Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

GERAK MENGGELINDING

NADIAH SAHIDAH ULYA


G6401201005
ST10.1

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Dr. Siti Nikmatin, S.Si,. M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
I. TUJUAN

Praktikum ini bertujuan agar mampu menentukan besar percepatan gerak


menggelinding murni pada bidang miring baik secara teori maupun secara
eksperimen serta membandingkan keduanya dan memberikan ulasan tentang kedua
hasil tersebut.

II. TEORI SINGKAT


Gerak menggelinding adalah gerak berpindah tempat sambil berputar. Pada
benda yang berbentuk bulat terjadi gerak menggelinding. Gerak ini bisa terjadi
dengan sendirinya apabila benda diletakkan pada lintasan yang miring (Hasan et al.
2013). Gerak menggelinding adalah perpaduan antara gerak gerak rotasi dengan
gerak translasi. Gerak translasi pada roda, gaya F bekerja di pusat massa (PM) benda
sehingga benda berpindah atau berotasi. Sedangkan pada gaya F yang bekerja di jari-
jari roda menyebabkan benda berotasi pada pusat massanya. Jika keduanya
digabungkan, maka roda akan menggenlinding (Saripudin et al. 2007).
Gerak rotasi dan translasi sendiri tidak bisa dipisahkan oleh momen inersia,
karena momen inersia merupakan besaran turunan yang mewakili kelembaman
benda yang bergerak dan dipengaruhi oleh jari-jari benda yang membuatnya
memiliki sudut dan dapat berotasi. Semakin besar jari-jari benda maka semakin besar
momen inersianya (Jumini dan Muhlisoh 2013).
Besar momen inersia dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝐼 = 𝑚. 𝑅2

dengan 𝐼 : momen inersia (kg.m2)


𝑚 : massa benda (kg)
𝑅 : jari-jari benda (m)
1
Silinder pejal tanpa rongga memiliki konstanta , sementara bola pejal konstantanya
2
2
adalah , berikut juga bola pejal dapat dirumuskan momen inersianya sebagai
5
berikut (Supriyono 2004):

Silinder Pejal Silinder Berongga Bola Pejal


1 1 2
𝐼 = 𝑚. 𝑅2 𝐼 = 𝑚(𝑅2 + 𝑟2) 𝐼 = 𝑚. 𝑅2
2 2 5
dengan R jari-jari luar dan r jari-jari dalam
III. DATA
Tabel 1. Penentuan Momen Inersia Benda Putar
Bentuk Benda Massa Diameter Luar Diameter Momen
Putar (gram) (cm) Rongga (cm) Inersia
Silinder Pejal 531.000 10.053 - 6708.040

Tabel 2. Penentuan Percepatan Secara Teoritis


𝜃() β 𝑔 (m/s2) 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 (m/s2)
25.0 0.5 9.83 2.769

Tabel 3. Data Percobaan 5.1


Waktu 1
𝑖 𝑡𝑖(s) 𝑡𝑖2 Posisi 𝑥 (m)
2
1 0 0 0 𝑎 = 2.793 m/s2 𝑥0 = 0.0002 m
2 0.080 0.003 0.009 ∆𝑎 = 0.003 m/s2 ∆𝑥0 = 0.0004 m
3 0.160 0.013 0.037
4 0.240 0.029 0.081
5 0.320 0.051 0.143
6 0.400 0.080 0.224
7 0.480 0.115 0.322
8 0.560 0.157 0.436
9 0.640 0.205 0.573
10 0.720 0.259 0.725

Tabel 4. Penentuan Momen Inersia Benda Putar


Bentuk Benda Massa Diameter Diameter β Momen
Putar (gram) Luar (cm) Rongga (cm) Inersia
Silinder Berongga 216.439 10.042 8.826 0.886 4835.79

Tabel 5. Penentuan Percepatan Secara Teoritis


𝜃() β 𝑔 (m/s2) 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 (m/s2)
30.0 0.886 9.83 2.606

