Anda di halaman 1dari 18

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar Dengan Judul “Pembuatan


Larutan” disusun oleh:
nama : Edi Pamungkas
NIM : 230111501008
kelas/kelompok : Pendidikan IPA Reguler B/III (Tiga)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/Koordinator Asisten dan dinyatakan
diterima.

Makassar, Oktober 2023


Koordinator Asisten Asisten

Ahmad Aliansyah Afirudin W. Muh. Arham Ahsan


NIM. 2101055010023 NIM. 210105500019

Mengetahui,
Dosen Penanggung jawab

Fandi Ahmad, S. Pd., M. Si


NIP. 198906052023211026
ABSTRAK

Larutan adalah sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat.
Salah satu kegiatan dasar yang dilakukan di laboratorium yaitu pembuatan larutan
dan pengenceran. Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa mampu
mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari
kristalnya dan dari larutan yang lebih besar konsentrasinya. Percobaan ini
dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2023, bertempat di Laboratorium Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar.
Larutan yang dibuat pada percobaan ini yaitu larutan kalium permanganat NaOH
2 M dari kristal (zat padat) NaOH yang dilarutkan menggunakan aquades lalu
dimasukkan ke dalam labu takar, dan larutan asam klorida HCl 2 M, 1 M, dan 0,1
M dengan penambahan aquades ke dalam labu takar lalu setiap larutan dikocok
dengan cara membolak-balik labu takar. Melalui percobaan ini dapat dipelajari
bahwa pembuatan larutan NaOH dari kristalnya menghasilkan larutan tak
berwarna dan terjadi reaksi eksoterm dan larutan homogen, dan pembuatan larutan
HCl 2 M, 1 M, dan 0,1 M dari konsentrasi larutan yang lebih tinggi dengan
penambahan aquades membuat larutannya menjadi lebih encer.
Kata kunci: Kalium permanganat, Asam klorida, Eksoterm, Homogen
ABSTRACT

A solution is a homogeneous system containing two or more substances.


One of the basic activities carried out in the laboratory is the preparation of
solutions and dilutions. The purpose of this experiment is for students to be able
to study the preparation of solutions with a certain solubility of solutes from their
crystals and from solutions of greater concentration. This experiment was
conducted on October 9, 2023, at the Chemistry Laboratory, Faculty of
Mathematics and Natural Sciences, Makassar State University. The solutions
made in this experiment are potassium permanganate NaOH 2 M solution from
NaOH crystals (solids) which are dissolved using distilled water and then put into
a measuring flask, and HCl 2 M, 1 M, and 0.1 M hydrochloric acid solutions by
adding distilled water to the measuring flask and then shaking each solution by
flipping the measuring flask. Through this experiment it can be learned that the
preparation of NaOH solution from its crystals produces a colorless solution and
an exothermic reaction and homogeneous solution, and the preparation of HCl 2
M, 1 M, and 0.1 M solutions from higher concentrations of solution with the
addition of distilled water makes the solution more dilute.
Keywords: Potassium permanganate, Hydrochloric acid, Exotherm,Homogeneous
A. LATAR BELAKANG
Sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat disebut larutan.
Zat terlarut dan pelarut adalah dua istilah yang sering dipakai dalam
pembahasan larutan. Komponen utama larutan disebut pelarut dan komponen
yang lain disebut zat terlarut. Pelarut dipandang sebagai media bagi zat
terlarut. Secara umum, zat yang bagiannya lebih besar di dalam larutan disebut
sebagai pelarut sedangkan zat yang bagiannya lebih sedikit disebut zat terlarut.
Larutan yang mengandung air selalu dinyatakan air sebagai pelarut
walaupun bagiannya dalam larutan itu lebih kecil. Sebagai contoh, campuran
96% massa H2SO4 dan 4% massa H2O disebut asam sulfat pekat dan dalam
hal ini H2O sebagai pelarut dan H2SO4, sebagai zat terlarut. Dalam larutan
dikenal komposisi atau konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah zat
terlarut dalam suatu larutan.
Dalam kimia, yang paling umum menyatakan komposisi konsentrasi
larutan adalah molaritas, molalitas dan fraksi mol. Selain itu ada beberapa
konsentrasi yang lain seperti persen (%) dan part per million (ppm) atau
bagian per sejuta (bpj). Pada dasarnya, larutan dengan konsentrasi tertentu
dapat dibuat dari kristalnya, dari larutan yang lebih besar konsentrasinya dan
dari larutan pekat. Prinsip pembuatan larutan dari kristalnya adalah
penimbangan dan pelarutan.
Di laboratorium, larutan yang sering digunakan pada umumnya larutan
yang encer. Larutan ini dapat dibuat dengan mengencerkan larutan yang
konsentrasinya lebih besar yang disebut larutan induk. Pembuatan larutan
adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau
padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan konsentrasi atau
kepekaan suatu larutan dapat di lakukan dengan berbagai cara tergantung pada
tujuan penggunaannya.
Prinsip pembuatannya adalah pengenceran sejumlah tertentu volume
larutan induk. Proses pengenceran adalah mencampur larutan dengan
konsentrasi tinggi dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia pekat diencerkan,
terkadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada
pengenceran asam sulfat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,
asam sulfat harus ditambahkan kedalam air, tidak boleh sebaliknya.
Pada pengenceran perlu dipahami bahwa jumlah mol zat sebelum
pengenceran selalu sama dengan jumlah mol zat setelah pengenceran.
Persamaannya adalah V1M1 = V2M2, dimana V1 adalah volume larutan
sebelum diencerkan, M1 adalah molaritas zat terlarut sebelum diencerkan, V₂
adalah volume larutan setelah diencerkan dan M2 yaitu molaritas zat terlarut
setelah diencerkan. Pada umumnya zat yang digunakan dengan pelarut adalah
air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak,
kloroform, benzena, minyak, dan asam asetat.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini yaitu:
1. Bagaimana proses pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat
terlarut dari kristalnya?
2. Bagaimana proses pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat
terlarut dari larutan yang lebih besar konsentrasinya?
C. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini yaitu:
1. Mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari
kristalnya.
2. Mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari
larutan yang lebih besar konsentrasinya.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau
komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu
seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan,
bahkan dengan mikroskop optis sekalipun (Roni & Herawati, 2020: 5).
Kata larutan (solution) seringkali kita jumpai, larutan merupakan
campuran homogen antara dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua
komponen utama larutan dalam pembentukan larutan, yaitu zat terlarut
(solution) dan zat pelarut (solvent). Fasa larutan dapat berupa gas, cair, atau
fasa padat tergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan.
Apabila fasa larutan dan fasa zat-zat pembentuknya sama, zat yang berada
dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya
disebut sebagai zat terlarutnya (Fatimah, 2021:85-86).
Dalam Istilah kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari
dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
zat terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada
zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut
dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan
proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut
pelarutan atau solvasi (Roni & Herawati, 2020: 5).
Menurut Rusman, dkk (2018:1-2), campuran zat-zat terlarut dan pelarut
yang komposisinya merata atau serba sama (homogen) disebut dengan
Larutan. Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut atau lebih dan satu
macam pelarut, tetapi umumnya terdiri dari satu jenis zat terlarutdan satu
pelarut. Berbicara tentang larutan, kata-kata solven (pelarut) dan Solar (zat
yang terlarut) sudah umum disebutkan. Solven sebagai komponen yang secara
fisik tidak berubah jika larutan terbentuk, sedangkan solut sebagai semua
komponen yang larut dalam pelarut.
Menurut Oxtoby, dkkb(2001:153), biasanya larutan dianggap sebagai
cairan yang mengandung zat terlarut misalnya padatan atau gas. Pelarut
dipandang sebagai “pembawa” atau medium bagi zat terlarut yang dapat
berperan serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan
karena pengendapan atau penguapan. Uraian mengenai gejala ini memerlukan
spesifikasi kuantitatif mengenai banyaknya zat terlarut dalam larutan atau
komposisi larutan. Larutan terbentuk melalui proses pencampuran dua atau
lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan
tercampur.
Menurut Rusman,dkk (2018:5), konsentrasi Larutan adalah jumlah zat
terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Konsentrasi larutan
merupakan suatu label larutan, agar larutan tersebut bisa memberikan
gambaran atau informasi tentang perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah
pelarutnya. Konsentrasi larutan yang sering dipergunakan di laboratorium
diantaranya adalah molaritas (M), molalitas (m). Normalitas (N). Fraksi Mol
(X), dan ppm.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sulaiman.dkk, 2023:95)
bahwa berdasarkan hasil pengujian tarik dan bending, pengaruh proses
perlakuan KMnO4 pada komposit dengan serat bumbu betung memilki
pengaruh meningkatkan modulus elastisitas hingga nilai maksimal terjadi
ketika perlakuan 59% KMnO4. Ketika kadar KMnO4, ditingkatkan menjadi
7%. Nilai modulus elastisitas dari komposit akan berkurang. Peningkatan nilai
modulus disebabkan karena adanya ion permanganate (Mn) yang bereaksi
dengan selulosu grup hidroksil dan membentuk selulosu-manganate yang
dapat menginisiasi masuknya ion mangan ke dalam polimer. Ketika ion
permanganate terhubung dengan serat, ion tersebut akan mengikat lignin
(hidrofilik) dan memisahkan lignin dari dinding serut, sehingga akan
mengurangi lignin pada serat dan memiliki sifat hidrofobik.
Ada beberapa cara untuk memperoleh konsentrasi larutan secara
kuantitatif. Suatu istilah yang sangat berguna yang berkaitan dengan
stoikiometri suatu reaksi dalam larutan disebut konsentrasi molar atau
molaritas, dengan simbol M. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu solut
dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
mol at terlarut
Molaritas (M)= liter larutan

Larutan yang mengandung 1 mol NaCl dalam 1 L larutan mempunyai


molaritas 1 M. Jika larutan ada larutan tertulis HCI 0.1 M berarti dalam satu
liter larutan terdapat 0,1 mol HCI (Rusman, dkk, 2018: 5).
Menurut penelitian Purwandari, et, al. (2021:2), nilai indeks yang diukur
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan dan juga panjang gelombang sumber
cahaya yang digunakan. Peneliti mengembangkan beberapa metode untuk
mengukurkonsentrasi larutan gula, seperti menggunakan sensor kapasitif,
menggunakan massa jenis, polarimetri,refraktometri, dan spektroskopi
ultraviolet dan inframerah. Selain itu, pengukurannya berhubungan dengan
variasi suhu larutan. Pemetaan konsentrasi, telah dilakukan dipelajari
menggunakan gelombang ultrasonik.
Konsentrasi larutan menyebutkan secara kuantitatif komposisi zat terlarut
serta perlarut di dalam sebuah larutan. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam
suatu perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan,
atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Sebagai
contoh dalam beberapa satuan konsentrasi merupakan molar, serta bagian
perjuta (part per million, ppm). Sementara secara kualitatif, komposisi larutan
dapat dinyatakan sebagai pekat (berkonsentrasi) tinggi atau encer
(berkonsentrasi rendah) (Sulakhudin, 2019:116).
Menurut penelitian Melani, dkk, (2021: 30), saat terjadinya kontak antara
padatan dengan pelarut, sebagian solute akan berpindah ke dalam solvent dan
terbentuklah larutan. Perpindahan solute tersebut dapat terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi solute dalam larutan dan dalam padatan. Semakin
lamanya waktu ekstraksi, maka semakin banyak kalium yang dihasilkan.
Semakin lamanya waktu ekstraksi maka konsentrasi akan semakin meningkat
karena kuantitas bahan yang terekstrak akan semakin meningkat.
Menurut penelitian Seyed & Majid, (2019: 10809), Natrium hidroksida,
juga dikenal sebagai alkali dan soda, adalah senyawa anorganik dengan rumus
NaOH. Ini adalah senyawa ionik padat berwarna putih yang terdiri dari kation
natrium ion Na+ dan anion hidroksida OH-. Natrium hidroksida adalah basa
dan alkali yang sangat kaustik, yang menguraikan protein pada lingkungan
biasa suhu biasa dan dapat menyebabkan luka bakar kimiawi yang parah. Ini
sangat larut dalam air dan mudah menyerap basah kelembaban dan karbon
dioksida dari udara. Ini membentuk serangkaian hidrat NaOH-nH2O [1, 2].
Itu monohidrat NaOH-xH2O (x = 1) mengkristal dari air larutan antara 12,3
dan 61,8 ° C.
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
No. Nama Alat Jumlah Fungsi dalam Percobaan
Untuk menimbang gelas kimia dan
1. Neraca digital 1 buah
padatan NaOH.
Untuk membuat suatu larutan dengan
2. Labu takar 50 mL 2 buah volume yang diketahui secara teliti
dan tempat larutan bereaksi.
Sebagai tempat melarutkan padatan
NaOH, tempat menampung larutan
3. Gelas kimia 50 mL 1 buah
dan tempat untuk mengukur volume
larutan.
Untuk membantu melarutkan bahan
4. Batang pengaduk 1 buah
kimia.
Tempat menampung aquades dan
5. Labu semprot 1 buah
memindahkan aquades ke wadah lain.
Untuk mengukur volume larutan yang
6. Pipet ukur 25 mL 1 buah
akan digunakan.
Untuk menambahkan aquades ke
7. Pipet tetes 2 buah
dalam labu takar.
Untuk membantu memasukkan
8. Corong 1 buah larutan ke dalam labu takar agar tidak
tumpah.
Untuk mengeringkan alat-alat yang
9. Lap kasar 1 buah
sudah dibilas.
2. Bahan
Rumus Jumlah
No. Nama Bahan Fungsi
Kimia (mL/mg)
Membersihkan zat-zat dan
Natrium
1. NaOH 4 gram kotoran melekat pada serat
Hidroksida Padat
sisa.
Untuk titrasi penentuan
Larutan Asam
2. HCl 16,66 mL kadar basa dalam sebuah
Klorida 6M
larutan
Untuk mengencerkan suatu
3. Aquades H2O 40 mL zat dengan konsentrasi
tinggi
Untuk mengeringkan alat
4. Tissu - 1 pack
percobaan setelah dibilas
F. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari Kristal (zat padat) NaOH.
a. Hitung massa NaOH yang akan digunakan.
b. Timbang gelas kimia 50 mL yang kosong lalu catat hasil
timbangannya.
c. Timbang padatan NaOH sebanyak 4 gram pada gelas kimia, kemudian
timbang dengan neraca digital.
d. Larutkan padatan NaOH dengan sedikit aquades dengan menggunakan
batang pengaduk.
e. Masukkan larutan ke dalam labu takar dengan corong dan batang
pengaduk.
f. Bilas gelas kimia dengan aquades.
g. Masukkan air bilasan ke dalam labu takar menggunakan corong dan
batang pengaduk.
h. Tambahkan aquades sebelum tanda batas menggunakan labu semprot .
i. Tambahkan setetes demi setetes aquades menggunakan pipet tetes
hingga berimpit dengan tanda batas.
j. Kocok larutan dengan cara membolak-balik labu takar.
2. Pembuatan larutan HCl 2 M, 1 M, 0,1 M dari larutan HCl 6 M.
a. 16,6 mL larutan HCl 6 M dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL
dengan menggunakan pipet ukur.
b. Aquades ditambahkan menggunakan botol semprot sebelum tanda
batas. Kemudian digunakan pipet tetes ditambahkan setetes demi
setetes sampai berhimpit dengn tanda batas. Larutan dikocok dengan
membolak-balikkan labu takar.
c. 25 mL larutan HCl 2 M dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL
dengan menggunakan pipet ukur.
d. Aquades ditambahkan menggunakan botol semprot sebelum tanda
batas. Kemudian digunakan pipet tetes ditambahkan setetes demi
setetes sampai berhimpit dengn tanda batas. Larutan dikocok dengan
membolak-balikkan labu takar.
e. 5 mL larutan HCl 2 M dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL dengan
menggunakan pipet ukur.
f. Aquades ditambahkan menggunakan botol semprot sebelum tanda
batas. Kemudian digunakan pipet tetes ditambahkan setetes demi
setetes sampai berhimpit dengn tanda batas. Larutan dikocok dengan
membolak-balikkan labu takar.
G. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari kristal (zat padat) NaOH.
No. Aktivitas Hasil
1. Massa gelas kimia kosong 37,15 gram
2. Massa NaOH padat 4 gram
3. Massa gelas kimia + NaOH padat 41,15 gram
4. NaOH + Aquades Bening, panas
Larutan NaOh ke dalam labu takar + aquades
5. Bening, hangat
sebelum tanda batas
Larutan NaOH ke dalam labu takar + aquades
6. Bening, hangat
berimpit dengan tanda batas
7. Larutan NaOH di kocok Bening, dingin
2. Pembuatan larutan HCl 2 M, 1 M dam 0,1 M dari larutan HCl 6 M.
No. Aktivitas Hasil
16,7 mL asam klorida (HCl) 6 M + 50 mL asam klorida (HCl) 2 M
1.
aquades (H₂O) (bening)
25 mL asam klorida (HCl) 2 M + 50 mL asam klorida (HCl) 1 M
2.
aquades (H₂O) (bening)
5 mL asam klorida (HCl) 1 M + 50 mL asam klorida (HCl) 0,1
3.
aquades (H₂O) M (bening)
H. ANALISIS DATA
1. Massa NaOH yang digunakan untuk membuat 50 mL larutan NaOH 2 M.
Dik : M NaOH = 2 M
Mr NaOH = 40
V larutan = 50 mL
Dit : Massa NaOH =.....?
Penyelesaian :
gram
M
Mr
gram mL
M mL

gram
M mL

M gram

M gram

4 gram

Massa NaOH = 4 gram

2. Volume HCl yang digunakan untuk membuat 50 mL larutan HCl 2 M, 1


M 0,1 M
a. HCl 6 M yang akan digunakan untuk membuat 50 mL HCl 2 M.

Dik : M1 = 6 M
M2 = 2 M
V2 = 50 mL
Dit : V1 …….?
Penyelesaian :
M1 .V1 = M2 . V2
6 M . V1 = 2 M . 50 mL
mL
mL
M
b. HCl 2 M yang akan digunakan untuk membuat 50 mL HCl 1 M.
Dik : M1 = 2 M
M2 = 1 M
V2 = 50 mL
Dit : V1 …….?
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
2 M . V1 = 1 M . 50 mL
mL
mL
M
c. HCl 1 M yang akan digunakan untuk membuat 50 mL HCl 0,1 M.
Dik : M1 = 1 M
M2 = 0,1 M
V2 = 50 mL
Dit : V1 …….?
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
1 M . V1 = 0,1 M . 50 mL
mL
mL
M
I. PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu membuat
larutan dari kristalnya dan larutan yang memiliki
konsentrasi lebih besar sesuai dengan kemolaran
tertentu. Zat larutan adalah sediaan cair yang
berfungsi dan mengandung larutan bahan kimia
yang terlarut. Sebagai pelarut digunakan air
suling kecuali di nyatakan lain. Larutan terjadi
apabila suatu zat padat bersinggungan dengan

