Anda di halaman 1dari 88

INSTRUMENTASI ALAT-ALAT GELAS :)

1. BATANG L ( L ROD )

Batang L ini biasanya disebut dengan dry glassky, dry glassky berfungsi untuk meratakan
suspensi bakteri pada saat dituang ke media . Cara kerja dari alat ini adalah dengan diratakan
pada seluruh permukaan media.

2. ERLENMEYER
Erlenmeyer berfungsi untuk :
a. Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
b. Tempat untuk menghomogenkan suatu zat kimia, biasanya digunakan dalam proses titrasi.
c. Menampung filtrate dari hasil destilasi
Erlenmeyer terbuat dari kaca yang bagian luarnya terdapat skala / volume. Erlenmeyer tidak
hanya memiliki 1 macam volume saja tetapi terdapat bermacam-macam volume yaitu 1000ml,
500ml, 250ml, dan ada pula yang bervolume 50ml dan 25ml.

3. BECKERGLASS

Beckerglass merupakan wadah berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas.
Beckerglass berfungsi sebagai :
a. Menampung zat kimia
b. Tempat untuk menghomogenkan suatu larutan
c. Sebagai media untuk pemanasan suatu zat
Beckerglass memiliki volume yang bermacam-macam yaitu beckerglass 1liter, 500ml, 250ml,
200ml, 150ml, 100ml, bahkan ada pula yang berukuran 50ml.

4. GELAS UKUR
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu larutan, bentuk gelas ukur bermacam-
macam ada yang besar dan ada pula yang kecil. Gelas ukur juga memiliki skala yang bermacam-
macam, dimulai dari 10ml sampai dengan 2liter. Pembacaan volume larutan.yaitu dibaca
berdasarkan miniskusnya. Apabila yang di ukur volumenyaadalah larutan yang berwarna maka
dibaca miniskus atas, tetapi apabila yang diukur volumenya adalah larutan yang tidak berwarna
maka dibaca miniskus bawahnya.

5. KACA ARLOJI

Kaca arloji merupakan sebuah peralatan dalam laboratorium yang terbuat dari gelas kaca yang
bening berbentuk seperti piring namun mempunyai permukaan yang cekung kedalam dan tembus
pandang.
Fungsi dari kaca arloji yaitu :
a. Tempat saat menimbang bahan kimia
b. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
c. Untuk menahan sampel kecil untuk pengamatan dibawah mikroskop berdaya rendah
d. Sebagai penutup untuk labu dan beckerglass saat pemanasan
6. BOTOL TIMBANG

Botol timbang berfungsi untuk menimbang bahan kimia terutama bahan cair dan pasta serta
bahan yang bersifat higroskopis, contohnya: NaOH dan Na2CO3. Biasanya apabila didalam
timbangan tersebut ingin mengurangi jumlahnya atau melebihkan jumlahnya dapat
menggunakan pipet tetes dan botol ini harus selalu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi
penguapan pada zat kimia tertentu.

7. CORONG GELAS

Corong gelas biasanya digunakan untuk memindahkan suatu bahan/larutan dari satu tempat ke
tempat yang lain, terutama pada tempat yang bermulut kecil. Corong juga dapat digunakan untuk
tempat kertas saring pada saat kita akan ,menyaring suatu bahan.

8. SPREADER
Kaca tipis seperti objek glass yang digunakan dalam pembuatan preparat apus darah, salah satu
ujung nya tumpul.

9. URINOMETER

Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (BJ) urine secara langsung. Pengukuran BJ
dengan alat ini memerlukan volume urine minimal 40 ml. Bila volume urine kurang, dapat
dilakukan pengenceran.
Hasil pemeriksaan BJ urine (urinometer) dikoreksi terhadap :
a. Suhu
Perbedaan antara suhu kamar dan suhu tera, yaitu:
Setiap kenaikan 3 C suhu kamar terhadap suhu tera, akan meningkatkan
1satuan BJ pada akhir perhitungan.
Setiap penurunan 3 C suhu kamar terhadap suhu tera, akan menurunkan
1satuan BJ pada akhir perhitungan.

b. Protein
Setiap kenaikan 0,4 Gram protein/100 ml urine, akan menurunkan 1satuan BJ
pada akhir perhitungan.

c. Glukosa
Setiap kenaikan 0,3 gram glukosa/100 ml urine akan menurunkan 1satuan BJ
pada akhir perhitungan.
Perhitungan BJ dengan urinometer menggunakan rumus perhitungan. Rumus
perhitungan BJ urine dengan menggunakan urinometer beik pada urine yang
telah diencerkan/ tidak diencerkan, dikoreksi terhadap suhu (temperature),
protein dan glukosa.

9. PIPET VOLUME

Pipet ini berbentuk panjang ramping dengan gondok atau cembungan


dibagian tengahnya. Digunakan untuk mengambil sampel dalam bentuk
larutan dengan volume yang tepat seperti yang tertera di gondok pipet
tersebut.
Cara menggunakan pipet
Hisap larutan dengan bantuan alat karet penghisap (pushball) melebihi batas
skala yang melingkar
Bersihkan permukaan luar ujung pipet dengan tissue kering yang bersih.
Keluarkan larutan perlahanlahan dengan ujung pipet tidak menyentuh larutan sampel awal, tepat
sampai garis melingkar dengan ketentuan miniskus bawah untuk larutan idak berwarna dan
miniskus atas untuk larutan yang berwarna.
Keluarkan sampel larutan tersebut kedalam instrument/wadah baru yang diinginkan (missal:
Erlenmeyer) dengan dialirkan tanpa meniup ujung pipet. Bila masih ada sisa diujungnya, biarkan
saja.

10. PIPET UKUR


Merupakan pipet yang digunakan untuk mengambil sample dalam bentuk
larutan dengan tepat dan teliti. Pipet ini memiliki volume dengan skala pada
bagian batangnya. Pipet ini tersedia dalam berbagai ukuran volume misalnya
0,5 ml, 1 ml, 5 ml, dan 10 ml.
Cara pemakaian pipet:
Hisap larutan dengan pipet tersebut melebihi skala teratas pada pipet.
Bersihkan permukaan ujung pipet dengan menggunakan tissue kering yang bersih.
Tepatkan sampai skala teratas tanpa ujung pipet menyentuh sampel awal dengan miniskus
bawah untuk larutan yang tidak berwarna dan miniskus atas untuk larutan berwarna.
Keluarkan larutan ke tempat yang ditentukan sesuai dengan volume yang diinginkan,
perlahanlahan.
Jika larutan dalam pipet masih tersisa kembalikan ke tempat sampel awal.

11. LABU TAKAR


Merupakan instrument yang digunakan dalam pengenceran sample. Labu
takar memiliki volume tertentu yang tertera pada instrument tersebut
dengan tepat dan teliti. Sample dibaca miniskus bawah untuk larutan tak
berwarna dan miniskus atas untuk larutan berawarna pada garis melingkar
yang terdapat di bagian atas labu takar. Labu takar memiliki bermacam
macam volume misalnya 5 ml, 10 ml, dll ..
Cara menggunakan labu takar:
Timbang bahan yang akan diencerkan, masukkan kedalam labu takar.
Masukkan larutan pengencer sampai sebelum garis melingkar perlahan-lahan dengan corong.
Tepatkan larutan pengencer dengan pipet tetes sampai garis batas tanpa corong, miniskus bawah
untuk larutan tidak berwarna dan miniskus atas untuk larutan yang berwarna.
Tutup dengan penutup labu takar, lalu bolak-balik untuk menghomogenkan.
12. BURET

Merupakan glassware laboratorium yang berbentuk seperti pipet panjang


dengan volume tertentu, memiliki skala mulai angka 0 pada bagian atas,
dan terdapat kran pada ujung bawahnya. Alat ini digunakan untuk
meneteskan sejumlah larutan yang sangat teliti, tepat terukur, volume
variable dan biasa digunakan pada metode titrasi atau volumetri.

Kehatihatian pengukuran volume dengan buret sangat penting untuk


menghindari galat sistematik (galat/error: selisih yang ditimbulkan antara
nilai sebenarnya dengan nilai yang dihasilkan dengan metode numeric, dan
mengakibatkan hasil palsu atau tidak sesungguhnya). Ketika menbaca buret,
mata harus tegak lurus dengan permukaann cairan untuk menghindari galat
paralaks. Bahkan ketebalan garis ukur juga sangat memengaruhi, bagian
bawah miniskus harus menyentuh bagian atas garis.

Miniskus: melengkungnya suatu permukaan zat cair dalam pipet kapiler.


Miniskus ada 2 yaitu bawah dan atas.
Miniskus bawah/cekung: permukaan zat cair dalam pipet kapiler melengkung
kebawah karena gaya adhesi antara molekul zat cair dan molekul wadah
atau volumenya lebih besar dari gaya kohesi antar molekul zat cair.
Miniskus atas/ cembung:permukaan zat cair dalam pipet kapiler melengkung
keatas yang disebabkan karena gaya kohesi zat cair lebih besar disbanding
gaya adhesi antara zat cair dan wadah.

Buret memiliki nilai minimal pemakaian 20% dan nilai maksimal pemakaian
80% dari total volume buret.
Jenis-jenis buret:
a. Berdasarkan ukuran:
Buret makro yaitu buret yang memiliki kapasitas 50 ml dan skala terkecilnya dapat dibaca
sampai 0,10 ml.
Buret semimikro mempunyai volume 25 ml dengan skala terkecil dapat dibaca sampai 0,050 ml.
Buret mikro mempunyai volume 10 ml skala terkecilnya 0,020 ml.

b. Berdasarkan peruntukannya
Buret asam (dengan cerat kaca)
Untuk larutan yang bersifat asam seperti HNO3, HCL, dll ..
Buret amberglass yang trbuat dari kaca gelap atau cokelat, untuk larutan yang mudah teroksidasi
oleh cahaya matahari. Cth: Iodium.
Buret universal yaitu buret yang dapat digunakan pda semua larutan, cerat ujungnya terbuat dari
polimer Teflon.

c. Berdasarkan jenis
Buret polos (tidak memiliki alat bantu)
Buret schellbach, yaiu buret yang dinding dalam bagian belakangnya dilengkapi dengan garis
biru memanjang diatas dasar putih.

d. Berdasarkan tingkat ketelitian


Buret klas A memiliki ketelitian tinggi dan biasa digunakan untukpenelitian. Dibuat dari bahan
kaca yang memiliki nilai muai panjang yang sangat kecilsehingga pemuaiannya sangat sedikit
dipengaruhi oleh perbedaan suhu.
Buret klas B memiliki ketelitiandi dibawah kals A dan biasa digunakan dalam kegiatan
pendidikan.

