“HIDROLISIS GARAM”
DISUSUN OLEH:
FELICIA AUGUSTINA NATANIA PAKPAHAN (05)
GRACELA LOIS SAPUTRI (07)
GUSTI AYU KADE DYANILLA KUSUMA PUTRI W. (09)
I KOMANG WAHYU MAHENDRA (14)
KOMANG DINI LADIA DWIYA VRAKASHEVIA (23)
NI KOMANG INTAN WIDYASARI (30)
KELAS:
XI IPA 4
GURU PEMBIMBING:
SUGIMIN RAHARJO, S.PD., M.PD.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sifat dan pH suatu larutan berdasarkan hasil pengamatan menggunakan
kertas lakmus.
2. Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat,
asam lemah dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, serta asam lemah dan basa lemah.
3. Menelusuri ionisasi senyawa pembentukan garam.
2.1.2. Bahan
No Nama Larutan Rumus Kimia Konsentrasi Wujud Warna
1 Kalium klorida KCl 1M Cair Bening
2 Ammonium klorida NH4Cl 1M Cair Bening
3 Asam asetat CH3COONa 1M Cair Bening
4 Sodium karbonat Na2CO3 1M Cair Bening
5 Trinatrium fosfat Na3PO4 0,3 M Cair Bening
6 Aluminium sulfat Al2(SO4)3 1M Cair Bening
3.2 Pembahasan
1. Ketika KCl 1 M diteteskan ke dalam plat tetes, kemudian lakmus merah dan lakmus biru
dimasukkan ke dalam larutan KCl, dapat diamati bahwa tidak terjadi perubahan warna
pada lakmus merah maupun biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam KCl
bersifat netral dan memiliki pH = 7.
Ion K+ dan ion Cl- dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air sebab reaksi H2O
dengan ion K+ menghasilkan KOH yang terionisasi kembali secara sempurna
membentuk ion K+ karena merupakan basa kuat. Demikian pula ion Cl- dalam H2O akan
membentuk asam kuat HCl yang terionisasi kembali secara sempurna membentuk ion
Cl-. Jadi, garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa
kuat tidak memengaruhi konsentrasi ion OH- dan ion H+ dalam air sehingga larutan
bersifat netral (pH = 7) dan garam tidak terhidrolisis di dalam air.
2. Ketika NH4Cl 1 M dan Al2(SO4)3 1 M diteteskan ke dalam plat tetes, kemudian lakmus
merah dan lakmus biru dimasukkan ke dalam kedua larutan, dapat diamati bahwa
lakmus merah tetap berwarna merah dan lakmus biru berubah warna menjadi merah.
Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam NH4Cl dan Al2(SO4)3 bersifat asam dan
memiliki pH < 7. Reaksi hidrolisasinya dapat ditulis sebagai berikut:
Dari reaksi hidrolisis tersebut dapat diketahui bahwa hanya kation yang bereaksi
sedangkan anionnya tidak bereaksi. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam
mengalami hidrolisasi parsial. Ketika kation bereaksi dengan air, anion
menghasilkan NH4OH dan ion H+, artinya larutan bersifat asam (pH < 7). Jadi,
garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa lemah
bersifat asam dan terhidrolisasi parsial di dalam air.
Dari reaksi hidrolisis tersebut dapat diketahui bahwa hanya kation yang bereaksi
sedangkan anionnya tidak bereaksi. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam
mengalami hidrolisasi parsial. Ketika kation bereaksi dengan air, anion
menghasilkan Al(OH)3 dan ion H+, artinya larutan bersifat asam (pH < 7). Jadi,
garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa lemah
bersifat asam dan terhidrolisasi parsial di dalam air.
3. Ketika CH3COONa 1 M, Na2CO3 1 M, dan Na3PO4 0,3 M diteteskan ke dalam plat tetes,
kemudian lakmus merah dan lakmus biru dimasukkan ke dalam kedua larutan, dapat
diamati bahwa lakmus biru tetap berwarna biru dan lakmus merah berubah warna
menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam tersebut bersifat basa dan
memiliki pH > 7. Reaksi hidrolisasinya dapat ditulis sebagai berikut:
a. Larutan garam CH3COONa
CH3COONa (aq) → CH3COO- (aq) + Na+ (aq)
Kation Na+ + H2O ↛
Anion CH3COO- + H2O ⇌ CH3COOH + OH-
Dari reaksi hidrolisis tersebut dapat diketahui bahwa hanya anion yang bereaksi
sedangkan kationnya tidak bereaksi. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam
mengalami hidrolisasi parsial. Ketika anion bereaksi dengan air, anion menghasilkan
CH3COOH dan ion OH-, artinya larutan bersifat basa (pH > 7). Jadi, garam yang
anionnya berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari basa kuat bersifat basa
dan terhidrolisasi parsial di dalam air.
Dari reaksi hidrolisis tersebut dapat diketahui bahwa hanya anion yang bereaksi
sedangkan kationnya tidak bereaksi. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam
mengalami hidrolisasi parsial. Ketika anion bereaksi dengan air, anion menghasilkan
HCO3- dan ion OH-, artinya larutan bersifat basa (pH > 7). Jadi, garam yang anionnya
berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari basa kuat bersifat basa dan
terhidrolisasi parsial di dalam air.
Dari reaksi hidrolisis tersebut dapat diketahui bahwa hanya anion yang bereaksi
sedangkan kationnya tidak bereaksi. Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam
mengalami hidrolisasi parsial. Ketika anion bereaksi dengan air, anion menghasilkan
HPO42- dan ion OH-, artinya larutan bersifat basa (pH > 7). Jadi, garam yang
anionnya berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari basa kuat bersifat basa
dan terhidrolisasi parsial di dalam air.
3. Jelaskan mengapa masing-masing larutan tersebut bersifat asam, basa atau netral.
Jawab:
a. Larutan garam KCl bersifat netral karena tidak terjadi perubahan warna pada kertas lakmus
biru maupun merah ketika dimasukkan ke dalam larutan KCl.
b. Larutan garam NH4Cl bersifat asam karena dapat mengubah warna kertas lakmus biru
menjadi merah, dan kertas lakmus merah tetap berwarna merah.
c. Larutan garam CH3COONa bersifat basa karena dapat mengubah warna kertas lakmus
merah menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
d. Larutan garam Na2CO3 bersifat basa karena dapat mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
e. Larutan garam Na3PO4 bersifat basa karena dapat mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru, dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
f. Larutan garam Al2(SO4)3 bersifat asam karena dapat mengubah warna kertas lakmus biru
menjadi merah, dan kertas lakmus merah tetap berwarna merah.
4. Apakah semua garam yang diuji dalam percobaan ini mengalami hidrolisis? Jika ada
yang mengalami hidrolisis garam, garam apa sajakah itu?
Jawab:
Tidak semua garam yang diuji dalam percobaan ini mengalami hidrolisasi. Garam yang
mengalami hidrolisis garam pada percobaan ini adalah NH4Cl, CH3COONa, Na2CO3,
Na3PO4, dan Al2(SO4)3.
5. Tuliskan reaksi hidrolisis yang terjadi pada garam-garam tersebut. Tuliskan pula jenis
hidrolisis yang dialaminya (hidrolisis sebagian atau hidrolisis sempurna).
Jawab:
a. Reaksi hidrolisis KCl (tidak terhidrolisis)
KCl (aq) → K+ (aq) + Cl- (aq)
Kation K+ + H2O ↛
Anion Cl- + H2O ↛
6. Jika menurut Anda ada garam dalam percobaan ini yang tidak mengalami hidrolisis,
garam apa sajakah itu? Reaksi apa yang terjadi pada garam tersebut dalam air? Tuliskan
reaksinya.
Jawab:
Terdapat garam yang tidak mengalami hidrolisis dalam percobaan ini karena terbentuk
dari asam kuat dan basa kuat. Garam yang tidak terhidrolisis tersebut adalah KCl.
Ion K+ dan ion Cl- dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air sebab reaksi H2O
dengan ion K+ menghasilkan KOH yang terionisasi sempurna karena merupakan basa
kuat. Demikian pula ion Cl- dalam H2O, akan membentuk asam kuat HCl yang
terionisasi sempurna sehingga ion OH- dan ion H+ dalam larutan tidak akan terganggu,
akibatnya larutan bersifat netral.
7. Berdasarkan nilai pH yang Anda peroleh dari percobaan, bagaimanakah perbedaan nilai
pH untuk garam yang tidak terhidrolisis dengan garam yang terhidrolisis?
Jawab:
Nilai pH garam yang terhidrolisis di dalam air bisa lebih dari 7 dan juga kurang dari 7.
Nilai pH bergantung dengan kuat atau lemahnya larutan asam dan basa yang menyusun
garam. Untuk garam yang tidak terhidrolisis di dalam air, nilai pH nya adalah 7.
8. Bagaimanakah sifat larutan dan pH garam amonium asetat dalam air? Jelaskan.
Jawab:
Ammonium asetat (NH4CH3COO) terbentuk dari asam lemah dan basa lemah yang
terdiri dari kation NH4+ dan anion CH3COO-.
Jika kation dan anion bereaksi, keduanya menghasilkan ion H+ dan ion OH-. Garam jenis
ini mengalami hidrolisis total atau hidrolisis sempurna. Sifat dan pH garam yang berasal
dari asam lemah dan basa lemah ditentukan dari harga tetapan ionisasi garam (Ka) dan
tetapan ionisasi basa (Kb).
Jika Ka = Kb berarti [H+] = [OH-], sehingga garam bersifat netral dan mempunyai pH=7.
Jika Ka > Kb berarti [H+] > [OH-], sehingga garam bersifat asam dan mempunyai pH<7.
Jika Ka < Kb berarti [H+] < [OH-], sehingga garam bersifat basa dan memounyai pH>7.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji coba dan pengamatan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa, zat yang bersifat asam maupun basa dapat diketahui melalui perubahan warna
kertas lakmus yang diuji, hal ini dapat terjadi dipengaruhi oleh kandungan zat yang ada di
dalam cairan dan ditentukan oleh konsentrasi ion hidrogen atau power of hydrogen (pH).
Adapun melalui uji coba hidrolisasi garam kali ini menghasilkan beberapa kertas yang
berubah warna ada juga dengan warna yang tetap yaitu larutan KCl (netral), Na4Cl (asam),
CH3COONa (basa), Na2CO3 (basa), Na3PO4 (basa), Al2 (SO4)3 (asam). Garam yang
tersusun dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis di dalam air. Garam yang tersusun
dari asam kuat dan basa lemah serta yang tersusun dari basa kuat dan asam lemah
terhidrolisasi parsial di dalam air. Garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah
terhidrolisasi total di dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
Zenius Education. (2021). Materi Kimia Kelas 11: Hidrolisis Garam. Zenius Education.
Diakses pada 16 Maret 2023, dari https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-kelas-11-
hidrolisis-garam.
LAMPIRAN