Anda di halaman 1dari 14

STUDI LITERATUR

“PENCIRIAN, KONSEP SIFAT DALAM TAKSONOMI”

Dosen Pengampu : Wina Dyah Puspita Sari.,S.Si.,M.Si

Kelompok 3 :

1. Dion Martua Manalu (4203351004) 7. Ratih Pramuditha (4203151025)

2. Kintan Anisyah (4201151006) 8. Murna Sari Br Sembiring (4203151044)

3. Khairunnisa (4202151004) 9. Sri Ulina Purba (4203351007)

4. Lia Al-Hasanah (4202451005) 10. Sovranita Rasbina Sinulingga (4203351025)

5. Dainang Sicilia Elisabeth (4203151006) 11. Emiya Salsalina br Surbakti (4203351032)

6. Natasya Zendrato (4203151018)

Kelas : Pendidikan IPA A 2020

PROGAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berisikan materi tentang “PENCIRIAN, KONSEP SIFAT DALAM TAKSONOMI”. Kami tentu
menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki sehing a makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan arahan termasuk ibu Wina Dyah Puspita
Sari.,S.Si.,M.Si, selaku dosen mata kuliah Taksonomi Tumbuhan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya.

Kritik dan saran yang positif akan senantiasa kami harapkan dalam perbaikan makalah kami di
kemudian hari. Akhir harapan penyusun semoga hasil dari makalah ini dapat berguna
bagipenyusun khususnya dan umumnya bagi para pembaca.

Medan 02 September 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Latar Belakang Ciri diartikan sebagai wujud yang merupakan pernyataan (ekspresi) sifat
yang dapat diukur, dihitung atau diberi penilaian lain. Hampir semua kegiatan botani sistematik
melibatkan sifat dan ciri tumbuhan beserta variasinya. Sifat dan ciri inilah yang memungkinkan
orang menggambarkan konsep dan mengenal sesuatu takson. Sifat secara umum dapat diartikan
sebagai petanda yang mengacu pada bentuk, susunan atau kelakuan tumbuhan yang dapat
digunakan untuk membandingkan, mendeterminasi, menginterpretasi atau memisahkan suatu
tumbuhan dari yang lainnya.

Pernyataan atau keadaan variasi sifat disebut ciri suatu sifat. Sifat secara umum diartikan
sebagai pertanda atau candra yang mengacu kepada bentuk, susunan, tingkah laku yang
digunakan untuk membandingkan, mendeterminasi, menginterpretasi dan memisahkan antara
organisme satu dengan organisme lainnya. Sifat sering dibedakan dengan ciri. Ciri lebih
ditekankan kepada ekspresi dari suatu sifat. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan
klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin
dicapai dengan pengklasifikasian itu. Organisme .

Yang sama dengan pemilihan sifat yang berbeda dapat mengakibatkan hasil versi
klasifikasi yang berbeda pula. Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti
taksonomi untuk memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Sifat-sifat yang dipakai
sebagai bukti taksonomi dalam mendeterminasi, mencirikan dan menggolongkan jenis-jenis
tumbuhan dapat berasal dari seluruh bagian dan dari semua fase serta proses pertumbuhan
tumbuhan itu. Taksonomi merupakan sintesis biologi karena dapat menyatukan semua data yang
di hasilkan oleh cabang-cabang ilmu biologi yang lain sebagi data baku kegiatannya.

