. Secara garis
besar, ekosistem dibagi menjadi dua macam, yaitu:

9
1. Ekosistem Darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.


Berdasarkan letak geografisnya, ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa
bioma, yaitu antara lain:

1) Bioma Gurun
Bioma gurun terdapat di daerah tropis. Ciri-ciri bioma gurun adalah
gersang, memiliki curah hujan rendah, serta terdapat tumbuhan xerofita
seperti kaktus yang tahan terhadap keadaan kurang air. Kaktus ini memiliki
akar yang panjang di dalam tanah untuk mencari sumber air.
2) Bioma Padang Rumput
Ciri-ciri bioma padang rumput adalah hujan turun tidak teratur, curah
hujan sekitar 250–500 mm per tahun. Keadaan hujan yang tidak teratur ini
menyebabkan penyerapan air dan aliran air tidak baik, sehingga tumbuhan
susah menyerap air. Jenis-jenis tumbuhan (flora) yang ada di padang rumput
adalah tumbuhan herba dan rumput.
3) Bioma Hutan Basah
Bioma hutan basah memiliki suhu yang cukup tinggi karena intensitas
cahaya yang cukup tinggi. Ciri-ciri bioma hutan basah adalah
memiliki bermacam-macam tumbuhan seperti pohon mahoni, pohon jati,
pohon damar,rotan, dan anggrek yang menempel pada pohon.
4) Bioma Taiga
Daerah bioma taiga terdapat di belahan bumi utara dan di pegunungan
daerah topis. Ciri-ciri bioma taiga adalah perbedaan antara musim panas
danmusim dingin sangat mencolok. Pada saat musim panas suhu udara
sangat panas. Sebaliknya, jika musim dingin suhu udara sangat rendah.
Biasanya bioma taiga tersusun atas satu spesies khas seperti pinus atau
konifer. 

10
5) Bioma Tundra
Tundra artinya dataran tanpa pohon, yang ada hanyalah jenis rumput
danlumut kerak. Ciri-ciri bioma tundra adalah terdapat lumut kerak,
tumbuhankayu yang pendek, dan rumput. 

2. Ekosistem Perairan

1) Ekosistem air tawar


Ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air tawar
yang tenang dan air tawar yang mengalir. Contoh ekosistem air
tawar yangtenang adalah danau, waduk, dan kolam. Sedangkan, ekosistem
air mengalir adalah sungai. Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri, antara
lain: Variasi suhutidak mencolok, cahaya matahari kurang, dipengaruhi oleh
suhu dan iklim, produsen utamanya adalah fitoplankton dan alga (Kimball,
2000).
2) Ekosistem Air laut
Ekosistem air laut sangat berbeda dengan ekosistem air tawar. Ciri-ciri
ekosistem air laut adalah kadar garam tinggi, tidak dipengaruhi oleh iklim
dan cuaca, serta memiliki arus air. Komunitas yang terdapat di ekosistem air
laut adalah produsen (fitoplankton dan alga), konsumen meliputi jenis
hewan dari berbagai filum, seperti ikan hiu, paus, lumba-lumba, bintang
laut, dan lain-lain. Di laut juga terdapat zooplankton dan pengurai.

2.4. Agroekosistem
A. Pengertian Agroekosistem

Agroekosistem atau ekosistem pertanian merupakan satu bentuk


ekosistem binaan manusia yang perkembangannya ditujukan untuk memperoleh
produk pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Adapun
agroekosistem menurut Kartono (2000) adalah sistem ekologis hasil rekayasa
manusia untuk menghasilkan makanan serat atau produk agrikultur lainnya.
Dalam agroekosistem ini, peranan manusia sangat dominan karena sistem ini
merupakan hasil rekayasa manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

11
oleh karena itu, agar ekosistem dapat dikatakan sebagai suatu kesatuan dari sistem
pertanian, sosial, ekonomi dan ekologi yang dibatasi oleh faktor biofisik dan
sosial ekonomi

Agroekosistem merupakan sistem interaksi antara manusia dan


lingkungan biofisik, sumber
daya pedesaan dan pertanain guna meningkatkan kelangsungan hidup
penduduknya. Agroekosistem dapat diartikan pula sebagai suatu unit yang
tersusun oleh semua organisme di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan
keseluruhan kondisi lingkungan dan lingkungan yang telah dimodifikasi manusia
lebih lanjut, yaitu seperti pertanian, industri, tempat rekreasi, dan aktifitas sosial
manusia yang lainnya. Atau agroekosistem adalah manusia dengan sengaja
merubah ekosistem alami dimana ia merupakan bagiannya, dengan menciptakan
suatu ekosistem baru yang khusus dibuat untuk kepentingan pertanian. .
(Pariketis, dkk. 1998)

B. Komponen Agroekosistem

 Komponen Abiotik

Komponen abiotik agroekosistem sama seperti ekosistem lainnya yaitu


meliputi air, kelembapan, tanah, udara, suhu, arus angin, derajat keasaman
(pH), iklim dan lail-lain. Bedanya dalam agroekosistem terdapat pestisida dan
teknologi.

