Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Tanggal Praktikum : 2 Maret 2023

Fisiologi Veteriner II Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir.


Wasmen Manalu
Minggu ke-6 Kelompok Praktikum : P7.3
Asisten : Shafa Rahma Dini
(B04190079)

PENCERNAAN I

Disusun oleh :

1. Karen Louise Paschalis B0401211001 ( )


2. Anggra Rodri Radipa B0401211012 ( )
3. Anisa Purba B0401211016 ( )
4. Novita Nur Hidayah B0401211018 ( )
5. Geby M. Simanjuntak* B0401211020 ( )

DEPARTEMEN ANATOMI FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI


SEKOLAH KEDOKTERAN HEWAN DAN BIOMEDIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEMESTER GENAP 2022/2023

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap makhluk hidup pasti membutuhkan makanan untuk bertahan hidup,


tumbuh, dan berkembang. Makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak hanya lewat
begitu saja, namun harus melalui proses yang panjang sehingga makanan tersebut
dapat digunakan oleh tubuh. Proses yang panjang tersebut terjadi pada sebuah
sistem dalam tubuh yang disebut sistem pencernaan (Irianto 2004). Sistem
pencernaan merupakan salah satu komponen vital dalam menunjang kehidupan
sebab sistem pencernaan terdiri dari semua organ yang berfungsi untuk mengunyah,
menelan, mencerna, mengabsorpsi makanan serta mengeliminasi makanan yang
tidak dapat dicerna tubuh. Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan serta
kelenjar-kelenjar yang saling berhubungan.
Susunan saluran pencernaan terdiri atas rongga mulut, faring (tekak),
esophagus (kerongkongan), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum minor),
usus besar (intestinum mayor), rektum dan anus. Makanan mengalami proses
pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa
makanan hasil pencernaan (Mulyanti 2014). Selama dalam proses pencernaan,
makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan
oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja
berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai pencerna cairan. Setiap jenis zat
ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan
tidak mempunyai pengaruh pada jenis lainnya (Evelyn 2008). Fungsi utama sistem
pencernaan adalah untuk menyediakan zat nutrisi yang sudah dicerna secara
berkesinambungan untuk selanjutnya didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi
dengan unsur-unsur meliputi air, elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap
oleh tubuh, makanan harus bergerak sepanjang saluran pencernaan (Syarifuddin
2009).
Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam rongga
mulut katak. Rambut getar berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan
mulut dan permukaan dinding cavum oris serta memudahkan proses masuknya
makanan kedalam esophagus. Rambut getar terdapat pada jaringan epitel yang
dapat mengalirkan cairan atau partikel yang dialirkan ke arah epitel bersilia
tersebut (Setiabudi dan Eliyani 2021). Rambut getar terdapat pada saluran
pencernaan dan berfungsi untuk menyalurkan makanan dan cairan dari mulut ke
arah anus (Kurniasih 2018). Kecepatan rambut getar dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh jumlah
atau kepadatan rambut getar. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh suhu.
Selain itu, kadar cairan juga mempengaruhi kecepatan rambut getar. Kadar cairan
yang berkontak dengan lapis mukosa merangsang gerak rambut getar, sehingga
kecepatan akan menurun jika lapis mukosa semakin kering (Sonjaya 2013).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan mempelajari aktivitas rambut getar pada rahang


mulut katak pada pengaruh suhu.

METODE

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sonde penusuk kotak, alat-
alat diseksi, butir-butir gabus, stopwatch, kaca objek, kaca penutup, droppinet,
papan fiksasi katak, jarum-jarum pentul, dan mikroskop. Bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalah katak, larutan Ringer/NaCl fisiologis 0.65%, air 5 °C,
15°C, 25°C, 35°C, 45°C, dan 55°C.

Prosedur Kerja
1. Pengamatan Gerakan Rambut Getar
Katak dimatikan dengan sonde penusuk otak, kemudian seluruh rahang bawah
dibuang menggunakan gunting. Dinding perut katak lalu dibuka sehingga organ
visceral terlihat. Lambung katak dijepit menggunakan pinset kemudian diangkat.
Leher katak kemudian dipotong menggunakan gunting atau skalpel agar tengkorak
terpisah dari punggungnya tanpa mengganggu hubungan antara esofagus dan
lambung dengan kepala. Selanjutnya, lambung dipisahkan dari duodenum,
kemudian kepala katak difiksasi pada papan. Esofagus dan lambung dibuka lalu
difiksasi pada papan. Sebutir gabus yang telah dibasahi NaCl fisiologis diletakkan
pada langit-langit rahang atas di titik A dan dicatat waktunya. Gerakan butir gabus
diamati mulai dari awal (titik A) hingga sampai ke esofagus (titik B) dan dicatat
waktunya. Jarak AB diukur dan ditentukan waktu yang dibutuhkan gabus tersebut
untuk bergerak dari A ke B, kemudian dihitung kecepatan gerak butir gabus
tersebut. Perlakuan tersebut diulang kembali dengan meletakkan butir gabus di titik
C (gerakan CD) dan titik E (gerakan EF). Selanjutnya gerakan AB, CD dan EF
diulang kembali dengan memiringkan papan ke kiri dan ke kanan kemudian
diperhatikan pengaruh kemiringan papan katak terhadap arah gerakan butir gabus.

2. Pengaruh Suhu pada Gerakan Rambut Getar


Preparat didinginkan dengan cara direndam pada larutan Ringer dingin selama
5 menit sampai suhunya menjadi 2-5ᵒC. Preparat dikeluarkan dari larutan Ringer
dingin dan secara cepat butir gabus diletakkan pada titik A (Gambar 3). Lalu
kecepatan gabus bergerak (mm/menit) dari A ke B dihitung. Preparat dikembalikan
ke dalam larutan Ringer selama 2 menit lalu kecepatan gabus bergerak (mm/menit)
dari A ke B dihitung. Lalu diulangi lagi pada suhu 25ᵒC, 35ᵒC, 45ᵒC, 55ᵒC.

3. Gerakan Rambut Getar di Bawah Mikroskop


Selaput lendir rahang atas katak dilepaskan, lalu selaput lendir (rambut
getarnya di bagian bawah) diletakkan di atas kaca objek yang telah dibasahi dengan
larutan NaCl fisiologis / Ringer dan ditutup dengan kaca penutup. Gerakan-gerakan
rambut getar tersebut diamati di bawah mikroskop dengan objektif 10x dan 40x.

HASIL

Tabel 1 Pengaruh berbagai perlakuan pada gerakan rambut getar


No. Perlakuan Kecepatan Gerak Rambut Getar (mm/menit)

Tengah (AB) Kiri (CD) Kanan (EF)

