KIMIA DASAR
NPM : F1D020010
LABORATORIUM KIMIA
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
TEKNIK LABORATORIUM SEDERHANA
I. Tujuan
Mengenal dan mengetahui cara/prinsip/fungsi dan kegunaan dari alat-alat
laboratorium kimia dasar.
II. Pembahasan
1. Bunsen
Cara kerja Bunsen :
Tutup celah udara
Buka saluran gas
Nyalakan api di bagian atas laras
Untuk mendapatkan nyala panas, bukalah celah udara. Perhatikan
nyala sambil membuka celah udara
Untuk mematikan pembakar, tutup saluran gas
Fungsi :
Dalam laboratorium kimia, pembakar Bunsen digunakan
untuk beberapa proses kimia yang memerlukan pemanasan di
dalamnya. Pada kimia analitik, pembakar Bunsen digunakan dalam
uji kualitatif untuk memanaskan tabung reaksi. Bunsen juga
berfungsi untuk mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang
terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose.
Prinsip :
Bunsen menggunakan prinsip pengaturan aliran campuran
udara-bahan bakar gas secara kontinyu. Sepanjang melewati tabung
pembakar (barrel), gas dan udara akan bercampur dengan baik
mendekati campuran homogen dan mengalir keluar dari ujung tabung
pembakar secara kontinyu.
Gambar
2. Neraca analitik
Cara kerja neraca analitik :
Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat
dan zat yang akan ditimbang seperti sendok dan kaca arloji.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca termasuk : periksa
neraca (terutama piring-piring neraca), kedataran dan
kesetimbangan neraca.
Penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan
setimbang pada neraca dan timbangan pada posisi nol,
demikian pula setelah penimbangan selesai urutan waktu
seperti semula.
Fungsi :
Untuk mengukur massa suatu zat. Zat yang bisa diukur
massanya bisa berupa zat padat maupun cair. Sebagian besar peneliti
menggunakan neraca analitik untuk mengukur massa zat dengan
ketelitian yang sangat tinggi. Ketelitian sebuah neraca analitik
bahkan bisa mencapai hingga 0,0001 gram.
Prinsip
Prinsipnya adalah dengan penggunaan sumber tegangan listrik
yaitu stavolt dan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum
digunakan kemudian bahan diletakkan pada neraca lalu dilihat angka
yang tertera pada layar, angka itu merupakan berat dari abahan yang
ditimbang.
Gambar
Gambar
5. Tabung reaksi
Cara kerja tabung reaksi :
Tabung reaksi dipanaskan dahulu ke dalam gelas kimia
yang berisi air dengan menggunakan kompor/heater
pembakar spiritus
Memengang tabung reaksi harus dijepit oleh penjepit tabung
reaksi atau kita menggunakan sarung tangan anti panas agar
tangan kita tidak terkena dampak panas dari tabung dan
selanjutnya dibakar langsung di atas api.
Fungsi :
Sebagai sebuah wadah untuk menampung reaksi kimia dalam
skala medium. Untuk melakukan perobaan reaksi kimia dalam skala
kecil. Sebagai wadah untuk perkembangbiakan mikroorganisme
dalam media cair. Untuk mencampur, menampung, dan memanaskan
bahan imia dalam jumlah yang kecil. Da untuk pengujian kualitatif.
Prinsip :
Sebagai wadah penyimpanan medium dengan volme tidak
diketahui karena tidak dilenkapi dengan skala.
Gambar
6. Krus pengabuan
Cara kerja krus pengabuan :
Krus pengabuan yang mampu memperkirakan semua zat
organik pada suhu tinggi yaitu sekitar 500-600derajat Celcius.
Bahan yang akan diabukan ditempatkan pada krus pengabuan.
Lama pengabuan tiap bahan berbeda-beda dan antara 2-8 jam.
Pengabuan ramah lingkungan selesai dengan persetujuan sisa
pengabuan yang umumnya berwarna putih abu-abu dan
beratnya konstan dengan selang waktu pengabuan 30 menit.
Setelah dipanaskan, maka keluarkan krus dari dalam fumace
dengan menggunakan gegep atau tang krus.
Penimbangan dilakukan dalam keadaan dingin, untuk itu
maka krus yang berisi abu yang diambil dari dalam muffle
harus lebih dimasukkan kedalam oven bersuhu 105 derajat
Celcius agar suhunya turun, baru kemudian dimasukkan ke
dalam desikator sampai dingin. Sewaktu didinginkan dan
ditimbang, tutuplah krus dengan sempurna, agar tidak ada
pengaruh debu atau kelembapan udara.
Apabila pada krus pengabuan termasuk penutup krus
pengabuan tidak pas, maka ini dapat menylitkan proses
pengabuan sehingga tutuplah dengan rapat penutup krus
pengabuan.
Fungsi :
Digunakan untuk membakar/ mengarangkan/ mengabukan zat
pada analisis gravimetri.
Prinsip :
Untuk pengabuan zat pada analisis gravimetri.
Gambar
7. Kertas saring
Cara kerja kertas saring :
Lipat kertas saring menjadi setengah lingkaran lalu
seperempat lingkaran.
Buka kertas saring tersebut hingga berbentuk kerucut dan
tempatkan pada bagian corong kaca.
Teteskan aquades maupun pelarut yang sesuai dengan bahan
yang akan kita saring untuk meletakkan kertas saring pada
corong kaca.
Setelah itu kita dapat menuangkan bahan yang akan dipisah
secara perlahan pada kertas saring.
Fungsi :
Untuk memisahkan fasa padatan dan cair yang tidak homogen.
Prinsip :
Menyaring bahan kasar dengan cairan penyaring atau pelarut.
Gambar
8. Cawan petri
Cara kerja cawan petri :
Pastikan bahwa cawan petri tersebut bersih dan bebas dari
mikropartikel yang mungkin dapat mempengaruhi dan
mengganggu penelitian.untuk melakukannya dapat dilakukan
dengan treatment cawan petri dengan bleaching dan
melakukan sterilisasi.
Untuk mengamati pertumbuhan bakteria, kita harus
menggunakan media dimana pada umumnya akan digunakan
media agar yang diisikan kedalam cawan petri.
Selanjutnya cawan petri akan diproses dengan menyimpannya
dalam refrigator.
Selanjutnya kita dapat mengambil sampel dari bakteria
ataupun mikroorganisme yang lain dan menempatkannya
secara perlahan ke dalam media kultur
Setelah itu cawan petri dapat ditutup dan ditempatkan pada
suhu 37 derajat Celcius untuk beberapa hari dan
membiarkannya tumbuh. Setelah beberapa hari, sampel dari
cawan petri telah siap digunakan untuk penelitian.
Fungsi :
Digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga
untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian.
Prinsip :
Medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup
dengan mengguanakan penutup cawan.
Gambar
9. Hot plate
Cara kerja hot plate :
Pastikan hot plate sudah tersambung pada daya listrik.
Timbangan bahan kimia yang akan dilarut dengan
menggunakan timbangan analitik.
Masukkan bahan kimia tersebut ke dalam gelas kimia atau
tabung Erlenmeyer.
Tambahkan sejumlah pelarut kedalamnya, seperti aquades.
Letakkan gelas kimia tersebut di atas hot plate.
Nyalakan tombol ON pada hot plate dan atur suhunya agar
bahan melarut.
Masukkan batang pengaduk dan atur kecepatan adukan.
Fungsi :
Untuk memanaskan larutan yang mudah terbakar, dan untuk
menghomogenkan larutan
Prinsip :
Memanaskan (plate) yang terdapat dalam alat ini sehingga
mampu mempercepat proses homogenisasi.
Gambar
15. Desikator
Cara kerja desikotor :
Buka tutup desikator dengan cara menggeser tutupnya
kesamping.
Menaruh silika gel di bawah
Menaruh saringan yang terbuat dari porselin
Menaruh median di atas saringan
Sebelum menutup oleskan sedikit vaselin di bibir tutup
Menutup kembali tutup desikator sama seperti saat
membukannya
Atur kran dan usahakan tidak ada udara di dalam desikator.
Fungsi :
Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas
(misalnya : krus porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan
ditimbang, dan digunakan untuk mengeringkan bahan atau
menyimpan zat atau bahan yang harus dilindungi terhadap pengaruh
kelembapan udara.
Prinsip :
Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
Gambar
17. Buret
Cara kerja buret :
Buret diklem pada statif dalam posisi tegak lurus dengan
datar air
Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor.
Bila kran sukar diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan
oleskan permukaannya dengan vaselin
Bilas buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi,
kemudian isi buret dengan larutan yang sama sampai diatas
titik nol
Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom
pipa dibawah kran terisi larutan (tidak terdapat gelembung
udara)
Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol
atau angka lain
Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil
memutarnya dan tangan kanan memegang labu Erlenmeyer
yang berisis cairan yang akan dititrasi. Selama titrasi labu
Erlenmeyer digoyang-goyang dengan gerakan berputar agar
larutan yang meneter dari buret segera bercampur. Demikian
seterusnya sampai titik akhir dicapai (ditandai dengan adanya
prubahan warna)
Fungsi :
Untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen
yang memerlukan presisi, terutama digunakan untuk titrasi.
Prinsip :
Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum
digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung
udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan
titrasi
Gambar
18. Oven
Cara kerja oven :
Hubungkan oven dengan sumber listrik
Tekanlah tombol ON dan tunggu beberapa saat hingga
display menyala
Timernya bisa disesuaikan dengan kebutuhan
Jangan langsung menggunakan oven, namun tunggulah
hingga suhu dalam oven sesuai dengan yang dibutuhkan
Letakkan sampel atau alat yang ingin diproses dalam oven
kemudian tunggulah hingga proses pengovenan selesai
Jika telah selesai digunakan, matikan oven dengan cara
menekan tombol OFF dan tunggulah hingga display mati.
Fungsi :
Untuk memanaskan ataupun mengeringkan, biasanya
digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-
zat kimia maupun pelarut organik.
Prinsip :
Mensterilkan dengan bantuan panas dari pijaran api atau listrik.
Gambar
19. Inkubator
Cara kerja inkubator :
Hubungkan kabel power ke stop kontak
Nyalakan alat
Atur suhu dalam inkubator dengan menekan tombol set
Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebelah kanan
atas tombol set hingga memcapai suhu yang di inginkan
Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol
set. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara
otomatis setelah beberapa menit.
Siapkan sampel (kultur mikroorganisme) yang akan
diinkubasikan, kemudian letakan dalam rak yang terdapat
dalam inkubator tersebut
Kemudian masukkan media pembiakan berisi
mikroorganisme (sampel kultur) yang akan diinkubasi. Jika
menggunakan cawan petri, maka bungkus dengan kertas
terlebih dahulu
Ketika selesai melakukan inkubasi kultur, maka matikan alat
inkubator dengan menekan tombol POWER ke posisi OFF
dan putuskan sambungan arus listrik dengan cara mencabut
kabel power.
Fungsi :
Untuk menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap
konstan/ stabil, dan menumbuhkan media pada pengujian secara
mikrobiologi.
Prinsip :
Menginkubasi dengan menggunakan suhu tertentu dalam
keadaan diam.
Gambar
20. Piknometer
Cara kerja piknometer :
Bersihkan piknometer lalu keringkan dengan oven pada suhu
105˚ C selama 15-30 menit
Keluarkan piknometer kemudian masukkan dalam desikator
selama 10-15 menit
Catat volume piknometer yang digunakan (50 ml, 25 ml, atau
10 ml)
Timbang piknometer kosong dan catat sebagai a gram
Masukkan sampel ke dalam piknometer sampai di atas leher,
pasang tutupnya hingga sampel dapat mengisi pipa kapiler
sampai penuh dan pastikan tidak ada gelembung udara di
dalam piknometer
Keringkan bagian luar piknometer dengan tisu
Timbang pinknometer berisi sampel dan catat sebagai b gram
Setelah selesai piknometer dibersihkan dan dikeringkan
Massa jenis suatu zat dapat ditentukan
Fungsi :
Untuk mengukur nilai suatu massa jenis atau densitas dari
fluida.
Prinsip :
Dengan cara membandingkan massa zat dengan volume zat.
Gambar