EKSTRUDAT
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Jagung dan padi merupakan komoditas hasil pertanian yang memiliki kandungan
karbohidat tinggi. Tingginya kandungan karbohidrat membuat jagung dan padi
memilliki sifat yang mudah rusak oleh aktivitas kapang, sehingga perlu dilakukan
pengolahan pada bijinya. Pengolahan yang tepat digunakan yaitu dengan proses ekstrusi
pangan. Menurut SNI 2886 (2015) proses ekstrusi cocok digunakan pada bahan pangan
berkarbohidrat cukup tinggi seperti tepung jagung, tepung beras, dan golongan biji –
bijian lainnya. Jagung dan beras mengandung karbohidrat masing-masing 87,6% dan
79,2% sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk ekstrusi
menjadi tepung (Karouw, 2016).
Ekstrusi merupakan proses mengalirkan bahan pangan yang dioperasikan pada
suatu alat seperti pencampuran, pengulenan, pengadukan, dan pencetakan. Alat yang
digunakan pada proses ekstrusi yaitu ekstruder dengan dua tipe yang didasarkan pada
kadar air bahan yaitu ekstrusi kering dan ekstrusi basah (Budi et al., 2013). Alat
Ekstruder terdiri dari tiga bagian yaitu hopper, screw, dan die (cetakan). Ekstruksi ini
bertujuan untuk meminimalisir kerusakan gizi, berperan terhadap tingkat
pengembangan dan sifat renyah, serta mempertahankan dan meningkatkan mutu produk
(Budijanto et al., 2017). Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk memahami prinsip kerja
dari proses ekstrusi menggunakan alat ekstruder terhadap bahan pangan dan manfaat
dilakukannya ekstrusi pada bahan pangan yang digunakan.
MATERI METODE
Materi
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu timbangan analitik (Sigma SG
Series, China), gelas ukur plastik (Iwaki, Indonesia), ekstruder, grinder (Maksindo,
Indonesia) oven, nampan, baskom dan tissue. Bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu beras dan jagung kering masing-masing sebanyak 200 gram yang sudah di-
grinder, air, mentega, minyak goreng, bumbu tabur, masker dan lateks.
Metode
Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada percobaan ini yaitu dengan melihat derajat
pengembangan dengan mengukur diameter dari produk ekstrudat dan die menggunakan
jangka sorong, kemudian derajat pengembangannya dapat dilakukan perhitungan
menggunakan rumus berikut:
rata−ratadiameter produk (mm)
Derajat pengembangan ( % ) : x 100 %
diameter die
Ekstruder terdiri dari beberapa komponen yaitu hopper, screw, barrel, dan die.
Hopper merupakan tempat untuk menginput bahan. Hopper berfungsi sebagai tempat
untuk memasukan adonan bahan menuju screw (Nazaruddin, 2020). Screw merupakan
komponen yang berputar berlawanan arah dan berfungsi untuk mendorong dan
menggiling bahan baku yang akan diproses membentuk padatan. Screw yang berputar
secara berlawanan berfungsi untuk menggiling dan memutar bahan membentuk padatan
serta menyalurkannya dari hopper menuju dies dalam barrel (Syach et al., 2021). Barrel
merupakan selongsong dari screw untuk menahan tekanan akibat gerakan screw dengan
bahan. Barrel b erfungsi sebagai penahan tekanan yang disebabkan oleh gerakan dan
gesekan screw dengan bahan (Hakim et al., 2019). Die merupakan lubang output bahan
yang berfungsi untuk membentuk sifat fisik produk. Die merupakan lubang berbentuk
kerucut untuk memudahkan pengaliran bahan dari screw (Rahman et al., 2019).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan pemanfaatan ekstruder untuk pembuatan produk
ekstrudat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses ekstrusi pangan
menggunakan alat ekstruder memiliki prinsip kerja proses pendorongan dan
pengadukan bahan menuju dies dengan kondisi dan tekanan panas yang tinggi. Proses
ekstrusi pada bahan pangan bertujuan untuk berbagai keperluan proses produksi seperti
dehidrasi, gelatinisasi, pencampuran, pengecilan ukuran partikel, homogenisasi, dan
pencentakan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. dan M. Subri. 2018. Pelatihan pembuatan makanan ringan ekstrudat jagung
guna meningkatkan pendapatan masyarakat. J. Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat. 2(1): 43 – 46.
Badan Standarisasi Nasional. 2015. SNI 2886-2015. Syarat Mutu dan Cara Uji Biskuit.
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Budi, F. S., P. Hariyadi, S. Budijanto, dan D. Syah. 2013. Teknologi proses ekstrusi
untuk membuat beras analog (extrusion process technology of analog rice). J.
Pangan. 22(3): 263-274.
Hakim, A. R., W. T. Handoyo, A. Fauzi, dan W. Sarwono. 2019. desain dan kinerja
mesin ekstruder twin screw untuk pembuatan pakan ikan terapung. J.
Keteknikan Pertanian. 7(2): 129 – 136.
Hakim, A. R., W. T. Handoyo, A. Fauzi, dan W. Sarwono. 2019. Desain dan kinerja
mesin ekstruder twin screw untuk pembuatan pakan ikan terapung. J.
Keteknikan Pertanian. 7(2): 129 – 136.
Handayani, D., A. Ardiayasari, dan R. Vendamawan. 2016. Penerapan alat pencetak kue
“unthuk yuyu” secara kontinyu untuk meningkatkan kapasitas produksi. J.
Metana. 12(2): 59 – 62.
Karouw, S. 2016. Produk ekstrusi berbahan tepung jagung, tepung beras dan konsentrat
protein krim kelapa. J. Palma. 13(2): 66-73.
Naryono, E. 2019. Pembuatan briket campuran sampah organik sisa makanan dan
sampah plastik sebagai binder untuk bahan bakar padat. Dalam: Seminar
Nasional Rekayasa Proses Industri Kimia. 3(1): 7 – 9.
Sirait, J. 2016. Desain dan uji teknis alat pencetak dan pemotong amplang secara
mekanis. J. Riset Teknologi Industri, 8(16): 95-103.
Utari K. S. T., E. N. Dewi, dan Romadhon. 2016. Sifat fisika kimia fish snack ekstrusi
ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan penambahan grit buah lindur
(Bruguiera gymnorrizha). J. Pengolahan dan Biotek Hasil Perikanan. 5(4): 33 –
42.
LAMPIRAN
Jagung
10,905
Derajat pengembangan ( % )= x 100 % = 330,45%
3,3
Beras + jagung
10,675
Derajat pengembangan ( % )= x 100 % = 323,48%
3,3
Beras
9,555
Derajat pengembangan ( % )= x 100 % = 289,54%
3,3