Anda di halaman 1dari 10

BAB V

TEKNIK PENGGUNAAN ALAT

Tujuan Pembelajaran

Tanpa melihat buku, mahasiswa dapat menjelaskan cara penggunaan alat-alat kimia yang digunakan
dalam membuat larutan.

Pendahuluan

Setiap dapat menggunakan peralatan yang berbeda atau sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk
mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun
erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah
digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun
terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk
mengukur sampel yang sangat sensituf. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus
bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut, sehingga tidak terjadi
kecelakaan yang akan membahayakan pratikan.

Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat. Pada
ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalam galat pasti. Pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di
laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena
kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat-alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum
yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan
digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian, agar penelitian berjalan lancar.

Teknik Penggunaan Alat Kimia


Beberapa teknik penggunaan Alat kimia meliputi:

Cara membaui larutan

Posisi muka berhadapa langsung dengan sumber gas. Usahakan jarak tidak terlalu dekat, tetapi juga
tidak terlalu jauh. Kipaskan dengan menggunakan salah satu tangan diatas sumber gas secara perlahan
lahan. Hiruplah udara yang dikipaskan tadi dengan hati-hati (Gambar 4.1a) Jangan mencium bau gas
secara langsung, karena akan tersedak jika ternyata bau gas sangat menyengat atau bau nya tidak enak
(Gambar 4.1b).

(b)

Gambar 6.1. (a) cara yang membaui yang benar; (b) cara membaui yang salah.

Cara memanaskan larutan dengan tabung reaksi

Gunakan tabung reaksi yang tahan panas. Peganglah tabung reaksi dengan menggunakan penjepit kayu.
Mulut tabung reaksi harus sedikit dicondongkan dengan kemiringan sekitar 45ᴼ. Arahkan mulut tabung
reaksi ke arah ruang kosong (Gambar 4.2a), jangan diarahkan ke diri sendiri atau ke arah orang lain, hal
ini untuk menghindari jika panas terlalu berlebih, larutan akan memancar keluar dari tabung reaksi
(Gambar 4.2b). Gerakkan tabung reaksi mendekat atau menjauh untunk menghindari panas yang terlalu
berlebihan. Jika cairan yang ada di dalam tabung akan memancar keluar, maka segera jauhkan dari
sumber api.

(b)

Gambar 6.2. (a) Cara memanaskan yang benar; (b) cara memanaskan yang salah.

Cara menggunakan labu takar.

Labu takar digunakan untuk mencerkan larutan ke dalam volume yang tertentu. Pengenceran volume
tertentu akan menentukan labu takar kapasitas beberapa yang diinginkan. Misalnya, jika kita ingin
mengencerkan larutan yang volumenya 10 ml, akan diencerkan menjadi volume 100 ml, maka
digunakan labu takar dengan kapasitas 100 ml. Maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut :

Larutan/kristal yang akan diencerkan dimasukkan lebih dahulu ke dalam labu takar.

Tambahkan akuades ke dalam labu takar sampai tanda batas

Labu takar ditutup dengan penutup labu takar (biasanya penutup labu takar terbuat dari kaca ).

Labu takar kemudian digojog sampai larutan menjadi homogen

(a) (b) (c) (d)

Gambar 6.3. (a) memasukkan zat; (b) menambahkan air samprai tanda batas; (c) menutup labu ukur; (d)
menggojok labu ukur sampai larutan homogen.

Cara melipat kertas saring

Kertas saring digunakan untuk melakukan penyaringan endapan. Kertas saring dilipat sedemikian rupa,
sehingga tetap mempunyai luas permukaan semaksimal mungkin. Luas permukaan kertas saring
menentukan kecepatan proses penyaringan. Semakin luas permukaan kertas saring yang dapat kontak
dengan larutan, maka proses penyaringan juga akan semakin cepat. Cara melipat kertas saring yaitu:

Mula-mula kertas saring yang akan digunakan berbentuk lingkaran dengan diameter disesuaikan dengan
diameter corong gelas.

Kertas saring dilipat menjadi dua sehingga bentuk kertas menjadi busur setengah lingkaran.

Kertas saring kemudian dilipat lagi sehingga berbentuk menjadi seperdelapan lingkaran.

Setelah itu kertas saring dibuka sehingga mempunyai bentuk yang berlekuk-lekuk.

Kertas saring siap untuk digunakan sebagai penyaring endapan.


Gambar 6.4. Cara melipat kertas saring.

Cara menggunakan corong pemisah

Corong pemisah digunakan untuk memisahkan dua buah larutan yang tidak saling bercampur. Pertama
disiapkan lebih dahulu statif dan klem lingkaran sesuai dengan ukuran corong pemisah yang akan
digunakan. Larutan yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam corong pisah. Setelah itu larutan digojog
sampai homogen. Cairan kemudian dipisahkan dengan cara didiamkan di klem. Setelah beberapa saat
akan terlihat kedua larutan terpisah pada corong pemisah. Cairan dengan massa jenis lebih ringan akan
berada diatas, sedangkan larutan dengan massa jenis lebih berat berada dibawah. Setelah itu cairan
yang berada dibawa dikeluarkan dengan cara membuka kran corong pemisah. Cairan dapat ditampung
pada erlenmeyer atau gelas beker.

Cara melakukan dekantir

Pemisahan dengan cara dekatir adalah pemisahan sederhana yang sering digunakan di laboratorium.
Pemisahan ini menggunakan prinsip dasar pemisahan atas dasar perbedaan massa jenis. Pada salah satu
tahapan percobaan, biasanya kita diharapkan pada proses memisahkan endapan dengan larutan.
Larutan yang mengandung endapan yang akan dipisahkan didiamkan dengan cawan porselin atau gelas
beker. Setelah larutan bagian atas terlihat jerni, maka larutan bagian atas dituangkan kedalam wadah
lain. Mempermudah mengalirnya cairan, maka digunakan pengaduk gelas sebagai alat bantu.

Hasil gambar untuk penggunaan penyaring buchnerHasil gambar untuk penggunaan penyaring buchner

(b)

Gambar 6.5. (a) Menggojog larutan sampai homogen; (b) larutan didiamkan beberapa saat.

Gambar 6.6. Cara pemisahan dengan dekantir.

Cara menuangkan cairan ke dalam gelas beker

Menuangkan cairan ke dalam gelas beker harus memenuhi prosedur standar untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja. Cairan dari wadah lain mulai dituangkan kedalam gelas beker dengan
bantuan pengaduk. Ujung pengaduk gelas ditempelkan pada dinding gelas beker. Cairan dituangkan
dengan hati-hati sedikit demi sedikit.

Gambar terkait

Gambar 6.7. Cara menuangkan cairan ke dalam gelas beaker.

Cara menggunakan temometer.

Termometer digunakan untuk mengukur suhu cairan pada waktu memanaskna cairan. Siapkan statif dan
klem untuk membantu pengukuran suhu dengan termometer. Termometer digantungkan pada statif.
Ujung termometer yang berisi air raksa harus tercelup kedalam cairan yang diukur suhunya. Perlu
diingat jangan sampai termometer diletakkan ke dasar gelas beker atau menempel pada dinding gelas
beker, karena kalau ujung air raksa menempel pada dasar gelas beker, suhu yang terukur bukanlah suhu
cairan, melainkan suhu gelas beker.

(b)

Gambar 6.8. (a) cara menggunakan termometer yang benar; (b) cara yang salah.

Cara mengambil kristal/padatan dari dalam botol

Pertama buka tutup botol wadah kristal, kemudian kristal dari dalam botol diambil dengan
menggunakan spatula.

Setelah itu kristal yang berada dalam spatula dihentak-hentakkan dengan jari senhingga kristal
berjatuhan, gunakan gelas arloji untuk wadah kristal. Teruskan menghentak-hentak jari sampai sejumlah
kristal yang diinginkan berpindah ke gelas arloji, atau

Memiringkan mulut botol sambil memutar-mutar secara perlahan sehingga kristal berjatuhan sedikit
demi sedikit.
Gambar 6.9. Cara mengambil padatan.

Cara menimbang kristal

Menimbang kristal menggunakan wadah gelas arloji. Pertama, gelas arloji kosong ditimbang terlebih
dahulu, kemudian dicatat massa kosong gelas arloji. Kristal yang akan ditimbang dituangkan kedalam
wadah gelas arloji kira-kira sejumlah massa yang diinginkan. Gelas arloji yang sudah berisi kristal
dimassukkan ke dalam neraca, misalnya neraca digital. Jika massa kristal masih kurang dari yang
diinginkan, maka ditambahkan kristal dengan bantuan spatula. Jika kristal yang ada udah berkebihan,
maka dapat diambil dengan bantuan spatula juga, kemudian dicatat massa gelas arloji berisi kristal.

Gambar 6.10. Menimbang Kristal/padatan.

Cara menimbang zat cair

Menimbang cairan dengan menggunkan botol timbang. Pertama botol timbang kosong ditimbang
terlebih dahulu untuk mengetahui massa kosong botol timbang. Cairan yang akan ditimbang
dimasukkan kedalam botol timbang. Botol timbang yang sudah berisi cairan kemudian dimasukkan
kedalam neraca, misalnya neraca digital, kemudian dibaca berapa massa botol yang berisi zat cair
tersebut. Jika cairan terlalu banyak, maka dikurangi dengan menggunakan pipet tetes. Demikian juga
jika cairan didalam botol kurang, maka dapat ditambahkan dengan menggunakan pipet tetes. Massa
cairan adalah selisi antara massa botol kosong dengan massa botol berisi cairan.

Gambar 6.11. Cara menimbang cairan.

Cara membaca miniskus

Membaca volume zat cair yang berada dalam gelas ukur ataupun buret memerlukan teknik tersendiri.
Air dan gelas yang akan membentuk cekungan pada permukaan cairan. Cara membacanya adalah
dengan melihat pada permukaan air tersebut pada arah mendatar. Arah penglihatan dari mata harus
benar-benar horizontal, tidak boleh dari arah atas maupun dari arah bawah.
http://gmuchem321.pbworks.com/f/1233341679/meniscus%20buret.jpg

Gambar 6.12. Cara melihat miniskus.

Cara menggunakan pipet tetes

Pipet tetes digunakan untuk mengambil larutan atau cairan dalam jumlah sedikit. Caranya adalah
pegang karet penghisap pipet tetes dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Karet penghisap
ditekan dengan kedua jari, kemudian celupkan ujung pipet tetes pada larutan atau cairan yang akan
diambil. Setelah ujung pipet tetes tercelup kedalam larutan atau cairan, maka tekanan karet penghisap
dikurangi sedikit dmi sedikit ssupaya larutan masuk kedalam pipet tetes. Setelah larutan masuk kedalam
pipet tetes, kemudian angkat pipet tetes tersebut. Bawalah pipet kearah tempat larutan yang baru.
Untuk mengeluarkan larutan dari dalam pipet, berilah tekanan dengan kedua jari pada karet pipet
sampai larutan yang berada didalam pipet menetes keluar.

(b)

Gambar 6.13. Cara menggunakan pipet tetes (a) yang benar dan (b) yang salah.

Cara menyalakan dan mematikan lampu spiritus

Lampu spiritus digunakan untuk memanaskan larutan dalam jumlah kecil. Sebelum dinyatakan,
hendaknya dipanaskan bahwa spiritus di dalam wadah berada dalam jumlah yang mencukupi. Untuk
menyalakan, buka tutup lampu spiritus kemudian nyalakan dengan korek api. Untuk mematikan lampu
spiritus, gunakan penutup lampu untuk menutup api yang sedang menyala. Jangan sekali-kali
memaptikan lampu dengan cara menium kearah api yang sedang menyala. Meniup api yang sedang
menyala berpotensi menimbulkan kebakaran, karena uap spiritus dapat menyebar ke arah yang tak
terkendali.

(b)

Gambar 6.14. (a) menyalakan, dan (b) mematikan lampu spiritus.


Cara melakukan refluks

Refluks digunakan untuk melakukan raksi kimia dalam larutan yang memerlukan suhu tinggi diatas suhu
kamar. Pelarut yang digunakan biasanya adalah pelarut yang mudah menguap. Agar pelarut tidak hilang
karena penguapan, diperlukan seperangkat alat refluks. Alat refluks memungkinkan pelarut atau
senyawa lain yang sedang direaksikan akan kembali ke larutan karena proses pendinginan uap yang
ditimbulkan oleh pemanasan. Cara melakukan refluks adalah, pertama larutan yang akan direfluks
dimasukkan kedalam labu alas bulat. Setelah itu labu alas bulat diapasang dengan pendingin, sedangkan
dibawa diletakkan mantel pemanas. Setelah itu pendingin air dialirkan dengan kontinu sambil mantel
pemanas dihidupkan. Refluks dilakukan selama waktu yang dihendaki, umunya dua sampai tiga jam
tergantung jenis reaksi yang diinginkan.

Gambar 6.15. Rangkaian refluks.

Cara melakukan destilasi

Destilasi digunakan untuk memisahkan dua campuran senyawa atau lebih atas dasar perbedaan titik
didih. Senyawa dengan titik didih yang pling rendah akan terpisah terlebih dahulu. Air pendingin
dimasukkan dari ujung yang paling dekat dengan adaptor, dan air keluar melalui ujung pendingin yang
lain. Termometer dipasang sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan titik didih senyawa yang
sedang dipisahkan. Ujung termometer diletakkan tepat pada posisi ujung pendingin.
http://www.separationprocesses.com/Distillation/DT_Figures/Fig013a.gif

Gambar 6.16. Rangkaian destilasi.

Cara membuat larutan asam sulfat encer


Tutup botol asam sulfat pekat dibuka, kemudian dituangkan melalui dinding gelas beker yang sudah
berisi akuades. Larutan sambil diaduk menggukan pengaduk gelas. Jangan menuangkan larutan aquades
ke dalam larutan asam sulfat pekat, karena dapat menimbulkan ledakan.

(b)

Gambar 6.17. Cara membuat larutan asam sulfat (a) benar, dan (b) salah.

Cara melakukan titrasi

Titrasi dilakukan untuk menganalisis kuantitatif. Pada umumnya adalah analisis titrasi asam dan basa.
Larutan standar diisikan pada buret 50 ml atau 10 ml sesuai kebutuhan. Karutan sampel yang akan
dititrasi dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml. Indikator ditambahkan pada larutan sampel dua
sampai tiga tetes menggunakan pipet tetes. Setelah erlenmeyer diletakkan dibawah ujung buret dan
siap untuk dititrasi. Tangan kiri digunakan untuk memegang dan mengendalikan kran buret. Sementara
tangan digunakan untuk mengoyang-goyangkan erlenmeyer. Tambahkan sedikit demi sedikit larutan
standar sampai terjadi perubahan warna pada larutan standar. Letakkan kertas putih sebagai alas
erlenmeyer untuk lebih menguatkan pengamatan perubahan warna larutan.

Gambar 6.18. Cara melakukan titrasi.

E. Rangkuman

Setiap alat dilaboratorium memiliki fungsi dan prosedur yang berbeda-beda. Pengenalan fungsi dan
prosedur masing-masing alat perlu dilakukan agar terhindar dari kecelakaan dalam praktikum.

F. Tugas
Jelaskan cara penggunaan alat-alat kimia yang digunakan dalam membuat larutan yang dimaksud?

Daftar Pustaka

Ibnu.1976. Prosedur Alat-Alat Kimia. Jakarta: Liberty

Keenan, W.K.1989. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga

Khamidinal.2008.Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Anonim. 2009. Teknik keselamatan laboratorium. (http://kafekimia.blogspot.com/2009/03/teknik-


keselamatan-laboratorium. html. diakses 17 desember 2013).

Anda mungkin juga menyukai