 Komponen Biotik

Komponen biotik dalam agroekosistem meliputi manusia, biota tanah,


hewan ternak, tanaman budidaya, hama, gulma dan mikroorganisme lainnya.

C. Macam-macam Agroekosistem
1. Berdasarkan jenis sampai varietas tanaman yang ditanam, diantaranya:

12
 Monokultur, yaitu satu jenis atau satu varietas tanaman saja yang ditanam
dalam agroekosistem.
 Polikultur, yaitu penanaman lebih dari satu jenis atau varietas tanaman
dalam satu kawasan agroekosistem. Meliputi: tumpang sari (Multiple
cropping), tanam lajur (Intercropping) dan tanam bergilir lebih dari satu
jenis atau varietas tanaman (alleycropping).
2. Berdasarkan Kondisi Lahan
a. Lahan kering

Lahan kering adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha


pertanian dengan menggunakan air secara terbatas dan hanya
mengaharapkan dari curah hujan.

b. Lahan basah

Lahan basah adalah wilayah daratan yang digenangi air atau


memiliki kandungan air yang tinggi, baik permanen maupun musiman.
Ekosistemnya mencakup rawa, danau, sungai, hutan mangrove, hutan
gambut, hutan banjir, limpasan banjir, pesisir, sawah, hingga terumbu
karang.

c. Gambut

Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-


sisa tumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu,
kandungan bahan organiknya tinggi.

d. Rawa

Lahan rawa adalah lahan yang tergenang secara terus menerus akibat
drainase buruk.  Lahan rawa di bagi menjadi dua, yaitu rawa lebak dan
rawa pasang surut.  Lahan rawa pasang surut merupakan lahan yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

3. Berdasarkan penggunaan lahan, yaitu:


a.  Perkebunan

13
Perkebunan merupakan usaha penanaman tumbuhan secara teratur
sesuai dengan ilmu pertanian dan mengutamakan tanaman perdagangan.
Perkebunan penting bagi bahan ekspor dan bahan industri. Jenis-jenis
tanaman perkebunan khususnya di Indonesia antara lain karet, kelapa
sawit, kopi, teh, tembakau, tebu, kelapa, cokelat, kina, kapas, cengkih.

Pada sistem pengairan, pertanian lahan kering, kondisi topogragfi


memegang peranan cukup penting dalam penyediaan air, serta
menentukan cara dan fasilitas pengairan. Sumber – sumber air biasanya
berada pada bagian yang paling rendah, sehingga air perlu dinaikkan
terlebih dahulu agar pendistribusiannya merata dengan baik. Oleh karena
itu, pengairan pada lahan kering dapat berhasil dan efektif pada wilayah
yang datar datar – berombak.

b. Persawahan

Sawah adalah pertanian yang dilaksanakan di tanah yang basah atau


dengan pengairan. Bersawah merupakan cara bertani yang lebih baik
daripada cara yang lain, bahkan merupakan cara yang sempurna karena
tanah dipersiapkan lebih dahulu, yaitu dengan dibajak, diairi secara
teratur, dan dipupuk.

Sawah bukan baru dapat berasal dari lahan kering yang digenangi
atau lahan basah yang dijadikan sawah. Hara N, P, K, Ca, dan Mg
merupakan pembatas pertumbuhan dan hasil padi pada lahan sawah
bukaan baru. Hara N, P dan K merupakan pembatas pertumbuhan dan
hasil padi pada ultisol.

Lahan untuk sawah bukan baru umumnya mempunyai status


kesuburan tanah yang rendah dan sangat rendah. Tanah-tanah di daerah
bahan induknya volkan tetapi umumnya volkan tua dengan
perkembangan lanjut, oleh sebab itu miskin hara, dengan kejenuhan basa

14
rendah bahkan sangat rendah.Kandungan bahan organik, hara N, P, K
dan KTK umumnya rendah.

Padi (oryza sativa l) tumbuh baik di daerah tropis maupun sub-


tropis. Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi
lahan tempat penanaman sangat penting.Oleh karena air menggenang
terus- menerus maka tanah sawah harus memiliki kemampuan menahan
air yang tinggi, seperti tanah yang lempung.

c. Agriforestri (hutan tanaman)

Praktek agrikultur dengan intensitas rendah seperti perladangan


berpindah, pekarangan tradisional, talun, rotasi lahan, menyisakan
banyak proses ekosistem alami dan komposisi tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme. Sistem dengan intensitas tinggi, termasuk perkebunan
modern yang seragam dan peternakan besar, mungkin merubah
ekosistem secara keseluruhan sehingga sedikit sekali biota dan
keistimewaan bentang alam sebelumnya yang tersisa.

d. Kebun/pekarangan campuran

Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan


sebuah bangunan.Tanah ini dapat diplester, dipakai untuk berkebun,
ditanami bunga atau terkadang memiliki kolam. Pekarangan bisa berada
di depan, di belakang, disamping sebuah bangunan, tergantung besar sisa
tanah yang tersedia setelah dipakai untuk bangunan utamanya.

Lahan pekarangan beserta isinya merupakan satu kesatuan


kehidupan yang saling menguntungkan.Sebagian dari tanaman
dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan sebagian lagi untuk manusia,
sedangkan kotoran ternak digunakan sebagai pupuk kandang untuk
menyuburkan tanah pekarnagn. Dengan demikian, hubungan antara

15
tanah, tanaman, hewan piaraan, ikan dan manusia sebagai unit-unit di
pekarangan merupakan satu kesatuan terpadu.

16
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ekosistem merupakan kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya
yang membentuk hubungan timbal balik yang meliputi semua komponen
biotik dan abiotik secara alami, sedangkan agroekosistem merupakan
ekosistem hasil rekayasa manusia yang sengaja dilakukan untuk kepentingan
pertanian, agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
Komponen penyusun ekosistem dan agroekosistem tentu saja sama,
yaitu tersusun oleh komponen abiotik seperti suhu, cahaya, air, kelembaban,
udara, garam-garam mineral dan tanah, juga komponen biotik yang
merupakan seluruh makhluk hidup yang ada pada ekosistem tersebut.
Ekosistem dan agroekosistem memiliki tipe yang bermacam-macam.
Pada ekosistem dibagi menjadi dua ekosistem besar yaitu ekosistem darat dan
ekosistem air. Sedangkan agroekosistem dibagi berdasarkanjenis sampai
varietas yang ditanam, kondisi lahan dan penggunaan lahan

17
DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’an dan Terjemahnya. 2019. Riyadh: Darussalam.


Aryulina, Dyah. 2004. Biologi I. Jakarta: Erlangga
Campbell, Neil A. 2002. Biologi Jilid III. Jakarta: Erlangga
Chandra, Budiman. 2017. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC
Damayanti, astrid. 2013. Analisis Zone Agroekologi Untuk Strategi Pengelolaan
Das Berkelanjutan. Jurnal geografi. Vol 5 no 1
Hendayana, rachmat, dkk.2018. model inovasi,pertanian bio industry. Bogor:
global media publikasi
Hey, Leonie and Suzzane Holloway. 2015. Oxford Advanced Learner’s
Dictionary. Ninth Edition. United Kingdom: Oxford University
Press.
Karyono. 2000. Conflict Between agricultureal Development and Biological
Diversity. Bionatura 2 (2)
Kimball, John W. 2000. Biologi Jilid III. Jakarta: Erlangga
Lakitan, B. 1997. Ekologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Nurhamiyawan, E.N.L., Prihandono, B., dan Helmi. 2013. Analisis Dinamika
Model Kompetisi Dua Populasi yang Hidup Bersama Dititik
Keseimbangan Tidak Terdefinisi. Bimaster 2(3): 197-204
Parikesit, J. Kusmoro, M. Nurzaman. 1998. Variabilitas Jenis Tanaman Budidaya
dan Tumbuhan Nin Budidaya Pada Ekosistem Binaan ( Studi kasus di
wangisagara, kab. Bandung). Bandung : Universitas Padjajaran
Rahardjanto. 2001. Ekologi Tumbuhan. Malang: UMM
Reijntjes, Coen. 1997. Pertanian Masa Depan: Pengantar untuk Pertanian
Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Edisi Pertama.
Diterjemahkan oleh Y. Sukoco, SS. Yogyakarta: Kanisius
Syamsuri, Istamar. 2004. biologi. Jakarta: Erlangga
Waluyo, Joko, dkk. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: UNEJ
Webster, Noah. 2019. The Merriam-Webster Dictionary. USA : William Collin
Publisher
www.litbang.pertanian.go.id diakses pada September 2019

18
Zainuddin, A.M. 1982. Penuntun Kegiatan Dalam Biologi Dengan Metode
Inquiry. Jakarta: Sastra Hudaya

19

Anda mungkin juga menyukai