Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

HUKUM ARCHIMEDES

KAMILAH DA’INAWARI
G8401201060
ST23.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Dr. R. Tony Ibnu Sumaryada Wijaya Puspita, S.Si., M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mampu menentukan massa jenis dari suatu bahan
dengan melakukan pengukuran massa dan volume secara langsung dan menentukan
massa jenis dari suatu bahan dengan menggunakan hukum Archimedes.

B. Teori Singkat
Gaya apung adalah gaya yang mengarah ke atas dan mampu mengimbangi gaya
berat benda dalam suatu fluida cair sehingga gaya ini dapat menyebabkan sebuah benda
yang dimasukkan ke dalam fluida cair tersebut akan mengapung atau melayang. Besar
gaya apung di dalam media fluida cair dapat diitentukan berdasarkan prinsip Archimedes.
Prinsip Archimedes menunjukkan bahwa besar gaya apung sama dengan berat dari fluida
yang volumenya sama dengan volume dari benda yang tercelup ke dalam fluida tersebut.
Gaya apung 𝐹𝐴 dapat dirumuskan sebagai berikut

𝐹𝐴 = 𝜌𝑐 𝑉𝑔 (7.1)

Selain dapat dinyatakan dengan rumus persamaan 7.1, gaya apung juga dapat
diperoleh jika gaya berat benda (N) sudah diketahui. Berdasarkan Hukum Newton I, bila
suatu benda dalam keadaan diam (setimbang), maka resultan gaya yang bekerja pada
benda harus sama dengal nol atau Σ𝐹 = 0, sehingga 𝐹𝐴 − 𝑊𝑏 = 0 maka diperoleh

𝐹𝐴 = 𝑊𝑏 (7.2)

Massa jenis merupakan pengukuran massa persatuan volume. Di dalam pengukuran


massa jenis umumnya dapat diperoleh dengan menimbang berat zat cair tersebut dan
membaginya dengan volume zat cair yang terukur. Benda yang dicelupkan ke dalam
fluida cair akan memiliki beban dan massa jenis semu atau beban dan massa jenis yang
tidak sesuai dengan nilai sebenarnya (Prawira 2018).

C. Data
Tabel 7.1a. Data percobaan 1.

1 1.225 4.640 =
2 1.250 4.635 =
3 1.245 4.645 =
4 1.250 4.650 =
5 1.255 4.645
6 1.255 4.635
7 1.250 4.640
8 1.255 4.640
9 1.255 4.635
10 1.255 4.635
9 1.255 4.635
10 1.255 4.635

Tabel 7.1b. Pengukuran massa m dan massa semu m’.

0 00 0 0 00

Tabel 7.2a. Data percobaan 2.

Panjang
i

1 3.665 2.500 0.112 =


2 3.670 2.505 0.112 =
3 3.665 2.500 0.112 =
4 3.670 2.505 0.113 =
5 3.670 2.500 0.112 =
6 3.670 2.510 0.113 =
7 3.665 2.500 0.113
8 3.665 2.500 0.112
9 3.665 2.505 0.113
10 3.665 2.510 0.112

Tabel 7.2b. Pengukuran massa m dan massa semu m’.

0 00 0 0 00

Tabel 7.3a. Data percobaan 3.

Panjang
i

1 3.910 3.070 0.980 =


2 3.900 3.065 0.981 =
3 3.890 3.070 0.990 =
4 3.885 3.060 0.984
5 3.880 3.050 0.978
6 3.900 3.055 0.985
7 3.905 3.065 0.986
4 3.885 3.060 0.984 =
5 3.880 3.050 0.978 =
6 3.900 3.055 0.985 =
7 3.905 3.065 0.986
8 3.910 3.070 0.987
9 3.885 3.060 0.987
10 3.860 3.060 0.973

Tabel 7.3b. Pengukuran massa m dan massa semu m’.

0 00 9 69 0 00 6 0 00

D. Pengolahan Data
1. Tabel 7.1a.
a. Volume silinder kuningan
𝜋 2
𝑉=

2
𝜋× 0 × 6 0
𝑉=

𝑉 = 690 3
b. Ketidakpastian volume silinder kuningan
2 2 2
𝜋 𝜋
𝑉 = √( ) × 2 +( ) × 2

𝜋 0 2 2 𝜋 0 6 0
2
( ) × 0 00 2 +( )
𝑉=√
× 0 009 2

𝑉 = 00
2. Tabel 7.1b.
a. Rapat massa silinder kuningan
𝜌𝑏 =
𝑉

𝜌𝑏 = 3
690
𝜌𝑏 = 6 / 3
b. Ketidakpastian rapat massa silinder kuningan
2 2
𝜌𝑏 = √( ) × 0 9 × 2 + ( 2) × 𝑉 2
𝑉 𝑉

