Dosen pengampu :
Elfa Susanti Thamrin, S.TP. M.Si, dan Endo Pebri Dani Putra, S.TP., M.P
KELAS RC
OLEH
KELOMPOK 1
Figure 1...............................................................................................................105
MODUL I
2.2.1 Bahan
3.1 Hasil
Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil dari pratikum
yaitu sebagai berikut :
4.1 Kesimpulan
Pada kegiatan observasi dan analisis praktikum kali ini didapatkan
beberapa kesimpulan kemasan modern memiliki banyak keunggulan daripada
kemasan tradisional dari segi praktis, keamanan produk dan keindahan bentuk
kemasan. Namun, produksi sampah atau limbah dari kemasan modern belum
banyak diperhatikan dan ditangani. Sementara kemasan tradisional memiliki
fungsi yang cukup baik dalam melindungi produk dan dari kerusakan mekanis
dalam jangka waktu pendek namun sangat mudah terkontaminasi mikroorganisme
atau elemen kimia lain dan limbah yang dihasilkan mudah diatasi serta mudah di
daur ulang.
4.2 Saran
Pada keseluruhan analisis dan pengamatan yang telah dilakukan, maka
didapatkan saran. Di dalam pengemasan ada baiknya diperhatikan lagi dalam segi
higienis. Kemasan yang dianalisis merupakan kemasan yang umum dijumpai dan
tidak langka pencariannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ambasari, I., & Et Al. (2012). Perubahan Kualitas Susu Pasteurisasi Dalam
Berbagai Jenis Kemasan. Jurnal Litbang, 10-19.
Hidayah, N., & Basirun. (2021). Pengaruh Jenis Kemasan Terhadap Sifat
Organoleptik Tape Singkong. Wutriologi Journal : Pangan, Gizi,
Kesehatan, 101-105.
Kunsah, B., & Al, E. (2022). Edukasi Cemaran Logam Berat (Pd, Cd, Zn) Pada
Makanan Dan Minuman Kemasan Kaleng. Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 195-201.
Nf Mufreni, A. (2016). Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan Dan Bahan
Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Teh Hijau Serbuk
Tocha). Jurnal Ekonomi Manajemen, 48-54.
Nugraheni, A. P., & Al, E. (2020). Pengaruh Kemasan Daun Pisang Sebagai
Pembungkus Terhadap Cemaran Bakteri Coli Form Dan Salmonella Pada
Tempe Industri Rumah Tangga. Bulletin Kerlinguar.
Subhan, M., & Al, E. (2019). Pengaruh Jenis Bahan Pengisi Kemasan Terhadap
Mutu Fisik Pada Saat Transportasi Buah Alpukat (Persia Americana Mill).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 372-381.
Syukrianti, M., & Nurif, M. (2015). Peranan Packing Dalam Meningkatkan Hasil
Produksi Terhadap Konsumen . Jurnal Sosial Humaniora, 181-191.
LAMPIRAN
MODUL 2
BAHAN KEMASAN PLASTIK
ABSTRAK
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Plastik
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri
dari zat lain untuk meningkatkan kualitas plastik. Plastik didesain dengan variasi
yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras,
ketahanan, dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya,
komposisi yang umum dan beratnya yang ringan, dipastikan plastik digunakan
hampir di seluruh bidang industri. Plastik sendiri merupakan bahan yang memiliki
berbagai macam bentuk dan dinilai sebagai material yang praktis dan murah.
Dengan tersebut, tidak heran jika banyak pengusaha memilih plastik sebagai
pembungkus dari produk yang mereka dijual.
Kata Kunci: Plastik, Praktis, Industri, Kemasan
ABSTRACT
The term plastic covers synthetic or semi-synthetic polymerization products.
Plastics are formed from the condensation of organics or the addition of polymers
and may also be composed of other substances to improve the quality of the
plastic. Plastics are designed with a wide variety of properties such as heat
tolerance, toughness, resistance, etc. Combined with its adaptability, common
composition and light weight, it is certain that plastic is used in almost all
industrial fields. Plastic itself is a material that has various forms and is
considered a practical and inexpensive material. With that in mind, it's no wonder
that many entrepreneurs choose plastic as the packaging for the products they
sell.
Keyword: Plastic, Practical, Industry, Packaging
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui beberapa jenis plastic
dengan memperhatikan sifat-sifatnya, antara lain densitas dan gramatur, elongasi,
serta sifat plastik pada saat atau setelah dibakar.
BAB II
METODOLOGI
2.2 Metode
2.2.1. Penentuan Gramatur dan Densitas Plastik
2.2.2. Penentuan Perpanjangan Putus (Elongasi) Plastik
4.1 Kesimpulan
Pada uji gramatur data terbesar didapatkan karena faktor bobot tiap jenis
plastiik itu sendiri. Semakin besar bobot, semakin besar nilai gramaturnya. Begitu
juga sebaliknya, pada data yang didapatkan dan uji densitas yang menyatakan
besar densitas disebabkan oleh besar gramatur dan bobot plastik itu sendiri. Pada
uji elongasi yang berpengaruh pada perpanjangan plastik adalah sruktur plastik
dan ketebalan plastik. Pada pengujian bakar plastic, cepat rambat bakar ditentukan
oleh bahan penyusun plastik dan api atau temperature pembakaran.
4.2 Saran
Pada praktikum kali ini pembuatan sampel plastik harus rapih agar sampel
tidak sulit untuk diuji. Penggunaan bahan harus dibagi secara merata, serta kehati-
hatian dalam uji bakar harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, F. (2013). Pengaruh Waktu Simpan Film Plastik Biodegradasi Dari Pati
Kulit Singkong Terhadap Sifat Mekanikalnya. Jurnal Teknik Kimia , 11-
15.
Maubani, E. (2021). Studi Komparasi Antara Ban Bekas Dan Plastik LDPEE
(Low Density Polyester) Sebagai Bahan Tambahan Pada Camppuran AC-
RC Terhadap Uji Kultuur . Jurnal Sistem Informasi.
1.2 Tujuan
2.1.2 Alat
Alat yang digunakan, yaitu
1. mistar ukur
2. gunting.
3.1 Hasil
Dari Pratikum bahan kemasan kertas yang telah dilakukan, terdapat 5
Jenis kertas yang digunakan sebagai Sampel diantaranya Hus, buffalo,
kartan, karan, dan kertas kue. Adapun pengamatan yang dilakukan yaitu
penentuan gramatur dan densitas, serta daya serap kertas terhadap air dan
minyak. Dari percobaan gramatur dan densitas diperoleh hasil sebagai
berikut.
Atika Laras. 2015. Analisis Pemilihan Kertas Sebagai Bahan Baku Untuk
Kotak Kemasan Pada CV.Surya Cemerlang Menggunakan Metode
Analytic Hierarchy Process. Jurnal Ekonomi Bisnis. 20(3):163-170.
Septia Ardiani, M.si. et al 20217. Analisis kapilaritas air pada kertas dengan
teknik sederhana Jurnal ilmiah. 8(1):34-49.
Kemasan merupakan salah satu jenis kemasan yang digunakan dari peradapan
dahulu kala dan menjadi jenis kemasan yang paling tua dari jenis kemasan
lainnya. Fungsi dari kemasan sendiri pada umumnya adalah melindungi produk
dari cemaran lingkungan yang tidak hanya menyebabkan produk menjadi rusak
juga mempercepat penurunan mutu produk. Kemasan kaca sering digunakan
untuk kemasan produk pertanian contohnya selai dan jus atau yang lainnya, hal ini
dikarenakan kemasan kaca yang memiliki sifat yang kedap terhadap gas sehingga
mampu menambah waktu simpan dari produk.Penelitian ini akan menganalisis
kemasan gelas berdasarkan cacat tampak pada gelas, dimensi, toleransi isi dan
tebal gelas minimum yang umumnya dilakukan untuk menentukan mutu gelas
tersebut yang beredar dipasaran
Kata kunci : kemasan, botol gelas, mutu
ABSTRACT
Packaging is a type of packaging used from civilization long ago and is the oldest
type of packaging compared to other types of packaging. The function of the
packaging itself in general is to protect the product from environmental
contamination which not only causes the product to be damaged but also
accelerates the decline in product quality. Glass packaging is often used for
packaging agricultural products, for example jam and juice or something else,
this is because glass packaging has gas-tight properties so it can increase the
shelf life of the product. This research will analyze glass packaging based on
visible defects in the glass, dimensions, minimum glass thickness and content
tolerance which is generally carried out to determine the quality of the glass
circulating in the market.
Keywords: packaging, glass bottles, quality
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah melakukan pengamatan terhadap cacat-cacat tampak
pada gelas, dimensi, toleransi isi dan tebal gelas minimum umumnya dilakukan untuk
menentukan mutu gelas tersebut yang ada di pasaran.
BAB II
METODOLOGI
2.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada pratikum ini meliputi :
Mistar ukur
Gelas ukur
Kain
Lap
2.2.2. Dimensi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan terhadap botol gelas
didapatkan beberapa tabel hasil sebagai berikut :
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa,
Perbedaan warna dari setiap botol dengan perbedaan bentuk dari minuman berkarbonasi
dengan botol yang tidak berkarbonasi disebabkan oleh bahan penyusun botol gelas yang
digunakan. Warna yang dihasilkan didapatkan oleh kandungan pasir silika dimana pasir
P1 berwarna flint atau bening dan pasir P3 berwarna ember atau coklat. Besarnya nilai
dimensi pada jenis botol gelas disebabkan oleh kebutuhan botol terhadap isi dari
minuman, di mana isi minuman diukur sesuai takaran sekali minum sehingga proses
oksidasi kandungan bisa diminimalisir. Besarnya nilai toleransi pada jenis botol gelas
dipengaruhi oleh kadar kandungan gas CO2 semakin kecil toleransi semakin kecil dan
sedikit oksidasi akan terjadi.
4.2 Saran
Dari praktikum ini saran yang dapat diberikan yaitu untuk lebih teliti dalam
melakukan perhitungan dengan jangka sorong dan apabila praktikan mengalami kesulitan
maka perlu diberikan pengarahan secara spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Surtikanti, H. K. (2018). Uji Hayati Lima Jenis Minuman Kemasan Gelas Dengan
Hewan Uji Daphnia Magna Dan Mencit Jantan (Mus Musculus). Jurnal
Biodjati, 78-89.
Syarief, B. ,. (2018). Pengaruh Kemasan Gelas Terhadap Minuman Berkarbonasi.
Jurnal Teknologi Pengemasan , 11-18.
Teguh, F. M. (2020). Jenis Kemasan Terhadap Mutu Sari Buah Dalam Botol.
Jurnal Teknologi Pengemasan, 3-8.
LAMPIRAN
Pengukuran dimensi dan pengama cacat
1.2 Tujuan
Tujuan pada pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu
membuat kemasan plastic biodegradable dan dapat menganalisis karakteristik
biodegradable.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1.1 Alat
1. Erlenmeyer pyrex 8. Magnetic stirrer
2. Pengaduk 9. Thermometer
3. Timbangan 10. Hot plate
4. Timbangan 11. Oven
5. Penangas air 12. Cetakan kaca 20 x 20 cm
6. Gelas ukur pyrex 13. Jangka sorong
7. Gelas piala
2.1.2 Bahan
1.Pati singkong
2.PVA (polyvinyl Alcohol)
3.Gliserol
4.Aquades
3 gr
Mulai Penimbangan Pelarutan PVA
3 gr PVA
Homogen
Plat Kaca
Selesai Pelepasan
2.2.1 Pengukuran Ketebalan (ASTM 2005)
3.1 Hasil
Berdasarkan hasil pada praktikum kemasan biodegradable dilakukan analisis
berupa pengukuran ketebalan (ASTM 2005), densitas plastik biodegradable dan
uji daya serap. Setelah dilakukan praktikum pembuatan kemasan biodegradable
dan dilakukan analisis, maka diperoleh data dari masing-masing kelompok
sebagai berikut:
4.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil dan pembahasan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa penambahan gliserol dan pva adalah sebagai plasticizer guna
menambahkan elastisitas dengan fleksibilitas pada plastik biodegradable.
Perbandingan amilosa dan amilopektin mempengaruhi sifat kelarutan dan derajat
gelitisasi Pati. Ketebalan plastik biodegradable dipengaruhi oleh jumlah Pati yang
digunakan pada nilai densitas plastik diodegradable, semakin tinggi kandungan
Pati maka akan semakin rendah densitas plastik biodegradable. Banyaknya
kandungan amilopektin menyebabkan penyerapan air yang cukup besar sehingga
ketahanan air menjadi rendah. Kegagalan pada pembuatan plastik biodegradable
bisa disebabkan oleh tingginya suhu pada proses pelarutan pva dan Pati,
rendahnya konsentrasi plasticizer dan pada proses pencetakan.
4.2 Saran
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan.
Praktikan harus lebih memperhatikan lagi banyaknya bahan yang digunakan.
Praktikan lebih memperhatikan metode atau prosedur kerja yang digunakan
agar tidak terjadi kegagalan pada pembuatannya. Praktikan lebih teliti atau
konsentrasi dalam pengamatan larutan yang sedang dihomogenkan atau
dipanaskan dengan suhu yang digunakan dalam pengeringan.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, A. E. (2019). Pemanfaatan Padi Kulit Ubi Kayu Dan Selulosa Kulit
Kacang Tanah Pada Pembuatan Plastik Biodegradable. SAGU, 18(2):10-
11.
Pelarutan PVA dengan Aquades dan pemanasan dengan suhu 70oc dan
Penambahan gliserol sebanyak 1 gr
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memberikan gambaran desain
kemasan produk yang ada di pasar berdasarkan elemen desain kemasan , seperti
warna,bentuk, merek/logo,tipografi brand,fotografik,ilustrasi, dan lain-lain.
BAB II
METODOLOGI
data analisis
Mulai Pembandingan Penganalisisan Pengkajian
tabel
Selesai
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1.6 Kelompok 6
Elemen Produsen
Desain Produk 1 Produk 2 Produk 3
Kemasan (nescafe) (fresco) (cappucino)
Warna Hitam,biru,merah Kuning,merah,hita Merah,hijau,cream,kuning
dan coklat m dan coklat
Bentuk segi empat segi empat segi empat
Berat 29 gram 25 gram 25 gram
Jenis
Merk/ Nestley Kapal api Wingsfood
Logo
Tipografi
Brand
4.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini telah didapatkan hasil dengan pembahasannya,
sehingga dapat disimpulkan, Perbedaan penggunaan warna pada tiap kemasan
dimaksudkan untuk membedakan jenis produk dan juga menjadi identitas bagi
produk. Perbedaan bentuk disesuaikan dengan produk itu sendiri. Kemudian
pertimbangan mekanis kondisi marketing pertimbangan pemajangan dan cara
penggunaan kemasan tersebut . Pada berat jenis ditentukan oleh netto dan bruto.
Pada merek atau logo perbedaan ini bertujuan untuk membedakan produk satu
dengan yang lainnya. Dengan adanya merek atau logo masyarakat akan lebih
mengenal produk tersebut. Penggunaan tipografi disesuaikan dengan tema dan
tujuan dari produk itu sendiri. Bahasa yang digunakan adalah untuk alat
komunikasi. Penggunaan Suatu bahasa pada kemasan juga merupakan tujuan
pemasaran bagi masyarakat. Penentuan ilustrasi dan fotografi yaitu memberikan
elemen-elemen yang sesuai dengan produk. Point of interest kemasan
melampirkan aspek yang menarik seperti pegunungan pada air mineral. Adanya
source of authority menandakan bahwa produk berasal dari bahan-bahan yang
aman. Informasi tambahan biasanya berisi informasi tambahan terkait produk
seperti nilai gizi.
4.2 Saran
Pada praktikum yang telah dilakukan ada baiknya pengamatan dilakukan
secara cermat sehingga kemasan dapat di deskripsikan sesuai elemen-elemen pada
kemasan. Untuk praktikum selanjutnya diharapkan agar kemasan yang di amati
lebih beragam lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Andarini, N. N. et al. (2021). Fungsi Dan makna Point Of Interest Dalam Unsur
Grafis pada Label Makanan Traditional Getuk Goreng Di Sokaja. Journal
Of Advertising And Visual Comunication , 2(2): 114-128.
