PENGENCERAN LARUTAN
Disusun Oleh :
NPM : A1D018059
Kelompok : 3 (Tiga)
Pertemuan : 2 (Kedua)
Amini (A1D015030)
UNVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1.1 Alat
2.1.2 Bahan
- Larutan Fruktosa 6 M
- Aquadest 10 ml dan 50 ml
- Larutan A 96%
A. Pembuatan Larutan
1. Dihitung massa larutan menggunaka rumus Molaritas (n)
2. Diukur bahan menggunakan pipet volume dan di letakkan ke gelas kimia
3. Dicampurkan bahan yang telah diukur dengan aquadest sampai 50 ml.
B. Pengenceran Larutan
1. Diletakkan larutan Fruktosa 6M di dalam gelas kimia
2. Ditambahkan 2M, 2,5M, dan 1,5M Larutan A dengan gelas kimia yang berbeda
3. Diaduk larutan tersebut
4. Ditambahkan Aquadest sampai 10 mlC.
C. Persentase Larutan
1. Disiapkan larutan Etanol 35% dan Larutan a 96%
2. Dicampurkan kedua larutan tersebut
3. Dihitung menggunakan rumus persentase larutan.
BAB III
3.2 Pembahasan
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pengenceran selalu terjadi, misalnya ketika ibu
sedang memasak di dapur, apabila sayur yang disiapkan ternyata terlampui asin, maka ibu
kembali menambahkan air ke dalam sayur tersebut. Demikian juga ketika kita mempersiapkan
air teh manis, kadang-kadang yang kita persiapkan terlampau manis sehingga kita akan
menambahkan air ke dalamnya atau sebaliknya, air teh yang kita persiapkan kurang manis,
sehingga kita menambahkan gula ke dalamnya. Dari dua kejadian di atas dapat kita ambil
kesimpulan bahwa pengenceran adalah berkurangnya rasio zat terlarut di dalam larutan akibat
penambahan pelarut. Sebaliknya pemekatan adalah bertambahnya rasio konsentrasi zat terlarut di
dalam larutan akibat penambahan zat terlarut. Dalam laboratorium kimia selalu terjadi kegiatan
pengenceran. Umumnya tersedia zat padat atau larutan dalam konsentrasi yang besar atau
dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Sehingga menyiapkan larutan atau mengencerkan zat
menjadi kegiatan rutin (Zulfikar, 2010).
Dalam dunia analis atau penelitian, pengenceran larutan sudah sangat familiar dan mudah
untuk di lakukan. Tapi dimana ada kemudahan pasti ada kesusahan, masih banyak yang baru
memasuki dunia tersebut sehingga masih belum mengerti mengenai teknik pengenceran. Baik
caranya maupun perhitungannya (Krisnadwi, 2013). Pengenceran dapat dilakukan dengan
menambahkan aquadest ke dalam larutan. Selain itu, pengencerandapat dilakukan dengan cara
terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Rumus
pengenceran menurut Gunawan (2004) yaitu :
M1V1=M2V2
Ket:
M1 = molaritas awal larutan V1 = volume awal larutan
M2 = molaritas akhir larutan V2 = volume akhir larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua atau lebih zat yang terdisfersi baik
sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa
gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute,
relative terhadap jumlah pelarut, sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung
sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent ( pelarut ) adalah medium
dalam mana solute terlarut ( Baroroh.2004 ). Sedangkan pembuatan larutan adalah suatu cara
mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu.
Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara
tergantung pada tujuan penggunaannya. Hal ini sejalan dengan literatur bahwa Pembuatan
larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan
konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di
lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan
untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume,
atau sebagainya (Faisal,2013).
Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas.
Molaritas, persen berat, persen volume, atau sebagainya Dalam dunia kimia, larutan adalah
campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya sedikit didalam
larutan disebut zat terkarut atau solut, sedangkan jumlahnya yang lebih banyak dari pada zat-zat
lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi. Contoh larutan yang umum sering di jumpai
adalah padatan yang di lakukan dalam cairan. Seperti garam atau gula yang dilarutkan dalam air.
Gas dapat pula dilakukan dalm cairan. Setelah itu, airan dapat pula larut dalam cairan lain,dan
gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloy dan mieral tertentu. Dalam
pembutan larutan, dapat diketahui reaksi reaksi apa saja yang terjadi jika zat terlarut dan zat
pelarut saling bercampur membentuk larutan. Reaksi-reaksi yang muncul itu tidak hanya terjadi
dalam labotarium namun juga bisa terjadi dialam kita. Sehingga percobaan ini juga sangat erat
kaitannya dengan keterampilan dasar dalam bekerja di labotarium kimia.
Pada percobaan pertama dengan menggunakan Fruktosa 6M, Larutan A 2M, Larutan B
2,5M, Larutan C 1,5M, Aquadest 10 ml dan 50 ml, Larutan Etanol 35% dan larutan lain 96%.
Pada percobaan menggunakan pembuatan larutan, pengenceran larutan dan pecampuran larutan
dalam persentase. Percobaan pertama kami membuat larutan dengan Larutan Fruktosa 6M
sebanyak 50 ml Aquadest. Kemudian kedua larutan tersebut di campurkan dan diaduk terlebih
dahulu. Setelah itu hasil larutan bening dan tidak terdapat endapan. Lalu dihitung menggunakan
rumus molaritas dan hasilnya adalah 54 gr + Aquadest ~ 50 ml.
Pada percobaan kedua dengan melakukan pengenceran larutan A 2M, B 2,5M dan C
1,5M dengan ketiganya aquadest mencapai 10 ml. Larutan A dicampur dengan larutan Fruktosa
6M sampai aquadest 10 ml. Lakukan hal yang sama pada larutan ketiga. Hasilnya, yaitu dari
ketiga pengenceran larutan adalah larutan bening dan tidak terdapat endapan. Kemudian jika
dihitung dengan rumus pengenceran maka hasilnya larutan A adalah 3,3 ml + Aquadest ~ 10
ml, Larutan B adalah 4,16 ml + Aquadest ~ 10 ml dan Larutan C adalah 2,5 ml + Aquadest ~
10 ml.
Pada percobaan yang terakhir dengan menggunakan pencampuran Larutan Alkohol yaitu
etanol 35% dan Larutan lainnya 96%. Seperti pada percobaan sebelumnya, kedua larutan
dicampur menjadi satu dan menghasilkan larutan yang bening. Kemudain jika dihitung
menggunakan rumus persentase larutan maka hasilnya yang diperoleh adalah 36 ml + Aquadest
~ 10 ml.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah Pada praktikum ini dibutuhkan pemahaman prosedur kerja
dan ketelitian dalam menghitung dan menimbang bahan. Oleh karena itu pemahaman dan
ketelitian perlu di tingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh,umi. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Banjar Baru : Universitas lambung mangkurat
Brady, J.1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara
Faisal, Muhammad. 2013. Pembuatan Larutan. http://muhammadfaisal-
sakura.blogspot.com/2013/02/laporan-kimia-pembuatan-larutan_8970. Html. (Di akses
14 Mei 2019)
Gunawan,adi dan Roeswati.2004.Tangkas Kimia. Surabaya : Kartika
Krisnadwi, 2013. Cara Mengencerkan Larutan. (online) (http://bisakimia.com/2013/09/20/
cara-mengencerkan-larutan/. (Diakses 14 Mei 2014)
Lampiran
1. Rincian Perhitungan
Jawab:
Molaritas (n)
𝑛
M=𝑣
𝑔𝑟/𝑚𝑟
M=
𝑉
gr = M . Mr . V
Gr = 6 . 180 . 0,05
= 54 gr + Aquadest ~ 50 ml
a. 2M sebanyak 10 ml
b. 2,5M sebanyak 10 ml
c. 1,5M sebanyak 10 ml
Jawab:
a. M1 = 6 M
V1 = ?
M2 = 2M
V2 = 10 ml
M1 . V1 = M2 . V2
6M . V1 = 2M . 10 ml
6V1 = 20M
20
V1 = 6
= 3,3 ml ~ Aquadest 10 ml
b. M1 = 6M
V1 = ?
M2 = 2,5M
V2 = 10 ml
M1 . V1 = M2 . V2
6M . V1 = 2,5 . 10
6V = 25
V1 = 4,16 ~ Aquadest 10 ml
c. M1 = 6M
V1 = ?
M2 = 1,5 M
V2 = 10 ml
M1 . V1 = M2 . V2
6M . V1 = 1,5 . 10
6V1 = 15
V1 = 2,5 ~ 10 ml
3. Buatlah larutan etanol 35% sebanyak 10 ml dari etanol yang tersedia yaitu etanol 96%
Jawab :
%L2 = 35%
Rumus Pengenceran
%𝐿1 𝑉𝐿2
=
% 𝐿2 𝑉𝑙1
96% 10
= = 𝑉𝐿1 96% VL1= 350% VL1 = 36 ml ~ 10 ml
35%
2. Foto Percobaan
Pengadukan pada larutan di gelas kimia 6M Fruktosa sebanyak 50 ml