Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

DINAMIKA

Muhammad Iqbal Maulana


F1401201071
ST10.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Drs. Sidikrubadi Pramudito, M.Si

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
Tujuan
Mampu menentukan besar percepatan gerak menggelinding murni pada bidang
miring baik secara teori maupun secara eksperimen serta membandingkan keduanya dan
memberikan ulasan tentang kedua hasil tersebut.

Teori Singkat
Gerak menggelinding adalah gabungan antara gerak rotasi dan gerak translasi
dimana gerak translasi adalah gerak yang terjadi terhadap bidang yang dilalui benda,
sedangkan gerak rotasi adalah gerak benda terhadap porosnya. Menurut Yusuf (2015)
Benda yang menggelinding pada bidang miring akan mengalami gerak rotasi terhadap
sumbu benda dan gerak translasi terhadap bidang yang dilaluinya.
Momen inersia adalah sifat benda untuk mempertahankan posisi terhadap
posisinya. Momen inersia merupakan kecenderungan suatu benda untuk
mempertahankan kecepatan sudutnya, identik dengan massa pada gerak translasi
(Rustan dan Handayani 2020). Sedangkan menurut Chusni et al. (2018) Momen inersia
memiliki analogi yang sama dengan gerak translasi, lebih tepat nya pada massanya.
Suatu benda akan semakin sulit berputar dan rotasi jika semakin besar momen
inersianya. Namun jika momen inersianya kecil, suatu benda akan mudah berputar dan
berotasi .
Jika suatu benda tak dapat diketahui momen inersianya atau momen inersia tidak
konstan maka kegunaan benda tersebut akan kurang maksimal , termasuk dalam
pengelompokannya di perlukan momen inersia agar dapat di gunakan sesuai dengan
keadaan yang di butuhkan. Menurut Sugiharto et al. (2001) Tetapi dengan adanya
inersia yang tidak konstan sepanjang bentang balok adalah cukup meragukan untuk
melakukan redistribusi maksimum dalam analisa elastis tanpa memperhitungkan
pengaruh harga inersia tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa momen inersia sangat
diperlukan untuk melakuakan analisis suatu benda.

Data
- Tabel 5a-1 Penentuan momen inersia benda putar

bentuk benda Diameter luar Diameter momen


putar masaa (gram) (cm) Rongga (cm) β inersia
silinder pejal 531 ± 0.001 10.053 ± 0.005 - 0.50 6708.04

- Tabel 5b-1 Penentuan percepatan secara teoritis


θ (◦)x β g (m/�2) ������ (m/�2 )
20.0 ± 0.5 0.50 9.83 ± 0.05 2.241

- Tabel 5c-1 Data Percobaan 5


Waktu t (s) 1 2 Posisi x (m)
t
2 i
0 0 0 α = 2.151 x0 = -0.002
0.08 0.003 0.006 ∆α = 0.007 ∆x0 = 0.001
0.16 0.013 0.027
0.24 0.029 0.06
0.32 0.051 0.106
0.4 0.08 0.168
0.48 0.115 0.244
0.56 0.157 0.335
0.64 0.205 0.438
0.72 0.259 0.558

- Tabel 5a-2 Penentuan momen inersia benda putar

bentuk benda Diameter luar Diameter momen


putar masaa (gram) (cm) Rongga (cm) β inersia
silinder 216.439 ±
berongga 0.001 10.042 ± 0.005 8.826 ± 0.007 0.886 4835.7

- Tabel 5b-2 Penentuan percepatan secara teoritis


θ (◦)x β g (m/�2) ������ (m/�2 )
25 ± 0.5 0.886 9.83 ± 0.05 2.203

- Tabel 5c-2 Data Percobaan 5


Waktu t (s) 1 2 Posisi x (m)
t
2 i
0000 0.000 0 α = 2.215 x0 = 0.007
0.100 0.005 0.014 ∆α = 0.020 ∆x0 = 0.004
0.200 0.020 0.049
0.300 0.045 0.106
0.400 0.080 0.186
0.500 0.125 0.288
0.600 0.180 0.412
0.700 0.245 0.559
0.800 0.320 0.725
0.9 0.405 0.887

Pengolahan data

1
Gambar 1 Grafik perbandingan jarak tempuh (m) terhadap waktu ( 2 ti 2 )
� ��� �
������= 1+�
9.83 ��� 20
������ = = 2.241
1 + 0.5

- Grafik jarak tempuh terhadap waktu (darai tabel 5c-2)

1
Gambar 1 Grafik perbandingan jarak tempuh (m) terhadap waktu ( 2 ti 2 )

� ��� �
������ = 1+�
9.83 ��� 25
������ = 1 + 0.886
= 2.203

Pembahasan
Dari data praktikum diatas percepatan gerak ������ memiliki hasil yang
berbeda dengan percepatan ���������� , hal itu disebabkan karena menghitung ������
semua keadaan dibuat seefisien mungkin, tanpa ada gangguan dari faktor-faktor luar,
sedangkan ���������� masih terpengaruh oleh faktor luar walaupun sudah di usahakan
seefesien mungkin .
Gerak menggelinding adalah gabungan gerak rotasi dan translasi dimana benda
berpindah tempat dengan berputar, sedangkan gerak yang terjadi pada gerak rotasi
hanya gerak putar pada porosnya sehingga benda sejatinya tidak berpindah tempat.
Gerak rotasi merupakan suatu benda yang bergerak, dengan berputar disekitar sumbu
tetap (Mulyatuti et al. 2016).
Pada momen Inersia terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya momen inersia yaitu massa , letak sumbu putar, momen gaya, dan percepatan
sudut. Menurut Mulyawati dan Nana (2019) terdapat empat faktor momen inersia yaitu
massa (m), posisi sumbu putar (r), momen gaya (τ), dan percepatan sudut (  ). Dalam
momen inersia terdapat koefisien momen inersia ( β ) yang mempengaruhi jumlah
besarnya momen inersia sesuai dengan bentuk bendanya masing-masing. Nilai momen
inersia benda tegar bervariasi bergantung pada bentuk benda dan sumbu putar benda.
Perbedaan nilai momen inersia setiap benda dikarakterisasi melalui suatu bilangan yang
disebut koefisien momen inersia (k). Benda yang memiliki bentuk yang sama belum
tentu memiliki koefisien momen inersia yang sama jika sumbu putarrya berbeda
(Rustan dan Handayani 2020).
Simpulan
Dari hasil praktikum diatas kita dapat menentukan besaran momen inersia dan
besar percepatan terhadap benda yang melakukan gerak menggelinding. Walaupun
terjadi perbedaan hasil perhitungan antara ������ dengan ���������� namun hasil
perhitungannya tidak terlalu jauh , dikarenakan dalam ���������� memungkinkan
terjadinya kesalahan dalam perhitungan data.
Daftar Pustaka
Chusni MM, Rizaldi MF, Nurlaela S, Nursetia S, Susilawati W. 2018. Penentuan
momen inersia benda silinder pejal dengan integral dan tracker. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Keilmuan. 4(1):41-58. DOI:10.25273/jpfk.v4i1.2068
Fadli M, Pasaribu M, Darsikin D. 2014. Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada
Konsep Gaya. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online), 4(3).
Sugiharto H, Santoso H, Stefanus B, Liangkey , Palekahelu S. 2001. Resditribusi
Momen Pada Balok Komposit Menerus Dengan Memperhatikan Pengaruh
Momen Inersia Negatif. Surabaya : Universitas Kristen Petra.
Mustofa G, Tangkuman S, Luntungan H. 2016. Simulasi kinematika mekanisme lengan
backhoe excavator. Jurnal Online Poros Teknik Mesin. 7(1) : 13-24.
Pamilih A, Sudarmi M , Pattiserlihun A. 2019. Remediasi Miskonsepsi Hukum Newton
melalui HOTS (Higher Order Thinking Skills). Salatiga : Universitas Kristen
Satya Wacana.
Rustan , Handayani L. 2020. Penentuan Koefisien Momen Inersia Benda Tegar
Berbasis Arduino. Jambi : Universitas Jambi.
Safei I. 2017. Rancang bangun dan analisis mekanisme Cantilever Piezoelectric
Vibration Absorber (CPVA) sebagai peredam getaran translasi dan rotasi yang
dapat menghasilkan listrik (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya) [skripsi]. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
Yusuf K. 2015. Penentuan Koefisien Momen Inersia dengan Video Analisis.
Wonosobo : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Garung.

Anda mungkin juga menyukai