Berbahan Dasar
Pati Aren
Kelompok 3
Anggota Kelompok 3:
Brigitta Indah Permata 23020119140138
Rafael Evan Wiryawan 23020119140080
Hidayah Safira 23020119120023
Shabrina Almira 23020119140113
Ridho Pangestu 23020119130068
Ruth Mullia Rasika 23020119130136
Afni Harfina 23020119120029
Cut Nadia P.S. 23020119140115
Elizabeth Irene Tobing 23020119120015
Oktafilla Zahra Putri S. 23020119130042
Pendahuluan
Tahap pertama pada proses produksi mi sohun adalah merendam pati aren di dalam air
sambil dilakukan pengadukan sekitar 30 menit. Pengadukan ini berfungsi untuk memisahkan
kotoran kotoran yang ada pada pati aren. Pati aren yang didapat dari pemasok masih terdapat
banyak kotoran seperti serat-serat, pasir, tanah, dan akar tanaman. Setelah proses
pengadukan selesai, kemudian pati dilakukan pengendapan selama sekitar 8-10 jam agar
sari-sari pati dan kotoran dapat terpisah. Sari-sari pati aren akan mengendap di bawah,
sedangkan kotorannya akan berada di atasnya. Air yang dibutuhkan untuk tahap ini adalah
sekitar 1000 liter untuk 300 kg pati aren. Output yang dihasilkan adalah berupa endapan pati
sebanyak 400 kg dan limbah air bekas pengendapan sekitar 900 liter.
2. Pencucian I
Endapan pati yang dihasilkan harus dicuci lagi sebanyak 2-3 kali agar pati yang
dihasilkan benar-benar bersih dari kotoran. Hal ini sesuai dengan pendapat Muslimah et
al. (2021) yang menyatakan bahwa endapan pati dicuci sebanyak 3 kali agar kotoran-
kotoran yang ada di permukaan hilang. Output yang dihasilkan dari tahap ini adalah
endapan pati basah sebanyak 550 kg dan limbah air sekitar 1350 liter.
3. Pencampuran dan Pendiaman
Pati basah 550 kg
Pencampuran
Kaporit (7,5 kg)
Bubur pati 1200 kg yang dihasilkan dari proses pemasakan, akan melalui tahap
pencetakan bubur pati menggunakan mesin ekstruksi sohun. Mesin ekstruksi merupakan
mesin yang berfungsi sebagai pencetak adonan bubur pati menjadi benang benang
sohun (Rizqi dan Budiono, 2019). Ekstruder memiliki lubang-lubang kecil sebagai
pencetak dan diameternya dapat diatur sesuai dengan keinginan pengguna. Mesin ektrusi
dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan sumber tenaga yang digunakan yaitu yang
dirakit secara sederhana dengan sumber tenaga manusia atau dengan mesin otomatis
yang dipesan di pabrik (Kusuma et al., 2013). Pencetakan dilakukan dengan menuangkan
bubur pati kedalam cetakan kemudian ditutup dan dipotong dengan tekanan 0-3 MPa
secara otomatis membentuk untaian mi sohun basah (Pratiwi, 2018). Pada tahap ini tidak
terjadi perubahan berat bubur pati setelah dicetak, sehingga input sama dengan output
yang dihasilkan yaitu mi sohun basah dengan tebal 0,13 cm dan panjang 68 cm sebanyak
1200 kg.
7. Pengeringan
Produk mi sohun kering dikemas menggunakan kemasan plastik PP dengan berat per kemasan
sebesar 3 gram dan ukuran pengemasan produk sebesar 250 gram. Produk akhir mi sohun kering
sebanyak 144 kg dikemas dalam ukuran 250 gram sehingga menghasilkan produk sebanyak 576
bungkus. Menurut Djaeni et al. (2019) setelah proses pengeringan mi sohun dapat langsung dikemas
menggunakan kemasan plastik dengan berat tertentu. Jumlah kemasan yang disiapkan pada proses
pengemasan mi sohun kering adalah sebanyak 1620 gram kemasan plastik PP dengan perkiraan
limbah kemasan yang dihasilkan adalah 3% sehingga menghasilkan limbah kemasan rusak sebanyak
48,6 gram. Menurut Nugroho et al. (2016) pada industri pengolahan pangan jumlah kemasan rusak
atau reject adalah sekitar 3-5% dan umum terjadi saat proses penyegelan dengan mesin pengemas.
C. Produk dan Limbah yang Dihasilkan
1. Produk 2. Limbah
• Pati aren yang telah melalui proses • Limbah berdasar karakteristiknya dibedakan
pengadukan, pengendapan, pencucian I, menjadi beberapa jenis, yaitu:
pencampuran, pendiaman, pencucian II, -limbah cair,
pemasakan, pencetakan, dan pengeringan -limbah entitas pencemar air yang terdiri dari
akan menghasilkan mi sohun kering bahan buangan padat, bahan buangan organik,
sebanyak 144 kg. dan bahan buangan anorganik
• Mi sohun tidak mudah patah karena kuat -limbah B3
patah sohun kering dipengaruhi ikatan antar -limbah padat
molekul dan granula pati dan kandungan -limbah gas
amilosa pada sohun menyebabkan ikatan • Limbah dalam pengolahan mi sohun ini
silang pada granula pati. dapat berupa limbah cair, padat, dan gas.
• Sohun yang telah dikeringkan dikemas
menggunakan plastik yang ditutup mesin 3. Dampak pada Lingkungan
sealer dan diberi cap nama industri Limbah cair yang masuk ke sungai dapat
pengolahan sohun dan biasanya berat membuat pencemaran air karena mengandung
produk tiap kemasan plastik berisi 250gram. banyak virus penyakit dan limbah yang berupa
asap akan mengiritasi mata dan pernapasan.
Komposisi Bahan Mi Sohun
• Sisa endapan pati aren dapat digunakan kembali (reuse) sebagai media tanam. Salah satu
kandungan media tanam yang baik adalah mengandung selulosa. Sisa endapan pati aren
mengandung unsur selulosa yang cukup tinggi yaitu antara 60-75% dari beratnya. Sehingga
sisa endapan pati aren ini dikatakan baik sebagai media tanam.
• Sisa endapan pati aren dapat diolah kembali (recycle) sebagai pakan ternak setelah
difermentasi. Menurut Nurmi et al. (2019), Ampas pati aren yang merupakan limbah industri
mengandung bahan kering 26,47%, bahan organik 89,67%, protein kasar 3,19%, lemak kasar
0,13% dan serat kasar 31,90%., dimana kadar proteinnya cenderung rendah sehingga harus
ditingkatkan dengan proses fermentasi agar nutrisinya cukup untuk digunakan sebagai
pakan ternak.
3. Remahan Sohun yang Tertinggal
• Remahan sohun yang jatuh dan tertinggal di mesin dapat diolah kembali (recycle) menjadi
sohun, yaitu dengan dibersihkan kemudian dimasak kembali bersama endapan pati.
• Remahan ini juga dapat diolah kembali (recycle) sebagai pakan ternak fermentasi
bersamaan dengan pengolahan sisa endapan pati aren.
4. Arang Sisa Kayu Bakar
• Pengelolaan limbah kemasan rusak pada industri yang berbahan dasar plastik dapat
dilakukan dengan pembuangan begitu saja untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir
setempat.
• Selain itu terdapat pilihan untuk mengelola sampah plastik agar ramah lingkungan salah
satunya yaitu dengan insinerasi. Teknologi insinerasi merupakan teknologi yang
mengonversi materi padat (dalam hal ini sampah) menjadi materi gas (gas buang), serta
materi padatan yang sulit terbakar, yaitu abu (bottom ash) dan debu (fly ash)
• Cara lainnya yang dapat dilakukan yaitu memanfaatkan limbah plastik menjadi barang
fungsional yang estetik seperti kerajinan bunga dari plastik. Kegiatan tersebut dapat
dilakukan seperti melakukan pelatihan pada anak-anak sekaligus pencerdasan mengenai
bahaya limbah plastik, sehingga masalah limbah plastik dapat dicegah sejak dini.
• Proses yang dapat dilakukan untuk menguraikan plastik yaitu pirolisis. Pirolisis yaitu suatu
proses yang bertujuan untuk mendegradasi senyawa-senyawa dalam suatu material
sehingga dapat dipecah menjadi senyawa-senyawa parsial.
E. Legal Aspek atau Peraturan Terkait
• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep-
51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri.
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
• Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun
2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah, untuk Industri Soun.
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Sampah Pada Bank Sampah
Penutup