Anda di halaman 1dari 27

Pengolahan Mie Soun

Berbahan Dasar
Pati Aren

Kelompok 3
Anggota Kelompok 3:
Brigitta Indah Permata 23020119140138
Rafael Evan Wiryawan 23020119140080
Hidayah Safira 23020119120023
Shabrina Almira 23020119140113
Ridho Pangestu 23020119130068
Ruth Mullia Rasika 23020119130136
Afni Harfina 23020119120029
Cut Nadia P.S. 23020119140115
Elizabeth Irene Tobing 23020119120015
Oktafilla Zahra Putri S. 23020119130042
Pendahuluan

Permintaan konsumen akan mie berbahan non 02


terigu seperti mie soun dan mie bihun semakin
meningkat karena perubahan gaya hidup
01
masyarakat ke gaya hidup sehat yang banyak
mengurangi konsumsi gluten dan karbohidrat.
Mie soun merupakan produk olahan mie non
terigu atau berbasis pati yang dibuat dengan
memanfaatkan proses gelatinisasi pati untuk
membentuk tekstur mie (Fitriyanti, 2017).
03
Pati aren dipilih sebagai salah satu bahan baku 04
untuk membuat mie soun karena pada pohon
aren yang sudah berumur tua memiliki
kandungan pati yang tinggi, mudah didapatkan,
harganya murah, dan merupakan salah satu
tanaman sumber pati (Alam dan Saleh, 2011).
Limbah cair dihasilkan dari sisa air yang digunakan untuk
mengendapkan pati aren, sedangkan limbah padat
dihasilkan dari penggilingan batang aren dan sisa produk
mie soun yang tidak sempurna atau berjatuhan saat proses
produksi (Rokhani, 2015).

Penggunaan kaporit ini akan meninggalkan limbah cair yang


masuk dalam kategori limbah B3. Limbah cair sisa
pengendapan pati langsung dibuang atau dialirkan ke
sungai yang akan menyebabkan terjadinya pencemaran
sungai, mengganggu organisme perairan, dan menurunkan
kualitas air (Trisnastuti, 2015). Pengolahan limbah cair
dapat dilakukan melalui berbagai sarana dan cara dengan
tujuan untuk menghindari pencemaran dan memanfaatkan
kandungan dalam limbah yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan lain.
Pembahasan
A. Alur Neraca Bahan
B. Rincian Perhitungan Neraca Bahan

1. Pengadukan dan Pencucian

Pati aren 300 kg


Pengadukan (±30 menit)
02
Air 1000 liter

Air 900 liter


Pengendapan (8-10 jam)
Endapan pati 400 kg

Tahap pertama pada proses produksi mi sohun adalah merendam pati aren di dalam air
sambil dilakukan pengadukan sekitar 30 menit. Pengadukan ini berfungsi untuk memisahkan
kotoran kotoran yang ada pada pati aren. Pati aren yang didapat dari pemasok masih terdapat
banyak kotoran seperti serat-serat, pasir, tanah, dan akar tanaman. Setelah proses
pengadukan selesai, kemudian pati dilakukan pengendapan selama sekitar 8-10 jam agar
sari-sari pati dan kotoran dapat terpisah. Sari-sari pati aren akan mengendap di bawah,
sedangkan kotorannya akan berada di atasnya. Air yang dibutuhkan untuk tahap ini adalah
sekitar 1000 liter untuk 300 kg pati aren. Output yang dihasilkan adalah berupa endapan pati
sebanyak 400 kg dan limbah air bekas pengendapan sekitar 900 liter.
2. Pencucian I

Air 900 liter Air 1350 liter


Pencucian I (3 kali) Pati basah 550 kg
Endapan pati 400 kg

Endapan pati yang dihasilkan harus dicuci lagi sebanyak 2-3 kali agar pati yang
dihasilkan benar-benar bersih dari kotoran. Hal ini sesuai dengan pendapat Muslimah et
al. (2021) yang menyatakan bahwa endapan pati dicuci sebanyak 3 kali agar kotoran-
kotoran yang ada di permukaan hilang. Output yang dihasilkan dari tahap ini adalah
endapan pati basah sebanyak 550 kg dan limbah air sekitar 1350 liter.
3. Pencampuran dan Pendiaman
Pati basah 550 kg
Pencampuran
Kaporit (7,5 kg)

