Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KAJIAN MANDIRI : LITERASI SAINS & STEM


“Analisis Aspek Kompetensi Literasi Sains”

Dosen Pengampu : Aristo Hardinata, M.Pd.

Kelompok 2:

1. Dinda Sari Br Sitepu (4201151010)


2. Felicia R. Purba (4203151030)
3. Murna Sari Br Sembiring (4203151044)
4. Emiya Salsalina Br Surbakti (4203351032)
5. Lia Al-Hasanah (4202451005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek Kompetensi Literasi
Sains PISA Framework 2018” ini guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Pengembangan Program Pembelajaran IPA dengan baik.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aristo Hardinata, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Program Pembelajaran IPA karena atas
bimbingannya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki sehingga
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang positif akan senantiasa
kami harapkan dalam perbaikan makalah kami di kemudian hari. Harapan kami semoga hasil
dari makalah ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi para pembaca.

Medan, 15 Februari 2023

Tim Penyusun
Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................

C. Tujuan.................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Pengertian Aspek Kompetensi Literasi Sains.....................................................................

B. Indikator Aspek Kompetensi Literasi Sains.......................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................................


A. Kesimpulan.........................................................................................................................

B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Literasi sains merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan pengetahuan


ilmiahnya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sehari-hari berdasarkan bukti dan fakta
yang telah diperoleh. Literasi sains tidak hanya membutuhkan pengetahuan tentang konsep-
konsep dan teori-teori sains tetapi juga pengetahuan tentang prosedur umum dan praktek yang
berkaitan dengan inkuiri ilmiah dan bagaimana hal tersebut memungkinkan kemajuan ilmu
pengetahuan (OECD, 2013). Dengan kata lain, untuk mencapai literasi sains seseorang harus
mempunyai pengetahuan tentang sebagian besar konsepsi dan ide-ide yang membentuk gagasan
dasar ilmiah dan teknologi, bagaimana pengetahuan tersebut dijabarkan, dan pada tingkat mana
pengetahuan tersebut dibenarkan oleh bukti atau penjelasan ilmiah. Literasi sains dianggap
sebagai hasil belajar kunci dalam pendidikan dan merupakan hal yang penting untuk dikuasai
oleh peserta didik),oleh karena itu pendidikan sains sangat berperan dalam mewujudkan
masyarakat yang melek sains. Literasi sains dibedakan dalam tiga dimensi yaitu: konten
(pengetahuan sains), proses (kompetensi sains), dan konteks (aplikasi sains) (PISA, 2000 &
2003).

Dimensi proses mencakup komponen kompetensi sains. Ada tiga fokus penilaian dalam
dimensi proses literasi sains yakni meliputi kegiatan: mengidentifikasi pertanyaan ilmiah,
menjelaskan fenomena secara ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah. Proses kognitif yang
terlibat dalam kompetensi sains antara lain penalaran induktif/deduktif, berpikir kritis dan
terpadu, pengubahan representasi, mengabstraksi eksplanasi berdasarkan data, berfikir dengan
menggunakan model dan menggunakan matematika.

Kompetensi ilmiah yang diukur dalam dimensi proses literasi sains meliputi:
Mengidentifikasi pertanyaan ilmiah berhubungan dengan pertanyaan ilmiah Menjelaskan
fenomena secara ilmiah yaitu kemampuan menjelaskan fenomena secara ilmiah mencakup
kompetensi dalam mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan,
mendeskripsikan fenomena, memprediksi perubahan, pengenalan dan identifikasi deskripsi,
eksplanasi dan prediksi yang sesuai. Menggunakan bukti ilmiah, yaitu kompetensi ini menuntut
peserta didik memaknai temuan ilmiah sebagai bukti untuk suatu kesimpulan. Selain itu juga
menyatakan bukti dan keputusan dengan kata-kata, diagram atau bentuk representasi lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Aspek Kompetensi Literasi Sains?


2. Apa saja indikator Aspek Kompetensi Literasi Sains?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian Aspek Kompetensi Literasi Sains.


2. Untuk mengetahui apa saja indikator Aspek Kompetensi Literasi Sains.

1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aspek Kompetensi Literasi Sains

Aspek kompetensi, biasa disebut pula dengan proses sains merupakan aspek dari
literasi sains yang berarti proses seseorang dalam menjawab suatu pertanyaan atau
memecahkan masalah ilmiah. Aspek kompetensi sains merujuk pada proses mental yang
terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah (Toharudin, et al.
2011). Prioritas penilaian PISA 2012 dalam literasi sains tertuju pada beberapa aspek
kompetensi sains, yaitu: mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah
berdasarkan pengetahuan ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah untuk menarik
kesimpulan.
Serangkaian kompetensi ilmiah ini mencerminkan pandangan bahwa sains
paling baik dilihat sebagai ansambel praktik sosial dan epistemik yang umum di
semua sub bidangnya (National Research Council, 2012 ). Oleh karena itu, semua
kompetensi ini dibingkai sebagai tindakan, menyampaikan apa yang dipahami dan
mampu dilakukan oleh orang yang melek ilmiah.

B. Indikator Aspek Kompetensi Literasi Sains

Untuk membangun kemampuan literasi sains pada diri siswa, yang berlandaskan
pada logika, penalaran dan analisis kritis dan kreatif, maka kompetensi sains yang
diukur dalam kemampuan literasi sains menurut PISA dibagi menjadi tiga indikator,
yaitu :

a) Mengidentifikasi isu isu atau pertanyaan ilmiah


Indikator pertama mengidentifikasi pertanyaan atau isu-isu ilmiah,
pertanyaan ilmiah merupakan suatu pertanyaan yang dalam menjawabnya harus
dilandasi dengan bukti yang ilmiah. Indikator pertama ini, seseorang harus
mampu mengenal dan memahami pertanyaan yang sedang diselidiki secara
ilmiah dalam situasi yang diberikan, menemukan informasi sains dan
mengidentifikasi kata kunci dalam menggali informasi sains, serta mengenal
cara atau pola-pola dasar penyelidikan ilmiah, misalnya hal-hal apa saja yang
ditanyakan, variabel apa saja yang harus diubah-ubah dan dikendalikan, data
tambahan apa yang diperlukan atau prosedur apa yang harus dilakukan agar data
relevan dan dapat dikumpulkan.
Mengidentifikasi isu isu atau pertanyaan ilmiah diperlukan untuk
mengevaluasi laporan temuan dan investigasi ilmiah secara kritis. Itu
2
bergantung pada kemampuan untuk membedakan pertanyaan ilmiah dari
bentuk penyelidikan lain, atau dengan kata lain untuk mengenali pertanyaan
yang dapat diselidiki secara ilmiah. Kompetensi ini membutuhkan
pengetahuan tentang ciri-ciri utama penyelidikan ilmiah, seperti hal-hal apa
yang harus diukur, variabel apa yang harus diubah atau dikendalikan, dan
tindakan apa yang harus diambil agar data yang akurat dan tepat dapat
dikumpulkan. Ini membutuhkan kemampuan untuk mengevaluasi kualitas
data, yang pada gilirannya bergantung pada pengakuan bahwa data tidak
selalu sepenuhnya akurat. Ini juga membutuhkan kompetensi untuk
mengidentifikasi apakah penyelidikan didorong oleh premis teoretis yang
mendasarinya atau, alternatifnya, apakah itu berusaha untuk menentukan
pola yang dapat diidentifikasi.
Orang yang melek ilmiah juga harus mampu mengenali pentingnya
penelitian sebelumnya dalam menilai nilai dari setiap penyelidikan ilmiah
yang diberikan. Selain itu, siswa perlu memahami pentingnya
mengembangkan disposisi skeptis terhadap semua laporan media dalam
sains, menyadari bahwa semua penelitian didasarkan pada penelitian
sebelumnya, bahwa temuan dari setiap penelitian selalu tunduk pada
ketidakpastian, dan bahwa penelitian tersebut mungkin bias oleh sumber
pendanaannya. Kompetensi ini menuntut siswa untuk memiliki pengetahuan
prosedural dan epistemik tetapi juga dapat memanfaatkan pengetahuan
konten mereka tentang sains.
b) Menjelaskan fenomena secara ilmiah
Indikator kedua, menjelaskan fenomena secara ilmiah, yang perlu
diperhatikan ialah kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan sains
dalam situasi yang telah diberikan, mendeskripsikan peristiwa yang terjadi,
memprediksi perubahan, dan mampu dalam mengidentifikasi informasi dan
penjelasan yang relevan, serta menjelaskan dan memperkirakan hasil yang
sesuai.
Menjelaskan fenomena secara ilmiah menuntut siswa untuk
mengingat kembali konten pengetahuan yang sesuai dalam situasi tertentu
dan menggunakannya untuk menafsirkan dan memberikan penjelasan
tentang fenomena yang diminati. Pengetahuan semacam itu juga dapat
digunakan untuk menghasilkan hipotesis penjelas tentatif untuk fenomena

3
yang diamati atau ketika disajikan dengan data. Orang yang melek ilmiah
diharapkan mampu menggambar model ilmiah standar untuk membangun
representasi sederhana untuk fenomena sehari-hari dan kemudian
menggunakan representasi ini untuk membuat prediksi. Kompetensi ini
mencakup kemampuan untuk mendeskripsikan atau menginterpretasikan
fenomena dan memprediksi kemungkinan perubahan. Selain itu, mungkin
melibatkan mengenali atau mengidentifikasi deskripsi, penjelasan, dan
prediksi yang tepat.

c) Menggunakan bukti ilmiah


Indikator ketiga, menggunakan bukti ilmiah, indikator ini menuntut
seseorang untuk mampu memaknai temuan ilmiah sebagai bukti dalam membuat
suatu kesimpulan, dapat mengidentifikasi bukti, dan mengomunikasikan alasan
dibalik kesimpulan.
Siswa yang dapat menginterpretasikan data dan bukti secara ilmiah
harus mampu menyampaikan makna dari sepotong bukti ilmiah dan
implikasinya kepada khalayak tertentu dengan kata-kata mereka sendiri,
menggunakan diagram atau representasi lain yang sesuai. Kompetensi ini
membutuhkan penggunaan alat matematika untuk menganalisis atau
meringkas data, dan kemampuan untuk menggunakan metode standar untuk
mengubah data menjadi representasi yang berbeda. Kompetensi ini juga
mencakup mengakses informasi ilmiah dan menghasilkan serta
mengevaluasi argumen dan kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah (Kuhn,
2010, Osborne, 2010). Ini mungkin juga melibatkan evaluasi kesimpulan
alternatif dengan menggunakan bukti; memberikan alasan untuk atau
menentang kesimpulan yang diberikan; dan mengidentifikasi asumsi yang
dibuat dalam mencapai kesimpulan. Singkatnya, individu yang melek
ilmiah harus mampu mengidentifikasi hubungan logis atau cacat antara
bukti dan kesimpulan.

4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa Aspek kompetensi


atau proses sains merupakan aspek dari literasi sains yang berarti proses seseorang dalam
menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah ilmiah. Serangkaian kompetensi
ilmiah ini mencerminkan pandangan bahwa sains paling baik dilihat sebagai ansambel
praktik sosial dan epistemik yang umum di semua sub bidangnya (National Research
Council, 2012 ).

Untuk membangun kemampuan literasi sains pada diri siswa, yang berlandaskan pada
logika, penalaran dan analisis kritis dan kreatif, maka kompetensi sains yang diukur dalam
kemampuan literasi sains menurut PISA dibagi menjadi tiga indikator, yaitu :

a) Mengidentifikasi isu isu atau pertanyaan ilmiah.

b) Menjelaskan fenomena secara ilmiah.

c) Menggunakan bukti ilmiah.

B. Saran

Sesungguhnya dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, maka


diharapkan kepada para pembaca dapat memberikan saran maupun kritik agar penulis dapat
memperbaikinya pada tugas berikutnya

DAFTAR PUSTAKA

Kuhn, D. (2010), “Pengajaran dan pembelajaran sains sebagai argumen”, Pendidikan


Sains, Vol. 94/5, hlm. 810-824, http://dx.doi.org/10.1002/sce.20395.

National Research Council (2012), A Framework for K-12 Science Education: Practices,
Konsep Lintas Bidang, dan Gagasan Inti, The National Academies Press,
Washington, DC, https://doi.org/ 10.17226/13165.

OCDE-Organisation for Economic Co-operation and Development. (2019). PISA 2018:


Assessment and Analytical Framework.

5
Osborne, J. (2010), “Berdebat untuk Belajar dalam Sains: Peran Kolaboratif, Kritis
Wacana”, Sains, Vol. 328/5977, hlm. 463-466,
http://dx.doi.org/10.1126/science.1183944.

Rini, C. P., Hartantri, S. D., & Amaliyah, A. (2021). Analisis kemampuan literasi sains pada
aspek kompetensi mahasiswa PGSD FKIP universitas muhammadiyah
Tangerang. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, 6(2), 166-179.

Wulandari, N. (2016). Analisis kemampuan literasi sains pada aspek pengetahuan dan
kompetensi sains siswa smp pada materi kalor. Edusains, 8(1), 66-73.

Anda mungkin juga menyukai