GERAK MENGGELINDING
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY 2021
Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar praktikan mampu menentukan besar percepatan gerak
menggelinding murni pada bidang miring baik secara teori maupun secara eksperimen serta
membandingkan keduanya dan memberikan ulasan tentang kedua hasil tersebut.
Teori Singkat
Gerak terbagi menjadi dua berdasarkan kecepatan yang terjadi pada benda yaitu,
gerak rotasi dan gerak translasi (Tristiono, 2011; Chusni et al. 2018). Gerak rotasi dan
translasi tidak dapat dipisahkan dari momen inersia. Hal ini dikarenakan, momen inersia
adalah besaran turunan yang dipengaruhi oleh jari-jari suatu benda. Apabila suatu benda
memiliki jari-jari maka benda tersebut akan memiliki kecepatan sudut dan membuatnya
berotasi (Riswanto, 2014; Jumini, 2013; Chusni et al. 2018 ). Gerak menggelinding adalah
paduan dari gerak translasi dan gerak rotasi.
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda yang berotasi pada porosnya.
Inersia rotasi pada sebuah benda bergantung tak hanya pada massanya saja, namun juga pada
bagaimana massa tersebut terdistribusi terhadap sumbu rotasinya atau jarijari pada benda
menggelinding ( Giancoli 2014 ).Faktor-faktor yang mempengaruhi momen inersia antara
lain: jarak sumbu putar benda, letak sumbu putar, massa benda, bentuk benda (Geometri).
Percepatan yang dihasilkan berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada
suatu benda dan berbanding terbalik dengan massa benda tersebut. Berdasarkan analisa
konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa pada Hukum II Newton berlaku untuk benda yang
mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan GLBB (a = konstan) (Setyawan 2020).
Data
Tabel 1 Penentuan Momen Inersia Benda Putar
Bentuk benda Massa (gram) Diameter luar Diameter Momen
putar (cm) rongga (cm) Inersia
(g.cm²)
Silinder Pejal 531.000±10.053 10.053±0.005 - 6708.044
1 0 0 0
1 0 0 0
1 0 0 0
Pengolahan Data
a. Praktikum 1
β= =0.5
Perhitungan percepatan secara teori pada tabel 2
Percepatan eksperimen
Grafik Posisi Terhadap1/2 t^2
0.8
0.7 f(x) = 2.79332223840233 x + 0.000249011857707537
0.6 R² = 0.999987252153063
0.5
Posisi(m)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
1/2 t^2(s)
Error =2.4 %
b. Praktikum 2
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
1/2 t^2(S)
Error = 0.1%
c. Praktikum 3
2
β= = 0.4
5
Percepatan eksperimen
0.7
0.6
f(x) = 2.39771860481243 x − 0.00427193675889326
0.5 R² = 0.999844609960223
Posisi (m)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
1/2 t^2
Error = 0.3 %
Pembahasan
Ada beberapa faktor yang mempengarui gerak menggelinding, yakni: bentuk benda,
ukuran benda, luas permukaan benda, dan permukaan bidang yang dilalui benda. Berdasarkan
hasil percobaan di atas, didapatkan nilai percepatan maksimum ( a lab) memiliki perbedaan
dengan percepatan secara teori ( a teori ). Hal tersebut dibuktikan karena pada table 1,
silinder pejal didapatkan percepatan benda yang dihitung secara teoritis sebesar 2.7696 m/s²,
pada silinder berongga didapatkan percepatan benda yang dihitung secara teoritis sebesar
0.904 m/s², dan pada bola pejal didapatkan percepatan benda yang dihitung secara teoritis
sebesar 2.401 m/s². Sedangkan, pada tabel 3,4 dan 5, didapatkan nilai percepatan benda ( a
lab ) yang didapat menggunakan eksperimen yaitu 2.151 m/s² pada silinder pejal,
sebesar0.903 m/s² pada silinder berongga, dan sebesar 1.806 m/s² pada bola pejal.
Perbedaan antara perhitungan tersebut, terjadi akibat adanya perbedaan dalam pengolahan
data keduanya. Pada percobaan secara teoritis, hasil-hasil perhitungan benda didapatkan
melalui perhitungan, yaitu 0.905m/s².
Simpulan
Dengan praktikum ini, dapat ditentuka besar percepatan gerak menggelinding murni
pada bidang miring baik secara teori maupun secara eksperimen. Praktikan juga dapat
membandingkan keduanya. Perbandingan percepatan secara teori dan eksperimen dapat diliat
dari hasil selisih angka antara keduamya, atau melalui error percepatan.
Daftar Pustaka
Chusni MM, Rizaldi MF, Nurlaela S, Nursetia S, Susilawati W. 2018. Penentuan momen
inersia benda silinder pejal dengan integral dan tracker. J Pendidik Fis dan
Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi ke 7 jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Herlanti Y, Lestari T.M, dan Donny H.F. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor:
Yudhistira.
beraturan pada bidang miring. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia. 4 (3): 84-88.
Setyadi E dan Oktova R. 2011. Penentuan Momen Kelembaman Silinder Pejal Dengan
Percobaan Bidang Miring. Jurnal Berkala Fisika Indonesia. 3(1 dan 2):6-16. Yusuf