Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Tanggal Praktikum : 25 Maret 2021

Fisiologi Veteriner II Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Wasmen Manalu, PhD


Minggu ke-5 (Pagi) Kelompok Praktikum : P3.1
Asisten : Ardhini Rizka H (B04170072)
Septiana Kurnia Putri
(B04170017)

RESPIRASI 2

Oleh:
1. Firman Brilian R. (B04190096)
2. Magfirah Aliyya N. I. Tangahu (B04190094)
3. Putri Syifa Camilla (B04190101)
4. Nora Dyah Ayu Purnamaningrum (B04190103)
5. Yasmin Nadhiva N. (B04190104)

DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEMESTER GENAP 2020-2021
PENDAHULUAN

Dasar Teori

Sikap badan, kerja fisik, dan macam-macam rangsangan dapat mempengaruhi


gerakan-gerakan pernapasan. Gerakan pernapasan harus disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh dalam keadaan dan suasana tertentu, sehingga kebutuhan akan zat-
zat makanan, O2, panas, dapat terpenuhi dan zat yang tidak diperlukan oleh tubuh
dapat dibuang.
Faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital paru adalah bentuk anatomi
tubuh, posisi selama pengukuran kapasitas vital paru, kekuatan otot pernapasan,
pengembangan paru, dan rangka dada. semakin banyak aktivitas yang dilakukan
maka akan semakin besar kapasitas vital paru. Posisi tubuh juga mempengaruhi
volume dan kapasitas paru, biasanya menurun bila berbaring dan meningkat bila
berdiri. Perubahan pada posisi ini disebabkan oleh dua faktor yaitu kecenderungan isi
abdomen menekan ke atas melawan diafragma pada posisi berbaring dan peningkatan
volume darah paru pada posisi berbaring, yang berhubungan dengan pengecilan ruang
yang tersedia untuk udara dalam paru (Guyton dan Hall 2007).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari gerakan-gerakan napas dan


perubahan-perubahanya yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengaruh-
pengaruh dari sikap badan, menelan dan berbicara, kerja fisik, kadar CO2,
rangsangan sensorik yang kuat. Juga akan mempelajari berbagai macam volume
pernapasan.
METODE PRAKTIKUM

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu stetograf dengan pipa
karet/plastik, kimograf lengkap, pencatat waktu, tambur marey dengan penulisnya.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu orang pencoba sebagai subjek
pengamatan.

Prosedur Kerja

A. Pengaruh sikap badan, menelan dan berbicara terhadap gerakan-gerakan napas


abdominal dan torakal
Subyek tidur telentang selama 5 menit, lalu membuat rekaman. Meminta
subyek duduk, membiarkan ia duduk tenang selama 5 menit lalu membuat rekaman.
Membuat rekaman sewaktu berdiri (biarkan juga berdiri tenang dahulu selama 5
menit). Saat subyek berdiri, memasang stetograf satu lagi, tetapi melingkari abdomen
bagian atas. Merekam gerakan-gerakan napas abdomen dan dada bersama-sama.
Melepaskan stetograf yang melingkari perut. Subyek mengisi mulutnya dengan air
minum (satu teguk). Merekam gerakan-gerakan napas biasa, kemudian meminta
subyek menelan air itu sewaktu ia melakukan inspirasi. Mengulang percobaan ini,
tetapi air ditelan saat melakukan ekspirasi. Setelah mendapatkan rekaman normal,
subyek membaca dengan bersuara perlahan-lahan, kemudian membuat rekaman.
Membandingkan rekamannya dengan suara-suara yang diucapkannya. Membuat
rekaman waktu, dibawah masing-masing rekaman diatas dan mempelajari kurva
gerakan-gerakan napas, frekuensi, amplitudo, fase-fase, inspirasi dan ekspirasi dan
mencatat hasil-hasil anda.

B. Pengaruh kerja fisik, akibat hiperpnea


Melepaskan hubungan antara stetograf dengan sistem perekaman dan
meminta subyek berlari di tempat untuk 2 menit. Menghubungkan kembali stetograf
dengan perekaman dan membuat perekaman sampai kurva pernapasan normal
kembali. Merekam gerakan pernapasan biasa dan sementara masih direkam, meminta
subyek menghentikan napasnya selama mugkin. Mencatat berapa lama dapat
menghentikan napas. Merekam gerakan pernapasan biasa, melepaskan penulis dari
tromol dan meminta subyek bernapas dalam-dalam dan cepat selama 3 menit.
Merekam beberapa gerakan napas dalam-dalam terakhir lalu meminta subyek
menghentikan pernapasannya selama mungkin. Mencatat berapa lama dapat berhenti
bernapas.

PEMBAHASAN

Pengaruh sikap badan

Tidur

Duduk
inspirasi

ekspirasi
Berdiri

1 cm

Kecepatan kymograph: 1 mm/sec

Gambar 1 grafik pengaruh sikap badan


Pernapasan dada dan perut

Dada

: inspirasi

: ekspirasi

Perut
1
1 cm

Kecepatan kymograph: 1 mm/sec

Gambar 2 grafik pernapasan pada dada dan perut

Pengaruh ketika menelan dan berbicara

Menelan saat
ekspirasi

Menelan saat
inspirasi
inspirasi
Berbicara
ekspirasi

1 cm

Gambar 3 grafik pengaruh ketika menelan dan berbicara


Pengaruh kerja fisik akibat hiperpnea

Setelah berlari
2 menit

Tahan napas setelah


napas normal

Tahan napas setelah


napasdalam dan
cepat

Gambar 4 grafik pengaruh kerja fisik karena hiperpnea

Hasil percobaan pada probandus dalam pengaruh sikap badan menunjukan


bahwa frekuensi pernapasan ketika tidur memiliki waktu yang lebih lama daripada
ketika duduk dan duduk memiliki frekuensi yang lebih lama daripada ketika berdiri.
Perbedaan ini terjadi karena energi yang dibutuhkan untuk melakukan suatu kerja
pada otot berbeda-beda. Fernandez (2017) menyatakan bahwa energi dibutuhkan oleh
organ tubuh untuk menopang berat pada tubuh sehingga tubuh dapat melakukan
kegiatan tanpa adanya masalah. Beban tubuh ketika berbaring akan ditopang oleh
benda dibawahnya sehingga otot yang bekerja dalam menopang tubuh akan
berkurang dan meregang sehingga energi yang dibutuhkan lebih sedikit dan oksigen
yang dibutuhkan dalam proses pembuatan energi pun juga akan berkurang (Angraeni
2017). Pengurangan jumlah energi dan meregangnya otot mengakibatkan frekuensi
pernapasan menjadi lebih lambat namun lebih dalam, berbeda dengan ketika duduk
dan berdiri, otot akan menopang beban tubuh lebih besar sehingga membutuhkan
energi yang lebih besar.

Percobaan grafik kedua menunjukkan pada pernapasan dada dan perut.


Pernapasan dada menghasilkan grafik bahwa inspirasi dan ekspirasi yang terjadi lebih
dalam sehingga frekuensinya lebih lama daripada pernapasan perut. Pernapasan akan
melibatkan paru-paru sebagai organ dadan dan diafragma sebagai organ perut.
Ketikan inspirasi otot diafragma akan berkontraksi dan paru-paru akan terisi oleh
udara dan sebaliknya (Agustin 2016). Grafik ketiga menunjukkan percobaan ketikan
menelan saat ekspirasi, menelan saat inspirasi, dan berbicara. Percobaan
menunjukkan bahawa ketika menelan saat ekspirasi maka akan menghasilkan
frekuensi yang lebih lama daripada ketika melakukan inspirasi, hal ini terjadi karena
ketika inspirasi akan ada dua saluran yang terbuka yaitu epiglotis atau pangkal
tenggorokan sebagai jalur pernapasan dan esophagus sebagai jalur pencernaan
sehingga diperlukan penutupan epiglottis agar tidak tersedak (Sari 2017). Grafik pada
saat berbicara memiliki frekuensi yang tidak teratur dan sesekali ada yang tinggi
karena ketika berbicara ada saatnya membutuhkan udara yang banya untuk
menyuplai oksigen karena semakin banyak kita berbicara maka inspirasi akan
semakin berkurang.

Hasil pengamatan pada subjek yang berlari di tempat selama 2 menit


menunjukkan frekuensi pernapasan subjek menjadi lebih cepat. Hal tersebut
disebabkan tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen saat melakukan aktivitas fisik
yang lumayan berat. Oksigen tersebut akan digunakan dalam pembentukan ATP. Saat
melakukan aktivitas fisik yang lumayan berat, oksigen dalam pembuluh darah akan
diedarkan ke sel-sel otot secara cepat. Hal ini menyebabkan saat terjadi kelelahan
tubuh mengirimkan impuls ke otak bahwa tubuh kekurangan oksigen dan kelebihan
karbondioksida. Impuls tersebut kemudian ditujukan pada sistem pernapasan,
sehingga terjadi peningkatan frekuensi napas secara cepat untuk mencukupi
kebutuhan oksigen dalam tubuh (Saminan 2012).

Hiperpnea adalah bernapas dengan cepat dan dalam yang akan menurunkan
kadar CO2 dan menyebabkan subjek mampu menahan napas lebih lama. Semakin
banyak kadar CO2 dalam tubuh, semakin lama pula kemampuan untuk menahan
nafas. Saat menahan nafas, kadar CO2 didalam darah meningkat sehingga
mengantarkan rangsang ke medulla oblongata untuk menghirup napas dalam-dalam
(Djojodibroto 2009). Pusat kontrol yang ada di medulla oblongata juga membantu
mempertahankan homeostasis dengan cara memonitor kadar CO2 dalam darah dan
mengatur jumlah CO2 yang dibuang oleh alveoli saat ekspirasi. CO2 akan bereaksi
dengan H2O dan membentuk H2CO2 yang akan menurunkan pH. Medulla oblongata
akan mendeteksi adanya penurunan pH sehingga terjadi peningkatan kedalaman laju
pernapasan. Berdasarkan pengamatan, ketika menahan napas atau apnea terlihat
bahwa tahan napas setelah napas normal memiliki tingkat frekuensi napas lebih tinggi
dibandingkan ketika tahan napas setelah napas dalam dan cepat (hiperpnea). Hal
tersebut terjadi karena kondisi hiperpnea yaitu terjadi pengeluaran CO2 lebih tinggi
dibandingkan masuknya O2 kedalam tubuh.

SIMPULAN

Frekuansi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor sikap


tubuh, refleks menelan, berbicara dan kadar CO2 . Frekuensi pernapasan pada sikap
tubuh telentang lebih lambat dari pada duduk dan berdiri. Frekuensi pernapasan saat
melakukan aktifitas fisik seperti berbicara dan menelan lebih lambat dari pada
frekuensi pernapasan normal. Kadar CO2 yang meningkat akan meningkatkan
frekuensi pernapasan sebagai respon fisiologis tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Angraeni DP. 2017. Penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif


visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sistem pernafasan
[skripsi]. Bandung (ID): Universitas Pasundan.

Agustin E. 2016. Menentukan karakteristik dinamika fluida pada laju aliran


pernapasan. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 5(4): 1930-1936.

Djojodibroto D. 2009. Respirologi. Jakarta (ID) : Penerbit buku kedokteran EGC.

Fernandez GJ. 2017. System pernafasan dan penyakit dalam [skripsi]. Bali (ID):
Universitas Udayana.

Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi: 11. Jakarta (ID): EGC.

Saminan. 2012. Pertukaran O2 dan CO2 dalam pernapasan. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala.12(2):122-126.

Sari MP. 2017. Iklim kerja panas dan konsumsi air minum saat kerja terhadap
dehidrasi. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development).
1(2): 122-126.

Anda mungkin juga menyukai