Gambar I.1. Menimbang gelas suatu cairan, maka zat


kimia kosong
padat tadi terbagi secara
molekuler dalam cairan tersebut. Pada praktikum
terdapat dua percobaan yaitu pembuatan larutan
NaOH 2M dari kristalnya dan HCL 1 M, 2 M dan 0,1
M volume 50 ml dari larutan 6 M.
1. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari kristalnya
(NaOH padat)
Prinsip dasar dari pembuatan larutan adalah
Gambar I.2. Menimbang
melarutkan padatan suatu zat tertentu dengan NaOH di dalam gelas kima
massa dan volume yang tepat. Prinsip kerja
pembuatan larutan adalah penimbangan, pelarutan,
pengadukan, dan pengocokan. Pada percobaan
pembuatan larutan NaOH 2 M dari kristalnya
terlebih dahulu kita hitung massa NaOH dari
padatan NaOH yang akan diambil untuk membuat
larutan NaOH 50 Ml. Sehingga diperoleh massa
NaOH sebesar 4 gram Hitung massa menggunakan
Gambar I.3. Melarutkan
NaOH persamaan:

M= x

Kristal NaOH sebagai terlarut dan aquades sebagai zat pelarut.


Aquades dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian kristal NaOH
dilarutkan dengan cara diaduk menggunakan batang pengaduk. Sebelum
itu timbang dulu gelas kimia kosongnya dan masukkan NaOH padat yang
sudah ditimbang juga menggunakan neraca.
Fungsi pengadukan agar kristal NaOH dapat
larut atau terjadi reaksi pelarutan NaOH oleh
aquades.
Pada saat pengadukan gelas kimia menjadi
panas, hal ini disebabkan oleh terjadinya reaksi
eksoterm. Hal ini terjadi karena suatu zat cair
akan mendidih apabila molekul-molekul
mendapat energi yang cukup untuk Gambar I.4. Memasukkan
NaOH kedalam labu takar
membebaskan diri dari sesama molekul yang
selanjutnya berubah menjadi uap. Ketika zat lain terlalurut dalam air maka
bahan dari zat tersebut akan menjadi partikel-partikel yang nantinya akan
mengikat partikel dan membebaskan diri menjadi uap.
Setelah larut dimasukkan ke dalam labu takar
50 ml. Gelas kimia yang digunakan di bilas
kemudian dimasukkan ke dalam larutan NAOH.
Hal ini dilakukan agar sisa larutan NaOH yang
tersisa pada gelas kimia juga dapat dipindahkan ke
dalam labu bakar. Tambahkan aquades di dalam
labu takar dengan labu semprot sampai sebelum
tanda batas, kemudian lanjutkan dengan pipet tetes
sampai menyentuh tanda batas. Setelah itu bolak-
Gambar I.5 Hasil NaOH
balikkan labu takar. Maka dihasilkan larutan yang dibuat dalam
percobaan.
NaOH 2 M dengan volume 50 ml dan terasa
hangat, suhunya menurun. Aadapun reaksi yang terjadi adalah:
NaOH(s) + H2O3(s) → Na+ + 2H2O(s)
2. Pembuatan larutan 2 M, 1 M, dan 0,1 M dari larutan HCl 6 M
Larutan ini mempunyai prinsip pembuatan
larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari
larutan yang lebih besar konsentrasinya yaitu
dengan pengenceran sejumlah volume tertentu
larutan induk. Prinsip dasar pengenceran adalah
pembuatan larutan konsentrasi rendah dari larutan
yang konsentrasinya tinggi.
Prinsip kerja percobaan ini

