Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau
Praktikan, dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di
laboratorium Mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan
terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat
sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan
yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang
tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan
praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat
yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan
peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda
(Tandra, 2013).

Pengenalan alat ini sangat penting demi kelancaran praktikum


kita selanjutnya. Dalam sebuah praktikum, tentu saja praktikan tidak
dapat secara langsung menggunakan alat-alat yang akan digunakan
dalam praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang cukup untuk menggunakannya (Tandra, 2013).

Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara


menggunakan alat – alat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan
mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat
dari kesalahan praktikan.
B. Tujuan Pecobaan
Agar mahasiswa mengenal alat praktikum yang akan digunakan dalam
mikrobiologi dan dapat menggunakannya secara benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang


mikroorganisme yang  tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk 
meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam
meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara – cara khusus untuk
mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk
meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu
diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui
cara penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan penelitian unutk
memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).

Alat – alat yang digunakan dalam  penelitian harus dalam keadaan


steril atau bebas dari kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya
pengetahuan tentang cara – cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan
karena alat – alat yang digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda
(Dwidjoseputro, 2003).

Laboratorium, seperti layaknya tempat bekerja harus dapat


memberikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan kepada semua orang
yang bekerja didalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri.
Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang
laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur pengoperasian baku
yang memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 )
dilaboratorium, adanya ventilasi dan perlengkapan pelindung yang
berfungsi baik, adanya penataan dan pengelolaan bahan kimia dan
peralatan laboratorium, serta adanya prosedur pengolahan limbah
laboratorium (Day & Underwood, 1998).
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus
mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam
melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita
dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di
laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat
sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara
kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang
analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik.
Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen
panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).

Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan


suatu alat, alat yang digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah
gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang
tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu
contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik
dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas dari
kesalahan (Rohman, 1998).

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan


kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat
digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri
dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,
dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya
diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph (Rohman, 1998).

Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat


menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan
prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-
alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum
biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan
khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan
(Rohman,1998).

      Menurut (Millati, 2010), Pada laboratorium mikrobiologi ada


beberapa alat yang umum digunakan dan harus dikenal serta diketahui cara
penggunaannya, yang antara lain :

1. Autoklaf
2. Batang pengaduk
3. Beaker glass
4. Bunsen / Lampu spiritus
5. Cawan Petri  
6. Colony counter
7. Gelas ukur
8. Hotplan stirrer
9. Indikator
10. Kawat ose
11. Lemari pendingin
12. Labu erlemeyer
13. Mikroskop
14. Mikropipet
15. Neraca analitik                                                          
16. Oven 
17. Pinset
18. Pipet tetes
19. Pipet ukur
20. Tabung burham
21. Tabung reaksi
22. Tip/ujung mikropipet
23. vortex
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 ALAT

3.1.2 Alat
1) Mikroskop
2) Autoklaf
3) Cawan Petri
4) Colony Counter
5) Tabung Durham
6) Hotplate Strirrer
7) Inkubator
8) Kawat Ose
9) Timbangan Analitik
10) Lemari Pendingin
11) Mikropipet
12) Oven
13) Tip/ Ujung Mikropipet
14) Vortex
15) Pinset
16) Tabung Reaksi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

PENGENALAN ALAT

No. Gambar Nama alat Fungsi Cara


menggunakannya

1. Autoklaf Digunakan untuk 1) Dibuka penutup


sterilisasi autoklaf
alat,bahan atau 2) Diisi air sampai
media tertentu batas yang
dengan ditentukan
menggunakan uap 3) Dimasukkan
panas pertekanan. alat/bahan yang
akan di sterilkan
kedalam keranjang
khusus
4) Ditutup autoklaf
5) Dihubungkan
autoklaf ke sumber
listrik
6) Diatur suhu dan
waktu sterilisasi
7) Diturunkan
tekanan dari
autoklaf kemudian
di buka penutup
autoklaf
8) Dikelurkan
alat/bahan yang
telah steril.

