Anda di halaman 1dari 9

Nama : Arizal Muhammad Fadilah PJP : Dr. Ir.

Gayuh Rahayu
NIM : F3401211003 Nama Asisten :
Kelompok :- 1. Rahmi Ayunina A34180001
Hari/Tanggal : Rabu/09 Maret 2022 2. Manisyah E14190076
3. Elsa Nurfadilla A34190012
4. Mellania Chandra Dewi G84180003

PEWARISAN SIFAT PADA TANAMAN DAN PENERAPANNYA UNTUK


GOLONGAN DARAH SISTEM ABO

Latar Belakang
Pada pewarisan sifat terdapat dua hukum yang dikemukakan oleh Gregor Johan Mendel
dari hasil percobaannya. Pertama hukum Mendel I yaitu tentang pemisahan atau segregasi dan
kedua hukum Mendel II tentang berpasangan secara bebas (Akbar et al. 2015). Hukum mendel
I menyatakan bahwa dua alel untuk sifat yang diwariskan akan berpisah satu sama lain selama
proses pembentukan gamet, sedangkan Hukum Mendel II menyatakan bahwa setiap pasangan
alel terpisah secara independen dari pasangan lainnya (Campbell et al. 2019). Pewarisan sifat
pada manusia dapat terjadi pada sistem golongan darah ABO. Sistem golongan darah ABO
adalah sistem penggolongan darah yang disusun oleh antigen A dan B serta antibodi A dan B.
Golongan darah dalam sistem golongan darah ABO ditentukan dengan ada tidaknya antigen A
atau B yang ditemukan pada sel darah merah dan aglutinin (antibodi darah) anti-A dan anti-B
yang ditemukan dalam darah. Sistem ini mengelompokan darah manusia menjadi 4 macam
golongan yaitu A, B, AB dan O (Andriko et al. 2020). Golongan darah sistem ABO ditentukan
oleh seri alel ganda yaitu IA, IB, dan I O (Arumingtyas 2016).

Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui pewarisan sifat pada tanaman dan penerapannya
untuk golongan daran sistem ABO.

Hasil Pengamatan
Praktikum 1. Analisis Monohibrid dan Dihibrid dari Hasil Percobaan Bateson et al.
(1905)
1. Lakukan pengujian Khi-kuadrat dari data fenotipe F2 untuk masing-masing sifat secara
terpisah (monohibrid), yaitu untuk Sifat Warna Bunga dan untuk Sifat Bentuk Polen.
Jawab:
Tabel 1 Uji khi-kuadrat dan analisis genetik dari fenotip F2 untuk sifat warna
bunga
No Fenotip Observasi (O) Hipotesis Harapan (E) Khi-kuadrat (x2)

1 Ungu (U) 5221 3⁄ 5214 0,0093


4
2 Merah (u) 1731 1⁄ 1738 0,0282
4
Jumlah 6952 1 6952 0,037
x tabel (db=1, α=0.05) = 3.841
2

x2 hitung (0,037) < x2 tabel (3,841)


Hasil perhitungan menunjukkan bahwa x2 hitung < x2 tabel db α; maka diterima sebaran
pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan, yang berarti bahwa perbandingan
ciri fenotip F2 untuk sifat warna bunga adalah Ungu : Merah =
3⁄ : 1⁄ . Sifat warna bunga ini dikendalikan oleh 1 gen dengan 2 alel yang dominan-resesif,
4 4
warna ungu dominan terhadap warna merah.
Tabel 2 Uji khi-kuadrat dan analisis genetik dari fenotipe F2 untuk sifat
bentuk polen
No Fenotip Observasi (O) Hipotesis Harapan (E) Khi-kuadrat (x2)

1 Panjang 5224 3⁄ 5214 0,019


4
(P)
2 Bulat (p) 1728 1⁄ 1738 0,057
4
Jumlah 6952 1 6952 0,076
x tabel (db=1, α=0.05) = 3.841
2

x2 hitung (0,076) < x2 tabel (3,841)


Hasil perhitungan menunjukkan bahwa x2 hitung < x2 tabel db α; maka sebaran
pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan, yang berarti bahwa perbandingan
ciri fenotip F2 untuk sifat bentuk polen adalah Panjang : Bulat =
3⁄ : 1⁄ . Sifat bentuk polen ini juga dikendalikan oleh 1 gen dengan 2 alel yang dominan-
4 4
resesif, bentuk polen panjang dominan terhadap bentuk polen bulat.

2. Bagaimana determinisme genetik atau pengendalian genetik untuk masing-masing sifat


tersebut?
Jawab: Determinisme genetik atau pengendalian genetik untuk masing masing sifat warna
dan bentuk polen dikendalikan oleh 1 gen dengan 2 alel yang bersifat dominan-resesif, warna
ungu dan bentuk polen panjang bersifat dominan sedangkan warna merah dan bentuk polen
bulat bersifat resesif

3. Buat diagram persilangan dan model pewarisan sifat untuk masing-masing sifat tersebut.
Jawab: Persilangan berdasarkan gen pengendali warna
P1 : UU >< uu
Fenotipe : (ungu) (merah)

Gamet : U u
F1 : Uu
Fenotipe : (ungu)

Dari persilangan F1, didaptkan:


P2 : Uu >< Uu
Fenotipe : (ungu) (ungu)

Gamet : U, u U, u
F2 :
U u Rasio fenotip:
U UU Uu Ungu : Merah
(Ungu) (Ungu) 3:1
u Uu uu
(Ungu) (Merah)
Gambar 1 Bagan dan hasil persilangan pada Sweet pea (Lathyrus odoratus)
dengan mengamati sifat warna bunga

P1 : PP >< pp
Fenotipe : (panjang) (bulat)

Gamet : P p

F1 : Pp
Fenotipe : (Panjang)

Dari persilangan F1, didaptkan:


P2 : Pp >< Pp
Fenotipe : (panjang) (panjang)

Gamet : P,p P, p
F2 : P p Rasio fenotip:
P PP Pp Panjang : Bulat
(Panjang) (Panjang) 3 : 1
p Pp pp
(Panjang) (Bulat)
Gambar 2 Bagan dan hasil persilangan pada Sweet pea (Lathyrus odoratus)
dengan mengamati sifat bentuk polen

4. Lakukan pengujian Khi-kuadrat untuk data fenotipe F2 sekaligus untuk dua sifat beda
(dihibrid) dengan pengujian atau hipotesis bahwa kedua gen pengendali Sifat Warna Bunga
dan Sifat Bentuk Polen saling bebas dengan pengujian peluang dua kejadian bebas.
Jawab:
Tabel 3 Uji khi-kuadrat data fenotipe F2 untuk gen pengendali sifat warna
Bunga dan gen pengendali sifat bentuk polen
No Fenotip Observasi (O) Hipotesis Harapan (E) Khi-kuadrat (x2)
1 Ungu – Panjang 4831 3⁄ × 3⁄ = 9⁄ 3910,5 216,678
4 4 16
2. Ungu – Bulat 390 3⁄ × 1⁄ = 3⁄ 1303,5 640,185
4 4 16
3. Merah – Panjang 393 1⁄ × 3⁄ = 3⁄ 1303,5 635,987
4 4 16
4. Merah – Bulat 1338 1⁄ × 1⁄ = 1⁄ 434,5 1878,739
4 4 16
Total 6952 1 6952 3371,589
x tabel (db=3, α=0.05) = 7.815
2

x2 hitung (3371,589) > x2 tabel (7,815)


Hasil perhitungan menunjukkan bahwa x2 hitung > x2 tabel db α; maka sebaran
pengamatan berbeda nyata dengan sebaran harapan, yang berarti ada penyimpangan hukum
mendel. Pada percobaan ini terjadi pautan dan tidak berpadu bebas.

5. Bagaimana kesimpulan anda, apakah gen pengendali Sifat Warna Bunga dan gen pengendali
Sifat Bentuk Polen berada pada satu kromosom yang sama atau berada pada kromosom
berbeda, dan kenapa?
Jawab: Gen pengendali sifat warna bunga dan gen pengendali sifat bentuk polen berada pada
kromosom yang sama karena sebaran observasi berbeda nyata dengan sebaran harapan yang
berarti terdapat pautan gen di kromosom yang sama.

6. Buat diagram persilangan dan model pewarisan sifat untuk Warna Bunga dan Bentuk Polen
tersebut.
Jawab:
P1 : UUPP >< uupp
Fenotipe : (ungu panjang) (merah bulat)
Gamet : UP up

F1 : UuPp
Fenotipe : (ungu panjang)

Dari persilangan F1, didaptkan:


P2 : UuPp >< UuPp
Fenotipe : (ungu panjang) (ungu panjang)

Gamet : UP,Up,uP,up UP,Up,uP,up


F2 :
UP Up uP up
UP UUPP UUPp UuPP UuPp
(ungu (ungu (ungu (ungu
panjang) panjang) panjang) panjang)
Up UUPp UUpp UuPp Uupp
(ungu (ungu (ungu (ungu
panjang) bulat) panjang) panjang)
uP UuPP UuPp uuPP uuPp
(ungu (ungu (merah (merah
panjang) panjang) panjang) bulat)
up UuPp Uupp uuPp uupp
(ungu (ungu (merah (merah
panjang) panjang) bulat) bulat)

Rasio fenotipe :
Ungu panjang : Ungu bulat : Merah panjang : Merah bulat
11 1 1 3
Gambar 3 Bagan dan hasil persilangan pada Sweet pea (Lathyrus odoratus)
dengan mengamati sifat warna bunga dan sifat bentuk polen

7. Kombinasi fenotipe ciri-sifat yang baru muncul pada F2 (tidak ada di tetua maupun F1) terjadi
karena mekanisme berpadu bebas atau pindah silang, dan jelaskan mengapa?
Jawab: Kombinasi fenotipe dari ciri sifat yang baru muncul pada F2 terjadi karena mekanisme
pindah silang. Pindah silang sendiri merupakan peristiwa penukaran segmen dalam sebuah
tetrad yang terjadi diantara kromatid-kromatid yang tidak berpasangan yang kemudian akan
terjadi penggabungan kembali pada kromosom tersebut (Campbell et al. 2019), sehingga
fenotipe tetua muncul kembali lebih banyak dari yang diperkirakan.

8. Buatkan prosedur ringkas, bagaimana teknik dan tahapan melakukan persilangan buatan pada
tanaman Sweat pea berdasarkan Video Youtube berikut:
8.1 How to grow sweet peas from seed (10 minutes):
https://www.youtube.com/watch?v=FeaUusulB-c
8.2 Guide to how to cross sweet peas (6 minutes): https://www.youtube.com/watch?v=Pq7-
JGRmFBc:
Jawab:
Video pertama menjelaskan cara menanam tanaman sweet pea. Langkah pertama yaitu
rendam benih selama satu malam karena biji sweet pea memiliki lapisan keras sehingga perlu
dibasahi. Kemudian, siapkan wadah plastik yang bagian dalamnya dilapisi kertas yang
dibasahi dengan air, usahakan plastiknya tidak terlalu tinggi. Setelah itu, sebarkan benih
diatas kertas dan tutup wadah dengan cling wrap, letakkan selama satu malam di ruangan
yang suhunya hangat. Langkah selanjutnya, siapkan wadah-wadah yang akan digunakan
untuk menanam benih yang diisi dengan kompos. Sirami kompos dengan air, lalu letakkan
benih pada setiap wadah. Beri lagi kompos dan ditekan-tekan untuk meminimalisasi udara
sekitar benih. Selanjutnya, sirami benih dengan air secukupnya secara rutin selama 7 hari
hingga benih berkecambah. Kemudian tanam kacang polong yang memiliki tinggi sekitar
10-15 cm di luar wadah atau pada tanah yang sudah dilapisi kompos dan sirami tanaman
dengan air secukupnya secara rutin. Selanjutnya, beri tongkat penyangga ketika tinggi
tanaman 30 cm. Terakhir, terus sirami tanaman dengan baik, sampai 10 minggu dan bunga
pertama pun akan muncul.
Cara menyilangkan tanaman sweet pea dijelaskan pada video kedua. Alat dan bahan yang
digunakan yaitu penjepit, etanol untuk menyeterilkan penjepit dan label sebagai penanda.
Bunga yang digunakan pada persilangan ini adalah bunga yang belum diserbuki. Langkah
pertama, sterilkan penjepit dan lepaskan kelopak bunga dengan penjepit. Kemudian buang
kepala sari sehingga hanya tersisa benang sari yang menerima serbuk sari dari bunga lain
yang berperan sebagai bunga pendonor. Setelah itu, ambil serbuk sari bunga pendonor
dengan cara membuka kelopak bunganya dan aplikasikan serbuk sari tersebut pada bunga
penerima. Terakhir, tandai bunga dengan menggunakan label.

Praktikum 2. Pewarisan Sifat Golongan Darah Sistem ABO


1. Catat data golongan darah sistem-ABO anda dan keluarga anda (saudara kandung, ayah, ibu,
kakek-nenek, dan lainnya bila masih diperlukan).
Jawab:
Tabel 4 Golongan darah anggota keluarga
No Anggota keluarga Golongan darah
1 Ayah O (IOIO)
2 Ibu O (IO IO)
3 Kakak O (IO IO)
4 Saya O (IO IO)
5 Adik O (IOIO)

2. Buat silsilah pewarisan sifat golongan darah sistem-ABO pada keluarga anda.
Jawab:
Ayah Ibu
IO IO
IOIO

Saya
Kakak Adik
O O
I I
IOIO IOIO

Gambar 4 Silsilah pewarisan sifat golongan darah sistem ABO pada keluarga
3. Lakukan analisis untuk pewarisan sifat golongan darah sistem-ABO tersebut, sampai dapat
mengetahui dan memastikan genotipe dari masing-masing anggota keluarga:
a. Bagaimana genotipe golongan darah sistem-ABO anda, serta ayah dan ibu kandung anda?
Jawab: Genotipe golongan darah sistem ABO ayah, ibu, kakak, adik, dan saya yaitu O.
Golongan darah masing-masing anggota keluarga memiliki genotipe IO IO.
b. Apakah untuk dapat menentukan/memastikan genotipe anda cukup menggunakan data
golongan darah anda dan ayah-ibu anda saja, atau perlu tambahan dari saudara kandung,
atau bahkan harus ditambah data dari kakek-nenek anda dari pihak ayah dan/atau ibu anda?
Jawab: Untuk menentukan dan memastikan genotipe saya cukup menggunakan data
golongan darah ayah dan ibu saya saja. Sebab orang yang darah O berpasangan dengan
orang yang bergolongan darah O, mereka dapat memiliki anak bergolongan darah O (Yin
dan Guo 2012).

4. Bila anda menikah dengan pasangan bergolongan darah yang sama dengan anda, bagaimana
kemungkinan golongan darah anak-anak anda?
Jawab:
Tabel 5 Kemungkinan pewarisan sifat golongan darah saya dan istri
IO IO
IO IO IO
IO IO IO
Jika saya menikah dengan pasangan yang memiliki golongan darah yang sama dengan
saya, kemungkinan golongan darah anak-anak saya yaitu 100% bergolongan darah O. Hal itu
terjadi karena saya memiliki golongan darah O yang homozigot dan golongan darah pasangan
saya juga O homozigot. Pada sistem ABO, golongan darah O hanya memiliki satu genotipe
yaitu IOIO sehinggan anak saya akan 100% golongan darahnya O. Silsilah pewarisan sifat
golongan darah keluarga saya jika pasangan saya memiliki golongan darah yang sama yaitu
sebagai berikut

Saya Istri
IO IO IOIO

Anak ke-1 Anak ke-2


IO IO IOIO

Gambar 5 Silsilah pewarisan sifat golongan darah sistem ABO pada keluarga
saya jika menikah dengan pasangan yang bergolongan darah sama

Simpulan
Pewarisan sifat warna bunga dan bentuk polen pada tanaman Sweet pea yang dilakukan
Bateson et al. (1905) ternyata terjadi penyimpangan dari hukum Mendel ketika dilakukan
persilangan secara dihybrid. Pada percobaan ini terjadi pautan dan tidak berpadu bebas karena
sebaran observasi berbeda nyata dengan sebaran harapan. Akan tetapi, ketika dilakukan
percobaan secara monohibrid, penyimpangan ini belum terlihat karena sebaran observasi tidak
berbeda nyata dengan sebaran harapan. Selain itu, penerapan dari pewarisan sifat ini salah
satunya adalah pewarisan golongan darah sistem ABO. Pada sistem ABO ini sifatnya ditentukan
oleh alel ganda yang bersifat kodominan dan untuk menentukan genotipenya cukup dengan
mengetahui golongan darah kedua induk saja.

Daftar Pustaka
Akbar RT, Hardhienata S, Maesya A. 2015. Implementasi sistem hereditas menggunakan metode
persilangan hukum Mendel untuk identifikasi pewarisan warna kulit manusia. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Komputer/Informatika. [diakses 2022 Mar 13]; 1(1): 1-13.
https://jom.unpak.ac.id/index.php/ilkom/article/view/349.
Andriko, Kiftiah M, Fran F. 2020. Struktur aljabar dalam pewarisan golongan darah. Buletin
Ilmiah Mat. Stat. dan terapannya (Bimaster). 9(1): 113-122. DOI:
10.26418/bbimst.v9i1.38592.
Arumingtyas EL. 2016. Genetika Mendel: Prinsip Dasar Pemahaman Ilmu Genetika. Malang:
UB Press.
Campbell NA, Urry LA, Chain ML, Wasserman SA, Minorsky PV, Reece. 2019. Campbell
Biologi Eleventh Edition. New York (NY): Pearson.
Yin Z, Guo Y. 2012. Principle of blood group inheritance and calculation of its ratio. Pure and
Applied Biology. 1(1): 16-17. DOI: 10.19045/bspab.2012.11004.

Anda mungkin juga menyukai