Anda di halaman 1dari 11

BAB 3

METODE KERJA
3.1 Cara Penggunaan Alat
Memanaskan larutan
Cara Memanaskan Cairan/larutan
Anda harus sangat memahami segi keamanan yang meliputi tempat kerja,
peralatan, zat, orang di sekitar dan tentu saja diri sendiri secara umum.
Masalahnya bagaimana memanaskan cairan agar aman? Salah satu hal
yang sejauh mungkin harus dihindari pada pemanasan cairan yaitu
bumping (meledak tiba-tiba).
a) Cara memanaskan cairan dalam tabung reaksi
1. Jangan mengarahkan mulut tabung
reaksi kepada teman atau diri sendiri.
2. Jepitlah tabung di dekat
mulutnya.Miringkan ke arah yang aman,
panaskan sambil sesekali digoyang.
3. Goyang terus tabung reaksi beberapa
saat setelah api dijauhkan /tidak
dipanaskan lagi.

a) Memanaskan cairan dalam gelas kimia atau erlenmeyer harus


menggunakan (i) batang pengaduk atau (ii) batu didih. Untuk erlenmeyer,
bisa dilakukan dengan cara memanaskan langsung di atas api (untuk
pelarut yang tidak mudah terbakar) sambil cairannya digoyangkan, sekali-
kali diangkat apabila sudah akan mendidih.

(i) (ii)
(Rif’atul M,dkk.2018)
Cara menyaring endapan
a.       Digunakan kertas saring yang sudah di bentuk untuk kemudian
digunakan pada corong gelas
b.      Dibilas terlebih dahulu dengan cara melewatkan pelarut mulai dari
pinggir atas kertas bergerak memutar hingga ketengah dan cairan bilasan
di buang.
c.       Disaring sedikit demi sedikit,kira-kira banyaknya larutan adalah
sepertiga tinggi kertas
(Luh Putu W,dkk. 2016)
Meneteskan larutan ke dalam tabung reaksi
Cara meneteskan seperi ini berlaku untuk cairan yang umum,tidak mudah
bereaksi dengan cepat dan bukan bahan yang berbahaya hanya di butuhkan
untuk mempercepat proses penetesan.
Cara meneteskan seperti ini sangat dianjurkan untuk setiap 
 penetesan terutama untuk zat-zat seperti berikut :
a. Zat yang sangat reaktif
b. Zat yang pekat dan berbahaya
c. Zat yang proses terjadinya reaksi sangat diperhatikan
(Luh Putu W,dkk. 2016)
Cara mengocok larutan
a. Cara mengocok larutan dengan menggunakan labu ukur

Cara penggunaannya :
 Cuci dengan detergent dan selanjutnya dengan air ledeng.
 Bila dengan air suling.

 Bahan cairan atau padatan dimasukkan hati-hati dengan bantuan


corong ke dalam labu ukur.
 Tambahkan air suling / bahan pengencer lain yang diperlukan
melalui corong tadi sampai kurang lebih 4/5 bagian yang penuh,
kemudian gojog sampai diperoleh campuran yang homogen.
 Tambahkan lagi pengencer sampai sedikit di bawah garis tanda.
Bila penambahan sampai di atas tanda, berarti terjadi suatu
kesalahan yang tidak bias diperbaiki dan pekerjaan harus diulang
dari permulaan.

 Tambahkan kekurangan pengencer (pelarut) dengan hati-hati


memakai pipet tetes sampai miniskus bagian bawah (untuk larutan
yang tidak berwarna) tetapi segaris dengan baris tanda.

 Bila di atas garis tanda terdapat bintik-bintik pelarut/pengencer


maka butir-butir cairan itu dibersihkan dengan kertas/lap bersih.

 Labu ukur lalu ditutup dengan tutupnya kemudian labu beserta


isinya dibolak-balik beberapa kali sehingga di dapatkan larutan
yang homogen.

b. Cara mengocok larutan dalam Erlenmeyer

Alat ini juga bukan alat pengukur. Digunakan dalam analisis volumetri,
untuk wadah suatu volume tertentu dari suatu larutan. Kadang-kadang
dipakai untuk memanaskan larutan.
Ada 2 jenis erlenmeyer yaitu :
a. Erlenmeyer tanpa tutup gelas, dipakai untuk titrasi larutan yang
tidak mudah menguap.
b. Erlenmeyer dengan tutup gelas,dipakai untuk titrasi larutN yang
mudah menguap.
(Luh Putu W,dkk. 2016)
Cara menimbang
Neraca atau timbangan adalah alat untuk mengukur massa atau berat.
Jenis neraca pada umumnya ditentukan oleh sensitifitas dan ketelitian
penimbangan, neraca teknis 0,01 s/d 0,001 gram, sedangkan neraca
analitis <0,0001 gram. Secara teknis, neraca dibagi dua macam yaitu
triple-beam balance (ayunan) dan top-leader balance (torsi), dan
pembacaannya secara elektrik atau digital. Penggunaan timbangan digital
adalah sebagai berikut :

a) Siapkan neraca dan pastikan permukaan neraca bersih dari kotoran


b) Letakkan objek yang ditimbang di bagian tengah neraca
c) Tunggu sampai neraca menunjukkan angka yang stabil (tetap/tidak
berubah, perubahan digit terakhir masih diperbolehkan)
d) Bersihkan neraca setelah selesai pemakaian

Harap diperhatikan!!!
Timbangan tidak boleh di nol-kan saat timbangan ada beban. Di-
nol-kan hanya saat timbangan tidak ada beban (dalam keadaan
belum menimbang).

(Rif’atul M,dkk. 2018)


Mengukur Volume Zat Cair dengan Alat Ukur
Gelas ukur atau labu ukur adalah alat
untuk mengukur jumlah cairan yang terdapat
didalamnya. Oleh karena itu, skala 0 (dalam
milliliter, mL) akan terletak di bagian bawah.
Masukkan jumlah zat cair yang akan diukur
volumenya, lalu tepatkan dengan pipet tetes
sampai skala yang diinginkan.
Yang terpenting adalah cara membaca
skala. Skala harus dibaca tepat pada garis
singgung dengan bagian bawah miniskus
cairan. Miniskus adalah garis lengkung (untuk
air akan cekung) permukaan cairan karena
adanya gaya adhesi atau kohesi zat cair
dengan gelas. Pembacaan skala miniskus
harus sejajar dengan posisi mata. Contoh
gambar, yang dibaca adalah 36,6 mL dan
bukan 39,0 mL.

Pipet adalah peralatan untuk memindahkan sejumlah tertentu zat


cair dari satu tempat ke tempat lain. Secara umum ada 3 jenis pipet yaitu
pipet tetes (dropping pipette), pipet volume (volumetric pipette), dan pipet
ukur (measuring pipette).

Cara penggunaannya :
 Cuci pipet dengan detergent dan selanjutnya dicuci dengan
air ledeng.
 Bilas dengan air suling
 Bilas dengan larutan yang akan diambil / dipindahkan.

 Larutan disedot pelan-pelan dengan bola hisap sampai 1 s/d


2 cm di atas garis tanda.

 Pipet diangkat vertikal, bersihkan cairan yang menmpel pada


ujung pipet dengan kertas saring atau lap bersih. Tanda batas
volume pada pipet dipempelkan horizontal dengan mata, lalu cairan
dikeluarkan secara pelan-pelan sampai miniskus bawah tepat pada
garis tanda (batas volume).

 Tuangkan isi pipet ke dalam erlenmeyer atau penampung


lain yang digunakan. Pada waktu menuangkan isinya, pipet harus
dalam kedudukan vertikal. Penuangan isi pipet diatur sedemikian
rupa sehingga isi pipet sejumlah 25 ml ddiperlukan waktu kurang
lebih 30 detik. Pada saat-sat terakhir biarkan ujung-ujung pipet
pada sisi dalam penampung selama 15 detik, untuk memberikan
kesempatan pada zat cair yang masih di dalam pipet untuk keluar.
Sisa zat cair yang tertinggal pada ujung pipet tidak boleh diikutkan /
dikeluarkan baik dengan cara meniup ataupun dengan cara-cara
lain. Bila akan dipakai untuk mengambil/memindahkan zat lain,
pipet dicuci kembali dan selanjutnya sesuai dengan petunjuk cara
penggunaanya.

Bola hisap dipasang di bagian pangkal pipet volume/ pipet ukur


untuk memindahkan sejumlah tertentu zat cair. Terdapat tiga titik di bola
hisap dengan simbol huruf A, S dan E dengan fungsi yang berbeda. Titik
A (Aspirate) ditekan untuk mengeluarkan udara dalam bola hisap. Titik S
(Suction) ditekan ketika ujung pipet volume/ pipet ukur telah masuk ke
dalam wadah berisi zat cair, berfungsi untuk menghisap/mengambil zat
cair tersebut dengan jumlah tertentu. Titik E (Empty) digunakan untuk
mengeluarkan zat cair dalam pipet volume/pipet ukur dengan jumlah
tertentu.

(Rif’atul M,dkk. 2018)

Teknik Dasar Titrasi


 Penggunaan buret
·         Diperiksa terlebih dahulu apakah buret dalam kondisi baik(tidak pecah
atau bocor), berikan sedikit saja vaselin pada kran agar pengaturan
penetesan mudah dilakukan.
·         Dibersihkan buret sebelum digunakan dengan aquades,kemudian
dibilas buret tersebut dengan sedikit aquades pada tahap pertama dan
bilasan kedua dengan sedikit zat kimia yang akan dimasukkan ke
dalamnya minimal tiga kali untuk tahap aquades dan satu kali untuk zat
kimia yang akan dimasukkan. Cara pembilasan adalah dengan posisi kran
buret tertutup dan buret dibaringkan dan diputar dengan tangan sehingga
zat dapat membilas keseluruhan dalam buret kemudian zat dibuang lewat
kran buret yang dibuka.
·         Dimasukkan zat kimia yang akan digunakan ke dalam buret tersebut
dengan menggunakan corong. Kemudian dilakukan pengisian sampai
seluruh bagian buret terisi (diperhatikan bagian bawahnya) dan tidak
terdapat gelembung gas pada buret.
·         Dipasang buret pada setiap statip dan klem agar posisinya stabil.
(Luh Putu W,dkk. 2016)
Cara penggunaan buret.
Bentuk buret disamping lurus, ada juga buret yang ujungnya bengkok.
Buret yang ujungnya bengkok digunakan untuk titrasi yang
menggunakan pemanas. Cara penggunaanya :
a. Cuci dengan sabun / detergent, kemudian cuci dengan air
ledeng.
b. Bilas dengan air suling.
c. Bilas dengan larutan / titran yang akan dimasukkan ke dalam
buret, larutan pembilas dibuang.
d. Periksa kran buret apakah bocor dan kalau dianggap perlu
oleskan vaselin pada kran buret dengan hati-hati supaya jangan
sampai lobang kran tersumbat.
e. Tempatkan buret pada estándar buret dengan memakai klem
buret dan kemudian buret dibuat vertikal.
f. Dengan memakai corong, buret diisi dengan titran sampai
sedikit di atas garis nol. Dalam pengisian buret harus
diusahakan agar tidak ada gelembung udara sepanjang cairan
dalam kolom.
g. Corong dilepas/dipindahkan dan bagian sisi dalam dari buret
yang terletak di atas titran dibersihkan dengan kertas saring
yang bersih dan kering.
h. Turunkan permukaan larutan dalam buret perlahan-lahan
dengan jalan membuka kran sampai miniskus bawah zat cair
(untuk zat cair yang tidak berwarna atau zat cair berwarna
terang) tepat pada garis nol. Bila lewat sampai di bawah garis
nol, pekerjaan tidak perlu diulang tetapi langsung dibaca
dengan teliti. Pembacaan akan lebih teliti apabila miniskus
bawah tepat ada pada garis skala buret.
i. Buret siap untuk digunakan.
j. Padaa waktu menitrasi, kran buret dipegang dengan tangan kiri,
sedangkan Erlenmeyer tempat titrat dipegang dengan tangan
kanan dan mengeluarkan isi buret (titran) tidak boleh terlalu
cepat. Dalam pemakaian titran minimum cairan yang tersisa 20
%.
Cara pembacaan buret :
Cara pembacaan skala buret yang dipandang adalah miniskus zat
cair. Untuk zat cair yang tidak berwarna atau berwarna terang, sebagai
dasar pembacaan adalah permukaan bawah (miniskus bawah) zat
cair. Sedangkan untuk zat cair yang berwarna gelap sebagai dasar
pembacaan permukaan atas zat cair pada dinding buret. Pada waktu
pembacaan skala buret kedudukan buret harus vertical 8dilihat dari
muka dan samping) mata dan miniskus zat cair harus dalam satu
bidang horizontal. Gunakan kertas hitam putih dan batas garis hitam
putih diletakkan 1-2 mm di bawah miniskus (warna hitam terletak di
bawah). Pembacaan skala buret adalah dua angka di belakang koma.
Angka pertama di belakang koma dibaca
(Luh Putu W,dkk. 2016)

Anda mungkin juga menyukai