Anda di halaman 1dari 7

Nama : Kamilah Da’inawari Hari/Tanggal : Rabu, 17 Februari 2021

NIM : G8401201060 Dosen PJP : Dr. Ir. Dorly, M.SI

Kelas : ST23.2 (P26) Nama Asisten : 1. Salsabila Aida (G84180043)


2. Nafasya Negiy D (G84180083)

3. Mia Kurnia S (E44180018)

4. Hana Primanda R (A24180161)

KEANEKARAGAMAN ORGANISME MIKROSKOPIS

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari organisme yang tidak kasat mata dari
kelompok bakteri, protista dan cendawan dengan bantuan alat pembesar, yaitu
mikroskop cahaya.
Hasil
Bakteri
1. Pengamatan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus)

2. Pengamatan bakteri gram negatif (Eschericia coli)


Protista
1. Pengamatan Paramecium dan morfologinya

2. Pengamatan Euglena dan morfologinya


Cendawan
1. Pengamatan pada Rhizopus dan morfologinya

2. Pengamatan pada Jamur Pelempar Topi (Pilobolus sp.)

Pembahasan
Pengamatan pada Bakteri
1. Sebutkan bentuk sel E. coli dan Staphylococcus dari hasil pengamatan
tersebut di atas.
Jawab : Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, bakteri Escherichia Coli (E.
coli) memiliki sel berbentuk basil yang berasal dari kata bacillus yang berarti batang.
Sedangkan bakteri Staphylococcus memiliki sel berbentuk bola atau dikenal sebagai
kokus yang berkoloni membentuk sekelompok sel tidak teratur sehingga bentuknya
mirip kumpulan buah anggur (Fifendy 2017).
2. Apakah pewarnaan sebaiknya selalu digunakan dalam setiap pengamatan
morfologi bakteri, jelaskan
Jawab : Pada umumnya mikroorganisme tidak berwarna apabila dilihat
menggunakan mikroskop cahaya biasa, termasuk juga bakteri. Dengan ukuran yang
sangat kecil, tipis, dan tidak berwarna, akan sangat sulit untuk diamati jika tidak
menggunakan teknik pewarnaan sehingga pengamatan terhadap morfologi bakteri
dapat terlihat lebih jelas (Murwani 2015)
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan hasil pengamatan menggunakan
pewarnaan sederhana dan pewarnaan Gram
Jawab : Pewarnaan sederhana adalah teknik pewarnaan yang menggunakan satu zat
pewarna dan ditujukan terutama untuk mengetahui morfologi bakteri. Pewarna yang
sering digunakan pada pewarnaan sederhana yaitu kristal violet, methilen biru,
karbol fuksin, dan juga safranin. Warna bakteri sesuai dengan pewarna yang
digunakan. Sementara itu, pewarnaan Gram adalah teknik pewarnaan bakteri yang
menggunakan lebih dari satu zat pewarna dan sama seperti pewarnaan sederhana,
pewarnaan ini ditujukan untuk mengetahui morfologi bakteri. Selain itu, teknik
pewarnaan gram ini mengklasifikasikan bakteri ke dalam dua kelompok besar, yaitu
bakteri gram positif dan gram negatif (Murwani 2015).
4. Struktur bakteri bagian manakah yang menentukan hasil pewarnaan Gram
Jawab : Perbedaan warna bakteri pada hasil pewarnaan Gram menunjukkan bahwa
adanya perbedaan struktur dinding sel antara bakteri gram positif dan Gram negatif
(Nurhidayati et al. 2015)
5. Jelaskan mengapa bakteri Gram negatif berwarna merah, sedangkan bakteri
Gram positif berwarna ungu atau kebiruan
Jawab : Perbedaan warna bakteri pada pewarnaan Gram disebabkan perbedaan
susunan dinding sel dalam kemampuan menahan kombinasi dari crystal violet-iodine
(CV-I) complex. Perbedaannya adalah kandungan dari peptidoglikan (disakarida dan
asam amino) pada dinding selnya. Bakteri gram positif memiliki kandungan dari
peptidoglikan yang lebih tebal disbanding gram negatif. Pada dinding sel bakteri
gram negatif terdapat lapisan LPS yang tersusun dari lipid dan polisakarida. CV-I
mempunyai ukuran yang lebih besar, sehingga pada gram positif, CV-I tersebut tidak
dapat keluar saat pelunturan menggunakan alkohol. Pada gram negative, saat
pelunturan dapat melarutkan lapisan luar LPS, sehingga CV-I dapat keluar dari
lapisan tipis peptidoglikan saat pelunturan. hasilnya bakteri yang tidak berwarna
menjadi merah saat diberi warna pembanding (Murwani 2015)
6. Jenis pewarnaan manakah yang dapat digunakan untuk mengamati
keberadaan kapsul pada bakteri
Jawab : Untuk mengamati keberadaan kapsul pada bakteri dapat menggunakan
pewarnaan khusus, pewarnaan ini ditujukan untuk mewarnai dan mengisolasi bagian
tertentu dari mikroorganisme, seperti kapsula (Murwani 2015).
7. Jelaskan prosedur yang sesuai jika ingin mengamati motilitas bakteri
Jawab : Uji motilitas digunakan untuk melihat pergerakan bakteri. Uji motilitas ini
dilakukan dengan menusukkan satu koloni isolat bakteri ke dalam media SIM
(Sulfide Indol Motility). Usahakan jarum tanam tajam jangan sampai menyentuh
dasar tabung kaki (Prasetya et al.), kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu
37°C. Pertumbuhan bakteri di sekitar tusukan menunjukkan hasil uji negatif.
Pertumbuhan bakteri yang menyebar pada media menunjukkan hasil uji positif
(Kursia et al. 2020).
8. Sebutkan secara umum perbesaran minimum pada mikroskop yang dapat
digunakan untuk mengamati bakteri
Jawab : Perbesaran minimum pada mikroskop yang dapat digunakan untuk
mengamati bakteri yaitu perbesaran 100x.
9. Sebutkan perbesaran lensa objektif mikroskop yang digunakan harus
memakai minyak imersi
Jawab : Minyak imersi dalam kegiatan pengamatan menggunakan mikroskop
berguna untuk mengurangi pembiasan cahaya untuk mendapatkan specimen yang
jelas. Lensa objektif dengan skala perbesaran 100x adalah lensa yang paling cocok
digunakan jika specimen dioles dengan minyak imersi. Jika memakai skala
perbesaran 10x atau 40x akan berpotensi merusak lensa secara permanen.
10. Haruskah dibersihkan lensa objektif yang menyentuh minyak imersi?
Jelaskan jawaban Anda
Jawab : Lensa objektif yang menyentuh minyak imersi harus selalu dibersihkan
untuk menjaga kualitas lensa. Pembersihannya menggunakan kertas lensa dan
ditepuk-tepuk secara lembut pada lensa, jangan digosok dan jangan memakai cairan
apapun.
Pengamatan pada Protista
1. Jelaskan cara Paramecium dalam memperoleh nutrisi dari tempat hidupnya
Jawab : Paramecium adalah organisme uniseluler yang dapat ditemukan secara luas
di kolam air tawar, danau, parit, kolam, sungai, danau, waduk, dan lain-lain. Untuk
memperoleh nutrisi, Paramecium memiliki tipe holozoik yang berarti dapat
mencerna partikel makanan dan kemudian melakukan beberapa proses internal dari
bahan makanan tersebut baik berupa padat atau cair di dalam sel mereka. Pertama-
tama, Paramecium menggunakan silia untuk menangkap makanan ke dalam
vestibulum dengan cara menggetarkan rambut silianya, kemudian makanan yang
telah masuk akan melewati sitostom dan sitofaring menuju ke vakuola di sana terjadi
proses pencernaan dengan menggunakan enzim. Setelah itu, Paramecium akan
menyerap berbagai nutrisi dari makanan dan memanfaatkannya untuk berbagai
keperluan metabolisme. Terakhir, Paramecium akan mengeluarkan bagian makanan
yang tidak tercerna dari vakuola makanan dan dikeluarkan sepenuhnya dari
Paramecium melalui lubang anus (Dey 2021).
2. Sebutkan fungsi vakuola kontraktil, makronukleus dan mikronukelus
Paramecium
Jawab : Vakuola kontraktil berfungsi untuk pengaturan tekanan osmosis
(osmoregulasi) yang mengontrol keseimbangan air intraseluler dan memungkinkan
sel untuk bertahan hidup di bawah tekanan hipotonik serta berfungsi untuk
mengeluarkan sisa makanan dengan cara berdenyut. Makronukleus memiliki fungsi
vegetatif yang berarti bertanggungjawab atas semua aktivitas non-reproduksi atau
seperti proses metabolisme sel. Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif yang
berarti bertanggung jawab dalam mengendalikan proses reproduksi sel, seperti
proses konjugasi (Du F et al. 2008; Britannica 2015).
3. Jelaskan perbedaan tipe perolehan nutrisi pada Paramecium dan Euglena
Jawab : Paramecium memiliki tipe holozoik dalam memperoleh nutrisi yang berarti
dapat menngambil makanan dari lingkungannya baik dalam bentuk padat atau cair
dan kemudian melakukan proses pencernaan di dalam tubuhnya. Sedangkan Euglena
memiliki dua tipe dalam memperoleh nutrisi. Pertama, tipe holofitik yang berarti
dapat memproduksi nutrisi dari unsur-unsur mineral dengan proses fotosintesis.
Kedua, tipe safrozoik yang berarti kemampuan memperoleh nutrisi dengan cara
mengambil dan mencerna makanan dari materi organik yang sudah mati (Dey 2021).
Pengamatan pada Cendawan
1. Sebutan spora seksual Rhizopus ialah….. dan sebutan spora aseksualnya
ialah ….
Jawab : Spora seksual Rhizopus ialah zigospora dan spora aseksualnya ialah
sporangiospora (Diana 2018).
2. Spora pada soal no 2 tersebut haploid ataukah diploid?
Jawab : Sporangiospora termasuk jenis haploid sedangkan zigospora termasuk
diploid karena terbentuk dibentuk dengan melibatkan perkawinan antara dua hifa
haploid (Libretext 2020).
3. Jelaskan cara Rhizopus dan Pilobolus memperoleh nutrisi dari subtrat tempat
hidupnya
Jawab : Rhizopus dan Pilobolus termasuk safrozoik yang berarti memperoleh nutrisi
dari material yang sudah mati, lembab, dan membusuk, Rhizopus sering ditemukan
pada buah-buahan, sedangkan Pilobolus biasa ditemukan pada kotoran hewan
herbivora.
4. Sebutan spora Pilobolus ialah
Jawab : Spora Pilobolus ialah sporangiospora.
5. Topi yang ditembakkan oleh Pilobolus adalah
Jawab : ‘Topi’ yang ditembakkan oleh Pilobolus adalah sporangiumya.
6. Pilobolus menembakkan topinya (soal no 6) ke arah manakah? Jelaskan
jawaban Anda
Jawab : Pilobolus menembakkan topinya atau sporangiumya ke arah sumber
cahaya, diawali dengan mendeteksi cahaya yang menunjukkan adanya mekanisme
fototropisme. Setelah cahaya terdeteksi, sporangiospora membungkuk dan kemudian
menembak sporangium ke arah sumber cahaya (Hafizhin et al. [tahun tidak
diketahui]).
7. Sebutan cendawan yang tumbuh pada kotoran hewan dikenal dengan istilah
Jawab : Cendawan yang tumbuh pada kotoran hewan dikenal dengan istilah
Coprophilous fungi (Krug 2004)
8. Sebutkan jenis somatik Rhizopus dan Pilobolus
Jawab : Jenis somatik Rhizopus dan Pilobolus yaitu mempunyai sporangium dan
miselium yang terdiri dari tiga hifa yaitu hifa stolon, hifa rizoid, dan hifa
sporangiosfor/sporangiospora.

Simpulan
Bakteri, protista, dan cendawan termasuk makhluk hidup yang sukar dilihat dengan
menggunakan mata telanjang sehingga membutuhkan alat pembesar untuk melihatnya
seperti mikroskop cahaya. Bakteri termasuk ke dalam organisme prokariotik, sedangkan
protista dan cendawan termasuk ke dalam organisme eukariotik. Bakteri dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok dengan menggunakan teknik pewarnaan gram
yairu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Protista merupakan makhluk hidup
yang dapat menyerupai tumbuhan, hewan, maupun jamur, seperti Paramecium yang
menyerupai hewan karena memiliki alat gerak dan Euglena yang menyerupai tumbuhan
karena memiliki klorofil dan mampu berfotointesis. Cendawan merupakan organisme
heterotrof yang dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual dan cenderung ditemukan
di tempat yang lembap.
Daftar Pustaka
Aluoch AM, Otiende, MY, Obonyo, MA, Mungai, PG, Okun DO, Angelone-Alasaad S,
Jowers, MJ. 2017. First genetic identification of Pilobolus (Mucoromycotina,
Mucorales) from Africa (Nairobi National Park, Kenya). South African Journal of
Botany. 111: 182–188. doi:10.1016/j.sajb.2017.03.006.
[Britannica]. 2015 Jun 12. Paramecium. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/science/Paramecium [diakses 21 Feb 2021].
Diana N. 2018. Identifikasi jamur Rhizopus sp. Pada buah pepaya jingga (Carica papaya
L) [karya tulis ilmiah]. Jombang: STIK Insan Cendekia Medika.
Du F, Edwards K, Shen Z, Sun B, De Lozanne A, Briggs S, Firtel RA. 2008. Regulation
of contractile vacuole formation and activity in Dictyostelium. EMBO J. 27(15): 2064-
76. doi: 10.1038/emboj.2008.131.
Fifendy M. 2017. Mikrobiologi. Depok: KENCANA.
Greaves M. 2014. Pilobolus in Britain. Field Mycology. 15(2): 62–
64. doi:10.1016/j.fldmyc.2014.03.012.
Krug JC, Benny GL, Keller HW. 2004. Coprophilous fungi. Di dalam: Mulluer GM, Bills
GF, Foster MS, editor. Biodiversity of Fungi. United States (US): Academic Press.
hlm 467–499. doi: 10.1016/b978-012509551-8/50024-6.
Kursia S, Imrawati, Ismail, Halim A, Ramadhani N, Ramadhani F, Priska F, Hanifah F.
2020. Identifikasi biokimia dan aktivitas antibakteri isolate bakteri asam laktat limbah
sayur bayam. Media Farmasi Poltekkes Makassar. 16(1): 27-32. [diakses 19 Feb
2021]. doi: https://doi.org/10.32382/mf.v16i1.1369.
Murwani S. 2015. Dasar-dasar Mikrobiologi Veteriner. Malang: UB Press.
Nurhidayati S, Faturrahman, Ghazali M. 2015. Deteksi bakteri patogen yang berasosiasi
dengan Kappaphycus alvarezii (Doty) bergejala penyakit ice-ice. Jurnal Sains
Teknologi & Lingkungan. 1(2): 24-30. [diakses 19 Feb 2021]. doi:
https://doi.org/10.29303/jstl.v1i2.53.
Petruzzello M. 2018 Okt 26. Pilobolus. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/science/Pilobolus-fungus-genus [diakses 21 Feb 2021]
Prasetya YA, Winarsih IY, Pratiwi KA, Hartono MC, Rochimah DN. 2019. Deteksi
fenotipik Eschericia coli penghasil Extended Spectrum Beta-Lactamases (ESBLs)
pada sampel makanan di Krian Sidoarjo. Life Science. 8(1): 95-105. [diakses 20 Feb
2021]. doi: 10.15294/lifesci.v8i1.29995.

Anda mungkin juga menyukai