Percobaan I
PENGARAHAN DAN PENGENALAN
ALAT-ALAT LABORATORIUM
Tujuan :
Jenis neraca yang ketiga ialah neraca analitis. Neraca ini mempunyai ketelitian
sampai 0,001 g. Bahkan sampai 0,01 mg, dan berhubung sangat peka maka harus
ditangani dengan hati-hati. Cara penggunaan neraca analitik tidak akan di bahas di
sini.
III. Menggunakan Pipet Volumetri
Petunjuk cara menggunakan pipet volumetri adalah sebagai berikut:
1. Lumasi pangkal pipet dengan air sebelum memasukkan nya kebola, karet.
Dekatkan kedudukan kedua tangan anda untuk menghindari kemungkinan
kecelakaan.
2. Basahi bagian dalam pipet dengan sedikit cairan yang akan dialihkan.
3
IV. Miniskus
Pada semua alat kaca volumetri (pipet, buret, labu volumetrik, gelas ukur),
atas (permukaan) cairan harus dibaca denga benar. Cairan di dalam tabung yang
bergaris tengah kecil akan membentuk miniskus, biasanya miniskus ini membentuk
busur ke bawah. Untuk membaca atas cairan yang benar, kedudukan mata harus
sejajar dengan kedudukan aras cairan. Kadang-kadang kertas putih atau kertas putih
dengan garis hitam diperlukan agar miniskus terlihat jelas (letakkan kertas dibelakang
alat kaca).
Untuk labu dan pipet volumetri, kedudukan miniskus harus tepat pada tanda
tera untuk gelas ukur atau buret, volume dibaca berdasarkan tanda, garis di tambah
angka perkiraan apabila kedudukan miniskus tidak bertepatan dengan garis (gambar
5).
4
V. Memisahan endapan
Penyaringan gravitasi ialah cara baku untu memisahkan endapan padat dan
cairan melalui penyaringan. Gunakan kertas saring untuk kperluan ini. Berbagai
kualitas kertas saring tersedia, demikian pula tingkat kehalusannya sebelum
dimasukkan ke dalam coorng., kertas saring dilipat menjadi empat, sobek salah satu
ujungnya. Lembabkan kertas saring dengan air agar sewaktu dipasang dalam corong
tidak ada kebocoran dari tepi aatsannya. Pasang radas (aparatus) seperti tertera pada
gambar 6. Endapan di alas kertas saring dapat dicuci dengan menuangkan air
kepadanya.
Percobaan 2
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN
Tujuan :
memisahkan campuran dengan cara (1) penyaringan (2) ekstraksi (3) dekantasi (4)
kristalisai (5) kromatgrafi dan (6) destilasi
Per tanyaan pr apr aktek :
1. Apa saja dimaksudkan dengan pemisahan komponen dari campuran ?
2. Sebutkan car a-car a pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan pr insipnya !
Latar belakang
Dalam praktikum seringkali berbagai campuran zat harus dipisahkan menjadi zat murni. Cara
pemisahan tersebut dapat digolongkan dalam
1. Pemisahan zat padat dari zat cair
2. Pemisahan zat padat dari zat padat
Pemisahan zat padat dari zat cair dapat dilakukan dengan cara :
a. Untuk zat padat yang tidak larut dalam zat cair
Dekantasi
Penyaringan
b. Untuk zat padat yang larut dalam zat cair
Penguapan
Kristalisasi
Destilasi
Pemisahan zat padat dari zat padat dapat dilakukan dengan cara
a. Melarutkan dan penyaringan, sebagai contoh pemisahan garam dapur (larut dalam air)
dari pasir (tak larut dalam air)
b. Kristalisai bertingkat
c. Sublimasi (perubahan dari keadaan padat ke bentuk uap tanpa melalui keadaan cair,
dan pada pendingingan berubah kembali menjadi zat padat)
Pelaksanaaan per cobaan :
A. ALAT DAN BAHAN
CuSO4 statif dan klem thermometer
garam dapur batu didih alat pembakar
lodium gelas kimia labu erlenmeyer
kapur tulis corong selang karet
pasir cawan penguap
pembakar bunsen/lampu gelas ukur 50ml
spritus labu destilasi
kaca arloji pendingin
kertas saring gabus berlubang
kaki tiga dan kasa abes
6
B. PROSEDUR
Percobaan I
1. masukkan + sendok pasir ke dalam gelas kimia yang berisi air, kemudian diaduk,
biarkan pasir mengendap. Kemudian tuangkan larutan bagian atas
2. masukkan bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia, kemudian diaduk. Siapkan corong
dan kertas saring . lalu lakukan penyaringan
3. larutkan garam dapur dalam gelas kimia yang berisi air, kemudian larutan garam ini
disaring dengan menggunakan kertas saring . uapkan larutan garam yang telah
disaring ini dalam cawan penguap
4. larutkan 10 gram CuSO4 5H2O Ke dalam 50 ml air . uapkan larutan ini hingga volume
menjadi 20 ml, kemudian dinginkan. Perhatikan bentuk kristal yang terjadi
5. campurkanlah + 1 sendok pasir dan 1 sendok garam dapur sampai homogen, dan
masukan ke dalam gelas kimia. Panaskan campuran ini , kemudian saring. Zat padat
yang tertinggal dicorong dicuci dua sampai tiga kali dengan + 5 ml air. Air saringan
dan air cucian disatukan . kemudian uapkan dalam cawan penguapan. Jika airnya
hampir habis. Hendaknya pembakar disisihkan sebentar dan biarkan air menguap
sendiri
6. masukkan + 2 gram iodium yang kotor (dikotori dengan pasir atau natrium karbonat)
ke dalam cawan penguap. Tutup cawan penguapan tersebut dengan kaca arloji yang
berisi air. Panaskan perlahan-lahan sampai terbentuk zat padat pada alat kaca arloji.
Sesudah didinginkan kumpulkan kristal-ktistal tersebut perhatikan bentuk kristal yang
terbentuk
percobaan II (Destilasi)
PEMISAHAN PEMURNIAN
Percobaan 1
Catat pengamatan dari setia percobaan !
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Percobaan II (Destilasi)
Pengamatan
1. perbedaan distilasi dan cairan sebelum disuling
2. titik didih destilat
8
Percobaan 3
PENENTUAN RUMUS SUATU HIDRAT
Tujuan :
Mempelajari sifat-sifat senyawa berhidrat
Mempelajari reaksi bolak-balik hidrasi
Menentukan persentase air didalam suatu hidrat
B. Prosedur
1. Timbang krus kosong sampai ketelitian ± 1 mg.
2. Timbang 2 gram hidrat berium klorida dan masukkan kedalam krus.
3. Panaskan krus dengan isinya yang diberi tutup.
4. Besarkan nyala pembakaran sehingga krus menjadi merah pijar selama lebih dari 20
menit, sampai beratnya konstan.
5. Dinginkan krus diudara, masukkan kedalam elasikator
6. Timbang krus dengan isinya dengan teliti
9
Nama
NPM
Program Studi
Fakultas
Setelah Pemijaran
Rumus hidrat
Pertanyaan :
1. Apa sebab krus tersebut harus ditutup saat didinginkan?
2. Jika setelah pemijaran krus dibiarkan terbuka sehingga isinya kena udara maka
beratnya akan kembali seperti semula. Apa sebabnya?
3. Apa yang dinamakan anhidrat dan hidroskopis?
10
Percobaan 4
HUKUM-HUKUM GAS
Tujuan :
Pertanyaan prapraktek :
1. Apa yang dimaksud dengan gas ideal dan apa bedanya dengan gas nyata ?
2. Sebutkan hukum-hukum gas yang anda ketahui !
Latar belakang :
P = Tekanan
V= Volume
T=Suhu
N=Jumlah mol
2. Semua variabel diatas dapat dinyatakan secara matematika
pV=nRT
R, adalah konstanta yang tergantung pada satuan p, V, dan T Tetapan gas
R = 0,0821 Latm molK-1
Dengan menggunakan hukum penyatuan gas diatas dapat dihitung masa molekul dari
suatu gas. Gas- gas dapat bergerak bebas dalam wadahnya. Proses ini disebut difusi.
Kecepatan difusi bergantung dari kecepatan molekul-molekul gas. Kecepatan difusi
dari gas dapat dihitung dari hubungan energi kinetika dan juga diturunkan, maka
AB= MA MB
Salah satu percobaab dibawah ini dapat digunakan untuk menghitung kecepatan
relatif gas amonia dan hidrogen.
Pelaksanaan Percobaan :
A .Bahan dan alat yang digunakan :
Bahan
11
KClO3
MnO 3
NH 3 pekat
HCl pekat
Gelas piala
2000 mL
Alat
Gelas ukur 100 mL
Statif dan klem
Selang plastik 4 katup karet
Pembakar bunsen/lampu spritus
Tabung reaksi
Pipa penyalur
B. prosedur
1. Penentuan Masa Molekul Relatif oksigen
1) Pasang alat seperti pada gambar 8
8) setelah dingin timbang tabung reksi, percobaan mana merupakan massa dari gas
dalam eudiometer . Hitung massa molekul relatif gas Oksigen.
Hasil percobaan :
Percobaan 5
CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN
13
A. Tujuan
Mengenal dan mengetahui satuan konsentrasi suatu zat.
Mengetahui dan memahami cara membuat konsentrasi suatu zat baik dalam bentuk padat
atau cair.
B. Per tanyaan pr apr aktek
Apa yang dimksud dengan konsentrasi suatu zat dan apa bedanya dengan dosis.
Berikan perbedaan antara % volume dengan % berat dan Molaritas dengan molalitas.
Berapa berat ekivalen dari H2SO4 dan H2C2O4.
C. Latar Belakang
Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara.
Contohnya :
Massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau massa larutan.
Massa zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.
Masing-masing cara mempunyai keuntungan, namun demikian cara pertama lebih efektif
karena konsentrasi di sini tidak dipengaruhi oleh temperatur.
1. Persen Berat (% Berat) =Berat zat terlarutBerat zat terlarut + Berat pelarut x
100%
E. Pelaksanaan Percobaan
Alat dan Bahan yang digunakan :
Alat Bahan
Pipet tetes H2SO4
Gelas kimia NaCl
Labu ukur NaOH
Botol semprot Etanol 96 %
Neraca analitik HCl
Sudip Aquades
Corong
Batang pengaduk
Kaca Arloji
Gelas ukur
Prosedur kerja
Membuat larutan 1 % NaCl
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitk, kemudian
dilarutkan dengan aquades di dalam labu uku 50 mL sampai tanda batas.
15
Membuat 5 % etanol.
Di pipet sebanyak 2,5 mL etanol dengan (etanol = 100%) dengan pipet tetes,
kemudian diencerkan engan akuades dalam labu ukur 50 mL sampai tanda
batas.
Membuat larutan 0,01 M H2S04
Di pipet sebanyak 0,5 mL asam sulfat pekat (98%) dengan pipet tetes,
kemudian diencerkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 mL sampai
tanda batas.
Membua larutan 0,1 N HCl
Di pipet sebanyak 0,415 mL HCl pekat 37% dengan pipet tetes, kemudian
dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 mL sampai tanda batas.
Membuat larutan 0,1 N NaOH
Ditimbang 0,2 gram NaOH dengan neraca analitik kemudian dilarutkan
dengan aquades di dalam labu ukur 50 mL sampai tanda batas.
F. Tugas
Tugas dikerjakan perorangan dan ditulis dengan rapi di dalam laporan praktikum.
1. Suatu larutan dibuat dengan cara melarutkan H2SO4 100% sebanyak 80 gram
(Berat jens = 1.303 ) dalam 120 gram air.
Hitunglah persen berat, kemolaran, molaritas (M), fraksi mol terlarut dan fraksi mol
elarut.
Percobaan 6
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR
Tujuan:
Mengkaji keasaman unsur-unsur dalam tabel berkala
Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkalitanah
Mengenali reaksi air klorin dan halida
Menganalisis larutan anu yang mengandung unsur alkali, alkali tanah dan halida
Latar Belakang
Dalam percobaan ini akan dilakukan uji nyala dari larutan alkali dan alkali tanah. Uji
nyala dapat diamati dari larutan yang jumlahnya sangat sedikitdengan menggunakan kawat
nikrom. Dengan mencelupkan kawat nikrom ke dalam larutan kemudian membakarnya pada
nyala yang panas (api yang biru) akan diamati warna nyala dari unsur tersebut. Larutan yang
digunakan adalah larutan garam dari unsur tersebut. Setiap unsur akan memberikan warna
nyala yang berbeda. Contoh: larutan natrium memberikan nyala kuning, larutan tembaga
nyala hijau, larutan litium nyala merah.
Nyala menjadi ciri khas setiap unsur-unsur. Warna nyala kuning tajam merupakan
cara yang praktis untuk menentukan unsur natrium. Inilah sebabnya uji nyala digunakan
untuk menentukan larutan yang tidak diketahui.
Garam halida dari alkali dan alkali tanah dapat bereaksi dengan halogen yang lebih
bersifat pengoksidasi, sehingga terbentuk halogen dari halida tersebut. Urutan kekuatan
pengoksidasi ialah: F2 > Cl2 > Br2 > I2 >, F2 dapat mengoksidasi Cl menjadi Cl2 dan Cl dapat
mengoksidasi Br menjadi Br2 dan seterusnya. Sedangkan Br2 tidak dapat mengoksidasi
Dalam reaksi ini untuk mendapatkan klorin dapat dibuat air klorin dengan jalan
memanaskan campuran MnO4 dengan HCl 6M. Pemanas yang digunakan cukup lampu
spritus. Gas yang terbentuk dialirkan kedalam air suling (lihat gambar 9).
Persamaan reaksi:
MnO4 + 4HCl → MnCl2 + 2H2O + CL2
17
Pelaksanaan Percobaan:
a. Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah
1. Letakkan 6 tabung reaksi pada rak. Tambahkan kedalamnya masing-masing
2ml larutan BaCl2 0,5 M, CaCl2 0,5 M, KCl 0,5 M, NaCl 0,5 M.
2. Ambil kawat nikrom, panaskan pada bagian biru dari nyala bunsen. Panaskan
terus sampai tidak ada lagi warna yang tibul ada nyala. Untuk mencegah
kontaminasi, jangan menyentuh kawat nikrom bersih.
3. Celupkan kawat tadi kedalam tabung yang berisi larutan Barium, lalu
panaskan ujung kawat pada nyala. Catat pengamatan anda. Bersihkan kawat dan
ulangi uji nyala untuk larutan yang mengandung kalsium dan natrium.
Catatan: untuk membersihkan kawat bekas pakai, celupkan kawat kedalam larutan
HCl pekat (12 M) dan panaskan sampai merah. Bila perlu ulangi prosedur ini.
Nama
NIM
Program Studi
fakultas
1 NaCl + Cl2
2 NaBr + Cl2
3 NaI + Cl2
b. Zat Y
Zat Y + CCl4 + HNO3
Warna lapisan CCl4
Kesimpulan
Tugas:
1. Apakah reaksi nyala saja dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur?
2. Mengapa reaksi air klorin dengan NaCl, NaBr, dan NaI memberikan hasil yang
berbeda?
3. Mengapa unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda dengan golongan IIA
pada percobaan B1, 2, dan 3?
20
Percobaan 7
REAKSI – REAKSI KIMIA
Tujuan :
1. Berikan defenisi dari istilah–istilah berikut : reaksi kimia, pereaksi, hasil reaksi,
katalis, reaksi eksitermik, dan endapan.
2. Terangkanlah arti lambang–lambang berikut : (s), (l), (g), dan (aq) ?
3. Berapa kira-kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepuluh bagian ?
4. Apakah warna indikator pp dalam larutan asam ?
Latar Belakang
Ada lima jenis reaksi kimia biasa, jenis pertama ialah sintesis satu jenis senyawa dari
dua zat atau lebih. Jenis reaksi ini dinamakan juga reaksi penggabungan.
A + Z AZ
Jenis kedua disebut reaksi penguraian, yaitu terpecahnya satu senyawa menjadi dua atau
lebih, biasannya dengan memasok kalor.
AZ A + Z
Jenis reaksi ketiga dinamakan penggantian di sini, satu unsur menggantikan unsur lain dalam
senyawa. Unsur yang digantikan adalah yang letaknya lebih bawah dalam deret elektomotif
(Deret elektromotif : Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Zn, Fe, Cd, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Au).
A + BZ AZ + B
Dalam reaksi penggantian rangkap,dua zat dalam larutan bertukar pasangan, artinya anion
dari salah satu zat bertukar dengan anion dengan senyawa lain.
AX + BZ AZ + BX
Jenis reaksi kelima ialah reaksi netralisasi, asam dan basa bereaksi membentuk garam dan air.
HX + BOH BX + HOH
Disamping kelima jenis reaksi itu, perlu pula dikaji reaksi oksida reduksi (redoks).
21
Banyak logam bereaksi dengan asam membentuk garam dari logam – logam tersebut dan gas
hidrogen. Beberapa logam tak aktif dapat bereaksi dengan asam nitrat, HNO3. Yang terjadi
bukan gas Hidrogen, melainkan oksidasi dan nitrogen.
Dalam percobaan ini, akan dilakukan kelimah jenis reaksi dan reaksi redoks. Tanda-
tanda reaksi haris diamati dan dicatat. Tanda – tanda ini dapat berupa (1) timbulnya gas, (2)
endapan, (3) perubahan warna, (4) perubahan suhu. Dalam mengerjakan lembar laporan,
tulislah persamaaan reaksi dan segala notasinya dengan benar.
2. Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan HCl 0,1 M dan masukan kira-kira
0,1 g serbuk Mg kemudian kocok, amati dan catat hasilnya.
Nama
23
NPM
Program studi
Fakultas
HCl + KmnO4
Tugas
b) Zn + Ni(OH)2 d) Zn(HCO3)2
25
Percobaan 8
TITRASI ASAM BASA
Tujuan :
Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis suatu sampel yang
mengandung asam.
Menstandarisasi larutan penitrasi.
1. Apa yang dimaksud dengan asam, basa, titik ekivalen dan indikator asam atau
basa ?
2. Jelaskan apa perbedaan titik akhir titrasi dengan titik ekivalen ?
Latar Belakang :
Reaksi yang dapat dipakai untuk analisis volume harus mempunyai sifat-sifat
penting antara lain stoikiometri yang baik, tidak memberikan reaksi samping (artinya hanya
bahan yang dianalisis yang bereaksi dengan titran), laju reaksi tinggi, tidak ada gangguan
yang berarti dan ada alat untuk mendeteksi titik ekivalen titrasi. Jika reaksi kekurangan satu
atau dua sifat tadi, titrasi masih dapat dilangsungkan asalkan dilakukan dengan hati-hati.
Beberapa jenis reaksi dapat digunakan untuk titrasi yaitu reaksi pengendapan,
reduksi dan asam basa dan yang semuanya dapat berlangsung secara sempurna. Pada
percobaan ini, akan digunakan reaksi asam basa untuk menstandarisasi larutan basa dan
selanjutnya digunakan untuk menganalisis sampel yang mengandung asam. Singkatnya reaksi
asam basa atau nentralisasi disebabkan oleh pindahnya proton (ion H+ dari asam ke basa), tipe
reaksi ini adalah reaksi ion hidrogen dengan ion hidroksil,
Pada percobaan sumber ion OH- adalah larutan NaOH encer dan sumber ion H+
adalah larutan asam. Mula-mula siakan larutan NaOh 0,1 M, kemudian larutan ini
distandarisasi dengan larutan asam yang diketahui konsentrasinya. Larutan NaOH tidak
tersedia dalam keadaan murni dan larutannnya dapat berubah konsentrasinya karena
menyerap CO2 udara. Oleh sebab itu, larutan NaOH harus distandarisasi sebelum digunakan
untuk mentitrasi sampel.
Pada kebanyakan titrasi asam basa, perubahan larutan pada titik ekivalen tidak jelas.
26
Oleh karena itu, untuk menentukan titik akhir dipakai indikator, karena zat ini
memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu. Pada percobaan ini digunakan
fenolftalein (PP). Senyawa ini tak berwarna dalam larutan asam dan berwarna merah jambu
dalam larutan basa.
Hitunglah molaritas larutan HCl dan tunjukkan rincian perhitungannya. Jika ketiga
hasil berbeda lebih besar dari 0,001 M, lakukan standarisasi sekali lagi