Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

GERAK MENGGELINDING

DHIYAR LUTHFAN HAMIDI

E2401211084

ST16.1

Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Nur Aisyah Nuzulia S.Si., M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IPB UNIVERSITY

2022
I. Tujuan
Praktikum gerak menggelinding bertujuan menentukan besar percepatan gerak
menggelinding murni pada bidang miring baik secara teori maupun secara eksperimen serta
membandingkan keduanya dan memberikan ulasan tentang kedua hasil tersebut.

II. Teori Singkat


Gerak terbagi menjadi dua berdasarkan kecepatan yang terjadi pada benda yaitu, gerak
rotasi dan gerak translasi. Hukum II Newton yang membahas tentang resultan gaya yang
bekerja pada suatu benda akan mengakibatkan terjadinya perubahan momentum (Purwanto
2014). Hukum II Newton salah satunya pada gerak rotasi momen kelembaman benda tegar
mempunyai peran penting dalam dinamika. Contoh dinamika benda tegar adalah gerak silinder
menuruni bidang miring, gerak silinder tersebut mengalami gerak rotasi dan gerak translasi
pada saat menuruni bidang miring. Penerapan terpenting dari kedua gerak ini adalah gerak
menggelinding pada roda atau objek seperti roda, dimana semua titik pada roda bergerak
dengan laju sudut yang sama (Chusni et al. 2018). Perhitungan secara matematis percepatan
5
dari benda yang menggelinding adalah konstan yaitu a= g sin𝜃 dengan a, 𝑔 dan θ secara
7
berturut-turut adalah percepatan benda, percepatan gravitasi bumi, dan sudut kemiringan
bidang. Benda yang bergerak berputar (rotasi dan menggelinding) dapat dengan mudah
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti gerakan roda kendaraan, komedi putar, putaran
baling-baling pesawat, dan mainan yoyo (Rustan dan Handayani 2020).
Gerak rotasi dan translasi tidak dapat dipisahkan dari momen inersia, hal ini karenakan
momen inersia adalah besaran turunan yang dipengaruhi oleh jari-jari suatu benda. Setiap
benda tegar bergerak melingkar di masing-masing titik partikel geraknya, hal ini merupakan
acuan tertentu yang dapat ditentukan dengan momen inersia. Besar momen inersia dapat dicari
dengan persamaan, yaitu momen inersia sama dengan beta dikali massa benda dikali dengan
kuadrat jari-jari benda. Momen inersia merupakan kecenderungan suatu benda untuk
mempertahankan kecepatan sudutnya, identik dengan massa pada gerak translasi. Nilai momen
inersia benda tegar bervariasi bergantung pada bentuk benda dan sumbu putar benda (Rustan
dan Handayani 2020).
III. Data
Percobaan 1
Tabel 1a Penentuan momen inersia benda putar
Bentuk Benda Diameter Diamter Dalam Momen
Massa (gram) 𝛽
Putar Luar (cm) (cm) Inersia
531.000 ± 10.053 ±
Silinder Pejal - 0.5 6708.044
0.001 0.005

Tabel 1b Penentuan percepatan secara teoritis


𝜃 (°) 𝛽 𝑔 (m/s2) 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 (m/s2)
25.0 ± 0.5 0.5 9.83 ± 0.05 2.769

Tabel 1c Data Percobaan 1


1 2
i Waktu 𝑡𝑖 (s) 𝑡 (S 2) Jarak 𝑥𝑖 (m)
2 𝑖
1 0 0 0 𝑎eksp = 2.793 𝑥0 = 0.0003
2 0.08 0.0032 0.0032 ∆𝑎eksp = 0.004 ∆𝑥0 = 0.0004
3 0.16 0.0128 0.0128
4 0.24 0.0288 0.0288
5 0.32 0.0512 0.0512
6 0.4 0.08 0.08
7 0.48 0.1152 0.1152
8 0.56 0.1568 0.1568
9 0.64 0.2048 0.2048
10 0.72 0.2592 0.2592

Percobaan 2
Tabel 2a Penentuan momen inersia benda putar
Bentuk Benda Diameter Luar Diamter Momen
Massa (gram) 𝛽
Putar (cm) Dalam (cm) Inersia
216.439 ± 10.042 ± 8.826 ±
Silinder Berongga 0.886 4835.789
0.001 0.005 0.007

Tabel 2b Penentuan percepatan secara teoritis


𝜃 (°) 𝛽 𝑔 (m/s2) 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 (m/s2)
10.0 ± 0.5 0.886 9.83 ± 0.05 0.905
Tabel 2c Data Percobaan 2
1 2
i Waktu 𝑡𝑖 (s) 𝑡 (S 2) Jarak 𝑥𝑖 (m)
2 𝑖
1 0 0 0 𝑎eksp = 0.904 𝑥0 = 0.009
2 0.12 0.0072 0.013 ∆𝑎eksp = 0.007 ∆𝑥0 = 0.002
3 0.24 0.0288 0.036
4 0.36 0.0648 0.07
5 0.48 0.1152 0.117
6 0.6 0.18 0.175
7 0.72 0.2592 0.246
8 0.84 0.3528 0.329
9 0.96 0.4608 0.425
10 1.08 0.5832 0.532

Percobaan 3
Tabel 3a Penentuan momen inersia benda putar
Bentuk Benda Diameter Diamter Momen
Massa (gram) 𝛽
Putar Luar (cm) Dalam (cm) Inersia
737.340 ± 10.10 ±
Bola Pejal - 0.4 7521.605
0.001 0.05

Tabel 3b Penentuan percepatan secara teoritis


𝜃 (°) 𝛽 𝑔 (m/s2) 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 (m/s2)
10.0 ± 0.5 0.4 9.83 ± 0.05 1.219

Tabel 3c Data Percobaan 3


1 2
i Waktu 𝑡𝑖 (s) 𝑡 (S 2) Jarak 𝑥𝑖 (m)
2 𝑖
1 0 0 0 𝑎eksp = 1.23 𝑥0 = 0.004
2 0.12 0.0072 0.011 ∆𝑎eksp = 0.008 ∆𝑥0 = 0.002
3 0.24 0.0288 0.039
4 0.36 0.0648 0.084
5 0.48 0.1152 0.147
6 0.6 0.18 0.227
7 0.72 0.2592 0.324
8 0.84 0.3528 0.442
9 0.96 0.4608 0.578
10 1.08 0.5832 0.712
IV. Pengolahan Data
Percobaan 1
Gambar 1 Grafik hubungan posisi (x) terhadap ½ t2

Grafik Kecepatan Terhadap Posisi


0.8
0.7 y = 2.7933x + 0.0002

0.6
0.5
x (cm)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
½ t2 (s2)

Perhitungan momen inersia


I = 𝛽mR2
1
= 2mR2
1
= 2 531.000 (5.0265)2
= 6708.044 𝐠/cm2

Perhitungan percepatan teoritis


𝑔𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑎= 1+ 𝛽
9.83 sin(25°)
= 1+0.5
= 2.769 m/s2

Ketepatan perhitungan percepatan


𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 – 𝑎𝑒𝑘𝑠
Ketepatan = (1 – | |) × 100%
𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
2.769 −2.793
= (1 – | |) × 100%
2.769
= 99.13 %
Percobaan 2
Gambar 2 Grafik hubungan posisi (x) terhadap ½ t2

Grafik Kecepatan Terhadap Posisi


0.6
y = 0.9039x + 0.0088
0.5

0.4
x (cm)

0.3

0.2

0.1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
½ t2 (s2)

Perhitungan momen inersia


1
I = 2m(R2 + r2)
1
= 2216.439(5.0212 + 4.4132)
= 4835.789 𝐠/cm2

Perhitungan percepatan teoritis


𝑔𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑎= 1+ 𝛽
9.83 sin(10°)
= 1+0.886
= 0.905 m/s2

Ketepatan perhitungan percepatan


𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 – 𝑎𝑒𝑘𝑠
Ketepatan = (1 – | |) × 100%
𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.905−0.905
= (1 – | |) × 100%
0.904
= 99.89 %
Percobaan 3
Gambar 3 Grafik hubungan posisi (x) terhadap ½ t2

Grafik Kecepatan Terhadap Posisi


0.8
0.7 y = 1.2301x + 0.004

0.6
0.5
x (cm)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
½ t2 (s2)

Perhitungan momen inersia


I = 𝛽mR2
2
= 5mR2
2
= 5 737.340 (5.05)2
= 7521.605 𝐠/cm2

Perhitungan percepatan teoritis


𝑔𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑎= 1+ 𝛽
9.83 sin(10°)
= 1+0.4
= 1.219 m/s2

Ketepatan perhitungan percepatan


𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 – 𝑎𝑒𝑘𝑠
Ketepatan = (1 – | |) × 100%
𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
1.219 −1.23
= (1 – | |) × 100%
1.219
= 99.09 %
V. Pembahasan
Hasil percepatan eksperimen memiliki perbedaan dengan hasil percepatan teori,
perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam pengolahan data keduanya.
Percobaan secara teoritis hasil perhitungan benda didapatkan melalui perhitungan manual
dengan menggunakan rumus, sedangkan pada percobaan secara eksperimen hasil perhitungan
percepatan dapat di bantu dengan perangkat lunak Microsoft Excel menggunakan rumus fungsi
Linest cenderung lebih akurat dibandingkan dengan perhitungan secara manual sehingga
adanya ketidakpastian dalam perhitungan. Persentase nilai kesalahan yang didapatkan dari data
di atas haruslah minim, karena jika persentase nilai kesalahan atau persentase error percepatan
yang diperoleh semakin kecil, maka nilai percepatan sebuah benda dapat dikatakan akurat dan
tepat. Demikian sebaliknya begitu pun jika persentase kesalahan yang didapat semakin besar,
maka percepatan sebuah benda yang peroleh terdapat kesalahan dan kurang tepat.
Percobaan kedua menggunakan silinder pejal sudah ditetapkan 𝛽 = 0,5 sehingga dapat
digunakan untuk mencari momen inersianya dan diapatkan hasil 𝐼 = 6706.709 g/𝑐𝑚2.
Percepatan pada percobaan ini dicari secara teoritis dengan rumus yang telah ditentukan
sebelumnya dan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Perhitungan secara teoritis
didapatkan hasil 𝑎 = 2.769 𝑚/𝑠2, sedangkan pada perhitungan eksperimen menggunakan
Microsoft Excel didapatkan hasil percepatan (𝑎±∆𝑎) = (2.793 ± 0.004) 𝑚/𝑠2 dan jarak (𝑥±∆𝑥)
= (0.0002 ± 0.0004) 𝑚. Percobaan kedua menggunakan silinder berongga nilai beta didapatkan
dari rumus yang sudah ditetapkan sehingga didapatkan hasil 𝛽 = 0,886. Data tersebut
digunakan untuk mencari nilai momen inersia sehingga menghasilkan 𝐼 = 4835.789 g/𝑐𝑚2.
Percepatan pada percobaan ini dihitung secara teoritis dan didapatkan hasil 𝛼 = 0.905 𝑚/𝑠2,
sedangkan perhitungan secara eksperimen menggunakan Microsoft Excel didapatkan hasil
percepatan (𝑎±∆𝑎) = (0.904 ± 0.007) 𝑚/𝑠2 dan jarak (𝑥±∆𝑥) = (0.009 ± 0.002) 𝑚. Percobaan
ketiga menggunakan bola pejal nilai beta yang didapatkan adalah 𝛽 = 0,4 yang kemudian
digunakan untuk mencari nilai momen inersia sehingga didapatkan hasil 𝐼 = 7521.605 𝑔/𝑐𝑚2.
Perhitungan percepatan secara teoritis mengasilkan 𝛼 = 1.219 𝑚/𝑠2, sedangkan perhitungan
secara eksperimen menggunakan Microsoft Excel menghasilkan percepatan (𝑎±∆𝑎) = (1.230 ±
0.008) 𝑚/𝑠2 dan jarak (𝑥±∆𝑥) = (0.004 ± 0.002) 𝑚.
Data yang didapatkan tersebut kemudian diolah menjadi grafik, berdasarkan ketiga
percobaan dapat disimpulkan bahwa grafik jarak terhadap waktu menunjukkan peningkatan
karena garis grafik cenderung bergerak naik. Hal ini menunjukkan bahwa semakin jauh jarak
yang ditempuh oleh suatu benda berputar, maka waktu yang dibutuhkan juga akan semakin
banyak. Data percobaan diperoleh ketepatan pada percobaan pertama sebesar 99.13 %,
percobaan kedua sebesar 99.89 %, dan percobaan ketiga sebesar 99.09 %. Gerak
menggelinding terjadi dengan sendirinya bila benda diletakkan pada lintasan yang miring.
Gerak benda adalah gerak suatu benda ke arah bawah. Dalam kehidupan sehari-hari gerak
menggelinding dapat dilihat pada permainan sepak bola.
VI. Simpulan
Besar percepatan gerak menggelinding murni pada bidang miring dapat dihitung baik
secara teori maupun secara pengamatan, besarnya percepatan gerak menggelinding murni yang
dihitung secara teori dan pengamatan didapatkan hasil yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi
karena kedua perhitungan tersebut menggunakan alat hitung dengan ketelitian yang berbeda,
𝑔𝑠𝑖𝑛𝜃
percepatan secara teori digunakan rumus 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 1+ 𝛽 , sedangkan perhitungan percepatan
secara pengamatan menggunkan fungsi LINEST yang terdapat di Microsoft Excel. Hasil
perhitungan yang diperoleh menggunakan Microsoft Excel lebih akurat dan persentase
kesalahannya lebih kecil dibandingkan dengan hasil perhitungan yang diperoleh secara teoritis
VII. Daftar Pustaka
Chusni MM, Rizaldi MF, Nurlaela S, Nursetia S, Susilawati W. 2018. Penentuan
momen inersia benda silinder pejal dengan integral dan tracker. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Keilmuan. 4(1):42-47. doi:10.2572/jpfk.v4i1.2068.
Purwanto J. 2014. Hukum newton tentang gerak dalam ruang fase tak komutatif, Jurnal
Kaunia. 10(1):30-35. doi:10.14421/kaunia.1063
Rustan, Handayani L. 2020. Penentuan koefisien momen inersia benda tegar berbasis
arduino. Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya. 6(2):125-129.
doi:10.31605/saintifik.v6i2.258

Anda mungkin juga menyukai