Materi 1
b. Alat Pembakar
1. Apakah fungsi bagian pembakar gas berikut
a) Lubang pengatur udara (air vent)
Untuk menagatur jumlah udara yang masuk
b) Kran pengatur gas (main valve)
Untuk mengatur banyaknya gas yang masuk
c) Spud
Lubang masuknya gas (saluran masuk gas)
2. Mengapa api yang berwarna kuning tidak baik untuk pemanasan?
Karena sifat api kuning yang kurang panas dan dapat mengotori alat-alat laboratorium yang
dipanaskan.
III. Menimbang
1. Tuliskan urutan langkah menimbang padatan
(1)pastikan timbangan/neraca belum tersambung dengan listrik. (2) bersihkan bagian dalam
neraca. (3) cek waterpass, pastikan gelembung udara ditengah lingkaran, dengan menggeser/
memutar bagian kaki neraca. (4) sambungkan neraca dengan listrik, tekan tombol zero/on, tunggu
15 menit hingga stabil. (5) setelah stabil, masukkan wadah yang digunakan untuk menimbang,
catat bobot wadah lalu tekan tombol tare. (6) ambil bahan yang ditimbang, lalu masukkan ke dalam
neraca, pastikan bahan tidak berceceran. (7) tutup kaca, tunggu hingga stabil lalu catat nilainya.
(8) setelah dicatat, keluarkan wadah yang sudah berisi zat yang telah ditimbang, lalau tutup
kembali neraca. (9) tekan tombol tare lalu tombol off. (10) cabut dari sambungan listrik lalu
bersihkan neraca.
2. Jelaskan pentingmya memastikan posisi gelembung berada di dalam lingkaran !
Untuk memastikan bahwa neraca sudah dalam kondisi posisi secacar (rata), sehingga pengukuran
menjadi lebih akurat.
Materi 2
Pengenalan dan Penanganan Bahan Kimia
I. Simbol Bahan Kimia
Asam Asetat Mangan (II) Sulfat 1-Butanol Litium nitrat Tris Amino
CH3COOH MnSO4 C4H10O LiNO3 Metana
(HOCH2)3CNH2
Materi 3
Pembuatan Larutan
Materi 4
Ikatan Kimia: Ionik dan Kovalen
I. Perbandingan titik leleh
a. Senyawa kovalen
Urea pengamatan 130-132 °C; Buku acuan 132 °C
Sukrosa penganatab 184-186 °C; Buku acuan 186 °C
b. Senyawa Ionik
KCL 770°C; CaCl2 772°C; MgSO4 1124 °C
Berdasarkan kisaran titik leleh data pengamatan, bagaimanakah kemurnian sampel urea dan
sukrosa?
Kisaran titik lelehnya adalah 2°C. kondisi ini sesuai dengan konsep senyawa murni yang memiliki trayek
tajam, yaitu trayek titik lelehnya sempit (2°C). Dengan ini, terbukti bahwa urea dan sukrosa berada
dalam keadaan murni (tidak tercampur zat asing). Ditambah, dengan banyaknya urea dan sukrosa yang
digunakan dalam uji coba (2mm pipa kapiler), sesuai dengan prosedur.
Mengapa titik leleh senyawa ionic lebih tinggi daripada senyawa kovalen?
Karena gaya Tarik menarik antar molekul senyawa ionic (keelektronegatifan) sangat kuat. Sehingga
diperlukan energi yang lebih besar untuk mengalahkan gaya tersebut. Maka dari itu, senyawa ionic
memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan senyawa kovalen.
II. Wujud
Senyawa Wujud Senyawa Wujud
Urea Padatan KCL Padatan
Sukrosa Padatan CaCl2 Padatan
Alkohol Cair MgSO4 Padatan
Pembahasan
Perbedaan wujud zat disebabkan oleh perbedaan ikatan yang terbentuk, ikatan ionic bersifat lebih kuat
dibandingkan ikatan kovalen. Maka dari itu yang memiliki ikatan kovalen dapat berwujud padatan dan
cairan.
V. Kemudahan Terbakar
Senyawa Terbakar/Tidak Senyawa Terbakar/Tidak
Urea Terbakar (+++) KCL Tidak Terbakar (-)
Sukrosa Terbakar (+++) CaCl2 Tidak Terbakar (-)
Alkohol Terbakar (+++) MgSO4 Tidak Terbakar (-)
Pembahasan
Ikatan ionic memiliki gaya Tarik menarik yang lebih besar dibanding kovalen, sehingga senyawa ionic
tidak mudah terbakar atau memerlukan energi yang lebih besar untuk dapar membakarnya (suhu lebih
tinggi). Suhu yang dihasilkan kali ini tidak cukup untuk membakar senyawa ionic, namun dapat
membakar senyawa kovalen, karena kovalen memiliki ikatan yang lebih lemah dibanding dnegan ionic.
VII.Kesimpulan
Senyawa ionic lebih kuat dibanding kovalen. Hal ini dibuktikan dengan senyawa ionic memiliki titik
leleh yang lebih tinggi, berbentuk padatan dalam suhu ruang, konduktor yang baik dalam bentuk
larutan, sulit terbakar dan emmeiliki bau yang tidak menyengat. Sedangkan senyawa kovalen memiliki
titik leleh yang rendah, berbentuk padatan atau cairan dalam suhu ruang, mudah terbakar dan berbeu
menyengat.
Materi 5
Kinetika Kimia
IV. Simpulan
Terbukti bahwa laju reaksi dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan konsentrasi, meningkatkan
suhu dan menambah katalis dalam larutan. [eningkatan laju reaksi dapat diamati dari waktu reaksi
yang lebih cepat.
V. Pertanyaan
1. Jelaskan bagaimana kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi
Karena mengakibatkan partikel-partikel terlarut semakin aktif, sehingga frekuensi tumbukan akan
semakin besar dan energi kinetic molekul juga meningkat, akibatnya laju reaksi akan menjadi lebih
cepat.
2. Jelaskan pengaruh katalis dalam mempercepat laju reaksi
Dalam laju reaksi, katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi,
sehingga reaksi akan lebih mudah terjadi dan laju reaksi menjadi lebih cepat.
3. Sebutkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi laju reaksi
Luas permukaan bidang sentuh, tanaman, sifat zat yang bereaksi, dan beberapa pada cahaya
Materi 6
Polimer
I. Karet
a. Pengukuran Awal
No. Panjang (P1) cm Lebar (L1) cm Tebal (T1) cm Massa (M1) g
1 1,14 1,04 0,12 0,238
2 1,06 0,95 0,14 0,205
3 1,15 1,02 0,13 0,234
Pembahasan
Setelah mellaui perendaman, panjang lebar tebal dan masa karet bertambah. hal ini dikarenakan
pada karet terjadi proses vulkanisasi, yaitu penambahan ikatan taut silang dengan atom-atom
sulfur. Karena ikatan ini menyebabkan struktur karet menjadi tiga dimensi dengan ruang kosong,
ruang kosong ini ditempati oleh molekul-molekul yang lebih kecil. maka dari itu ukuran karet
meningkat setelah dimasukkan dalam minyak tanah (molekul minyak tanah lebih kecil).
peningkatan yang terbesar pada karet 3 karena perlakuannya paling lama.
II. Protein
Perlakuan Pengamatan
Penambahan Asam Kuat Berwarna sedikit keruh, sedikit endapan putih
Perlakuan Suhu Berwarna putih keruh, banyak endapan putih
Penambahan Logam Berat Terdapat endapan putih, banyak gelembung dan larutan berwarna
coklat
Pembahasan
Albumin (protein) yang diberi perlakuan penambahan asam kuat (HCl), logam berat (FeCl3) dan
pemanasan menghasilkan endapan putih, berarti protein telah terdenaturasi. Penambahan HCl
menyebabkan terjadinya pelepasan ikatan hidrogen, sehingga menghasilkan sedikit endapan putih.
Penambahan FeCl3 dan pemanasan menyebabkan pelepasam ikatan peptide, sehingga menghasilkan
banyak endapan putih.
Urutkan dari yang tertinggi dan jelaskan kemampuan penggembungan natrium poliakrilat dalam air,
larutan asam dan larutan basa
Air, NaOH, HCL, FeCl3. Natrium poliakrilat mampu menyerap maksimal karena gugus karboksil dan
tidak ada faktor pengganggu. Pada kondisi asam (HCl), kemampuan penggembungan menurun karena
ion Na+ dignantikan ion H+ membentuk asam poliakrilat yang derajat disosiasinya lebih rendah,
sehingga asam poliakrilat sulit melepas H+ dan mengikat air. Pada kondisi basa (NaOH), keberadaan
Na+ sangat berilmpah sehingga Na+ berpeluang lebih berikatan dengan gugus karboksil daripada air,
karena itu polimer tidak menggembung dan mengikat air secara maksimal.
IV. Simpula
• Karet sintetik yang direndam minyak tanah mengalami peningkatan ukuran karena terjadi proses
vulkanisasi (penambahan ikatan taut silang dengan atom-atom sulfur) sehingga meningkatkan
elastisitas dan menurnkan plastisitas.
• Protein mengalami denaturasi (pemecahan protein yang mengubah sifat kimia, fisik dan biologi
serta irreversibel) yang disebabkan oleh perubahan pH, suhu dan penambahan logam berat.
• Natrium poliakrilat mampu menggembung secara maksimal pada pH netral. Penurunan
kemampuan penggembungan polimer ini terjadi karena adanya kation pengguanggu dan
perubahan pH baik ke asam maupun basa.
Materi 7
Hukum Charles (Suatu Pandangan Hukum Gas)
I. Hasil Pengamatan
Parameter Percobaan Hasil Percobaan
Suhu awal dalam labu (Ti, °C) 30 °C
Suhu akhir dalam labu (Tf, °C) 42 °C
Volume gas basah pada gelas ukur (Vg, mL) 23 ml
Volume gas awal Erlenmeyer (V, ml) 306 ml
Tekanan udara lab (P, mmHg) 743 mmHg
Tekanan uap pada suhu air (P mmHg) 61,5 mmHg
III. Simpulan
Percobaan sesuai dengan hukum Charles, yang menyatakan “pada kondisi tekanan tetapvolume gas
berbanding lurus terhadap temperatur” dengan persamaan Vi/Ti = Vf/Tf. Selain itu, untuk mengetahui
persentase kesalahan dapat menggunakan persamaan (Vf teori-Vfpercobaan/Vfteori) x 100%, dan
untuk mengetahui persentasi keteparan dapat digunakan persamaan 100% - %kesalahan. Pada
percobaan ini didapatkan nilai % kesalahan 2,822% dan ketepatan 97,178%.
IV. Pertanyaan
1. Identifikasi minimal 3 asumsi yang menyebabkan terjadinya penyimpangan Hukum Charles dan
bagaimana asumsi tersebut memengaruhi hasil
• Kesalagan pada ketepatan pengamatan pengukuran, karena terdapat air yang tersisa menempel
di didinding labu Erlenmeyer saat mengukur volume labu Erlenmeyer, lalu cara melihat garis
volume pada gelas ukur, kondisi gelas ukur dalam keadaan miring.
• Kesalahan pada saat menutup labu Erlenmeyer, karena ada air yang masuk ke pipa 3, lalu saat
tutup Erlenmeyer dilepaskan, air pada pipa 3 kembali masuk ke labu Erlenmeyer.
• Kesalahan perhitungan teoritis. Karena data yang diperoleh kemungkinan tidak tepat dan
kelalaian praktikan saat menghitung persamaannya, sehingga gasil akhir yang didapat menjadi
tidak tepat juga.
2. Jelaskan cara penggunaan barometer!
Pada barometer terdapat 2 satuan tekanan udara yaitu mmHg dan hPa, kali ini menggunakan
mmHg yang umum. Sebelum menggunakan barometer, baca terleebih dahulu panudan yang
tersedia, lalu ketuk permukaan kaca barometer untuk menghindari eror karena gesekkan. Tunggu
beberapa saat hingga penunjuk satuan tekanan berhenti dan skala tekanan udara didapatkan.