Gambar I.6 Memasukkan adalah penentuan volume,


aquades ke labu takar
dengan pipet tetes pemipetan, dan pengocokan.
HCl berfungsi sebagai zat yang akan diencerkan
dengan menggunakan aquades.
Pertama volume HCl 6M yang dihitung untuk
Gambar I.7 Memasukkan
membuat 50 mL larutan HCl dengan menggunakan HCl ke labu takar
persamaan yang kemudian menghasilkan hasil sebesar 16,6 mL.
Kemudian 16,6 mL larutan HCl dimasukkan ke dalam rambut takar 50 mL
dan tambahkan aquades dengan menggunakan lampu semprot dan terakhir
gunakan pipet tetes. Miniskus yang digunakan adalah miniskus bawah
karena tidak berwarna. Kocok larutan HCl dengan cara membolak-balik
labu takar. Reaksi yang terjadi yaitu:
HCl(aq) + H2O(1) → CI- + H3O+(1)
Kemudian selanjutnya hitung
volume HCl 2 M yang akan
diambil untuk membuat 50 mL
larutan HCl 1 M. Setelah
digunakan rumus sama seperti di
atas, kemudian menghasilkan
volume HCl 2 M sebesar 25 mL.
Larutan HCl dilarutkan dengan
aquades pada labu takar 50 mL.
Gambar I.8 Hasil akhir Gambar I.9 Hasil akhir Sehingga didapatkan hasil
larutan NaOH 50 mL larutan HCl 50 mL
larutan HCl dengan volume 50
mL. Selanjutnya yang ketiga dilakukan lagi perhitungan volume HCl 1 M
yang akan diambil untuk membuat 50 mL larutan HCl 0,1 M. Setelah
dihitung menggunakan rumus seperti pada percobaan pertama kemudian
menghasilkan volume HCl sebesar 5 mL. Lalu HCl 5 mL dilarutkan
dengan aquades pada labu takar 50 mL, sehingga didapatkan hasil larutan
HCL 0,1 dengan volume 50L.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan hasil uji yang
positif sesuai dengan teori mendasar yaitu jumlah zat terlarut pada suatu
larutan dapat diubah konsentrasinya melalui pengenceran untuk
mendapatkan konsentrasi yang lebih di rendah.
J. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan larutan dapat disimpulkan:
1. Pada percobaan pembuatan larutan NaOH 2 M dari kristal padat NaOH
dilakukan dengan penambahan aquades dalam jumlah tertentu hingga
menghasilkan larutan bening dan terjadi reaksi eksoterm yaitu reaksi
pelepasan energi panas.
2. Pembuatan HCl dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 2 M, 1 M, 0,1 M
dari larutan HCl 6 M dengan menggunakan prinsip-prinsip pembuatan
larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari larutan yang lebih besar
konsentrasinya yaitu dengan pengenceran sejumlah tertentu volume
larutan induk.
K. SARAN
Untuk praktikan selanjutnya, dalam melakukan suatu percobaan sebaiknya
mengetahui dan memahami hal-hal apa yang akan dilakukan serta pada saat
percobaan berlangsung di laboratorium diperlukan ketelitian terhadap apa
yang sedang dikerjakan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Riski. (2021). Kumpulan Resep Perhitungan Kimia Farmasi. Jakarta:


Guepedia.
Melani, A., Purnama, D., & Robiah, R. (2021). Leaching Kalium Dari Limbah
Sabut Kelapa Dengan Pelarut Air (Kajian Pengaruh Variasi Temperatur
Dan Waktu). Jurnal Distilasi 6(1), 26-31.
Oxtoby. G. N., (2001). Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Purwandari, E., Arkundato, A., Rohman, L., & Cahyono, BE (2021, Februari).
Analisis konsentrasi dan indeks bias larutan gula bergantung panjang
gelombang menggunakan persamaan Sellmeier. Dalam Jurnal Fisika: Seri
Konferensi (Vol. 1825, No. 1, hal. 012030). Penerbitan IOP.
Roni K. & Herawati N. ( ). Kimia FIsika II. Palembang: Rafah Press UIN
Raden Fatah Palembang.
Rusman, Ratu ,F.,I.,R., Mukhlis. (2018). Buku Ajar Kimia Larutan. Banda Aceh:
Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPA).
Seyed, H., S., & Majid., A., (2019). Investigation of NaOH Properties, Production
and Sale Mark in the world. Journal of Multidisciplinary Engineering
Science and Technology (JMEST), 6(10), 10809.
Sulaiman, Z., Ridha, F. F., & Sumarno, D. I. (2023). Pengaruh Kadar dan Waktu
Perendaman Serat Bambu Betung Pada Larutan Kalium Permanganat
Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Bending Bermatriks
Epoksi. Jurnal Rekayasa Mesin, 18(1), 89-96.
Sulkhudin. (2019). Kimia Dasar Konsep Aplikasi Dalam Ilmu Tanah. Sleman:
Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai