DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
Tujuan
1. Menentukan konstanta pegas secara statik dan dinamik
2. Menentukan percepatan gravitasi menggunakan bandul matematis
3. Menentukan kecepatan gelombang tali.
TEORI SINGKAT
A. Hukum Hooke dan Osilasi Pegas
Secara teoritik dilakukam dengan menentukan rumusan periode osilasi sistem
pasangan antara pegas dan bandul, seperti pada persamaan (6.1) dan menentukan posisi
pusat massa sistem menggunakan persamaan (6.2) berikut ini:
2𝜋
𝑇= 2
(6.1)
√𝑚 𝑔 𝑙 +𝑘𝑙
𝐼 𝐼
Dengan 𝑇 adalah periode osilasi pasangan, 𝑚 adalah massa sistem (massa batang dan
massa bandul), 𝑔adalah percepatan gravitasi bumi. 𝑙 adalah jarak poros ke pusat sistem,
𝐼 adalah momen inersia sistem.
1
𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 ( 𝐿)+𝑚𝑏𝑎𝑛𝑑𝑢𝑙 (𝐿+𝑅)
2
𝑙= (6.2)
𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 +𝑚𝑏𝑎𝑛𝑑𝑢𝑙
Dengan 𝑙 adalah jarak poros ke pusat massa sistem, 𝑚 adalah massa, 𝐿 adalah panjang
batang, dan 𝑅 adalah jari-jari bandul.
Nilai konstanta pegas diketahui melalui pertambahan panjang pegas akibat
penambahan massa beban yang digantungkan pada pegas, sedangkan nilai percepatan
gravitasi bumi diketahui melalui percobaan bandul fisis. Kemudian baru dilakukan
pemasangan alat osilasi bandul fisis seperti terlihat pada Gambar 6.1 berikut ini :
Gambar 6.1 Alat osilasi sitem pasangan antara pegas dan bandul
Sumber : fmipa.um.ac.id
Hukum Hooke diungkapkan melalui persamaan 6.3 dan menjadi persamaan yang
menentukan konstanta pegas:
𝐹 = −𝑘 𝑥 (6.3)
Notes:
Tanda negatif pada Hukum Hooke menandakan bahwa gaya pemulih berlawanan arah
dengan arah perpindahan benda dari posisi kesetimbangannya (Tipler, 2004).
Gambar 6.2 Peregangan yang terjadi pada pegas vertikal yang diberi beban
Sumber: rumus.co.id
Pada Gambar 6.2 ketika pegas dipasang secara vertikal, kemudian diberi beban 𝑚
maka pegas akan memanjang sebesar 𝑥. Ketika beban di tambah sebesar 𝑚 lagi maka
pegas juga akan mengalami pemanjangan sebesar x yang sama. Oleh sebab itu Hukum
Hooke dapat dinyataan sesuai dengan Hukum I Newton sehingga dapat ditulis sebagai
persamaan berikut:
𝑚𝑔 = 𝑘𝑥 (6.4)
saat percepatan gravitasi tersebut diketahui, maka dengan memvariasikan beban 𝑚 dan
mengukur perpanjangan pegas 𝑥, konstanta pegas dapat ditentukan sebagai kemiringan
kurva antara 𝑚𝑔 terhadap 𝑘𝑥.
Tinjauan pegas vertikal dengan konstanta pegas 𝑘 yang dibebani masaa 𝑚. Ketika
beban disampingkan sejauh 𝐴 yang tidak tidak terlalu besar dari titik setimbangnya
kemudian dilepaskan, maka beban akan bergerak harmonik dengan perioda sebesar:
𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘
4𝜋 2 𝑚 = 𝑘𝑇 2 (6.5)
Dengan memvariasikan massa beban dan mengukur perioda getaran, konstanta pegas k
dapat ditentukan sebagai kemiringan kurva antara 4𝜋 2 𝑚 terhadap 𝑘𝑇 2 .
B. Bandul Matematis
Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar dari pada
ukuran geometris dari bandul. Pada posisi setimbang, bandul berada pada titik A.
Sedangkan pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan maksimum (𝜃). Kalau
titik B adalah kedudukan dari simpangan maksimum, maka gerakan bandul dari B ke A
lalu ke B’ dan kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi dinamakan satu ayunan. Waktu
yang diperlukan untuk melakukan satu ayunan ini disebut periode (T).
4𝜋 2 𝑙 = 𝑔𝑇 2 (6.7)
Dengan memvariasikan panjang tali dan mengukur perioda getaran, percepatan gravitasi
g dapat ditentukan kemiringan kurva antara 4𝜋 2 𝑙 terhadap 𝑔𝑇 2 .
C. Gelombang Berdiri pada Tali
Ketika seutas tali direntangkan, kemudian salah satu ujungnya digerakkan naik
turun secara cepat maka akan terbentuk gelombang seperti Gambar 6.3.
Dengan 𝐹 adalah tegangan tali dan 𝜇 adalah massa talu persatuan panjang. Ketika nilai
tegangan tali dan massa persatuan panjang diketahui, maka kecepatan gelombang (𝑣)
dapat diketahui.
Pada gelombang sinusoidal hubungan antara kecepatan 𝑣 gelombang, panjang
gelombang 𝜆 dan 𝑓 adalah:
𝑣=𝜆𝑓 (6.9)
Saat frekuensi dan panjang gelombang diketahui, maka kecepatan gelombang dapat
ditentukan.
Ketika dua gelombang yang jenis, frekuensi, dan amplitudanya sama, menjalar
pada medium yang sama dalam arah yang berlawanan berinterferensi, maka akan
terbentuk gelombang berdiri. Disebut gelombang berdiri karena bentuk gangguan yang
terjadi tidak menjalar, akan tetapi tiap bagian tali bergerak harmonik dengan amplitudo
yang bervariasi seperti pada Gambar 6.4. Pada bagian perut, amplitudanya maksimum
sedangkan pada bagian simpul amplitudanya nol.
Gambar 6.4 Bentuk gelombang berdiri
Sumber: slideplayer.info
Pada percobaan yang akan dilakukan, salah satu ujung tali diikatkan pada sumber
getar sementara ujung lainnya dihubungkan ke beban melalui sebuah katrol seperti
Gambar 6.5. Gelombang berdiri yang terjadi akan mempunyai amplituda maksimum jika
terjadi resonansi. Keadaan resonansi ini dapat dicapai jika:
𝑛𝜆
𝐿= ; 𝑛 = 1,2,3, … (6.10)
2
Dengan 𝐿 adalah panjang tali, 𝜆 adalah panjang gelombang dan 𝑛 adalah jumlah perut
gelombang.
Bandul Matematis
Percepatan gravitasi yang diperoleh berdasarkan perhitungan dari persamaan 4𝜋 2 𝑙 =
𝑔𝑇 2 (6.7) adalah
4𝜋 2 𝑙 = 𝑔𝑇 2
4𝜋 2 𝑙 61,63
𝑔= 2
= = 0,098 𝑚/𝑠 2
𝑇 626,55
Ketidakpastian percepatan gravitasi yang diperoleh berdasarkan gravik kemiringan kurva
antara 4𝜋 2 𝑙 terhadap 𝑇 2 adalah 0,0004 𝑚/𝑠 2 .
DAFTAR PUSTAKA
Wilda Febri R, Euis Sustini. 2015. Kajian Gerak Osilasi Sistem Pasangan Antara Pegas
Dan Bandul. Jurnal Seminar Nasional Jurusan Fisika FMIPA UM (Internet). ISSN
978-602-71279-1-9. Tersedia pada: http://fmipa.um.ac.id/wp-
content/uploads/Prosiding2015/Model-Pembelajaran/Fisika2015_02-Model-Wilda-
Febri.pdf