Anda di halaman 1dari 27

1

Percobaan I
PENGARAHAN DAN PENGENALAN
ALAT-ALAT LABORATORIUM
Tujuan :

 Mengenal dan mengetahui cara/prinsip/fungsi dan kegunaan dari alat-alat


laboratorium Kimia dasar
I. Gambar Alat
2

II. Menggunakan Neraca


Ada tiga jenis neraca yang mungkin anda jumpai di laboratorium Kimia Dasar.
Yang paling sederhana ialah neraca palang, antara lain yang dinamakan neraca palang
tiga (triple-beam. Neraca seperti pada Gambar 2A mempunyai ketelitian sampai 0,1
kg sedangkan neraca 2B mempunyai ketelitian sampai 0,01 g.

Gambar 2 : Dua jenis neraca palang dengan ketelitian yang berbeda

Pengoperasian neraca palang tiga adalah sebagai berikut : pastikan bahwa


piringan neraca dalam keadaan bersih dan tidak terkunci, dan periksa apakah jarum
menunjukkan angka nol bila piringan kosong (bila tidak, hubungi asisten). Perlahan-
lahan, letakkan benda di atas piringan. Geser beban (pemberat) yang paling besar ke
arah kanan sebanyak satu tanda garis. Lanjutkan dengan beban kedua dan seterusnya
sampai jarum menunjukkan ke angka nol. Untuk mendapatkan bobot benda, jumlah
angka yang tertera pada palang (puluhan, satuan, dan seterusnya).
Neraca jenis kedua yang mungkin anda jumpai adalah jenis beban alas
(toploading). Jenis ini dapat mempunyai beberapa tombol pengatur atau jendela yang
menunjukkan langsung angka-angka (digital). Neraca seperti ini dapat mempunyai
ketelitian 0,01 g, 0,001 g (1mg), bahkan sampai 0,1 mg, bergantung pada model.
Petunjuk penggunaan neraca beban alas tidak akan diuraikan di sini, sebab ragamnya
sangat besar, bergantung pada modelnya (gambar 3).

Gambar 3 : Dua dari jenis neraca beban atas

Jenis neraca yang ketiga ialah neraca analitis. Neraca ini mempunyai ketelitian
sampai 0,001 g. Bahkan sampai 0,01 mg, dan berhubung sangat peka maka harus
ditangani dengan hati-hati. Cara penggunaan neraca analitik tidak akan di bahas di
sini.
III. Menggunakan Pipet Volumetri
Petunjuk cara menggunakan pipet volumetri adalah sebagai berikut:
1. Lumasi pangkal pipet dengan air sebelum memasukkan nya kebola, karet.
Dekatkan kedudukan kedua tangan anda untuk menghindari kemungkinan
kecelakaan.
2. Basahi bagian dalam pipet dengan sedikit cairan yang akan dialihkan.
3

Buanglah cairan ini.


3. Gunakan bola pipet (jangan dengan mulut) untuk mengisap cairan sampai
dialas tanda tera, lepaskan bola dan segera letakkan jari anda agar cairan tidak
mengalir ke luar, sampai dasar miniskus tepat pada tanda tera,
4. Sentuhkan tetes terakhir pada ujung pipet ke wadah penampung (Erlenmeyer
atau piala). Jangan meniup kelebihan cairan sebab volume cairan yang
tertinggal itu memang sudah diperhitungkan dalam kalibrasi pipet.

Gambar 4 : Langkah-langkah dalam menggunakan pipet volumetric

IV. Miniskus
Pada semua alat kaca volumetri (pipet, buret, labu volumetrik, gelas ukur),
atas (permukaan) cairan harus dibaca denga benar. Cairan di dalam tabung yang
bergaris tengah kecil akan membentuk miniskus, biasanya miniskus ini membentuk
busur ke bawah. Untuk membaca atas cairan yang benar, kedudukan mata harus
sejajar dengan kedudukan aras cairan. Kadang-kadang kertas putih atau kertas putih
dengan garis hitam diperlukan agar miniskus terlihat jelas (letakkan kertas dibelakang
alat kaca).
Untuk labu dan pipet volumetri, kedudukan miniskus harus tepat pada tanda
tera untuk gelas ukur atau buret, volume dibaca berdasarkan tanda, garis di tambah
angka perkiraan apabila kedudukan miniskus tidak bertepatan dengan garis (gambar
5).
4

Gambar 5 : Kedudukan mata dalam membaca miniskus

V. Memisahan endapan
Penyaringan gravitasi ialah cara baku untu memisahkan endapan padat dan
cairan melalui penyaringan. Gunakan kertas saring untuk kperluan ini. Berbagai
kualitas kertas saring tersedia, demikian pula tingkat kehalusannya sebelum
dimasukkan ke dalam coorng., kertas saring dilipat menjadi empat, sobek salah satu
ujungnya. Lembabkan kertas saring dengan air agar sewaktu dipasang dalam corong
tidak ada kebocoran dari tepi aatsannya. Pasang radas (aparatus) seperti tertera pada
gambar 6. Endapan di alas kertas saring dapat dicuci dengan menuangkan air
kepadanya.