2. Batang Digunakan untuk 1) Dimasukan batang


pengaduk mengaduk larutan pengaduk kedalam
larutan yang akan
dicampurkan

3 Beaker Digunakan untuk 1) Dimasukan larutan


glass menuang, 2) Dipanaskan
membuat dan larutan dengan
mendidihkan water baht
3)

4. Bunsen / La Digunakan untuk 1 1) Diisi wadah


mpu memanaskan dengan spirtus
spiritus medium dan hingga ¾ ukuran
mensterilkan wadah
jarum mokulasi 1) Dinyalakan bunsen
dan alat-alat yang 2) Dimatikan nyala
terbuat dari api setelah
platina dan digunakan dengan
nikrom seperti cara langsung
jarum platina dan ditutup sumbu dan
ose jangan mematikan
bunsen dengan
cara meniup nyala
api.

5. Cawan petri   Digunakan untuk 1) Disterikan cawan


mereaksikan dua sebelum digunakan
atau lebih larutan/ 2) Dituang media
bahan kimia kedalam sebanyak +
¼ volume cawan
dan biarkan media
mengeras.

6. Colony Digunakan untuk 1) Dihubungkan kabel


Caunter menghitung power kesumber
jumlah koloni listrik
bakteri 2) Ditekan tombol di
sebelah kiri
belakang sampai
lampu colony
caunter menyala
dari stabil
3) Diletakan cawan
petri dengan posisi
terbalik
4) Ditekan tombol set
agar angka pada
display
menunjukkan
angka
5) Dihitung jumlah
kolony mikroba
dengan menekan
koloni yang terlihat
6) Dihitung jumlah
yang tertera pada
display
menunjukkan
jumlah koloni yang
telah dihitung

7. Gelas Ukur Digunakan untuk 1) Dituangkan larutan


mengukur volume sampai tanda batas
cairan larutan miniskus, untuk
miniskus atas untuk
warna dan minikus
bawah

8. Hotplan Dingunakan 1) Dicolokkan kabel


Stirrer Untuk pada sumber listrik
menghomogenkan 2) Dimasukkan stirrer
larutan dan dalam wadah yang
memanaskan terdapat larutan
3) Diletakan tepat
dibagian tengah
papan besi dengan
hati-hati
4) Diatur tombol laju
berputarnya
hotplan
5) Diubah tombol
dis3belah kiri
untukmengatur
suhu
6) Disesuaikan
dengan kebutuhan
untuk waktu
penggunaan
7) Dimatikan tombol
kecepatan dan suhu
8) Diambil stirrer dari
larutan yang telah
homogen
9) Dicuci dan
diletakan

9. Incubator Digunakan untuk 1) Dicolokkan kabel


mengingkubasi indikator pada
mikroba pada sumber daya listrik
suhu tertentu. Dan 2) Disiapkan sampel
juga penumbuhan yang akan
bakteri jamur dan diindikasi
penyimpanan. kemudian diletakan
Pengembabiakan pada rak dalam
murni pada suhu ruang incubator
rendah. kemudian ditutup
pintu incubator
3) Ditekan tombol
POWER pada
posisi ON, maka
alat akan langsung
menyala ditandai
dengan display
menyala
4) Disiapkan sampel
yang akan
diinkubasi
kemudian
diletakkan pada rak
dalam ruang
inkubator
kemudian ditutup
pintu incubator
5) Diset TIMER
dengan memutar
tombol TIMER
sesuai waktu yang
diinginkan
6) Dimatikan alat
dengan menekan
kembali tombol
POWER pada
posisi off
7) Dilepaskan colokan
pada sumber daya
listrik.
10. Kawat ose/ Digunakan untuk 1) Dilakukan sterilisasi
loop menanam bakteri dengan nyala api
sengkelit dengan cara sebelum
digores. menggunakan
kawat ose
2) Dibiarkan beberapa
saat sampai kawat
mendingin
3) Disentuhkan pada
bagian mikroba
kemudian
menggosokkan pada
kaca preparat untuk
diamati.

11. Lemari Digunakan untuk 1) Ditubungkan alat


Pendingin menyimpan dengan arus listrik
media atau bahan 2) Diatur suhu lemari
spesimen agar isi pendingin sesuai
dan mutu tidak kebutuhan
berubah. 3) Disimpan bahan
dan jangan
melakukan
penyimpanan bahan
jika suhu lemari
belum stabil.
12. Labu Digunakan untuk Diletakan dalam buret
erlemeyer ditempat larutan kemudian digojlok
yang dititrasi secara perlahan.
dalam analisa
volumetric.

13. Mikroskop Digunakan untuk 1) Diletakan


mengamati mikroskop pada
mikroarganisme permukaan bersih
yang sangat kecil dan datar
ukurannya. 2) Diputar lensa
objektif sampai
pembesaran rendah
berada diatas meja
mikroskop
3) Disiapkan slide
mikroskop
a) Dicuci tangan
sebelum memulai
b) Digunakan
kacaprepara
c) Diletakan kaca
preparat pada meja
mikroskop
d) Dicuci kaca
preparat
e) Dinyalakan
mikroskop
4) Diatur fokus
mikroskop
a) Diatur fokus pada
lensa objektif.
b) Diatur fokus pada
kaca preparat
menggunakan
pengatur fokus dan
diagragma.

14. Mikropipet Digunakan untuk 1) Diambil mikropipet


mengaduk sebelum digunakan
senyawa kimia thumb knob
yang ada dalam sebaiknya ditekan
tabung reaksi atau berkali-kali untuk
wadah. memastikan
lancarnya
mikropipet
2) Dimasukan tip
bersih ke dalam
Nozzle/ ujung
mikropipet
3) Ditekan thumb
knob sampai
habatan pertama/
first stop, jangan
ditekan lebih
kedalam lagi
4) Dimasukkan tip ke
dalam cairan
selama 3-4 mm
5) Ditahan pipet
dalam posisi
verbikel kemudian
lepaskan tekanan
dari thumb knob
maka cairan akan
masuk ke tip
6) Dipindahkan ujung
tip ketempat
penampung yang
diinginkan
7) Ditekan thub knob
sampai hambatan
kedua/ second stop
atau tekanan
semaksimal
mungkin maka
semua cairan akan
keluar dari ujung
tip.

15. Neraca Menimbang 1) Diletakan


analitik padatan timbangan dalam
keadaan datar
2) Dihubungkan alat
denagn arus listrik
3) Disiapkan baan
padat yang akan
ditimbang
4) Dibuka perlahan
salah satu sisi kaca
timbangan dan
letakan wadah
untik menimbang
dapat berupa cawan
arloji atau kertas
perkamen
5) Direset timbangan
dengan menekan
tombol tare, maka
digit timbangan
akan kembali ke 0
6) Ditimbang secara
perlahan bahan
sesuai kebutuhan
7) Dimatikan alat dan
bersihkan dari debu
ataupun sisi bahan
dan dicabut
colokan

16. Oven  Digunakan untuk 1) Dihubungkan


sterilisasi dengan dengan sumber
metode panas listrik
kering. 2) Dimasukkan
alat/objek yang
akan di keringkan
diatur dengan rapi
lalu ditutupi pintu
dengan rapat
3) Dihidupkan alat
dengan menekan
tombol ON, lampu
indikator akan
menyala (merah
dan kuning)
4) Diatur temperatur
suhu dari waktu
yang diinginkan
Diatur waktu
secara otomatis
kembali ke nol
5) Dibiarkan alat/
objek dingin, lalu
dikeluarkan bahan
dan alat yang
disterilkan/
dikeringkan.

17. Pinset Digunakan untuk 1) Dijepit benda


mengambil benda yang akan di
dengan menjepit. ambil pada ujung
pinset
2) Ditekan bagian
tegah pinset agar
penggunaan pinset
lebih kuat.
18. Pipet tetes

19. Pipet ukur Digunakan untuk Disedot menggunakan


mengukur cairan/ filler hingga tanda
larutan batas.

20. Tabung Alat ini berukuran 1) Ditempatkan pada


burham kecil, ditempatkan tabung reaksi
pada tabung dengan posisi
reaksi yang telah terbalik.
berisi cairan
pertumbuhan
mikroorganisme
dan zat indikator
yang dapat
memadai
terjadinya
perubahan warna
karena adanya
perubahan derajat
keasaman dan gas
yang dihasilkan.

21. Tabung reaksi Digunakan untuk 1) Disterilkan alat


mereaksikan dua yang akan
atau lebih larutan/ digunakan untuk
bahan kimia melakukan
percobaan
2) Dimasukkan
tabung reaksi
yang telah
disterilkan pada
rak tabung reaksi
3) Dimasukkan
bahan yang akan
direaksikan pada
tabung reaksi
4) Diisi tabung
dengan media
sebanyak ½
ukuran tabung,
dan letakan
tabung dengan
posisi miring.

22. Tip/ujung Digunakan 1) Dimasukan tip


mikropipet sebagai bagian bersih kedalam
dari mikropipet nozzle/ ujung
untuk mikropipet
memindahkan 2) Ditekan thumb
larutan dalam knob sampai
jumlah kecil habatan pertama/
first stop jangan
ditekan lebih ke
dalam lagi
3) Dimasukan tip ke
dalam cairan
sedalam 3-4 mm
4) Ditahan pipet
dalam posisi
vertikal kemudian
lepaskan tekanan
dari thumb knob
maka cairan akan
masuk ke tip
5) Pindahkan ujung
tip ketempat
penampung yang
diinginkan
6) Ditekan thumb
knob sampai
hambatan kedua
second stop atau
tekanan
semaksimal
mungkin maka
cairan akan keluar
dari ujung tip.

23. Vortex Digunakan untuk 1) Diletakkan tabung


mengaduk reaksi pada lubang
senyawa kimia tempat tabung
yang ada dalam 2) Ditekan tombol
tabung reaksi atau POWER
wadah 3) Diletakan tabung
dengan tepat.

B. Pembahasan
Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dalam
laboratorium dan dijelaskan juga fungsi , cara penggunaan alat serta
prinsip kerjanya masing-masing. Alat-alat yang digunakan dalam
melaksanakan praktikum terbagi atas 3 macam alat yaitu alat elektri, gelas
dan non gelas.

Alat-alat elektrik yang digunakan yaitu inkubator adalah alat yang


berfungsi untukmenginkubasi mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini
dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu
untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70 OC.
Inkubator memiliki prinsip kerja yaitu dengan memasukan atau menyimpan
biakanmurni mikroorganisme, kemudian mengatur suhunya, biasanya
hanya dapat diatur diatas suhu tertentu.
Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium
mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat
struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Mikroskop yang tersedia memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas
dari beberapa kali hingga ribuan kali. Mikroskop memiliki prinsip kerja
yakni dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga
lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya,
terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan
menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dan di perbesar oleh mata
pengamat. Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan
terhadap panas. Digunakan pada sterilisasi udara kering dengan
membebaskan alat-alat dari segala macam kehidupan (mikroba) tanpa
kelembaban. Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan alat-alat
yang telah dibungkus dengan kertas yang akan disterilkan ke dalam
oven dan menyusunnya pada rak.
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas
bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2
atm dan dengan suhu 121oC (250oF). prinsip kerja alat ini yaitu dengan
menggunakan uap air panas bertekanan untuk membunuh dan
menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada alat atau bahan
yang akan digunakan dalam praktikum atau percobaan.
Coloni counter berfungsi untuk menghitung koloni mikrobia dalam
kulit. Cara menggunakannya yaitu setelah ON menyimpan cawan petri
didalamnya yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung,
mengatur alat penghitung pada posisi 000 dan mulai menghitung dengan
menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
Fungsi dari alat ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari bakteri.
Kulkas/ lemari pendingin yaitu suatu alat elektronik yang digunakan
untuk menyimpan bahan atau alat yang telah disterilisasi dengan proses
pendinginan. Prinsip kerjanya yaitu, mengawetkan mikroba/medium
sesuai pada suhu yang diinginkan. Hot plate berfungsi untuk
memanaskan larutan dan mencairkan media yang padat.
Alat-alat gelas seperti tabung reaksi yang berfungsi sebagai media
pertumbuhan dan penampungan cairan lainnya seperti pelarut selain itu
juga dapat dapat diisi dengan media padat, prinsip kerjanya yaitu pada
waktu memanaskan media yang ada didalam tabung reaksi, tabung reaksi
harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut tabung
jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain.
Tabung reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutup
dengan kapas atau alumunium foil. Tabung reaksi membutuhkan rak
tabung reaksi yang pada umumnya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai
tempat menyimpan tabung reaksi.
Selain itu, dibutuhkan alat penjepit yaitu gegep, prinsip kerjanya
yaitu menjepit tabung reaksi ketika di panaskan dan cara menggunakannya
adalah dengan menekan pemegang penjepit kemudian menjepit tabung
dengan lubang yang ada dtengah penjepit.
Tabung durham prinsip kerjanya yaitu tabung durham dicuci,
kemudian diisi dengan medium yang terdapat pada tabung reaksi dengan
mikropipet, atau dapat juga ditancapkan (secara terbalik) ke medium yang
mengandung mikroba. Fungsinya adalah untuk menampung atau menjebak
gas yang terbentuk akibat dari metabolisme pada bakteri yang diujikan.
Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar
rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan
kultur media. Prinsip kerjanya yaitu medium dapat dituangkan ke cawan
bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
Pembakar bunsen / pembakar Spirtus, prinsip kerjanya yaitu dengan
menyalakannya dengan membakar bagian sumbu (pada pembakar
spirtus) dengan korek api atau dengan memberiapi pada bagian atas
(dari pembakar bunsen yang berbahan bakar gas). Bunsen ini ada yang
berbahan bakar gas atau methanol. Fungsi untuk menciptakan kondisi
yang steril. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam
pola aliran udara tersebut. ini dapat digunakan untuk mensterilkan jarum
ose atau yang lainnya.
Alat-alat non gelas yang digunakan yaitu pinset prinsip kerjanya
adalah menjepit benda yang akan diambil atau dipindahkan. Fungsi
untuk mengambil benda dengan menjepit, misalnya saat memindahkan
cakram antibiotik. Batang L, prinsip kerjanya yaitu dengan menggunakan
bagian yang berbentuk L untuk menyebarkan permukaan cairan. Jarum ose
adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang
berbentuk lurus dan ada pula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan
atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan
kembali. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia
kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan di atas maka bisa disimpulkan
bahwa alat-alat yang digunakan pada praktikum mikrobiologi terbagi
tiga bagian diantaranya Alat-alat elektrik yaitu autoklaf, colony counter,
incubator, mikroskop, neraca analitik dan oven. Selanjutnya alat-alat
gelas seperti cawan petri, gelas objek, pembakar Bunsen, tabung
durham, dan tabung reaksi. Alat non-gelas yaitu batang L, jarum
ose, pinset, rak tabung, sendok tanduk.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu
sebaiknya pada percobaan selanjutnya terlebih dahulu praktikan
diperkenalkan dan kegunaan alat-alat yang akan dipakai pada percobaan
selanjutnya agar tidak kesalahan lagi dan bisa berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta.
Safitri,M.F dan Swarastuti, A., 2011, Kualitas Kefir Berdasarkan
Konsentrasi Kefir Grain. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol 2(2).
Selian , L.S., Warganegara, E dan Apriliana, E., 2013, Uji Most
Probable Number (MPN) dan Deteksi Bakteri Koliform Dalam
Minuman Jajanan yang dijual Di Sekolah Dasar Kecamatan Sukabumi
Kota Bandar Lampung ; ISSN 2337-3776
Zahid, M., 2010, Pemilihan Bahan Kimia yang Tepat Untuk Dekontaminasi
Di Dalam Laboratorium. Ulasan Ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai