Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

TEKNIK LABORATORIUM SEDERHANA


Disusun oleh :
Nama : Monika Thamara

NPM : F1D020010

Hari/Tanggal : Jumat, 26 Desember 2020

Dosen Pengampu : Dr.Charles Banon, S.Pd., M.Si

Devi Ratnawati, S.Pd., M.Si

Asisten : 1. Tri Widayanti (F1B018002)

2. Lestina Anggraini (F1B017017)

3. Callista Dwi Mayari (F1B018024)

4. Pontia Esoba (F1B018045)

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
TEKNIK LABORATORIUM SEDERHANA

I. Tujuan
Mengenal dan mengetahui cara/prinsip/fungsi dan kegunaan dari alat-alat
laboratorium kimia dasar.
II. Pembahasan
1. Bunsen
 Cara kerja Bunsen :
 Tutup celah udara
 Buka saluran gas
 Nyalakan api di bagian atas laras
 Untuk mendapatkan nyala panas, bukalah celah udara. Perhatikan
nyala sambil membuka celah udara
 Untuk mematikan pembakar, tutup saluran gas
 Fungsi :
Dalam laboratorium kimia, pembakar Bunsen digunakan
untuk beberapa proses kimia yang memerlukan pemanasan di
dalamnya. Pada kimia analitik, pembakar Bunsen digunakan dalam
uji kualitatif untuk memanaskan tabung reaksi. Bunsen juga
berfungsi untuk mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang
terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose.
 Prinsip :
Bunsen menggunakan prinsip pengaturan aliran campuran
udara-bahan bakar gas secara kontinyu. Sepanjang melewati tabung
pembakar (barrel), gas dan udara akan bercampur dengan baik
mendekati campuran homogen dan mengalir keluar dari ujung tabung
pembakar secara kontinyu.
 Gambar

2. Neraca analitik
 Cara kerja neraca analitik :
 Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat
dan zat yang akan ditimbang seperti sendok dan kaca arloji.
 Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca termasuk : periksa
neraca (terutama piring-piring neraca), kedataran dan
kesetimbangan neraca.
 Penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan
setimbang pada neraca dan timbangan pada posisi nol,
demikian pula setelah penimbangan selesai urutan waktu
seperti semula.
 Fungsi :
Untuk mengukur massa suatu zat. Zat yang bisa diukur
massanya bisa berupa zat padat maupun cair. Sebagian besar peneliti
menggunakan neraca analitik untuk mengukur massa zat dengan
ketelitian yang sangat tinggi. Ketelitian sebuah neraca analitik
bahkan bisa mencapai hingga 0,0001 gram.
 Prinsip
Prinsipnya adalah dengan penggunaan sumber tegangan listrik
yaitu stavolt dan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum
digunakan kemudian bahan diletakkan pada neraca lalu dilihat angka
yang tertera pada layar, angka itu merupakan berat dari abahan yang
ditimbang.
 Gambar

3. Neraca palang tiga


 Cara kerja Neraca palang tiga :
 Pastikan bahan piringan neraca dalam keadaan bersih
 Periksalah apakah jarum menunjukan angka nol, bila piringan
kosong
 Perlahan-perlahan, letakkan benda di atas piringan
 Geser beban (pemberat) yang paling besar kearah kanan atas
satu tanda garis
 Lanjutkan dengan beban ke dua dan seterusnya sampai
menunjukan ke angka nol
 Untuk mendapatkan bobot benda, jumlahkan angka yang
tertera pada palang (puluhan, satuan dan seterusnya)
 Fungsi :
Sebagai alat pengukur massa yang memiliki tingat ketelitian
tinggi (sangat presisi).
 Prinsip
Prinsip neraca ini adalah sekedar membandingkan massa benda
yang akan di ukur dengan menggunakan anak timbangan.
 Gambar
4. Pipet volumetrik
 Cara kerja pipet volumetrik :
 Masukkan larutan pada pipet larutan sampai batas skala pada
pipet dengan menekan tombol S
 Tempelkan ujung pipet ke dinding gelas kimia yang
dimiringkan (posisi pipet harus tegak lurus dan batas skala
pada pipet sejajar dengan mata). Keluarkan larutan dengan
menekan tombol E sampai tepat di batas skala.
 Pindahkan pipet ke wadah lain yang akan dimasukkan larutan
tersebut. Keluarkan isi larutan dalam pipet dengan menekan
tombol E.
 Diamkan pipet sewaktu-waktu hingga tidak ada larutan yang
keluar lagi. Biarkan sisa lartan yang ada di ujung pipet,
jangan ditiup.
 Fungsi :
Untuk memindahkan cairan-cairan yang digunakan dalam
proses pengujian dengan jumlah mulai sangat kecil hingga ukuran
lainnya yang diinginkan penguji.
 Prinsip :
Prinsipnya adalah memipet atau memindahkan volume cairan
dengan akurasi atau tingkat ketelitian yang tinggi.

 Gambar
5. Tabung reaksi
 Cara kerja tabung reaksi :
 Tabung reaksi dipanaskan dahulu ke dalam gelas kimia
yang berisi air dengan menggunakan kompor/heater
pembakar spiritus
 Memengang tabung reaksi harus dijepit oleh penjepit tabung
reaksi atau kita menggunakan sarung tangan anti panas agar
tangan kita tidak terkena dampak panas dari tabung dan
selanjutnya dibakar langsung di atas api.
 Fungsi :
Sebagai sebuah wadah untuk menampung reaksi kimia dalam
skala medium. Untuk melakukan perobaan reaksi kimia dalam skala
kecil. Sebagai wadah untuk perkembangbiakan mikroorganisme
dalam media cair. Untuk mencampur, menampung, dan memanaskan
bahan imia dalam jumlah yang kecil. Da untuk pengujian kualitatif.
 Prinsip :
Sebagai wadah penyimpanan medium dengan volme tidak
diketahui karena tidak dilenkapi dengan skala.

 Gambar

6. Krus pengabuan
 Cara kerja krus pengabuan :
 Krus pengabuan yang mampu memperkirakan semua zat
organik pada suhu tinggi yaitu sekitar 500-600derajat Celcius.
 Bahan yang akan diabukan ditempatkan pada krus pengabuan.
 Lama pengabuan tiap bahan berbeda-beda dan antara 2-8 jam.
Pengabuan ramah lingkungan selesai dengan persetujuan sisa
pengabuan yang umumnya berwarna putih abu-abu dan
beratnya konstan dengan selang waktu pengabuan 30 menit.
 Setelah dipanaskan, maka keluarkan krus dari dalam fumace
dengan menggunakan gegep atau tang krus.
 Penimbangan dilakukan dalam keadaan dingin, untuk itu
maka krus yang berisi abu yang diambil dari dalam muffle
harus lebih dimasukkan kedalam oven bersuhu 105 derajat
Celcius agar suhunya turun, baru kemudian dimasukkan ke
dalam desikator sampai dingin. Sewaktu didinginkan dan
ditimbang, tutuplah krus dengan sempurna, agar tidak ada
pengaruh debu atau kelembapan udara.
 Apabila pada krus pengabuan termasuk penutup krus
pengabuan tidak pas, maka ini dapat menylitkan proses
pengabuan sehingga tutuplah dengan rapat penutup krus
pengabuan.
 Fungsi :
Digunakan untuk membakar/ mengarangkan/ mengabukan zat
pada analisis gravimetri.
 Prinsip :
Untuk pengabuan zat pada analisis gravimetri.
 Gambar
7. Kertas saring
 Cara kerja kertas saring :
 Lipat kertas saring menjadi setengah lingkaran lalu
seperempat lingkaran.
 Buka kertas saring tersebut hingga berbentuk kerucut dan
tempatkan pada bagian corong kaca.
 Teteskan aquades maupun pelarut yang sesuai dengan bahan
yang akan kita saring untuk meletakkan kertas saring pada
corong kaca.
 Setelah itu kita dapat menuangkan bahan yang akan dipisah
secara perlahan pada kertas saring.
 Fungsi :
Untuk memisahkan fasa padatan dan cair yang tidak homogen.
 Prinsip :
Menyaring bahan kasar dengan cairan penyaring atau pelarut.
 Gambar