Pendiaman (8-10 jam)

Tahap selanjutnya adalah endapan pati yang sudah


bersih dari kotoran diberi kaporit. Pemberian kaporit ini
bertujuan untuk membuat mi sohun yang dihasilkan
berwarna putih sehingga disukai oleh para konsumen.
Hal ini sesuai dengan pendapat Prawitasari (2014)
yang menyatakan bahwa pemberian kaporit digunakan
sebagai salah satu campuran kimia dalam membuat mi
sohun tersebut agar mi sohun tersebut membuat
tekstur berwarna putih seperti yang saat ini disajikan
dan dinikmati oleh kebanyakan masyarakat luas.
Pemberian kaporit pada makanan diatur dalam SNI
0222-1987-M yaitu sebesar maksimal 0,1%. Setelah itu,
pati didiamkan selama 8-10 jam agar pati terpisah
dengan air atau mengendap.
4. Pencucian II

Air 500 liter Pencucian II (menghilangkan Air 450 liter


bau kaporit) Pati basah 600 kg

Endapan pati yang telah tercampur dengan kaporit


selanjutnya dilakukan pencucian untuk menghilangkan
bau kaporit. Pencucian ini harus benar-benar bersih,
karena pencucian yang tidak bersih dapat menyebabkan
sohun berwarna kuning kusam dan mudah patah
(Kholifah et al., 2021). Setelah bau kaporit hilang serta
sari pati telah mengendap maka air dibuang dan sari
pati dibiarkan hingga air pada sari pati menyusut. Output
yang dihasilkan dari tahap ini adalah 600 kg pati basah
dan limbah air 450 liter.
5. Pemasakan
Air 600 liter Pemasakan (100˚C, 1 menit) Bubur pati 1200 kg

Pati basah 600 kg dan ditambah air 600 liter dimasak


selama 1 menit dengan suhu 100°C, hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa tepung yang digunakan
benar-benar matang sehingga memudahkan dalam
proses selanjutnya yaitu proses pencetakan (Oktaviani,
2011). Jumlah air yang ditambahkan saat pemasakan
dapat menentukan kualitas dan mutu dari mi sohun.
Penambahan air yang terlalu sedikit dapat
menyebabkan proses gelatinisasi yang kurang
sempurna sehingga adonan tidak mengikat dengan baik
dan penambahan air yang terlalu banyak menyebabkan
mi yang terlalu matang sehingga memiliki tekstur yang
lengket (Indriati et al., 2013).
6. Pencetakan
Pencetakan (tebal 0,13 cm, Mi sohun
Bubur pati 1200kg basah 1200 kg
panjang 68 cm)

Bubur pati 1200 kg yang dihasilkan dari proses pemasakan, akan melalui tahap
pencetakan bubur pati menggunakan mesin ekstruksi sohun. Mesin ekstruksi merupakan
mesin yang berfungsi sebagai pencetak adonan bubur pati menjadi benang benang
sohun (Rizqi dan Budiono, 2019). Ekstruder memiliki lubang-lubang kecil sebagai
pencetak dan diameternya dapat diatur sesuai dengan keinginan pengguna. Mesin ektrusi
dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan sumber tenaga yang digunakan yaitu yang
dirakit secara sederhana dengan sumber tenaga manusia atau dengan mesin otomatis
yang dipesan di pabrik (Kusuma et al., 2013). Pencetakan dilakukan dengan menuangkan
bubur pati kedalam cetakan kemudian ditutup dan dipotong dengan tekanan 0-3 MPa
secara otomatis membentuk untaian mi sohun basah (Pratiwi, 2018). Pada tahap ini tidak
terjadi perubahan berat bubur pati setelah dicetak, sehingga input sama dengan output
yang dihasilkan yaitu mi sohun basah dengan tebal 0,13 cm dan panjang 68 cm sebanyak
1200 kg.
7. Pengeringan

Mi sohun basah Pengeringan (2-3 jam, Ka 12%, Air 1056 liter


1200kg sinar matahari) Mi sohun kering 144 kg

Mi sohun basah yang telah dicetak akan ditempatkan


dalam papan alumunium dan dikeringkan dengan sinar
matahari. Proses pengeringan atau penjemuran dilakukan
secara langsung dibawah sinar matahari, jika matahari
bersinar terik biasanya pengeringan sohun dilakukan
selama 2-3 jam (Hasanah dan Hasrini, 2018). Penjemuran
dengan sinar matahari biasanya memiliki suhu mencapai
40°C. Suhu dari sinar matahari tersebut dapat menurunkan
kadar air dari mi sohun basah mencapai 12% atau
berkurang sebanyak 1056 liter air (Yosua dan Rahayu,
2014). Output yang dihasilkan dari tahap pengeringan ini
yaitu 144 kg mie soun kering. Kadar air mie soun yang
dihasilkan sudah sesuai dengan SNI 01-3723-1995 yaitu
maksimal sebesar 14,5%.
8. Pengemasan

Produk mi sohun kering dikemas menggunakan kemasan plastik PP dengan berat per kemasan
sebesar 3 gram dan ukuran pengemasan produk sebesar 250 gram. Produk akhir mi sohun kering
sebanyak 144 kg dikemas dalam ukuran 250 gram sehingga menghasilkan produk sebanyak 576
bungkus. Menurut Djaeni et al. (2019) setelah proses pengeringan mi sohun dapat langsung dikemas
menggunakan kemasan plastik dengan berat tertentu. Jumlah kemasan yang disiapkan pada proses
pengemasan mi sohun kering adalah sebanyak 1620 gram kemasan plastik PP dengan perkiraan
limbah kemasan yang dihasilkan adalah 3% sehingga menghasilkan limbah kemasan rusak sebanyak
48,6 gram. Menurut Nugroho et al. (2016) pada industri pengolahan pangan jumlah kemasan rusak
atau reject adalah sekitar 3-5% dan umum terjadi saat proses penyegelan dengan mesin pengemas.
C. Produk dan Limbah yang Dihasilkan
1. Produk 2. Limbah

• Pati aren yang telah melalui proses • Limbah berdasar karakteristiknya dibedakan
pengadukan, pengendapan, pencucian I, menjadi beberapa jenis, yaitu:
pencampuran, pendiaman, pencucian II, -limbah cair,
pemasakan, pencetakan, dan pengeringan -limbah entitas pencemar air yang terdiri dari
akan menghasilkan mi sohun kering bahan buangan padat, bahan buangan organik,
sebanyak 144 kg. dan bahan buangan anorganik
• Mi sohun tidak mudah patah karena kuat -limbah B3
patah sohun kering dipengaruhi ikatan antar -limbah padat
molekul dan granula pati dan kandungan -limbah gas
amilosa pada sohun menyebabkan ikatan • Limbah dalam pengolahan mi sohun ini
silang pada granula pati. dapat berupa limbah cair, padat, dan gas.
• Sohun yang telah dikeringkan dikemas
menggunakan plastik yang ditutup mesin 3. Dampak pada Lingkungan
sealer dan diberi cap nama industri Limbah cair yang masuk ke sungai dapat
pengolahan sohun dan biasanya berat membuat pencemaran air karena mengandung
produk tiap kemasan plastik berisi 250gram. banyak virus penyakit dan limbah yang berupa
asap akan mengiritasi mata dan pernapasan.
Komposisi Bahan Mi Sohun

Tabel Komposisi Bahan Penyusun Mi Sohun per Kemasan

Bahan Penyusun Jumlah

Pati aren 300 kg

Air 600 liter

Sumber: Data Primer Praktikum Teknologi Penanganan Limbah, 2021.


Komposisi Bahan Mi Sohun

Tabel Komposisi Bahan Penyusun Mi Sohun per Kemasan

Bahan Penyusun %KH %Prot %Lemak %Abu %Air

Pati aren 85,6 0,6 1,1 0,8 11,9

Air 0,0 0,0 0,0 0,0 100,0

Sumber: Data Kemenkes RI, 2018.


Limbah
Tabel Jumlah Limbah Industri Sohun Aren berdasarkan Sifatnya
Jumlah Limbah yang Dihasilkan
Limbah Sifat Limbah
Organik Anorganik
Ceceran sohun Organik 2 kg

Sisa pengendapan pati aren Organik 2 kg

Air sisa pencucian I Organik 1350 L


Air sisa pencucian II Organik 457,5 L
Air sisa pengendapan Organik 900 L

Uap air proses pengeringan Organik 1056 L

Asap kayu bakar Organik 0,356 kg


Kemasan Rusak Anorganik 48,6 gram
Total Limbah 3.772,5 4,356kg 48,6 gram

Sumber: Data Primer Praktikum Teknologi Penanganan Limbah, 2021.


Limbah
Tabel Jumlah Limbah Industri Sohun Aren berdasarkan Wujudnya
Jumlah Limbah yang Dihasilkan
Limbah
Padat Cair Gas
Ceceran sohun 2 kg - -
Sisa pengendapan pati
2 kg - -
aren
Air sisa pencucian I - 1350 L -
Air sisa pencucian II - 457,5 L -
Air sisa pengendapan - 900 L -
Uap air proses
- - 1056 kg
pengeringan
Asap kayu bakar - - 0,356 kg
Kemasan Rusak 0,0486 kg - -
Total limbah 4,0486 2.707,5L 1056,356kg

Sumber: Data Primer Praktikum Teknologi Penanganan Limbah, 2021.


D. Limbah dan Pengolahannya
Tabel Pengolahan 3R Limbah Industri
Limbah Jenis Pengolahan
Reduce Reuse Recycle

Air sisa pengendapan pati Pengurangan nilai BOD


(cair) dan COD
Sisa pengendapan pati media tanam fermentasi menjadi pakan
aren (padat) ternak
Remahan sohun yang dimasak kembali
jatuh dan tertinggal (padat) fermentasi menjadi pakan
ternak
Sisa pembakaran kayu pupuk tanaman
bakar (padat)
Asap kayu bakar (gas) filtrasi
Kemasan yang rusak insenerasi

Sumber: Data Primer Praktikum Teknologi Penanganan Limbah, 2021.


D. Limbah dan Pengolahannya

1. Air Sisa Pencucian dan Pengendapan Pati

Pengendapan pati dihasilkan dari suspensi pati hasil


pemasakan dan kemudian diendapkan untuk memisahkan
komponen air dengan pasta pati. Sedangkan air sisa
pengendapan tersebut akan dibuang karena hanya pati yang
diendapkanlah yang dibutuhkan dalam industri pembuatan mi
sohun. Pembuangan air tersebut merupakan limbah cair
dengan kandungan organik yang masih tinggi. Umumnya,
limbah cair hasil pengendapan pati hanya dibuang begitu saja
ke saluran pembuangan atau sungai namun beberapa ada
yang dialirkan ke unit pengolahan terlebih dahulu seperti
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (Wulandari et al.,
2020).
2. Bahan Sisa Pengendapan Pati Aren

• Sisa endapan pati aren dapat digunakan kembali (reuse) sebagai media tanam. Salah satu
kandungan media tanam yang baik adalah mengandung selulosa. Sisa endapan pati aren
mengandung unsur selulosa yang cukup tinggi yaitu antara 60-75% dari beratnya. Sehingga
sisa endapan pati aren ini dikatakan baik sebagai media tanam.

• Sisa endapan pati aren dapat diolah kembali (recycle) sebagai pakan ternak setelah
difermentasi. Menurut Nurmi et al. (2019), Ampas pati aren yang merupakan limbah industri
mengandung bahan kering 26,47%, bahan organik 89,67%, protein kasar 3,19%, lemak kasar
0,13% dan serat kasar 31,90%., dimana kadar proteinnya cenderung rendah sehingga harus
ditingkatkan dengan proses fermentasi agar nutrisinya cukup untuk digunakan sebagai
pakan ternak.
3. Remahan Sohun yang Tertinggal

• Remahan sohun yang jatuh dan tertinggal di mesin dapat diolah kembali (recycle) menjadi
sohun, yaitu dengan dibersihkan kemudian dimasak kembali bersama endapan pati.

• Remahan ini juga dapat diolah kembali (recycle) sebagai pakan ternak fermentasi
bersamaan dengan pengolahan sisa endapan pati aren.
4. Arang Sisa Kayu Bakar

Arang sisa yang dihasilkan Mercurydapat


is the closest
digunakan kembali sebagai
planet to
pemanfaatan limbah. Kayu yang telah menjadithe Sun arang ini dapat digunakan
menjadi pupuk dengan campuran pupuk lainnya seperti pupuk kendang
karena dapat meningkatkan pH tanah serta kejenuhan basa pada tanah,
Venus isdan
lalu memperbaiki sifat kimia tanah, the second
menurunkan kadar Al2+ dan H+
planet from the Sun
pada tanah.

Yes, this is the ringed


one. It’s a gas giant
5. Asap Sisa Pemasakan (Pembakaran Kayu)

• Tempat pemasakan atau pengendapan pati aren dapat


diintegrasikan dengan perangkap asap yang akan
mengumpulkan asap hasil pembakaran kayu sehingga
dapat tertampung terlebih dahulu untuk difiltrasi.
• Perangkap asap juga dilengkapi dengan filter yang
berguna untuk mengurangi kandungan CO yang terdapat
pada asap yang setelah difiltrasi, sisa asap dan panas
dikeluarkan melalui cerobong.
• Asap dialirkan terlebih dahulu ke ruang dengan zeolit
kemudian dialirkan ke tempat penyemprotan air. Filtrasi
menggunakan air ini dilakukan dengan cara
mengendapkan zat sisa pencemar menggunakan
partikel-partikel air yang disemprotkan menjadi kabut.
6. Kemasan yang rusak

• Pengelolaan limbah kemasan rusak pada industri yang berbahan dasar plastik dapat
dilakukan dengan pembuangan begitu saja untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir
setempat.
• Selain itu terdapat pilihan untuk mengelola sampah plastik agar ramah lingkungan salah
satunya yaitu dengan insinerasi. Teknologi insinerasi merupakan teknologi yang
mengonversi materi padat (dalam hal ini sampah) menjadi materi gas (gas buang), serta
materi padatan yang sulit terbakar, yaitu abu (bottom ash) dan debu (fly ash)
• Cara lainnya yang dapat dilakukan yaitu memanfaatkan limbah plastik menjadi barang
fungsional yang estetik seperti kerajinan bunga dari plastik. Kegiatan tersebut dapat
dilakukan seperti melakukan pelatihan pada anak-anak sekaligus pencerdasan mengenai
bahaya limbah plastik, sehingga masalah limbah plastik dapat dicegah sejak dini.
• Proses yang dapat dilakukan untuk menguraikan plastik yaitu pirolisis. Pirolisis yaitu suatu
proses yang bertujuan untuk mendegradasi senyawa-senyawa dalam suatu material
sehingga dapat dipecah menjadi senyawa-senyawa parsial.
E. Legal Aspek atau Peraturan Terkait
• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep-
51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri.
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
• Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun
2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah, untuk Industri Soun.
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Sampah Pada Bank Sampah
Penutup

Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil pembahasan pengolahan mie soun berbahan Saran yang dapat
dasar pati aren didapatkan kesimpulan bahwa produksi mi sohun diberikan dari
diawali dari proses pengadukan, pengendapan, pencucian praktikum mie soun
pertama, pencampuran, pendiaman, pencucian kedua, yaitu dilakukan
pemasakan, pencetakan, pengeringan, hingga pengemasan. penelitian lebih
Pengolahan mi sohun menghasilkan limbah cair sisa lanjut mengenai
pengendapan pati dan bahan sisa pengendapan pati aren. proses pengolahan
Limbah cair sisa pengendapan pati dapat diolah melalui proses limbah dan teknologi
aerasi dan adsorpsi untuk mengurangi kadar COD dan BOD pada yang dipakai serta
limbah cair. Limbah bahan sisa pengendapan pati aren dapat bahan alternatif
digunakan kembali (reuse) sebagai media tanam ataupun dapat yang dapat
diolah kembali (recycle) melalui proses fermentasi. Remahan digunakan guna
soun yang tertinggal dapat diolah kembali (recycle) menjadi mengurangi potensi
sohun, aroma sisa kayu bakar dapat digunakan kembali seperti pencemaran yang
menjadi pupuk kandang dengan campuran pupuk lainnya, asap terjadi.
sisa pemasakan (pembakaran kayu) dapat difiltrasi dengan
pemurnian dengan menggunakan zeolit.

Anda mungkin juga menyukai