1. Posisi Datar 11 8 9

2. Posisi ke Kiri 10 12 7

3. Posisi ke Kanan 10 8 10

4. Suhu Panas 15 19 18

5. Suhu Dingin 6 9 7

Gambar 1 Gambar gerakan rambut getar


PEMBAHASAN

Rambut-rambut getar pada saluran pernapasan terletak pada batang


tenggorok. Rambut-rambut getar berfungsi menolak debu atau partikel asing yang
masuk bersama udara.
Jika rambut-rambut getar runtuh, maka debu atau partikel asing tidak tersapu. Ini
bisa masuk ke saluran pernapasan, yang membuat pernapasan terganggu. Rambut
getar pada katak terdapat di sepanjang rongga mulut sampai esofagus. Rambut getar
ini bekerja seperti bandul yang bergerak kiri dan ke kanan.
Silia merupakan kumpulan-kumpulan sitoplasma sel berbentuk rambut dan
umumnya dapat bergerak sehingga sering disebut rambut getar. Silia tumbuh dari
suatu struktur yang terletak di bawah membran sel atau badan basal silia. Motilitas
silia ditentukan oleh mikrotubulus dan ditandai oleh dua jenis gerakan yang
berbeda, gerakan cepat disebut propulsive movement atau hentakan awal
sedangkan gerakan lambat disebut return movement atau pergerakan balik. Rambut
getar dari epitel bersilia dapat ditemukan pada saluran pernapasan, saluran
pencernaan, saluran reproduksi, saluran kemih, endokrin, dan sistem saraf (Rivera
2017). Silia di sekitar mulut sebelah atas pada hewan membantu makanan masuk
ke dalam mulut untuk disalurkan ke lambung dan kemudian dicerna. Gerakan
rambut silia ini muncul apabila diberikan rangsangan seperti peletakan partikel
benda asing (Lumenta 2017).
Percobaan mengamati pergerakan rambut getar dan kaitannya dengan posisi
katak. Dalam waktu 1 menit, dilakukan percobaan dengan tiga perlakuan posisi
pada katak. Posisi datar (AB), pada posisi ini katak ditelentangkan sejajar dengan
papan (rata), didapat jarak pergerakan rambut getar yang menggerakan gabus ke
arah abdomen (tengah) sebesar 11mm, ke arah kiri 8mm, dan kanan 9 mm. Posisi
kedua, katak dimiringkan ke arah kiri (CD) dan didapat jarak tengah 10 mm, kiri
12 mm, dan kanan 7 mm. Sebaliknya, ketika katak dimiringkan ke arah kanan (EF),
didapat jarak tengah 10 mm, kiri 8 mm, dan kanan 10 mm. Jika dibandingkan dari
ketiga data posisi katak, jarak tengah (AB) paling panjang, yakni pada posisi datar
karena tidak adanya hambatan gravitasi miring ke kanan atau kiri, pergerakan gabus
mengikuti pergerakan rambut getar yang mengarah dari mulut ke anus. Jarak kiri
(CD) paling panjang jelas ketika katak dimiringkan ke kiri dan jarak kanan (EF)
paling panjang ketika katak dimiringkan ke kanan. Hal ini terjadi akibat gaya
gravitasi yang menarik ke arah pusat gravitasi (bawah) ketika posisi katak
dimiringkan ke masing-masing sisi. Terdapat irama dalam pergerakan rambut getar
sehingga gabus dapat bergerak dari titik mulai hingga menuju ke arah lambung
(Khan et al. 2021)
Percobaan selanjutnya yaitu mengamati pengaruh suhu terhadap gerakan
rambut getar menggunakan larutan ringer dengan suhu dingin. Berdasarkan tabel 1,
didapatkan hasil kecepatan rambut getar yang lebih rendah dibanding sebelumnya.
Dengan kecepatan rambut getar AB (tengah) sebesar 6 mm/menit, CD (kiri) sebesar
9 mm/menit, dan EF (kanan) sebesar 7 mm/menit. Kemudian larutan ringer bersuhu
dingin dibersihkan dan diganti menggunakan larutan ringer suhu ruang agar normal
kembali. Selanjutnya katak ditetesi larutan ringer dengan suhu panas. Berdasarkan
tabel 1, didapatkan hasil kecepatan rambut getar yang lebih tinggi dibanding
sebelumnya. Dengan kecepatan rambut getar AB (tengah) sebesar 15 mm/menit,
CD (kiri) sebesar 19 mm/menit, dan EF (kanan) sebesar 18 mm/menit. Dapat
diamati dari hasil tersebut suhu mempengaruhi kecepatan rambut getar, semakin
tinggi suhu maka semakin cepat pergerakan rambut getar, begitu pula sebaliknya
semakin rendah suhu semakin lambat kecepatan rambut getar. Hal ini tidak sesuai
dengan sitasi yang menyebutkan bahwa laju metabolisme katak yang merupakan
hewan berdarah dingin akan mengikuti suhu dari lingkungan katak tersebut. Dalam
suhu yang dingin seharusnya metabolisme akan meningkat, oleh karena itu butir
gabus berjalan lebih cepat pada saat tubuh bersuhu dingin, jadi metabolisme
tubuhnya akan berjalan lebih cepat pada suhu dingin. Sedangkan pada kondisi suhu
panas butir gabus berjalan semakin lambat seiring dengan meningkatnya suhu
(Hendri 2015).

SIMPULAN

Kecepatan rambut getar pada katak dipengaruhi oleh posisi dan suhu. Pada
perlakuan posisi terdapat sedikit perbedaan kecepatan rambut getar dari tiap rentang
posisi dikarenakan adanya pengaruh gaya gravitasi pada posisi pergerakan dari titik
sehingga kecepatan menjadi lebih cepat dan posisi yang lain akan terjadi penurunan
kecepatan. Pada perlakuan suhu didapatkan hasil bahwa bahwa pergerakan gabus
pada suhu tinggi lebih cepat, dibandingkan pada suhu rendah. Suhu yang tinggi
(optimal) akan meningkatkan energi kinetik sehingga dapat mempercepat kerja
enzim dan energi ATP dalam menggerakkan rambut getar katak

DAFTAR PUSTAKA

Evelyn. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta (ID): Media Pustaka
Utama.

Irianto K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung (ID):


Yramawidjaya.

Khan WU, Imran A, Raja MAZ, Shoaib M, Awan SE, Kausar K, He Y. 2021. A
novel mathematical modeling with solution for movement of fluid through
ciliary caused metachronal waves in a channel. Scientific Reports. 11(1):
20601.

Kurniasih T. 2018. Sistem Organ Manusia. Deepublish.


Lumenta C. 2017. Avertebrata Air. Manado (ID): Unsrat Press.

Mulyati M. 2014. Penerapan Integrasi Nilai-Nilai Keislaman Dalam Pembelajaran


Biologi Pada Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII Semester I Mts Muslimat NU Palangka Raya
Tahun Ajaran 2014/2015 (Doctoral dissertation, IAIN Palangka Raya).

Rivera JA. 2017. Cilia, Ciliated Epithelium, and Ciliary Activity: International
Series of Monographs on Pure and Applied Biology: Modern Trends in
Physiological Sciences. Washington DC (US): Pergamon Press Inc.

Setiabudi RS, Eliyani H. 2021. Anatomi Veteriner Organ Sensorik. Airlangga


University Press.

Syarifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta (ID): Salemba Medika
Press.

LAMPIRAN

Gambar 2 Rahang atas dan lambung yang


sudah dilepaskan dari tubuh
Sumber: dok. pribadi

Anda mungkin juga menyukai