Percobaan 8
Sublimasi Iodin
II. Pembahasan
Secara umum terdapat 3 jenis wujud zat, padat cair dan gas. Perbedaan 3 fasa tersebut disebabkan
adanya perbedaan ikatan dan interaksi antar molekul penyusunnya. Selain itu perbedaan suhu dan
tekanan juga mengakibatkan perubahan gaya molekul penyusunnya, yang berdampak suatu senyawa
dapat berubah wujud. Praktikum kali ini, membahas perubahan wujud sublimasi dari padat menjadi
gas yang disebabkan oleh perubahan suhu yang diperlakukan kepada padatan lain. Perubahan suhu
dilakukan dengan memanaskan iodin yang ditemparkan di dalam labu Erlenmeyer lalu dibakar dengan
spiritus. Perubahan suhu ini mengakibatkan gaya antar molekul melemah dan padatan iodin berubah
menjadi gas.
III. Pertanyaan
Hitung perkiraan kalor yang diperlukan oleh iodin untuk melebur pada percobaan
n = gr/Mr = 0,727/254 = 0,00286 mol
Q = ΔH (sublimasi) x n = 62,4 c 0,00286 = 178,646 J = 0,178 KJ
Materi 9
Asam Basa
I. Kalibrasi pH meter
1. Metode kalibrasi satu nilai pH: buffer pH 7
2. Metode kalibrasi dua nilai pH : buffer pH 7 dan pH 4 atau 10
II. Indikator
indikator Warna dalam Warna dalam Warna dalam Warna Hind Warna Ind-
asam basa air
Bromtimol biru Kuning Biru Kuning Kuning biru
Metil jingga Merah kuning Kuning Merah Kuning
Metil merah Merah Kuning Kuning Merah Kuning
fenolftalein Tidak berwarna Tidak Tidak Tidak Merah
berwarna berwarna berwarna muda
Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Lakmus
Bromtimol Biru
Metil Jingga
Metil Merah
Fenolftalein
Simpulan
Kalibrasi pH meter dapat dilakukan dengan satu nilai pH yaitu buffer 7 atau dengan dua nilai pH yaitu
buffer pH 7 dan pH 4 atau pH 7 dan pH 10. Indikator asam basa dapat berubah warn ajika pH
lingkungannya berubah. Indikator yang dapat digunakan meliputi metil jingga, metil merah, bromtimol
biru dan fenolftalein (berdasarkan kekuatan pengukuran asam), serta indikator alami berupa ekstrak kayu
secang.
Contoh zat warna alami
Nama bahan : kayu secang (ekstrak)
Warna mula : merah
indikator Warna dalam Warna dalam Warna dalam Warna Hind Warna Ind-
asam basa air
Kayu secang Kuning Merah Merah Kuning Merah
III. Titrasi
Warna awal indikator : kuning
Warna indikator setelah titrasi : biru
Meniscus awal : 0 ml
Meniscus akhir : 10 ml
Pembahasan
Titrasi digunakan untuk mengukur konsentrasi suatu larutan dengan indikator asam basa. HCl berperan
sebagai titrat dan NaOH sebagai titran . awalnya HCl ditambahkan bromtimol biru sebanyak 3 tetes.
Titik akhir terjadi saat mengakhiri titrasi ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik ekivalen
terjadi ketika jumlah mol titrat tepat menghabiskan atau sa,a dengan mol titran. Konsentrasi HCl dicari
dengan persamaan Ma.Va.na = Mb.Vb.nb ~ Ma.10ml.1 = 0,1. 10 ml. 1 ~ Ma = 0,1 M. jadi konsentrasi
HCl sebesar 0,1 M.
IV. Pertanyaan
1. Apa yang menyebabkan indikator asam basa berubah warna?
Indikator asam basa cenderung bereaksi dengan kelebihan asam atau basa untuk menghasilkan
warna. Perubahan warna disebabkan adanya resonansi isomer electron. Setiap indikator memiliki
tetapan ionisasi yang berbeda. Ion yang dihasilkan memiliki sistem terkonjugasi yang dapat
menyerap gelombang warna dan melepaskan gelombang warna lain. Gelombang warna yang
diserap, bagian dari spektrum warna.
2. Jika suatu indikatpr berwarna biru dalam basa, merah dalam asam dan merah dalam air.
Apakah warna Hind? Merah
Apakah warna Ind? Biru
3. Apakah ayang dapat anda jelaskan tentang titik ekivalen dalam titrasi
Titik ekivalen merupakan titik dimana jumlah mol basa (titran) sama atau ekivalen dengan jumlah
mol tirat (titrat). Peristiwa ini biasanya ditandai dengan perubahan warna pada larutan titrasi.
Materi 10
Larutan Penyangga (Buffer)
[A− ]
pH = pKa + log
[HA]
= 7.2 + log 1.714
= 7.2 + 0.234 = 7.434
Persen kesalahan :
nilai percobaan − nilai teori
% kesalahan = × 100%
nilai teori
7.49 − 7.434
% kesalahan = × 100%
7.434
% kesalahan = 0.75%
II. Pembuatan 200 mL larutan buffer fosfat 0.01 M pH 7.8 dari larutan stock (NH4)H2HPO4 0.01 M dan
(NH4HPO4 0.01 M
Volume (NH4)H2HPO4 0.01 M : 160 g
Volume (NH4)H2HPO4 0.01 M : 40 g
pH (pengukuran pH meter) : 7,97
Persen kesalahan :
nilai percobaan − nilai teori
% kesalahan = × 100%
nilai teori
7.97 − 7.8
% kesalahan = × 100%
7.8
% kesalahan = 2.3%
- Perhitungan teoritis :
[A− ]
➢ pH = pKa + log [HA]
[A− ]
6.98 = 7.2 + log
[HA]
[A− ]
−0.22 = log
[HA]
[A− ]
log = 10−0.22
[HA]
= 0.602
mol asam−x
➢ 0.602 = mol garam+x
0.0016 − x
0.602 =
0.0004 + x
0.0002408 + 0.602𝑥 = 0.0016 − 𝑥
1.602𝑥 = 0.0016 + 0.0002408
𝑥 = 0.0000848 mol
𝑥 ≈ 0.85 × 10−3 mol
𝑥 ≈ 0.85 mmol
- Persen kesalahan :
nilai percobaan − nilai teori
% kesalahan = × 100
nilai teori
−3 −3
2.5 × 10 − 0.85 × 10
% kesalahan = × 100
0.85 × 10−3
% kesalahan = 7.05%
- Perhitungan teoritis :
[A− ]
➢ pH = pKa + log [HA]
[A− ]
8.67 = 7.2 + log
[HA]
1.6 × 10−4 + x
1.47 = log
4 × 10−4 − x
1.6×10−4 +x
➢ 29.512 =
4×10−4 −x
0.0118 − 29.512𝑥 = 0.0016 + 𝑥
30.512𝑥 = 0.0102
𝑥 = 0.00034 mol
𝑥 ≈ 0.34 × 10−3 mol
𝑥 ≈ 0.34 mmol
- Persen kesalahan :
nilai percobaan − nilai teori
% kesalahan = × 100
nilai teori
0.25 × 10−3 − 0.34 × 10−3
% kesalahan = × 100
0.34 × 10−3
% kesalahan = 26.4%
IV. Pembahasan
Larutan penyangga digunakan untuk menjaga pH suatu larutan agar tetap konstan :
• Pada percobaan I dan II membandingkan nilai pH pada percobaan dan dan teoritis, dan terdapat
sedikit perbedaan.
• Pada percobaan III diberi perlakuan pengenceran dengan aquades sebesar 10x dan 100x dan
hasilnya terdapat perbedaan pH yang sangat kecil.
• Pada penambahan HCl dan NaOH dengan konsentrasi tinggi memberi dampak perubahan pH pada
larutan dengan signifikan, dan terdapat perbedaan teori dengan percobaan.
V. Simpulan
Larutan penyangga atau buffer dapat dibuat dari asam lemah atau basa lemah dengan
konjugasinya, yang berfungsi untuk menahan perubahan pH. Untuk menghitung pH dari larutan
penyangga / buffer dapat menggunakan persamaan handerson – hasselbalch. Pengenceran dengan
aquades tidak mempengaruhi perubahan nilai pH larutan penyangga secara signifikan. Penambahan
larutan HCl dan NaOH denngan konsentrasi tinggi dapat membuat nilai pH larutan berubah.
Materi 11
Kesetimbangan Kimia
Pembahasan
Kesetimbangan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu konsentrasi zat, volume, tekanan, dan
suhu. Bila konsentrasi pereaksi diperbesar maka kesetimbangan akan bergerak ke arah produk, begitu
pula sebaliknya. Fenomena pergeseran kesetimbangan dapat diamati dari perubahan warna, semakin
pekat warna produk artinya pergeseran berlangsung kea rah produk. Untuk mengukur kepekatan
larutan dapat menggunakan alat spektrofotometer spectronic 20D+.
Materi 12
Model Molekul
AX3
3
Segitiga planar
AX4
4
Tetrahedral
AX5
5
Segitiga bipiramidal
AX6
6
Oktahedral
Manakah yang mempunyai momen dipol tidak sama dengan nol (senyawa polar)? Jelaskan!
Dari ketiga senyawa, hanya CH4 yang memiliki momen dipol = 0, sedangkan NH3 dan H2O
memiliki momen dipol tidak sama dengan 0. Oleh karena itu NH3 dan H2O bersifat polar, sedangkan
CH4 bersifat non-polar.
BeCl2 BF3 PF3 SF6
Geometri molekul
Geometri molekul Geometri molekul Geometri molekul
Segitiga bipiramidal
Linier AX2 Segitiga planar AX3 Oktahedral AX6
AX5
Jumlah
Nama Jumlah elektron
Notasi Gambar model Rumus titik
Ion geometri elektron dalam
VSEPR molekul lewis
molekul valensi rumus
titik lewis
eV =
C=4
4+18 = 22
3(O) = 3(6)
Segitiga muatan =
CO32- AX3 = 18
planar -2
Total = 18
total =
+ 4 = 22
22+2 = 24
eV =
N=5
5+12 = 17
2(O) = 2(6)
Berbentuk muatan =
NO2- AX2E = 12
V -1
Total 12+5
total =
= 17
17+1 = 18
eV =
S=6
6+24 = 30
4(O)= 4(6)
Muatan =
SO42- AX4 Tetrahedral = 24
-2
Total =
Total =
24+6 = 30
30+2 = 32
b) Hitung jumlah setiap basa nitrogen dalam model molekul yang dibuat :
Menurut aturan Chargaff, jumlah adenine sama dengan jumlah timina sedangkan jumlah
guaninan sama dengan sitosina. Apakah model molekul yang dibuat memnuhi aturan Chargaff?
Ya, model molekul DNA yang dibuat telah memenuhi aturan Chargaff. Dengan kondisi basa Adenina
(A) berpasangan dengan Timina (T), serta basa Sitosina (C) berpasangan dengan Guanina (G). Selain
itu, jumlah Adenina sama dengan Timina, dan Sitosina sama dengan Guanina. Sehingga pasangan
purina-pirimidina dapat berikatan seluruhnya.
c) Apakah basa purina dapat berpasangan dengan basa purina juga dalam struktur dobel-heliks
DNA? Jelaskan.
Basa-basa purina tidak dapat saling berikatan dengan sesamanya, begitu juga dengan basa
pirimidina. Hal ini dikarenakan konfigurasi molekul dan gugus fungsi basa purina hanya dapat
berikatan hydrogen dengan basa pirimidina.
d) Jelaskan apa yang terjadi pada struktur DNA yang mengalami mutasi dan apa akibatnya!
DNA dapat melakukan mutasi yang mengakibatkan ketidaknormalan dari suatu organisme.
Contohnya orang yang terkena kanker atau terkena radiasi nuklir. Namun tidak selalu berdampak
negative, terdapat juga yang sengaja melakukan mutasi DNA untuk mendapat varietas dengan sifat
baru yang unggul, contohnya buah tanpa biji, padi emas, padi 3S IPB dan masih banyak lagi.
Materi 13
Reaksi Redoks
I. Reaksi Logam dengan Air dan Asam Klorida
Logam Hasil Pengamatan
Air HCl 4 M
Al Sedikit gelembung Banyak gelembung
Fe Tidak menghasilkan gelembung Banyak gelembung
Cu Tidak menghasilkan gelembung Tidak menghasilkan gelembung
Mg Banyak gelembung Banyak gelembung
Zn Tidak menghasilkan gelembung Banyak gelembung
Pertanyaan
1. Mengapa larutan Al harus diamplas terlebih dahulu sebelum direaksikan dengan larutan
garam?
Jawab: Karena ada kemungkinan terbentuknya oksida pada permukaan logam
Tuliskan reaksi yang terjadi pada anode dan katode pada masing-masing susunan
1) Anode: 𝑭𝒆 → 𝑭𝒆𝟐+ + 𝟐𝒆
Katode: 𝟐𝑯𝟐 𝑶 + 𝟐𝑶𝑯− + 𝑯𝟐
Pembahasan
1. Logam Al dan Mg bereaksi dengan air, sedangkan Al, Fe, Mg, dan Zn dapat bereaksi dengan HCl.
Semakin kekiri kedudukan logam pada deret volta maka akan semakin reaktif, sebaliknya semakin
ke kanan akan sulit bereaksi.
2. Logam Al dapat bereaksi dengan larutan karena ion logam dalam larutan memiliki potensial
reduksi lebih besar daripada logam Al sehingga dapat terjadi reaksi redoks.
3. Reaksi sel elektrolisis terjadi jika katoda dan anoda dialiri arus listrik, karena itu tabung 1 dan 2
dapat bereaksi sedangkan tabung tiga tidak.
Simpulan
1. Reaksi redoks saat terjadi spontan ditandai dengan adanya gelembung gas, perubahan warna atau
mengikisnya logam tanpa diberi energi tambahan dari luar. Pada reaksi redoks terdapat zat yang
mengalami oksidasi dan reduksi. Zat yang teroksidasi dapat diamati dengan adanya perbuahan
zat padatan menjadi ion, sedangkan tereduksi perubahan ion menjadi padatan/gas.
2. Korosi logam terjadi pada anode yang mengalami oksidasi, karena itu oksidasi dapat dicegah
menggunakan logam potensial reduksi yang lebih kecil daripada logam yang ingin dilindungi
sebagai anode. Pada percobaan korosi besi, dapat diketahui bahwa untuk mencegah korosi
dengan menggunakan logam Al, Mg, ataupun Zn sebagai anode dan Fe sebagai katode.
3. Prinsip redoks dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti pencegahan korosi besi
dan penjernihan air.
Apa yang terjadi dengan warna dari larutan povidone iodin yang ditambahlan tablet vit C?
Jawab: Apabila dalam larutan povidone iodin kita ditambahkan vitamin C maka akan terjadi reaksi
asam askorbat dengan ion iodin, asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidraaskorbat,
sedangkan iodin direduksi menjadi iodide. Reaksi redoks yang terjadi antara asam askorbat dan
iodin ini akan mengakibatkan hilangnya iodin tertentu yang terlarut dalam air menjadi tidak
berwarna.
Terjadi reaksi antara asam askorbat yang terkndung dalam vit. C dengan ion iodin. Asam askorbat
dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat sedangkan iodin direduksi menjadi iodide. Reaksi redoks antara
sam askorbat dan iodin mengakibatkan hilangnya iaodin terlarut dalam air sehingga air menjadi tidak
berwarna. Prinsip ini dimanfaatkan untuk menjernihkan air pada instalasi air minum. Iodin digunakan
untuk membunuh bakteri, jamur dan virus, dengan ditambahkan asam askorbat maka iaodin akan
dinetralkan bau, warna serta rasa nsehingga air dapat dikonsumsi