Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“HIDROLISIS GARAM”

DISUSUN OLEH:
FELICIA AUGUSTINA NATANIA PAKPAHAN (05)
GRACELA LOIS SAPUTRI (07)
GUSTI AYU KADE DYANILLA KUSUMA PUTRI W. (09)
I KOMANG WAHYU MAHENDRA (14)
KOMANG DINI LADIA DWIYA VRAKASHEVIA (23)
NI KOMANG INTAN WIDYASARI (30)

KELAS:
XI IPA 4

GURU PEMBIMBING:
SUGIMIN RAHARJO, S.PD., M.PD.

SMA NEGERI 1 KUTA


NPSN : 50101705 NIS : 300120
ALAMAT : JLN. DEWI SARASWATI, SEMINYAK, KUTA-BADUNG
TELP. (0361) 7379
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum


“Hidrolisis Garam”.

1.2 Pelaksanaan Praktikum


Tanggal Praktikum : Selasa, 14 Maret 2023;
Lokasi Praktikum : Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Kuta;
Waktu Praktikum : 11.00 – 12.00 WITA.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sifat dan pH suatu larutan berdasarkan hasil pengamatan menggunakan
kertas lakmus.
2. Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat,
asam lemah dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, serta asam lemah dan basa lemah.
3. Menelusuri ionisasi senyawa pembentukan garam.

1.4 Landasan Teori


1.4.1 Sifat Asam, Basa, dan Netral
Perlu diketahui bahwa larutan Asam, Basa, maupun Netral memiliki ciri khasnya
masing-masing dan dapat dibedakan melalui beberapa sifat-sifatnya sebagai
berikut:
a. Sifat Asam
- Memiliki rasa masam (tetapi jangan mencicipinya)
- Mengubah lakmus biru menjadi merah
- Mampu menghantarkan arus listrik (asam kuat)
- Bila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+)
- Sifatnya korosif terhadap logam
- Mampu menetralkan basa
b. Sifat Basa
- Kaustik
- Rasanya pahit
- Licin seperti sabun
- Nilai pH lebih dari 7
- Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik
- Menetralkan asam
- Menyebabkan pelapukan
c. Sifat Netral
- Rasa bervariasi
- Tidak merubah lakmus
- Tidak bersifat korosif
- Terdiri dari ion H+ dan OH-
- [H+] = [OH-]

1.4.2 Hidrolisasi Garam


Hidrolisasi garam adalah reaksi antara salah satu ion-ion garam (kation atau anion)
dengan air dan membentuk larutan bersifat asam atau basa. Percobaan hidrolisasi
garam ini dapat dibuktikan melalui praktikum baik menggunakan indikator alami
(kunyit, bunga kembang sepatu, daun pacar air, kubis ungu, bunga kertas) maupun
indikator buatan (kertas lakmus, kertas indikator universal, larutan indiaktor, pH
meter). Pada percobaan kali ini kami menggunakan indikator buatan yaitu dengan
media kertas lakmus.

1.4.3 Kertas Lakmus (Litmus Paper)


Kertas lakmus adalah kertas dari bahan kimia yang dapat berubah warna jika
dicelupkan ke dalam larutan asam atau basa. Warna yang dihasilkan dipengaruhi
oleh kadar keasaman bahan yang ada dalam larutan, apabila kertas lakmus merah
berubah warna menjadi biru maka larutan tersebut bersifat basa, sedangkan apabila
lakmus biru berubah warna menjadi merah maka larutan tersebut bersifat asam.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1. Alat
No Nama Alat Jumlah
1 Plat Tetes (12 Lubang) 1 Buah
2 Lakmus Merah 6 Lembar
3 Lakmus Biru 6 Lembar

2.1.2. Bahan
No Nama Larutan Rumus Kimia Konsentrasi Wujud Warna
1 Kalium klorida KCl 1M Cair Bening
2 Ammonium klorida NH4Cl 1M Cair Bening
3 Asam asetat CH3COONa 1M Cair Bening
4 Sodium karbonat Na2CO3 1M Cair Bening
5 Trinatrium fosfat Na3PO4 0,3 M Cair Bening
6 Aluminium sulfat Al2(SO4)3 1M Cair Bening

2.2 Prosedur Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum.
2. Setelah semua alat dan bahan tersedia, maka dilakukanlah percobaan.
a. Pertama, teteskan masing-masing 3 tetes larutan NH4Cl 1 M ke dalam 2 lubang dari
12 lubang pada plat tetes. Letakkan kertas lakmus merah ke dalam salah satu
lubang, dan lakmus biru ke dalam lubang lainnya yang berisi larutan NH4Cl.
Tunggu reaksi perubahan warna pada kedua kertas lakmus, lalu catat hasil reaksi
perubahan warna yang terjadi pada kedua kertas lakmus tersebut.
b. Kedua, teteskan masing-masing 3 tetes larutan Na2CO3 1 M ke dalam 2 lubang dari
12 lubang pada plat tetes. Letakkan kertas lakmus merah ke dalam salah satu
lubang, dan lakmus biru ke dalam lubang lainnya yang berisi larutan Na2CO3.
Tunggu reaksi perubahan warna pada kedua kertas lakmus, lalu catat hasil reaksi
perubahan warna yang terjadi pada kedua kertas lakmus tersebut.
c. Ketiga, teteskan masing-masing 3 tetes larutan Na3PO4 0,3 M ke dalam 2 lubang
dari 12 lubang pada plat tetes. Letakkan kertas lakmus merah ke dalam salah satu
lubang, dan lakmus biru ke dalam lubang lainnya yang berisi larutan Na3PO4.
Tunggu reaksi perubahan warna pada kedua kertas lakmus, lalu catat hasil reaksi
perubahan warna yang terjadi pada kedua kertas lakmus tersebut.
d. Keempat, teteskan masing-masing 3 tetes larutan CH3COONa 1 M ke dalam 2
lubang dari 12 lubang pada plat tetes. Letakkan kertas lakmus merah ke dalam salah
satu lubang, dan lakmus biru ke dalam lubang lainnya yang berisi larutan
CH3COONa. Tunggu reaksi perubahan warna pada kedua kertas lakmus, lalu catat
hasil reaksi perubahan warna yang terjadi pada kedua kertas lakmus tersebut.
e. Kelima, teteskan masing-masing 3 tetes larutan Al2(SO4)3 1 M ke dalam 2 lubang
dari 12 lubang pada plat tetes. Letakkan kertas lakmus merah ke dalam salah satu
lubang, dan lakmus biru ke dalam lubang lainnya yang berisi larutan Al2(SO4)3.
Tunggu reaksi perubahan warna pada kedua kertas lakmus, lalu catat hasil reaksi
perubahan warna yang terjadi pada kedua kertas lakmus tersebut.
f. Dan yang terakhir, teteskan masing-masing 3 tetes larutan KCl 1 M ke dalam 2
lubang dari 12 lubang pada plat tetes. Letakkan kertas lakmus merah ke dalam salah
satu lubang, dan lakmus biru ke dalam lubang lainnya yang berisi larutan KCl.
Tunggu reaksi perubahan warna pada kedua kertas lakmus, lalu catat hasil reaksi
perubahan warna yang terjadi pada kedua kertas lakmus tersebut.
3. Setelah selesai melakukan praktikum, cuci semua alat yang digunakan hingga bersih
kemudian letakkan kembali alat dan bahan pada tempatnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tabel Hasil Pengamatan


Perubahan Warna pH ( < 7, = 7, Sifat
No Larutan
Lakmus Merah Lakmus Biru atau > 7 ) Larutan
1 KCl 1 M Merah Biru pH = 7 Netral
2 NH4Cl 1 M Merah Merah pH < 7 Asam
3 CH3COONa 1 M Biru Biru pH > 7 Basa
4 Na2CO3 1 M Biru Biru pH > 7 Basa
5 Na3PO4 0,3 M Biru Biru pH > 7 Basa
6 Al2(SO4)3 1 M Merah Merah pH < 7 Asam

3.2 Pembahasan
1. Ketika KCl 1 M diteteskan ke dalam plat tetes, kemudian lakmus merah dan lakmus biru
dimasukkan ke dalam larutan KCl, dapat diamati bahwa tidak terjadi perubahan warna
pada lakmus merah maupun biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam KCl
bersifat netral dan memiliki pH = 7.

Reaksi ionisasi garam:


KCl (aq) → K+ (aq) + Cl- (aq)
Kation K+ + H2O ↛
Anion Cl- + H2O ↛

Ion K+ dan ion Cl- dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air sebab reaksi H2O
dengan ion K+ menghasilkan KOH yang terionisasi kembali secara sempurna
membentuk ion K+ karena merupakan basa kuat. Demikian pula ion Cl- dalam H2O akan
membentuk asam kuat HCl yang terionisasi kembali secara sempurna membentuk ion
Cl-. Jadi, garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa
kuat tidak memengaruhi konsentrasi ion OH- dan ion H+ dalam air sehingga larutan
bersifat netral (pH = 7) dan garam tidak terhidrolisis di dalam air.

2. Ketika NH4Cl 1 M dan Al2(SO4)3 1 M diteteskan ke dalam plat tetes, kemudian lakmus
merah dan lakmus biru dimasukkan ke dalam kedua larutan, dapat diamati bahwa
lakmus merah tetap berwarna merah dan lakmus biru berubah warna menjadi merah.
Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam NH4Cl dan Al2(SO4)3 bersifat asam dan
memiliki pH < 7. Reaksi hidrolisasinya dapat ditulis sebagai berikut:

a. Larutan garam NH4Cl


NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl- (aq)
Kation NH4+ + H2O ⇌ NH4OH + H+
Anion Cl- + H2O ↛

Dari reaksi hidrolisis tersebut dapat diketahui bahwa hanya kation yang bereaksi
sedangkan anionnya tidak bereaksi. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam
mengalami hidrolisasi parsial. Ketika kation bereaksi dengan air, anion
menghasilkan NH4OH dan ion H+, artinya larutan bersifat asam (pH < 7). Jadi,
garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa lemah
bersifat asam dan terhidrolisasi parsial di dalam air.

b. Larutan garam Al2(SO4)3


Al2(SO4)3 (aq) → 2Al3+ (aq) + 3SO42- (aq)
Kation Al3+ + H2O ⇌ Al(OH)3 + H+
Anion SO42- + H2O ↛

Dari reaksi hidrolisis tersebut dapat diketahui bahwa hanya kation yang bereaksi
sedangkan anionnya tidak bereaksi. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam
mengalami hidrolisasi parsial. Ketika kation bereaksi dengan air, anion
menghasilkan Al(OH)3 dan ion H+, artinya larutan bersifat asam (pH < 7). Jadi,
garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa lemah
bersifat asam dan terhidrolisasi parsial di dalam air.

3. Ketika CH3COONa 1 M, Na2CO3 1 M, dan Na3PO4 0,3 M diteteskan ke dalam plat tetes,
kemudian lakmus merah dan lakmus biru dimasukkan ke dalam kedua larutan, dapat
diamati bahwa lakmus biru tetap berwarna biru dan lakmus merah berubah warna
menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam tersebut bersifat basa dan
memiliki pH > 7. Reaksi hidrolisasinya dapat ditulis sebagai berikut:
a. Larutan garam CH3COONa
CH3COONa (aq) → CH3COO- (aq) + Na+ (aq)
Kation Na+ + H2O ↛
Anion CH3COO- + H2O ⇌ CH3COOH + OH-

Dari reaksi hidrolisis tersebut dapat diketahui bahwa hanya anion yang bereaksi
sedangkan kationnya tidak bereaksi. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam
mengalami hidrolisasi parsial. Ketika anion bereaksi dengan air, anion menghasilkan
CH3COOH dan ion OH-, artinya larutan bersifat basa (pH > 7). Jadi, garam yang
anionnya berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari basa kuat bersifat basa
dan terhidrolisasi parsial di dalam air.

b. Larutan garam Na2CO3


Na2CO3 (aq) → 2Na+ (aq) + CO32- (aq)
Kation Na+ + H2O ↛
Anion CO32- + H2O ⇌ HCO3- + OH-

Dari reaksi hidrolisis tersebut dapat diketahui bahwa hanya anion yang bereaksi
sedangkan kationnya tidak bereaksi. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam
mengalami hidrolisasi parsial. Ketika anion bereaksi dengan air, anion menghasilkan
HCO3- dan ion OH-, artinya larutan bersifat basa (pH > 7). Jadi, garam yang anionnya
berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari basa kuat bersifat basa dan
terhidrolisasi parsial di dalam air.

c. Larutan garam Na3PO4


Na3PO4 (aq) → 3Na+ (aq) + PO43- (aq)
Kation Na+ + H2O ↛
Anion PO43- + H2O ⇌ HPO42- + OH-

Dari reaksi hidrolisis tersebut dapat diketahui bahwa hanya anion yang bereaksi
sedangkan kationnya tidak bereaksi. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam
mengalami hidrolisasi parsial. Ketika anion bereaksi dengan air, anion menghasilkan
HPO42- dan ion OH-, artinya larutan bersifat basa (pH > 7). Jadi, garam yang
anionnya berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari basa kuat bersifat basa
dan terhidrolisasi parsial di dalam air.

3.3 Pertanyaan Diskusi


1. Berdasarkan hasil pengamatan, tuliskan larutan-larutan garam manakah yang bersifat:
a. Asam : NH4Cl dan Al2(SO4)3
b. Netral : KCl
c. Basa : CH3COONa, Na2CO3, dan Na3PO4

2. Lengkapi tabel berikut.


Asam Pembentuk Basa Pembentuk
Garam
Rumus Kuat/Lemah Rumus Kuat/Lemah
KCl HCl Asam Kuat KOH Basa Kuat
NH4Cl HCl Asam Kuat NH4OH Basa Lemah
CH3COONa CH3COOH Asam Lemah NaOH Basa Kuat
Na2CO3 H2CO3 Asam Lemah NaOH Basa Kuat
Na3PO4 H3PO4 Asam Lemah NaOH Basa Kuat
Al2(SO4)3 H2SO4 Asam Kuat Al(OH3) Basa Lemah

3. Jelaskan mengapa masing-masing larutan tersebut bersifat asam, basa atau netral.
Jawab:
a. Larutan garam KCl bersifat netral karena tidak terjadi perubahan warna pada kertas lakmus
biru maupun merah ketika dimasukkan ke dalam larutan KCl.
b. Larutan garam NH4Cl bersifat asam karena dapat mengubah warna kertas lakmus biru
menjadi merah, dan kertas lakmus merah tetap berwarna merah.
c. Larutan garam CH3COONa bersifat basa karena dapat mengubah warna kertas lakmus
merah menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
d. Larutan garam Na2CO3 bersifat basa karena dapat mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
e. Larutan garam Na3PO4 bersifat basa karena dapat mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
f. Larutan garam Al2(SO4)3 bersifat asam karena dapat mengubah warna kertas lakmus biru
menjadi merah, dan kertas lakmus merah tetap berwarna merah.

4. Apakah semua garam yang diuji dalam percobaan ini mengalami hidrolisis? Jika ada
yang mengalami hidrolisis garam, garam apa sajakah itu?
Jawab:
Tidak semua garam yang diuji dalam percobaan ini mengalami hidrolisasi. Garam yang
mengalami hidrolisis garam pada percobaan ini adalah NH4Cl, CH3COONa, Na2CO3,
Na3PO4, dan Al2(SO4)3.

5. Tuliskan reaksi hidrolisis yang terjadi pada garam-garam tersebut. Tuliskan pula jenis
hidrolisis yang dialaminya (hidrolisis sebagian atau hidrolisis sempurna).
Jawab:
a. Reaksi hidrolisis KCl (tidak terhidrolisis)
KCl (aq) → K+ (aq) + Cl- (aq)
Kation K+ + H2O ↛
Anion Cl- + H2O ↛

b. Reaksi hidrolisis NH4Cl (hidrolisis sebagian)


NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl- (aq)
Kation NH4+ + H2O ⇌ NH4OH + H+
Anion Cl- + H2O ↛

c. Reaksi hidrolisis CH3COONa (hidrolisis sebagian)


CH3COONa (aq) → CH3COO- (aq) + Na+ (aq)
Kation Na+ + H2O ↛
Anion CH3COO- + H2O ⇌ CH3COOH + OH-

d. Reaksi hidrolisis Na2CO3 (hidrolisis sebagian)


Na2CO3 (aq) → 2Na+ (aq) + CO32- (aq)
Kation Na+ + H2O ↛
Anion CO32- + H2O ⇌ HCO3- + OH-

e. Reaksi hidrolisis Na3PO4 (hidrolisis sebagian)


Na3PO4 (aq) → 3Na+ (aq) + PO43- (aq)
Kation Na+ + H2O ↛
Anion PO43- + H2O ⇌ HPO42- + OH-
f. Reaksi hidrolisis Al2(SO4)3 (hidrolisis sebagian)
Al2(SO4)3 (aq) → 2Al3+ (aq) + 3SO42- (aq)
Kation Al3+ + H2O ⇌ Al(OH)3 + H+
Anion SO42- + H2O ↛

6. Jika menurut Anda ada garam dalam percobaan ini yang tidak mengalami hidrolisis,
garam apa sajakah itu? Reaksi apa yang terjadi pada garam tersebut dalam air? Tuliskan
reaksinya.
Jawab:
Terdapat garam yang tidak mengalami hidrolisis dalam percobaan ini karena terbentuk
dari asam kuat dan basa kuat. Garam yang tidak terhidrolisis tersebut adalah KCl.

Reaksi ionisasi garam:


KCl (aq) → K+ (aq) + Cl- (aq)
Kation: K+ + H2O ↛
Anion: Cl- + H2O ↛

Ion K+ dan ion Cl- dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air sebab reaksi H2O
dengan ion K+ menghasilkan KOH yang terionisasi sempurna karena merupakan basa
kuat. Demikian pula ion Cl- dalam H2O, akan membentuk asam kuat HCl yang
terionisasi sempurna sehingga ion OH- dan ion H+ dalam larutan tidak akan terganggu,
akibatnya larutan bersifat netral.

7. Berdasarkan nilai pH yang Anda peroleh dari percobaan, bagaimanakah perbedaan nilai
pH untuk garam yang tidak terhidrolisis dengan garam yang terhidrolisis?
Jawab:
Nilai pH garam yang terhidrolisis di dalam air bisa lebih dari 7 dan juga kurang dari 7.
Nilai pH bergantung dengan kuat atau lemahnya larutan asam dan basa yang menyusun
garam. Untuk garam yang tidak terhidrolisis di dalam air, nilai pH nya adalah 7.
8. Bagaimanakah sifat larutan dan pH garam amonium asetat dalam air? Jelaskan.
Jawab:
Ammonium asetat (NH4CH3COO) terbentuk dari asam lemah dan basa lemah yang
terdiri dari kation NH4+ dan anion CH3COO-.

NH4CH3COO ⇒ NH₄⁺ + CH₃COO⁻


Kation : NH₄⁺ + H2O ⇒ NH4OH + H+
Anion : CH₃COO⁻ + H2O ⇒CH3COOH + OH-

Jika kation dan anion bereaksi, keduanya menghasilkan ion H+ dan ion OH-. Garam jenis
ini mengalami hidrolisis total atau hidrolisis sempurna. Sifat dan pH garam yang berasal
dari asam lemah dan basa lemah ditentukan dari harga tetapan ionisasi garam (Ka) dan
tetapan ionisasi basa (Kb).

Jika Ka = Kb berarti [H+] = [OH-], sehingga garam bersifat netral dan mempunyai pH=7.
Jika Ka > Kb berarti [H+] > [OH-], sehingga garam bersifat asam dan mempunyai pH<7.
Jika Ka < Kb berarti [H+] < [OH-], sehingga garam bersifat basa dan memounyai pH>7.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji coba dan pengamatan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa, zat yang bersifat asam maupun basa dapat diketahui melalui perubahan warna
kertas lakmus yang diuji, hal ini dapat terjadi dipengaruhi oleh kandungan zat yang ada di
dalam cairan dan ditentukan oleh konsentrasi ion hidrogen atau power of hydrogen (pH).
Adapun melalui uji coba hidrolisasi garam kali ini menghasilkan beberapa kertas yang
berubah warna ada juga dengan warna yang tetap yaitu larutan KCl (netral), Na4Cl (asam),
CH3COONa (basa), Na2CO3 (basa), Na3PO4 (basa), Al2 (SO4)3 (asam). Garam yang
tersusun dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis di dalam air. Garam yang tersusun
dari asam kuat dan basa lemah serta yang tersusun dari basa kuat dan asam lemah
terhidrolisasi parsial di dalam air. Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah
terhidrolisasi total di dalam air.
DAFTAR PUSTAKA

Safrezi. (2021). Memahami Hidrolisis Garam dari Pengertian Hingga Rumusnya.


Katadata.co.id. Diakses pada 16 Maret 2023, dari
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61558d5df129f/memahami-hidrolisis-garam-dari-
pengertian-hingga-rumusnya.

Kompas.com. (2021). Hidrolisis Garam: Pengertian, Jenis, dan Rumusnya. Kompas.com.


Diakses pada 16 Maret 2023, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/04/135311469/hidrolisis-garam-
pengertian-jenis-dan-rumusnya?page=all.

Zenius Education. (2021). Materi Kimia Kelas 11: Hidrolisis Garam. Zenius Education.
Diakses pada 16 Maret 2023, dari https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-kelas-11-
hidrolisis-garam.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai