Anda di halaman 1dari 43

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Dasar dengan judul “Pembuatan


Larutan” yang disusun oleh:
Nama : Syafiqatul Fuady
NIM : 200104500002
Kelas / Kelompok : Fisika Sains/ I (Satu)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten yang
bersangkutan, dan dinyatakan diterima.

Makassar, 17 November 2020

Koordinator Asisten Asisten

Miftahul Haryani Haeruddin, S. Pd Miftahul Haryani Haeruddin, S. Pd

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Mohammad Wijaya, M. Si


NIP. 19730927 19903 1001
A. Judul Percobaan
Pembuatan Larutan

B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat
terlarut dari kristalnya.
2. Mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat
terlarut dari larutan yang lebih besar konsentrasinya.

C. Landasan Teori
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun
atas partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Susunan dan sifat partikel setiap zat berbeda-beda. Susunan dan sifat
partikel sangat menentukan wujud zat. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-
ubah dan volumenya tetap.
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat
dalam komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak
daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah
gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada
dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian (Putri ,2017).
Larutan adalah campuran homogen, disebut campuran karena terdiri atas
dua atau lebih senyawa, dan disebut homogen karena komposisi dan sifat-
sifatnya seragam, artinya masing-masing komponen tidak dapat dilihat secara
sendiri-sendiri.
Berdasarkan keadaan fasa zat setelah bercampur, maka campuran ada
yang homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang
membentuk satu fasa, yaitu yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama
antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya. Campuran heterogen
umumnya disebut larutan, contohnya air gula dan alcohol dalam air. Campuran
heterogen adalah campuran yang mengandung dua fasa atau lebih, contohnya air
susu atau air kopi yang akan dibahas dalam koloid. Kebanyakan larutan
mempunyai salah satu komponen yang besar jumlahnya. Komponen yang besar
itu disebut pelarut dan yang lain disebut zat terlarut. Kimiawan juga
membedakan larutan berdasarkan kemampuannya melarutkan zat terlarut.
Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut di dalam pelarut pada
suhu tertentu dinamakan larutan jenuh. Sebelum titik jenuh tercapai, larutannya
disebut dengan larutan tak jenuh. Larutan ini mengandung zat terlarut lebih
sedikit dibandingkan dengan kemampuannya untuk melarutkan. Larutan lewat
jenuh bukanlah larutan yang sangat stabil. Pada saatnya sebagian zat terlarut
akan terpisah dari larutan lewat jenuh sebagai Kristal. Proses terpisahnya zat
terlarut dari larutan dan membentuk Kristal dinamakan kristalisasi (Syukri,
2008: 135).

Biasanya digunakan istilah pelarut untuk komponen larutan yang jumlahnya


lebih besar dan menentukan wujud dari larutan. Zat terlarut adalah komponen
larutan yang jumlahnya lebih kecil dan disebut larut dalam pelarut (Budiawati,
2019:200).
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau
besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh,zat itu akan keluar
(mengendap di bawah larutan).Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat
mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Putri,
2017).
Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut atau lebih dari satu macam
pelarut, tetapi umumnya terdiri dari satu jenis zat terlarut dan satu pelarut.
Berbicara tentang larutan, kata-kata solven (pelarut) dan solut (zat yang terlarut),
sudah umum disebutkan. Solven sebagai komponen yang secara fisik tidak
berubah jika larutan terbentuk, sedangkan solut sebagai semua komponen yang
larut dalam pelarut.
Pada cairan dan padatan, molekul-molekul saling terikat dengan adanya
tarik-menarik antar molekul. Gaya ini akan memainkan peran penting dalam
pembentukan larutan. Air sebagai pelarut dalam fasa cair memiliki ikatah
hydrogen antara molekul H2O yang satu dengan yang lainnya.
Bila suatu zat melarut dalam pelarut seperti air, proses pelarutan dapat
dibayangkan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah pemisahan molekul
pelarut, tahap kedua pemisahan molekul zat terlarut, dan tahap ke tiga molekul
pelarut dengan zat terlarut yang bercampur.
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya.
Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah
konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut
terhadap pelarut. Untuk jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka
dibutuhkan energi panas yang berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi
titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada
saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara luar (Putri, 2017).
Untuk beberapa larutan, seperti campuran gas, istilah pelarut dan zat terlarut
tidak berarti. Larutan pekat adalah larutan dimana jumlah zat terlarutnya besar
dibandingkan pelarutnya, larutan encer adalah larutan dimana jumlah zat
terlarutnya sedikit.
Dua hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam beberapa hal, larutan
mempunyai sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan pelarutnya dan konsentrasi
larutan merupakan satuan jumlah yang penting.
Apabila campuran dari dua atau lebih senyawa terpisah menjadi dua fasa
fisik yang kasat mata, seperti pasir dalam air, maka campuran tersebut adalah
heterogen, bukan larutan. Meskipun larutan dalam wujud cair adalah yang paling
umum, larutan dapat mempunyai wujud gas dan padat (Budiawati, 2019: 201).
Semakin banyak jenis zat terlarut yang dicampurkan maka semakin tinggi
pula titik didih larutannya. Jadi semakin besar konsentrasi larutan maka energi
yang digunakan juga semakin besar maka waktu yang diperlukan juga akan
semakin kecil (Putri, 2017).
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat di dalam
sejumlah tertentu pelarut atau larutan. (Untuk pembahasan ini kita akan men
gasumsikan zat terlarut adalah suatu zat cair atau padat dan pelarut adalah suatu
zat cair).
Prosedur untuk meyiapkan suatu larutan yang molaritasnya diketahui adalah
sebagai berikut. Pertama-pertama zat terlarut ditimbang secara akurat dan
dimasukkan kedalam labu volumetrik melalui corong.
Selanjutnya air ditambahkan ke dalam labu, kemudian labu digoyangkan
perlahan-lahan untuk melarutkan padatan. Setelah semua padatan melarut, air
ditambahkan kembali secara perlahan sampai ketinggian larutan tepat mencapai
tanda volume.
Dengan mengetahi volume larutan (yaitu volume labu yang digunakan) dan
kuantitas senyawa (jumlah mol) yang terlarut , kita dapat menghitung molaritas
larutan dengan menggunakan persamaan :

𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


M= 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

Perhatikan bahwa prosedur ini tidak memerlukan pengetahuan mengenai


banyaknya air yang ditambahkan, sepanjang volume akhir larutan di ketahui
(Chang,2003:106-107).
Kimiawan juga membedakan larutan berdasarkan kemampuannya
melarutkan zat terlarut. Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat
terlarut di dalam pelarut, pada suhu tertentu, dinamakan larutan jenuh (saturated
solution). Sebelum titik jenuh tercapai, larutannya disebut larutan tak jenuh
(unsaturated solution).
Proses terpisahnya zat terlarut dari larutan dan membentuk kristal
dinamakan kristalisasi. Namun, padatan yang terbentuk melalui kedua proses
yang berbedapenampilannya (Chang, 2003:4).
Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair
dalah reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak
larut atau endapan. Endapan adalah padatan terlarut yang terpisah dari larutan.
Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik.
Endapan akan terbentuk ketika dua larutan dicampurkan atau ketika satu
senyawa ditambahkan kedalam satu larutan. Hal itu bergantung pada kelarutan
(solubity) dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut
dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu.
Dalam konteks kualitatif, ahli kimia membagi zat-zat sebagian dapat larut,
sedikit larut dan tak dapat larut. Zat dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat
tersebut melarut bila ditambahkan air. Jika tidak, zat tersebut digambarkan
sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan
elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama (Chang, 2003:92-93).
Ukuran Kristal merupakan parameter yang penting untuk mengetahui
material mikrokristal. Terdapat beberapacara yang bisa digunakan untuk
mengetahui ukuran kristal seperti menggunakan SEM dan XRD. Metode
perhitungan ukuran kristalit dengan menggunakan hasil XRD lebih sederhana
dan ukuran rata-rata kristal dapat dihitung dari informasi lebar setengah puncak
yang dihasilkan dengan perhitungan menggunakan formula scherrer yang dapat
menghubungkan antara lebar puncak difraksi dengan ukuran rata-rata kristalit.
Tetapi perhitungan ukuran kristal dengan menggunakan formula scherrer ini
lebih tapat untuk mengukur kristal dengan ukuran nanopartikel. Selain
menggunakan XRD, ukuran kristalit juga dapat ditentukan dengan
menggunakan hasil karakterisasi SEM (Sumarni, dkk, 2017).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Neraca 1 buah
b. Labu takar 50 ml 3 buah
c. Gelas kimia 50 ml 1 buah
d. Gelas kimia 100 ml 1 buah
e. Pipet ukur 1 buah
f. Pipet tetes 1 buah
g. Corong 1 buah
h. Labu semprot 1 buah
i. Batang pengaduk 2 buah
j. Ball pipet 1 buah
k. Lap kasar 1 buah
2. Bahan
a. Natrium hidroksida padat (NaOH)
b. Larutan asam klorida 6 M (HCl)
c. Aquades ( H2O)

E. Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari Kristal (zat padat) NaOH.
a. Hitung massa NaOH yang akan digunakan untuk membuat 100 ml
larutan NaOH 2 M.
b. Timbang padatan NaOH sebanyak yang telah dihitung pada gelas kimia
100 mL (menimbang terlebih dahulu gelas kimia kosong)
c. Larutkan padatan NaOH yang telah ditimbang dengan sedikit aquades,
aduk hingga larut.
d. Masukkan ke dalam labu takar 100 mL, bilas gelas kimia yang digunakan
dengan aquades dan memasukkan air bilasan ke dalam labu takar.
e. Tambahkan aquades menggunakan labu semprot sebelum tanda batas.
Kemudian dengan menggunakan pipet tetes tambahkan setetes demi
setetes sampai berimpit dengan tanda batas. Kocok larutan dengan cara
membolak-balik labu takar.
2. Pembuatan larutan HCl 2 M, 1 M, 0,1 M dari larutan HCl 6 M.
a. Hitung volume HCl 6 M yang akan diambil untuk dibuat 50 ml larutan
HCl 2 M.
b. Ukur volume HCl sebanyak yang telah dihitung dengan menggunakan
pipet ukur kemudian memasukkan kedalam labu takar 50 ml.
c. Tambahkan aquades menggunakan labu semprot sebelum tanda batas.
Kemudian dengan menggunakan pipet tetes tambahkan setetes demi
setetes sampai berimpit dengan tanda batas. Kocok larutan dengan cara
membolak-balik labu takar.
d. Hitung volume HCl 6M yang akan diambil untuk dibuat 50 ml larutan
HCl 1 M.
e. Ukur volume HCl sebanyak yang telah dihitung dengan menggunakan
pipet ukur kemudian dimasukkan kedalam labu takar 50 ml.
f. Tambahkan aquades menggunakan labu semprot sebelum tanda batas.
Kemudian dengan menggunakan pipet tetes tambahkan setetes demi
setetes sampai berimpit dengan tanda batas. Kocok larutan dengan cara
membolak-balik labu takar.
g. Hitung volume HCl 6M yang akan diambil untuk membuat 50 ml
larutan HCl 0,1 M.
h. Ukur volume HCl sebanyak yang telah dihitung dengan menggunakan
pipet ukur dan masukkan kedalam labu takar 50 ml.
i. Tambahkan aquades menggunakan labu semprot sebelum tanda batas.
Kemudian dengan menggunakan pipet tetes tambahkan setetes demi
setetes sampai berimpit dengan tanda batas. Kocok larutan dengan cara
membolak-balik labu takar.

F. Hasil Pengamatan
1. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari Kristal (zat padat) NaOH
No. Aktivitas Hasil
1. Massa gelas kimia kosong 44,891 gram
2. Massa NaOH 8,001 gram
3. NaOH + Aquades Bening, hangat (terdapat sedikit
gelembung)
4. Larutan dimasukkan ke dalam Bening, hangat
labu takar
5. Larutan berimpit dengan tanda Bening, hangat
6. Setelah NaOH dikocok Bening, hangat

2. Pembuatan larutan HCl 2 M, 1 M, 0,1 M dari larutan HCl 6 M


No Aktivitas Hasil
1. Volume HCl 6 M untuk 50 mL 16,67 mL
HCl 2 M + aquades (Bening, dingin)
2. Volume HCl 6 M untuk 50 mL 1 8,33 mL
M + Aquades (Bening, dingin)
3. Volume HCl 6 M untuk 50 mL + 0,83 mL
Aquades (Bening, dingin)

G. Analisis Data
1. Massa NaOH yang digunakan untuk membuat 100 ml larutan NaOH 2
M.
Dik: M NaOH :2M
Mr NaOH : 40 g/mol
V : 100 ml
Dit: Massa(gr) …..?
𝑔𝑟 1000
Penyelesaian: M = 𝑚𝑟 x 𝑉
𝑔𝑟 1000
M= x
40 𝑔/𝑚𝑜𝑙 100 𝑚𝐿
𝑔𝑟
2 = 40 x 10
80
gr = 10 = 8 gram

Jadi, massa NaOH yang digunakan adalah 8 gram


2. Volume HCl yang digunakan untuk membuat 50 ml larutan HCl 2 M,
1 M,0,1 M dari larutan HCl 6 M.
a. HCl 6 M yang akan digunakan untuk membuat 50 ml HCl 2 M.
Dik : M1 = 6 M
M2 = 2 M
V2 = 50 ml
Dit : V1 …….?
Penyelesaian : M1 . V1 = M2 . V2
6 . V1 = 2 . 50
100
V1 =
6
V1 = 16,67 ml
b. HCl 6 M yang akan digunakan untuk membuat 50 ml HCl 2 M.
Dik : M1 = 6 M
M2 = 1 M
V2 = 50 ml
Dit : V1 …….?
Penyelesaian : M1 . V1 = M2 . V2
6 . V1 = 1 . 50
50
V1 =
6
V1 = 8,33 ml
c. HCl 6 M yang akan digunakan untuk membuat 50 ml HCl 2 M.
Dik : M1 = 6 M
M2 = 0,1 M
V2 = 50 ml
Dit : V1 …….?
Penyelesaian : M1 . V1 = M2 . V2
6 . V1 = 0,1 . 50
5
V1 =
6
V1 = 0,83 ml
H. Pembahasan
Percobaan yang dilakukan kali ini yakni pembuatan larutan. Pembuatan
larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair
atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaan atau
konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan berbagai cara bergantung
pada tujuan penggunaannya.
Larutan adalah campuran sistem homogen yang mengandung dua atau lebih
zat.Zat terlarut dan pelarut adalah istilah yang sering dipakai dalam
pembahasanlarutan. Komponen utama larutan disebut pelarut dan komponen
yang laindisebut zat terlarut. Secara umum, zat yang bagiannya lebih besar di
dalam larutan disebut sebagai pelarut sedangkan zat yang bagiannya lebih sedikit
disebut zat terlarut.
Jumlah zat terlarut dalam suatu larutan dinyatakan dengan konsentrasi
larutan.Konsentrasi larutan menyatakan komposisi secara kuantitatif
perbandingan zat terlarut dengan pelarut. Ada beberapa cara untuk menyatakan
secara kuantitatif komposisi tersebut, yakni kemolaran (Molaritas),
kemolalan (Molalitas), Fraksi mol, Persen (%), dan Part permillion (ppm)
atau Bagian per sejuta (bpj).
Tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari pembuatan larutan dengan
kemolaran tertentu zat terlarut dari kristalnya dan pembuatan larutan dengan
kemolaran tertentu zat terlarut dari larutan yang lebih besar konsentrasinya.
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat di dalam sejumlah
tertentu pelarut atau larutan. Salah satu satuan konsentrasi yang paling umum
dalam kimia adalah molaritas (M), atau konsentrasi molar, yaitu jumlah mol zat
terlarut dalam 1 liter larutan.
Adapun percobaan yang akan dilakukan adalah pembuatan larutan NaOH
2 M dari kristalnya dan pembuatan HCl 2 M, 1 M, dan 0,1 M volume 50 ml dari
larutan HCl 6 M.

1. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari kristalnya


Prinsip dasar dalam percobaan ini yaitu membuat larutan dengan
kemolaran tertentu zat terlarut dari kristalnya. Sedangkan prinsip kerjanya
yaitu penimbangan dan pelarutan. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa hal yang paling penting dalam membuat
suatu larutan adalah jumlah zatnya (mol) karena dengan diketahui jumlah
zatnya kita dapat menentukan berapa massa yang dibutuhkan untuk membuat
larutan NaOH 2 M.
Percobaan ini diawali dengan menghitung massa NaOH yang akan
digunakan untuk membuat 50 mL larutan NaOH 2 M. Adapun persamaan
yang digunakan adalah :

𝑚 1000
M = 𝑀𝑟 x 𝑉
Dimana M adalah molaritas dari NaOH, Mr adalah massa atom relatif
NaOH, dan V adalah volume yang digunakan yakni 50 mL sehingga
diperoleh massa NaOH sebesar 4 gram. Selanjutnya padatan NaOH 4 gram
dilarutkan dengan aquades dengan cara diaduk didalam gelas kimia. Fungsi
dilakukannya pengadukan ialah agar kristal NaOH cepat larut didalam air.
NaOH padat akan larut dalam aquades dalam keadaan panas ketika
dilarutkan. NaOH dapat larut dalam aquades, hal ini dikarenakan keduanya
bersifat polar sehingga terjadi gaya tarik menarik molekul antara polar dengan
polar, serta membentuk ikatan hidrogen.
Proses pelarutan NaOH padat dengan aquades terasa panas karena
terjadi reaksi eksoterm yaitu pelepasan dari sistem ke lingkungan karena titik
didih NaOH yaitu 1388℃ lebih besar dibandingkan titik didih air yang hanya
sebesar 100℃. Larutan NaOH tampak putih dan terdapat gelembung ketika
dilarutkan dengan aquades, hal ini dapat terjadi karena NaOH bereaksi
dengan aquades. Kemudian larutan NaOH dalam gelas kimia dipindahkan ke
dalam labu takar serta air bilasan dari gelas kimia. Fungsi pembilasan untuk
membersihkan sisa-sisa larutan NaOH yang masih menempel didalam gelas
kimia. Setelah itu, ke dalam labu takar tersebut ditambahkan aquades dengan
labu semprot sebelum tanda batas kemudian digunakan pipet tetes untuk
menambahkan sampai tanda batas. Larutan NaOH dalam labu takar 50 mL
dikocok dengan cara membolak-balik labu takar. Adapun fungsi dari
pengocokan adalah agar NaOH dan aquades tercampur rata.Setelah dikocok,
hasil yang diperoleh adalah larutan menjadi bening sehingga tidak dapat
dibedakan antara pelarut dan zat terlarut karena larutan terhidrolisis
sempurna. Reaksi yang terjadi:

NaOH(s) +H2O Na+(aq) + OH-(aq)

2. Pembuatan larutan HCl 2 M, 1 M, 0,1 M dari larutan HCl 6 M


Prinsip dasar dari percobaan ini yaitu pembuatan larutan dengan
kemolaran tertentu zat terlarut dari larutan yang lebih besar
konsentrasinya.Sedangkan prinsip kerjanya yaitu yaitu dengan pengenceran
sejumlah volume tertentu larutan induk.Larutan induk adalah larutan yang
lebih besar konsentrasinya.
Pengenceran yaitu proses untuk mengencerkan larutan yang kurang
pekat dari larutan yang lebih pekat. Proses pengenceran didasarkan pada
penambahan sebuah zat pelarut dan zat terlarut. Penambahan lebih banyak
pelarut dalam sejumlah tertentu larutan stok akan mengubah atau mengurangi
konsentrasi larutan tanpa mengubah jumlah mol zat terlarut sebelum
pengenceran sama dengan mol zat terlarut setelah pengenceran. Persamaan
untuk pengenceran dapat dituliskan sebagai berikut.

Mawal . Vawal = Makhir . Vakhir


dimana M1  M2 dan V1 V2

Dari semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari ketiga larutan


ketika diencerkan konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari
konsentrasi mula-mula atau mengalami penurunan konsentrasi sehingga
larutannya lebih encer dari semula.
Kegiatan percobaan ini yaitu pembuatan larutan HCl 2 M, 1 M, dan 0,1
M dari larutan HCl 6 M. HCl bersifat asam kuat, bening dan tidak berwarna.
Namun, HCl memiliki bau asam yang khas dari kebanyakan asam.Asam
klorida mudah larut dalam air pada semua konsentrasi, dan memiliki titik
didih sekitar 110℃.Larutan HCl diencerkan sebanyak tiga kali pengenceran
dari larutan HCl 6 M. Kegiatan pertama yaitu untuk membuat larutan HCl
2 M, konsentrasi HCl memerlukan 16,67 mL larutan HCl 6 M, kedua yaitu
untuk membuat larutan HCl 1 M, maka konsentrasi HCl memerlukan 25 mL
larutan HCl 2 M, dan yang ketiga yaitu untuk membuat larutan HCl 0.1 M,
konsentrasi HCl memerlukan 5 mL larutan HCl 1 M. Volume HCl ini
diperoleh dengan rumus pengenceran.
Larutan HCl diukur dengan menggunakan pipet ukur agar volumenya
sesuai dengan volume yang telah dihitung dan dimasukkan ke dalam labu
takar 50 mL dengan menggunakan corong. Aquades ditambahkan dengan
menggunakan labu semprot sebelum tanda batas kemudian dilanjutkan
dengan mneggunakan pipet tetes sampai volume HCl berimpit dengan tanda
batas. Larutan HCl dalam labu takar 50 mL dikocok agar larutan tercampur
sempurna.
Hasil yang diperoleh yaitu larutan terasa dingin karena adanya reaksi
endoterm yaitu perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem Reaksi kimia
yang terjadi apabila larutan HCl dilarutkan dalam air yaitu :

HCl + H2O → H3O+(aq) + Cl-(aq)

I. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
a. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari padatan atau Kristal NaOH dilakukan
dengan penambahan aquades dalam jumlah tertentu hingga menghasilkan
larutan bening dengan menggunakan prinsip penimbangan dan pelarutan.
b. Pembuatan HCl dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 2 M, 1 M, 0,1 M
dari larutan HCl 6 M dengan menggunakan prinsip-prinsip pembuatan
larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari larutan yang lebih besar
konsentrasinya yaitu dengan pengenceran sejumlah tertentu volume
larutan induk.

2. Saran
Untuk praktikan, dalam melakukan suatu percobaan sebaiknya
mengetahui dan memahami hal-hal apa yang akan dilakukan serta pada saat
percobaan berlangsung dilaboratorium diperlukan ketelitian terhadap apa
yang sedang dikerjakan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Budiwati, Rini. 2019. Kimia Dasar. Bandung: Institut Teknologi Nasional (Itenas).
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisis Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisis Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Syukri. 2008. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.
Putri, Laili dkk. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan
Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol 6 (2):147-153.
Rusman, dkk. 2018. Buku Ajar Kimia Larutan. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Wulan, Sumarni, dkk. 2017. Rekristalisasi Natrium Klorida dari Larutan Natrium
Klorida dalam Beberapa Minyak yang di Panaskan. Al-
Kimiya. Vol 4 (2): 100-104.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan Sementara


Lampiran 2. Jawaban Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan larutan induk?


Larutan induk adalah larutan yang dapat dibuat dengan mengencerkan
larutan yang konsentrasinya lebih besar.

2. Untuk mengencerkan asam sulfat pekat, tidak boleh air ditambahkan


kedalam asam sulfat. Jelaskan mengapa demikian?
Untuk mengencerkan asam sulfat, tidak boleh air ditambahkan ke dalam
asam sufat karena pencampuran asam sulfat dengan air sangat eksoterm dan
massa jenis asam sulfat pekat lebih besar daripada air. Jika air ditambahkan ke
dalam asam sulfat, maka akan membentuk lapisan dengan asam sulfat di lapisan
bawah. Ketika sam sulfat dan air bercampur, terbentuk panas yang dapat
menyebabkan air di bagian atas meluap.

3. Sebanyak 0,04 g NaOH padat dilarutkan dalam aquades sampai volume 1


L. Jika massa massa jenis larutan dianggap sama dengan massa jenis air,
nyatakan konsentrasi NaOH itu dalam (a) persen massa; (b) bagian
persejuta (bpj); dan (c) molar.
Dik : massa NaOH = 0,04 gram
ρ air = 1 gram/mol
Mr NaOH = 40 gram/mol
Volume NaOH = 1 L = 1000 ml
Dit: (a) % massa ……?
(b) bpj………….?
(c) molar………...?
Penyelesaian:
Massa air = ρ air . V
= 1 gram/ml . 1.000ml
= 1.000 gram
massa zat terlarut
(a) % massa = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 x 100%
0,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,04+1000 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 100%

= 0,004%
massa zat terlarut
(b) bpj = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
0,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 40 ppm
massa NaOH
(c) molar (M) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟 𝑁𝑎𝑂𝐻
0,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
40 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙

= 0,001 mol
M =n/V
= 0,001 mol / 1 L
= 0,001M
Lampiran 3. Jurnal Percobaan
Lampiran 4. Dokumentasi Pembuatan Larutan NaOH 2M dari Kristal (zat
padat) NaOH

Penambahan kristal NaOH ke dalam


gelas kimia yang telah ditimbang
massanya.

Massa kristal NaOH yang terukur

Penambahan aquades ke dalam


Pengadukan Larutan NaOH
padatan NaOH
Larutan NaOH 2M
Penuangan Larutan NaOH ke dalam
labu takar 50 ml
Lampiran 5. Dokumentasi Pembuatan Larutan HCl 2M, 1M, dan 0,1M dari
larutan HCl 6M

Penuangan Larutan HCl 6M dari


gelas kimia ke labu takar 50ml

Pengambilan larutan HCl 6M


menggunakan pipet ukur

Larutan HCl 2M, 1M, dan 0,1M


Lampiran 6. Literatur

Anda mungkin juga menyukai