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui definisi dan macam-macam Pencirian Taksonomi

2. Mengetahui definisi dan konsep sifat Taksonomi

3. Mengetahui sumber Bukti Taksonomi Tumbuhan

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui definisi dan macam-macam Pencirian Taksonomi Tumbuhan

2. Dapat mengetahui definisi dan konsep sifat Taksonomi Tumbuhan

3. Dapat mengetahui sumber Bukti Taksonomi Tumbuhan


BAB II

PEMBAHASAN
PENCIRIAN, KONSEP SIFAT DALAM TAKSONOMI

A. Pencirian Taksonomi

Hampir semua kegiatan botani sistematik melibatkan sifat dan ciri tumbuhan beserta variasinya.
Sifat dan ciri inilah yang memungkinkan orang menggambarkan konsep dan mengenal sesuatu
takson. kegiatan taksonomi mencakup tentang :

1. Dasar-dasar pencirian

2. Tata cara pengenalan dan hukum-hukum penamaan

3. Asas-asas pengaturan tumbuhan dalam golongan atau kesatuan kelasnya secara ideal.

Ciri didefinisikan sebagai wujud yang merupakan pernyataan (ekspresi) sifat yang dapat diukur,
dihitung atau diberi penilaian lain. Hampir semua kegiatan botani sistematik melibatkan sifat dan
ciri tumbuhan beserta variasinya. Sifat dan ciri inilah yang memungkinkan orang
menggambarkan konsep dan mengenal sesuatu takson. Sifat secara umum dapat diartikan
sebagai petanda yang mengacu pada bentuk, susunan atau kelakuan tumbuhan yang dapat
digunakan untuk membandingkan, mendeterminasi, menginterpretasi atau memisahkan suatu
tumbuhan dari yang lainnya. Pernyataan atau keadaan variasi sifat disebut ciri suatu sifat. Contoh
sifat: tinggi pohon, pinggir daun. Tinggi pohon 5m, pinggir daun rata, beringgit, merupakan ciri
daripada sifat tinggi pohon dan pinggir daun itu.

Sedangkan Sifat secara umum didefinisikan sebagai petanda atau candra yang mengacu kepada
bentuk, susunan, tingkah laku yang digunakan untuk membandingkan, mendeterminasi,
menginterpretasi dan memisahkan antara organisme satu dengan organisme lainnya. Sifat sering
dibedakan dengan ciri. Ciri lebih ditekankan kepada ekspresi dari suatu sifat. Sifat-sifat yang
dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan
klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Organisme yang sama
dengan pemilihan sifat yang berbeda dapat mengakibatkan hasil versi klasifikasi yang berbeda
pula.

• Azas-azas taksonomi

1. Pencirian dan identifikasi

2. Penamaan

3. Penggolongan
4. Mengamati jalannya evolusi

• Kegunaan Sifat

Sifat memiliki manfaat atau kegunaan, kegunaan sifat dalam taksonomi tumbuhan adalah:

1. Sebagai bahan untuk menyusun deskripsi tumbuhan.

2. Sebagai bahan untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan tertentu.

3. Sebagai bahan untuk pembatasan suatu taksa.

4. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun klasifikasi tumbuhan

B. Macam Sifat Taksonomi

1. Sifat kuantitatif dan Sifat Kualitatif

Sifat taksonomi kuantitatif adalah sifat yang cirinya yang dapat dinilai secara langsung dengan
cara menghitung atau mengukur, dan dinyatakan dalam angka. Contohnya: lebar daun, panjang
perbungaan yang dinyatakan dalam cm atau jumlah benang sari, jumlah lembar mahkota bunga
yang dinyatakan dalam angka. Sifat kualitatif digambarkan dengan bentuk dan dideskripsikan
bukan dalam angka. Contohnya: duduk daun berhadapan, berseling, buah buni atau buah kotak.

2. Sifat Analisis dan sintesis

Sifat analisis adalah sifat yang digunakan untuk identitas, pencirian dan batas takson. Sifat
sintesis adalah sifat yang terdapat secara serba sama dan luas merata pada seluruh anggota suatu
takson bertingkat lebih tinggi. Sifat sitesis merupakan sifat alami yang konstan yang tidak serupa
dengan sifat analisis yang disediakan untuk pengakuan suatu kelompok yang dalam
penggunaannya untuk menyatukan kelompok-kelompok kecil menjadi kelompok yang tinggi
tingkatannya.

3. Sifat Mikro Dan Sifat Makro

Sifat ini diacu berdasarkan perspektif skala agak benar sebenarnya dari keadaan dan kadang juga
pada tipe metode mendapatkan data, misalnya dengan menggunakan TEM atau SEM,
kromatografi, elektroforesis, dan sebagainya.

4. Sifat Biologik

Sifat biologik mempunya sifat yang jelas atau peranan penting dalam organisme. Sifat ini dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu sifat fungsional (yang berkaitan erat dengan beberapa fungsi khusus),
sifat “ epharmonic” yang nampaknya berhubungan dengan cara hidup tumbuhan dan sifat adaktif
(variasi sesuai dengan kondisi lingkungan luar/eksternal).
5. Sifat baik dan sifat tidak baik untuk taksonomi

Sifat yang baik untuk taksonomi memiliki persyaratan yaitu :

1) Bukan sifat yang memiliki variabilitas genetika interinsik tinggi.

2) Sifat yang tidak mudah mengalami perubahan oleh modifikasi lingkungan sederhana.

3) Menunjukkan konsistensi, yaitu sesuai dengan korelasi dari sifat-sifat yang ada dalam suatu
system alam klasifikasi yang disusun.

6. Sifat Filetik

Sifat filetik merupakan suatu sifat yang pertama-tama diduga menunjukkan informasi tentang
filogeni dari golongan dan akhirnya berhubungan dengan perkembangan sifat.

7. Sifat Kladistik

Sifat kladistik yaitu merupakan sifat yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan asal
evolusinya.

8. Sifat Fenetik

Fenetik adalah suatu studi yang mengklasifikasikan berbagai macam organisme berdasarkan
kesamaan atau kemiripan morfologi dan sifat lainnya yang bisa diobservasi tidak tergantung
pada asal evolusi organisme bersangkutan. (Sudarsono, 2005)

LANGKAH-LANGKAH IDENTIFIKASI TUMBUHAN

Proses mengidentifikasi tumbuhan bertujuan untuk mengetahui identitas dari tumbuhan yang
belum diketahui. Identifikasi dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yakni mendeskripsikan
tumbuhan dan menggunakan daftar kemungkinan. Tumbuhan yang akan diidentifikasi harus
dideskripsikan semua bagian morfologinya. Penggunaan referensi harus mencakup semua
kemungkinan yang akan terjadi dalam proses identifikasi. Tumbuhan asli ataupun tumbuhan
naturalisasi dan flora daerah dapat pula digunakan dalam proses identifikasi tumbuhan yang
belum diketahui. Ada berapa metode untuk mengidentifikasikan tumbuhan diantaranya:

a) Kunci Taksonomi

Kunci taksonomi dapat diartikan sebagai perangkat identifikasi yang terdiri dari daftar
kemungkinan yang mampu menyempit pada suatu keputusan akhir. Kunci taksonomi biasanya
membagi kelompok yang lebih besar menjadi lebih kecil, natural (monofiletik) sub kelompok.
Kunci taksonomi terlihat sebagai metode identifikasi yang paling praktis digunakan, namun cara
ini harus dianggap sebagai panduan bukan sebagai metode yang mudah

b) Membandingkan Spesimen
Tumbuhan yang didapatkan akan dibandingkan dengan awetan kering (herbarium). Metode ini
dinilai efektif dalam mengetahui jenis tumbuhan karena objek dapat dibandingkan secara nyata.

c) Menulis Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan akan lebih mudah dikenali dengan mengetahui secara detail ciri. Salah satu cara yakni
dengan mendeskripsikan ciri-ciri dari tumbuhan secara detail. Deskripsi akan mempermudah
dalam membedakan antara tumbuhan yang sudah diketahui dengan yang belum diketahui.

d) Membandingkan Gambar

Mengidentifikasi tumbuhan dengan cara membandingkan objek dengan gambar atau ilustrasi.
Metode ini memiliki kelemahan pada sumber gambar yang digunakan sebagai pembanding.

e) Pendapat Lembaga atau Ahli

Apabila dari beberapa metode belum dapat teridentifikasi, maka metode lain yakni dengan
meminta pendapat orang yang dianggap berkompeten. Metode ini memerlukan waktu yang lama
dan biaya dalam jasa identifikasi tumbuhan tersebut. Lembaga atau ahli yang menguasai semua
literatur akan lebih akurat dalam mengidentifikasi tumbuhan. (Gitleman, 2014)

C. SUMBER BUKTI TAKSONOMI


Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi untuk
memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Sifat-sifat yang dipakai sebagai bukti taksonomi
dalam mendeterminasi, mencirikan dan menggolongkan jenis-jenis tumbuhan dapat berasal dari
seluruh bagian dan dari semua fase serta proses pertumbuhan tumbuhan itu.
Berikut ini akan diungkapkan beberapa cabang biologi yang dapat dijadikan sebagai
sumber bukti taksonomi:
1. Morfologi
Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah diamati dan praktis
digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap pada data morfologi adalah
organgeneratif→ bunga dan buah. Data morfologi berupa organ vegetatif yang sering dipakai
antara lain: habit, akar banir, penyebaran bulu pada bagian-bagian tumbuhan. Data morfologi
sering menunjukkan cara-cara tumbuhan tersebut mengadaptasikan diri dengan lingkungannya
danevolusinya.
Penggunaan: Melastomataceae ditentukan berdasarkan bentuk morfologi daunnya
Cucurbitaceae ditentukan berdasarkan sulurnya.
Ciri-ciri morfologi berfaedah besar, bahkan pada pengamatan spesimen-spesimen herbarium,
ciri-ciri ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk menyusun klasifikasi. Di lain
pihak, ciri-ciri mikroskopis atau ciri endomorfik sering kali tidak terdapat pada beberapa
golongan tertentu. Meskipun demikian, bukan berarti ciri-ciri lainnya tidak dapat digunakan
sebagai dasar penyusunan klasifikasi.
Banyak ciri-ciri morfologi yang penting ternyata diabaikan, baik dari sifat negatifnya maupun
sifat generatif. Ciri-ciri ini biasanya :
a. Sulit dilihat (misal kelenjar madu, lodicula, tangkai benang sari)
b. Sulit dibuat koleksi (misal pangkal daun dari suku palmae)
Ciri-ciri vegetatif yang mempunyai nilai taksonomi antara lain :
 Perawakan (habitus)
Perawakan ini berhubungan dengan tanda-tanda seperti ukuran, percabangan, persebaran,
kerapatan, bentuk, ukuran serta tekstur daun, sistem perakaran, cara perkembangbiakan,
serta kehidupan dan periodisitas.
 
 Organ-organ dalam tanah
Bagian tumbuhan yang berada dibawah tanah sering kali memberikan ciri-ciri berharga
untuk pemisahan taksonomi, tetapi sering kali tidak mendapat perhatian.
 
 
 Daun
Bentuk daun seringkali memberikan variasi yang luas mulai dari pangkal daun sampai
ujung daun, khususnya tunas dari berbagai pohonana yang berbeda jenisnya. Ptiksis yaitu
cara penggulungan atau pelipatan organ-organ yang berdiri sendiri seperti daun atau
petala pada waktu kuncup. Sifat-sifat ptiksis ini dapat sebagai bukti taksonomi pada
takson tertentu seperti marga Primula, suku Rosaceae.
 
2. Embriologi
Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk memecahkan
masalah taksonomi.Data tersebut berasal dari beberapa sumber baik yang berkaitan dengan
struktur maupun proses, seperti: kepala sari, gametofit jantan, gametofit betina, bakal biji,
pembuahan, endosperma, kulit biji, apomiksis dan poliembrio. Pembagian utama Dikotil dan
Monokotil didasarkan pada satu sifat embrio (lembaga), tapi untuk taksa rendah masih jarang
digunakan.
Individu dalam marga atau suku mungkin dicirikan dengan tipe embrionya, dan tanda ini
mungkin dapat dipakai untuk menentukan pembatasan taksonomi dan kekerabatan alami. Data-
data embriologis yang digabungkan dengan ciri-ciri anatomi dan morfologis, dapat digunakan
dalam membuat klasifikasi yang lebih baik.
 
3. Anatomi
Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau kekerabatan secara
filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk mendeterminasi kayu-kayu
ekonomis.Beberapa contoh pemakaian data anatomi dalam taksonomi:
 Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat dengan tidak
adanyapembuluh tapis; sifat ini juga dimiliki Gymnospermae dan Pteridophyta.
 Susunan sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap untuk marga atau di atasnya.
 Kerapatan stomata bisa membantu sampai jenis
 Anatomi bunga; adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski bunga tereduksi,
sehinggaorang dapat membuktikan adanya bekas-bekas mahkota pada Fagaceae,
sehingga memperkuat dugaan bahwa suku tersebut dan sebangsanya mempunyai bunga
yang tidak primitif.
Data anatomi antara lain dapat dipergunakan untuk tujuan praktis, misalnya identifikasi,
penggolongan atau mempelajari arah filogenetik dan tingkat kekerabatan. Peranan anatomi
perbandingan batang dalam taksonomi antara lain:
1.  Mempunyai nilai untuk pengenalan dan untuk menentukan kekerabatan dan arah evolusi
spesialisasi
2. Sebagai ciri-ciri identifikasi, sifat-sifat anatomis mungkin dapat dipergunakan pada
semua tingkat taksonomi, tetapi pada tingkat jenis dan di atas tingkat suku dalam
Angiospermae cenderung kurang dapat dipercaya.
3. Di atas tingkat suku pada Angiospermae, heterogenitas struktur anatomis mengingatkan
asal “polyphyletic”
4. Kriteria endomorfik tidak mempunyai nilai yang sama pada seluruh taksa
5. Faktor-faktor lingkungan dapat menyebabkan variasi pada sifat-sifat anatomis
6. Sistematik anatomi dalam pendekatan taksonomi melengkapi eksomorfologi
7. Persamaan ciri-ciri anatomi dapat timbul melalui evolusi searah dan evolusi menyebar

4. Palinologi
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi sumberr
taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah jumlah dan
letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta
bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas untuk jenis, marga atau suku.
Ciri-ciri utama butir polen yang mempunyai nilai taksonomi adalah jumlah dan posisi alur,
jumlah, posisi dan kekompleksan apertura serta bentuk pahatan eksin. Tipe butir polen pada
Angiospermae ada 2 tipe poko yaitu :
 Monocolpate : butir polen yang dilengkapi suatu alur tunggal yang terdapat pada satu sisi
butir polen yang jauh dari titik hubungan setrad.
 Trocolpate : butir polen dengan tiga alur meridional. Rangkaian spesialisasi diawali dari
monocolpate maupun tricolpate kemudian mencapai puncaknya pada acolpate (tanpa
alur) dan pancolpate (beralur banyak).

5. Sitologi
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut semua
aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada kromosom dan
berbagai atributnya. Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu:
jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil kariotipe (keadaan kromosom
pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi ukuran panjang
kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit.
 Ukuran kromosom mantap untuk jenis
 Jumlah kromosom semua individu yang tergolong satu jenis itu umumnya sama, kecuali
dalam beberapa jenis tertentu. Secara garis besar terdapat tiga macam jumlah kromosom:
1)      Sama untuk seluruh anggota golongan, misalnya Pinus  seluruh jenisnya mempunyai n =
12
2)      Kelipatan jumlah kromosom sehingga terjadi deret poliploidi pada anggota suatu
golongan tumbuhan, misalnya Taraxacum (Compositae): 2n = 16, 24, 32, 40, 48,. Dalam deret
ini 8 merupakan jumlah dasar.
3)      Jumlah kromosom tidak beraturan disebut aneuploid, misalnya Brassica: n = 6, 7, 8, 9,atau
10
 
6. Fisiologi
Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-
bukti taksonomi.Musim berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan, penyebaran geografis
penting untuk mempertegas perbedaan jenis-jenis tumbuhan.
Tumbuhan yang tergolong dalam satu jenis dianggap menunjukkan sifat fisiologi yang sama
pula. Tumbuhan yang menunjukkan sifat morfologi yang sama mungkin sifat fisiologisnya
berbeda.
 
7. Fitokimia
 Penggolongan ganggang didasarkan pada pigmen dalam plastidanya serta susunan kimia
 senyawa cadangan makanan.
 Adanya kandungan morfin dalam Papaver
 Cadangan pati, bukti penguat anggota Gramineae
 Kristal kalsium oksalat (rapid): membantu dalam penyusunan klasifikasi Rubiaceae,
Liliaceae dan Compositae serta kekerabatan antara cactaceae dengan anggota
Centrosperma
Cari kimiawi dapat mempunyai nilai taksonomi yang tinggi jika dapat menunjukkan konstan,
tidak menyebar pada seluruh takson secara sama, tidak mudah terpengaruh satu dengan yang
lainnya. Ciri kimiawi dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
  Secara langsung dapat dilihat seperti butiran pati dan rafid
 Berupa hasil tumbuhan seperti alkaloid, flavonoid dan terpenoid
 Serologi dan elektroforesis protein
Substansi kimiawi yang secara langsung dapat dilihat :
1. Butiran-butiran pati
Butiran-butiran pati terdapat di dalam plastisida-plastisida. Butiran-butiran dapat tunggal
atau majemuk, mereka bervariasi dalam bentuk dan sering menunjukkan lapisan.
2. Rafid
Merupakan tungkalan-tungkalan kristal kalsium yang terkandung dalam sel-sel besar
dalam tumbuhan. Tukalan-tukalan kristal kalsium oksalat ini terbatas pada kelompok
tumbuhan tertentu dan mempunyai nilai sebagai bukti hubungan kekerabatan.
 

8. Penyebaran geografis
 Memegang peranan penting dalam menentukan apakah suatu kelompok populasi perlu
 diperlakukan sebagai jenis tersendiri atau cukup sebagai sub spesies, varietas atau forma.
 Erat hubungannya dengan factor ekologi yang menentukan beberapa sifat biologi
 Mempelajari asal usul, sejarah perkembangan dan evolusi takson
 Dengan peta penyebaran, setiap jenis dapat diselidiki daerah paling banyak jumlah jenis
dan paling besar variasi ciri-cirinya yang dianggap sebagai pusat keanekaragaman dan
sering dianggap tempat asal evolusi takson itu.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil studi literature dapat disimpulkan bahwa pencirian, konsep sifat dalam taksonomi
perlu dilakukan agar kita mampu dalam mengklasifikasikan tumbuhan dan mampu
mengetahui penyebaran dari tumbuhan tersebut.

Bukti taksonomi dapat ditemukan dari beberapa cabang ilmu biologi seperti
morfologi,fisiologi,anatomi dan penyebaran geografi.

B. SARAN

Pencirian, konsep sifat dalam taksonomi perlu dilakukan supaya bisa meningkatkan
pemahaman tentang konsep taksonomi serta mengetahui hubungan taksonomi dengan ilmu
biologi serta hubungan nya dengan bidang lain
DAFTAR PUSTAKA

Gitleman, L. (2014). 済 無 No Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward a Media


History of Documents.

Sudarsono. (2005). Taksonomi tumbuhan tinggi. 183.

3gggue.blogspot.com/2012/03/sumber-bukti-taksonomi.

Anda mungkin juga menyukai