Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH EVOLUSI

“MEKANISME EVOLUSI DI ALAM”


Dosen Pengampu :
Azza Nuzullah Putri S. Pd., M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Anggi Rosa Anjelika (160384205062)


2. Dewi Fitriani (160384205014)
3. Yulianti (160384205028)
4. Rosyanti Sitorus (150384205019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG – KEPULAUAN RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur hanyalah untuk Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Mekanisme Evolusi di Alam”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
terdapat banyak kesalahan dalam penulisan maupun kata.Penulis memohon maaf
dan juga bimbingan semua pihak semoga kedepannya menjadi lebih baik. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Teman-teman yang telah memberikan kontribusi besar dalam
menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Azza Nuzullah Putri S. Pd., M. Pd. selaku dosen matakuliah Evolusi

Dalam penulisan makalah ini, kami berharap semua pihak yang membaca dapat
menarik hikmah dan kebaikannya.

Tanjungpinang, Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Mekanisme Evolusi di Alam...............................................................................................5
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Evolusi di Alam..............................................................16
BAB III PENUTUP...................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................17
DAFTARPUSTAKA…………....……………………........................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam waktu yang
sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur
tubuhnya. Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk
hidup jaman dahulu. Nenek moyang makhluk hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya
(mungkin) berbeda mengalami perubahan-perubahan baik struktur maupun genetis dalam
waktu yang sangat lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan
akhirnyamenghasilkan berbagai macam spesies yang ada sekarang. Jadi tumbuhan dan hewan
yang ada sekarang bukanlah makhluk hidup yang pertamakali berada di bumi, tetapi berasal
dari makhluk hidup di masa lampau. Ada dua macam evolusi, yaitu evolusi progressif dan
evolusi regressif. Evolusi progressif merupakan proses evolusi yang menuju kemungkinan
dapat bertahan hidup sehingga menghasilkan spesies baru. Evolusi regressif merupakan
evolusi menuju kemungkinan mengalami kepunahan. Charles Darwin dianggap sebagai
pencetus teori evolusi sekalipun telah banyak ahli sebelum Darwin yang mengemukakan
gagasannya mengenai evolusi, antara lain Anaximander, Empeclodes, Erasmus Darwin,
Count de Buffon, dan Lamarck. Hal itu disebabkan karena dalam mengemukakan
pendapatnya Darwin menyertakan bukti dan alasan yang dapat diterima di dunia ilmiah. Di
dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak kembar
sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu
spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar
individu dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan
yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh
berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat. Seleksi yang dilakukan bertahun-
tahun terhadap suatu spesies akan menyebabkan munculnya spesies baru yang berbeda
dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi
yang menuju ke arah terbentuknya spesies baru.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mekanisme evolusi di alam ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi mekanisme evolusi di alam ?

1.3 Tujuan Masalah

1. untuk mengetahui dan memahami mekanisme evolusi di alam.


2. untuk mengetahui dan memahami faktor – faktor mekanisme evolusi di alam.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mekanisme Evolusi di Alam

Secara umum, evolusi diartikan sebagai suatu perubahan dalam kurun waktu yang
lama dan berlangsung secara bertahap (sedikit demi sedikit) sesuai dengan perkembangan
zaman. Perubahan ini terkait dengan perubahan struktur dan fungsi dari makhluk hidup dari
sederhana menjadi lebih kompleks dan bervariasi. Perubahan ini ada yang bersifat progresif
(perubahan dari kondisi sederhana ke kondisi yang lebih kompleks/maju) dan retrogresif
(perubahan yang menuju kepunahan/mati). Proses evolusi dapat terjadi karena adanya seleksi
alam dan variasi genetik sehingga akan memunculkan sifat-sifat baru yang akan diwariskan
pada keturunanya. Adanya seleksi alam mengharuskan semua makhluk hidup berjuang untuk
bertahap hidup. Dalam upaya agar dapat lolos seleksi alam, setiap makhluk hidup dapat
mengalami perubahan baik secara morfologis, fisologis, dan tingkah laku.

2.2 Faktor – Faktor Mekanisme Evolusi di Alam

Berikut faktor-faktor yang berperan dalam mekanisme evolusi, meliputi:


1. Reproduksi seksual
Adanya kemampuan reproduksi secara seksual pada setiap individu akan menghasilkan
keturunan yang dapat berbeda dengan induknya. Hal ini dipengaruhi oleh penggabungan
kromosom yang terjadi secara acak antara dua sel gamet pada tahap meiosis. Sehingga
memberi peluang dihasilkannya keturunan yang viabilitasnya tinggi dan berpengaruh
terhadap evolusi populasi. Perkawinan yang tidak acak akan mengakibatkan terbentuknya
gen resesif pada keturunan karena alel yang cenderung disukai akan mendominasi dalam
populasi.
2.Mutasi

5
Bagaimana peristiwa mutasi dapat menyebabkan terjadinya evolusi? Setiap sel makhluk
hidup dapat mengalami mutasi setiap saat, tetapi tidak semua mutasi dapat diwariskan pada
keturunannya. Mutasi yang terjadi pada sel soma (sel tubuh) tidak akan diwariskan. Setelah
individu yang mengalami mutasi meninggal maka mutasi yang terjadi juga akan menghilang
bersamanya. Sementara itu, mutasi yang terjadi pada sel-sel kelamin akan diwariskan pada
keturunannya. Adanya bahan- bahan mutagen dalam gonad dapat menyebabkan terjadinya
mutasi pada sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum). Dengan demikian,
gen yang bermutasi akan selalu ada dalam setiap sel keturunan.
Setiap spesies makhluk hidup memiliki sifat genotip dan fenotip (fisik) yang berbeda.
Gen-gen yang menentukan fenotip individu tersimpan di kromosom dalam nukleus. Gen-gen
sendiri tersusun dalam DNA (asam deoksiribonukleat). Sementara itu, DNA disusun oleh
nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen, gula deoksiribosa, dan fosfat. Perubahan yang
terjadi pada susunan kimia DNA dapat mengakibatkan perubahan sifat individu. Perubahan
ini disebut mutasi gen.
Mutasi gen yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar mempunyai 2 sifat, yaitu
1. Jarang terjadi, sebab tidak setiap rekombinasi gen menyebabkan mutasi
2. Kebanyakan tidak menguntungkan

Sekalipun demikian
 Mutasi ini tetap merupakan salah satu mekanisme evolusi yang sangat penting,
termasuk dalam hal pembentukkan species baru dengan sifat-sifat yang lebih baik.
 Jadi jika mutasi kita tinjau selama periode evolusi dari suatu species, maka tetap
akan mendapatkan angka mutasi yang besar.

Hal ini terjadi karena:


1. Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen
2. Setiap individu mampu menghasilkan beribu-ribu bahkan berjuta-juta gamet
dalam satu generasi
3. Jumlah generasi yang dihasilkan oleh suatu species selama kurun waktu species
itu ada banyak sekali.
Mutasi dapat terjadi ketika kelahiran atau kemunculan gen-gen untuk kepik
coklat sehingga merubah proporsi statistic kelompok kepik-kepik ini. Dengan
semakin banyaknya kepik hijau atau semakin sedikitnya kelahiran kepik coklat maka
proporsi statistic berubah. Dan mekanisme ini bias saja karena mutasi.
Penyebab Mutasi bisa dua hal yaitu karena kesalahan mengkopigen, dan
karena faktor dari luar karena radioaktif. Ini yang selalu diwanti-wanti kalau ada
radiasi nuklir yang ditakutkan akanterjadi mutasi genetic.

1. Angka laju mutasi

Angka laju mutasi merupakan angka yang menunjukkanbanyaknya gen yang


bermutasi dari seluruh gamet yangdihasilkan oleh satu individu suatu spesies. Angka
laju mutas isuatu spesies biasanya sangat rendah, yaitu rata-rata 1 :100.000. Hal ini
berarti pada setiap 100.000 gamet terdapat satugen yang bermutasi. Meskipun angka
laju mutasi sangat kecil,namun tetap menjadi salah satu mekanisme evolusi
yangpenting. Alasannya : (1) setiap gamet dapat mengandung beribu-ribu gen; (2)
setiap individu mampu menghasilkan ribuan bahkan jutaan gamet; dan (3) jumlah tiap
generasi dalam suatu populasiindividu sangat banyak.
Umumnya mutasi bersifat merugikan. Peluang terjadinya mutasiyang
menguntungkan hanya sekitar 1 : 1.000, yang berarti padasetiap 1.000 kali mutasi,
hanya ada satu mutasi yangmenguntungkan. Meskipun peluang mutasi yang
menguntungkankecil, namun karena jumlah generasi selama populasi spesiestersebut
hidup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan juga besar.
Mutasi dikatakan menguntungkan kalau mutasi:
a. menghasilkan spesies yang adaptif dan
b. Menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (dayahidup) dan viabilitas
(kelangsungan hidup) yang tinggi.
Sebaliknya, mutasi dikatakan merugikan bila mutasi:
a. Menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal(mematikan),
b. Menghasilkan spesies yang tidak adaptif, dan
c. Menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas rendah.
Mutasi yang menyebabkan timbulnya alel letal, misalnya alel letalyang
bersifat resesif. Pengaruh gen letal resesif ini hanya tampakbila berada dalam keadaan
homozigot, namun tidak tampak padakeadaan heterozigot. Gen resesif ini akan tetap
ada dalampopulasi dan seleksi alam hanya akan bekerja pada individu-individu yang
homozigot.Perbandingan frekuensi (penyebaran) alel dominan yang non letaldan alel
resesif yang letal dapat diketahui dengan menghitungfrekuensi alel populasinya. Atau,
perbandingan frekuensi genotiphomozigot terhadap frekuensi genotip heterozigot
pada gen nonletal maupun gen letalnya dapat diketahui dengan menghitungfrekuensi
gen (genotip) populasinya.

Sebagai contoh data sebagai berikut:


~ Angka laju mutasi per gen = 1 : 100.000
~ Jumlah gen dalam satu individu yang mampu bermutasi = 1000
~ Perbandingan mutasi yang menguntungkan dengan mutasi yang merugikan = 1 :
1000
~ Jumlah populasi setiap generasi = 200 juta
~ Jumlah generasi selama species itu ada = 5000
Pertanyaan yang muncul adalah berapakah kemungkinan terjadinya mutasi
yangmenguntungkan selama species itu ada?
Jawab: Jumlah mutasi gen yang menguntungkan yang mungkin terjadi
adalah:~ Pada satu individu:= 1/100.000 x 1000 x 1/1000 = 1/100.000~ Pada tiap
generasi:1/100.000 x 200.000.000 = 2000~ Selama species itu ada (5000
generasi)2000 x 5000 = 10.000.000
Jadi terbukti, sekalipun mutasi tersebut jarang terjadi dan mutasi yang
menguntungkan sangat kecil kemungkinannya, tetapi jika ditinjau selama periode
evolusi suatu species maka kemungkinan terjadinya mutasi yang adaptif akan tetap
besar.Ada tiga fakta penting yang muncul pada peristiwa mutasi, yaitu:
1. Mutasi muncul secara spontan dan tidak di arahkan oleh alam
2. Mutasi dapat terjadi lagi pada mutan
3. Mutasi pada umumnya merugikan organisme yangmengalaminya.
2. Frekuensi alel dan frekuensi gen (genotip) populasi.

Frekuensi alel merupakan perbandingan alel satu dengan alel yang lainnya
untuk suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbolkan dengan satu huruf
misalnya A, a) dalam suatu populasi. Sebaliknya, frekuensi gen merupakan
perbandingan gensatu dengan gen yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat tertentu
(biasanya disimbulkan dengan dua huruf misalnya AA,Aa, aa) dalam suatu populasi.
Setiap populasi mempunyai genepool masing-masing. Gene pool populasi merupakan
total seluruh (kumpulan gen) di dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu.Gene
pool terdiri dari seluruh alel pada seluruh lokus gen pada seluruh individu dari
populasi. Pada spesies yang diploid, masing-masing lokusnya diwakilkan dua kali
dalam genom suatu individu,yang mungkin homozigot atau heterozigot untuk lokus-
lokus yanghomolog. Jika seluruh anggota suatu populasi homozigot untukalel yang
sama, maka alel tersebut dikatakan sebagai alel yangtetap dalam gene pool. Namun
biasanya ada dua alel atau lebihuntuk tiap gen, masing-masing mempunyai suatu
frekuensirelative (proporsi) tersendiri dalam gene pool.

Korban radiasi nuklir


Sebagian besar mutasi bersifat merugikan karena mutasi dapat mengubah atau merusak
posisi nukleotida-nukleotida yang menyusun DNA. Perubahan-perubahan akibat mutasi
banyak menyebabkan kematian, cacat, dan abnormalitas, seperti yang dialami penduduk
Hiroshima, Nagasaki, dan Chernobyl. Kadang-kadang mutasi pada sel kelamin dapat
mengakibatkan timbulnya sifat baru yang menguntungkan. Bila sifat baru tersebut dapat
beradaptasi dengan lingkungannya maka individu tersebut akan terus hidup dan mewariskan
mutasi yang dialaminya kepada keturunannya. Berdasarkan anggapan bahwa terdapat mutasi
yang menguntungkan, muncullah teori Evolusi baru yaitu Teori Evolusi Sintetis Modern.
6
Pada intinya teori ini memasukkan konsep mutasi pada teori Seleksi Alam Darwin. Oleh
karena itu, teori ini juga dikenal sebagai Neodarwinisme. Teori ini berkembang pada 1930–
1940. Jika mutasi selalu terjadi pada sel kelamin dari generasi ke generasi dapat
menyebabkan susunan gen dalam kromosom generasi pendahulu sangat berbeda dengan
generasi berikutnya. Peristiwa itu memungkinkan timbulnya individu atau spesies baru yang
sangat berbeda dengan generasi pendahulunya.

Menurut pendapat beberapa ilmuwan (evolusionis), perubahan pada struktur kromosom yang
bersifat menguntungkan akan mengakibatkan munculnya spesies baru. Kemunculan spesies
baru yang lebih baik ini tergantung dari angka laju mutasi. Angka laju mutasi adalah angka
yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi yang dihasilkan oleh suatu individu dari suatu
spesies. Besarnya angka laju mutasi sebuah alel gen sebesar 1–10 untuk setiap 100.000
pembelahan sel.

A. Macam mutasi

Ada beberapa macam mutasi atas dasar sudut pandang tertentu . hal-hal berikut ini
menunjukkan beberapa macam mutasi berdasarkan atas berbagai sudut pandang.

1). Berdasarkan tempat terjadinya

 Mutasi kecil( point mutation)

Mutasi kecil adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul (ADN)gen. Lokus
gen sendiri tetap. Mutasi jenis ini yang menimbulkan perubahan alel. Mutasi gen diartikan
sebagai suatu perubahan fisiokimiawi gen. Perubahan fisiokimiawi gen yang terjadi antara
lain dapat berupa perubahan atau pergantian pasangan basa. Misalnya pasangan A-T diganti
menjadi G-C: peristiwa semacam ini antara lain disebabkan karena terjadi satu basa purin

7
ataupun pirimidin oleh senyawa lain yang analog semacam zaguanin atau bromouracil C-G.
Sebagai akibat peristiwa lain.

 Mutasi besar (gross mutation)

Mutasi besar adalah perubahan yang terjadi pada stuktur dari kromosom . Istilah khusus
mutasi kromosom yakni aberasi. Sehingga untuk selanjutnya istilah aberasi dipakai untuk
mutasi kromosom , sedangkan istilah mutasi khusus untuk mutasi gen saja.

2). Berdasarkan macam sel yang mengalami mutasi

 Mutasi somatis (mutasi vegetatif)

Mutasi somatis adalah mutasi yang terjadi pada sel soma . bila perubahan sel somatis
demikian besar , sel-sel dapat mati . dan kalau dapat bertahan hidup memiliki kelainan atau
tak berfungsi secara normal. Bila sel somatis tidak tidak meliputi daerah yang luas, yang
kurang penting, tidak membahayakan . tetapi bila meliputi daerah yang luas atau alat yang
amat penting dapat membahayakan bahkan dapat mematikan.

Bila perubahan sel itu terjadi ketiak sel somatis sedang giat membelah seperti dalam
embrio dapat mengakibatkan karakter abnormal waktu lahir , tetapi tidak diturunkan kepada
generasi berikutnya . makin muda jaringan yang mengalami perubahan genetis makin luas
akibat abnormalan yang ditimbulkannya sebliknya makin dewasa jaringan itu ketika
mengalami keabnormalan dan dapt ditolerir.

8
Dalam bidang pertanian mutasi vegetatif banyak dipakai untuk meninggikan produksi
dan mutu, seperti terhadap apel . anggur dan jeruk. Dibuat perubahan induksi pada suatu
cabang pohon dewasa (misalnya dengan colchicine). Lalu cabang distek atau dicangkok , dan
dibiakkan secara vegetatif pula. Sedangkan secara alamiah perubahan vegetatif pada
tumbuhan dapat menimbulkan beraneka warna (belang) pada endosperm (biji), daun dan
mahkota bunga. Misalnya pada ercis dan bunga pukul 4.

 Mutasi germinal (mutasi gametis/ generatif)

Mutasi germinal adalah mutasi yang terjadi sel germinal (terdapat didalam gonad). Hal
ini terjadi terdapat pada mahkluk hidup bersel banyak dan bukan yang bersel satu. Atau
strukturnya yang lebih sederhana. Bila perubahan berlangsung pada gamet. maka akibat yang
ditimbulkan begitu hebat dan gamet pun segera mati. Kadang menyebabkan gamet tidak
mampu melakukan pembuahan dengan wajar. Oleh karena itu tak diteruskan pada
keturunananya. Tetapi bila perubahan tidak begitu hebat dan gamet dapat melakukan
pembuahan, terjadi generasi baru yang menerima peruahan bahan genetik tersebut.

Bila gonad terkena langsung radiasi atau diberi bahan kimia seperti gas murtad, maka
kemungkinan besar mengalami perubahan genetis pada gamet . namun kalau radiasi terjadi
pad bagian tubuh yang lain, bukan langsung ke gonad, suatu saat gonad menerima akibat
radiasi secara tidak langsung itu. Bila radiasi menimbulkan ionisasi berantai pada jaringan
dan akhirnya mencapai inti sel gamet.

Makin dekat bagian tubuh yang kena radiasi ke gonad, makin besar kemungkinan
gamet menerima perubahan genetis . sebaliknya semakin jauh bagian tubuh yang kena radiasi
dari gonad ,makin kecil kemungkinan gamet menerima perubahan genetik itu.

3). Berdasarkan faktor penyebab mutasi

 Mutasi alami (spontan)

Mutasi alam adalah mutasi yang terjadi secara alami (tanpa dibuat dan disengaja
manusia). Penyebab dari mutasi alamiah antara lain:

 Sinar kosmos
 Batuan radioaktif

9
 Sinar ultraviolet matahari
 Sesuatu yang tidak jelas dalam metabolisme sehingga terjdi kekeliruan dalam sintesis
bahan genetik. Dan
 Radiasi ionisasi internal dari bahan radioaktif yang mungkin terkandung dalam
jaringan (lewat makanan atau minuman yang terkena pencemaran zat radioaktif

Sinar kosmos berasl dari angkasa luar, meradiasi bumi dengan partikel (butiran)
berenergi tinggi, yakni proton, positron, (bagian jumlah perubahan spontan).

 Mutasi buatan

Mutasi spontanmerupakan mutasi yang sengaja dibuat oleh manusia, yang biasa
diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Misalnya dibidang budidaya, perakitan bibit dan
lain-lain. Usaha- usaha manusia dalam perubahan genetik dalam bentuk bahan makanan
antara lain:

 Pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis, terapi, deteksi, sterelisasi dan


pengawetan bahan makanan.
 Penggunaan senjata nuklir
 Roket, televisi, reaktor yang menggunakan bahan bakar radioaktif.

Mutasi buatan tidak selalu berakibat buruk. Banyak sekali jasa bahan radioaktif
terhadap kesejahteraan hidup manusia. Terutama mengembangkan keturunan baru tanaman.
Perubahan mutasi buatan yang dilakukan pada gandum, buncis, tomat, ternyata dapat
meningkatkan mutunya. banyak tanaman panen (padi jagung gandum) yang dikembangkan
sehingga tahan terhadap suatu jenis hama.

4). Berdasarkan jumlah faktor keturunan

 Mutasi bertahap(mutasi mikro)

Mutasi mikro adalah mutasi yang terjadi atas satu atau sekelompok kecil faktor keturunan.

 Mutasi lompatan (mutasi makro)

Mutasi makro merupakan mutasi yang terjadi atas sejumlah besar atau mungkin seluruh
faktor keturunan.

10
Dalam ruang lingkup mekanisme evolusi, terdapat dua macam pendapat tentang
dampak perubahan yang efektif supaya evolusi mahkluk hidup dapat berlangsung, pendapat
pertama, mengatakan bahwa penyebab variasi ( penyebab perubahan) yang lebih efektif
adalah perubahan bertahap. Dalam kurun waktu yang cukup lama sedikit demi sedikit akan
terjadi akumulasi demikian banyak variasi yang mengarah pada timbulnya kelompok-
kelompok baru( yang ditinjau dari sudut tinjauan tingkat takson tertentu mungkin sudah
berbeda dengan sebelumnya). Dalam hubungan dengan ini dikataka bahwa mutasi lompatan,
skala perubahan adalah demikian besar sehingga turunan yang mewarisi banyak ciri yang
sekaligus berubah, relatif tidak beradaptasi. Pendapat kedua mengatakan bahwa penyebab
variasi yang efektif adalah mutasi lompatan : dikatan bahwa yang terjadi karena mutasi
bertahap tidak dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru (spesiasi). Namun
demikian, dari pendapat tersebut yang paling banyak dianut adalah pendapat yang pertama.

5). Berdasarkan manfaat bagi individu ataupopulasi yang mengalami

 Mutasi yang merugikan

Mutasi yang merugikan adalah mutasi yang berakibat timbulnya ciri dan kemampuan
yang kurang atau tidak adaptip pada individu (populasi)

 Mutasi yang menguntungkan

Mutasi yang menguntungkan adalah mutasi yang berakibat timbulnya ciri dan
kemampuan yang semakin adaptip pada individu (populasi), diantara kedua mutasi itu, yang
paling banyak terjadi adalah mutasi yang merugikan: akan tetapi dalam ruang lingkup
mekanisme evolusi, dampak perubahan karena mutasi efektif adalah mutasi yang
menguntungkan.

B. Penyebab mutasi

Faktor- faktor yang menjadipenyebab terjadinya mutasi adalah demikian banyak aspek
variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor tersebut dikenal sebagai mutagen. Pada umumnya
faktor- faktor lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi:

11
a). Faktor fisika (radiasi)

Agen mutagenik dari faktor fisika brupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik antara
lain berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar –X, partikel beta,
pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai daya ionisasi.

Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif. Suatu zat radioaktif dapat
berubah secara spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang
menimbulkan ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat menembus
bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-sel dan membuat ionisasi molekul zat dalam sel,
sehingga zat- zat itu tidak berfungsi normal atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak
gelombang radio dan panas dari matahari atau api, juga mem,bentuk radiasi, tetapi tidak
merusak.

b). Faktor kimia

Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

 Pestisida

1. DDT, insektisida dipertanian dan rumah tangga.


2. DDVP, insektisida, fumigam, helminteik ternak
3. Aziridine, dipakai pada industri tekstil, kayu dan kertas untuk membasmi lalat
rumah, mutagen pada tawon, mencit, neurospora, E, coli dan bakteriofage T4.
4. TEM, dipakai dalam teskstil dan medis (agen antineoplastik). Membasmi lalat
rumah.mutagen pada mencit dan serangga, jamur, aberasi pada memcit, allium e coli
dan lekosit.
 Industri
1. Formadehid. Zat ini digunakan dalam pabrik resin, tekstil, kertas dan pupuk,
disenfektan benih, dan fungisida, anti pai , anti kusut pada tekstil . banyak dijumpai
pada asap tembakau, asap mobil, mesin serta buangan pabrik tekstil. Mutagen pada
drosophila, neuspora dan E, coli.
2. Glycidol. Zat yang digunakan untuk membuat zat kimia yang lain seperti, eter, ester,
amin untuk farmasi, dan tekstil bersifat antibakteri dan antijamur pada makanan,
mutagen pada drosophila, neuspora, aberasi dan jaringan mencit.

12
3. DEB (butadiene deipoxide), mencegah mikroba, untuk tekstil dan farmasi, mutagen
pada drosophila, neuspora dan E, coli . salmonella, penicillium, lalat rumah ragi,
jagung, tomat dan mamalia. Aberasi pada allium, drosophila dan mamalia.
 Makanan dan minuman
1. Caffein. Banyak didapatkan pada minuman, kopi, teh, cokelat, dan limun yang
mengandung cola. Pada bidang medis untuk antihistamin dan obat pusing,
pengembang pembuluh darah, koroner. Mutagen lemah pada drosophila, mutagen
letal adan aberasi pada bakteri, bakteriofage, dan kultur sel orang,
2. Siklamat dan sikloheksilamin. Banyak dipakai untuk penyedap makanan dan
minuman, aberasi secara invitro pada orang dan tikus.
3. Natriun nitrit dan asam nitrit zat ini digunakan mengawetkan daging, ikan dan
keju, mutagen pada bakteri dan jamurdan virus: menghalangi replikasi ADN.

 Obat

1. Siklofosfamid. Pelawan berbagai jenis tumor. Toragen pada tikus, mutagen pada
drosophila, mencit. Aberasi pada kultur jaringan orang.
2. Metil di-kloro etil amin. Banyak digunakan diklinik. Mutagen pada mencit,
drosophila, aberasi pada Allium.
3. Antibiotik . sebagian berasal dari streptomyces, seperti mitomysin C, azaserine,
streptonigrin, phleomycin. Anti neoplasma. Penghalang replikasi DNA. Mutagen pada
drosophila. Aberasi pada kultur lekosit orang.
4. Aminopterin 4- aminoflic dan methoteraxate. Kedua zat antagonis terhadap asam
folat. Banyak dipakai pengobatan kanker, seperti leukimia, dan choriocarcinoma,
aberasi pada kultur lekosit..

c). Faktor biologi

Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom. Misalnya virus hepatitis
menimbulkan aberasi pada darah dan sumsum tulang. Virus campak, demam kuning, dan
cacar juga dapat menimbulkan aberasi.

13
3.Gene Flow

Gene flow (aliran gen) adalah pertukaran genetic akibat migrasi individu yang subur atau
perpindahan gamet antar populasi. Sebagai contoh suatu populasi yang dekat dengan populasi
bunga liar rekaan kita sepenuhnya terdiri dari individu tumbungan berbunga putih (aa). Angin
badai mungkin meniup serbuk sari dari populasi aa ke populasi bunga liar kita. Dan frekuensi
alel dapat berubah pada generasi berikutnya.Aliran gen cenderung mengurangi perbedaan
antara populasi yang telah terakumulasi akibat seleksi alam atau hanyutan genetic. Jika hal
itu terjadi cukup luas, aliran gen akhirnya dapat menyatukan populasi yang berdekatan
menjadi sebuah populasi tunggal dengan struktur genetic yang sama. Ketika manusia mulai
mampu menjelajahi dunia yang bebas, aliran gen tidak diragukan lagi menjadi suatu
pengantar perubahan mikroevolusi yang penting dalam populasi yang sebelumnya mungkin
sangat terisolir. Aliran gen terjadi ketika terjadinya migrasi dan kawin pada individu di antara
populasi-populasi. Aliran gen ini sangat bergantung pada jumlah individu yang datang dan
seberapa banyak perbedaan genetik individu-individu yang datang bergabung.

4. Genetik Drift

14
Genetic Drift merupakan perubahan acak pada frekuensi gen pada populasi gen yang
disebabkan oleh kematian, migrasi, ataupun isolasi. Genetic drift dapat disebabkan oleh dua
kondisi :
(1) the bottleneck effect, merupakan bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi sehingga
populasi yang tinggal sangat sedikit. Adanya kebakaran hutan, banjir, gempabumi dsb,
dapat mengakibatkan penurunan populasi secara drastis. Bencana seperti gempa bumi,
banjir, dan kebakaran, yang membunuh korban dengan tidak pandang bulu dapat
mengurangi ukuran suatu populasi secara drastis. Hasilnya adalah bahwa susunan genetic
populasi kecil yang selamat dari bencana itu tidak mungkin lagi berupa perwakilan
susunan populasi semula suatu situasi yang dikenal sebagai efek leher botol. Secara
kebetulan, alel-alel tertentu akan terwakili dan beberapa alel kemungkinan bahkan hilang
sama sekali. hanyutan genetic dapat terus menerus mempengaruhi populasi selama
beberapa generasi, sampai populasi itu suatu saat cukup besar sehingga kemungkinan
terjadinya kesalah pengambilan sampel menjadi tidak bermakna lagi.Akibatnya individu-
individu yang selamat, tidak lagi dapat mewakili variasi genetik yang pernah ada, bahkan
mungkin alel dengan sifat tertentu yang khas hilang sama sekali.

Terjadi karena adanya perubahan lingkungan yang drastis sehingga mengurangi


besarnya populasi ,Gene pool pada populasi baru mungkin tidak mencerminkan gene
pool populasi lama.

(2) the founder effect, ketika sejumlah kecil dari organisme berpindah ke suatu tempat
lain.Suatu kelompok kecil individu yang menempati habitat baru yang terpencil yang
tidak berpenghuni, tidak akan mewakili keanekaragaman genetik dari populasi asal yang
ditinggalkan. Keanekaragaman yang dibawa oleh kelompok kecil tersebut akan
menentukan komposisi genetik populasi yang terbentuk, sehingga sering dikatakan bahwa
pada daerah-daerah tersebut terdapat spesies yang endemik (hanya terdapat di daerah
tersebut).

15
5. Seleksi Alam
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang
tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal
hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk
hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Masih jelas teringat di benak kita tentang teori evolusinya yang menceritakan bahwa
awalnya jerapah ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Lalu jerapah yang
berleher panjang lebih mudah menjangkau daun-daun muda yang tempatnya memang lebih
tinggi dibandingkan dengan jerapah berleher pendek. Akhirnya, jerapah berleher panjang
dapat bertahan hidup dan jerapah berleher pendek perlahan-lahan akan punah. Ini yang
disebut Charles Darwin sebagai “Seleksi Alam”.
Contoh seleksi alam lain misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat
biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada
ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat
biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena
ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang
baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap
industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat
beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi
gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun
karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh
pemangsanya.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 evolusi merupakan peristiwa yang sifatnya fleksibel dan terus terjadi mengikuti
perkembangan zaman. Setiap makhluk hidup harus mampu beradaptasi dengan
perubahan lingkungannya sehingga dapat lolos dari seleksi alam dan mampu bertahan
hidup sehingga dapat melakukan rekombinasi seksual untuk melestarikan
keturunannya meskipun sifatnya tidak identik.
 Mutasi merupakan peristiwa yang menyebabkan terjadinya perubahan pada frekuensi
gen, sehingga mempengaruhi fenotipe dan genotipe. Mutasi ini bisa menguntungkan
atau bahkan merugikan.
 Genetic Drift merupakan perubahan acak pada frekuensi gen pada populasi gen yang
disebabkan oleh kematian, migrasi, ataupun isolasi.
 Aliran gen terjadi ketika terjadinya migrasi dan kawin pada individu di antara
populasi-populasi. Aliran gen ini sangat bergantung pada jumlah individu yang datang
dan seberapa banyak perbedaan genetik individu-individu yang datang bergabung.
 Reproduksi seksual, adanya kemampuan reproduksi secara seksual pada setiap
individu akan menghasilkan keturunan yang dapat berbeda dengan induknya.
 Seleksi alam,teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang
mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling
bersaing untuk mempertahankan hidupnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.softilmu.com/2015/11/pengertian-dan-mekanisme-terjadinya-evolusi.htmlPenulis
Rizki Puji Diterbitkan di akses pada tanggal 30 September 2018 pukul 13.45 WIB

http://biologimediacentre.com/evolusi-pemahaman-teori-dan-bukti-evolusi/Dosso Sang Isahi


di akses pada tanggal 02 Oktober 2018 pukul 19.27 WIB

https://maftuhahluluk.wordpress.com/2013/05/09/gene-flow-and-genetic-drift/ lulukbiologi di
akses pada tanggal 02 Oktober 2018 pukul 19.32 WIB
http://mudahbiologi.blogspot.co.id/2015/01/mutasi-gen-dalam-mekanisme-evolusi.html
amanah tigetige di akses pada tanggal 02 Oktober 2018 pukul 20.54 WIB

18

Anda mungkin juga menyukai