Cara menggunakan buret:


1. Pasang buret pada statif, dengan ujung yang sedikit jauh dengan permukaan meja
2. Isi buret dengan larutan yang diinginkan melebihi volume yang tertera di skala paling atas
3. Buka kran buret, biarkan larutan mengalir hingga tidak ada gelembung udara pada kran.
4. Matikan kran, lalu bersihkan permukaan ujung nuret dengan tissue kering yang bersih.
5. Buka kran sedikit lalu tepatkan dengan volume buret tersebut.
6. Letakkan bejana Erlenmeyer yang berisi larutan yang akan direaksikan dibawah ujung buret.
7. Buka kran buret sedikit untuk meneteskan larutan pereaksi sehingga dapat tejadi reaksi titrasi/
volumetri.
8. Titrasi dihentikan ketika sudah tercapai titik akhir titrasi (TAT).

13. CAWAN PETRI (PETRY DISH)


Merupakan kaca berbentuk cawan, dalam sebuah cawan petri trdiri dari sepasang cawan bawah
yang ukurannya lebih kecil dari cawan penutup. Alat ini digunakan untuk kultur mikroorganisme
dengan media tertentu. Cawan petri mempunyai beberapa macam ukuran/ diameter misalnya 15
atau 9 cm. pada cawan petri dengan diameter 9 cm, cukup untuk media sebanyak 10 ml,
sedangkan pada 15 cm dapat menampung media antara 15-20 ml.

14. CORONG PISAH


Corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam proses ekstraksi untuk
memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut yang berbeda .
Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai penyumbat di
atasnya dan keran di bawahnya. Corong pemisah yang digunakan dalam laboratorium terbuat
dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca ataupun Teflon. Ukuran corong pemisah
bervariasi antara 50 mL sampai 3 L.

15. EKSIKATOR

Eksikator adalah sebuah wadah dari kaca tertutup yang didalamnya berisi silica gel.
Fungsi eksikator adalah untuk mendinginkan bahan atau wadah sebelum dilakukan penimbangan
serta untuk menyimpan bahan agar tetap dalam kondisi kering.

16. KONDENSOR
Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas dari kompresor
dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kondensor ditempatkan
diluar ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya keluar.
Fungsi kondensor adalah mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi air
kondensatemelalui pipa-pipa pendingin agar dapat disirkulasikan kembali.

17. Labu Kjeldahl

Labu Kjeldahl adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti labu ukur
namun bagian dasarnya berbentuk bulat sempurna sehingga labu Kjeldahl tidak dapat berdiri
dengan sendirinya. Oleh karena itu, beaker glass sering digunakan sebagai penyanggah labu
Kjeldahl.
Labu Kjeldahl sering digunakan pada proses destruksi protein atau analisa protein dengan
menggunakan metode Kjeldahl. Pada analisa protein ( destruksi ), sampel yang akan diuji
dimasukkan kedalam labu Kjeldahl secukupnya. Kemudian tambahkan dengan pelarut ( pada
umumnya Kalium Sulfat atau Asam Sulfat) lalu dipanaskan hingga mendidih dan berhenti
berasap. Dinginkan, lalu hubungkan dengan alat destilasi.

18. LABU DIDIH


Labu didih adalah alat laboratorium yang terbuat dari gelas (Glass ware) yang berbentuk
seperti labu dengan berbagai jenis leher, yaitu ada yang single neck, double neck, dan triple neck.
Labu didih ada yang bagian dasarnya berbentuk bundar (round bottom) dan ada juga yang rata
(flat bottom). Labu didih biasanya terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 C.
Ukurannya beragam, mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsi labu didih (boiling flask)
adalah untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.
19. PIPET TETES

Pipet tetes (drop pipette) adalah alat laboratorium yang terbuat dai mika yang diatasnya
terdapat karet penghisap untuk menhisap larutan jika dipencet. Pipet tetes berfungsi untuk
membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang
sangat kecil yaitu setetes demi tetes.

20. TABUNG REAKSI


Tabung reaksi adalah tabung genggam yang digunakan untuk mencampur atau
memanaskan bahan-bahan kimia di laboratorium. Tabung tersebut terbuka dibagian atas dan
dasar tabung yang bulat. tabung Reaksi biasanya terbuat dari bahan kaca atau plastik. Fungsi dari
tabung reaksi adalah untuk menampung bahan-bahan kimia yang berbentuk cair (larutan).

21. HAEMOCYTOMETER

HAEMOCYTOMETER adalah alat untuk menghitung jumlah sel eritosit, leukosit,


thrombosit, eosinofil. Isinya adalah pipet Throma dan bilik hitung.

a. PIPET THROMA LEUKOSIT DAN THROMA ERITROSIT


Pipet Throma Leukosit berwarna putih, skala angka 0.5 11. Untuk pengenceran darah pada
hitung jumlah sel leukosit dan eosinofil.
Pipet Throma Eritrosit berwarna merah, skala angka 0.5 ; 1 ; 101. Untuk mengencerkan darah
pada hitung jumlah sel eritrosit dan trombosit.

a. KAMAR HITUNG / BILIK HITUNG


Alat untuk menghitung jumlah sel-sel darah yang diencerkan
dalam volume tertentu.

22. PIPET LED (Laju Endap Darah)


Ada 2 macam pipet untuk LED :

Wintrobe alat untuk mengukur laju endap darah dengan skala yang sma dengan
westergreen, tetapi wintrobe pembacaannya kurang spesifik.
---

Westergreen alat untuk mengukur laju endap darah dengan skala 0 20 yang
menggunakannya diletakkan tegak lurus pada rak westergreen.

23. HAEMOMETER
Dalam kotak haemometer sahli terdapat:
1. Tabung HB 02 22% tempat untuk mengencerkan dan membaca kadar HB
2. Skala pembanding standart warna untuk membandingkan warna yang terjadi pd tabung HB
3. Batang pengaduk, untuk mengaduk supaya homogen
4. Botol berisi HCl 0.1N
5. Pipet Hemoglobin dengan skala 20 mikrometer

24. OBYEK GLASS

Objeck glass adalah suatu alat yang terbuat dari kaca yang
digunakan untuk pembuatan hapusan darah tepi, golongan darah ataupun pemeriksaan
mikroskopis.

25. DECK GLASS / COVER GLASS


Deck glass / cover glass adalah alat ini dibuat khusus untuk menutup kamar hitung saat
perhitungan jumlah sel, atau untuk menutup obyek glass pada pemeriksaan mikroskopis.

Ini adalah kumpulan-kumpulan alat-alat laboratorium yang terbuat dari gelas. Selamat membaca.
Terimakasih.....

Rss

Contact

Categories

Anime

Staf

Home

Contact
About

Sitemap

Download

MEDICAL LABRORATORY
Please Wait . . .

pengenalan alat gelas laboratorium


Posted by : trihandoyo Jumat, 24 Mei 2013

ALAT-ALAT GELAS

Disusun guna memenuhi tugas instrumentasi

Disusun oleh :
1. Alfina Nurul Farah (Reguler B / P17434012042)
2. Mahardhika AP. (Reguler B / P17434012061)
3. Risma Andriyani (Reguler B / P17434012071)

Semester 1 Reguler B
PRODI DIII ANALIS KESEHATAN

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang


Tahun Pelajaran 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul Alat - alat Gelas. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas instrumentasi.

Dalam makalah ini dibahas tentang macam-macam alat gelas di laboratorium, cara penggunaan,
cara pembersihan, cara perawatan, dan cara kalibrasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Oleh karena itu. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi mkesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca bagi pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Semarang, 15 Desember 2012

Penulis,

DAFTAR ISI
Kata pengantar...............................................................................2

Daftar isi....................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang.......................................................................4
b. Tujuan....................................................................................5
c. Rumusan Masalah..5

BAB II DASAR TEORI...6

BAB III PEMBAHASAN35

BAB IV PENUTUP..36

a. Kesimpulan.............................................................................36
b. Saran...36

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan praktikum, biasanya praktikan akan melakukan perhitungan dan


pengukuran. Dalam hal ini, ketelitian praktikan adalah hal yang sangat penting, yang dapat
menentukan hasil akhir dari praktikum. Hal pertama yang harus diperhatikan agar dapat
meningkatkan ketelitian adalah kita harus memperhatikan alat yang kita gunakan. Karena alat-
alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki tingkat ketelitian yang
berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiaannya.
Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara kita membaca skala itu sendiri.
(Koesmadji, 2008)
Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang akan digunakan.
Kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat yang akan
digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Contohnya
jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi
dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum.
(Ginting, 2011)
Alasan-alasan di atas, mengajarkan kita bahwa pengenalan alat sangatlah penting dan utama
disampaikan pada awal praktikum, selanjutnya kita harus tahu dulu nama, fungsi dan prosedur
penggunaan alat-alat yang ada dilaboratorium agar diharapkan para praktikan dapat
menggunakan alat sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan petunjuk agar memperoleh hasil
praktikum yang baik, cepat dan efisien. Pekerjaan dalam laboratorium sering menggunakan alat-
alat, contoh alat-alat tersebut antara lain: gelas beker, gelas ukur, pipet tetes, pipet ukur, pipet
volume, tabung reaksi, labu ukur, buret, erlenmeyer, ball pipet, dan lain-lain. Penggunaan dari
alat-alat tersebut sangat penting untuk diketahui para praktikan agar pekerjaan dalam
laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini dapat
mempengaruhi hasil dari praktikum. Oleh karena itu dalam percobaan ini diberikan beberapa
pengetahuan dan latihan tentang penggunaan dan fungsinya. Sering kali di dalam laboratorium
terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan di karenakan para praktikan tidak mengetahui cara
dan fungsi dari alat-alat laboratorium. Sebagian besar alat tersebut merupakan alat-alat yang
terbuat dari gelas, sehingga memerlukan kehati-hatian dalam menggunakannya. Apabila terjadi
kesalahan dalam menggunakan alat-alat tersebut, maka akan mengakibatkan hal yang fatal.
Selain terganggunya praktikum, harga dari alat-alat tersebut juga relatif mahal. Oleh karena itu
para praktikan dituntut agar serius dalam praktik agar tidak terjadi kerusakan alat. (Achmad,
2008)
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak
akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalaam galat pasti. Oleh
karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh
praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil apabila
terjadi kecelakaan dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-
alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan dengan
bahan kimia yang berbahaya. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam
penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.(Khasani, 2009)

B. Tujuan

1. Mengetahui fungsi alat alat gelas laboratorium.

2. Memahami prinsip kerja alat alat gelas laboratorium.

3. Memahami cara penggunaan, memelihara, memebersihkan, kalibrasi, dan memperbaiki alat


gelas laboratorium.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja dari alat alat gelas laboratorium?

2. Apa fungsi dari alat alat gelas laboratorium?


3. Bagaimana keselamatan kerja saat menggunakan alat alat ringan laboratorium?

BAB II
DASAR TEORI
Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari mencampur bahan-bahan anorganik
yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan kan menjadi bedan padat. Berdasarkan
jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang menyusunnya. Ada beberapa jenis gelas yaitu
gelas biasa, gelas timbal, gelas borosilikat dan gelas leburan silika.
Alat gelas yang digunakan dilaboratorium (laboratory glassware) umumnya merupakan
gelas borosilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa/silikat oksida berkualitas tinggi, borong oksida.
Aluminium oksida dan natrium oksida. Gelas jenis ini mencair pada suhu agak tinggi dan
mempunyai angka mulai yang kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan
dapat direndam dalam air dingin atau es tanpa terjadi keretakan atau pecah. Selain itu gelas
borosilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai alat gelas
laboratorium. Di dalam perdagangan jenis gelas ini dikenal dengan berbagai merk seperti :
Pyrex, Yena, Vycor, Duran, Schott, Assistant dan sebagainya.
Alat gelas yang sering digunakan di laboratorium
1. Gelas Piala = Gelas kimia = Beaker Glass

Biasanya terbuat dari tipe borosilikat. Digunakan untuk wadah larutan yang masih
memerlukan pekerjaan lain, tempat melarutkan zat, tempat memanaskan, menguapkan
larutan/air, untuk bejana titrasi dengan menggunakan bantuan pengaduk magnetic dan
sebagainya. Bentuk gelas piala ada tipe tinggi, dan pendek, mempunyai volume yang bermacam-
macam yaitu 1 liter, 500ml, 250ml, 200ml, 150ml, 100ml, bahkan ada pula yang berukuran
50ml.

Prinsip kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara
tidak teliti.
K3 :

Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.

Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan asam dengan
konsentrasi tinggi.

2. Labu Erlenmeyer = Erlenmeyer Flask


Labu Erlenmeyer terbuat dari jenis gelas borosilikat, labu Erlenmeyer ada yang dilengkapi
dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu Erlenmeyer terbuat dari kaca asah dan mulut labu juga
kaca asah. Tutup/mulut labu Erlenmeyer berukuran standar, mulut labu ada yang berukuran
sedang dan lebar tergantung dari keperluan. Labu Erlenmeyer tutup asah digunakan untuk reaksi
yang memerlukan pengocokan kuat, atau digunakan untuk titrasi, dihubungkan dengan alat
ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya. Sedangkan labu Erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan
untuk titrasi dengan pengocokan lemah hingga sedang. Labu Erlenmeyer mempunyai kapasitas
ukuran 25 hingga 2000 ml.
Prinsip kerja : labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan
pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
K3 : Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.
3. Labu Iodium = Iodium Determination Flask

Labu iodium mirip labu Erlenmeyer bertutup asah dan pada mulut labu dilengkapi oleh suatu
piringan kaca yang digunakan untuk menempatkan cairan/larutan atau air yang berguna untuk
mengikat uap iodium hasil reaksi dan lolos melalui tutup asah, dengan demikian tidak ada
iodium hasil reaksi yang hilang karena menguap. Labu iodium mempunyai kapasitas ukuran 100
hingga 500 ml.
Prinsip Kerja : memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat, jangan sampai
ada gelembung udara di dalamnya.

K3 :

Pecahnya labu yang dpat diatasi dengan mengganti yang baru.

Retaknya labu yang dapat diperbaiki dengan lem.

Apabila tutup labu kurang rapat ketika sedang digunakan dalam mereaksikan, maka
aroma iodium yang menyenngat akan terhirup dan akan mengganggu kerja sehingga tutp
labu harus ditutup rapat.

4. Tabung reaksi = Test tube


Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas lain : Borosilikat, Soda <
Fiolax dan supremax. Soda glass tidak tahan pemanasan, fiolax Glass tidak peka terhadap
perubahan panas dan pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari fiolax dan soda glass
umumnya berdinding tipis. Sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari Borosilikat dan supremax
tahan pemanasan. Tabung reaksi ada yang mempunyai bibir atau pelek yang berguna untuk
menahan tang pada pemanasan, ada pula yang dilengkapi dengan
tutup berulir atau sekrup aluminium/plastik. Ukuran tabung reaksi ditetapkan berdasarkan atas
diameter mulut tabung bagian dalam dan panjang tabung, diameter dalam antara 8 hingga 30 mm
sedangkan panjang tabung antara 70 hingga 200 mm. Tabung reaksi yang terbuat dari bahan
Teflon atau polypropylene sangat kuat dan tahan panas hingga 1350 (polipropilen), 2750 (Teflon).
Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk
meletakkan sampel (darah).

K3:

Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar tidak jatuh.

Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.

5. Labu takar = Labu Ukur = volumetric Flask


Labu takar umumnya terbuat dari jenis gelas borosilikat. Labu takar mempunyai mulut labu
dengan ukuran standar yang melengkapi dengan tutupnya. Tutupnya labu dapat terbuat dari gelas
asah atau Teflon. Labu takar mempunyai tipe gelas tidak berwarna (Clear Glass) dan berwarna
(Amber Glass). Labu takar tidak boleh dipanaskan, kegunaan labu untuk membuat larutan
dengan volume yang tepat/teliti, mengencerkan atau mengambil larutan dengan teliti. Labu takar
mempunyai kapasitas volume 5 2000 ml.
Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur
larutan secara teliti.

K3 :

Tidak boleh dipanaskan.

Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.

6. Botol timbang = Wlighting Bottles

Botol timbang terbuat dari jenis gelas borosilikat, dilengkapi dengan tutup asah. Botolo
timbang mempunyai tipe bentuk tinggi atau pendek. Botol timbang digunakan untuk menimbang
sampel atau contoh, pengeringan bahan, atau penetapan susut pengeringan bahan. Kapasitas
botol timbang mulai 15 hingga 80ml.

7. Gelas ukur = Measuring Cylinders

Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas borosilikat. Digunakan untuk mengukur
cairan secara tidak teliti dan tidak masuk di dalam perhitungan, dapat digunakan pula untuk
merendam pipet dalam asam pencuci. Gelas ukur ada yang dilengkapi dengan tutup asah,
digunakna untuk melarutkan zat hingga volume tertentu (tidak teliti). Kapasitas volume gelas
ukur 5 hingga 2000 ml.
Prinsip Kerja : Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan.
K3 : perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya mengalir pada tepi gelas
ukur.

8. Buret = Burettes
Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, borosilikat, amber, mempunyai
kapasitas 1 hingga 100 ml dengan pembagian skala 0.01 hingga 0,2 ml. Bentuk buret dibedakan
buret dengan ujung karan lurus (Burettes with straight stopcock) dan buret dengan ujung kran
menyamping/ bengkok (Burettes with lateral stopcock). Kran buret dapat terbuat dari gelas asah
atau Teflon. Buret digunakan untuk memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan
diketahui dengan teliti pada proses titrasi.
Buret sebelum digunakan harus bersih, kering dan bebas lemak. Sumbat keran tutup terbuat
dari gelas asah atau Teflon, jika kran terbuat dari bahan Teflon maka tidak diperlukan bahan
pelican, sedangkan kran gelas asah memerlukan sedikit pelumas untuk memudahkan putaran
kran dan mencegah kebocoran. Buret yang telah digunakan harus segera dicuci bersih dan
dikeringkan terutama jika digunakan larutan titran alkali, karena akan mudah terjadi kerak pada
kran yang akhirnya menyebabkan tersumbatnya bagian jet atau lubang pengalir/pancaran.
Sebelum titrasi dimulai pastikan bahwa tidak terdapat gelembung-gelembung udara di bawah
kran dan titik-titik zat cair yang menempel pada dinding bagian dalam buret diatas garis
meniskus larutan zat, karena akan menyebabkan kesalahan. Buret dibedakan menjadi : makro,
seni mikro dan mikro buret. Untuk membantu memudahkan pembacaan menikus ada buret yang
dilengkapi dengan latar belakang warna putih dengan pita garis biru dibalik dari pembagian skala
buret, garis ini disebut sebagai garis Schellbach atau kadang-kadang disebut pula sebagai Buret
Schellabach. Di laboratorium dikenal pula adanya buret otomatik (Automatic Burettes) yang
dilengkapi dengan botol reservoir larutan standar, katub penyumbat yang dapat dirubah
kedudukannya (katub berfungsi untuk mengalir larutan dari botol reservoair atau untuk menutup
aliran), selain itu ada juga yang disebut sebagai buret piston pada bagian alat dari potensiometer.
Prinsip Kerja : Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan. Sebelum titrasi
dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat
melakukan titrasi.
K3 :

Letakkan pada keranjang plastik.

Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran buret dan
mencegah kebocoran.

9. Corong = Funnels

Corong terbuat dari jenis borosilikat atau plastik, digunakan untuk menyaring larutan,
memindahkan zat caira atau sampel padat. Corong mempunyai garis tengah 35 hingga 300 mm
dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek. Disamping itu tangkai
corong ada yang berlubang lebar digunakan untuk mengalirkan zat cair yang kental. Penggunaan
kertas saring yang telah dibentuk kerucut corong. Pemilihan tangkai corong tergantung dari
kegunaan.
Prinsip Kerja : membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut kecil.
K3 : saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuhan dengan mulut wadah
usahakan menjauh sedikit.

10. Pipet Volume = Pipet gondok = Volumentric Pipettes


Pipet terbuat dari gelas jenis soda jernih. Mempunyai kapasiatas 0,5 hingga 100 ml. Pipet
volume digunakan untuk mengambil cairan, memindahkan cairan atau memipet sejumlah
volume cairan dengan teliti atau seksama. Pipet volume ada yang dilengkapi pengaman.
Penghisap larutan menggunakan pipet melalui mulut harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak
tertelan/terhisap hingga mulut. Penghisapan cairan dilakukan sampai 1-2 cm diatas garis tanda,
kemudian diangkat dan dibersihkan / keringkan bagian ujung luar dari pipet menggunakan
kertas penghisap dan dikeluarkan secara hati-hati hingga tanda, kemudian alirkan isi dengan
posisi pipet tegak lurus terhadap wadah yang akan digunakan dengan ujung pipet menempel
pada dinding bagian dalam dari wadah. Jangan menghisap bahan beracun atau zat yang bersifat
keras (asam, basa kuat) melalui mulut akan tetapi gunakan pengisap karet atau digunakan
aspirator. Untuk mengeluarkan isi pipet jangan ditiup dengan mulut, tetapi cukup dengan teknik
menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3 x.
Prinsip Kerja : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksama.
K3 :

Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet,
tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah
sebanyak 3x.

Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.

Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar
wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.
11. Pipet ukur = graduated Pipettes

Pipet ukur terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,01 hingga 50 ml yang
dilengkapi dengan pembagian skala pada dindinh pipet 0,001 hingga 0,5 ml. pipet ukur
digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah volume cairan secara kurang
teliti dan tidak masuk di dalam perhitungan pada penetapan kadar. Pipet ukur ada yang
dilengkapi dengan pengaman dan ada juga yang diberi garis Schellbach untuk memudahkan
pembacaan meniskus.
Prinsip Kerja : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksama.
K3 :

Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet,
tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah
sebanyak 3x.

Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.

Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar
wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.

12. Desikator = Eksikator = Desiccators


Desikator terbuat dari gelas semi-borosilikat, plastik atau mika. Tipe gelas jernih atau
sumber. Desikator digunakan untuk : mendinginkan bahan atau alat gelas misal krus porselin,
botol timbang setelah dipanaskan dan akan ditimbang. Selain itu juga berguna untuk
mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus dilindungi terhadap pengaruh
kelembaban udara. Desikator terdiri atas wadah yang dilengkapi dengan tutup, tutup desikator
dapat pula dilengkapi dengan kran yang digunakan untuk menghampa udarakan isi
desikator (dihubungkan dengan pompa hisap). Di dalam desikator diletakkan
piringan berpori yang terbuat dari porselin piringan porselin digunakan untuk
meletakkan bahan atau alat gelas yang akan dikeringkan/dis impan. Di bawah
piringan pors elin meletakkan bahan pengering, bahan pengering yang umum
digunakan adalah: silikagel asam sulfat pekat fofor pentaoksida. kalsium oksida dan
sebagainya. Pengeringan silikaget biasanya diberi indikator warna biru untuk yang
kering, dan jika setelah mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah.
Silikagel yang telah jenuh dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara
dipanaskan dalam oven dengan suhu lebih tinggi dari 100 0 . Tutup desikator pada
bagian permukaan harus diberi bahan pelicin misal: silicon grease. agar dapat
tertutup lebih rapat. Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau
untuk membukanya, tangan pertama digunakan penahan desikator dan tangan yang lain
digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka
kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu
agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan unutk
membukanya.
Prinsip kerja : Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
K3 : Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk membukanya, tangan
pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan yang lain digunakan untuk mendorong
tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih
dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan untuk
membukanya.
13. Batang pengaduk = Strirring rod

Batang pengaduk terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen.
Batang pengaduk mempunyai panjang sesuai dengan keperluan dan digunakan sebagai pengaduk
larutan atau suspensi yang umumnya dalam labu piala. Erlenmeyer atau tabung reaksi. Kadang-
kadang diunakan pula sebagai alat bantuk untuk memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana
lain. batang pengaduk umumnya bergaris tengah 2-4 mm, dan mempunyai panjang yang
bervariasi 6 hingga 30 cm.
Prinsip Kerja : Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
K3 : dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak terpecik dan wadah
tidak pecah.

14. Gelas Arloji = Kaca arloji = Watch Glasses


Terbuat dari gelas borosilikat, mempunyai diameter yang bervariasi antara 30 200 mm,
digunakan untuk menguapkan zat, pembentukan hablur, reaksi, pengukuran pH menggunakan
kertas indikator atau untuk menutup labu pada proses pemanasan.
Prinsip Kerja : wadah penimbangan zat padat
K3 : berhati hati saat menempatkan wadah
15. Corong Pisah = Corong pemisah = separatory Funnels

Digunakan untuk mengekstraksikan zat cair dengan zat cair, terbuat dari gelas borosilikat,
tidak berwarna dan amber. Berbentuk kerucut (buah per) bulat dan silinder dilengkapi dengan
kran dan tutup yang terbuat dari bahan gelas asam atau Teflon. Mempunyai kapasitas 50 hingga
2000 ml. corong pisah mempunyai tangkai bermacam-macam ada yang bertangkai pendek,
panjang, dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur tetesan.
Corong pisah bentuk kerucut dan silinder digunakan untuk memisahkan dua buah zat cair yang
sulit dilihat batas pemisahannya. Selain digunakan untuk ekstraksi dapat pula untuk mengatur
aliran zat cair pada proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lain. cara menggunakan corong
pisah sudah tepat dan tidak bocor. Pengocokan corong pisah dilakukan dengan memegang bagian
atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan kiri memegang bagian tangkai corong berkut
krannya, kocok dengan cara memutar kearah tubuh kita. Jika digunakan cairan yang mudah
menguap sebagai cairan penyarian keluarkan tekanan udara didalam corong pisah agar tidak
terjadi tekanan yang kuat dan dapat melemparkan tutup corong berikut isinya.
Prinsip Kerja : mengekstraksi zat cair dengan zat cair.
K3 :

Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah sudah tepat dan
tidak bocor.

Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang bagian atas berikut
tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang tangkai corong berikut
kerannya.

16. Corong Buchner = buchner Funnels

Corong Buchner terbuat dari porselin atau gelas borosilikat, corong ini digunakan untuk
menyaring dengan cepat terutama jika digunakan pelarut yang mudah menguap. Corong
penggunaannya dibantu dengan labu hisap yang dihubungkan dengan pompa hisap/vakum.
Corong mempunyai dasar yang berpori kasar dan jika akan digunakan harus diletakkan kertas
saring yang mempunyai diameter dalam corong atau lempeng berpori. Corong ini cocok untuk
menyaring bahan kasar dengan cairan penyari atau pelarut.
Penggunaan labu hisap pada penyaringan menggunakan corong Buchner harus diperhatikan
kedudukan tangkai corong dengan arah hisapan pompa agar diatur sedemikian rupa hingga
cairan yang keluar dari corong tidak terisap oleh pompa. Penggunaan pompa hisap pada berbagai
alat gelas untuk keperluan laboratorium agar diperhatikan benar agar tidak terjadi kesalahan,
untuk mematikan atau menghentikan penghisapan agar tidak langsung pada pompa (dapat
menyebabkan cairan terhisap kearah pompa) akan tetapi lepaskan dahulu hubungan alat gelasnya
agar berhubungan dengan udara, dengan demikian tidak terjadi tekanan yang berbalik (misal:
pada saat menghilangkan udara dari larutan menggunakan pompa hisap, penggunaan pompa
hisap pada alat penetapan protein Kjeldahl), diameter corong Buchner 26 380 mm, sedangkan
kapasitas labu hisap 250 10.000 ml.
Prinsip Kerja: Menyaring bahan kasar dengan cairan penyaring atau pelarut.
K3 :

Memperhatikan kedudukan tangkai corong dengan arah hisapan pompa agar diatur
sedemikian rupa sehingga cairan yang keluar dari corong tidak terhisap oleh pompa.

Saat menghentikan penghisapan, terlebih dahulu lepaskan hubungan alat gelasnya agar
tidak berhubungan dengan udara, sehingga tidak terjadi tekanan yang berbalik.

17. Labu Kjeldahl = Kjeldahl Flasks

Terbuat dar gelas borosilikat, dengan kapasitas 50 1000 ml, digunakan untuk destruksi atau
digesti protein pada penetapa protein dan dapat pula digunakan sebagai labu destilasi pada hasil
destruksi protein. Labu kjeldahl boleh dipanaskan dengan menggunakan pemanas listrik atau
lempeng pemanas. Pada waktu destruksi protein dalam labu kjeldahl posisi labu harus
dimiringkan dengan mulut labu menyandar pada penampung uap asam yang terbentuk pada
waktu destruksi dilakukan.
Prinsip Kerja : posisi labu harus miring dengan mulut menyandar pada penampung uap asam.
K3 : saat memasangkan labu pada mulut penampung uap harus rapat agar uap asam tidak
menyebar saat melakukan proses destruksi.
18. Krus =Crucible

Krus umumnya digunakan untuk membakar/mengarangkan/mengabungkan zat pada analisis


Grravimetri. Krus dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dalam tanur (Muffle Furnance) 1900 0.
krus mempunyai kapasitas 2 hingga 250 ml dapat mempunyai bentuk tinggi atau pendek, krus
dilengkapi dengan tutup. Krus dibuat dari bahan : Porselin, platina, tanah liat yang dibakar,
campuran logam Platina-tembaga. Baja tahan karat. Nikel, Graphite. Krus porselin umumnya
yang digunakan untuk analisis laboratorium sehari-hari untuk pengabuan zat, pada analisa
gravimetric. Untuk menga bukan zat yang dianalisis, terlebih dahulu krus harus ditimbangkan
hingga bobot tetap. Zat yang dianalisis direkasikan hngga terbentuk endapan, endapan yang
terbentuk secara kuantitatif disaring menggunakan kertas saring bebas abu, dan kertas saring
aberikut endapannya dilakukan dengan jalan dimasukkan kedalam krus yang telah mempunyai
bobot tetap, dibakar dengan api bebas kecil secara hati-hati, kemudian baru digunakan api besar,
setelah sebagian besar kertas dan encapan telah menjadi abu yang berwarna putih, pindahkan
pemanasan kedalam tanur. Pada saat pemijaran kertas saring zat yang diuji, maka seluruh zat
organik akan terbakar menjadi arang yang berwarna hitam, jika pemanasan dilanjutkan seluruh
zat organik (arang) akan hilang terbakar dan akan diperoleh abu atau sisa yang terdiri atas zat
anorganik yang berupa oksida logam yang berwarna putih atau berwarna lain tergantung dari
logamnya. Krus porselin ada bagian dalamnya diglazur hngga mengkilat umumnya digunakan
pada pemanasan pada suhu 300-8000, krus tanah liat yang dibakar tahan hingga suhu 12000,
sedangkan krus porselin tipe Alsint tanah hingga suhu 1900 0 seperti krus logam. Untuk
memijarkan contoh yang berupa cairan, sebelum dipanaskan pada api bebas harus dikeringkan
atau diuapkan terlebih dahulu menggunakan tangas air/uap. Krus platina atau emas digunakan
untuk memijarkan untuk menetapkan sisa pemijaran zat secara teliti atau untuk melihat
kemurnian zat pada analisis secara fluoresensi sinar x dan penetapan titik leleh dari suatu gelas.
Krus Gooch adalah krus porselin yang pada bagian dasar krus memiliki pori-pori. Digunakan
untuk menyaring secara langsung pada krus setelah lubang porinya dilapis dengan bubur asbes.
Kemudian baru dipijarkan. Jika kita memiliki krus yang baru sebelum digunakan harus dicuci
dan direndam dengan asam pencuci. Untuk memasukkan/mengambil krus dari tanur gunakan
tang krus tangkai panjang dan untuk memindahkan krus dari desikator ke neraca gunakan tang
krus tangkai pendek.
Teknik memindahkan endapan secara kuantitatif ke dalam corong gelas yang dilengkapi
dengan kertas saring bebas abu. Endapan yang tersaring pada kertas saring dikeringkan dengan
menggunakan krus porselin, kemudian diarangkan dan dipijarkan (analisis gravimetric)
Keterangan :
a. Siapkan corong gelas yang telah dilengkapi dengan kertas saring bebas abu, larutan yang akan
ditetapkan secara gravimetric dituang terlebih dahulu cairan jernihnya dari labu pengendapan
dengan bantuan-bantuan batang pengaduk kaca.
b. Kemudian endapan diaduk agar dapat dipindahkan dengan sempurna.
c. Pindahkan endapan secara kuantitatif.
d. Dengan bantuan botol semprot pindahkan sisa yang menempel pada dasar labu.
e. Bilas labu dengan air suling
f. Tuangkan air bilasan secara kuantitatif dengan bantuan bobot semprot
g. Siapkan krus porselin yang cocok dan telah diketahui bobot tetapnya
h. Biarkan endapan pada corong hingga cairannya menetes semua, kemudian kertas saring yang
mengandung endapan dilipat dengan cara seperti pada gambar (h).
i. Kemudian masukkan ke dalam krus porselin
j. Krus porselin dipanaskan dengan api kecil, posisi krus tegak dengan tutup dibuka sedikit,
dengan demikian kertas saring dan endapan akan mongering dan akhirnya terbakar.
Prinsip Kerja : praktikum analisis laboratorium sehari hari untuk pengabuan zat pada analisis
gravimetri.
K3 :

Sebelum digunakan, krus di cuci dan di rendam dengan asam pencuci.

Untuk mengambil, memasukkan, memindahkan krus dari tanur menggunakan tang krus
tangkai panjang dan pendek.
19. Labu alas bulat =Round bottom flasks

Labu alas bulat terbuat dari gelas borosilikat mempunyai kapasitas 10 20.000 ml,
mempunyai berbagai variasi sesuai dengan kegunaannya, yaitu variasi leher labu ada yang
berleher panjang, sedang dan pendek, jumlah leher 1 hingga 4, leher ada yang bercabang dan
sebagainya. Labu alas bulat boleh dipanaskan, umunya leher labu mempunyai lubang dengan
diameter standar dari gelas asah sehingga memungkinkan untuk dihubungkan/dirangkai dengan
alat yang mempunyai hubungan yang sesuai atau dapat ditutup dengan tutup gelas asah yang
cocok. Labu alas bulat mempunyai kegunaan yang bermacam-macam tergantung dari bentuk
atau tipe leher labunya. Misalnya digunakan untuk mendidihkan suatu cairan atau dihubungkan
dengan alatlain Misal : alat penetapan kadar air, alat ekstraksi, alat destilasi (penyulingan). Alat
refluks alat penguap berputar atau alat sintesa dan sebagainya. Labu alas ada yang berbentuk
bulat ada yang berbentuk buah per.

20. Cawan Petri


- Cawan Petri digunakan untuk membuat media, atau kultur perbenihan mikrobiologi.
- Cawan Petri terdiri atas piring dan tutupnya yang mempunyai diameter 55-143 mm. dengan
tebal 5-70 mm
K3 : menutup cawan petri setelah memasukkan biakan bakteri agar tidak terkontaminasi dengan
udara.
21. Botol penetes

- Botol ini mempunyai kapasitas 30-250 ml, dilengkapi dengan tutup yang mempunyai tempat
mengalirkan cairan/meneteskan cairan atau tutup yang dilengkapi dengan pipet.
- Digunakan untuk menyimpan cairan indicator, cairan pewarnaan dan sebagainya.
Prinsip Kerja : menyimpan dan meneteskan cairan.
K3 : saat mengangkat pipet dalam botol, harus hati hati jika tidak maka cairan akan
berceceran.
22. Botol Pereaksi (Botol Reagen)
- Botol ini mempunyai kapasitas 5010.000 ml dilengkapi dengan tutup terbuat dari kaca asah.
- Digunakan untuk penyimpanan asam yang berasap, botol dilengkapi dengan penutup bahan atau
kap asam.
K3 :

Khusus untuk larutan asam, botol pereaksi diletakkan pada lemari asam.

Pasang tutup botol agar larutan tidak bercampur dengan udara.

23. Piknometer

- Digunakan untuk alat penetapan bobot jenis larutan atau cairan, piknometer terdiri dari dua jenis
yaitu yang dilengkapi dengan tutup terbuat dari thermometer yang dimulutkan berapa gelas asah
yang sangat dipengaruhi oleh suhu atau memerlukan.
- Ketelitian dan piknometer yang dilengkapi tutup. Dan piknometer tanpa dilengkapi tutup
thermometer tetapi tutup asah yang memiliki lubang kapiler.
- Digunakan untuk menimbang sampel atau contoh, penyaringan bahan, atau penetapan susut,
penyaringan bahan
- Mempunyai kapasitas mulai 15-80 ml
24. Cawan Porselin

- Digunakan untuk menguapkan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Misalnya didalam
oven diatas tengah air, uap, pasir dan sebagainya.
K3 : memperhatikan suhu saat menguapkan cairan.
25. Pipet tetes

- Pipet ini digunakan untuk menambahkan atau untuk meneteskan larutan untuk mengambil
larutan apabila volume larutan berlebihan dalam suatu wadah
- Untuk mencukupkan atau menghimpitkan volume.
- Pipet ini ada yang berskala, dan ada yang tidak berskala.
Prinsip Kerja : menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
K3 : setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan tidak menetes dan
luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya pada wadah lainnya.
26. Ose
1. Ose Jarum
2. Ose Cincin
Gunanya : Untuk pembiakan kuman untuk mengambil, memindahkan dan mengisolasi
mikroorganisme.

21. Desk Glass

Desk glass adalah penutup objek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena
dimaksudkan agar bisa menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan dibawah
mikroskop.
22. Objeck Glass

Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan sediaan darah atau
pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan mikroskop.

22. Pipet Thoma


Pipet yang digunakan adalah pipet Thoma untuk mengencerkan eritrosit, terdiri atas pipa kapiler yang
bergaris bagi dan membesar pada salah satu ujung membentuk bola. Di dalam bola terdapat
sebutir kaca merah.Pipet Thoma untuk mengencerkan lekosit sama dengan pipet eritrosit, namun didalam bola
terdapat sebutir kaca putih.

25. Pipet LED Westergreen

LED digunakan untuk mengetahui Laju Endap Darah pasien yang akan didiagnosa
penyakitnya. Merupakan pemeriksaan hematology rutin.

26. Pipet LED Wintrobe


Merupakan alat Laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan LED (Laju Endap Darah)
cara wintrobe. Selain menggunakan cara ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan LED
metode Westergreen.

28. Botol Winkler

Botol Winkler digunakan untuk pemeriksaan kimia air. Biasanya digunakan untuk
pemeriksaan DO . Volume tertera pada tubuh botol.

15. Thermometer

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm berisi air raksa
dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi untuk mengukur suhu suatu
larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam
termometer.

14. Tabung Durham


Tabung durham memiliki bentuk yang sama seperti tabung reaksi tetapi ukurannya sangat
kecil. Berfungsi untuk menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam
penggunaannya, maka tabung durham itu ditempatkan terbalik di dalam tabung reaksi yang lebih
besar dan tabung ini kemudian diisi dengan medium cair.

12. Urinometer

Urinometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis suatu larutan. Tetapi
biasanya urinometer digunakan untuk mengukur berat jenis urine. Cara membaca urinometer
adalah dengan menggunakan visual dan setinggi miniskus.
PERAWATAN ALAT - ALAT GELAS
1. Ruang penyimpanan peralatan harus bertemperatur antara 270 C 370 C dan diberi tambahan
lampu 25 watt.
2. Ruang penyimpanan diberi bahan silicon sebagai zat higroskopis.
3. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas kawat kasa. Boleh
menggunakan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex.
4. Gelas yang akan direbus hendaknya tidak dimasukkan langsung ke dalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas direndam dengan air bersih dan dingin kemudian tambahkan
detergent, larutan kalium dichromat 10 gr, asam belerang 25 ml dan aquadest 75 ml. Penggunaan
detergent dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik. Kadang-kadang
memerlukan waktu perendaman sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih.
Keringkan dengan udara panas lalu simpan di tempat yang kering.
5. Debu, keringat, minyak dari telapak tangan mudah menempel pada peralatan berbahan baku
gelas. Oleh karena itu setelah digunakan luangkan waktu sejenak untuk membersihkan
permukaan peralatan dengan kain lembut atau dengan kertas tissue khusus. Gunakan alcohol,
acetone, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk membersihkan lensa jangan sampai merusak
lapisan lensa. Saat ini terdapat cairan pembersih khusus kaca/lensa yang dapat diperoleh di optic
untuk membersihkan kaca/lensa dengan lebih sempurna. Hindarkan membersihkan kaca/lensa
dalam keadaan kering apalagi dengan menggunakan kain yang berseray kasar karena hal itu
dapat menimbulkan goresan pada kaca/lensa.
6. Letakkan peralatan berbahan baku gelas di tempat ketika tidak digunakan. Meletakkan peralatan
tidak di tempatnya beresiko merusak kondisi alat karena mungkin saja peralatan tersebut
tertindih atau tertekan yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisik permanent.

CARA KALIBRASI
- Labu Ukur
Prosedur :
1. Timbang botol timbang yang sudah bersih dan kering, missal beratnya A
2. Isi labu ukur dengan air murni yang sudah diukur suhunya sampai tanda batas, kemudian
timbang kembali, misalnya beratnya B gram.
3. Ukur temperatur air, temperature udara, dan tekanan udara.
Perhitungan :
Baca faktor koreksi untuk volume labu ukur pada suhu air terukur, misalnya x gram. Baca faktor
koreksi untuk tekanan udara terukur, misalnya y gram.
Volume labu ukur = (A-B+x)-y = Z mL.
- Pipet Ukur
Prosedur :
1. Timbang sebuah botol timbang bertutup yang sudah bersih dan kering, missal beratnya A.
2. Isap air murni yang suhunya telah diukur dengan ball pipet sampai atas tanda batas. Kemudian
turunkan kelebihan air dengan perlahan-lahan sampai meniscus bagian bawah menyentuh tanda
batas.
3. Tuangkan seluruh air kandungan pipet tersebut ke dalam botol timbang yang sudah diketahui
beratnya, tutup dan timbang bersama isinya, missal beratnya B gram.
4. Hitung volume pipet dengan menggunakan table kareksi suhu air dan tekanan udara.
Perhitungan :
Baca koreksi faktor untuk volume labu ukur pada suhu air terukur, misalnya x gram. Baca faktor
koreksi untuk tekanan udara terukur, misalnya y gram.
Volume pipet seukuran = ( A-B+x ) y = Z mL.

- Buret
Prosedur :
1. Timbang 5 buah botol timbang tertutup
2. Isi buret bersih dengan air murni yang telah diukur temperaturnya. Kemudian buret ini
ditempatkan pada statif dengan posisi tegak lurus, dan keluarkanlah air sampai meniskusnya
menyinggung tanda batas nol.
3. Alirkan 5 ml air secara perlahan, tamping dalam botol timbang yang telah diketahui massanya,
dan tutup.
4. Isi buret hingga titik nol, dan alirkan air sebanyak 10 ml. tamping dalam botol timbang kedua,
baca meniskusnya.
5. Ulangi pengerjaan di atas untuk volume 15, 20, 25, 30, dan 35 timbang setiap botol timbang
yang berisi air tersebut dan hitung volume pipet dengan menggunakan tabel koreksi suhu air,
menurut rumus Volume = ( A-B+x)-y = Z mL..
6. Baca faktor koreksi dari setiap volume diatas.
7. Apabila koreksi rata rata dari tiap titik tidak lebih besar dari 0.04 mL, maka buret tersebut
memenuhi syarat untuk dipakai.

- Pipet Volume
Prosedur :
1. Timbang sebuah botol timbang yang bertutup yang sudah bersih dan kering, misalnya berat A
gram.
2. Isap air murni yang suhunya telah diukur dengan ball pipet sampai tanda batas, kemudian
turunkan kelebihan air dengan perlahan-lahan sampai meniscus bagian bawah menyentuh tanda
batas.
3. Tuangkan seluruh air kandungan pipet tersebut ke dalam botol timbang yang sudah diketahui
beratnya, tutup dan timbang bersama isinya, missal beratnya B gram.
4. Hitung volume pipet dengan menggunakan tabel koreksi suhu air dan tekanan udara.

Perhitungan :
Baca faktor koreksi untuk volume labu ukur pada suhu air terukur, misalnya x gram. Baca faktor
koreksi untuk tekanan udara terukur, misalnya y gram.
Volume pipet seukuran = ( A-B+x ) y = Z mL.
Catatan :
1. Pengerjaan kalibrasi hendaknya dilakukan dalam ruangan ber AC agar suhu ruangan konstan
selama pengujian
2. Sebelim, kalibrasi dilakukan, peralatan harus sudah bersih ( dicuci dengan detergen, larutan
kalium dikromat dan air ), lalu keringkan dengan jalan membilasnya dengan alcohol dan
menghembuskan udara kering kedalamnya.

BAB III
PEMBAHASAN
Tabung reaksi digunakan untuk tempat direaksikannya suatu zat kimia jumlah kecil,
ukurannya ada yang mempunyai garis tengah 1 cm dan tingginya 4 cm. Buret terbuat dari gelas
yang terdiri dari tabung panjang dan bagian bawahnya ditutup dengan kran yang berfungsi untuk
mengatur keluarnya cairan. Alat ini digunakan untuk melakukan titrasi.
Erlenmeyer sebenarnya termasuk dalam labu ukur. Erlenmeyer digunakan sebagai tempat
zat yang akan dititrasi. Ukurannya terdiri dari 50 ml hingga 4 liter. Gelas ukur digunakan untuk
pengukur atau pengambilan zat cair dengan ketapatan kira-kira. Besarnya antara 10 ml hingga 2
liter. Beaker Glass mempunyai fungsi bukan sebagai alat ukur, walaupun mempunyai ukuran,
namun gelas beker atau yang disebut juga dengan beker glass Digunakan sebagai tempat suatu
larutan dan dapat juga untuk digunakan memanaskan atau menguapkan (memekatkan) suatu
larutan. Adapun ukuran dari gelas beker yaitu 50 ml hingga 6 liter.
Labu ukur terdiri dari beberapa jenis, misalnya labu ukur alas datar dan labu ukur alas
bulat. Ukuran labu ukur terdiri dari 50 ml hingga 4 liter. Labu ukur digunakan sebagai tempat zat
yang dititrasi. Pipet Gondok atau volume. Pipet pemindah volume digunakan untuk
memindahkan suatu volume tertentu dari zat cair dengan ketelitian yang lebih besar
dibandingkan gelas ukur. Pipet ini mempunyai ukuran 1 ml hingga 25 ml.
Pipet tetes digunakan untuk memindahkan suatu larutan dengan skala kecil. Pipet tetes
tidak memiliki ukuran. Bahannya sangat tipis, sehingga mudah sekali pecah. Spatula terdapat
dua jenis, yaitu spatula kaca dan spatula logam, spatula kaca berfungsi untuk mengadu larutan,
sedangkan spatula logam berfungsi untuk mengambil larutan dan mengaduk larutan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Jenis alat yang paling sering digunakan didalam laboratorium yaitu bahan gelas.
2. Didalam laboratorium kita harus memperhatikan hal-hal yang berbahaya.
3. Setiap alat ukur yang terdapat dilaboratorium memiliki tingkat ketelitian yang berbeda.
4. Di dalam laboratorium kita harus teliti dalam menggunakan alat-alat yang ada di dalam
laboratorium karena alat-alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
5. Kesalahan praktikan dalam menggunakan alat-alat dapat menghasilkan data yang tidak sesuai.
6. Penguasaan penggunaan alat dapat mempengaruhi lancar atau tidaknya praktikum
B. Saran

Perlunya pengenalan alat alat laboratorium pada mahasiswa, agar mahasiswa dapat merawat
dan menggunakan alat alat laboratorium secara benar.

DAFTAR PUSTAKA
http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/10/beberapa-alat-dalam-laboratorium/
http://duniaku07.blogspot.com/2012/07/alat-gelas-laboratorium.html
http://imfran-imfranpurba.blogspot.com/2012/04/pengenalan-alat-alat-laboratorium.html
http://nannananot.blogspot.com/2012/09/instrumentasi-alat-alat-gelas.html
http://nzaoldyeck.wordpress.com/2012/06/21/makalah-alat-alat-ringan-laboratorium/

Share This

ANALIS SMK BANTUL


INSTRUMENTASI

MIKROBIOLOGI

o BAKTERIOLOGI

o PARASITOLOGI

o HELMINTHOLOGI

o PROTOZOOLOGI

o ENTOMOLOGI

o MIKOLOGI

o VIROLOGI

KIE

STANDAR LAB

KIMIA ANALITIK

HEMATOLOGI

o DARAH LENGKAP

o KIMIA DARAH

o MORFOLOGI

o ARTIKEL DARAH

REST AREA

HUMOR

Enter keywords

Main Menu

Animation
Education

Entertainment

Films

Music

Nature

New

Sports

Travel

Trialers

Contributors

HENDRO
Lihat profil lengkapku

Category
Administrasi Lab

Bakteriologi

Cairan Tubuh

Darah Lengkap

Dasar Penyakit

Entomologi

Helminthologi
Hematologi

Humas

Imunologi

Info Kesehatan

Instrumentasi

Keselamatan Kerja

KIE

Kimia Klinik

Parasitologi

Patofisiologi

Pekerjaan Berbeda

Pemeliharaan Alat

Pengetahuan Umum

Pewarnaan

Protozoologi

Sanitasi

Seroimunologi

Standar Laboratorium

Tekhnik Sampling

Urinalisis

Virologi

DOAKAN KAMI
Jika anda menerima kebaikan dari blog kami, maka doakan agar kami Senantiasa mencintai
Allah, selalu mentaati-Nya dan terjaga dari melanggar semua larangan-Nya.

ALAT GELAS LABORATORIUM


by HENDRO | in Instrumentasi at Sabtu, September 08, 2012

Latar belakang
Peralatan gelas laboratorium merujuk pada berbagai peralatan laboratorium yang terbuat dari
kaca, yang digunakan dalam percobaan ilmiah, terutama dalam laboratorium kimia dan biologi.
Beberapa peralatan tersebut sekarang ada yang telah dibuat dari plastik, namun peralatan kaca
masih sering digunakan oleh karena sifat kaca yang inert, transparan, dan tahan panas.
Kaca borosilikat, dahulu dinamakan Pyrex, sering digunakan karena sifatnya yang tahan dengan
tegangan termal. Untuk beberapa aplikasi, kuarsa digunakan oleh karena ia tahan panas dalam
temperatur yang tinggi dan memiliki sifat terawang di beberapa spektrum elektromagnetis. Di
beberapa aplikasi, terutama pada botol penyimpanan, gelas berwarna coklat tua biasanya
digunakan untuk menghindarkan zat yang disimpan dari cahaya luar. Peralatan yang terbuat dari
material lainnya juga digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya asam hidroflorida yang disimpan
dalam polietilena karena asam ini dapat melarutkan kaca.
Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami
cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta
menerapkan K3 di laboratorium.
Peralatan gelas laboratorium merujuk pada berbagai peralatan laboratorium yang terbuat dari
kaca, yang digunakan dalam percobaan ilmiah, terutama dalam laboratorium kimia dan biologi.
Beberapa peralatan tersebut sekarang ada yang telah dibuat dari plastik, namun peralatan kaca
masih sering digunakan oleh karena sifat kaca yang inert, transparan, dan tahan panas. Kaca
borosilikat, dahulu dinamakan Pyrex, sering digunakan karena sifatnya yang tahan dengan
tegangan termal. Untuk beberapa aplikasi, kuarsa digunakan oleh karena ia tahan panas dalam
temperatur yang tinggi dan memiliki sifat terawang di beberapa spektrum elektromagnetis. Di
beberapa aplikasi, terutama pada botol penyimpanan, gelas berwarna coklat tua biasanya
digunakan untuk menghindarkan zat yang disimpan dari cahaya luar. Peralatan yang terbuat dari
material lainnya juga digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya asam hidroflorida yang disimpan
dalam polietilena karena asam ini dapat melarutkan kaca.
A. Peralatan Dasar
1). Gelas Kimia (beaker) : berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC.
Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi :

1. Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi

2. Menampung zat kimia

3. Memanaskan cairan

4. Media pemanasan cairan

2). Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :

1. Untuk menyimpan dan memanaskan larutan

2. Menampung filtrat hasil penyaringan

3. Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi

3). Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau
plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah
tertentu
4). Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. Jenisnya :

1. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat,
bagian tengahnya menggelembung.

2. Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna
untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.

3. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya
meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam
skala tetesan kecil.

5). Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5
dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
Fungsi :
Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
6). Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Fungsi :

1. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia

2. Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil

7). Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi :

1. Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel

2. Tempat saat menimbang bahan kimia

3. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator

8). Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas
bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya
dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
Fungsi :
Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
9). Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.
10). Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk
menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
11). Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau
alumunium.
Fungsi :

1. Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan

2. Dipakai untuk mengaduk larutan

12). Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di
dalam gelas kimia.
13). Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran
panas yang berasal dari suatu pembakar.
14). Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam
pemanasan.
15). Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
16). Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang
disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan
mengosongkan (empty).
17). Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.
B. Peralatan Pendukung
1). Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak
boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.
Fungsi :
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
Cara menggunakan :
Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan
yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai
tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan
labu sampai larutan homogen.
2). Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar, ada yang
rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 oC.Ukurannya mulai dari 250 mL sampai
2000 mL.
Fungsi :
Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.
3). Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar.
Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat
kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan
diameter corong.
4). Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada
lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal
yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai
untuk menampung cairan hasil filtrasi.
Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke
pompa vakum pada bagian yang menonjol.
5). Corong pisah : berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di
sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.
Fungsi :
Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya
digunakan dalam proses ekstraksi.
Cara menggunakannya :
campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup.
Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal,
kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian
bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.
6). Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan
penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam
desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang
bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa
digunakan adalah silika gel.
Fungsi :

1. Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air

2. Mengeringkan padatan
Cara menggunakannya :
o Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
o Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.
Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi
merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105 oC sampai warnanya kembali biru.
7). Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia,
mikrobiologi.
8). Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi sebagai
tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai airnya
keluar.
9). Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan panas,
alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Pada saat krus masih dalam
keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus
pecah.
10). Kaki tiga krus : terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat akan
dipanaskan langsung di atas api.
11). Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong
pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
12). Klem manice : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk memegang peralatan
gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif
menggunakan klem bosshead.
13). Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk menghubungkan
statif dengan klem manice atau pemegang corong.
14). Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi.
15). Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang corong atau corong pisah
yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian belakang disambungkan dengan
statif menggunakan klem bosshead.
16). Tang krusibel : terbuat dari besi atau baja untuk mengambil dan membawa krusibel.
17). Stirrer magnetic : magnet yang digunakan untuk mengaduk larutan.
18). Sentrifuge : berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan dari larutan.
19). Chromatography chamber : terbuat dari kaca yang digunakan dalam proses kromatografi
kertas.
20). Spectronic 20 : digunakan untuk mengukur absorbansi larutan berwarna dalam proses
spektrofotometri.
C. Teknik Dasar di Laboratorium
1. Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan
suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
o Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun
orang lain
o Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
o Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok
o Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan,
sesekali diangkat bila mendidih.
2. Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang
diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung
skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan
yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
3. Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan
mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan
statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan
sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung,
tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk
mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
4. Cara menggunakan neraca analitis

1. Nolkan terlebih dulu neraca tersebut

2. Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan

3. Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca

4. Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut

5. Cara menghirup bau zat


Ingat : Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung!
Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.

DISKRIPSI BEBERAPA ALAT-ALAT LABORATORIUM :

Alat Fungsi
Tempat membuat larutan. Dalam membuat
larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.

Erlenmeyer
Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas
terdapat karet penutup dengan sebuah lubang
sebagai tempat termometer.

Labu destilasi
Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan.
Beaker glass memiliki takaran namun jarang
bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur
volume suatu zat ciar.

Gelas Beaker
Cprpng dibagi menjadi dua jenis yakni corong
yang menggunakan karet atau plastik dan
corong yang menggunakan gelas. Corong
digunakan untuk memasukan atau memindah
larutan ai satu tempat ke tempat lain dan
digunakan pula untuk proses penyaringan
setelah diberi kertas saing pada bagian atas.

Corong gelas
Menyaring larutan dengan dengan bantuan
pompa vakum.

Corong bucher
Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut
volume suatu larutan.

buret
Untuk memisahkan dua larutan yang tidak
bercampur karena adanya perbedaan massa
jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses
ekstraksi.

Corong pisah
Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan
dengan ketelitian yang tinggi.

Labu ukur leher panjang


Untuk mengukur volume larutan. Pada saat
praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur
tidak diperbolehkan untuk mengukur volume
larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi
dilakukan menggunakan pipet volume.

Gelas ukur
Untukl destilasi larutan. Lubang lubang bawah
tempat air masuk, lubang ata tempat air keluar.

kondensor
Untuk menghisap larutan yang akan dari botol
larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya
digunakan karet pengisat yang telah
disambungkan pada pipet ukur.

Filler (karet pengisap)


Untuk mengukur volume larutan

Pipet ukur
Digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tertentu sesuai dengan label yang tertera
pada bagian pada bagian yang menggembung.

Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik


Untuk meneteskan atau mengambil larutan
dengan jumlah kecil.

Pipet tetes
Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik
akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara
berlangsung.

Pengaduk
Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.

Tabung reaksi
Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam
bentuk padatan, misalnya dalam bentuk kristal.
Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam
digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat
yang tidak bereaksi dengan dengan logam dapat
digunakan spatula logam.

Spatula plastik dan logam


untuk uji nyala dari beberapa zat.

Kawat nikrom
Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan
digunakan pula dalam penentuan titik lebur
suatu zat.
Pipa kapiler atau kaca kapiler
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus
bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu
desikator biasa dan desikator vakum.

desikator
Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.
Caranya: setelah kertas indikator universal
dicelupkan di cocokan warna yang ada pada
kotak kertas universal.

Indikator universal
1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan
terhadap suatu bahan kimia
2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia
3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam
desikator.

Gelas arloji
Untuk memegang peralatan gelas yang masih
dalam kondisi panas.

Hot hands
Untuk menyaring larutan.

Kertas saring
Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.

Kaki tiga
Sebagai alas atau untuk menahan labu atau
beaker pada waktu pemanasan menggunakan
pemanas spiritus atau pemanas bunsen

Kawat kasa
Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada
saat melakukan percobaan yang membutuhkan
banyak tabung reaksi. Numun dalam
mereaksikan zat yang menggunakan tabung
reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung
reaksi demi keamanan diri sendiri maupun
orang lain.

Rak tabung reaksi


Untuk menjepit tabung reaksi.

penjepit
Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk larutan.
Batang-batang magnet diletakan di dalam
larutan kemudian disambungkan arus listrik
maka secara otomatis batang magnetik dari
stirer akan berputar.

Stirer dan batang stirer


Menghaluskan zat yang masing bersifat
padat/kristal.

mortal dan pastle


Terbuat dari persolen dan bersifat inert,
digunakan untuk memanaskan logam-logam.

Krusibel
Digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan
larutan dari suatu bahan yang tidak mudah
menguap.

Evaporating dish
Sebagai penjepit, misalnya:
Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi
Menjepit buret dalam proses titrasi
Untuk menjepit kondensor pada proses
destilasi

Klem dan statif


Untuk menjepit corong pemisah dalam proses
pemisahan dan untuk meletakan corong pada
proses penyeringan.

Ring
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat
pemanasan ataau corong pada waktu
penyaringan.

Clay triangle
Untuk melindungi mata dari bahan yang
menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari
percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut dan
zat-zat kimia yang meletup ketika dilakukan
pemanasan, misalnya H2SO4.

Kacamata pengaman
Untuk membakar zat atau memmanaskan
larutan.

Pemanas spiritus
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula
digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu
proses.

Pemanas atau pembakar bunsen


Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk
larutan yang mudah terbakar.

Hot plate
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan digunakan untuk mengeringkan
bahan yang dalam keadaan basah.

Oven
Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi,
sekitar 1000 C.

Tanur
Digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan
media pada pengujian secara mikrobiologi.

inkubator

Related Posts

ALAT GELAS LABORATORIUM

PENGENALAN ALAT SAMPLING DARAH


PENGANTAR INSTRUMENTASI

0 komentar:

Cari Blog Ini

PENGUNJUNG HENDROSMK
Free counters

PEMBACA BLOG INI

331870

Popular Posts

Comments

o PEWARNAAN BTA (BAKTERI TAHAN ASAM)

o MACAM-MACAM TELUR CACING PARASIT

o PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA TINJA

o CARA MEMELIHARA ALAT LABORATORIUM

o PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN


Blog Archive
2012

o September

PENGENALAN MIKROSKOP

PENGENALAN ALAT SAMPLING DARAH

HEMOGLOBIN

GOLONGAN DARAH

HEMOPOESIS

MENGHITUNG JUMLAH (ANTAL) LEKOSIT

MENGHITUNG JUMLAH (ANTAL) TROMBOSIT

INDEKS ERITROSIT

NILAI HEMATOKRIT

SAMPLING DARAH

KECEPATAN ENAP DARAH (KED)

MENGHITUNG JUMLAH (ANTAL) ERITROSIT

MENGENAL TROPONIN

ALAT GELAS LABORATORIUM

PEMELIHARAAN ALAT HEMATOLOGI

PEWARNAAN SITOKIMIA HEMATOLOGI

PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN

KODE WARNA TABUNG VAKUM DARAH

PEWARNAAN BTA (BAKTERI TAHAN ASAM)


PEWARNAAN GRAM

PENGECATAN BAKTERI SEDERHANA

MATERI DASAR KIMIA KLINIK

KOMPETENSI PLEBOTOMI

TREND PELAYANAN LABORATORIUM

TRANSUDAT DAN EXUDAT

SEDIMEN URIN

ANALISA SPERMA

DISTRIBUSI BAKTERI DI ALAM

PENGENALAN BAKTERI

PENYAKIT SISTEM RESPIRASI (PERNAFASAN)

SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

GOLONGAN DARAH RHESUS

ISOLASI BAKTERI DAN TEHNIKNYA

PEWARNAAN KAPSUL BAKTERI

CARA SAMPLING URIN

PERSIAPAN SAMPLING LABORATORIUM

PROFIL PENYAKIT HEPATITIS

WASPADA BAHAYA HEPATITIS

PEWARNAAN SPORA BAKTERI

PEDOMAN KERJA DI LABORAORIUM

ATURAN KERJA DI LABORATORIUM


PENGENALAN LABORATORIUM

PERAWATAN LABORATORIUM

CARA MEMELIHARA ALAT LABORATORIUM

SAFETY, STERILISASI DAN FLORA NORMAL

SAMPAH MEDIS DAN PENGOLAHANNYA

KOMUNIKASI EFEKTIF

PENTINGNYA KOMUNIKASI DIDUNIA KERJA


Jejaring Kimia

Kumpulan Materi Kimia SMA

Blog

o Referensi

o Download

Kelas X

o Ikatan Kimia

o Persamaan Reaksi

o Reduksi Oksidasi

o Stoikiometri

o Struktur Atom
o Tata Nama Senyawa

Kelas XI

o Asam Basa

o Kesetimbangan Kimia

o Laju Reaksi

o Stoikiometri Larutan

o Termokimia

Kelas XII

o Benzena dan Derivat

o Biokimia

o Logam Transisi

o Makromolekul

o Polimer

o Senyawa Karbon

o Sifat Koligatif

o Kelimpahan Unsur

o Unsur di Alam

o Unsur Halogen

o Unsur Periode 3

Media

o Animasi Kimia

o PowerPoint Kimia

o Software Kimia

Kuis
o Kelas X

o Kelas XI

o Kelas XII

Link Exchange

Home / LAB / Mengenal Jenis dan Fungsi Peralatan Gelas pada Laboratorium
Kimia (Bagian II)
Mengenal Jenis dan Fungsi Peralatan Gelas pada Laboratorium Kimia (Bagian II)
Rino Safrizal 9 months ago LAB
11. Labu Leher Tiga (Three neck Rounded Flask)
Labu alas bulat leher tiga merupakan peralatan yang sering dipakai di laboratorium
kimia organic dan biokimia. Alas labu berbentuk lubat dan mempunyai leher
sebanyak tiga buah. Labu ini sering digunakan pada proses destilasi. Pada masing-
masing leher biasa digunakan untuk thermometer, memasukkan bahan kimia yang
akan didestilasi dan jalan uap cairan yang akan dilewatkan pada gelas pendingin.

Labu leher tiga mempunya beberapa kapasitas mulai dari 100 ml sampai dengan
2000 ml.
12. Labu Destilasi (Destillation Flask)
Labu destilasi hamper sama dengan labu alas bulat leher tiga tetapi mempunyai
pipa kea rah sisi yang akan disambungkan dengan alat gelas pendingin pada saat
digunakan untuk keperluan destilasi.

Labu destilasi mempunya beberapa ukuran dari 100 ml sampai dengan 1000 ml.
13. Labu Penyaring (Filtration Flask)
Labu penyaring mempunyai bentuk yang mirip dengan Erlenmeyer tetapi terdapat
pipa di sisi atas pada lehernya. Labu penyaring sering digunakan untuk penyaringan
Buchner berpasangan dengan corong Buchner dan pompa vakum (pompa
penghisap).

Kapasitas yang tersedia untuk labu penyaring mulai dari 100 ml sampai dengan
2000 ml.
14. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flask)
Labu kjeldahl terbuat dari bahan gelas atau pyrex berbentuk seperti labu alas bulat
tetapi mempunyai leher yang panjang. Lagu kjeldahl digunakan untuk destruksi
bahan makanan pada proses penentuan kadar protein. Labu kjeldahl dikhususkan
untuk desktruksi makanan yang berbentuk padatan bukan cair.
Adapun kapasitas labu kjeldahl mulai dari ukuran 10 ml sampai dengan 800 ml.
15. Pendingin Leibig (Leibig Condenser)
Pendingin leibig merupakan peralatan yang sering dipakai pada laboratorium kimia
organic dan biokimia. Pendingin leibig mempunyai bentuk menyerupai pipa lurus
dan rata yang dibungkus pipa lain yang lebih besar. Kegunaan pendingin leibig
adalah sebagai pengembun dalam proses destilasi cairan dengan titik didih di
bawah 100oC.

Kapasitas pendingin leibig yang tersedia mulai dari ukuran 150 mm sampai dengan
900 mm.
16. Pendingin Bola (Bulb Condenser)
Pendingin bola menyerupai pendingin leibig tetapi pada bagian dalam
berbentuk gelembung seperti bola. Pendingin bola terbuat dari gelas yang tembus
cahaya (opaque) sama halnya dengan pendingin leibig. Kegunaan dari pendingin
bola adalah untuk proses refluks. Proses refluks adalah proses pemanasan untuk
mempercepat reaksi kimia, akan tetapi kuantitas senyawa kimia dijaga agar tidak
hilang karena penguapan. Pendingin bola yang dipasang pada proses refluks
memungkinkan senyawa cair yang menguap akan terembunkan dan kembali ke
labu pemanasan.

Adapun kapasitas pendingin bola mulai dari ukuran 200 mm sampai dengan 900
mm.
17. Pendingin Ulir (Coil Destilate)
Pendingin ulir mempunyai bentuk pipa yang berulir di dalam pipa pendingin.
Pendingin ulir ini digunakan untuk proses refluks senyawa yang mempunyai titik
didih tinggi mendekati suhu 100oC. Pendingin ulir menggunakan media air sebagai
pendinginan sama halnya dengan pendingin bola dan leibig.

Adapun kapasita pendingin ulir mulai dari ukuran 150 mm sampai dengan 600 mm.
18. Pendingin Udara (Air Condenser)
Pendingin udara merupakan peralatan gelas yang menyerupai pipa biasa dan
digunakan untuk proses destilasi senyawa yang mempunyai titik didih rendah. Alat
ini menggunakan udara sebagai pendingin.

Ukuran pendingin udara yang tersedia mula dari 400 mm sampai dengan 1000 mm.
19. Pipet Volume (Volumetric Pipette)
Pipet volume atau sering juga disebut sebagai pipet gondok merupakan
perlengkapan gelas yang berbentuk pipa tetapi terdapat cembungan pada tengah-
tengah batang pipa tersebut. Pada bagian batang pipa bagian atas terdapat tanda
batas cairan sedangkan pada bagian cembungan terdapat angka yang menyatakan
volume pipet tersebut. Kegunaan pipet volume adalah untuk mengambil dan
memindahkan cairan dengan volume tertentu yang tertera pada batang pipet
gondok tersebut.

Pipet volume tersedia beberapa ukuran mulai dari 1 ml sampai dengan 100 ml.
20. Pipet Ukur (Graduated Pipette)
Pipet ukur merupakan alat gelas menyerupai pipa dengan salah satu ujungnya
menyempit. Terdapat skala pada bagian batangnya. Pipet ukur berfungsi untuk
menambahkan zat cair dengan volume tertentu yang dapat dilihat dari skala pada
saat penambahan cairan tersebut.

Pipet ukur mempunyai beberapa kapasitas mulai dari 0,1 ml sampai dengan 25 ml.
Share This:

Anda mungkin juga menyukai