1
Penuntun Praktikum Biologi Lingkungan
D3 Sanitasi UMW
PERATURAN DAN TATA TERTIB MASUK
LABORATORIUM
2
10. Setalah menggunakan reagen, praktikan wajib
meletakkan kembali pada tempatnya semula.
3
Penuntun Praktikum Biologi Lingkungan
D3 Sanitasi UMW
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penuntun praktikum Biologi Lingkungan.
Dalam penyusunannya, kami telah berusaha semaksimal
mungkin agar pembaca dapat memahami setiap percobaan
praktikum dan dapat melakukan praktikum sesuai dengan
intruksi yang diberikan.
Penunutun praktikum Biologi Lingkungan ini masih
memiliki banyak kekurangan, untuk mencapai ke jenjang yang
lebih baik, maka masukan dan saran yang membangun dari
pembaca sangat diharapkan
Semoga penuntun Praktikum Biologi Lingkungan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, aamiin.
Nurqomaria,S.Si.,M.Si
4
Percobaan
1
Pengenalan
Alat
Laboratorium
Mikrobiologi
Nurqomaria, S.Si, M.Si
A. Tujuan Praktikum
Mengenal bermacam-macam alat dan cara
penggunaanya secara benar pada praktikum Mikrobiologi
B. Dasar Teori
Praktikum mikrobiologi merupakan praktikum
yang berhubungan dengan mikroba sehingga memerlukan
beberapa alat yang mendukung pelaksanaannya seperti
autoclave, mikroskop, dll. Berikut beberapa alat-alat
mikrobiologi yang perlu dikenal : mikroskop, autoclave,
laminar air flow (LAF), cawan Petri, tabung reaksi, gelas
Beaker, Erlenmeyer, gelas ukur, mikropipet, lampu
Bunsen, batang L, jarum inokulum, pinset, skalpel, pH
indikator universal
C. Prosedur kerja
Alat dan fungsinya
1. Mikroskop
5
Penuntun Praktikum Biologi Lingkungan
D3 Sanitasi UMW
Keterangan
6
12) Illuminator (sumber cahaya)
13) Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal)
Untuk menaikkan atau menurunkan object glass
14) Horizontal feed knob (sekrup pengatur
horizontal) Untuk menggeser ke kanan / kiri
objek glas
15) Coarse focus knob (sekrup fokus kasar) Menaik
turunkan meja benda (untuk mencari fokus)
secara kasar dan cepat
16) Fine focus knob (sekrup fokus halus) Menaik
turunkan meja benda secara halus dan lambat
17) Observation tube securing knob (sekrup
pengencang tabung okuler)
18) Condenser adjustment knob (sekrup pengatur
kondenser) untuk menaik-turunkan kondenser
2. Autoclave
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan
berbagai macam alat dan bahan yang digunakan
dalam mikrobiologi, menggunakan uap air panas
bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya
1,5 atm- 2 atm dengan suhu 121oC dan lama
sterilisasi yang dilakukan biasanya 15-20 menit.
Cara Pemakaian:
8
1) Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu
banyaknya air dalam autoclave, jika air dari
batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air
sampai batas tersebut. Gunakan air hasil
destilasi/steril untuk menghindari terbentuknya
kerak dan karat.
2) Masukkan alat dan bahan.
3) Tutup dengan rapat lalu kencangkan baut
pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari
bibir autoclave dan nyalakan.
4) Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya
memenuhi seluruh bagian autoclave, klep
pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu
sampai selesai. Penghitungan waktu 15-20 menit
dimulai sejak tekanan mencapai 1,5-2 atm dan
nyalakan timer.
5) Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu
tekanan turun hingga sama dengan tekanan
udara di lingkungan (jarum pada preisure
gauge/penunjuk tekanan menunjuk ke angka
nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan
keluarkan isinya dengan hati-hati.
1
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran,
diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat
menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan
berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10
ml.
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi (b)
digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan
mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun
cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal,
tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang
dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2
bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep
tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat
agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media
yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak
terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak
media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi.
1
untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna
biru (paling panas). Lampu Bunsen dapat menggunakan
bahan bakar gas, alkohol, spiritus. pH Indikator Universal
(b) berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu
larutan. Hal ini sangat penting dalam pembuatan media
karena pH pada medium berpengaruh terhadap
petumbuhan mikroba. Kertas pH indikator dicelupkan
sampai tidak ada perubahan warna kemudian strip warna
dicocokkan dengan skala warna acuan.
1
Cara pemakaian:
1) Sebelum digunakan, thumb knob sebaiknya ditekan
berkali-kali untuk memastikan lancarnya
mikropipet.
2) Masukkan tip bersih ke dalam nozzle / ujung
mikropipet.
3) Tekan thumb knob sampai hambatan pertama /
first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.
4) Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm
5) Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian
lepaskan tekanan dari thumb knob maka cairan
akan masuk ke tip
6) Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang
diinginkan
7) Tekan thumb knob sampai hambatan kedua /
second stop atau tekan semaksimal mungkin maka
semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8) Jika ingin melepas tip putar thumb knob searah
jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong
keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat
tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.
15
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
13. Hasil Pengamatan
No Gambar Alat Nama Alat Funfsi
1
1
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
1
Percobaan
Pembuatan Medium
A. TUJUAN
1. Mampu mengenal berbagai medium yang biasa digunakan
dalam laboratorium mikrobiologi beserta fungsinya
2. Mampu menjelaskan dan membedakan jenis-jenis
medium pertumbuhan
3. Mampu membuat medium agar lempeng, agar tegak dan
agar slant
B. DASAR TEORI
Fungsi Media
2
a. Media umum: Media yang digunakan untuk
menumbuhkan satu atau lebih kelompok mikroba
secara umum. Contoh : Nutrient Agar (media untuk
menumbuhkan kelompok bakteri, Potato Dextrose
Agar (media yang dipakai untuk menumbuhkan
kelompok jamur, dll.
b. Media pengaya: Media yang dipakai untuk
menyuburkan mikroba tertentu sebelum
ditumbuhkan pada media yang dipakai dalam
penelitian. Contoh: Selenit Broth (untuk
menyuburkan pertumbuhan bakteri Salmonella)
c. Media selektif: Media yang dipakai untuk
menumbuhkan species tertentu dari
mikroba, dengan menghambat pertumbuhan
species lain yang tidak dikehendaki.
Contoh: Media SS Agar(Salmonella dan Shigella
Agar) untuk bakteri Salmonella dan Shigella.
d. Media penghitungan : Media yang dipakai untuk
menghitung jumlah mikroba suatu
bahan. Media ini dapat berupa media media umum
dan media selektif.
C. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Media
Dalam praktikum ini, saudara akan membuat
beberapa macam media, yaitu media Nutrient Agar, Malt
extract, Lactose Broth, Brilliant Green 2 % Bile Broth, dan
media Endo Agar. Semua media tersebut merupakan
media sintetik yang banyak dijual dalam bentuk instant,
sehingga dalam pembuatannya, saudara cukup
memperhatikan petunjuk yang tertera pada setiap media.
2
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
Bahan : 250 g kentang (potato), 20 g dekstrosa, 15-18 g
agar-agar, 1000 ml aquades, label
Alat : gelas Beaker, Erlenmeyer, timbangan analitik,
autoclave
Cara Membuat
a. Kupas kentang dan iris menjadi bentuk dadu kecil-
kecil dan timbang sebanyak 250 g.
b. Tuang 1000 ml aquades ke gelas Beaker selanjutnya
masukkan irisan kentang dan rebus sampai lunak.
c. Saring ekstrak menggunakan kertas
saring/saringan dan tampung menggunakan gelas
Beaker.
d. Tambahkan aquades sampai volume mencapai 1000
ml kembali.
e. Masukkan 15 g agar-agar, aduk dan larutkan sampai
homogen.
f. Tambahkan 20 g dekstrosa, aduk dan larutkan
sampai homogen lagi.
g. Atur pHnya menjadi 6-7 dengan menambahkan
larutan HCl 1 N atau NaOH 1 N dan ukur dengan
pH indikator universal.
h. Tuang media ke Erlenmeyer dan sterilkan
menggunakan autoclave.
3. Pembuatan Media Nutrigen Agar (NA)
Bahan : 250 g kentang (potato), 20 g dekstrosa, 1000 ml
aquades, label
Alat : gelas Beaker, Erlenmeyer, timbangan analitik,
autoclave
a. Kupas kentang iris menjadi bentuk dadu kecil-kecil
dan timbang sebanyak 250 g.
b. Tuang 1000 ml aquades selanjutnya masukkan irisan
kentang dan rebus sampai lunak.
c. Saring ekstrak menggunakan kertas
saring/saringan dan tampung menggunakan gelas
Beaker.
d. Tambahkan aquades sampai volume mencapai
1000 ml kembali.
e. Tambahkan dekstrosa, aduk dan homogenkan lagi.
2
f. Atur pHnya menjadi 6-7 dengan menambahkan
larutan HCl 1 N atau NaOH 1 N dan ukur dengan
pH indikator universal.
g. Tuang media ke Erlenmeyer dan sterilkan
menggunakan autoclave
2
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
Gambar 1 : Menyiapkan media agar yang telah disterilkan di tuang
ke dalam cawan petri. (A).
Perhatikan bahwa mulut erlenmeyer harus dibakar
pada api bunsen terlebih dahulu. Pada media tegak
dan miring, tutup kapas harus dibuat dalam
keadaan padat dan ketat sehingga tidak mudah
lepas.
2
D. Hasil Pengamatan
No Media Pengamatan Keada
Hari Ke
Kontaminasi T
i
1 1
2 1
2
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
3
3 1
2
Percobaan
Pemeriksaan Bakteri
3 Pada Makanan
2
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
sampel makanan, media NA, aquadest, larutan Buffer field
phosphate (BPS), alkohol 90%,
H. PROSEDUR KERJA
4. Cara pengambilan sampel
Sampel makanan diambil penjual . Pengambilan
sampel menggunakan plastik steril dan bunsen.
5. Pembuatan Na
Media NA ditimbang sebanyak 4 gram, lalu
dimasukkan ke dalam gelas beker yang
telah berisi akuades 140 mL, kemudian dipanaskan pada
hotplate selama ± 15 menit,
150˚C. Media yang telah steril dituang kedalam cawan
petri (± 20 mL) dan didinginkan, bila telah mengeras
disimpan dalam lemari pendingin bersuhu 3˚C.
6. Persiapan sampel
Sampel makanan di ambil dari plastik sampel
kemudian ditimbang sebanyak 50 gr. Sampel kemudian
dihancurkan bersama Buffer field phosphate (BPS)
sebanyak 450 ml dengan blender atau ditumbuk hingga
homogen. Sampel yang telah hancur, siap untuk
digunakan.
7. Pengenceran
Sampel makanan yang telah dihomogenkan
dengan Buffer field phosphate (BPS) sebanyak 450 ml,
kemudian dilakukan pengenceran dengan memasukkan
sampel pada botol pertama (10-1) sebanyak 10 ml. Pada
botol pertama (10-1) diambil 10 ml yang telah diberi
larutan Buffer field phosphate (BPS) sebanyak 450 ml
lalu memasukkan ke dalam botol kedua(10-2) yang telah
diberi larutan Buffer field phosphate (BPS) sebanyak
450 ml. Pada botol kedua diambil 10 ml lalu
memasukkan ke botol ketiga (10-3) yang telah diberi
larutan Buffer field phosphate (BPS) sebanyak 450 ml.
selanjutnya semua botol ditambahkan media NA
kemudian dihomogenkan dan ditunggu sampai padat
lalu tabung yang telah terisi sampel diinkubasi selama
2x24 jam pada suhu 37oC dan diamati apakah terbentuk
gas pada tiap-tiap tabung. Terbentuknya gas
menandakan tes perkiraan positif.
2
2
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
Percobaan
Pemeriksaan Bakteri
4 Pada Air
A. TUJUAN
1. Untuk menganalisi bakteri yang terdapat pada air
2. Untuk mengetahui jumlah bakteri yang terdapat pada air
3. Untuk mengetahui jenis bakteri yg terdapat pada air
B. DASAR TEORI
Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup
untuk memenuhi segala kebutuhannya sehari-hari. Air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum,
memasak, mencuci dan lain-lain harus memenuhi
persyaratan kesehatan. Di Indonesia, air untuk keperluan
sehari-hari tersebut diatur dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 416 tahun 199 (Permenkes untuk air bersih,
air kolam renang, dan air pemandian umum) dan Keputusan
Menteri Kesehatan No 907 tahun 2012 (Kepmenkes untuk air
minum). Selain itu, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum menytakan air minum
dinyatakan aman bagi kesehatan apabila memenuhi
persyaratn fisika, mikrobiologis, kimiawi dan
radioaktif yang dimuat dalam
parameter wajib dan parameter tambahan. Oleh karena itu,
apabila air minum yang dikonsumsi masyarakat tidak sesuai
dengan kriteria tersebut makan air tersebut tidak layak
konsumsi.
D. PROSEDUR KERJA
8. Cara pengambilan sampel
Sampel air diambil . Pengambilan sampel
menggunakan plastik steril
9. Pembuatan Na
Media NA ditimbang sebanyak 4 gram, lalu
dimasukkan ke dalam gelas beker yang
telah berisi akuades 140 mL, kemudian dipanaskan pada
hotplate selama ± 15 menit,
150˚C. Media yang telah steril dituang kedalam cawan
petri (± 20 mL) dan didinginkan, bila telah mengeras
disimpan dalam lemari pendingin bersuhu 3˚C.
10. Persiapan sampel
Sampel air di ambil sebanyak 25 ml dari plastic
dan ditambahkan Buffer field phosphate (BPS) sebanyak
225 ml kemudian dihomogenkan sampai semua rata.
11. Pengenceran
3
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
pada suhu 37oC dan diamati apakah terbentuk gas pada tiap-tiap
tabung. Terbentuknya gas menandakan tes perkiraan positif.
3
Percobaan
Pemeriksaan Parasit
5 Pada Feses
Manusia
A. TUJUAN
Agus Kurniawan Putra, S.Pd, M.Si
Untuk mengetahui jenis parasit yang terdapat pada feses
manusia.
B. DASAR TEORI
Keterampilan klinik pemeriksaan tinja parasitologis
merupakan cara untuk mendeteksi keberadaan parasit dalam
tubuh serta mempunyai peran yang cukup penting sebagai salah
satu cara menegakkan diagnosis infeksi oleh parasit. Keterampilan
klinis ini sebagai penunjang pemeriksaan berbagai infeksi oleh
parasit; seperti infeksi protozoa usus, infeksi cacing usus yang
meliputin nematoda usus, trematoda usus, dan cestoda usus.
dentifikasi parasit dalam tinja
dan pembuatan preparat tinja sederhana. Beberapa penyakit
infeksi oleh parasite pada organ-organ selain usus, seperti hati,
paru serta beberapa sistem vaskuler dapat dideteksi
keberadaannya dengan pemeriksaan tinja.
C. ALAT DAN BAHAN
D. PROSEDUR KERJA
1. Pemeriksaan Makroskopis
a) Segera setelah spesimen diterima di laboratorium,
amati/periksa :
1. Konsistensi : padat/keras lunak/ lembek cair
2. Warna : hijau, coklat, kuning, pucat
3. Lendir : ada/ tidak (positif / negatif)
4. Darah : ada/ tidak (positif / negatif)
5. Makanan tak tercerna
6. Cacing
3
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
b) Spesimen yang mengandung darah dan lendir, harus
diperiksa lebih dahulu (prioritas I), kemudian diikuti
spesimen cair. Spesimen tersebut sering mengandung
trofozoit amuba (yang cepat mati setelah tinja dikeluarkan)
jadi harus diperiksa dalam waktu tidak lebih dari 1 jam
setelah tinja dikeluarkan oleh pasien. Spesimen yang
padat
/ keras dapat diperiksa kapanpun pada hari pertama tinja
dikeluarkan namun tidak boleh lebih dari 24 jam
(semalam) karena kista akan rusak.
3
trofozoit atau kista flagellata. Pengecatan
3
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
BMB berguna hanya pada spesimen segar yang belum
diawetkan. Pengecatan ini tidak bisa digunakan pada
spesimen yang sudah diawetkan
dimana organisme sudah terbunuh.
3
Tinja dengan lendir : jika terdapat lendir pada tinja,
berilah label pada sisi slide kedua dengan nama
pasien atau nomor pasien. Taruh satu tetes saline
pada slide, ambil sedikit lendir dan campurkan
dengan saline tersebut. Trofozoit, jika terlihat,
kadang-kadang lebih mudah ditemukan pada
lender daripada di tinja.
Cara pemeriksaan
1. Tempatkan slide sediaan pada mikroskop dan
gunakan fokus 10x
3
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
2. Atur cahaya agar mengarah pada sediaan. Anda
harus dapat melihat objek pada lapang pandang
dengan jelas. Terlalu banyak atau sedikit cahaya
akan kurang baik
3. Periksa seluruh lapang pandang sediaan dengan
perbesaran 10x. Awali dari pojok kiri atas kemudian
gerakkan slide secara sistematis ke kanan sampai
perifer kanan kemudian ke bawah, gerakkan slide
ke kiri sampai perifer kiri (zig-zag)
3
Percobaan
6
Pemeriksaan Parasit
Pada Feses Hewan
Nurqomaria, S.Si, M.Si
A. TUJUAN
Untuk mengetahui keanekaragaman endoparasit pada
unggas dan memandingkan hasil metode natif dan
pengapungan bersentrifugasi dalam pemeriksaan
endoparasit.
B. DASAR TEORI
Parasit merupakan organisme yang hidup untuk
sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan
organisme lain untuk mengambil makanan sebagian atau
seluruhnya dari organisme tersebut. Parasit terbagi atas dua
jenis, yaitu parasit yang hidup diluar tubuh inang atau
ektoparasit dan parasit yang hidup di dalam tubuh inang atau
endoparasit. Endoparasit yang terdapat di dalam tubuh
hewan umumnya merupakan endoparasit yang bersifat
patogen yang dapat menyebabkan sakit pada tunuhnya,
bahkan dapat menyebabkan kematian. Parasit-parasit
tersebut meliputi protozoa, helminthes (kelompok cacing),
arthropoda, fungi (jamur) dan virus.
Pemeriksaan endoparasit pada feses secara umum
dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu pemeriksaan
darah dan feses. Untuk pemeriksaan darah dapat dilakukan
dengan membuat preparat hapusan tebal dan tipis,
sedangkan untuk pemeriksaan feses dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain dengan pemeriksaan secara
langsung (natif), pengapungan dengan sentrifugasi, dan
pemeriksaan dengan pewarnaan.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunnakan adalah sendok plastik untuk
mengambil feses segar. Plastik steril penyimpanan sampel
3
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
feses, mikroskop cahaya, gelas ukur ukuran 25 ml, timbangan
analitik digital (ohaus). Gelas objek. Kaca penutup, ose,
tabung sentrifugasi ukuran 15 ml, alat sentrifugasi, sarung
tangan, tusuk gigi, kain kasa, pipet, gunting, gelas plastik
berdiameter 8 cm, masker, kamera.
Bahan yang digunakan adalah veses unggas, larutan
NaCl jenuh dan aquadest.
D. PROSEDUR KERJA
1. Pengambilan Sampel
Sampel diperoleh dengan cara pengumpulan feses
dari kandang unggas di pagi hari setelah unggas
melakukan defekasi dan keluar dari kangang. Berat
sampel yang diambil adalah 5 gram untuk masing-masing
spesies. Setiap sampel ditandai dengan waktu
pengambilan sampel dan penandaan kepemilikan feses
2. Persiapan Sampel
Sampel feses dari unggas ditimbang menggunakan
alat timbang. Masing-masing sampel ditimbang seberat
dua gram untuk pemeriksaan menggunakan metode natif
dan metode pengapungan dengan sentrifugasi. Sampel
yang telah ditimbang kemudian disimpan di dalam plastik
sampel dan diberikan keterangan pada kertas label
4
5. Pemeriksaan Menggunakan Metode Pengapungan
Dengan Sentrifugasi
Dua gram sampel dicampurkan dengan 10 ml
larutan NaCl jenuh dan dihomogenkan . setelah
homogen, larutan disaring menggunakan kain kasa
berukuran 10x10 cm dan dituang kedalam tabung
sentrifugasi. Tabung disentrifugasi selama 5 menit
dengan putaran 100x permenit. Setelah disentrifugasi,
larutan yang terdapat pada permukaan diambil
menggunakan ose dan diteteskan di atas gelas objek.
Kemudian ditutup dengan gelas penutup dan diperiksa
keberadaan dan jenis endoparasit di bawah mikroskop
4
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
6. Identifikasi
Endoparasit yang telah ditemukan kemudian
diidentifikasi untuk mengetahui jenisnya menggunakan
Atlas Parasitologi (Prianto et al, 2008. Hasil pemeriksaan
diidentifikasi hingga tingkat spesies dan dibuat
fotomikrograf dengan kamera untuk memudahkan
pengidentifikasian mengikuti cara yang dilakukan oleh
Dewi dan Nugrah (2007).
4
Percobaan
7
Koleksi, Pengawetan,
dan Penyimpanan
Serangga
Agus Krniawan Putra, S.Pd, M.Si
A. TUJUAN
Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam mengoleksi
spesimen, mengawetkan, membuat label, dan mengelola
spesimen awetan
B. DASAR TEORI
Serangga adalah kelompok hewan yang memiliki
keanekaragaman spesies tertinggi di dunia ini. Dari 1,82 juta
spesies tumbuhan dan hewan yang telah didiskripsikan di
dunia ini, serangga adalah kelompok terbesar dengan
prosentasenya ± 60 % (Pedigo, 1989).
Serangga mampu menyesuaikan diri pada berbagai kondisi
lingkungan sehingga hewan ini dapat sukses menjalani
kehidupannya.
lmu yang mempelajari khusus mengenai serangga
termasuk seluruh tahapan dari siklus hidupnya serta
perannya di alam disebut entomologi (entomos = irisan;
potongan, logos = ilmu), sedangkan orang yang mempelajari
serangga secara khusus disebut Entomologis. Filum yang
meliputi serangga disebut Arthropoda (arthros = beruas-
ruas, podos = tungkai). Serangga dapat hidup pada tempat
dengan kisaran yang luas. Sebagian besar hidup di daratan,
sebagian kecil penghuni air.
Serangga berperan penting dalam menggerakkan
energi melalui rantai dan jarring makanan. Dari semua
takson, diperkirakan 26 % merupakan serangga fitofag yang
mengkonversikan biomassa tumbuhan menjadi energi untuk
karnivora. Sekitar 31 % serangga adalah saprofag dan
serangga predator yang membentuk komponen jaring
makanan baik di lingkungan air maupun daratan. Jadi 57 %
4
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
dari serangga terlibat sebagai perantara dalam jaring
makanan, biasanya pada tingkatan trofik ke 2 dan ke 3. Selain
itu, serangga berperan penting sebagai polinator, parasitoid,
dan sumber makanan.
C. METODE KOLEKSI
Dalam mengoleksi (mengumpulkan) spesimen dapat
dilakukan dengan menggunakan jaring untuk serangga
terbang, jaring serangga air, payung penggoyang, aspirator,
pinset, perangkap malaise, perangkap sumuran (pitfall trap),
perangkap umpan, perangkap lampu, ayakan, kantong
winkler, perangkap nampan, bor tanah, pengasapan, dan
memungut. Dalam melakukan koleksi ini diperlukan alat-alat,
yaitu botol pembunuh, botol semprot, tabung koleksi, kuas
halus, pompa tetes, gunting, jarum pemilah, pisau, tas koleksi,
kertas papilot, kotak penyimpanan, kaca pembesar, sarung
tangan kulit, kantong blacu, dan peralatan perkebunan.
Tugas :
Persiapkan bahan dan peralatan untuk koleksi.
Koleksi berbagai ordo serangga dengan
menggunakan peralatan yang sesuai.
Alat untuk mengoleksi rerangga
4
D. Pembunuhan, Pengawetan, dan Pelabelan
4
kali, tiap kali mencuci spesimen dibiarkan setidak-tidaknya 5
menit dalam air. Setelah pencucian terakhir buang akuades,
dan beri asam cuka glasial secukupnya (kedalaman 1 cm) dan
biarkan selama 2-3 menit. Buang (diisap pakai pipet) asam
cuka itu dan diganti dengan asam cuka yang sama dan
biarkan spesimen selama 2-3 menit dan setelah itu buang
asam cuka. Tambahkan minyak cengkeh sebagai penjernih,
biarkan spesimen
selama 20-30 menit hingga jernih. Pindahkankan 1-2
kutudaun yang sudah jernih ke gelas objek yang sudah
ditetesi balsam kanada encer. Secepatnya atur spesimen
(bagian dorsal di atas dan tungkai dan antena membentang
ke luar. Celupkan gelas penutup dalam xylen dan langsung
letakkan gelas penutup di atas tetesan balsam kanada pelan-
pelan, supaya balsam dapat meluas tanpa ada gelembung
udara. Keringkan slide dalam oven dengan suhu 50 oC selama
satu minggu.
Tugas:
4
E. Penyimpanan
Tugas 4
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
Siapkan Peralatan yang akan digunakan untuk
menyimpan koleksi kering dan basah
5
Daftar Pustaka
Freeman, A.S., M.K. John, C. Chloe, L.D. Shatoon & W.B. Karesh,
(2004). Endoparasites of western lowland gorillas (Gorilla
gorilla dorilla) at Bai Hokou, Central African Republic. Journal
of wildlife dieses, 40 (4); 775-781.
5
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW
Kesumawati, U. 1990. Teknik Penanganan Spesimen
Laboratorium Sederhana Ektoparasit. Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor. 17 hal
Taylor, M.A., R.L. Coop & R,L. Wall. (2007) Veterinary parasitology.
3rd ed. Blackwell Publishing Ltd. Oxford; xxvi+874 hlm.
5
Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI. Cibinong. 230
hal.
5
Penuntun Praktikum Biologi
Lingkungan D3 Sanitasi UMW