Anda di halaman 1dari 9

OSMOREGULASI BIOTA LAUT

MAKALAH
MATA KULIAH FISIOLOGI BIOTA LAUT

disusun oleh :
Manikmayang Annisqois
14051103011

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2016

BAB I
PENGERTIAN OSMOREGULASI

Osmoregulasi adalah sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan


tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan). Organ organ pada
sistem osmoregulasi terdiri dari kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut. Tekanan
osmotik cairan tubuh pada ikan berbeda antara ikan-ikan bertulang sejati (Teleostei)
yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikanikan bertulang rawan (Elasmobranchii) sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga
berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.Sistem Osmoregulasi ialah
sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah)
dengan tekanan osmotik habitat (perairan).Tekanan osmotik adalah tekanan yang
diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul
pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Osmoregulasi secara energik membutuhkan energi yang sangat banyak. Suatu
pergerakan netto air hanya terjadi dalam gradient osmotik.Osmoregulator harus
menghabiskan energi untuk mempertahankan gradien osmotik yang memungkinkan
air untuk masuk dan bergerak keluar. Mereka melakukan hal tersebut dengan cara
memanipulasi kosentrasi zat terlarut dalam cairan tubuhnya. Suplai energi
osmoregulasi terutama bergantung pada seberapa besar perbedaan osmolaritas seekor
hewan dari osmolaritas lingkungannya dan pada seberapa besar kerja transport
membran diperlukan untuk mengangkut zat-zat terlarut secara aktif.

Peranan osmoregulasi dan eksresi adalah:


a) Mengendalikan kandungan ion dalam cairan tubuh, garam berkelakuan
seperti elektrolit lain dan dalam cairan tubuh akanterurai menjadi ion-ion.
b) Mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh, jumlah air dalam
cairan tubuh dan cara pengaturannya merupakan salah satu masalah
c)

fisiologik yang di hadapi oleh mahluk hidup.


Mengatur kadar ion H atau pH cairan tubuh. Osmoregulasi dilakukan
dengan berbagai cara melalui ginjal, kulit, membran mulut. Kebanyakan
hewan menjaga agar kosentrasi cairan tubuhnya tetap lebih tinggi dari
mediumnya (regulasi hiporosmotis) atau lebih rendah dari mediumnya
(regulasi hipoosmotis).

BAB II
OSMOREGULASI PADA KRUSTACEA

Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.
Kata Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang
keras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi (Demarjati et
al., 1990 ). Jumlah udang di perairan seluruh dunia diperkirakan sebanyak 343

spesies yang potensial secara komersil. Dari jumlah itu 110 spesies termasuk didalam
famili Penaidae. Udang digolongkan kedalam Filum Arthropoda dan merupakan
Filum terbesar dalam Kingdom Animalia (Fast dan Laster, 1992).
Udang memiliki sistem osmoregulasi yang efisien sehingga mampu beradaptasi
pada salinitas yang luas (5 150 ppt). mampu meregulasi garam dan ion dalam tubuh
baik secara hiper atau hipo-regulasi bergantung pada kondisi salinitas medianya.
Pada salinitas 25 ppt, udang ini bersifat osmoconoformer. Keberlanjutan populasi
udang ini bergantung pada kesuksesan pada setiap fase perkembangan hidup dalam
beradaptasi pada kondisi lingkungan yang tidak konstan. Penelitian Cieluch, et.al.,
(2005) pada Crangon crangon menunjukkan pola regulasi udang ini hampir sama
pada kepiting hijau Carsinus maenas, dimana terjadi pola regulasi osmotik pada tahap
perkembangan larva.

BAB III
OSMOREGULASI PADA MOLUSCA
Pada tubuh keoang/Siput memiliki permukaan tubuh berdaging yang sangat
permeable terhadap air. bila dikeluarkan dari cangkangnya, maka air akan hilang
secepar penguapan air pada seluas permukaan tubuhnya. Semua keoang atau siput
bernapas terutama dengan paru-paru yang terbentuk dari mantel tubuhnya dan
terbuka keluar melalui lubang kecil. Toleransi terhadap air sangat tinggi. Tekanan
osmotic

cairan

internal

bervariasi

secara

luas

tergantung

kandungan

air

lingkungannya. Untuk menghindari kehilangan air yang berlebih, keong atau siput

lebih aktif dimalam hari dan bila kondisi bertambah kering , keoang akan berlindung
dengan membenamkan diri kedalam tanah serta menutup cangkangnya dengan
semacam operculum yang berasal dari lendir yang dikeluarkannya. Banyak keong
darat yang secara rutin mengeluarkan suatu zat yang mengandung nitrogen dalam
bentuk asam urat yang sulit larut dalam air, yang terbukti bahwa ternyata zat ini
meningkat pada beberapa spesies dalam masa kesulitan mendapatkan air. Selama
masa estivasi (tidur musim panas) asam urat ini disimpan dalam ginjal dengan
maksud mengurangi kehilangan air untuk menekskresikan nitrogen tersebut. Banyak
spesies keong yang menyimpan air didalam rongga mantelnya yang rupanya
digunakan pada liungkungan kering.

BAB IV
OSMOREGULASI PADA ASTEROIDEA
Tidak semua organisme osmoregulate. Beberapa hewan laut seperti bintang laut
yang Osmokonformer; cairan tubuh mereka mirip dengan air laut di osmolaritas,
sehingga mereka mendapatkan dan kehilangan air pada tingkat yang sama dan tidak
perlu mengeluarkan air mengusir energi atau garam dari tubuh. Namun, jika mereka
ditempatkan dalam air kurang lebih terkonsentrasi daripada air laut, jaringan mereka
mengecilkan atau membengkak, organel dan membran sel yang rusak, dan mereka
mati. Inilah sebabnya mengapa echinodermata tidak ditemukan di muara, atau muara
sungai di mana segar dan garam bertemu air dan salinitas berfluktuasi sangat.
Osmokonformer yang stenohaline (steno berarti kisaran sempit, dan HAL berarti

garam),

tidak

dapat

mentoleransi

banyak

variasi

salinitas

lingkungan.

Osmoregulators, di sisi lain, mempertahankan osmolaritas internal yang lebih atau


kurang stabil dengan cara fisiologis.

BAB V
OSMOREGULASI PADA IKAN

Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat
hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya secara
difusi melalui permukaan tubuh yang semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan
atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam-garam tubuh dan
mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat menyokong fungsifungsi fisiologis secara normal. Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut
sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomerulus dalam jumlah banyak dengan
diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar
tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan
tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan
kemasukan garam-garam. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan minumair laut

sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan


meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan
kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik
untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan
air tawar. Tubulus ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomerulus
ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada ikan air tawar

BAB VI
OSMOREGULASI PADA LUMBA LUMBA
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan
pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organism hidup. Proses
osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan
lingkungan di sekitarnya.Misalnya pada lumba-lumba osmoregulasinya pada
pemasukan garam yang terlalu banyak yang masuk bersama makanan diatasi dengan
organ ginjal yang sangat efisien yang kepekatannya 3 sampai 4 kali dari cairan
plasmanya.

BAB VII
OSMOREGULASI PADA HIU
Pada Elasmobranchii memiliki masalah berupa pemasukan Na+ yang terlalu
banyak ke dalam tubuhnya ( melalui insang ). Untuk mengatasi masalah tersebut,
elasmobrankhii menggunakan kelenjar khusus, yaitu kelenjar rektal, yang sangat
penting untuk mengeluarkan kelebihan Na+ secara aktif. Kelenjar rektal merupakan
kelenjar khusus yang terbuka ke arah rektum dan menyekresikan cairan yang kaya
NaCl. Masalah lain yang dihadapi elasmobrankhii ialah adanya perolehan air yang
terlalu sedikit. Untuk mengatasinya hewan menghasilkan sedikit urin. Sekalipun
hanya sedikit, urin tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk mengeluarkan kelebihan
NaCl.

Anda mungkin juga menyukai