MAKALAH
MATA KULIAH FISIOLOGI BIOTA LAUT
disusun oleh :
Manikmayang Annisqois
14051103011
BAB I
PENGERTIAN OSMOREGULASI
BAB II
OSMOREGULASI PADA KRUSTACEA
Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.
Kata Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang
keras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi (Demarjati et
al., 1990 ). Jumlah udang di perairan seluruh dunia diperkirakan sebanyak 343
spesies yang potensial secara komersil. Dari jumlah itu 110 spesies termasuk didalam
famili Penaidae. Udang digolongkan kedalam Filum Arthropoda dan merupakan
Filum terbesar dalam Kingdom Animalia (Fast dan Laster, 1992).
Udang memiliki sistem osmoregulasi yang efisien sehingga mampu beradaptasi
pada salinitas yang luas (5 150 ppt). mampu meregulasi garam dan ion dalam tubuh
baik secara hiper atau hipo-regulasi bergantung pada kondisi salinitas medianya.
Pada salinitas 25 ppt, udang ini bersifat osmoconoformer. Keberlanjutan populasi
udang ini bergantung pada kesuksesan pada setiap fase perkembangan hidup dalam
beradaptasi pada kondisi lingkungan yang tidak konstan. Penelitian Cieluch, et.al.,
(2005) pada Crangon crangon menunjukkan pola regulasi udang ini hampir sama
pada kepiting hijau Carsinus maenas, dimana terjadi pola regulasi osmotik pada tahap
perkembangan larva.
BAB III
OSMOREGULASI PADA MOLUSCA
Pada tubuh keoang/Siput memiliki permukaan tubuh berdaging yang sangat
permeable terhadap air. bila dikeluarkan dari cangkangnya, maka air akan hilang
secepar penguapan air pada seluas permukaan tubuhnya. Semua keoang atau siput
bernapas terutama dengan paru-paru yang terbentuk dari mantel tubuhnya dan
terbuka keluar melalui lubang kecil. Toleransi terhadap air sangat tinggi. Tekanan
osmotic
cairan
internal
bervariasi
secara
luas
tergantung
kandungan
air
lingkungannya. Untuk menghindari kehilangan air yang berlebih, keong atau siput
lebih aktif dimalam hari dan bila kondisi bertambah kering , keoang akan berlindung
dengan membenamkan diri kedalam tanah serta menutup cangkangnya dengan
semacam operculum yang berasal dari lendir yang dikeluarkannya. Banyak keong
darat yang secara rutin mengeluarkan suatu zat yang mengandung nitrogen dalam
bentuk asam urat yang sulit larut dalam air, yang terbukti bahwa ternyata zat ini
meningkat pada beberapa spesies dalam masa kesulitan mendapatkan air. Selama
masa estivasi (tidur musim panas) asam urat ini disimpan dalam ginjal dengan
maksud mengurangi kehilangan air untuk menekskresikan nitrogen tersebut. Banyak
spesies keong yang menyimpan air didalam rongga mantelnya yang rupanya
digunakan pada liungkungan kering.
BAB IV
OSMOREGULASI PADA ASTEROIDEA
Tidak semua organisme osmoregulate. Beberapa hewan laut seperti bintang laut
yang Osmokonformer; cairan tubuh mereka mirip dengan air laut di osmolaritas,
sehingga mereka mendapatkan dan kehilangan air pada tingkat yang sama dan tidak
perlu mengeluarkan air mengusir energi atau garam dari tubuh. Namun, jika mereka
ditempatkan dalam air kurang lebih terkonsentrasi daripada air laut, jaringan mereka
mengecilkan atau membengkak, organel dan membran sel yang rusak, dan mereka
mati. Inilah sebabnya mengapa echinodermata tidak ditemukan di muara, atau muara
sungai di mana segar dan garam bertemu air dan salinitas berfluktuasi sangat.
Osmokonformer yang stenohaline (steno berarti kisaran sempit, dan HAL berarti
garam),
tidak
dapat
mentoleransi
banyak
variasi
salinitas
lingkungan.
BAB V
OSMOREGULASI PADA IKAN
Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat
hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya secara
difusi melalui permukaan tubuh yang semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan
atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam-garam tubuh dan
mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat menyokong fungsifungsi fisiologis secara normal. Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut
sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomerulus dalam jumlah banyak dengan
diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar
tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan
tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan
kemasukan garam-garam. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan minumair laut
BAB VI
OSMOREGULASI PADA LUMBA LUMBA
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan
pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organism hidup. Proses
osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan
lingkungan di sekitarnya.Misalnya pada lumba-lumba osmoregulasinya pada
pemasukan garam yang terlalu banyak yang masuk bersama makanan diatasi dengan
organ ginjal yang sangat efisien yang kepekatannya 3 sampai 4 kali dari cairan
plasmanya.
BAB VII
OSMOREGULASI PADA HIU
Pada Elasmobranchii memiliki masalah berupa pemasukan Na+ yang terlalu
banyak ke dalam tubuhnya ( melalui insang ). Untuk mengatasi masalah tersebut,
elasmobrankhii menggunakan kelenjar khusus, yaitu kelenjar rektal, yang sangat
penting untuk mengeluarkan kelebihan Na+ secara aktif. Kelenjar rektal merupakan
kelenjar khusus yang terbuka ke arah rektum dan menyekresikan cairan yang kaya
NaCl. Masalah lain yang dihadapi elasmobrankhii ialah adanya perolehan air yang
terlalu sedikit. Untuk mengatasinya hewan menghasilkan sedikit urin. Sekalipun
hanya sedikit, urin tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk mengeluarkan kelebihan
NaCl.