2 2
𝜌𝑏 = √( 3
) × 0 9 × 0 00 2 +( 3 2
) × 00 2
690 690

𝜌𝑏 = 0
c. Rapat massa semu silinder kuningan
𝜌𝑐
𝜌𝑏 =

3
0 × /
𝜌𝑏 =
− 0

𝜌𝑏 = / 3
d. Ketidakpastian rapat massa semu silinder kuningan
+ ′ 𝜌𝑐
𝜌𝑏 = ×
− ′ 2

3
+ 0 × /
𝜌𝑏 = 2
× 0 00
− 0

𝜌𝑏 = 0 0
3. Tabel 7.2a.
a. Volume plat kaca
𝑉=
𝑉 = 66 × 0 ×0
3
𝑉= 0
b. Ketidakpastian volume plat kaca
2
𝑉 = √( ) × 2 + 2 × 2 + 2 × 2

𝑉 = 0 00
4. Tabel 7.2b.
a. Rapat massa plat kaca
𝜌𝑏 =
𝑉

𝜌𝑏 = 3
0
𝜌𝑏 = 60 / 3
b. Ketidakpastian rapat massa plat kaca
2 2
𝜌𝑏 = √( ) × 0 9 × 2 + ( 2) × 𝑉 2
𝑉 𝑉
𝜌𝑏 = 0 0
c. Rapat massa semu plat kaca
𝜌𝑐
𝜌𝑏 =

𝜌𝑏 = 99 / 3
d. Ketidakpastian rapat massa semu plat kaca
+ ′ 𝜌𝑐
𝜌𝑏 = ×
− ′ 2
𝜌𝑏 = 0 0 9
5. Tabel 7.3a.
a. Volume balok kayu
𝑉=
𝑉= 9 3
b. Ketidakpastian volume balok kayu
2
𝑉 = √( ) × 2 + 2 × 2 + 2 × 2

𝑉 = 00
6. Tabel 7.3b.
a. Rapat massa balok kayu
𝜌𝑏 =
𝑉
𝜌𝑏 = 0 66 / 3
b. Ketidakpastian rapat massa plat kaca
2 2
𝜌𝑏 = √( ) × 0 9 × 2 + ( 2) × 𝑉 2
𝑉 𝑉
𝜌𝑏 = 0 00
c. Rapat massa semu plat kaca
𝜌𝑐
𝜌𝑏 =
− 2
𝜌𝑏 = 0 69 6 / 3
d. Ketidakpastian rapat massa semu lat kaca
+ − 2 𝜌𝑐
𝜌𝑏 = ×
− 2 2
𝜌𝑏 = 0 00 0
E. Pembahasan
Pada praktikum kali ini terdapat tiga benda dengan jenis yang berbeda sebagai alat
percobaan dalam penerapan Hukum Archimedes. Ketiga benda tersebut yaitu silinder
kuningan, plat kaca, dan balok kayu. Percobaan kali ini akan menghitung volume dan
rapat massa masing-masing benda beserta ketidakpastiannya yang diketahui dari hasil
pencelupan ketiga benda tersebut ke dalam wadah yang berisi air dengan kerapatan massa
/ 3. Sebelum percobaan dengan prinsip gaya apung dilakukan, ketiga benda tersebut
diukur terlebih dahulu. Panjang, diameter, dan lebar benda diukur menggunakan jangka
sorong, ketebalannya diukur menggunakan mikrometer sekrup, dan massanya diukur
dengan menggunakan neraca Ohaus. Ketiga benda tersebut diukur sebanyak 10 kali
pengulangan dan diperoleh hasil yang terdata pada Tabel 7.1a., 7.1b., 7.2a., 7.2b., 7.3a.,
dan 7.3b.
Data yang akan diambil dari banyak data yang tercatat adalah rata-rata dari masing-
masing besaran, sehingga diperoleh rata-rata diameter dan panjang silinder kekuningan
beserta ketidakpastiannya pada Tabel 7.1a., rata-rata panjang, lebar, dan tebal plat kaca
beserta ketidakpastiannya pada Tabel 7.2a. dan yang terakhir yaitu rata-rata panjang,
lebar, dan diameter balok kayu beserta ketidakpastiannya pada Tabel 7.3a. Setelah
diperoleh rata-ratanya, maka akan diperoleh pula volume pada masing-masing benda
tersebut. Volume silinder kekuningan diperoleh 690 3 dengan ketidakpastian 0 0 ,
3
untuk plat kaca diperoleh volumenya yaitu 0 dengan ketidakpastian 0 00 ,
sedangkan untuk balok kayu diperoleh volumenya yaitu 9 3 dengan
ketidakpastian 0 0 .
Setelah diperoleh volume dari masing-masing benda, maka rapat massa beserta
ketidakpastiannya dari ketiga benda tersebut juga dapat ditentukan dengan perbandingan
antara massa benda sebenarnya terhadap volume benda tersebut. Sehingga dapat
diperoleh rapat massa silinder kekuningan beserta ketidakpastiannya yaitu 6
0 / 3 , untuk rapat massa plat kaca beserta ketidakpastiannya diperoleh
60 0 0 / 3 , sedangkan untuk rapat massa balok kayu beserta
ketidakpastiannya diperoleh 0 66 0 00 / 3.
Pada saat ketiga benda tersebut dicelupkan ke dalam wadah yang berisi air, maka
beban dari massa tersebut seolah-seolah lebih ringan. Percobaan dengan prinsip
Archimedes tersebut dilakukan dengan mengaitkan benda pada salah satu lengan neraca
menggunakan tali, lalu seimbangkan. Karena ketiga benda tersebut memiliki massa yang
berbeda, maka posisi ketiga benda tersebut dalam air juga akan berbeda.
Ketika silinder kekuningan dicelupkan ke dalam wadah berisi air, maka diperoleh
posisi silinder tersebut berada di dasar wadah yang berarti silinder tersebut tenggelam
ketika dicelupkan ke dalam air. Hal tersebut disebabkan karena rapat massa silinder
kekuningan lebih besar dari pada rapat massa air, sehingga air tidak mampu
mendorongnya ke arah atas. Selanjutnya, ketika plat kaca dicelupkan ke dalam wadah
yang berisi air, maka posisinya tidak berada baik di dasar maupun di permukaan. Kondisi
tersebut dinamakan melayang. Hal tersebut disebabkan karena rapat massa plat kaca sama
dengan rapat massa air, sehingga plat kaca tersebut berada pada kondisi yang tidak
tenggelam dan tidak juga mengapung. Benda terakhir dalam percobaan yaitu balok kayu.
Keadaan balok kayu ketika dicelupkan ke dalam air yaitu berada di permukaan air yang
berarti benda tersebut mengapung. Hal tersebut disebabkan karena rapat massa balok
kayu lebih kecil dari rapat massa air, sehingga gaya apung bekerja sangat optimal.
Selain menentukan volume dan rapat massa ketiga benda tersebut, dalam percobaan
kali ini dapat diperoleh pula rapat massa semu dengan mengolah data massa semu ketiga
benda tersebut. Massa semu benda dapat diartikan sebagai massa suatu benda ketika
dicelupkan ke dalam air. Data massa semu benda dan massa sebenarnya dari ketiga benda
tersebut terdata pada Tabel 7.1b., 7.2b., dan 7.3b. dengan sekali pengukuran saja. Dalam
pengukuran massa balok kayu, terdapat bantuan dari sebuah benda agar dapat
mencelupkan keseluruhan permukaan balok kayu untuk diukur massa semunya, benda
pembantu tersebut dinamakan pembenam, sehingga berat pembenam sebenarnya dan
berat pembenan ketika di dalam air juga disertakan.
Rapat massa beserta ketidakpatiannya untuk masing-masing benda yaitu silinder
kekuningan, plat kaca, dan balok kayu secara berturut-turut 00 / 3,
99 0 0 9 / 3 , 0 69 6 0 00 0 / 3 . Dapat dilihat bahwa
kerapatan massa semu lebih kecil dari pada kerapatan massa sebenarnya, kecuali pada
balok kayu karena ditambahkan beban pembenam. Hal tersebut yang menyebabkan benda
di dalam air terasa lebih ringan.
Kesalahan yang memungkinkan terjadi pada praktikum kali ini seperti neraca yang
rusak, kesalahan membaca angka pada saat pengukuran, dan kurangnya kemampuan
menganalisis. Bahkan, kesalahan-kesalahan yang lain juga memungkinkan terjadi tetapi
kesalahan tersebut tidak disadari atau tidak bisa dihindari.

F. Simpulan
Percobaan-percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini dapat menentukan massa
jenis dan volume dari variasi benda seperti silinder kekuningan, plat kaca, dan balok
kayu. Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam wadah yang berisi air akan menyebabkan
benda tersebut memiliki massa yang berbeda dengan massa sebenarnya, massa tersebut
dinamakan massa semu. Menggunakan prinsip Archimedes, dapat diperoleh posisi benda
ketika dicelupkan ke dalam air yang dibedakan menjadi tiga kategori yaitu tenggelam,
melayang, dan mengapung. Pada setiap praktikum, seringkali ditemukan beberapa
kesalahan baik secara sistem atau acak, contohnya seperti kesalahan praktikan dalam
membaca angka (paralaks), atau bahkan yang tidak dapat dihindari seperti angin.

Daftar Pustaka
Asraf A, Budhy K. 2021. Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik: Jilid 2 Mekanika Fluida
dan Termodinamika. Darojah LI, editor. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Late MN, Sutopo, Yuliati L. 2017. Peningkatan pemahaman konsep tekanan hidrostatis
dan Hukum Archimedes siswa SMP melalui pembelajaran discovery. 2(9): 1215–
1219. doi: 10.17977/jptpp.v2i9.9952.
Prawira NB, Rouf A. 2018. Perancangan alat ukur massa jenis zat cair menggunakan
cepat rambat gelombang ultrasonic. Indonesian Journal of Electronics and
Instrumentation Systems (IJEIS). 8(2): 143–154. doi: 10.22146/ijeis.24481.

Anda mungkin juga menyukai