RESPIRASI 2
Oleh:
1. Firman Brilian R. (B04190096)
2. Magfirah Aliyya N. I. Tangahu (B04190094)
3. Putri Syifa Camilla (B04190101)
4. Nora Dyah Ayu Purnamaningrum (B04190103)
5. Yasmin Nadhiva N. (B04190104)
Dasar Teori
Tujuan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu stetograf dengan pipa
karet/plastik, kimograf lengkap, pencatat waktu, tambur marey dengan penulisnya.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu orang pencoba sebagai subjek
pengamatan.
Prosedur Kerja
PEMBAHASAN
Tidur
Duduk
inspirasi
ekspirasi
Berdiri
1 cm
Dada
: inspirasi
: ekspirasi
Perut
1
1 cm
Menelan saat
ekspirasi
Menelan saat
inspirasi
inspirasi
Berbicara
ekspirasi
1 cm
Setelah berlari
2 menit
Hiperpnea adalah bernapas dengan cepat dan dalam yang akan menurunkan
kadar CO2 dan menyebabkan subjek mampu menahan napas lebih lama. Semakin
banyak kadar CO2 dalam tubuh, semakin lama pula kemampuan untuk menahan
nafas. Saat menahan nafas, kadar CO2 didalam darah meningkat sehingga
mengantarkan rangsang ke medulla oblongata untuk menghirup napas dalam-dalam
(Djojodibroto 2009). Pusat kontrol yang ada di medulla oblongata juga membantu
mempertahankan homeostasis dengan cara memonitor kadar CO2 dalam darah dan
mengatur jumlah CO2 yang dibuang oleh alveoli saat ekspirasi. CO2 akan bereaksi
dengan H2O dan membentuk H2CO2 yang akan menurunkan pH. Medulla oblongata
akan mendeteksi adanya penurunan pH sehingga terjadi peningkatan kedalaman laju
pernapasan. Berdasarkan pengamatan, ketika menahan napas atau apnea terlihat
bahwa tahan napas setelah napas normal memiliki tingkat frekuensi napas lebih tinggi
dibandingkan ketika tahan napas setelah napas dalam dan cepat (hiperpnea). Hal
tersebut terjadi karena kondisi hiperpnea yaitu terjadi pengeluaran CO2 lebih tinggi
dibandingkan masuknya O2 kedalam tubuh.
SIMPULAN
Fernandez GJ. 2017. System pernafasan dan penyakit dalam [skripsi]. Bali (ID):
Universitas Udayana.
Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi: 11. Jakarta (ID): EGC.
Saminan. 2012. Pertukaran O2 dan CO2 dalam pernapasan. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala.12(2):122-126.
Sari MP. 2017. Iklim kerja panas dan konsumsi air minum saat kerja terhadap
dehidrasi. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development).
1(2): 122-126.