Gambar 6 : Cara Menyaring


5

Percobaan 2
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN
Tujuan :
memisahkan campuran dengan cara (1) penyaringan (2) ekstraksi (3) dekantasi (4)
kristalisai (5) kromatgrafi dan (6) destilasi
Per tanyaan pr apr aktek :
1. Apa saja dimaksudkan dengan pemisahan komponen dari campuran ?
2. Sebutkan car a-car a pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan pr insipnya !
Latar belakang
Dalam praktikum seringkali berbagai campuran zat harus dipisahkan menjadi zat murni. Cara
pemisahan tersebut dapat digolongkan dalam
1. Pemisahan zat padat dari zat cair
2. Pemisahan zat padat dari zat padat
Pemisahan zat padat dari zat cair dapat dilakukan dengan cara :
a. Untuk zat padat yang tidak larut dalam zat cair
 Dekantasi
 Penyaringan
b. Untuk zat padat yang larut dalam zat cair
 Penguapan
 Kristalisasi
 Destilasi
Pemisahan zat padat dari zat padat dapat dilakukan dengan cara
a. Melarutkan dan penyaringan, sebagai contoh pemisahan garam dapur (larut dalam air)
dari pasir (tak larut dalam air)
b. Kristalisai bertingkat
c. Sublimasi (perubahan dari keadaan padat ke bentuk uap tanpa melalui keadaan cair,
dan pada pendingingan berubah kembali menjadi zat padat)
Pelaksanaaan per cobaan :
A. ALAT DAN BAHAN
 CuSO4  statif dan klem  thermometer
 garam dapur  batu didih  alat pembakar
 lodium  gelas kimia  labu erlenmeyer
 kapur tulis  corong  selang karet
 pasir  cawan penguap
 pembakar bunsen/lampu  gelas ukur 50ml
spritus  labu destilasi
 kaca arloji  pendingin
 kertas saring  gabus berlubang
 kaki tiga dan kasa abes
6

B. PROSEDUR

Percobaan I
1. masukkan + sendok pasir ke dalam gelas kimia yang berisi air, kemudian diaduk,
biarkan pasir mengendap. Kemudian tuangkan larutan bagian atas
2. masukkan bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia, kemudian diaduk. Siapkan corong
dan kertas saring . lalu lakukan penyaringan
3. larutkan garam dapur dalam gelas kimia yang berisi air, kemudian larutan garam ini
disaring dengan menggunakan kertas saring . uapkan larutan garam yang telah
disaring ini dalam cawan penguap
4. larutkan 10 gram CuSO4 5H2O Ke dalam 50 ml air . uapkan larutan ini hingga volume
menjadi 20 ml, kemudian dinginkan. Perhatikan bentuk kristal yang terjadi
5. campurkanlah + 1 sendok pasir dan 1 sendok garam dapur sampai homogen, dan
masukan ke dalam gelas kimia. Panaskan campuran ini , kemudian saring. Zat padat
yang tertinggal dicorong dicuci dua sampai tiga kali dengan + 5 ml air. Air saringan
dan air cucian disatukan . kemudian uapkan dalam cawan penguapan. Jika airnya
hampir habis. Hendaknya pembakar disisihkan sebentar dan biarkan air menguap
sendiri
6. masukkan + 2 gram iodium yang kotor (dikotori dengan pasir atau natrium karbonat)
ke dalam cawan penguap. Tutup cawan penguapan tersebut dengan kaca arloji yang
berisi air. Panaskan perlahan-lahan sampai terbentuk zat padat pada alat kaca arloji.
Sesudah didinginkan kumpulkan kristal-ktistal tersebut perhatikan bentuk kristal yang
terbentuk
percobaan II (Destilasi)

1. pasang alat seperti pada gambar


2. isi labu distilasi dengan air kotor
3. masukkan beberapa butir batuh didih
4. jalankan air melalui alat pendingin (kondensor)
5. panaskan labu destilasi sampai air mendidih
6. amati kenaikan temperatur pada termometer
7. bacalah titik didih distilat
7

PEMISAHAN PEMURNIAN

Percobaan 1
Catat pengamatan dari setia percobaan !
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Percobaan II (Destilasi)
Pengamatan
1. perbedaan distilasi dan cairan sebelum disuling
2. titik didih destilat
8

Percobaan 3
PENENTUAN RUMUS SUATU HIDRAT

Tujuan :
 Mempelajari sifat-sifat senyawa berhidrat
 Mempelajari reaksi bolak-balik hidrasi
 Menentukan persentase air didalam suatu hidrat

Per tanyaan Pr apr aktek


1. Defenisikan apa yang dimaksud dengan hidrat
2. Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu Zink Sulfat (ZnSO4) 300g sampel
dipanaskan hingga bobotnya tetap, bobot yang tersisa adalah 1,692 g. Bagaimana
rumus garam hidrat ini?
Hidrat adalah zat yang dibentuk oleh ikatan kimia dan senyawa dengan satu atau lebih
molekul air, jumlah molekul air khas bagi tiap zat.
Latar belakang
Air dapat berada dalam keadaan bebas, sebagai gas, cair, atau padat tergantung pada
keadaan suhu dan tekanan. Dalam banyak hal, air terikat pada zat padat. Ada zat dimana air
terikat secara kimiawi dipermukaan, sebagai contoh silika gel dan selulosa. Ada zat lain yang
mengikat air membentuk kristal hidrat. Misalnya CuSO4, 5H2O dan Na2SO4 10H2O
Hidrat-hidrat ini adalah zat murni dengan rumus tertentu dan stabil pada suhu tertentu
dan kelembaban atmosfir. Garam hidrat ini dapat membentuk garam hidrat.
Pada percobaan ini akan ditentukan jumlah air kristal pada garam BaCl2xH2O air
kristal dapat dihilangkan, jika garam ini dipanaskan pada suhu diatas 100ºC. Dari berat hidrat
yang diketahui dan jumlah garam hidrat yang terbentuk maka harga x dapat dihitung.

Pelaksanaan Per cobaan:


A. Bahan dan alat yang digunakan
 Krus * Penjepit krus
 Pembakar bunden * Eksikator
 Kaki tiga * Neraca Analitis
 Segitiga porcelain * BaCl2

B. Prosedur
1. Timbang krus kosong sampai ketelitian ± 1 mg.
2. Timbang 2 gram hidrat berium klorida dan masukkan kedalam krus.
3. Panaskan krus dengan isinya yang diberi tutup.
4. Besarkan nyala pembakaran sehingga krus menjadi merah pijar selama lebih dari 20
menit, sampai beratnya konstan.
5. Dinginkan krus diudara, masukkan kedalam elasikator
6. Timbang krus dengan isinya dengan teliti
9

Nama
NPM
Program Studi
Fakultas

Lembar Laporan Percobaan 3


Penentuan Rumus Suatu Hidrat
Sebelum Pemijaran

Berat krus dengan isi................................................ gram


Berat krus kosong..................................................... gram
Berat BaCl dan H2O ................................................ gram

Setelah Pemijaran

Berat krus dan isinya............................................... gram


Berat krus kosong.................................................... gram
Berat air yang hilang............................................... gram

Rumus hidrat
Pertanyaan :
1. Apa sebab krus tersebut harus ditutup saat didinginkan?
2. Jika setelah pemijaran krus dibiarkan terbuka sehingga isinya kena udara maka
beratnya akan kembali seperti semula. Apa sebabnya?
3. Apa yang dinamakan anhidrat dan hidroskopis?
10

Percobaan 4
HUKUM-HUKUM GAS

Tujuan :

Menentukan masa molekul relatif Oksigen serta penerapan hukum-hukum gas

Pertanyaan prapraktek :

1. Apa yang dimaksud dengan gas ideal dan apa bedanya dengan gas nyata ?
2. Sebutkan hukum-hukum gas yang anda ketahui !

Latar belakang :

1. Ada empat faktor yang menentukan keadaan gas yaitu :

P = Tekanan
V= Volume
T=Suhu
N=Jumlah mol
2. Semua variabel diatas dapat dinyatakan secara matematika
pV=nRT
R, adalah konstanta yang tergantung pada satuan p, V, dan T Tetapan gas
R = 0,0821 Latm molK-1

Dengan menggunakan hukum penyatuan gas diatas dapat dihitung masa molekul dari
suatu gas. Gas- gas dapat bergerak bebas dalam wadahnya. Proses ini disebut difusi.
Kecepatan difusi bergantung dari kecepatan molekul-molekul gas. Kecepatan difusi
dari gas dapat dihitung dari hubungan energi kinetika dan juga diturunkan, maka

AB= MA MB

A= kecepatan difusi gas A


B= kecepatan difusi gas B
MA= Masaa molekul relatif gas A
MB = Massa molekul relatif gas B

Salah satu percobaab dibawah ini dapat digunakan untuk menghitung kecepatan
relatif gas amonia dan hidrogen.

Pelaksanaan Percobaan :
A .Bahan dan alat yang digunakan :
Bahan
11

 KClO3
 MnO 3
 NH 3 pekat
 HCl pekat
 Gelas piala
 2000 mL

Alat
 Gelas ukur 100 mL
 Statif dan klem
 Selang plastik 4 katup karet
 Pembakar bunsen/lampu spritus
 Tabung reaksi
 Pipa penyalur

B. prosedur
1. Penentuan Masa Molekul Relatif oksigen
1) Pasang alat seperti pada gambar 8

2) Timbang tabung reaksi pyrex kosong


3)Masukkan KClO3 kira-kira 1 gram dan sedikit MnO 3
4) timbang tabung reaski dengan isinya
5) sebagai penampang oksigen dengan cara pendesakan air, digunakan tabung
eudiometer atau gelas ukur . isi eudiometer sehingga penuh dengan air ,
kemudian balikkan dan masukkan kedalam bejana kimia berisi air.
6) panaskan tabung reaksi dan tampung gas sebanyak kira0kira 80 mL dengan
menutup ujung eudiometer dengan jari, pindahkan ke suatu bejana yang besar.
Biarkan sampai 5 menit , kemudian atur sehingga permukaan air dalam
eudiometer dan bejana sama tinggi.
7) catat volum dari gas, temperatur air dalam bejana, dan catat pula kedudukan
barometer
12

8) setelah dingin timbang tabung reksi, percobaan mana merupakan massa dari gas
dalam eudiometer . Hitung massa molekul relatif gas Oksigen.

Lembar laporan : percobaan 4. Hukum-Hukum Gas

Hasil percobaan :

1 Massa tabung dan isinya sebelum dipanaskan ........... gram


2 Massa tabung dan isinya setelah dipanaskan ...........gram
3 Massa tabung kosong ...........gram
4 Suhu oksigen ...........◦C
5 Volume oksigen yang ditampung ...........mL
6 Kedudukan barometer ...........mmHg
7 Tekanan gas pada suhu gas(lihat tabel) ...........mmHg

Masa oksigen .................. gram


Suhu .................. K
Tekanan oksigen dalam tabung ..................atm
Harga R ..................
Volume molar oksigen .................. L

Kesimpulan dari hasil percobaan :

Percobaan 5
CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN
13

A. Tujuan
 Mengenal dan mengetahui satuan konsentrasi suatu zat.
 Mengetahui dan memahami cara membuat konsentrasi suatu zat baik dalam bentuk padat
atau cair.
B. Per tanyaan pr apr aktek
 Apa yang dimksud dengan konsentrasi suatu zat dan apa bedanya dengan dosis.
 Berikan perbedaan antara % volume dengan % berat dan Molaritas dengan molalitas.
 Berapa berat ekivalen dari H2SO4 dan H2C2O4.
C. Latar Belakang
Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara.
Contohnya :
 Massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau massa larutan.
 Massa zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.

Masing-masing cara mempunyai keuntungan, namun demikian cara pertama lebih efektif
karena konsentrasi di sini tidak dipengaruhi oleh temperatur.

D. Cara menetukan konsentrasi larutan

1. Persen Berat (% Berat) =Berat zat terlarutBerat zat terlarut + Berat pelarut x
100%

2. Persen volume (% volume) =Volume zat terlarutVolume zat terlarut + Volume


pelarut x 100%

3. Molaritas (M) =Mol zat terlarut1 L larutan

4. molalitas (m) = Mol zat terlarut1 Kg larutan

5. Formalitas (F) = Jumlah berat rumus zat terlarut1 L larutan

6. Fraksi mol (x) : 1. X terlarut = Mol zat terlarutMol zat terlarut+mol


pelarut

2. X pelarut =Mol pelarutMol zat terlarut+mol pelarut

7. Part Per million (ppm) =Mol zat terlarut (mg)1 L larutan


14

E. Pelaksanaan Percobaan
 Alat dan Bahan yang digunakan :

Alat Bahan
 Pipet tetes  H2SO4
 Gelas kimia  NaCl
 Labu ukur  NaOH
 Botol semprot  Etanol 96 %
 Neraca analitik  HCl
 Sudip  Aquades
 Corong
 Batang pengaduk
 Kaca Arloji
 Gelas ukur

 Prosedur kerja
 Membuat larutan 1 % NaCl
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitk, kemudian
dilarutkan dengan aquades di dalam labu uku 50 mL sampai tanda batas.
15

 Membuat 5 % etanol.
Di pipet sebanyak 2,5 mL etanol dengan (etanol = 100%) dengan pipet tetes,
kemudian diencerkan engan akuades dalam labu ukur 50 mL sampai tanda
batas.
 Membuat larutan 0,01 M H2S04
Di pipet sebanyak 0,5 mL asam sulfat pekat (98%) dengan pipet tetes,
kemudian diencerkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 mL sampai
tanda batas.
 Membua larutan 0,1 N HCl
Di pipet sebanyak 0,415 mL HCl pekat 37% dengan pipet tetes, kemudian
dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 mL sampai tanda batas.
 Membuat larutan 0,1 N NaOH
Ditimbang 0,2 gram NaOH dengan neraca analitik kemudian dilarutkan
dengan aquades di dalam labu ukur 50 mL sampai tanda batas.
F. Tugas
Tugas dikerjakan perorangan dan ditulis dengan rapi di dalam laporan praktikum.
1. Suatu larutan dibuat dengan cara melarutkan H2SO4 100% sebanyak 80 gram
(Berat jens = 1.303 ) dalam 120 gram air.

Hitunglah persen berat, kemolaran, molaritas (M), fraksi mol terlarut dan fraksi mol
elarut.

2. Lengkapi tabel dibawah ini.

Zat Gram zat Mol zat Volume Molaritas


terlarut terlarut terlarut larutan
NaNO3 25 A B 1,2
NaNO3 C D 16 mL 0,023
KBr 91 E 450 mL F
KBr G 0,42 H 1,8
16

Percobaan 6
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR

Tujuan:
 Mengkaji keasaman unsur-unsur dalam tabel berkala
 Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkalitanah
 Mengenali reaksi air klorin dan halida
 Menganalisis larutan anu yang mengandung unsur alkali, alkali tanah dan halida

Per tanyaan Pr apr aktek


1. Tulislah unsur-unsur yang termasuk golongan IA (Alkali) dan golongan IIA (Alkali
tanah)
2. Selesaikanlah persamaan reaksi berikut:
a. CaCl + (NH4)2CO3 →
b. BaCl2 + (NH4)2CO3 →
c. NaCl + (NH4)2CO3 →
d. NaCl + Cl2 →
e. NaBr + Cl2 →
f. NaI + Cl2 →
3. Apakah fungsi penambahan CCl4 dalam percobaan C?

Latar Belakang
Dalam percobaan ini akan dilakukan uji nyala dari larutan alkali dan alkali tanah. Uji
nyala dapat diamati dari larutan yang jumlahnya sangat sedikitdengan menggunakan kawat
nikrom. Dengan mencelupkan kawat nikrom ke dalam larutan kemudian membakarnya pada
nyala yang panas (api yang biru) akan diamati warna nyala dari unsur tersebut. Larutan yang
digunakan adalah larutan garam dari unsur tersebut. Setiap unsur akan memberikan warna
nyala yang berbeda. Contoh: larutan natrium memberikan nyala kuning, larutan tembaga
nyala hijau, larutan litium nyala merah.
Nyala menjadi ciri khas setiap unsur-unsur. Warna nyala kuning tajam merupakan
cara yang praktis untuk menentukan unsur natrium. Inilah sebabnya uji nyala digunakan
untuk menentukan larutan yang tidak diketahui.
Garam halida dari alkali dan alkali tanah dapat bereaksi dengan halogen yang lebih
bersifat pengoksidasi, sehingga terbentuk halogen dari halida tersebut. Urutan kekuatan
pengoksidasi ialah: F2 > Cl2 > Br2 > I2 >, F2 dapat mengoksidasi Cl menjadi Cl2 dan Cl dapat
mengoksidasi Br menjadi Br2 dan seterusnya. Sedangkan Br2 tidak dapat mengoksidasi

Dalam reaksi ini untuk mendapatkan klorin dapat dibuat air klorin dengan jalan
memanaskan campuran MnO4 dengan HCl 6M. Pemanas yang digunakan cukup lampu
spritus. Gas yang terbentuk dialirkan kedalam air suling (lihat gambar 9).

Persamaan reaksi:
MnO4 + 4HCl → MnCl2 + 2H2O + CL2
17

Pelaksanaan Percobaan:
a. Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah
1. Letakkan 6 tabung reaksi pada rak. Tambahkan kedalamnya masing-masing
2ml larutan BaCl2 0,5 M, CaCl2 0,5 M, KCl 0,5 M, NaCl 0,5 M.
2. Ambil kawat nikrom, panaskan pada bagian biru dari nyala bunsen. Panaskan
terus sampai tidak ada lagi warna yang tibul ada nyala. Untuk mencegah
kontaminasi, jangan menyentuh kawat nikrom bersih.
3. Celupkan kawat tadi kedalam tabung yang berisi larutan Barium, lalu
panaskan ujung kawat pada nyala. Catat pengamatan anda. Bersihkan kawat dan
ulangi uji nyala untuk larutan yang mengandung kalsium dan natrium.
Catatan: untuk membersihkan kawat bekas pakai, celupkan kawat kedalam larutan
HCl pekat (12 M) dan panaskan sampai merah. Bila perlu ulangi prosedur ini.

b. Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah


1. Tambahkan 1 ml larutan amonium karbonat 0,5 M ke dalam setiap tabung.
18

Nama
NIM
Program Studi
fakultas

Lembar Laporan Percobaan 6 Golongan Dan Identifikasi Unsur


I. Uji nyala unsur alkali dan alkali tanah
No Zat Warna nyala Keterangan
1 CaCl2
2 BaCl2
3 KCl
4 NaCl

II. Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah


No Zat Pereaksi EDP TR
1 CaCl2 (NH4)2CO3
2 BaCl2
3 KCl
4 NaCl

No Zat Pereaksi EDP TR


1 CaCl2 (NH4)2PO3
2 BaCl2
3 KCl
4 NaCl
5 Li
6 Sr

No Zat Pereaksi EDP TR


1 CaCl2 (NH4)2sO3
2 BaCl2
3 KCl
4 NaCl
5 Li
6 Sr

III. Reaksi-reaksi halida


No Zat Warna nyala
19

1 NaCl + Cl2
2 NaBr + Cl2
3 NaI + Cl2

IV. Analisis larutan anu


a. Zat X
- Warna nyala zat X
- X + (NH4)2CO3 
- X + (NH4)2PO3 
- X + (NH4)2sO3 

b. Zat Y
Zat Y + CCl4 + HNO3 
Warna lapisan CCl4
Kesimpulan

Tugas:
1. Apakah reaksi nyala saja dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur?
2. Mengapa reaksi air klorin dengan NaCl, NaBr, dan NaI memberikan hasil yang
berbeda?
3. Mengapa unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda dengan golongan IIA
pada percobaan B1, 2, dan 3?
20

Percobaan 7
REAKSI – REAKSI KIMIA

Tujuan :

 Mempelajari jenis reaksi kimia


 Mengamati tand –tanda terjadi reaksi
 Menulis persamaan reaksi dengan benar

Per tanyaan Pr apr aktek

1. Berikan defenisi dari istilah–istilah berikut : reaksi kimia, pereaksi, hasil reaksi,
katalis, reaksi eksitermik, dan endapan.
2. Terangkanlah arti lambang–lambang berikut : (s), (l), (g), dan (aq) ?
3. Berapa kira-kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepuluh bagian ?
4. Apakah warna indikator pp dalam larutan asam ?

Latar Belakang

Ada lima jenis reaksi kimia biasa, jenis pertama ialah sintesis satu jenis senyawa dari
dua zat atau lebih. Jenis reaksi ini dinamakan juga reaksi penggabungan.

A + Z AZ

Jenis kedua disebut reaksi penguraian, yaitu terpecahnya satu senyawa menjadi dua atau
lebih, biasannya dengan memasok kalor.

AZ A + Z

Jenis reaksi ketiga dinamakan penggantian di sini, satu unsur menggantikan unsur lain dalam
senyawa. Unsur yang digantikan adalah yang letaknya lebih bawah dalam deret elektomotif
(Deret elektromotif : Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Zn, Fe, Cd, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Au).

A + BZ AZ + B

Dalam reaksi penggantian rangkap,dua zat dalam larutan bertukar pasangan, artinya anion
dari salah satu zat bertukar dengan anion dengan senyawa lain.

AX + BZ AZ + BX

Jenis reaksi kelima ialah reaksi netralisasi, asam dan basa bereaksi membentuk garam dan air.

HX + BOH BX + HOH

Reaksi nertalisasi sesungguhnya adalah jenis khusus reaksi penggantian rangkap,


dengan satu kation Hidrogen dan satu anion Hidroksida. Hidrogen dalam asam menetralkan
Hidroksida dalam basa membentuk air. Jika rumus air dituliskan sebagai HOH, persamaan
reaksi lebih mudah diimbangkan.

Disamping kelima jenis reaksi itu, perlu pula dikaji reaksi oksida reduksi (redoks).
21

Banyak logam bereaksi dengan asam membentuk garam dari logam – logam tersebut dan gas
hidrogen. Beberapa logam tak aktif dapat bereaksi dengan asam nitrat, HNO3. Yang terjadi
bukan gas Hidrogen, melainkan oksidasi dan nitrogen.

Dalam percobaan ini, akan dilakukan kelimah jenis reaksi dan reaksi redoks. Tanda-
tanda reaksi haris diamati dan dicatat. Tanda – tanda ini dapat berupa (1) timbulnya gas, (2)
endapan, (3) perubahan warna, (4) perubahan suhu. Dalam mengerjakan lembar laporan,
tulislah persamaaan reaksi dan segala notasinya dengan benar.

Pelaksanaan Per cobaan

A. Alat- alat yang digunakan


 Mg
 CuSO45.H2O
 AgNO3
 Cu
 HCl
 Hg(NO3)3
 Na3PO4
 HNO3
 H2SO4
 H3PO4
 NaOH
 KmnO4
 KI
 Na2C2O4
 NaHSO3
 Pipet ukur 1 ml
 Lampu spritus
 Krus
 Sudip / sendok zat
 Tabung reaksi
 Timbangan teknis
B. Prosedur
a. Reaksi penggabungan
Masukan seujung sudip Mg kedalam krus dan bakar pada nyala busen, amati dan
catat hasilnya.
b. Reaksi penguraian
Masukan seujung sudip kristal CuSO45.H2O ke dalam tabung reaksi, kemudian
panaskan dengan bunsen, amati dan catat hasilnya.
c. Reaksi penggantian tunggal
1. Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan AgNO3 0,01 M dan masukan
kira-kira 0,1 g serbuk Cu kemudian kocok, amati dan catat hasilnya.
22

2. Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan HCl 0,1 M dan masukan kira-kira
0,1 g serbuk Mg kemudian kocok, amati dan catat hasilnya.

d. Reaksi penggantian rangkap


1. Sediakan 3 buah tabung reaksi
Tabung reaksi I : isi dengan 1 ml larutan AgNO3 0,01 M
Tabung reaksi II : isi dengan 1 ml larutan Hg(NO3)2 0,1 M
Tabung reaksi III : isi dengan 1 ml larutan Al(NO3)3 0,1 M
2. Ke dalam tabung reaksi I, II, dan III masing-masing tambahkan 1 ml KI 0,1
M, amati dan catat hasilnya.
3. Sediakan lagi 3 tabung reaksi
Tabung reaksi IV : isi dengan 1 ml larutan AgNO3 0,01 M
Tabung reaksi V : isi dengan 1 ml larutan Hg(NO3)2 0,1 M
Tabung reaksi VI : isi dengan 1 ml larutan Al(NO3)3 0,1 N
Ke dalam tabung reaksi IV, V, dan VI masing-masing tambahkan 1 ml larutan
Na3PO4 0,1 M, amati dan catat hasilnya. (Catatan : khusus untuk reaksi V
jangan digoyangkan tabung setelah penambahan Na3PO4).
e. Reaksi netralisasi
1. Siapkan 3 tabung reaksi
Tabung reaksi I : isi dengan 1 ml larutan HNO3 0,1 M
Tabung reaksi II : isi dengan 1 ml larutan H2SO4 0,1M
Tabung reaksi III : isi dengan 1 ml larutan H3PO4 0,1 M
2. Ke dalam tabung reaksi I, II, dan III ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M
sampai terjadi perubahan warna. Amati dan catat jumlah tetesan NaOH yang
terpakai.
f. Reaksi redoks serta perubahan warna
1. Siapkan 3 tabung reaksi
Tabung reaksi I : isi dengan 0,5 ml larutan H2SO4 6 M dan 0,5 ml larutan
KmnO4 0,1 M
2. Tetesi dengan larutan Na2C2O4 0,1 M sampai terjadi perubahan warna
3. Tabung reaksi II : isi dengan 3 ml larutan NaHSO3 0,1 M dan 1 ml NaOH 10
M sambil dikocok.
4. Teteskan larutan KmnO4 dan amati setiap tetes penambahan KmnO4 sampai
terjadi perubahan warna yang stabil dan catat jumlah tetes yang terpakai.
5. Tabung reaksi III : isi dengan 1 ml HCl 6 M dan Tambahkan kira-kira 1 mg
kristal KmnO4 panaskan dalam lemari asam, amati apa yang terjadi.

Nama
23

NPM
Program studi
Fakultas

Lembar laporan percobaan 7 Reaksi- Reaksi Kimia

Lengkapi reaksi yang terjadi Hasil pengamatan


Reaksi pengabungan
 Mg2+ + O22-
Reaksi penguraian
 CuSO4.5H2O
Reaksi penggantian tunggal
 Cu + AgNO3
 Mg + HCl
Reaksi penggantian rangkap
 AgNO3 + KI
 Hg(N03)3 + KI
 Al(NO3)3 + KI
 AgNO3 + Na3PO4
 Hg(N03)3 + Na3PO4
 Al(NO3)3 + Na3PO4
Reaksi netralisasi
 HNO3 + NaOH
 H2SO4 + NaOH
Reaksi redoks
 Na2C2O4 + KMn04 H+

 NaHSO4 + KMn04 OH-

 HCl + KmnO4

Tugas

1. Identifikasilah zat-zat berikut ini. Lihat kembali hasil pengamatan anda.


a) Asap putih (A.1)
b) Cairan tak berwarna (B.1)
c) Gas yang dapat memadamkan api (B.2)
d) Padatan kelabu (C.1)
e) Gas tak berwarna (C.2)
f) Endapan jingga (D.1)
g) Yang merubah warna indikator (E.1)

2. Buatlah persamaan reaksinya


a) Tembaga logam + oksigen tembaga(II) oksida
b) Mercuri (II) nitrat + Kalium bromide mercuri (I) bromida + kalium

3. Lengkapi persamaan reaksi berikut / bila tak ada reaksi, tuliskan TR


a) Hg + Fe(NO3)3 c) Pb(NO3)2 + K2CrO4
24

b) Zn + Ni(OH)2 d) Zn(HCO3)2
25

Percobaan 8
TITRASI ASAM BASA
Tujuan :

 Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis suatu sampel yang
mengandung asam.
 Menstandarisasi larutan penitrasi.

Per tanyaan Pr apr aktek :

1. Apa yang dimaksud dengan asam, basa, titik ekivalen dan indikator asam atau
basa ?
2. Jelaskan apa perbedaan titik akhir titrasi dengan titik ekivalen ?

Latar Belakang :

Pada analisis volumetri, sampel yang dianalisis ditempatkan di dalam erlenmeyer


dan kemudian disiapkan untuk analisis. Contoh padat dilarutkan terlebih dahulu, selanjutnya
larutan direaksikan dengan suatu larutan pentitrasi yang diketahui konsentrasinya, maka
konsentrasinya dari zat yang dianalisis dapat ditentukan. Metoda volumetri lain yang dapat
dilakukan dengan konsentrasi pentitrasi yang tidak diketahui. Suatu larutan yang
konsentrasinya diketahui secara tepat dinamakan larutan standar dan proses pengukuran
konsentrasi larutan ini dinamakan standarisasi.

Reaksi yang dapat dipakai untuk analisis volume harus mempunyai sifat-sifat
penting antara lain stoikiometri yang baik, tidak memberikan reaksi samping (artinya hanya
bahan yang dianalisis yang bereaksi dengan titran), laju reaksi tinggi, tidak ada gangguan
yang berarti dan ada alat untuk mendeteksi titik ekivalen titrasi. Jika reaksi kekurangan satu
atau dua sifat tadi, titrasi masih dapat dilangsungkan asalkan dilakukan dengan hati-hati.

Beberapa jenis reaksi dapat digunakan untuk titrasi yaitu reaksi pengendapan,
reduksi dan asam basa dan yang semuanya dapat berlangsung secara sempurna. Pada
percobaan ini, akan digunakan reaksi asam basa untuk menstandarisasi larutan basa dan
selanjutnya digunakan untuk menganalisis sampel yang mengandung asam. Singkatnya reaksi
asam basa atau nentralisasi disebabkan oleh pindahnya proton (ion H+ dari asam ke basa), tipe
reaksi ini adalah reaksi ion hidrogen dengan ion hidroksil,

Pada percobaan sumber ion OH- adalah larutan NaOH encer dan sumber ion H+
adalah larutan asam. Mula-mula siakan larutan NaOh 0,1 M, kemudian larutan ini
distandarisasi dengan larutan asam yang diketahui konsentrasinya. Larutan NaOH tidak
tersedia dalam keadaan murni dan larutannnya dapat berubah konsentrasinya karena
menyerap CO2 udara. Oleh sebab itu, larutan NaOH harus distandarisasi sebelum digunakan
untuk mentitrasi sampel.

Pada kebanyakan titrasi asam basa, perubahan larutan pada titik ekivalen tidak jelas.
26

Oleh karena itu, untuk menentukan titik akhir dipakai indikator, karena zat ini
memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu. Pada percobaan ini digunakan
fenolftalein (PP). Senyawa ini tak berwarna dalam larutan asam dan berwarna merah jambu
dalam larutan basa.

Pelaksanaan Per cobaan :

A. Bahan dan alat yang digunakan :


 Aquades
 Larutan asam oksalat
 Indikator fenolftalein
 Erlenmeyer 50 mL
 Buret 50 mL
 Statif dan klem
 Pipet Gondok 10 mL
 Gelas Ukur 25 mL
B. Prosedur :
a. Standarisasi larutan NaOH 0,1 M
Cuci dengan baik buret 50 mL. Tutup krannya dan masukkan kira-kira 5 mL
larutan NaOH yang akan distandarisasi. Miringkan dan putar buret untuk
membasahi (membilas) permukaan dalam buret. Keluarkan larutan dari buret
kemudian isi buret dengan larutan NaOH sampai mencapai angka nol atau volume
tertentu.

Prosedur standarisasi adalah sebagai berikut :


Cuci 3 buah erlenmeyer 50 mL, dan pipet 10 mL larutan asam oksalat 0,1 M dan
masukkan ke setiap erlenmeyer, dan tambahkan ke masing-masing erlenmeyer 3
tetes indikator PP. Catat volume awal larutan NaOH pada buret dan kemudian
alirkan sedikit demi sedikit larutan NaOH pada erlenmeyer I. Pencampuran akan
menghasilkan warna merah jambu, warna ini akan hilang bila erlenmeyer
digoncang. Bila warna merah jambu lama hilangnya, ini pertanda titik akhir titrasi
sudah dekat. Titik akhir totrasi tercapai bila warna merah jambu yang terbentuk
bertahan sampai 30 detik setelah pencampuran. Catat volume akhir pada buret dan
lanjutkan titrasi pada erlenmeyer ke II dan ke III

Hitung molaritas larutan NaOH dengan menunjukkan perincian perhitungannya.


Hitunglah rata-rata dari ketiga hasil. Jika ketiga hasil menunjukkan perbedaan
lebih besar daripada 0,001 M. Maka lakukanlah standarisasi sekali lagi.

b. Penentuan Konsentrasi HCl


Cucilah 3 buah erlenmeyer dengan bersih kemudian isi masing-masing dengan 10
mL HCl 0,1 M. Kemudian tambahkan 3 tetes indikator PP. Larutan pada masing-
masing erlenmeyer dititrasi dengan larutan NaOH sampai terbentuk warna merah
muda, catat volume NaOH yang terpakai pada masing-masing erlenmeyer.
27

Hitunglah molaritas larutan HCl dan tunjukkan rincian perhitungannya. Jika ketiga
hasil berbeda lebih besar dari 0,001 M, lakukan standarisasi sekali lagi

Anda mungkin juga menyukai