Fadilla, N. et al. (2022). Story Telling Dalam Kemasan Kopi janji Jiwa. Jurnal
Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 8(1):1-9.
Faisal, M. A. (2019). Kajian Desain Kemasan Tolak Angin Dan Antangin. Jurnal
Seni Dan Desain, 51-60.
Wiratama, I. M.et al. (2022). Perancangan Ilustrasi Kemasan Kopi Mini Bali
Kintamani. Denpasar.
LAMPIRAN
Kemasan yang di amati
2.2. Metode
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Berikut hasil desain dari kelompok 3 dengan kemasan produk pisang coklat
Figure 1
3.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kelompok 1 memilih keripik pisang dengan
berbagai variasi rasa, seperti original, coklat, keju, green tea, red Velvet, dan
strawberry. Alasan kelompok 1 memilih keripik pisang dengan berbagai varian
rasa yaitu karena keripik pisang memiliki umur simpan yang cukup lama. Bahan
baku dan komposisi yang tidak terlalu banyak serta banyaknya masyarakat yang
menyukai keripik pisang dengan berbagai jenis. Salah satunya keripik pisang.
Untuk desain produk, berdasarkan hasil praktikum berupa desain kemasan produk
dari kelompok 1 kami menggunakan dua kemasan sebagai wadah untuk keripik
pisangnya. Kemasan tersebut terdiri sebagai kemasan primer dan kemasan
sekunder untuk kemasan primer sendiri kami menggunakan plastik jenis LDPE.
Berdasarkan literatur, plastik LDPE (Low Density Polyethylene) bisa digunakan
untuk wadah makanan dan botol-botol yang lebih lembek (Purwaningrum, 2016).
Sedangkan kemasan sekunder kelompok 1 menggunakan kertas Kraft yang
diberi plastik ziplock sebagai bahan pengaman agar makanan tidak mudah tumpah
dan kemasan masih tetap bisa digunakan dalam waktu yang lama dan aman
selama plastik Ziplock masih bagus dan tidak rusak. Alasan kelompok 1 memilih
kertas sebagai kemasan sekunder karena kertas lebih ramah lingkungan jika
dibandingkan dengan kemasan lainnya. Hal ini karena kertas lebih mudah terurai
di lingkungan jika dibandingkan dengan kemasan lainnya. Tidak hanya itu, kertas
juga terbuat dari serat selulosa yang berasal dari alam.Namun, berdasarkan
literatur bahan pengemas yang berasal dari kertas dan sejenisnya memiliki bahan
dasar berupa serat selulosa yang telah melalui proses pada mesin kertas dan
terbentuk jaringan serat berupa lembaran.
Komponen lainnya dalam bahan baku pulp adalah Hemi selulosa, fenil
propam Terpolimerisasi sebagai lem untuk merekatkan serat, minyak dan sensial,
alkaloid, pigmen, mineral. Pada percobaan pembuatan kertas terkadang digunakan
klor sebagai bahan pemutih pulp yang digunakan sebagai bahan baku kertas,
bahan penguat, bahan dari untuk memberi sifat anti air pada kertas, pewarna dan
pelapis bahan berbahaya yang ada dalam kertas dapat memberikan ancaman bagi
kesehatan. Kertas yang bertinta seharusnya tidak digunakan untuk membungkus
bahan pangan secara langsung. Migrasi bahan kimia berbahaya dari kemasan
dapat mengakibatkan terjadinya keracunan ataupun akumulasi bahan toksin
(ndiati, 2014). Berdasarkan literatur tersebut kelompok 1 memutuskan untuk
kemasan berbahan kertas Kraft yang digunakan sebagai kemasan sekunder untuk
mengurangi kemungkinan produk yang dikemas terkena migrasi bahan kimia
yang berbahaya. Awalnya kelompok 1 hanya ingin menggunakan kertas sebagai
bahan kemasan dari produk keripik pisang, namun mengingat bahwa produk yang
dikemas berupa makanan. maka kami memutuskan untuk menambahkan plastik
jenis LDPE sebagai bahan primernya.
Untuk label sendiri, terdapat berbagai atau beberapa komponen yang
kelompok 1 cantumkan pada kemasan produk sesuai dengan hasil yang telah
digambarkan. Pada kemasan depan, terdapat tulisan open here yang bertujuan
untuk memberitahu konsumen tempat untuk membuka kemasan. Selanjutnya
yaitu tipografi pada nama kemasan kami menggunakan jenis huruf mistral
berwarna hijau. Alasan kelompok 1 memilih warna hijau karena warna hijau
merupakan warna yang paling mencolok jika dibandingkan warna yang lainnya
pada kemasan. Sehingga mampu menarik dan membuat konsumen lebih mudah
menghafalnya. Tidak hanya itu, warna hijau yang melambangkan warna dari
pohon pisang serta memiliki arti segar dan organik sedangkan point of interest
pada kemasan kami adalah "Yuhuy" yang merupakan nama brand atau yang
memproduksinya titik terdapat buah pisang yang merupakan bahan baku dari
produk yang dikemas. Terdapat coklat dan nama rasa pada kemasan yang
menunjukkan varian dari produk. Mangkok berisi keripik pisang coklat yang
menunjukkan bentuk dan isi dari produk yang dikemas. Terdapat jargon di bawah
pojok kiri yang dapat menambah daya tarik konsumen. Terdapat tanggal exp dan
yang memproduksinya. Logo halal serta berat bersih produk.
Untuk background dari kemasan bagian depan sendiri berwarna coklat
karena kemasannya berasal dari kertas. Terdapat gambar pisang dan coklat yang
kecil-kecil mengartikan dua bahan baku yang digunakan. Sedangkan pada
kemasan belakang, pada pojok kiri atas terdapat gambaran coklat yang meleleh
dan pisang di depannya merupakan kombinasi dari produk-produk yang dikemas.
Selanjutnya terdapat komposisi yang bertujuan agar konsumen mengetahui bahan
apa saja yang terdapat pada produk yang akan mereka beli. Selanjutnya terdapat
kandungan gizi pada ukuran porsi 200 gram, ini sesuai dengan berat bersih
produk. Serta keterangan banyaknya kalori yang terkandung di dalamnya dengan
begitu calon konsumen dapat mengetahui dan mempertimbangkan kandungan gizi
dan kalori yang akan mereka peroleh jika mengkonsumsi produk ini.
Selanjutnya terdapat informasi mengenai varian lainnya dari produk ini
dengan tujuan agar konsumen yang telah membeli produk dengan satu varian
tertarik untuk mencoba varian lainnya. Dan sebagai petunjuk varian apa saja yang
dikemas tersebut karena tiap jenis varian yang sesuai dengan produk isinya akan
diberi tanda centang dan yang terakhir ada logo daur ulang dan buang sampah
pada tempatnya yang menunjukkan bahwa kemasan yang digunakan dapat didaur
ulang. Sedangkan logo buang sampah pada tempatnya merupakan salah satu cara
kami memberikan pesan positif kepada konsumen mengenai kebersihan
lingkungan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa masing-
masing jenis kemasan memiliki fungsi kelebihan serta kekurangan yang berbeda-
beda. Kemasan produk dapat ditentukan berdasarkan produk yang akan
dikemas.untuk kelompok 1 sendiri menggunakan dua kemasan dengan fungsi
yang berbeda. Kemasan yang pertama merupakan kemasan primer dan yang
kedua yaitu sekunder fungsi lahan kemasan sekunder yaitu sebagai bahan desain
dan label sebagai daya tarik dan sarana informasi bagi konsumen.
4.2. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan sebaiknya praktikan lebih
memperhatikan lagi bahan apa saja yang akan digunakan untuk kemasan dan
elemen apa saja yang harus ada pada label di dalam produk yang akan dikemas.
DAFTAR PUSTAKA
Kristina. (2018). Aplikasi Gestalk Pada Desain Label Kemasan Produk Aqua.
Jurnal Andhapura.
Nadia. (2018). Strategi Branding Melalui Desain Kemasan Bagi Home Indutry
Sabun Cair. Jurnal Desain Kemasan Komunikasi Visual, Manajemen
Desain Dan Periklanan.