Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ekologi tanaman
Disusun Oleh:
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Ekologi Tanaman ini.
Dalam penyusunan Makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Salamet
Ginandjar, Ir., MM., M.Kom. selaku dosen Ekologi Tanaman yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1. Definisi Ekosistem dan Agroekosistem...........................................................................3
2.2. Nomena............................................................................................................................3
2.3. Ekosistem........................................................................................................................3
2.4. Agroekosistem...............................................................................................................11
BAB III...........................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bumi adalah rumah (ekologi) bagi makhluk hidup. Makhluk hidup perlu
melakukan adaptasi untuk hidup di bumi ini, sehingga terjadilah interaksi.
Interaksi yang terjadi meliputi faktor biotik dan abiotik. Makluk hidup terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik (mikroorganisme).
Dalam pertanian dilakukan suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem
buatan guna medapatkan produksi yang optimal seperiti yang diharapkan, banyak
hal yang perlu diperhatikan dalam bertani, diantaranya adalah aktor-aktor yang
mempengaruhi dan teknik tepat untuk bertani. Untuk mengetahuinya tentu saja
kita harus mengetahui dan memahami sifat dan kejadian apa saja yang terjadi baik
pada tanaman itu sendiri maupun pada lingkungan sekitarnya. Pertanian bukanlah
suatu gangguan terhadap ekosistem melainkan suatu rekayasa ekosistem
(agroekosistem) berdasarkan ilmu pengetahuan (agroekologi) yang berorientasi
pada penggunaan input eksternal minimal untuk menghasilkan nilai tambah
maksimal dengan dampak minimal terhadap kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan. (Rachmat, 2018)
Agroekosistem dapat diartikan sebagai suatu unit yang tersusun oleh semua
organisme di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan kondisi
lingkungan dan lingkungan yang telah dimodifikasi manusia lebih lanjut, yaitu
pertanian, industri, tempat rekreasi, dan aktifitas sosial manusia
yang lainnya. Atau agroekosistem adalah manusia dengan sengaja merubah
ekosistem alami dimana ia merupakan bagiannya, dengan menciptakan suatu
ekosistem baru yang khusus dibuat untuk kepentingan pertanian.
1
3. apa saja macam-macam ekosistem dan agro ekosistem?
1.3. Tujuan
1. Tujuan apa pengertian ekosistem dan agroekosistem?
2. Apa saja komponen ekosistem dan agroekosistem?
3. apa saja macam-macam ekosistem dan agro ekosistem?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Nomena
Q.S Al-A’raf : 56
ِِ ِ ض بع َد إِص اَل ِحها و ْادع وه خوفًا وطَمع ا ۚ إِ َّن رمْح ت اللَّ ِه قَ ِر ِ
ني
َ يب م َن الْ ُم ْحس ن
ٌ ََ َ ً َ َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ ْ َ ِ َواَل ُت ْفس ُدوا يِف اأْل َْر
Artinya : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan)
dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.
(Q.S. Al-A’raf : 56) (Al-Qur’an, 2019)
3
2.3. Ekosistem
A. Pengertian Ekosistem
4
B. Komponen Ekosistem
1. Komponen biotik.
5
Produsen adalah semua organisme yang berklorofil. Produsen meliputi
organisme bersel satu seperti ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku
dan tumbuhan biji. Karena memiliki klorofil produsen mampu mengubah
zat anorganik dengan pertolongan cahaya sehingga disebut sebagai makhluk
hidup autotrof. Dengan demikian produsen dapat menyediakan bahan
makanan bagi makhluk hidup lain. Konsumen seperti manusia, hewan dan
tumbuhan lain yang tidak berklorofil tidak mampu memproduksi zat organik
dari zat anorganik. Zat organik yang diperlakukannya berasal dari produsen
atau hewan lain.
6
mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang
dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah
bakteri dan jamur.
Makhluk hidup yang tidak mampu menyusun zat organik sendiri disebut
sebagai heterotrof. Oleh karena itu hewan dan tumbuhan yang tidak
berklorofil mendapatkan zat organik dari organisme lain maka di dalam
ekosistem organisme tersebut berfungsi sebagai pemakan atau konsumen.
Pengurai atau dekomposer adalah organisme heterotrof yang menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan
yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk
pengurai ini adalah bakteri dan jamur. Dalam suatu ekosistem akan terjadi
proses makan memakan atau yang biasa disebut dengan rantai makanan
(Syamsuri, 2014).
2. Komponen Abiotik
1) Suhu
Suhu atau temperatur adalah derajat energi panas. Sumber utama energi
panas adalah radiasi matahari. Suhu merupakan komponen abiotik di udara,
tanah dan air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap makhluk hidup, berkaitan
dengan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.
2) Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari.
Cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis
7
panjang gelombang, intensitas cahaya dan lama penyinaran cahaya matahari
dengan panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis.
3) Air
Air merupakan faktor abiotik yang sangat penting untuk menunjang suatu
kehidupan. Semua sel dan jaringan terdiri atas air. Air merupakan media
pelarut zat-zat yang dibutuhkan dan media pengangkut dalam tubuh hewan
dan tumbuhan. Air juga merupakan suatu bentuk habitat bagi makhluk
hidup, seperti: danau, sungai, dan laut. Air sangat mempengaruhi proses
kehidupan.
4) Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah.
Kelembaban di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan
kelembaban di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembaban
diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena
penguapan. Kelembaban yang diperlukan setiap makhluk hidup berbeda-
beda.
5) Udara
Udara merupakan komponen abiotik yang sangat diperlukan makhluk
hidup. Hewan dan manusia menggunakan oksigen yang terdapat di udara
untuk bernapas dan mengeluarkan karbondioksida ke udara. Sedangkan,
tumbuhan mengambil karbondioksida dari udara untuk proses fotosintesis
dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen ini
dilepaskan ke udara untuk digunakan oleh semua makhluk hidup. Dengan
demikian, terjadilah perputaran zat yang berlangsung terus menerus.
Peristiwa ini menunjukkan adanya saling keter-gantungan dan saling
membutuhkan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
6) Garam-garam mineral
Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen. Fosfat, sulfur, kalsium
dan natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan
air.
8
7) Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau
lumut dan pembusukan bahan organik. Tanah memiliki sifat, tekstur dan
kandungan garam mineral tertentu. Di dalam tanah terdapat zat hara yang
merupakan mineral penting untuk mempertahankan proses di dalam tubuh,
terutama bagi tumbuhan. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme
yang hidup di dalamnya berbeda.
Ekosistem yang ada sekarang ini merupakan hasil trial and error dalam
koevolusi selama jutaan tahun dari keanekaragaman spesies yang tidak terhitung
jumlahnya. Dalam proses itu, spesies yang tidak mampu bertahan akan punah
mungkin karena tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi iklim, rentan terhadap
serangan hama atau penyakit, tidak mampu mendapatkan makanan dan energi
yang cukup atau kalah bersaing dengan spesies lain yang lebih efisien. Ekosistem
terus mengalami perubahan bersamaan dengan berlangsungnya proses seleksi
alam ini (Coen Reijntjes, 1997).
C. Macam-macam ekosistem
9
1. Ekosistem Darat
1) Bioma Gurun
Bioma gurun terdapat di daerah tropis. Ciri-ciri bioma gurun adalah
gersang, memiliki curah hujan rendah, serta terdapat tumbuhan xerofita
seperti kaktus yang tahan terhadap keadaan kurang air. Kaktus ini memiliki
akar yang panjang di dalam tanah untuk mencari sumber air.
2) Bioma Padang Rumput
Ciri-ciri bioma padang rumput adalah hujan turun tidak teratur, curah
hujan sekitar 250–500 mm per tahun. Keadaan hujan yang tidak teratur ini
menyebabkan penyerapan air dan aliran air tidak baik, sehingga tumbuhan
susah menyerap air. Jenis-jenis tumbuhan (flora) yang ada di padang rumput
adalah tumbuhan herba dan rumput.
3) Bioma Hutan Basah
Bioma hutan basah memiliki suhu yang cukup tinggi karena intensitas
cahaya yang cukup tinggi. Ciri-ciri bioma hutan basah adalah
memiliki bermacam-macam tumbuhan seperti pohon mahoni, pohon jati,
pohon damar,rotan, dan anggrek yang menempel pada pohon.
4) Bioma Taiga
Daerah bioma taiga terdapat di belahan bumi utara dan di pegunungan
daerah topis. Ciri-ciri bioma taiga adalah perbedaan antara musim panas
danmusim dingin sangat mencolok. Pada saat musim panas suhu udara
sangat panas. Sebaliknya, jika musim dingin suhu udara sangat rendah.
Biasanya bioma taiga tersusun atas satu spesies khas seperti pinus atau
konifer.
10
5) Bioma Tundra
Tundra artinya dataran tanpa pohon, yang ada hanyalah jenis rumput
danlumut kerak. Ciri-ciri bioma tundra adalah terdapat lumut kerak,
tumbuhankayu yang pendek, dan rumput.
2. Ekosistem Perairan
2.4. Agroekosistem
A. Pengertian Agroekosistem
11
oleh karena itu, agar ekosistem dapat dikatakan sebagai suatu kesatuan dari sistem
pertanian, sosial, ekonomi dan ekologi yang dibatasi oleh faktor biofisik dan
sosial ekonomi
B. Komponen Agroekosistem
Komponen Abiotik
Komponen Biotik
C. Macam-macam Agroekosistem
1. Berdasarkan jenis sampai varietas tanaman yang ditanam, diantaranya:
12
Monokultur, yaitu satu jenis atau satu varietas tanaman saja yang ditanam
dalam agroekosistem.
Polikultur, yaitu penanaman lebih dari satu jenis atau varietas tanaman
dalam satu kawasan agroekosistem. Meliputi: tumpang sari (Multiple
cropping), tanam lajur (Intercropping) dan tanam bergilir lebih dari satu
jenis atau varietas tanaman (alleycropping).
2. Berdasarkan Kondisi Lahan
a. Lahan kering
b. Lahan basah
c. Gambut
d. Rawa
Lahan rawa adalah lahan yang tergenang secara terus menerus akibat
drainase buruk. Lahan rawa di bagi menjadi dua, yaitu rawa lebak dan
rawa pasang surut. Lahan rawa pasang surut merupakan lahan yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
13
Perkebunan merupakan usaha penanaman tumbuhan secara teratur
sesuai dengan ilmu pertanian dan mengutamakan tanaman perdagangan.
Perkebunan penting bagi bahan ekspor dan bahan industri. Jenis-jenis
tanaman perkebunan khususnya di Indonesia antara lain karet, kelapa
sawit, kopi, teh, tembakau, tebu, kelapa, cokelat, kina, kapas, cengkih.
b. Persawahan
Sawah bukan baru dapat berasal dari lahan kering yang digenangi
atau lahan basah yang dijadikan sawah. Hara N, P, K, Ca, dan Mg
merupakan pembatas pertumbuhan dan hasil padi pada lahan sawah
bukaan baru. Hara N, P dan K merupakan pembatas pertumbuhan dan
hasil padi pada ultisol.
14
rendah bahkan sangat rendah.Kandungan bahan organik, hara N, P, K
dan KTK umumnya rendah.
d. Kebun/pekarangan campuran
15
tanah, tanaman, hewan piaraan, ikan dan manusia sebagai unit-unit di
pekarangan merupakan satu kesatuan terpadu.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ekosistem merupakan kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya
yang membentuk hubungan timbal balik yang meliputi semua komponen
biotik dan abiotik secara alami, sedangkan agroekosistem merupakan
ekosistem hasil rekayasa manusia yang sengaja dilakukan untuk kepentingan
pertanian, agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
Komponen penyusun ekosistem dan agroekosistem tentu saja sama,
yaitu tersusun oleh komponen abiotik seperti suhu, cahaya, air, kelembaban,
udara, garam-garam mineral dan tanah, juga komponen biotik yang
merupakan seluruh makhluk hidup yang ada pada ekosistem tersebut.
Ekosistem dan agroekosistem memiliki tipe yang bermacam-macam.
Pada ekosistem dibagi menjadi dua ekosistem besar yaitu ekosistem darat dan
ekosistem air. Sedangkan agroekosistem dibagi berdasarkanjenis sampai
varietas yang ditanam, kondisi lahan dan penggunaan lahan
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Zainuddin, A.M. 1982. Penuntun Kegiatan Dalam Biologi Dengan Metode
Inquiry. Jakarta: Sastra Hudaya
19