Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN

3.1 Corong
Cara menggunakan corong adalah dengan menempatkan
bagian pipa corong ke dalam labu Erlenmeyer atau alat kumia yang
bermulut kecil. Tuangkan cairan dari bagian atas corong sehingga
akan masuk ke wadah. Bersihkan dengan air akuades setelah selesai
memakai corong.
3.2 Gelas Beker
Cara menggunakan gelas beker adalah dengan menggunakan
gelas beker sebagai wadah untuk cairan kimia. Cara menuangkan
larutan yang efektif ke dalam gelas beker adalah dengan dekantasi
agar mengurangi efek gejolak ketika larutan dituangkan. Ketika
sudah selesai menggunakan gelas beker, cucilah dengan akuades.
(Nazali, 2016)
3.3 Kertas Saring
Proses filtrasi menggunakan kertas saring dilakukan dengan
melipat kertas saring hingga membentuk kerucut. Kertas saring
dilipat menjadi dua, kemudiann dilipat lagi sehingga terdapat 4
bagian. Lalu salah satu ujungnya disobek agar mudah ketika akan
dimasukan ke corong. Kertas saring dimasukan ke corong dan
tempatkan corong pada labu Erlenmeyer atau sebagainya.
Campuran senyawa cair dan padat akan terpisah setelah campuran
tersebut melewati corong. Cairan akan turun ke wadah dan padatan
akan tertahan di kertas saring. (Pinalla, 2016)
3.4 Gelas Arloji
Cara menggunakan gelas arloji untuk menimbang adalah
dengan menambahkan gelas arloji ke timbangan analitik dan dinol-
kan, lalu tambahkan bahan padatan yang akan ditimbang. (Nazali,
2016)
3.5 Gelas Ukur
Cara menggunakan gelas ukur adalah dengan menuangkan
bahan kimia cair yang ingin diukur volumenya menggunakann
corong. Cara membaca colume larutan yang terukur adalah dengan
posisi mata dan meniscus di gelas ukur saling tegak lurus. Setelah
dipakai cucilah gelas ukur dengan akuades.
3.6 Lemari Asam
Cara mengguanakan lemari asam adalah pertama – tama buka
pintu sedikit saja asalkan tangan dapat masuk, bersihkan meja, dan
masukan larutan lalu tutup pintu. Kedua adalah dengan menyalakan
lampu. Ketiga, menyalakan blower untuk menghisap udara sisa
reaksi. Jika sudah putuskan semua kelistrikan dan tutup kembali
pintu. Selalu pakai sarungtangan dan masker.

3.7 Spektrofotometer
Cara menggunakan alat ini adalah pertama menghubungkan
alat ini ke sumber listrik. Lalu mengkalibrasi dengan larutan blanko
(aquades) sebelum digunakan untuk mengukur arbsorbansi cahaya
suatu larutan. Wadah dari larutan yang akan dites bernama Kuvet.
Setelah mengkalibrasi baru mulai memasukan larutan yang akan
diuji dengan menuangkan larutan ke dalam kuvet lalu dimasukkan
ke dalam spektrofotometer. Pada saat akan berganti larutan harus di
kalibrasi terlebih dahulu.
3.8 Timbangan Analitik
Cara menggunakan neraca analitik adalah dengan mencolokan
ke stavolt dan menunggu sampai neraca menunjukan angka nol.
Lalu, membuka bagian samping dan menaruh gelas arloji di tengah.
Kemudian bersihkan bagian dalam neraca analitik. Kemudian nolkan
gelas arloji dan masukan bahan padatan ke atas gelas arloji untuk
diukur. Setelah menggunakan keluarkan gelas arloji dan nolkan,
kemudian cabut semua kelistrikan.
3.9 pH Meter
Cara mengukur derajat keasaman yaitu dengan menyalakan
alat terlebih dahulu dan tunggu sekitar 30 menit sebelum
digunakan. membersihkan elektroda terlebih dahulu dengan
akuades dan keringkan dengan tisu. Masukan elektroda ke dalam pH
7 dan dikalibrasikan, lalu ke ph asam dan dikalibrasikan, lalu ke pH
basa dikalibrasikan. Untuk mengukur pH suatu larutan maka
masukan elektroda ke dalam larutan tersebut dan tekan probe.
(Nazali, 2016)
3.10 Erlenmeyer
Bentuk leher yang menyempit bertujuan untuk mengurangi
penguapan serta mengurangi resiko tumpahnya zat kimia. Cara
mengguanakan Erlenmeyer saat proses titrasi adalah dengan
diletakkan dibawah buret. Fungsi diletakannya Erlenmeyer dibawah
buret adalah sebagai wadah analit. Cuci Erlenmeyer dengan
akuades setelah dipakai. (Nazali, 2016)
3.11 Buret
Cara menggunakan buret adalah dengan membilasnya terlebih
dahulu, kemudian isi buret dengan bahan kimia hingga diatas skala
kalibrasi 0. Kemudian kran buret dibuka untuk mengeluarkan
gelembung – gelembung pada buret hingga meniscus larutan tepat
di skala 0. Keluarkan larutan dengan membuka kran sedikit hingga
terjadi perubahan warna. Jumlah larutan standar yang dikeluarkan
dihitung sesuai meniscus. Setelah memakai buret, bilas dengan
akuades dan sudahi dalam posisi terbalik. (Nazali, 2016)

3.12 Bulb
Cara menggunakan bulb dengan meremas katup a, kemudian
dekan s untuk menghisap dan e untuk ekspirasi. Pastikan meniscus
larutan sesuai,setelah memakai bulb segera cuci tangan.
3.13 Spatula
Alat ini berbentuk seperti sendok makan pada umumnya
namun memiliki beberapa modifikasi untuk kebutuhan laboratorium.
Cara meggunakannya miirip seperti sendok pada umumnya yaitu
untuk mengambil padatan bahan kimia di dalam laboratorium.
3.14 Pipet Ukur
Cara menggunakan pipet ukur sama dengan cara
menggunakan pipet volume. Pipet ukur harus tersambung dengan
bulb dan menekan s untuk menghisap, lihatlah skalanya. Setelah
dipakai, bilaslah dengan akuades. (Nazali, 2016)
3.15 Pipet Volume
Cara menggunakan pipet volume adalah dengan
enghubungkan ujung lebar bipet dengan bulp. Kemudian hisap
larutan sampai meniscus mencapai batas pipet volume. Setelah
dipakai, cuci dengan akuades.
3.16 Pipet Tetes
Cara menggunakan pipet tetes adalah dengan menekan bulp
sebelum mengisap. Teteskan bahan kimia secara setetes deng
stetetes. Setelah menggunakan cucilah dengan akuades. (Nazali,
2016)
3.17 Labu Ukur
Cara menggunakan labu ukur adalah denganmemasukan zat
kimia yang akan diencerkan terlebih dahulu, lalu tambahkan pelarut
sampai meniscus setara dengan tanda batas. (Nazali, 2016)
3.18 Tabung Reaksi
Cara menggunakan tabung reaksi adalah dengan memasuka
bahan – bahan kimia yang akan direaksikan dan diletakan di rak. Jika
proses reaksi memerlukan pemanasan, maka angkat tabung reaksi
dengan penjepit. Setelah dipakai, cuci dengan akuades.
3.19 Pengaduk Gelas
Pengaduk gelas berfungsi sebagai alat dekantasi. Cara
menggunakan pengaduk untuk dekantasi adalah dengan
menempelkan ujung bawahnya ke dinding wadah dan larutan yang
dituangkan terkena pengaduk . fungsi utama batang pengaduk
adalah untuk mengaduk.

3.20 kuvet
Fungsi dari kuvet ini adalah sebagai tempat sampel pada alat
Spektrofotometer. Kuvet berbentuk persegi panjang dan memiliki 2
permukaan, yaitu permukaan buram dan permukaan bening. Pada
permukaan bening dilarang untuk disentuh karena disitu adalah sisi
dimana akan dipakai sebagai permukaan yang akan ditembus
cahaya saat di dalam alat spektrofotometer. (Suharmanto, 2013)
3.21 piknometer
Alat ini berfungsi sebagai pengukur massa jenis suatu larutan.
Cara menggunakan alat ini adalah dengan memasukkan larutan
terlebih dahulu ke dalam pignometer lalu mulai menghitung massa
jenis larutan tersebut .Ada rumus yang harus diingat saat
menggunakan ini untuk menghitung massa jenis suatu larutan yaitu
pignometer full – pignometer kosong / volume larutan.
3.22 Sumbat Gabus
Fungsi dari alat ini adalah sebagai penyumbat pada alat
tabung reaksi agar saat sedang menghomogenkan larutan tidak
tumpah. Cara menggunakan alat ini adalah dengan memasukkan
sumbat gabus ini ke bagian mulut tabung reaksi sampai dirasa
mulut tabung reaksinya tersumbat, nanti akan terlihat seperti
penutup pada minuman kemasan.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari laporan ini adalah sebelum pergi dan
menggunakan laboratorium kita harus terlebih dahulu mengetahui
apa yang akan kita lakukan di lab tersebut, mengetahui tujuan
praktikum yang akan dilakukan di lab tersebut, mengetahui
peraturan yang ada pada lab tersebut, mengetahui alat apa saja
yang ada dan yang akan digunakan di lab tersebut, dan menjaga
kondisi tubuh saat akan menggunakan laboratorium.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui macam-
macam alat yang ada pada laboratorium, mengetahui macam-
macam symbol yang ada pada zat/ larutan seperti toxic, harmful, dll.
Kita juga harus mengetahui msds dari larutan tersebut supaya kita
mengerti apa bahaya dari larutan ini apabila terkena pada tubuh
kita, baik luar maupun dalam tubuh. Adapun kita harus sudah
mengerti cara mengoperasikan alat yang akan kita pakai di dalam
lab tersebut seperti cara menggunakan alat neraca analitik yaitu
menyambungkan alat tersebut ke sumber listrik, memasukkan gelas
arloji sebagai wadah padatan atau larutan, lalu menekan tombol
terra agar angka timbangan berada di posisi nol kembali, lalu
masukan larutan/ padatan yang akan ditimbang, lalu tunggu sampai
monitor menunjukkan tanda bintang yang artinya menunjukkan
massa optimal dari padatan/ larutan tersebut.
Kita juga harus memahami dan melakukan budaya K3 yang
ada pada laboratorium tersebut. Budaya K3 pada laboratorium ada
3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca
pelaksanaan. Tahap pertama yaitu persiapan. Pada tahap persiapan
kita harus sudah mengetahui kita akan ngapain di dalam lab,
peraturan dalam lab, cara memakai alat di dalam lab, barang
bawaan yang akan dipakai di dalam lab, dll
Pada tahap pelaksanaan, kita harus mematuhi peraturan yang
ada di dalam lab, melakukan pengujian sesuai prosedur,
menggunakan peralatan lab seperlunya, dll. Pada tahap terakhir,
yaitu tahap pasca pelaksanaan. Kita harus membersihkan alat-alat
yang telah digunakan dan mengembalikannya ke tempat semula,
merapihkkan seluruh alat yang telah digunakan, membuang limbah
pengujian ke tempat yang sudah disediakan olelah laboratorium,
meninggalkan laboratorium secara tertib, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Nazali, Bani Hafidz. 2016. Pengembangan ensiklopedia alat


laboratorium kimia berbasis android untuk peserta didik SMA/MA.
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga. Yogyakarta.

Vendamawan, Rico. 2015. Pengelolaan laboratorium kimia.


Jurnal pendidikan D III teknik kimia Universitas Diponegoro, vol. 11,
No. 02.

Fatchiyah, 2011. Pengenalan dan pelabelan bahan kemikalia


berbahaya, dosis untuk hewan coba, dan simbol di laboratorium. Vol.
13, no. 2

Hawley, G.G. 2013. Material Safe Data Sheet.

Utomo, Suratmin. 2012. Bahan Berbayaha dan Beracun (B-3)


dan Keberdayaannya didalam Limbah, Vol. 01 No. 01
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Pinalia, Anita. 2011. Kajian Metode Filtrasi Gravitasi dan


Filtrasi Sistem Vakum Untuk Proses Penyempurnaan
Rekristalisasi Amonium Perklorat, Vol. 6 No. 3
Suharmanto, Edi. 2013. Adaptif PROBE Serat Optik Untuk
Spektrofotometer Genesys 10S UV-Vis Generasi ke-2, Vol.2
No.1

Anda mungkin juga menyukai