Tabel 6. Data Percobaan 5.2


Waktu 1
𝑖 𝑡𝑖2 Posisi 𝑥 (m)
𝑡𝑖(s)
2
1 0 0 0 𝑎 = 2.678 m/s2 𝑥0 = 0.004 m
2 0.080 0.003 0.011 ∆𝑎 = 0.009 m/s2 ∆𝑥0 = 0.001 m
3 0.160 0.013 0.039
4 0.240 0.029 0.083
5 0.320 0.051 0.144
6 0.400 0.080 0.221
7 0.480 0.115 0.314
8 0.560 0.157 0.425
9 0.640 0.205 0.553
10 0.720 0.259 0.696

Tabel 7. Penentuan Momen Inersia Benda Putar


Bentuk Benda Massa Diameter Diameter β Momen
Putar (gram) Luar (cm) Rongga (cm) Inersia
Bola Pejal 737.340 10.1 - 0.4 7521.61

Tabel 8. Penentuan Percepatan Secara Teoritis


𝜃() β 𝑔 (m/s2) 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 (m/s2)
30.0 0.4 9.83 3.511

Tabel 9. Data Percobaan 5.3


Waktu 1
𝑖 𝑡2 Posisi 𝑥 (m)
𝑡𝑖(s)
2 𝑖
1 0 0 0 𝑎 = 3.520 m/s2 𝑥0 = −0.004 m

2 0.080 0.003 0.003 ∆𝑎 = 0.011 m/s2 ∆𝑥0 = 0.001 m

3 0.160 0.013 0.042


4 0.240 0.029 0.097
5 0.320 0.051 0.175
6 0.400 0.080 0.276
7 0.480 0.115 0.400
8 0.560 0.157 0.549
9 0.640 0.205 0.721
10 0.700 0.245 0.855
IV. PENGOLAHAN DATA

0,8
y = 2,7933 x + 0,0002
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3


1/2 t2

Grafik 1. Grafik posisi 𝑥 terhadap waktu 1 𝑡2


2

 𝑎𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 2.793 m/s2

 ∆𝑎𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 0.003 m/s2

 𝑥0 = 0.0002 m
 ∆𝑥0 = 0.0004 m
1
 Momen Inersia = 𝑚𝑅2
2
2
1 10.053
= × 531 × ( )
2 2

= × 531 × 5.02652
1
2

= 6708.044 kg m2

 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑔 sin 𝜃
= 1+𝛽
9.83 sin 25°
=
1 + 0.5

= 2.769 m/s2
(𝑎𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖)
 Ketepatan = {1 − [ ]} × 100%
𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

(2.793 𝑚/𝑠2 − 2.769 𝑚/𝑠2)


= {1 − [ 2.769 𝑚/𝑠2 ]} × 100%
= 99.13%
0,8
0,7
y = 2,6779x + 0,0044
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0

00,050,1 0,15 0,2 0,25 0,3


1/2 t2

Grafik 2. Grafik posisi 𝑥 terhadap waktu 1 𝑡2


2

 𝑎𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 2.678 m/s2

 ∆𝑎𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 0.009 m/s2

 𝑥0 = 0.004 m
 ∆𝑥0 = 0.001 m
1
 Momen Inersia = 𝑚(𝑅2 + 𝑟2)
2
10.042 8.826
= 1 × 216.439 + (( )+( ))
2 2 2

= 1 × 216.439 + (5.0212 + 4.4132)


2

= 4835.79 kg m2

 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑔 sin 𝜃
= 1+𝛽
9.83 sin 30°
=
1 + 0.886

= 2.606 m/s2
(𝑎𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖)
 Ketepatan = {1 − [ ]} × 100%
𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

(2.678 𝑚/𝑠2 − 2.606 𝑚/𝑠2)


= {1 − [ 2.606 𝑚/𝑠2 ]} × 100%
= 97.24%
1
0,9
0,8 y = 3,52x - 0,0042
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
-0,1 0
0,2
0,05 0,1 0, 15 0,2 5 0,3
1/2 t2

Grafik 3. Grafik posisi 𝑥 terhadap waktu 1 𝑡2


2

 𝑎𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 3. 520 m/s2

 ∆𝑎𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 0.011 m/s2

 𝑥0 = −0.004 m
 ∆𝑥0 = 0.001 m
2
 Momen Inersia = 𝑚𝑅2
5
2 2
= × 737.340 × (10.1)
5 2

= 2 × 737.340 × (5.05)2
5

= 7521.605 kg m2

 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑔 sin 𝜃
= 1+𝛽
9.83 sin 30°
=
1 + 0.4

= 3.511 m/s2
(𝑎𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖)
 Ketepatan = {1 − [ ]} × 100%
𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

(3.520/𝑠2 − 3.511 𝑚/𝑠2)


= {1 − [ 3.511 𝑚/𝑠2 ]} × 100%
= 99.73%
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kita membuat grafik dan menentukan besar percepatan
gerak menggelinding murni pada bidang miring secara percobaan menggunakan
perangkat lunak Microsoft Excel dengan rumus “LINEST”, serta menghitung
percepatan secara teori dan perbandingan ketepatan percepatannya. Data-data yang
diperoleh merupakan data yang tertera pada saat pengerjaan tugas praktikum lima.
Grafik pertama sampai ketiga merupakan grafik posisi 𝑥 terhadap waktu 1
𝑡2
2

merupakan hasil dari data percobaan tabel 5.1 sampai tabel 5.3 yang menyatakan
perbandingan posisi terhadap waktu. Percepatan secara percobaan pada ketiga grafik
memiliki ketepatan 97% - 100%.
Faktor kesalahan yang sering dijumpai pada percobaan yang menyebabkan
ketepatan tidak 100% pada percepatannya adalah karena silinder atau bola tidak
menggelinding lurus sesuai lintasan. Pengambilan waktu menggunakan timer dan
pengukuran diameter juga menyebabkan perhitungan pada pengolahan data menjadi
tidak tepat. Oleh karena itu percepatan pada percobaan memiliki nilai ketidakpastian,
sedangkan percepatan secara teoritis sudah disepakati oleh para ilmuwan. Jadi
semakin besar ketepatan maka semakin akurat nilai percepatan percobaan mendekati
teoritis.
Aplikasi hukum kekekalan energi mekanik pada kehidupan sehari-hari
misalnya saat kita melempar sebuah baseball ke atas, terdapat enegri kinetik yang
dimiliki bola yang kemudian diubah menjadi energi potensial gravitasi sehingga bola
dapat naik ke atas dan ketika jatuh energinya diubah kembali menjadi energi kinetik.
Selain itu, contoh lainnya juga terdapat pada stasiun pembangkit listrik tenaga air, air
terjun digunakan untuk memutar turbin (roda air) yang mampu memutar generator
listrik. Energi potensial gravitasi dilepaskan ketika air jatuh dan stasiun pembangkit
listrik merubahnya menjadi energi listrik. Pada penerapan hukum kekekalan energi
ini, jumlah energi listrik yang dihasilkan tidak lebih besar dari energi potensial
gravitasi yang hilang (karena gesekan, sebagian energi potensial menaikkan suhu
pada air dan mekanik mesin) (Young HD et al. 2002).
VI. SIMPULAN
Dengan melakukan praktikum ini, kita mampu menentukan besar percepatan
gerak menggelinding murni pada bidang miring baik secara teori maupun secara
eksperimen serta membandingkan keduanya dan memberikan ulasan tentang kedua
hasil tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan R, Fauziah, Hasjmy MA. 2013. Peningkatan motivasi belajar siswa melalui
pendekatan inquiry pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam tentang gerak
gerak benda kelas III sekolah dasar negeri 13 mempawah timur kabupaten
pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. 2(7) : 8-9.
Jumini S, Muhlisoh L. 2013. Pengaruh perbedaan panjang poros suatu benda teradap
kecepatan sudut putar. Prosiding Seminar Nasional Sains dan pendidikan Sains
VIII; 2013 Jun 15; Salatiga, Indonesia. 4(1): 133-134.
Saripudin A, Rustiawan D, Suganda A. 2007. Praktis Belajar Fisika. Jakarta (ID) :
Visindo Media Persada.
Supriyono. 2004. Gerak Melingkar. Jatmiko B, Munasir, editor. Jakarta : Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Young HD, Freedman RA, Sandin TR, Ford AL. 2002. Fisika Universitas Jilid I. Ed ke-
10. Juliastuti E, penerjemah; Wibi HH, Simarmata L, Safitri A, editor. Jakarta
(ID) : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai