PENDAHULUAN
Dasar Teori
Sel merupakan suatu unit dasar biologi (Rahmadina dan Febriani 2017). Sel dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik
(Campbell et al. 2002). Perkembangan pada organel membran sel menjadi tahapan yang
paling penting dalam kehidupan karena membran sel sebagai berlangsungnya reaksi
metabolisme (Pudjiadi 1994). Membran sel berbentuk selaput tipis, disebut juga membran
plasma (plasmalema). Membran sel merupakan lapisan terluar dari sel hidup yang bersifat
semipermeabel (Campbell et al. 2010). Artinya, sel hanya dapat dilewati oleh zat tertentu,
tetapi tidak dapat dilewati oleh zat lainnya. Zat yang dapat dilewati ialah air, zat yang larut
dalam lemak, dan ion tertentu (Huda 2020).
Membran sel tersusun atas dua lapis molekul fosfolipid, terlihat secara jelas bila
melakukan pengamatan di mikroskop elektron (Campbell et al. 2010). Berdasarkan
komposisi kimia, membran sel terdiri atas lipid dan protein (pospat). Bagian ekor tersusun
atas lipid yang bersifat hidrofobik (nonpolar), kedua lapis molekul tersebut saling
berorientasi kedalam, sedangkan bagian kepala bersifat hidrofilik (polar), mengarah ke
lingkungan yang berair (Prawiranata 1981). Komponen protein terletak pada membran
dengan posisi yang berbeda-beda. Beberapa protein terletak periferal, sedangkan yang lain
tertanam (integral) dalam lapis ganda fosfolipid (Campbell et al. 2010).
Struktur pada sabun serupa dengan struktur pada membran sel karena bentuknya yang
panjang dan ujungnya memiliki sifat yang berbeda. Sabun memiliki gugus polar dan
nonpolar. Molekulnya memiliki rantai hidrogen yang bersifat hidrofobik (nonpolar) dan zat
organiknya bersifat hidrofilik (polar) (Fessenden 1982). Kandungan utama penyusun sabun
(R-COONa) adalah asam lemak dan alkali (Pramushinta 2011). Sabun dibuat dengan dua
cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak (Hasibuan et al. 2019).
METODE
Praktikum kali ini menggunakan metode percobaan yang dilakukan secara mandiri oleh
praktikan di rumah. Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu wadah, bingkai buatan
dari sedotan, pisau, dan gunting. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu larutan
sabun atau deterjen, larutan gula, berbagai larutan percobaan (seperti minyak goreng, cuka,
dan alkohol).
Perlakuan 2
Tabel 1 Hasil Perlakuan 2
Perlakuan Lapisan Gelembung Foto
Perlakuan 3
Pipa yang telah dibasahi air sabun dapat menembus lapisan gelembung sabun. Benda-
benda lain dapat masuk ke sela-sela yang kosong, sama konsepnya dengan lapisan ganda
fosfolipid pada membran sel di protein integral, khususnya. Membran sel memiliki protein
integral yang berada membentang ke kedua sisi membran berfungsi sebagai protein transpor
sehingga ion dalam sel dan luar sel dapat seimbang (Campbell et al. 2010). Pada perlakuan 3,
karet yang telah dibasahi air sabun dapat mengambang dan menyatu dengan larutan sabun pada
bidang dan benda-benda lain dapat masuk. Dengan demikian, karet atau pipa yang
mengambang pada lapisan gelembung sabun dapat divisualisasikan sebagai protein integral
dalam membran sel.
Gambar 8 Perlakuan 3.
Sumber: Dokumen pribadi
SIMPULAN
Struktur pada lapisan gelembung sabun serupa dengan struktur lapisan ganda fofolipid
pada membran sel atau plasmalema. Sifat lapisan gelembung sabun sama halnya dengan sifat
membran sel yaitu berupa cairan, fleksibel, dan dapat memperbaiki diri. Pada lapisan ganda
fosfolipid di membran sel, terdapat protein integral yang memiliki fungsi khusus sebagai
transpor zat, hal tersebut dapat divisualisasikan pada pipa atau karet yang dilapisi air sabun
dapat menyatu dengan lapisan gelembung sabun sehingga benda-benda lain dapat masuk
melalui celah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Edisi Kelima, Jilid III. Jakarta(ID):
Erlangga.
Campbell. 2010. Biologi. Edisi Kedelapan, Jilid I. Jakarta(ID): Erlangga.
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta(ID): Erlangga.
Gunawan G.Y. 2014. Formulasi dan evaluasi sifat fisik sabun batang transparan minyak jahe
dengan variasi sukrosa dan glukosa sebagai transparent agent [skripsi]. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
HasibuanR, Adventi F, Parsaulian R. 2019. Pengaruh suhu reaksi, kecepatan pengadukan dan
waktu reaksi pada pembuatan sabun padat dari minyak kelapa. Jurnal Teknik Kimia.
8(1): 11-17.
Huda K. 2020. Biologi Kelas XI. Jakarta(ID): Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Poedjiadi A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta(ID): UI Press.
Pramushinta D. 2012. Pembuatan Sabun. http://PembuatanSabun_ Inuyashaku’s Blog.html.