Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

Koefisien Gaya Gesek pada Bidang Miring

Nama: Indah Ramadhani

NIM: 1032211035

Kelas: B1 Teknik Pertambangan

I. TUJUAN
Menghitung besarnya koefisien gesek kinetis pada suatu benda yang bergerak pada
bidang miring.

II. METODE
2.1 Alat dan Bahan Praktikum
1. Statif
2. Jepit Penahan
3. Lintasan Bidang Miring
4. Benda (kelereng dan silinder paralon)
5. Stopwatch

2.2 Prosedur Praktikum


1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut

2. Timbang massa benda.


3. Letakkan benda pada bidang miring.
4. Atur ketinggian lintasan bidang miring sehingga benda dapat bergerak kemudian catat
waktu yang dibutuhkan balok hingga mencapai dasar bidang miring dan ulangi hingga 5
kali pengulangan.
5. Ulangi langkah ke 4 untuk ketinggian yang berbeda.
6. Ulangi langkah 1-5 untuk benda lainnya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


III.1Tabulasi Data

Jenis Benda Massa benda h ± ∆ h (meter) t (sekon)


m ± ∆ m (gram)
1.0,45
5,072±0,0005 0,3±0,0005 2. 0,30
Kelereng 3. 0,38
1.0,31
5,072±0,0005 0,2±0,0005 2. 0,31
3. 0,48
1.0,28
1,926±0,0005 0,3±0,0005 2. 0,29
Silinder paralon 3. 0,30
1.0,48
1,926±0,0005 0,2±0,0005 2. 0,56
3. 0,50

III.2Analisis Data
Percobaan dengan Massa 5,072 g dan ketinggian 0,3 m

Jenis Benda Massa (m ± ∆ m¿ (h ± ∆ h) (meter) t (sekon)


(gram)
Kelereng 5,072±0,0005 0,3±0,0005 0,45
0,30
0,38

0 , 45+0 , 30+0 , 38
t= = 0,37
3

t(s) (t-t ) (t-t )2


0,45 0,08 0,0064
0,30 -0,07 0,0049
0,38 0,01 0,0001
∑ 0,0114
∆t = SDt =
√ 1
N −1
∑ (t−t¿¿)¿ ¿2

=
√ 1
3−1
0,0114

= 0,0057
l = 50 cm=0,5 m
2l
a= 2
t
2. 0 , 5 2
¿ 2
=7 , 30 m/s
0 , 37
KETIDAKPASTIIAN

√| | | |
2 2
∂a ∂a
∆ a= ∆ x2 + ∆ y2
∂x ∂y

√| | | |
2 2
2. l 2.l
∂ 2 ∂ 2
t 2 t 2
∆ a= ∆h + ∆t
∂h ∂t

√| | | |
2 2
2 −4 .l
∆ a= 2
∆ h2 + 3 ∆ t 2
t t

√| | | |
2 2
2 −4 . 0 ,3
∆ a= 2
0 , 0 0052 + 3
0 , 00 572
0 , 37 0 , 37

∆ a= √ 0,000 053+ 0 ,0 0093


∆ a=0 , 03 13

a ±Δa = 7 , 30± 0,0313 m/ s2

Percobaan dengan Massa 5,072 g dan ketinggian 0,2 m

Jenis Benda Massa (m ± ∆ m¿ (h ± ∆ h) (meter) t (sekon)


(gram)

Kelereng 5,072±0,0005 0,2±0,0005 0,31

0,31

0,48

0 ,31+ 0 ,31+0 , 48
t= = 0,36
3

t(s) (t-t ) (t-t )2


0,31 -0,05 0,0025

0,31 -0,05 0,0025

0,48 0,12 0,0144

∑ 0,0194

∆t = SDt =
√ 1
N −1
∑ (t−t¿¿)¿ ¿2

=
√ 1
3−1
0,0194

= 0,0097

l = 50 cm=0,5 m
2l
a= 2
t
2. 0 , 5 2
¿ 2
=7 , 71 m/ s
0,36
KETIDAKPASTIIAN

√| | | |
2 2
∂a ∂a
∆ a= ∆ x2+ ∆ y2
∂x ∂y

√| | | |
2 2
2. l 2.l
∂ 2
∂ 2
t 2 t 2
∆ a= ∆h + ∆t
∂h ∂t

√| | | |
2 2
2 −4 .l
∆ a= 2 ∆ h2 + 3 ∆ t 2
t t

√| | | |
2 2
2 −4 . 0 ,2
∆ a= 2
0 , 0 0052 + 3
0 , 00 972
0 , 36 0 ,36

∆ a= √ 0,000 059+ 0 ,0 2867


∆ a=0 , 1694
a ±Δa = 7 , 71± 0,1694 m/ s2

Percobaan dengan Massa 1,926 g dan ketinggian 0,3 m

Jenis Benda Massa (m ± ∆ m¿ (h ± ∆ h) (meter) t (sekon)


(gram)
Silinder paralon 1,926±0,0005 0,3±0,0005 0,28

0,29

0,30

0 ,28 +0 , 29+0 , 30
t= = 0,29
3

t(s) (t-t ) (t-t )2

0,28 -0,01 0,0001

0,29 0 0

0,30 0,01 0,0001

∑ 0,0002

∆t = SDt =
√ 1
N −1
∑ (t−t¿¿)¿ ¿

=
√ 1
3−1
0,0002

= 0,0001

l = 50 cm=0,5 m
2l
a= 2
t
2. 0 , 5 2
¿ 2
=11, 8 m/s
0 , 29
KETIDAKPASTIIAN

√| | | |
2 2
∂a ∂a
∆ a= ∆ x2+ ∆ y2
∂x ∂y

√| | | |
2 2
2. l 2.l
∂ 2 ∂ 2
t 2 t 2
∆ a= ∆h + ∆t
∂h ∂t

√| | | |
2 2
2 −4 .l
∆ a= 2
∆ h2 + 3 ∆ t 2
t t

√| | | |
2 2
2 −4 .0 ,3
∆ a= 2
0 , 0 0052 + 3
0 , 00 012
0 , 29 0 ,29

∆ a= √ 0,000 14+ 0 , 0 00028


∆ a=0 , 0 129
a ±Δa = 11, 8± 0,0129 m/ s2

Percobaan dengan Massa 1,926 g dan ketinggian 0,2 m

Jenis Benda Massa ( (h ± ∆ h) (meter) t (sekon)


m ± ∆ m¿ (gram)
Silinder paralon 1,926±0,0005 0,2±0,0005 0,48

0,56

0,50

0 , 48+0 , 56+0 , 50
t= = 0,51
3

t(s) (t-t ) (t-t )2

0,48 -0,03 0,0009

0,56 0,05 0,0025

0,50 -0,01 0,0001

∑ 0,0035

∆t = SDt =
√ 1
N −1
∑ (t−t¿¿)¿ ¿

=
√ 1
3−1
0,0035

= 0,00175

l = 50 cm=0,5 m
2l
a= 2
t
2. 0 , 5 2
¿ 2
=3 , 84 m/s
0 , 51
KETIDAKPASTIIAN

√| | | |
2 2
∂a ∂a
∆ a= ∆ x2 + ∆ y2
∂x ∂y

√| | | |
2 2
2. l 2.l
∂ 2 ∂ 2
t 2 t 2
∆ a= ∆h + ∆t
∂h ∂t
√| | | |
2 2
2 −4 .l
∆ a= 2
∆ h2 + 3 ∆ t 2
t t

√| | | |
2 2
2 −4 . 0 , 2
∆ a= 2
0 , 0 0052 + 3
0 , 00 17 52
0 , 51 0 ,51

∆ a= √ 0,000 014 +0 , 0 0011


∆ a=0 , 0 1113
a ±Δa = 3 , 84 ± 0,01113 m/ s2

III.3Pembahasan
Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak
benda. Besar gaya gesekan tergantung pada kekasaran permukaan sentuh. Semakin
kasar permukaan, maka semakin besar gaya gesekan yang timbul.
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak
lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara titik-titik
sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti (menggeser).
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak
lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara titik-titik
sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti (menggeser).
Gesekan antara sebuah benda dengan permukaannya pasti memiliki kecepatan.
Kecepatan yang dicari dalam gesekan pada benda miring ini didapat dari hasil kali
2l
percepatan dengan waktu. Percepatan disini dihasilkan dari a= 2 , dimana l adalah
t
jarak tempuh yang dilalui oleh sebuah benda terhadap waktu.

III.4Pertanyaan
1. Hitung koefisien gesek kinetis untuk masing-masing benda kemudian bandingkan.
- Benda dengan Massa 5,072 g dan ketinggian 0,3 m
g . sin θ−a
μ k=
g . cos θ
h
g . −a
l
¿ =
x
g.
l
0,3
10. −7 , 30
0,5
¿ =-0,1625
0,4
10.
0 ,5
-Benda dengan Massa 5,072 g dan ketinggian 0,2 m
g . sin θ−a
μk =
g . cos θ
h
g . −a
l
¿ =
x
g.
l
0,2
10. −7 , 71
0,5
¿ =-0,412
0 , 45
10.
0 ,5
-Benda dengan Massa 1,926 g dan ketinggian 0,3 m
g . sin θ−a
μk =
g . cos θ
h
g . −a
l
¿ =
x
g.
l
0,3
10. −11, 8
0,5
¿ =-0,725
0,4
10.
0,5
-Benda dengan Massa 1,926 g dan ketinggian 0,2 m
g . sin θ−a
μk =
g . cos θ
h
g . −a
l
¿ =
x
g.
l
0,2
10. −3 , 84
0,5
¿ =0,0177
0 , 45
10.
0 ,5

2. Benda mana yang memiliki koefisien gesek yang paling kecil? jelaskan mengapa
demikian!
Benda yang memiliki koefisien gesek yang paling kecil adalah silinder paralon dengan
masa 1,926 g dan ketinggian 0,3 m. Hal ini disebabkan massa benda kecil sehingga
laju yang ditempuh cukup lama. Dan juga ketinggiannya mempengaruhi kemiringan
lintasan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya koefisien gesek.

3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya koefisien gesek kinetis.


Faktor yang mempengaruhi adalah massa benda, permukaan pada lintasan bidang
miring, dan kemiringan/ketinggian pada lintasan bidang miring.

IV. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan diperoleh hasil:
- Benda dengan Massa 5,072 g dan ketinggian 0,3 m
μk =-0,1625
-Benda dengan Massa 5,072 g dan ketinggian 0,2 m
μk =-0,412
-Benda dengan Massa 1,926 g dan ketinggian 0,3 m
μk =-0,725
-Benda dengan Massa 1,926 g dan ketinggian 0,2 m
μk =0,0177
Massa pada benda mempengaruhi kecepatan meluncur benda pada bidang miring. Dan
sudut kemiringan bidang mempengaruhi kecepatan dan waktu tempuh benda pada saat
meluncur.

V. DAFTAR PUSTAKA
Dasar, T. P. F. (2016). Modul Praktikum Fisika Dasar I. UIN Sunan Kalijaga, Sleman.
Fisika, T. D., 2016. MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I. Balunijuk: s.n.
Giancoli, D.C., 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ishaq, Muhammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Widodo, T., 2009. Fisika. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai