Anda di halaman 1dari 10

TIKET MASUK PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3

1. PRELAB
1.1 Berikan contoh bahan kimia pada symbol berbahaya masing-masing 2 beserta
gambar simbol bahayanya.
Corrosive

Asam Klorida dan Asam Sulfat (Padmaningrum,2010)

Highly Flammable

Benzena dan Eter (Padmaningrum,2010)

Harmful

Etilene Glikol dan Ammonia (Padmaningrum,2010)

Toxic

Arsen Triklorida dan Merkuri Klorida (Padmaningrum,2010)


Explosive

TNT dan Nitroselulosa (Padmaningrum,2010)

1.2 MSDS

1.2.1 Korosif

2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lemari Asam

Lemari asam sangat penting untuk menyimpan bahan-bahan kimia


dengan asam tinggi, atau sebagai perantara pemindahan bahan kimia asam
konsentrasi tinggi.(University of wolonggong, 2009)

2.2 Spektrofotometer

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu
pada suatu obyek kaca atau yang disebut kuvet (Herliani, 2008)

2.3 Timbangan Analitik

Alat yang digunakan untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi
dan dalam skala kecil. (Pratiwi, Silvia. 2008)
2.4 pH Meter

Alat yang digunakan untuk mengukur pH cairan (Keith & John, 2008)

2.5 Spatula

Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya


dalam bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam menggunakan
spatula plastik, sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi dengan logam
menggunakan spatula logam. (Husein, 2013)

2.6 Pipet Ukur

Untuk mengukur volume larutan. (Husein, 2013)

2.7 Pipet tetes

Untuk meneteskan atau mengambil larutan dalam jumlah yang sangat


sedikit. (Husein, 2013)

2.8 Pipet Volume (Pipet Gondok atau Volumetric)

Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai


dengan label yang tertera pada bagian yang menggembung (Husein, 2013)
2.9 Labu Ukur

Untuk membuat atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.


(Husein, 2013)

2.10 Tabung Reaksi

Untuk mereaksikan dua atau lebih zat (Husein, 2013)

2.11 Erlenmeyer

Pada saat ingin membuat larutan, Erlenmeyer yang selalu digunakan


sebagai wadahnya. (Husein, 2013)

2.12 Buret

Berfungsi untuk titrasi. Namun terkadang juga digunakan untuk mengukur


volume suatu larutan (Husein, 2013)

2.13 Bulb

Bulb adalah alat bantu yang berfungsi untuk meneyedot larutan.


Bulbakan sangat dibutuhkan pada saat mengambil larutan pekat atau larutan
yang berbahaya / beracun. (Irianto, 2007)
2.14 Corong

Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan ai satu


tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah
diberi kertas saing pada bagian atas (Husein, 2013)

2.15 Gelas Beker

Tempat untuk menyimpan atau membuat larutan. Gelas beker


mempunyai takaran volume, namun jarang digunakan bahkan tidak
diperbolehkan untuk mengukur volume zat cair di dalamnya. (Husein, 2013)

2.16 Kertas Saring

Untuk menyaring partikel padat di dalam larutan. (Husein, 2013)

2.17 Gelas Arloji

Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan


kimia, untuk menimbang bahan-bahan kimia, untuk mengeringkan suatu bahan di
dalam desikator. (Husein, 2013)
2.18 Gelas Ukur

Berfungsi untuk mengukur volume larutan. Namun, pada saat praktikum


dengan ketelitian tinggi, gelas ukur tidak diperbolehkan digunakan untuk
mengukur volume larutan, maka dari itu akan digunakan pipet volume. (Husein,
2013)

1. PEMBAHASAN

3.1 Beberapa Tata Cara Penggunaan serta Perawatan Alat-alat Laboratorium

1. Labu didih

Penggunaan : Sebelum menggunakan labu didih, terlebih dahulu labu didih dicuci
menggunakan air atau aquades, jangan sampai masih terdapat kotoran di dasar
labu didih ketika akan digunakan. Ketikaakan memanaskan larutan terlebih
dahulu labu didih diisi oleh batu didih. Fungsi dari batu didihsendiri yaitu untuk
meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagianlarutan
dan untuk menghindari titik lewat didih.
Perawatan : Seperti yang kita ketahui, hampir semua alat-alat di laboratorium
yang terbuat dari kaca sangat mudah pecah, maka dari itu agar tidak terjatuh
pada umumnya labu didih diletakkan atau dihubungkan dengan penampung
destilat. Pada pemeriksaan kadar air, labu didih sebaiknya dikeringkan
terlebihdahulu.

2. Buret

Penggunaan :
a. klem buret secara vertikal pada sebuah support stand, klem
juga sebuah glass tubedidekat buret tersebut.
b. isi buret dengan air suling hingga tanda 0/zero mark.
c. kucurkan, dan rekam delivery time dari zero mark hingga graduasi terendah.
d. isi kembali buret kira-kira 10 m diatas zero mark, isi juga test tube dan catat
suhu air suling yang ada di test tube tersebut
e. set miniskus pada zero mark, dengan menggunakan buret keran turunkan
lebel liquid.
f. timbang botol kosong.
g. buka keran hingga air sedikit di atas garis yang dites, dan alirkan dengan pelan
sehinggamendapatkan seting yang akurat.
h. jika seting sudah lengkap, cek lagi seting yang ada.
untuk mengisi buret, tutup keran kolom di bagian bawah dan
menggunakan corong. Anda mungkin perlu untuk mengangkat di atas corong
sedikit, untuk memungkinkan solusiuntuk mengalir secara bebas.Sebelum titrasi,
periksa kondisi buret dengan larutan titran dengan memastikan bahwa larutan
dalam buret mengalir dengan bebas. Pemeriksaan dua atau tiga kali akan
memastikan bahwa konsentrasi titran tidak akan berubah. Setelah bahan yang
akan di titrasi siap dalam erlenmeyer, dekatkan mulut erlenmeyer tepat di bawah
buret. Tangan kiri memegang erlenmeyer, sedang tangan kanan mengontrol
kran buret agar aliran cairan yang keluar dari dalam buret meluncur setetes demi
setetes. Setelahindikator analisa menampakan warnanya, biasanya
titrasi dianggap selesai. Selanjutnya tinggalmenghitung berapa banyak reagen
kimia yang digunakan untuk titrasi dengan cara membacaskala yang tertera pada
buret.
Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan
untuk menghindari kesalahan paralaks. Bahkan ketebalan garis ukur juga mempe
ngaruhi; bagian bawah meniskus cairan harus menyentuh bagian atas garis. Kaid
ah yang umumnya digunakanadalah dengan menambahkan 0,02 mL Jika bagian
bawah meniskus menyentuh bagian bawah garis ukur. Oleh karena presisinya
yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung pada ujung buret
harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan itu ke
sisi labu danmembilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
Perawatan : Agar buret tetap berfungsi dengan baik seperti kondisi sebelumnya,
aktivitas pemeliharaan yangvdapat dilakukan adalah:
a. biasakan sebelum dan sesudah mereaksikan bahan kimia menggunakan
buret, buret harusselalu dibilas menggunakan akuades dan atau bahan kimia
itu sendiri. cara mencuci
danmembilas buret adalah membongkar cerat dan bersihkan menggunakan s
abun atauakuades, hal ini bertujuan agar dalam percobaan tidak terdapat
residu yang masih tersisadari percobaan sebelumnya dan menggagalkan
percobaan. Sedangkan, sesudahnya buret pun dibilas dengan akuades
agar buret bersih, tidak mengerak dan tidak mengontaminasi percobaan
selanjutnya.
b. Dalam penyimpanan, buret sebaiknya diletakkan secara vertikal dan corong d
alam keadaan terbuka. Hal ini bertujuan agar pembilas (akuades) yang masih
tersisa dapatkeluar dengan mudah dan tidak membentuk kerak di dalam
buret.

3. Timbangan Analitik

Penggunaan :
a) Menyiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang.
b) Menancapkan stop kontak pada stavolt.
c) Menekan tombol On kemudian tunggu hingga mucul angka 0,00 g.
d) Meletakkan bahan diatas timbangan analitik
e) Menunggu hingga menunggu hingga angka dilayar monitor timbangan
analitik tidak berubah-ubah dan sesuai dengan massa yang diinginkan.
f) Mengambil bahan yang telah ditimbang.
g) Menekan tombol off hingga tidak ada angka dilayar monitor timbangan
analitik.
h) Melepas stop kontak dari stavolt.
Perawatan :
Selalu menjaga kebersihan timbangan dengan cara membersihkan timbangan.
Cara membersihkannya yaitu dengan membuka plat yang ada diatas timbangan
tersebut, lalu bisa dibersihkan dengan lap. Jika timbangan analitik mengalami
kerusakan seperti kesalahan pada nilai pengukuranang tidak masuk akal, maka
sebaiknya hunungi pihak laboratorium.

4. Tabung Reaksi

Penggunaan : Ketika melakukan pemanasan, tabung reaksi dijepit dengan


menggunakan gegep dan diarahkan kedepan atau kesamping ditempat tidak ada
orang.
Perawatan :dengan menggunakan sikat tabung untuk membersihkan tabung
reaksi yang telah digunakan kemudian dibilas dengan air.Jika tabung reaksi
mengalami kerusakan seperti pecah, maka sebaikya tabung reaksi diganti
dengan yang baru agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.

5. Pipet Tetes

Penggunaan :Dengan menekan bagian karet untuk menggeluarkan udaranya


terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam zat cair, kemudian bagian karet
yang ditekan dilepaskan sehingga zat cair tersebut akan masuk kedalam pipet
tetes.
Perawatan :Setelah pemakaian, dicuci kemudian disimpan ditempat yang aman
serta hindari dari benturan.Jika pipet tetes mengalami kerusakan seperti pecah
pada kaca atau sobek pada karet, sebaiknya diganti agar tidak terjadi kesalahan
dalam praktikum
2. KESIMPULAN
Mahasiswa harus dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari
MSDS sehingga dapat mencegah kemungkinan bahaya dan kecelakaan kerja di
laboratorium. Begitupun juga dokumen MSDS harus tersedia di setiap laboratorium kimia
guna memberi bekal pengetahuan mahasiswa tentang bahan kimia khususnya dari segi
bahaya dan pencegahannya.
Alat-alat laboratorium terbagi menjadi beberapa macam, ada yang terbuat dari
kayu seperti gegep, rak tabung dan kotak mikroskop. Ada yang terbuatdari kaca seperti
tabung reaksi, pipet tetes dan kaca objek. Ada yang terbuat dari plastic seperti kotak
alat, labu semprot dan filler. Ada pula yang terbuat dari besi seperti mikroskop, pinset
dan timbangan analitik. Serta ada yang tebuat dari porselin seperti alu, lumping dan plat
tetes. Masing-masing alat laboratorium tersebut memiliki fungsi, cara penggunaan, cara
pemeliharaan, perbaikan yang berbeda beda.
Penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan dalam kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif,
diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja penelitian.
3. DAFTAR PUSTAKA

Urief Maulana Husein, 2013. Jurnal mikrobiologi pengenalan alat-alat laboratorium,


Laboratorium Mikrobiologi Pertanian, Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Damanhuri, 2010; The University of Edinburgh, 2010; Fatchiyah, 2011; Safe Work Australia,
2012, Paper : Scholar

Irianto, Koes.2007. Mikrobiologi. Bandung: Erlangga

Regina Tutik Padmaningrum, 2012. KESELAMATAN KERJA DALAM LABORATORIUM KIMIA,


Jurdik Kimia, FMIPA, DIY: Universitas Negeri Yogyakarta

Wilson Keith & Walker John, 2008.pH and oxygen electrodes, Principles and Techniques of
Biochemistry and Molecular Biology, Cambridge University Press, 6th edition. Paper : scholar

Pratiwi, Silvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Bandung Erlangga

Herliani, An an. 2008. Spektrofotometri, Pengendalian Mutu Agroindustri-Program D4,


Banjarbaru : Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai