Anda di halaman 1dari 4

RESUME PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM


Hari / Jam Praktikum : Rabu / 13.00– 15.50
Tanggal Praktikum : 10 Maret 2021
Shift/Kelompok : C/3
Asisten : 1. Julieta Mega Priyani
2. Ajeng Pristicha Putri

NATASHYA PARAMESWARI

260110200036

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS DAN ANALISIS FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR
2021
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

1. Penggunaan Timbangan Analitik


Pada umumnya alat yang digunakan untuk penimbangan suatu zat
yang memiliki massa yang sangat ringan dan diperlukan ketelitian adalah
timbangan analitik . Timbangan analitik ini merupakan salah satu alat yang
sering dijumpai di laboratorium.. Timbangan ini memiliki kemampuan
maksimum sekitar 300 miligram dalam sekali penimbangan.
Untuk melakukan penimbangan dnegan timbangan analitik ini,
pertama-tama tempatkan dahulu timbangan analitik. Pastikan timbangan
analitik ini berada pada permukaan yang rata. Selain itu juga, sebisa mungkin
jangan tempatkan dekat dengan pintu masuk, ventilasi udara ataupun dekat
dengan AC. Hal ini disebabkan, timbangan analitik ini memiliki kesensitifan
yang sangat tinggi, dikhawatirkan adanya angin dari sumber-sumber tersebut
dapat mempengaruhi hasil penimbangannya.
Kemudian setelah berada pada posisi yang tepat, maka langkah
selanjutnya adalah memastikan air bubble agar berada di tengah-tengah
lingkaran yang hitam pada timbangan. Air buble ini sebagai tanda bahwa
timbangan telah berada pada posisi yang tepat. Jika belum, maka putarlah
pengaturan pada kaki timbang hingga air buble berada ditengah. Kemudian
pasangkan sambungkan aliran listrik pada timbangan, dan diamkan terlebih
dahulu. Hal ini agar timbangan mencapai suhu operasionalnya,.
Kemudian mulailah menimbang. Biasanya untuk penimbangan zat
yang kurang dari 5 gram akan digunakan kertas perkamen. Namun, bila zat
yang akan ditimbang memiliki sifat higroskopis maka akan digunakan gelas
arloji. Kertas perkamen yang akan kita pakai, terlebih dahuliu dilipat untuk
mencegah zat didalamnya tumpah. Kemudian letakkan kertas diatas
timbangan. Ketika telah keluar hasil timbangannya, langkah selanjutnya
adalah nolkan timbangan dengan cara menekan tombol tare yang ada pada
timbangan.
Setelah itu ambil kembali kertas perkamen, dan masukkan zat yang
akan ditimbang . Kemudian masukkan kertas perkamen bersama dengan zat ke
dalam timbangan dan tutup pintu pintu timbangan. Kemudian lihat angka
yang tertera pada display timbangan. Tunggu hingga angka tersebut tidak
berubah, barulah catat.
Setelah menggunakan timbangan,, maka lepaskan aliran listrik,
Kemudian piring timbangan dilepaskan terlebih dahulu dan dibersihkan
dengan alat yang halus seperti kuas. Setelah dipastikan bersih, pasang kembali
piring timbangan.

2. Penggunaan Bulb Pipette

Bulb pipet meruapkan alat khusus yang berfungsi mengukur larutan yang
perlu dipindahkan dari satu tempay ke tempat lainnya. Bulb pipet ini sendiri
pada dasarnya mirip dengan pipet lainnya, namun terdapat alat khusus yang
digunakan yaitu bulb. Bulb ini sendiri memiliki 3 bagian yaitu A (air), S
(suction), dan E (empty).
Bagian-bagian bulb ini juga memiliki fungsinya masing-masing. Bagian A
berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terkandung dalam bulb pipetnya..
Bagian S berfungsi untuk menyerap zat, biasanya dalam bentuk larutan, yang
akan dipindahkan. Sedangakan E berfungsi untuk mengeluarkan larutan yang
telah diambil.
Penggunaan bulb pipet, pertama-tama kosongkan/ keluarkan udara yang
terdapat didalam bulb pipet. Kemudian setelah itu barulah tempelkan atau
pasangkan bulb ke pipet. Kemudian pipet dimasukkan ke dalam tempat
larutan berada. Kemudian tekan S, sehingga larutan masuk ke dalam pipet.
Tempatkan pipet ke dalam tempat yang akan dituju.Keluarkan larutan dengan
menekan tombol E. Ketika mengeluarkan larutan, terdapat sedikit larutan yang
tertinggal di ujung pipet. Maka dari itu, letakkan pipet di dinding wadah agar
keluar dan selebihnya jangan memaksakan supaya sisanya dapat dikeluarkan.
3. Penggunaan Glassware

Glassware yang pertama adalah gelas beker. Gelas beker ini memiliki fingsi
untuk menampung larutan, atau padatan, melarutkan, mencampurkan. Tak jarang
pula dapat dipakai utnuk proses pemanasan dalam preaprasi sampel. Pada gelas
beaker juga tercantum ukuran volume mulai dari 50 ml hingga 500 ml. Namun
ukuran ini tidak dianjurkan dipakai ketika membuat larutan dengan konsentrasi
yang harus tepat. Hal ini dikarenakan gelas beaker cenderung memiliki
keakurasian yang rendah.
Pengukuran volume lebih baik dengan menggunakan gelas ukur. Gelas ukur
ini sendiri memiliki diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan beaker glass
dan cenderung lebih tinggi. Gelas ukur sendiri bisa digunakan baik untuk
mengukur volume benda yang tidak beraturan seperti batu, maupun unutk
mengukur volume gas. Gelas ukur tidak boleh digunakan untuk pemanasan
karena akan mengurangi tingkat keakurasian pengukuran volume.
Alat laboratorium lainnya yang dapat digunakan untuk menampung,
melarutkan, mencampurkan, dan memanaskan adalah Erlenmeyer. Alat ini
memiliki leher yang bentuknya seperti silinder, namun bagian bawahnya
berbentuk seperti kerucut. Leher yang berbentuk demikian berdungsi untuk
meminimalisir adanya penguapan. Selain itu Erlenmeyer merupakan alat yang
digunakan dalam titrasi, sehingga lehernya dapat meminimalisir keluarnya zat-zat
pentiter yang diteteskan, yang nantinya akan mempengatuhi hasil titrasi.

Selanjutnya ada tabung reaksi yang biasanya digunakan untuk


mereaksikan zat yang berjumlah sedikit. Bentuknya yang kecil serta kurus ini
cocok digunakan dalam pengamatan dalam analisis kualitatif seperti perubahan
warna pada suatu reaksi, maupun pada proses terbentuknya endapan. Selain itu
tabung reaksi dapat digunakan untuk proses pemanasan.

Anda mungkin juga menyukai