8. Cawan petri
 Cara kerja cawan petri :
 Pastikan bahwa cawan petri tersebut bersih dan bebas dari
mikropartikel yang mungkin dapat mempengaruhi dan
mengganggu penelitian.untuk melakukannya dapat dilakukan
dengan treatment cawan petri dengan bleaching dan
melakukan sterilisasi.
 Untuk mengamati pertumbuhan bakteria, kita harus
menggunakan media dimana pada umumnya akan digunakan
media agar yang diisikan kedalam cawan petri.
 Selanjutnya cawan petri akan diproses dengan menyimpannya
dalam refrigator.
 Selanjutnya kita dapat mengambil sampel dari bakteria
ataupun mikroorganisme yang lain dan menempatkannya
secara perlahan ke dalam media kultur
 Setelah itu cawan petri dapat ditutup dan ditempatkan pada
suhu 37 derajat Celcius untuk beberapa hari dan
membiarkannya tumbuh. Setelah beberapa hari, sampel dari
cawan petri telah siap digunakan untuk penelitian.
 Fungsi :
Digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga
untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian.
 Prinsip :
Medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup
dengan mengguanakan penutup cawan.
 Gambar

9. Hot plate
 Cara kerja hot plate :
 Pastikan hot plate sudah tersambung pada daya listrik.
 Timbangan bahan kimia yang akan dilarut dengan
menggunakan timbangan analitik.
 Masukkan bahan kimia tersebut ke dalam gelas kimia atau
tabung Erlenmeyer.
 Tambahkan sejumlah pelarut kedalamnya, seperti aquades.
 Letakkan gelas kimia tersebut di atas hot plate.
 Nyalakan tombol ON pada hot plate dan atur suhunya agar
bahan melarut.
 Masukkan batang pengaduk dan atur kecepatan adukan.
 Fungsi :
Untuk memanaskan larutan yang mudah terbakar, dan untuk
menghomogenkan larutan
 Prinsip :
Memanaskan (plate) yang terdapat dalam alat ini sehingga
mampu mempercepat proses homogenisasi.
 Gambar

10. Gelas ukur


 Cara kerja gelas ukur :
 Dipegang dengan tangan dan ibu jari menuju batas volume
yang dikehendaki.
 Gela ukur diangkat sehingga batas volume setinggi mata dan
cairan dituangkan sampai batas volume.
 Fungsi :
Untuk mengukur volume segala benda, baik padat maupun cair
pada berbagai ukuran volume.
 Prinsip :
Mengukur larutan kimia secara tidak teliti (tidak memerlukan
ketelitian yang tinggi) dan tidak masuk dalam perhitungan.
 Gambar

11. Labu Erlenmeyer


 Cara kerja labu Erlenmeyer :
 Tetap memegang pada leher botol
 Pencampuran dilakukan dengan memegang leher botol
dengan menggunakan satu tangan.
 Selanjutnya digoyangkan secara berputar dengan perlahan-
lahan sampai larutan bisa menyatu
 Pandangan mata tertuju pada larutan.
 Saat menuangkan larutan, jangan sampai melebihi batas dari
volume.
 Fungsi :
Digunakan dalam proses pencampuran, pemanasan,
pendinginan, pelarutan, presipitasi, pendidihan (seperti dalam
penyulingan), pengukuran, penyimpanan larutan, analisis dan
pereaksi.
 Prinsip :
Labu Erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk
pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu
erlenmayer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
 Gambar

12. Labu ukur


 Cara kerja labu ukur :
 Masukkan sampel yang ingin diencerkan
 Tambahkan aquades ke dalam labu ukur, hingga tanda batas
 Kocok larutan, hingga campuran merata
 Larutan sudah jadi dan siap digunakan
 Masukkan larutan tersebut ke dalam botol bahan dan simpan
ditempat yang sesuai
 Fungsi :
Untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur,
dan untuk mencampurakan larutan.
 Prinsip :
Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering
digunakan untuk mengukur larutan secara teliti.
 Gambar
13. Corong
 Cara kerja corong :
 Ambil corong kemudian posisikan pada wadah baru yang
digunakan untuk mentransfer atau memindahkan larutan.
Pastikan corong terpasang pada bagian inputnya dengan
sempurna/tidak goyang.
 Selanjutnya tuangkan larutan atau cairan dari wadah lain ke
bagian dalam corong. Sebaiknya lakukan secara perlahan
menyesuaikan volume yang dikeluarkan dari batang corong.
Jika tidak cairan bisa tumpah karena masukan larutan dan
keluaran larutan melalui batang corong tidak seimbang.
 Jikapun anda memindahkan larutan ke dalam wadah yang
sulit untuk dipasangi corong, anda bisa menuangkan cairan
sembari satu tangan memegangi corong agar bisa digunakan
dengan baik.
 Fungsi :
Sebagai alat bantu untuk memindah/ memasukkan larutan ke
wadah/ tempat yang mempunyai dimensi pemasukkan sempel bahan
kecil, dan sebagai alat bantu dalam melakukan penyaringan, yaitu
sebagai tempat meletakkan kertas saring.
 Prinsip :
Membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan
ukuran mulut kecil.
 Gambar
14. Pipet ukur
 Cara kerja pipet ukur :
 Pasang/ hubungkan pipet ukur dengan rubber bulb/ elekronik
pipet kontroler. Pastikan terpasang dengan benar.
 Ambil larutan yang ingin dipindahkan, sesuaikan volumenya
dan pindahkan ke wadah yang diinginkan.
 Fungsi :
Untuk memindahkan cairan atau larutan ke dalam wadah
dalam berbagai ukuran volume dan skala.
 Prinsip :
Memipet cairan atau larutan secara kurang teliti, serta tidak
masuk dalam perhitungan pada penetapan kadar.
 Gambar

15. Desikator
 Cara kerja desikotor :
 Buka tutup desikator dengan cara menggeser tutupnya
kesamping.
 Menaruh silika gel di bawah
 Menaruh saringan yang terbuat dari porselin
 Menaruh median di atas saringan
 Sebelum menutup oleskan sedikit vaselin di bibir tutup
 Menutup kembali tutup desikator sama seperti saat
membukannya
 Atur kran dan usahakan tidak ada udara di dalam desikator.
 Fungsi :
Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas
(misalnya : krus porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan
ditimbang, dan digunakan untuk mengeringkan bahan atau
menyimpan zat atau bahan yang harus dilindungi terhadap pengaruh
kelembapan udara.
 Prinsip :
Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
 Gambar

16. Corong pemisah


 Cara kerja corong pemisah :
 Campuran dan dua fase pelarut dimasukkan ke dalam corong
dari atas dengan corong keran ditutup.
 Corong ini kemudian ditutup dan digoyangkan dengan kuat
untuk membuat dua fase larutan tercampur.
 Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk
melepaskan tekanan uap yang berlebihan.
 Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua
fase berlangsung.
 Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase
larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong.
 Fungsi :
Untuk memisahkan kompenen-kompenen dalam suatu
campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang
tercampur.
 Prinsip :
Untuk memisahkan zat/ senyawa tertentu dalam sampel
berdasarkan kelarutan dalam pelarut tertentu yang memiliki
perbedaan fase.
 Gambar

17. Buret
 Cara kerja buret :
 Buret diklem pada statif dalam posisi tegak lurus dengan
datar air
 Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor.
Bila kran sukar diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan
oleskan permukaannya dengan vaselin
 Bilas buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi,
kemudian isi buret dengan larutan yang sama sampai diatas
titik nol
 Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom
pipa dibawah kran terisi larutan (tidak terdapat gelembung
udara)
 Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol
atau angka lain
 Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil
memutarnya dan tangan kanan memegang labu Erlenmeyer
yang berisis cairan yang akan dititrasi. Selama titrasi labu
Erlenmeyer digoyang-goyang dengan gerakan berputar agar
larutan yang meneter dari buret segera bercampur. Demikian
seterusnya sampai titik akhir dicapai (ditandai dengan adanya
prubahan warna)
 Fungsi :
Untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen
yang memerlukan presisi, terutama digunakan untuk titrasi.
 Prinsip :
Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum
digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung
udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan
titrasi
 Gambar

18. Oven
 Cara kerja oven :
 Hubungkan oven dengan sumber listrik
 Tekanlah tombol ON dan tunggu beberapa saat hingga
display menyala
 Timernya bisa disesuaikan dengan kebutuhan
 Jangan langsung menggunakan oven, namun tunggulah
hingga suhu dalam oven sesuai dengan yang dibutuhkan
 Letakkan sampel atau alat yang ingin diproses dalam oven
kemudian tunggulah hingga proses pengovenan selesai
 Jika telah selesai digunakan, matikan oven dengan cara
menekan tombol OFF dan tunggulah hingga display mati.
 Fungsi :
Untuk memanaskan ataupun mengeringkan, biasanya
digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-
zat kimia maupun pelarut organik.
 Prinsip :
Mensterilkan dengan bantuan panas dari pijaran api atau listrik.
 Gambar

19. Inkubator
 Cara kerja inkubator :
 Hubungkan kabel power ke stop kontak
 Nyalakan alat
 Atur suhu dalam inkubator dengan menekan tombol set
 Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebelah kanan
atas tombol set hingga memcapai suhu yang di inginkan
 Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol
set. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara
otomatis setelah beberapa menit.
 Siapkan sampel (kultur mikroorganisme) yang akan
diinkubasikan, kemudian letakan dalam rak yang terdapat
dalam inkubator tersebut
 Kemudian masukkan media pembiakan berisi
mikroorganisme (sampel kultur) yang akan diinkubasi. Jika
menggunakan cawan petri, maka bungkus dengan kertas
terlebih dahulu
 Ketika selesai melakukan inkubasi kultur, maka matikan alat
inkubator dengan menekan tombol POWER ke posisi OFF
dan putuskan sambungan arus listrik dengan cara mencabut
kabel power.
 Fungsi :
Untuk menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap
konstan/ stabil, dan menumbuhkan media pada pengujian secara
mikrobiologi.
 Prinsip :
Menginkubasi dengan menggunakan suhu tertentu dalam
keadaan diam.
 Gambar

20. Piknometer
 Cara kerja piknometer :
 Bersihkan piknometer lalu keringkan dengan oven pada suhu
105˚ C selama 15-30 menit
 Keluarkan piknometer kemudian masukkan dalam desikator
selama 10-15 menit
 Catat volume piknometer yang digunakan (50 ml, 25 ml, atau
10 ml)
 Timbang piknometer kosong dan catat sebagai a gram
 Masukkan sampel ke dalam piknometer sampai di atas leher,
pasang tutupnya hingga sampel dapat mengisi pipa kapiler
sampai penuh dan pastikan tidak ada gelembung udara di
dalam piknometer
 Keringkan bagian luar piknometer dengan tisu
 Timbang pinknometer berisi sampel dan catat sebagai b gram
 Setelah selesai piknometer dibersihkan dan dikeringkan
 Massa jenis suatu zat dapat ditentukan
 Fungsi :
Untuk mengukur nilai suatu massa jenis atau densitas dari
fluida.
 Prinsip :
Dengan cara membandingkan massa zat dengan volume zat.
 Gambar

Anda mungkin juga menyukai