Anda di halaman 1dari 93

materi78.co.

nr FIS 1

Listrik Dinamis
A. PENDAHULUAN c. Luas penampang
Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Luas penampang mempengaruhi jumlah arus
Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik yang dapat melewati rangkaian. Luas
listrik berupa gerakan elektron dalam suatu penampang penghantar berbanding terbalik
rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena dengan nilai hambatan.
adanya tegangan listrik. d. Suhu
Arus listrik termasuk ke dalam besaran pokok Suhu mempengaruhi getaran-getaran
dengan satuan Ampere (A). elektron yang mengalir dalam rangkaian.
Arus listrik dapat dirumuskan: Suhu berbanding lurus dengan nilai
hambatan.
Q I = kuat arus listrik (A)
Q = jumlah muatan listrik (C) Hubungan yang didapat dari faktor-faktor
I=
t t = waktu (s) tersebut adalah:
Tegangan listrik atau beda potensial listrik R = hambatan listrik (Ω)
adalah perbedaan jumlah muatan yang terdapat L ρ = hambatan jenis penghantar (Ωm)
R=ρ L = panjang penghantar (m)
pada dua titik yang berbeda dalam suatu A
A = luas penampang penghantar (m2)
rangkaian listrik.
Arus listrik bergerak dari potensial tinggi ke ρ = ρ o (1 + αΔT) R = Ro (1 + αΔT)
potensial rendah, sedangkan aliran elektron
bergerak dari potensial rendah ke potensial ρ = hambatan jenis (Ωm)
tinggi. ρo = hambatan jenis pada suhu To (Ωm)
R = hambatan listrik (Ω)
B. HUKUM OHM Ro = hambatan listrik pada suhu To (Ω)
Hukum Ohm menjelaskan hubungan arus listrik, α = koefisien suhu hambatan jenis
tegangan listrik, dan hambatan listrik. ΔT = T – To = perubahan suhu = (oC)

Arus listrik berbanding lurus dengan C. NILAI TAHANAN RESISTOR


tegangan listrik, dan berbanding terbalik Resistor adalah alat yang digunakan untuk
dengan hambatan listrik. menghambat arus listrik pada suatu rangkaian.
Resistor biasanya dibuat dengan dilengkapi
dapat dirumuskan:
kode warna resistor yang menunjukkan nilai
I = kuat arus listrik (A) tahanan resistor.
V
I= V = tegangan listrik (V)
R R = hambatan listrik (Ω) Makna warna resistor:

Hambatan listrik adalah perbandingan Warna Digit Faktor Pengali Toleransi


tegangan listrik pada sebuah komponen listrik Hitam 0 100
terhadap arus listrik yang melintas melaluinya.
Coklat 1 101 ±1%
Hambatan listrik mempengaruhi besar kuat 2
Merah 2 10 ±2%
arus listrik yang melewati suatu rangkaian
3
dengan menghambatnya. Jingga 3 10 ±3%
4
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar Kuning 4 10 ±4%
kecilnya hambatan listrik antara lain: Hijau 5 105 ±0.5%
a. Jenis bahan resistor Biru 6 106 ±0.25%
Setiap resistor dengan bahan yang berbeda Ungu 7 107 ±0.1%
akan memiliki hambatan jenis yang berbeda. Abu-abu 8 10 8

Hambatan jenis resistor berbanding lurus


Putih 9 109
dengan nilai hambatan.
Emas 10-1 ±5%
b. Panjang -2
Perak 10 ±10%
Panjang penghantar mempengaruhi lama
Tak berwarna ±20%
aliran arus listrik melewati rangkaian. Panjang
penghantar berbanding lurus dengan nilai
hambatan.

LISTRIK DINAMIS 1
materi78.co.nr FIS 1
Susunan resistor 4 pita warna: b. Kuat arus listrik rangkaian di seluruh bagian
rangkaian sama.

I = I1 = I2 = I3 = …

digit 1 toleransi c. Tahanan resistor pengganti rangkaian sama


faktor dengan penjumlahan dari nilai tahanan
digit 2
pengali resistor rangkaian.

Nilai tahanan resistor: 5200 Ω toleransi ±5% Rs = R1 + R2 + R3 + …


Susunan resistor 5 pita warna:
Jika salah satu komponen dari rangkaian seri
diputus, maka arus listrik akan berhenti.
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang
komponennya disusun bertingkat.
digit 1 toleransi R1
I1
digit 2 faktor
digit 3 pengali V1
Nilai tahanan resistor: 369 Ω toleransi ±0,25% R2
I2
D. RANGKAIAN LISTRIK
V2
Rangkaian listrik adalah suatu rangkaian
tertutup yang dapat mengalirkan arus listrik dari I3 R3
potensial tinggi ke potensial rendah.
V3
Rangkaian listrik dapat digambar dalam bentuk
I
diagram dengan simbol-simbol. V
+ -
~
Pada rangkaian paralel berlaku hal berikut:
sumber tegangan DC sumber tegangan AC a. Tegangan di seluruh resistor adalah sama.

V = V1 = V2 = V3 = …

sakelar resistor b. Kuat arus listrik total rangkaian adalah


penjumlahan dari arus listrik yang mengalir
A V
ke masing-masing resistor.
amperemeter voltmeter
I = I1 = I2 = I3 = …
Rangkaian listrik dapat disusun menjadi dua
c. Kebalikan nilai tahanan resistor pengganti
susunan, yaitu rangkaian seri dan rangkaian
rangkaian sama dengan jumlah kebalikan
paralel.
nilai tahanan seluruh resistor.
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang
komponennya disusun sejajar. 1 1 1 1
= + + +…
Rp R1 R2 R3
R1 R2 R3

I1 I2 I3 Jika salah satu komponen pada rangkaian


V1 V2 V3
diputus, maka arus listrik masih dapat mengalir
ke bagian yang tidak terputus.
I E. ALAT UKUR LISTRIK
V
Alat ukur listrik digunakan untuk mengukur
besaran-besaran yang terkait dengan kelistrikan.
Alat ukur listrik diantaranya adalah:
Pada rangkaian seri berlaku hal berikut:
amperemeter, voltmeter, ohmmeter, wattmeter
a. Tegangan total rangkaian adalah pen- dan avometer.
jumlahan dari tegangan seluruh resistor.

V = V1 + V2 + V3 + …

LISTRIK DINAMIS 2
materi78.co.nr FIS 1
F. HUKUM KIRCHHOFF
Hukum Kirchhoff menjelaskan kuat arus listrik
dan tegangan listrik.
Hukum Kirchhoff I adalah hukum arus listrik
I
Kirchhoff:
A V
Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik
percabangan sama dengan jumlah kuat arus
V yang keluar dari titik tersebut.

Amperemeter digunakan untuk mengukur kuat dapat dirumuskan:


arus dan dipasang secara seri.
Voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan
ΣImasuk = ΣIkeluar
dan dipasang secara paralel.
Amperemeter dan voltmeter tersusun atas
galvanometer yang bekerja berdasarkan prinsip I1
I3
elektromagnetik.

I2 I5 I4

I1 + I2 = I3 + 14 + 15

Ohmmeter tersusun atas galvanometer yang Hukum Kirchhoff II adalah hukum tegangan
digunakan untuk mengukur hambatan listrik listrik Kirchhoff:
dengan cara menghitung arus listrik yang Jumlah aljabar gaya gerak listrik (ggl) dan
melewati resistor, kemudian dikalibrasikan ke beda potensial pada rangkaian listrik
satuan Ω. tertutup/loop sama dengan nol.

dapat dirumuskan:

ΣI(R+r) ± Σε = 0
Wattmeter tersusun atas alat ukur kuat arus dan E = gaya gerak listrik pada sumber tegangan (V)
alat ukur tegangan yang disusun sedemikian rupa I = kuat arus listrik (A)
yang digunakan untuk mengukur daya listrik. R = hambatan luar (Ω)
r = hambatan dalam (Ω)

Persamaan hukum Kirchhoff II diselesaikan


menggunakan aturan loop.
Aturan loop adalah aturan yang menggunakan
loop/putaran untuk menentukan nilai tegangan.
Avometer atau multimeter adalah gabungan Aturan loop antara lain:
dari amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. 1) Jika arah loop searah dengan arus, maka
Cara membaca dan menghitung besaran listrik tegangan resistornya bernilai positif.
menggunakan alat ukur listrik: 2) Jika arah loop berlawanan arah dengan arus,
angka yang maka tegangan resistornya bernilai negatif.
ditunjuk
+I -I
batas
maksimum
A angka 3) Jika pada suatu tegangan loop melewati
saklar kutub positif terlebih dahulu, maka ggl
1A 2A
bernilai positif.
angka yg ditunjuk
hasil = x angka saklar
batas maksimum

LISTRIK DINAMIS 3
materi78.co.nr FIS 1
4) Jika pada suatu tegangan loop melewati G. GAYA GERAK LISTRIK DAN TEGANGAN JEPIT
kutub negatif terlebih dahulu, maka nilainya Gaya gerak listrik (ggl) adalah tegangan pada
ggl adalah negatif. sumber tegangan pada saat tidak memiliki arus.
+ε -ε

Contoh:
Tentukan kuat arus listrik I1, I2 dan I3 dari r ε
rangkaian listrik berikut!
a b Tegangan jepit (tegangan listrik) adalah
R3 = 2 Ω tegangan pada sumber tegangan pada saat
R2 = 2 Ω

ε2 = 2 V memiliki arus.
Hubungan ggl dan tegangan jepit dapat
I2 ε1 = 6 V dirumuskan:
I1
c d
V = ε – I.r V = tegangan jepit (V)
R1 = 4 Ω
I3 ε = gaya gerak listrik baterai (V)
R4 = 2 Ω

I = kuat arus listrik (A)


ε r = hambatan dalam baterai (Ω)
V= r
1+ R = hambatan luar (Ω)
ε3 = 4 V R
e f
Arus listrik dapat dihitung melalui ggl:
Jawab: ε = gaya gerak listrik baterai (V)
Ketiga arus bertemu di titik C, maka berlaku: ε I = kuat arus listrik (A)
I=
I1 = I2 + I3 …(1) R+r r = hambatan dalam baterai (Ω)
R = hambatan luar (Ω)
Loop abcd
Rangkaian tegangan listrik dapat disusun
ε2 – ε1 + I1R1 + I2R2 + I2R3 = 0 menjadi dua susunan, yaitu rangkaian seri dan
2 – 6 + I1.4 + I2.2 + I2.2 = 0 rangkaian paralel.
4I1 + 4I2 = 4 …(2) Dalam rangkaian tegangan listrik seri:
Loop cdef ε2, r2
ε3 – ε1 + I1R1 + I3R4 = 0
4 – 6 + I1.4 + I3.2 = 0
4I1 + 2I3 = 2 …(3) ε1, r1 ε3, r3
Ubah persamaan 1 menjadi: 1) Nilai ggl sumber tegangan pengganti adalah
I3 = I1 – I2 …(4) penjumlahan dari nilai ggl seluruh sumber
tegangan.
Masukkan persamaan 4 ke persamaan 3, lalu
eliminasi: εs = ε1 + ε2 + ε3 + …
4I1 + 4I2 =4 4I1 + 4I2 = 4
4I1 + 2(I1 – I2) = 2 12I1 - 4I2 = 4 + untuk ggl identik,

16I1 = 8 εs = n.ε
4(0,125) + 4I2 = 4 I1 = 0,125 A
2) Nilai tahanan hambatan dalam sumber
4I2 = 4 – 0,5
tegangan pengganti adalah pen-jumlahan
I2 = 0,875 A
dari nilai tahanan hambatan dalam seluruh
I3 = 0,125 – 0,875 I3 = -0,75 A sumber tegangan.
Berarti arah arus I3 pada soal salah, seharusnya
menjadi: rs = r1 + r2 + r3 + …
I2 = I1 + 13 untuk hambatan dalam identik,

rs = n.r

LISTRIK DINAMIS 4
materi78.co.nr FIS 1
Dalam rangkaian tegangan listrik paralel: H. ENERGI DAN DAYA LISTRIK
ε1, r1 Energi listrik adalah energi yang dihasilkan oleh
arus listrik karena perpindahan muatan listrik,
dapat dirumuskan:
ε2, r2
V2
W = V.I.t W = I2.R.t W= .t
R
ε3, r3
W = energi listrik (J) R = hambatan listrik (Ω)
V = tegangan listrik (V) t = waktu (s)
1) Nilai ggl seluruh sumber tegangan sama. I = kuat arus listrik (A)
Daya listrik adalah banyaknya energi listrik yang
εp = ε1 = ε2 = ε3 = … digunakan dalam suatu waktu, dapat dirumuskan:
2) Kebalikan nilai tahanan hambatan dalam P = daya listrik (W)
W
sumber tegangan pengganti sama dengan P= W = energi listrik (J)
t t = waktu (s)
penjumlahan dari kebalikan nilai tahanan
hambatan dalam seluruh sumber tegangan. sehingga,

1 1 1 1 V2
= + + +… P = V.I P = I2.R P=
rp r1 r2 r3 R

Tegangan listrik terdiri dari dua jenis, yaitu P = daya listrik (W) I = kuat arus listrik (A)
V = tegangan listrik (V) R = hambatan listrik (Ω)
tegangan DC dan AC.
Alat-alat listrik biasanya memuat spesifikasi
1) Tegangan DC adalah tegangan yang
tegangan dan daya listrik.
dihasilkan sumber tegangan DC (misalnya
Hubungan antara tegangan dan daya listrik pada
baterai, aki) dan arus listrik mengalir searah.
alat listrik dengan menganggap bahwa
Tegangan DC juga dihasilkan sumber
hambatan alat listrik konstan dapat dirumuskan:
tegangan AC yang dilengkapi adaptor
(rectifier). Ps Vs 2
=( )
Tegangan DC biasanya digunakan pada alat- Pt Vt
alat listrik kecil dan mudah dibawa, seperti
Ps = daya sesungguhnya yg diserap (W)
ponsel, kamera, jam, laptop, dll. Pt = daya tertulis (W)
2) Tegangan AC adalah tegangan yang Vs = tegangan sesungguhnya yg diberikan (V)
Vt = tegangan tertulis (V)
dihasilkan sumber tegangan AC dan arus
listrik mengalir bolak-balik secara periodik. I. PENERAPAN LISTRIK DINAMIS DALAM
Tegangan AC biasanya digunakan pada alat- KEHIDUPAN SEHARI -HARI
alat listrik besar, seperti lemari es, mesin cuci, Energi listrik adalah energi yang paling banyak
instalasi listrik dan pembangkit listrik. digunakan dalam peralatan-peralatan di masa
Tegangan DC dan AC dapat dibedakan melalui kini karena mudah diubah ke bentuk energi lain.
alat yang disebut osiloskop. Grafik osiloskop:
Tegangan DC

4
ε=4V

Tegangan AC

+110 2

~ ε = 110 V
-110 2

LISTRIK DINAMIS 5
materi78.co.nr FIS 1
Instalasi listrik di rumah adalah sebagai berikut: Jika beban listrik yang ditanggung instalasi
melebih batas maksimum, maka alat ini akan
SUMBER
TEGANGAN AC memutus instalasi listrik sehingga listrik akan
padam.
4) Panel bagi adalah alat yang membagi arus
kWh-METER menjadi beberapa percabangan sehingga
terbentuk rangkaian paralel.
PEMUTUS Tujuan dari pembuatan rangkaian paralel adalah
DAYA agar seluruh peralatan listrik di rumah
mendapatkan tegangan yang sama dan tetap
sakelar
dapat bekerja meski ada komponen yang putus
PANEL
BAGI atau rusak.
•• •• •• •• ••
Panel bagi tersusun atas berbagai macam
komponen, salah satunya sekring.
alat-alat listrik Sekring berfungsi sebagai pemutus arus. Pada
PENTANAHAN
sekring, terdapat kawat yang akan cair dan putus
1) Sumber tegangan AC adalah sumber energi apabila dialiri arus listrik yang melampai batas
listrik. Di Indonesia, sumber tegangan AC berasal tertentu.
dari PT. PLN Indonesia. Pentanahan (grounding) adalah alat yang
2) kWh-meter adalah alat ukur listrik yang berfungsi sebagai pencegah terjadinya
digunakan untuk mengukur jumlah energi listrik kerusakan instalasi listrik akibat
yang digunakan. lonjatan/sentakan listrik atau sambaran petir.
3) Pemutus daya atau pembatas daya adalah alat Transmisi listrik jarak jauh yang menggunakan
yang berfungsi untuk membatasi kuat arus dan tegangan AC adalah sebagai berikut:
daya maksimum yang dapat digunakan.

TRAFO TRAFO TRAFO


STEP-UP STEP-DOWN STEP-DOWN

TRANSMISI TEGANGAN
PEMBANGKIT LISTRIK PERKOTAAN RUMAH
TINGGI
10 kV 20 kV 220 V
150 kV

LISTRIK DINAMIS 6
materi78.co.nr FIS 1

Kalor
A. KALOR C. PERUBAHAN WUJUD OLEH KALOR
Kalor adalah energi yang berpindah/ mengalir Kalor dapat menyebabkan perubahan wujud.
dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah untuk mencapai GAS
kesetimbangan termal. 4
6
Satuan kalor yang sering digunakan: 5 3
1J = 0,24 kal
1
1 kal = 4,2 J PADAT CAIR
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang 2
dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1 K
menyerap kalor
pada 1 kg benda. melepas kalor
c = kalor jenis (J/kg K) 1) Peleburan, proses perubahan zat cair
Q Q = energi kalor (J)
c= m = massa benda (kg) menjadi zat padat.
m.∆T
ΔT = perubahan suhu (K) 2) Pembekuan, proses perubahan zat padat
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang menjadi zat cair.
dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1 K. 3) Penguapan, proses perubahan zat cair
menjadi gas.
Q
C= = m.c C = kapasitas kalor (J/K) 4) Pengembunan, proses perubahan gas
∆T
menjadi zat cair.
Energi kalor dapat dirumuskan: 5) Pengkristalan/ deposisi, proses perubahan
gas menjadi zat padat.
Q = m.c.ΔT Q = C.ΔT 6) Penyumbliman, proses perubahan zat padat
menjadi gas.
B. AZAS BLACK
Kalor laten adalah kalor yang diperlukan untuk
Azas Black menjelaskan kekekalan energi kalor: mengubah wujud zat tanpa kenaikan suhu tiap
satuan massa.
Banyaknya kalor yang dilepas sama dengan
banyak kalor yang diterima. Kalor laten terdiri dari kalor lebur/beku dan
kalor uap/embun.

ΣQ lepas = ΣQ terima Energi kalor yang dihasilkan kalor laten dapat


dirumuskan:
Suhu akhir (campuran) adalah suhu yang Q = energi kalor (J)
dihasilkan oleh benda yang berbeda suhu yang Q = m.L m = massa benda (kg)
telah mencapai kesetimbangan termal. L = kalor laten (J/kg)

Azas Black dapat dirumuskan: Pada perubahan wujud air dari es menjadi uap,
terjadi peleburan dan penguapan.
m1.c1.(T1-Tc) = m2.c2.(Tc-T2) 1) Penguapan air terjadi di permukaan air pada
suhu sembarang.
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kg K) 2) Mendidih adalah peristiwa penguapan di
Tc = suhu campuran (K) seluruh bagian air, terjadi pada suhu 100oC
pada tekanan 1 atm.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kalor. Kalorimeter bekerja berdasarkan 3) Tekanan mempengaruhi titik didih dan titik
azas Black. beku air.
Kalorimeter adalah sistem terisolasi, sehingga Tekanan berbanding lurus dengan titik didih
tidak ada energi kalor yang terbuang ke dan berbanding terbalik dengan titik beku
lingkungan. air.

SUHU DAN KALOR 1


materi78.co.nr FIS 1
GRAFIK PERUBAHAN WUJUD AIR

T (oC)
Q2 = m.c.ΔT3

gas
Qu = m.Lu
100
menguap
cair

Q2 = m.c.ΔT2

Ql = m.Ll

melebur waktu
padat

Q1 = m.c.ΔT1 Qtot = Q1 + Ql + Q2 + Qu + Q3

-10

D. PERPINDAHAN KALOR Contoh peristiwa konduksi:


Kalor berpindah menurut tiga cara, yaitu 1) Alat masak memanaskan isinya dengan
konduksi, konveksi dan radiasi. prinsip konduksi.
2) Sendok apabila dipanaskan salah satu
konduksi ujungnya, maka unjung lainnya akan terasa
konveksi panas.
radiasi Konveksi adalah perpindahan kalor dengan zat
perantara dengan disertai perpindahan partikel-
partikel zat.

h.A.t.∆T Q h.A.∆T
Q= H= =
L t L
Konduksi adalah perpindahan kalor dengan zat
perantara tanpa disertai perpindahan partikel- h = koefisien konveksi termal (W/mK)
partikel zat. A = luas penampang (m2)
L = panjang batang (m)
ΔT = selisih suhu tinggi dengan suhu rendah (K)
k.A.t.∆T Q k.A.∆T
Q= H= = Konveksi terjadi pada zat yang merupakan
L t L
fluida, yaitu air atau gas. Konveksi terjadi akibat
Q = energi kalor (J) perbedaan massa jenis.
H = laju perpindahan kalor (J/s)
Jenis-jenis konveksi:
t = waktu perpindahan kalor (s)
k = koefisien konduktivitas termal (W/mK) 1) Konveksi alamiah, terjadi akibat perbedaan
A = luas penampang (m2) massa jenis.
L = panjang batang (m)
ΔT = selisih suhu tinggi dengan suhu rendah (K) Contoh: pemanasan air, ventilasi udara,
cerobong asap, angin darat dan angin laut.
Proses konduksi yaitu:
2) Konveksi paksa, terjadi akibat adanya
1) Pada benda non-logam, perpindahan
tambahan seperti peniupan atau
terjadi akibat getaran partikel yang
pemompaan zat yang dipanaskan ke suatu
menumbuk partikel di sebelahnya, sehingga
tempat.
berlangsung lambat.
Contoh: radiator mobil, pengering rambut,
2) Pada benda logam, perpindahan terjadi
lemari es.
melalui elektron bebas pada lautan valensi
ikatan logam yang mudah berpindah,
sehingga berlangsung cepat.

SUHU DAN KALOR 2


materi78.co.nr FIS 1
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat Radiasi dipancarkan oleh seluruh benda yang
perantara yang hanya melalui pancaran memiliki suhu, dan dipengaruhi oleh warna
gelombang elektromagnetik. permukaan.
Warna permukaan mempengaruhi nilai
Q emisivitas benda (e):
Q = eσAtT 4
H= = eσAT 4
t 1) Nilai emisivitas benda berkisar 0 ≤ e ≤ 1.
2) Warna hitam memiliki nilai e = 1, yang
Q merupakan penyerap dan pemancar kalor
I= = eσ T 4
A.t yang baik.
3) Warna putih memiliki nilai e = 0 , yang
Q = energi kalor (J)
H = laju perpindahan kalor (J/s) merupakan penyerap dan pemancar kalor
t = waktu perpindahan kalor (s) yang buruk.
I = intensitas radiasi (W/m2)
Contoh peristiwa radiasi:
e = koefisien emisivitas
σ = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8 W/m2.K4) 1) Sinar matahari dapat memancar ke bumi
A = luas permukaan (m2) karena radiasi.
T = suhu mutlak benda (K)
2) Api unggun memancarkan panas secara
radiasi.
3) Panel surya dan rumah kaca menyerap panas
dari radiasi.

SUHU DAN KALOR 3


materi78.co.nr FIS 1

Alat Optik
A. PENDAHULUAN Sifat bayangan yang dihasilkan mata adalah
Alat optik adalah alat bantu yang digunakan nyata, terbalik dan diperkecil.
untuk meningkatkan daya penglihatan manusia Daya akomodasi adalah kemampuan mata
karena kemampuannya terbatas. untuk melihat dekat dan jauh dengan cara
Alat optik terdiri dari dua, yaitu: mengubah ketebalan lensa mata.
a. Alat optik alami, yaitu mata. Titik dekat (punctum proximum) adalah jarak
terdekat yang masih dapat dilihat oleh mata
b. Alat optik buatan, contohnya kamera, lup,
dengan jelas.
mikroskop, teropong (teleskop).
Pada mata normal,
B. MATA
Mata adalah alat optik alami yang terdapat pada Pp = 25 cm
makhluk hidup tingkat tinggi.
Bagian-bagian mata: Titik jauh (punctum remotum) adalah jarak
terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata
f g
dengan jelas.
b
a Pada mata normal,
h
i PR = ∞ cm
e
Kelainan mata adalah suatu cacat mata yang
d
disebabkan karena berubahnya titik dekat dan
c j titik jauh mata.
a. Kornea, melindungi bagian depan mata. Miopi (rabun jauh) adalah cacat mata dengan,
b. Aqueous humor, mengatur pembiasan
Pp = 25 cm PR < ∞ cm
cahaya.
c. Otot siliaris, mengatur daya akomodasi sehingga penderita tidak dapat melihat jauh.
lensa mata.
d. Iris, mengatur intensitas cahaya yang masuk
ke mata dengan mengatur ukuran pupil dan i
memberi warna mata.
e. Pupil, lubang pada iris sebagai tempat
masuknya cahaya.
f. Lensa mata, mengatur agar bayangan jatuh Miopi terjadi karena:
tepat pada retina. a. Bayangan jatuh sebelum retina,
g. Vitreous humor, mengisi cairan bola mata b. Bola mata terlalu lonjong,
dan mempertahankan bentuk bola mata.
c. Kelengkungan lensa mata terlalu besar.
h. Retina, tempat jatuhnya bayangan benda.
Miopi dapat ditolong menggunakan kacamata
Terdiri dari sel kerucut yang peka terhadap
berlensa cekung/negatif.
cahaya kuat dan sel batang yang peka
terhadap cahaya lemah. Daya lensa yang dibutuhkan untuk kacamata
penderita miopi adalah:
i. Fovea/bintik kuning, mempertajam
bayangan benda.
100 P = daya lensa (D)
j. Serabut optik, mengirim sinyal ke otak P=-
PR PR = titik jauh penderita (cm)
untuk menginterpretasikan penglihatan.
Cara kerja mata: Hipermetropi (rabun dekat) adalah cacat mata
1) Bayangan benda diterima oleh mata. dengan,
2) Bayangan benda jatuh ke retina dalam
Pp > 25 cm PR = ∞ cm
keadaan terbalik.
3) Sinyal bayangan dikirimkan ke otak untuk sehingga penderita tidak dapat melihat dekat.
diinterpretasikan menjadi terbalik kembali.

OPTIKA (I) 1
materi78.co.nr FIS 1
D. LUP DAN MIKROSKOP
Lup adalah sebuah lensa cembung yang
i berfungsi untuk melihat benda yang tidak terlalu
kecil.
Persamaan lensa berlaku pada lup.

1 1 1 f = jarak fokus
Hipermetropi terjadi karena: = + s = jarak benda ke lup
f s s' s’ = jarak bayangan
a. Bayangan jatuh setelah retina,
Perbesaran lup terdiri dari dua:
b. Bola mata terlalu pipih,
Perbesaran linear
c. Kelengkungan lensa mata terlalu kecil.
Hipermetropi dapat ditolong meng-gunakan s' h'
kacamata berlensa cembung/ positif. M=| |=| |
s h
Daya lensa yang dibutuhkan untuk kacamata
penderita hipermetropi adalah: Perbesaran sudut
Mata tidak berakomodasi
100 P = daya lensa (D)
P=4-
PP Pp = titik dekat penderita (cm) 25
M=
f
Presbiopi adalah cacat mata tua yang
disebabkan oleh faktor usia dengan, Mata berakomodasi maksimum

Pp > 25 cm PR < ∞ cm 25
M= +1
f
Presbiopi menyebabkan kesulitan penglihatan
dekat maupun jauh karena daya akomodasi mata Mata berakomodasi pada jarak x
berkurang.
25 25
Presbiopi dapat ditolong menggunakan M= +
f x
kacamata berlensa bifokal/rangkap, yaitu terdiri
dari lensa cembung di bagian atas dan lensa Sifat bayangan yang dihasilkan lup adalah maya,
cekung di bagian bawah. tegak, diperbesar.
Astigmatisma atau mata silindris adalah cacat Mikroskop cahaya adalah alat optik yang yang
mata karena bentuk kornea mata tidak bulat. sangat kecil (renik/mikroskopis).
Astigmatisma menyebabkan penglihatan kabur Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yaitu
dan bergaris-garis pada arah tertentu. lensa objektif dan okuler (fob<fok):
Astigmatisma dapat ditolong menggunakan a. Lensa objektif, berhubungan dengan
kacamata berlensa silindris. benda/objek, sifat bayangannya adalah
C. KAMERA nyata, terbalik dan diperbesar.
Kamera adalah alat optik yang berfungsi untuk b. Lensa okuler, berhubungan dengan
mengambil gambar yang disimpan dalam bentuk pengamat, sifat bayangannya maya, terbalik
film atau memori. dan diperbesar.
Komponen kamera menyerupai mata, Lensa okuler bersifat seperti lup dan
diantaranya: merupakan bayangan akhir benda.
1) Shutter berfungsi sebagai kelopak mata. Persamaan lensa berlaku pada mikroskop.
2) Diafragma berfungsi sebagai iris. Lensa objektif

3) Aperture berfungsi sebagai pupil. 1 1 1


4) Lensa kamera. = +
fob sob s'ob
5) Film berfungsi sebagai retina.
Lensa okuler
Sifat bayangan yang dihasilkan kamera adalah
nyata, terbalik dan diperkecil. 1 1 1
= +
fok sok s'ok

OPTIKA (I) 2
materi78.co.nr FIS 1
Panjang tubus atau jarak lensa objektif dengan Mata berakomodasi
lensa okuler dapat dihitung:
25
d = s’ob + sok Mok = +1
fok

Perbesaran lensa pada mikroskop adalah: Perbesaran total mikroskop adalah perkalian
Lensa objektif dari perbesaran lensa objektif dan okuler.
s'ob h'
Mob = | | M = Mob . Mok M=| |
sob h
Lensa okuler Sifat bayangan yang dihasilkan mikroskop
Mata tidak berakomodasi adalah maya, terbalik, dan diperbesar.
25
Mok =
fok

+ mikroskop +
d

fob f'ob 2f fok f'ok

ob ok

E. TEROPONG Lensa okuler


Teropong atau teleskop adalah alat optik yang
1 1 1
digunakan untuk mengamati benda-benda yang = +
sangat jauh. fok sok s'ok
Teropong terbagi menjadi:
Teropong bintang adalah teropong yang terdiri
1) Teropong bias, tersusun atas lensa-lensa. dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan
Contoh: teropong bumi, teropong panggung lensa okuler (fob>fok).
(Galileo), teropong bintang/astronomi, dan Panjang tubus dapat dihitung:
teropong binokuler/prisma.
Mata tidak berakomodasi
2) Teropong pantul, tersusun atas cermin dan
lensa. d = fob + fok
Persamaan lensa berlaku pada teropong.
Lensa objektif Mata berakomodasi

1 1 1 d = fob + sok
= +
fob sob s'ob

OPTIKA (I) 3
materi78.co.nr FIS 1
Perbesaran total teropong bintang adalah: Mata berakomodasi
Mata tidak berakomodasi
fob fob fok
M=| | M=| ×( - 1)|
fob sok fok 25
M=| |
fok
Sifat bayangan teropong panggung adalah
Mata berakomodasi maya, tegak, diperbesar.
Teropong bumi adalah teropong yang terdiri
fob fob fok dari tiga lensa cembung, yaitu lensa objektif,
M=| | M=| ×( +1)|
sok fok 25 lensa pembalik, dan lensa okuler.
Panjang tubus dapat dihitung:
Sifat bayangan teropong bintang adalah maya,
Mata tidak berakomodasi
terbalik, diperbesar.
Teropong panggung adalah teropong yang d = fob + 4fp + fok
terdiri dari satu lensa cembung objektif dan satu
lensa cekung okuler. Mata berakomodasi
Panjang tubus dapat dihitung:
d = fob + 4fp + sok
Mata tidak berakomodasi
Perbesaran total teropong bumi adalah:
d = fob - fok Mata tidak berakomodasi

Mata berakomodasi fob


M=| |
fok
d = fob + sok
Mata berakomodasi
Perbesaran total teropong panggung adalah:
Mata tidak berakomodasi fob fob fok
M=| | M=| ×( +1)|
sok fok 25
fob
M=| | Sifat bayangan teropong bumi adalah maya,
fok
terbalik, diperbesar.

OPTIKA (I) 4
materi78.co.nr FIS 1

Suhu
A. SUHU Termometer memiliki beberapa skala,
Suhu adalah ukuran atau derajat panas dinginnya diantaranya adalah skala Celcius, Reamur,
suatu benda atau sistem. Fahrenheit dan Kelvin.
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang Penetapan skala termometer didasarkan atas
dimiliki molekul-molekul benda yang meng- dua titik acuan skala, yaitu titik tetap atas dan titik
gambarkan gerakan molekul-molekul benda. tetap bawah.
Suatu benda dikatakan: 1) Titik tetap atas (TA) adalah titik didih air
pada tekanan 1 atm.
1) Bersuhu tinggi jika benda itu panas,
memiliki energi kinetik molekul rata-rata 2) Titik tetap bawah (TB) adalah titik beku air
yang tinggi, dan gerakan molekul yang cepat. pada tekanan 1 atm.
2) Bersuhu rendah jika benda itu dingin, dan Skala-skala termometer:
memiliki energi kinetik molekul rata-rata (oC) (oR)
yang rendah, dan gerakan molekul yang
100 TA 80 TA
lambat.
Perubahan suhu dapat menyebabkan
perubahan sifat benda yang disebut dengan sifat 100 80
termometrik.
Sifat termometrik antara lain: 0 TB 0 TB
1) Perubahan wujud
2) Perubahan tekanan
3) Perubahan ukuran (oF) (K)
4) Perubahan warna (peristiwa radiasi)
212 TA 373 TA
5) Perubahan daya hantar listrik
B. TERMOMETER
Termometer adalah alat yang digunakan untuk 180 100
mengukur suhu.
Termometer dibuat berdasarkan sifat 32 TB 273 TB
termometrik.
Macam-macam termometer:
1) Termometer raksa/klinis, didalamnya diisi
raksa yang dapat memuai dan menyusut. Konversi skala dapat dirumuskan:
2) Termometer gas, didalamnya diisi gas X = suhu terukur oX
hidrogen atau helium yang dapat memuai Y = suhu terukur oY
X - XB Y - YB XA = titik atas skala oX
dan menyusut. =
XA - XB YA - YB XB = titik bawah skala oX
3) Termometer hambatan, terbuat dari platina YA = titik atas skala oY
yang kenaikan nilai hambatan listriknya YB = titik bawah skala oX
berbanding lurus dengan kenaikan suhu. sehingga didapat persamaan,
4) Termometer paramagnetik, terbuat dari
logam yang diamati sifat magnetiknya. C R F - 32 K - 273
= = =
5) Termometer optik (pirometer), terbuat dari 5 4 9 5
logam yang diamati perubahan warnanya.
C. PEMUAIAN ZAT
6) Termometer bimetal, terbuat dari dua
Benda yang mengalami perubahan suhu dapat
keping logam tipis yang tingkat
memuai dan menyusut.
kelengkungannya berbanding lurus dengan
kenaikan suhu. Pemuaian zat terdiri dari pemuaian zat padat,
zat cair dan gas.
7) Termokopel (thermocouple), terbuat dari
dua kawat dengan jenis logam yang berbeda Pemuaian zat padat yang dapat terjadi adalah
dan terhubung ke amperemeter. pemuaian panjang, luas, dan volume.

SUHU DAN KALOR 1


materi78.co.nr FIS 1
Pemuaian panjang dapat dirumuskan: Volume zat cair yang mengalami perubahan
suhu berbanding lurus dengan kenaikan suhu.
Lo ΔL

V
L’
Lo = panjang awal (m)
ΔL = LoαΔT ΔL = perubahan
panjang (m) volume
L’ = panjang akhir (m) minimum
L’ = Lo + ΔL
α = koefisien muai
panjang (K-1)
L’ = Lo(1 + αΔT) ΔT = perubahan suhu
(K) 4o C T
Pemuaian luas dapat dirumuskan: Anomali air adalah sifat tidak teratur air yang
ΔL ΔA terjadi pada suhu 0 – 4oC.
Pada suhu tersebut, zat cair yang dipanaskan
bukannya memuai, namun justru menyusut. Hal
A’
ini disebabkan oleh terjadinya peristiwa
Lo Ao
perubahan wujud es menjadi air.
Pemuaian gas yang dapat terjadi adalah
pemuaian volume yang berhubungan dengan
Lo ΔL tekanan dan suhu.
Ao = luas awal (m2) Pemuaian gas dijelaskan oleh hukum Boyle,
ΔA = AoβΔT ΔA = perubahan luas hukum Gay-Lussac, hukum Charles, dan
(m2) persamaan gas ideal.
A’ = Ao + ΔA A’ = luas akhir (m2) Hukum Boyle menghubungkan volume dengan
β = 2α = koefisien muai
tekanan gas.
luas (K-1)
A’ = Ao(1 + βΔT) ΔT = perubahan suhu Tekanan gas pada suhu konstan berbanding
(K) terbalik dengan volume gas, atau hasil kali
Pemuaian volume dapat dirumuskan: antara tekanan dan volume gas pada suhu
konstan adalah konstan.

dapat dirumuskan:

P = tekanan gas (Pa)


P1.V1 = P2.V2
ΔL ΔV V = volume gas (L)

Hukum Gay-Lussac menghubungkan tekanan


V’ dengan suhu gas.

Lo Vo Tekanan mutlak gas pada volume konstan


ΔL berbanding lurus dengan suhu mutlak gas
Lo
tersebut.

Lo ΔL dapat dirumuskan:
Vo = volume awal (m3) P1 P2 P = tekanan gas (Pa)
ΔV = VoγΔT ΔV = perubahan volume =
T1 T2 T = suhu gas (K)
(m3)
V’ = volume akhir (m3)
V’ = Vo + ΔV Hukum Charles menghubungkan volume
β = 3α = koefisien muai
dengan suhu gas.
volume (K-1)
V’ = Vo(1 + γΔT) ΔT = perubahan suhu Volume gas pada tekanan konstan
(K) berbanding lurus dengan suhu mutlak gas
Pemuaian zat cair yang dapat terjadi adalah tersebut.
pemuaian volume.

SUHU DAN KALOR 2


materi78.co.nr FIS 1
dapat dirumuskan: Keuntungan yang didapat dari peristiwa
pemuaian adalah:
V1 V2 V = volume gas (Pa) 1) Keping bimetal
= T = suhu gas (K)
T1 T2
Keping bimetal adalah gabungan dua plat
logam yang berbeda yang menempel lalu
Persamaan gas ideal adalah gabungan dari
dipanaskan.
ketiga hukum di atas, dimana tidak ada variabel
yang dijaga konstan. Ketika dipanaskan, keping bimetal akan
melengkung, karena adanya perbedaan
Persamaan gas ideal adalah:
koefisien muai panjang.
P1 .V1 P2 .V2 Keping bimetal akan melengkung ke arah
=
T1 T2 logam yang koefisien muainya lebih kecil jika
dipanaskan.
D. PENERAPAN PRINSIP PEMUAIAN ZAT Keping bimetal digunakan pada termostat,
Pemuaian zat menimbulkan beberapa masalah, sakelar otomatis, alarm kebakaran, dan
antara lain: termometer bimetal.
1) Rel kereta api dipasang bercelah antar relnya 2) Pemasangan roda logam
agar tidak bengkok ketika cuaca panas. Ban baja yang akan dipasangkan ke roda
2) Bingkai kaca pada jendela ukurannya lebih ukurannya lebih kecil dari roda, sehingga
besar daripada kaca untuk menghindari tidak dapat dipasang secara langsung.
pecahnya kaca ketika memuai karena udara Caranya adalah dengan memanaskan ban
panas. baja sehingga memuai, lalu memasukkan ke
3) Kabel listrik di pinggir jalan dibuat kendur roda. Setelah mendingin, ban baja akan
agar pada malam hari kabel listrik tidak putus menyusut dan terpasang kuat pada roda.
ketika menegang karena udara dingin.

SUHU DAN KALOR 3


materi78.co.nr FIS 1

Optika (I)
A. PENDAHULUAN Hukum pemantulan cahaya:
Optika adalah ilmu yang mempelajari cahaya. garis normal
Sifat-sifat cahaya:
1) Memiliki cepat rambat 3,0 x 108 m/s.
2) Merupakan gelombang transversal dan
elektromagnetik. i r
i=r
3) Merambat dalam arah lurus.
4) Arah rambat tidak dapat dipengaruhi medan
Sinar datang, garis normal dan sinar pantul
magnet atau listrik (tidak bermuatan).
terletak pada satu bidang datar.
5) Bagian dari spektrum matahari.
Sifat-sifat cahaya sebagai gelombang Sudut datang (i) cahaya sama dengan
elektromagnetik adalah dapat mengalami: sudut pantul (r).
1) Refleksi (pemantulan) C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN
2) Dispersi/refraksi (pembiasan) Pemantulan cahaya pada cermin terbagi
3) Difraksi (pelenturan) menjadi tiga, yaitu pada cermin datar dan cermin
4) Interferensi (perpaduan) lengkung.
5) Polarisasi (pengkutuban) Pemantulan cahaya pada cermin menghasilkan
Cahaya terdiri dari: dua jenis bayangan:
a. Bayang-bayang (shadow), adalah daerah a. Bayangan sejati/nyata, yaitu bayangan yang
gelap di sekitar benda, yaitu: berada di depan cermin, dapat ditangkap
- Umbra (bayang-bayang inti), tidak layar dan terbalik.
mendapat cahaya sama sekali. b. Bayangan maya/semu, yaitu bayangan yang
- Penumbra (bayang-bayang tambahan), berada di belakang cermin, tidak dapat
masih mendapat sedikit cahaya. ditangkap layar dan tegak/sejajar.
b. Bayangan (image), adalah daerah terang Cermin datar adalah cermin yang permukaannya
yang berupa sinar pantul atau sinar bias. tidak melengkung (datar).

B. PEMANTULAN CAHAYA Sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin


datar:
Pemantulan cahaya (refleksi) adalah peristiwa
perubahan arah rambat cahaya akibat a. Sama besar dengan benda asli
menumbuk medium tertentu. b. Jarak benda sama dengan jarak bayangan
Pemantulan cahaya pada bidang datar: c. Posisi bayangan tertukar secara horizontal
d. Maya/semu
e. Tegak/sejajar
Apabila terdapat dua cermin datar yang diapit
membentuk sudut, akan terbentuk lebih dari satu
bayangan.
Jumlah bayangan yang dapat terbentuk:
a. Pemantulan baur/difus, terjadi pada
permukaan tidak rata dan kasar, intensitas n = jumlah bayangan
360 α = sudut apit cermin
cahaya kurang. n= -x x = 1, jika hasil bagi genap
α
x = 0, jika hasil bagi ganjil

Apabila seseorang ingin bercermin sehingga


seluruh bagian tubuhnya terlihat, maka tinggi
cermin minimal adalah:

b. Pemantulan teratur, terjadi pada hcermin = 1/2 x hbenda


permukaan yang rata dan licin, intensitas
cahaya tinggi.

OPTIKA (I) 1
materi78.co.nr FIS 1
Cermin lengkung terdiri dari cermin cekung dan Ruangan pada cermin cembung:
cermin cembung.
Pada cermin lengkung, terdapat beberapa titik, IV I II III
yaitu titik fokus (f) dan pusat kelengkungan (R).
Kedua titik tersebut terletak pada sumbu utama. f R
Nilai jarak fokus dan jari-jari kelengkungan
adalah:
Karena benda selalu berada pada satu ruangan,
1 maka sifat bayangan tidak bermacam-macam.
f= R R = 2f
2
Sifat bayangan adalah maya/semu, tegak/sejajar
Cermin cekung adalah cermin yang dan diperkecil.
permukaannya melengkung ke dalam dan Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung:
mengumpulkan berkas sinar (konvergen).
Ruangan pada cermin cekung:

III II I IV f R

R f
a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan
dipantulkan seolah-olah dari f.
Sifat bayangan yang dihasilkan cermin cekung b. Sinar yang datang menuju f akan dipantulkan
dapat bermacam-macam. Sifat bayangan sejajar sumbu utama.
ditentukan oleh ruangan cermin. c. Sinar yang datang menuju R akan
Sifat bayangan: dipantulkan kembali ke tempat awal.
Benda Bayangan Sifat bayangan Persamaan cermin lengkung adalah:
I IV maya, tegak, diperbesar f = jarak fokus
1 1 1
= + s = jarak benda
II III sejati, terbalik, diperbesar f s s' s’ = jarak bayangan
III II sejati, terbalik, diperkecil
Pada cermin cembung, nilai f dan s’ adalah
f ∞ -
negatif, sehingga persamaan cermin
R R sejati, terbalik, sama besar lengkungnya menjadi:
a. Penjumlahan ruang benda dengan ruang 1 1 1
bayangan adalah 5. - = +
f s s'
b. Jika ruang bayangan > ruang benda, maka
bayangan diperbesar, dan sebaliknya. Perbesaran benda pada cermin lengkung dapat
Sinar-sinar istimewa cermin cekung: dirumuskan:

s' h' M = perbesaran benda


M=| |=| | h = tinggi benda
s h h’ = tinggi bayangan

R f D. PEMBIASAN CAHAYA
Pembiasan cahaya adalah peristiwa
pembelokan arah rambat cahaya jika cahaya
a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan melewati bidang batas dua medium yang
dipantulkan menuju f. berbeda kerapatannya.
b. Sinar yang datang melalui f akan dipantulkan Hukum pembiasan cahaya (Snellius):
sejajar sumbu utama. Sinar datang, garis normal dan sinar bias
c. Sinar yang datang melalui R akan terletak pada satu bidang datar.
dipantulkan kembali ke tempat awal.
Sinar datang dari medium kurang rapat ke
Cermin cembung adalah cermin yang
lebih rapat dibiaskan mendekati garis
permukaannya melengkung ke luar dan
normal, dan sebaliknya.
menyebarkan berkas sinar (divergen).

OPTIKA (I) 2
materi78.co.nr FIS 1
garis normal Sifat bayangan:
a. Penjumlahan ruang benda dengan ruang
bayangan adalah 5.
i b. Jika ruang bayangan > ruang benda, maka
bidang batas bayangan diperbesar.
Benda Bayangan Sifat bayangan
r
I IV maya, tegak, diperbesar
II III sejati, terbalik, diperbesar
III II sejati, terbalik, diperkecil

E. PEMBIASAN CAHAYA OLEH LENSA f ∞ -


Pembiasan cahaya terjadi oleh lensa cembung R R sejati, terbalik, sama besar
(positif) dan lensa cekung (negatif).
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung:
Pembiasan cahaya pada lensa menghasilkan
+
dua jenis bayangan:
a. Bayangan sejati/nyata, yaitu bayangan
yang berada di belakang lensa, tidak dapat
ditangkap layar dan tegak/sejajar.
b. Bayangan maya/semu, yaitu bayangan yang
2f f f’ 2f’
berada di depan lensa, dapat ditangkap layar
dan terbalik.
Jadi, sifat bayangan dari sinar bias berlawanan
dengan sifat yang bayangan dari sinar pantul.
a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama
Jarak fokus lensa dipengaruhi oleh jari-jari ke- dibiaskan ke f’.
lengkungan dan indeks bias medium dan lensa.
b. Sinar datang melalui pusat optik tidak
Jarak fokus lensa dapat dihitung:
dibiaskan.
1 nL 1 1 c. Sinar datang melalui f utama dibiaskan
=[ -1] [ + ] sejajar sumbu utama.
f nM R1 R2
Lensa cekung/negatif adalah lensa yang
f = jarak fokus lensa setidaknya memiliki satu sisi cekung dan ber-sifat
nL = indeks bias lensa menyebarkan berkas sinar (divergen).
nM = indeks bias medium
R1 = jari-jari kelengkungan sisi depan Macam-macam lensa cekung:
R2 = jari-jari kelengkungan sisi belakang
Lensa cembung/positif adalah lensa yang
setidaknya memiliki satu sisi cembung dan dan
bersifat mengumpulkan berkas sinar (konvergen).
Macam-macam lensa cembung: konkaf-
bikonkaf plankonkaf
konveks
Ruangan pada lensa cembung/positif:
depan - belakang
konkaf-
bikonveks plankonveks IV
konveks I II III
Ruangan pada lensa cembung/positif:
depan + belakang 2f f f’ 2f’

III II I IV

Sifat bayangan adalah maya/semu, tegak/sejajar


2f f f’ 2f’ dan diperkecil.

OPTIKA (I) 3
materi78.co.nr FIS 1
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung: Persamaan lensa adalah:
- f = jarak fokus
1 1 1
= + s = jarak benda
f s s' s’ = jarak bayangan

Pada lensa cekung, nilai f dan s’ adalah negatif,


sehingga persamaan lensanya menjadi:
2f f f’ 2f’
1 1 1
- = +
f s s'

Perbesaran benda pada lensa dapat


a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama dirumuskan:
dibiaskan seolah-olah dari f utama.
s' h' M = perbesaran benda
b. Sinar datang melalui pusat optik tidak
M=| |=| | h = tinggi benda
dibiaskan. s h h’ = tinggi bayangan
c. Sinar datang menuju f’ dibiaskan sejajar
Daya lensa adalah ukuran kemampuan dan
sumbu utama.
kekuatan lensa untuk menyebarkan atau
Lensa dapat disusun menjadi tiga: mengumpulkan berkas sinar, dapat dirumuskan:
1) Lensa tunggal
2) Lensa gabungan berjarak 1 P = daya lensa (Dioptri)
P= f = jarak fokus lensa (m)
3) Lensa gabungan tidak berjarak f

+ -
d

f1 f'1 2f f2 f'2

Dua lensa berjarak yang dijajarkan akan Perbesaran lensa untuk lensa gabungan
membentuk persamaan lensa baru. berjarak:
Persamaan lensa untuk lensa gabungan Lensa 1 Lensa 2
berjarak:
s'1 s'2
Lensa 1 Lensa 2 M1 = | | M2 = | |
s1 s2
1 1 1 1 1 1
= + = + Perbesaran total
f1 s1 s'1 f2 s2 s'2

Panjang tubus atau jarak antar lensa dapat M = M1 x M2


dihitung:

d = s’ob + sok

OPTIKA (I) 4
materi78.co.nr FIS 1

Hukum Gerak Newton


A. PENDAHULUAN Gaya umum yang dialami oleh benda:
Hukum gerak Newton menjelaskan hubungan 1) Gaya berat (w)
gaya dan gerak yang diakibatkan oleh gaya Adalah gaya yang dialami benda karena
tersebut. percepatan gravitasi. Arah gaya berat menuju
Hukum gerak Newton terdiri dari hukum pusat bumi. Dapat dirumuskan:
kelembaman, hukum Newton II dan hukum aksi- w = m.g
reaksi.
B. HUKUM NEWTON I w = gaya berat/berat (N)
m = massa benda (kg)
Hukum Newton I (hukum kelembaman/ inersia) g = percepatan gravitasi (9,8 atau 10 m/s2)
menjelaskan:
2) Gaya normal (N)
Apabila tidak ada gaya yang bekerja pada Adalah gaya yang dialami benda jika
suatu benda, maka benda akan tetap diam bersentuhan dengan bidang. Arah gaya
atau tetap bergerak lurus beraturan. normal tegak lurus bidang.
3) Gaya luar (F)
dapat dirumuskan:
Adalah gaya yang diberikan dari pengaruh
ΣF = 0 ΣFx = 0 ; ΣFy = 0 luar, misalnya gaya dorong, gaya tarik, dll.
4) Tegangan tali (T)
Menurut hukum Newton I, suatu benda akan
mempertahankan keadaannya jika tidak diberi Adalah gaya yang timbul pada tali akibat
gaya (tetap diam atau tetap bergerak lurus diberi suatu gaya luar. Arah tegangan tali
beraturan). menjauhi benda.
Contoh: 5) Gaya gesek (f)
- Ketika mobil digas tiba-tiba, tubuh kita akan Adalah gaya sentuh antara benda dengan
terlempar ke belakang karena tubuh kita ingin bidang geraknya yang berlawanan dengan
tetap mempertahankan diam. arah gerak benda. Dapat dirumuskan:
- Ketika mobil direm mendadak, tubuh kita f = N.μk
akan terlempar ke depan karena tubuh kita
ingin mempertahankan gerak. Gaya gesek secara khusus dibagi menjadi:
a. Gaya gesek statis (fs), adalah gaya yang
C. HUKUM NEWTON II
bekerja saat benda diam.
Hukum Newton II menjelaskan:
Percepatan benda diakibatkan oleh gaya, fs = N.μs
fs > fk
dan percepatan benda itu berbanding lurus
b. Gaya gesek kinetis (fk), adalah gaya yang
dan searah dengan gaya, dan berbanding
bekerja saat benda bergerak.
terbalik dengan massa benda.
fk = N.μk
dapat dirumuskan: fk < fs
F = gaya (N ataukg.m/s2) Dua kemungkinan gerak benda akibat gaya
F
a= m = massa benda (kg) gesek statis:
m F = m.a a = percepatan benda (m/s2)
a. Jika fs > F luar, maka benda diam dan
Resultan gaya adalah penjumlahan gaya yang percepatan 0 m/s2.
sejajar yang dialami suatu benda. b. Jika fs = F luar, maka benda akan tepat
1) Gaya yang mengarah ke kanan dan ke atas bergerak.
diberi tanda positif. c. Jika fs < F luar, maka benda bergerak dan
2) Gaya yang mengarah ke kiri dan ke bawah percepatan dipengaruhi gaya luar dan
diberi tanda negatif. gaya gesek kinetis.
3) Benda akan bergerak ke arah yang nilai
gayanya lebih besar.

KINEMATIKA GERAK (I) 1


materi78.co.nr FIS 1
D. HUKUM NEWTON III 2) Benda diberi gaya mendatar dengan sudut θ
Hukum Newton III (hukum aksi-reaksi) a Percepatan sistem:
menjelaskan:
F F.cos𝛉
Jika suatu benda memberi gaya aksi kepada F.cosθ a=
m m
benda lain, maka benda lain itu akan
memberi gaya reaksi yang sama kepada ΣF = m.a
benda awal namun berlawanan arah.
F.cosθ = m.a
dapat dirumuskan: 3) Dua/lebih benda saling berhimpit dan diberi
gaya mendatar
Faksi = –Freaksi
a
Menurut hukum Newton III:
1) Aksi-reaksi bekerja pada dua buah benda m2
berbeda. F N12 N21
2) Aksi-reaksi tidak saling meniadakan satu m1
sama lain.
Percepatan sistem: Gaya kontak:
3) Aksi-reaksi dapat menyebabkan salah satu
atau kedua benda diam atau bergerak. F
a= N12 = N21 = m2.a
Contoh: m1 +m2
Ketika bersandar di dinding, kita memberi gaya ΣF = m.a
ke dinding, namun dinding memberi gaya yang
F = (m1+m2).a
sama pula kepada kita.
4) Dua/lebih benda saling bertumpuk
E. KINEMATIKA GERAK LURUS
N12 = N21 m1
Penerapan hukum Newton I pada N12
kesetimbangan benda tegar misalnya sistem N21
kesetimbangan tali. (dipelajari di Fisika 2) m2
W1 N

α β W2
T1 T2 Gaya kontak Gaya normal
antar balok tumpukan balok:
α β
N12 = N21 = m1.g N = (m1+m2).g

m Balok 1 Balok 2

W ΣF = 0 ΣF = 0
N12 – m1.g = 0 N – m2.g – N21 = 0
Berlaku aturan sinus: 5) Dua/lebih benda yang terhubung tali diberi
T1 T1 W gaya tarik
= =
sinα sinβ sin90 T1 = T2 a

Penerapan hukum Newton II pada kinematika


T1 T2 F
gerak lurus (bidang dianggap licin):
m1 m2
1) Benda diberi gaya mendatar
a Percepatan sistem: Percepatan sistem: Balok 1
ΣF = m1.a
F
F F a=
a= m1 +m2 T1 = m1.a
m m
Balok 2
ΣF = m.a ΣF = m2.a
F = m.a F – T2 = m2.a

KINEMATIKA GERAK (I) 2


materi78.co.nr FIS 1
6) Dua benda terhubung tali tergantung pada Percepatan sistem: Balok 1
katrol tetap ΣF = m1.a
(m3 -m1 ).g
a= T1 – W1 = m1.a
m2 > m1 T1 = T2 m1 +m2 +m3

Balok 2 Balok 3
ΣF = m2.a ΣF = m3.a
a a
T2 – T1 = m2.a W3 – T2 = m3.a
T1
9) Dua benda terhubung tali, salah satu berada
m1 T2 pada bidang, melewati katrol tetap, salah
W1 satu tergantung pada katrol bebas
m2
T1
W2
m1 a1
Percepatan sistem: Balok 1

m2 -m1 ΣF = m1.a T1 = T2 = T3
a= .g T2 T3
m1 +m2 T1 – W1 = m1.a m2 > m1
Balok 2 a1 = 2a2 a2
ΣF = m2.a
W2 – T2 = m2.a
m2
7) Dua benda terhubung tali, salah satu berada
pada bidang, salah satu tergantung pada W2
katrol tetap Percepatan sistem: Balok 1
T1 ΣF = m1.a1
m2 .g
a= T1 = m1.a1
m1 m1 +m2
a
Balok 2
a
m2 > m1 ΣF = m2.a2
T2 W2 – T2 – T3 = m2.a2
T1 = T2
m2 10) Benda berada di atas bidang miring
a
W2
m
Percepatan sistem: Balok 1
ΣF = m1.a θ W.sinθ
m2 .g
a= T1 – W1 = m1.a
m1 +m2 W.cosθ
Balok 2 W θ
ΣF = m2.a Percepatan sistem: Gaya normal:
W2 – T2 = m2.a
a = g.sinθ N = W.cosθ
8) Tiga benda terhubung tali, salah satu berada
pada bidang, melewati dua katrol tetap, dua Sumbu x Sumbu y
lainnya tergantung pada tiap katrol tetap ΣFx = m.a ΣFy = 0
a W.sinθ = m.a N – W.cosθ = 0
T1 T2 11) Benda berada di atas bidang miring, diberi
m2 gaya dorong naik
a F a
a
m3 > m2 > m1
T1 T2 m

m1 m3
θ W.sinθ
W1 W3
W.cosθ
W θ

KINEMATIKA GERAK (I) 3


materi78.co.nr FIS 1
Percepatan sistem: Gaya normal: Gaya sentripetal pada gerak ini berupa
tegangan tali yang menahan benda agar tetap
F
a= –g.sinθ N = W.cosθ berada pada lintasannya.
m
Persamaan umum yang dapat dibentuk:
Sumbu x Sumbu y
mv2
ΣFx = m.a ΣFy = 0 Fs = T T=
r
F – m.g.sinθ = m.a N – m.g.cosθ = 0
12) Dua benda terhubung tali, salah satu pada Kecepatan maksimum agar tali tidak putus:
bidang miring, salah satu tergantung pada
Tmaks .r
katrol tetap vmaks = √
m
T1 a T1 = T2
m2 > m1 G.M. horizontal tanpa tali
a m1
T2 F s = fs
θ W1.sinθ
m2 r
W1.cosθ
W1 θ
Gaya sentripetal pada gerak ini berupa gaya
W2 gesek statis yang menahan benda agar tidak
Percepatan sistem: Balok 1 tergelincir sewaktu berputar.

(m2 -m1 .sinθ) ΣFx = m1.a Persamaan umum yang dapat dibentuk:
a= .g T1 – W1.sinθ = m1.a
m1 +m2 mv2
Balok 2 Fs = fs = μs.N
r
ΣFx = m2.a
Kecepatan maksimum agar benda tidak
W2 – T2 = m2.a
meninggalkan lintasan:
13) Dua benda terhubung tali, keduanya pada
bidang miring, melewati katrol tetap Vmaks = √μs .g.r

a a T1 = T2 G.M. vertikal dengan tali


T2 T1 m2 > m1
m2 m1
T
β α W
W2.sinβ W1.sinα
W2.cosβ W1.cosα T
β W2 W1 α T θ W
Percepatan sistem:
(m2 .sinβ-m1 .sinα) Wcosθ W T
a= .g
m1 +m2

Balok 1 Balok 2 W
ΣFx = m1.a ΣFx = m2.a
Persamaan umum yang dapat dibentuk:
T1 – W1.sinα = m1.a W2.sinβ – T2 = m2.a
T ± Wcosθ = Fs
F. KINEMATIKA GERAK MELINGKAR
Penerapan hukum Newton II pada gerak Kecepatan minimum yang dibutuhkan agar
melingkar: benda dapat mencapai titik B dari A adalah:
G.M. horizontal dengan tali vmin = √2.g.r

Fs = T Kecepatan minimum yang dibutuhkan agar


r benda berputar satu lingkaran penuh:

vmin = √5.g.r

KINEMATIKA GERAK (I) 4


materi78.co.nr FIS 1
G.M. vertikal di dalam bidang lingkaran Kecepatan maksimum agar tali tidak putus:

Vmaks = √g.r. tan θ


N
W G.M. pada bidang miring atau velodrom

N Ncosθ
N
θ
N
W
Wcosθ N Fs = Nsinθ
W
W

Persamaan umum yang dapat dibentuk: θ


W
N ± Wcosθ = Fs
Persamaan umum yang dapat dibentuk:
Kecepatan minimum pada C agar benda tidak mg
meninggalkan lintasan: N= Fs = mg tanθ
cos θ
Vmin = √g.r Kecepatan maksimum agar benda tidak
G.M. vertikal di luar bidang lingkaran meninggalkan lintasan dapat dirumuskan:

N vmaks = √g.r. tan θ vmaks = √μs .g.r


N

W
W.sinθ
W
θ

Persamaan umum yang dapat dibentuk:

N - Wsinθ = -Fs

Kecepatan minimum agar benda tidak


meninggalkan lintasan:

Vmaks = √g.r

Ayunan konis

L
Lcosθ Tcosθ
T

Fs = Tsinθ
r = Lsinθ
W

Persamaan umum yang dapat dibentuk:

W= Tcosθ Fs = Tsinθ

L cosθ
T=√
g

KINEMATIKA GERAK (I) 5


materi78.co.nr FIS 1

Kinematika Gerak Lurus


A. PENDAHULUAN Kecepatan (v̅ ), yaitu perpindahan benda per
Gerak adalah keadaan dimana suatu benda satuan waktu.
berubah kedudukan atau posisinya terhadap titik
∆x Δx = perpindahan (m)
acuan. v̅ = Δt = selang waktu (s)
∆t
Gerak lurus secara garis besar dibagi menjadi
gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus Perbedaan kelajuan dan kecepatan adalah
berubah beraturan (GLBB). kelajuan merupakan besaran skalar, sedangkan
kecepatan merupakan besaran vektor.
B. BESARAN PADA KINEMATIKA GERAK
C. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
LURUS
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus
Besaran yang digunakan dalam kinematika gerak
dengan kecepatan tetap dan percepatan nol.
lurus antara lain: posisi, jarak, perpindahan,
kelajuan dan kecepatan. Grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (v-
t):
Posisi/kedudukan adalah keadaan benda
terhadap titik acuan, misalnya koordinat kartesius v
atau arah mata angin.
s = v.t
Jarak (x), yaitu panjang lintasan total benda dari
titik awal ke titik akhir pergerakannya. s = jarak (m)
Perpindahan (̅̅̅
Δx), yaitu panjang perubahan v = kecepatan (m/s)
s
t = waktu (s)
posisi benda dari titik awal ke titik akhir t
pergerakannya.
x2 = posisi akhir (m)
D. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
̅̅̅
Δx = x2 – x1 (GLBB)
x1 = posisi awal (m)

Perpindahan termasuk besaran vektor, yaitu Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah
memiliki arah. gerak lurus dengan percepatan tetap.
Konsep perbedaan antara besaran jarak dan GLBB terbagi menjadi GLBB horizontal dan GLBB
besaran perpindahan: vertikal.
Contoh: Grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (v-
t):
Jika seseorang dari kota A akan pergi menuju
kota D melalui jalur biru:
v v
2 km
B C

N
2 km s s
W E t t
S
A D v dipercepat v diperlambat
4 km Gerak horizontal adalah gerak benda yang
Jarak yang ditempuh oleh orang tersebut adalah terjadi pada bidang atau secara
sejauh 7 km. Namun, sejauh apapun jarak yang mendatar/horizontal.
ditempuh, orang itu sebenarnya hanya Besaran-besaran gerak lurus pada GLBB
mengalami perpindahan sejauh 4 km ke arah horizontal dapat dihitung:
timur.
vt = vo + a.t
Kelajuan (v), yaitu jarak yang ditempuh per vt = kec. akhir (m/s)
vo = kec. awal (m/s)
satuan waktu.
s = vo.t + 1/2 a.t2 s = jarak (m)
x a = percepatan (m/s2)
v= x = jarak (m) t = waktu (s)
t t = waktu (s) vt2 – vo2 = 2as

KINEMATIKA GERAK (I) 1


materi78.co.nr FIS 1
Gerak vertikal adalah gerak benda yang terjadi 3) Gerak vertikal ke atas
secara vertikal, baik dari atas ke bawah atau Gerak vertikal ke atas adalah gerak vertikal
sebaliknya. menjauhi pusat bumi yang memiliki
Besaran-besaran gerak lurus pada GLBB vertikal kecepatan awal, dan gravitasi bumi adalah
dengan anggapan bahwa: perlambatannya.
1) Percepatan yang terjadi adalah percepatan
vmin = 0
gravitasi (a = g),
2) Jarak adalah ketinggian (s = h),
dapat dihitung:

vt = vo + g.t a = -g
vt = kec. akhir (m/s)
vo = kec. awal (m/s)
h = vo.t + 1/2 g.t2 s = jarak (m)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
vt2 – vo2 = 2gh

GLBB vertikal terbagi menjadi:


vt = vo + g.t vo = −√2gh
1) Gerak jatuh bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke h = vo.t - 1/2 g.t2
bawah yang tidak memiliki kecepatan awal,
dan percepatannya adalah gravitasi bumi. Pada gerak ini, terdapat titik maksimum
suatu benda bertahan udara sebelum ditarik
vo = 0
kembali oleh gravitasi bumi, yang memiliki
kecepatan sama dengan nol.
Waktu untuk mencapai titik maksimum:

v0
t h maks =
g

Kelanjutan dari gerak ini merupakan gerak


vt = g.t h = 1/2 g.t2 vt = √2gh vertikal ke bawah, dan keseluruhan geraknya
merupakan gerak parabola. (dipelajari di Fisika 2)
Contoh: buah kelapa jatuh dari pohonnya,
Contoh: bola disundul, koin di lempar ke atas,
bola dijatuhkan dari lantai dua.
pancuran air mancur.
2) Gerak vertikal ke bawah
Gerak vertikal ke bawah adalah gerak
vertikal menuju pusat bumi yang memiliki
kecepatan awal, dan percepatannya adalah
gravitasi bumi.

vo ≠ 0

vt = vo + g.t vt2 – vo2 = 2gh

h = vo.t + 1/2 g.t2

Contoh: bola diayunkan kemudian di lempar.

KINEMATIKA GERAK (I) 2


materi78.co.nr FIS 1

Besaran dan Pengukuran


A. BESARAN DAN SATUAN Contoh:
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan Tentukan dimensi besaran gaya dan usaha!
dapat dinyatakan dengan bilangan dan satuan. Gaya: F = m.a
Satuan adalah sesuatu yang menyatakan ukuran F = M.L/T2 F = M.L.T-2
suatu besaran yang diikuti bilangan. Usaha: W = F.s
Besaran dalam fisika terbagi menjadi dua: W = M.L.T-2.L W = M.L2.T-2
a. Besaran pokok, yaitu besaran yang satuannya Dimensi besaran dapat digunakan untuk:
telah ditentukan secara internasional (SI) a. Membuktikan kesetaraan dua besaran
sebagai dasar besaran lain (turunan).
Contoh:
Tujuh besaran pokok:
Buktikan bahwa besaran momentum dan
Besaran Satuan impuls adalah besaran yang setara!
panjang meter (m)
P = m.v I = F.t
massa kilogram (kg)
P = M.L.T-1 I = M.L.T-2.T = M.L.T-1
waktu detik (s)
kedua besaran tersebut setara.
kuat arus listrik Ampere (A)
suhu Kelvin (K) b. Membuktikan kebenaran suatu persamaan
intensitas cahaya candela (cd) atau rumus
jumlah zat mol Contoh:
Buktikan bahwa rumus λ = v.t bernilai benar!
b. Besaran turunan, yaitu besaran yang
satuannya diturunkan dari besaran pokok. λ = v.t
Beberapa besaran turunan, yaitu: L = L.T-1.T

Besaran Satuan L=L


luas m2 berarti rumus tersebut benar.
kecepatan m/s C. PENGUKURAN
gaya kg m/s2 (N) Pengukuran adalah membandingkan suatu
usaha kg m2/s2 (J) besaran yang diukur dengan besaran lain.
tekanan kg/ms2 (Pa) Beberapa perbandingan internasional pada
frekuensi 1/s (Hz) besaran pokok per satuannya:
daya kg m2/s3 (W) 1) Panjang
Besaran berdasarkan arahnya terdiri dari: Satu meter didefinisikan sebagai jarak yang
a. Besaran skalar, besaran yang tak punya arah. ditempuh cahaya dalam vakum, dalam
Contoh: massa (m), panjang (L), waktu (t), selang waktu 1/299.792.458 s.
kelajuan (v), massa jenis (ρ). 2) Massa
b. Besaran vektor, besaran yang punya arah. Satu kilogram didefinisikan sebagai massa 1
Contoh: gaya (F⃗ ), percepatan (a
⃗ ), kecepatan liter air murni bersuhu 4°C.
(v⃗ ), momentum (p
⃗ ). 3) Waktu
B. DIMENSI BESARAN Satu detik didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan atom cesium-133 untuk bergetar
Dimensi besaran adalah cara suatu besaran
sebanyak 9.192.631.770 kali.
tersusun atas besaran pokok.
4) Kuat arus listrik
Besaran Dimensi
Satu Ampere didefinisikan sebagai kuat arus
panjang L
yang dialirkan melalui dua buah kawat yang
massa M
sejajar dan diletakkan pada jarak pisah 1 m
waktu T
dalam vakum, menghasilkan gaya 2 x 10-7 N
kuat arus listrik I
tiap meter kawat.
suhu θ
5) Suhu
intensitas cahaya J
jumlah zat N Satu Kelvin didefinisikan sebagai 1/273.16
kali suhu termodinamika titik tripel air.

BESARAN DAN PENGUKURAN 1


materi78.co.nr FIS 1
6) Intensitas cahaya b. Kesalahan relatif
Satu candela didefinisikan sebagai intensitas
∆x
cahaya suatu sumber cahaya yang KR =
memancarkan radiasi monokromatik pada x
frekuensi 540 x 1012 Hz dengan intensitas dengan persentase kesalahan relatif,
radiasi sebesar 1/683 W/Sr.
7) Jumlah zat ∆x
%KR = .100%
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat x
yang mengandung zat elementer sebanyak
Pengukuran berulang adalah pengukuran yang
atom yang terdapat pada 0.012 kg karbon-12.
dilakukan terhadap suatu besaran secara berulang
Walaupun telah memiliki definisi, pengukuran untuk mendapatkan akurasi.
masih memiliki kesalahan atau ketidakpastian
Nilai kesalahan pengukuran berulang antara
dalam pengukurannya.
lain:
Kesalahan pengukuran sistematis diakibatkan:
a. Kesalahan mutlak
a. Keterbatasan ketelitian alat ukur.
xi = data pengukuran i
b. Kesalahan pengaturan/kalibrasi alat ukur. Σ|xi -x̅ |
Δx = x̅ = rata-rata hasil pengukuran
c. Kesalahan sudut pandang (paralaks) saat n n = jumlah percobaan
membaca alat ukur.
b. Kesalahan relatif
d. Kesalahan akibat penyederhanaan nilai/sistem.
e. Pengukuran tunggal sehingga tidak akurat. ∆x
KR =
Oleh karena itu, kesalahan relatif atau batas suatu x
toleransi pengukuran harus selalu dicantumkan
dalam hasil pengukuran. dengan persentase kesalahan relatif,
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang ∆x
dilakukan terhadap suatu besaran sebanyak satu %KR = .100%
x
kali saja.
Nilai kesalahan pengukuran tunggal antara lain: Penulisan akhir hasil pengukuran:
a. Kesalahan mutlak
l = x ± Δx atau l = x ± KR
Δx = 1/2 x ketelitian

D. PENGUKURAN PANJANG
Dalam pengukuran panjang, dapat digunakan:
a. Penggaris/mistar
Penggaris adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 1 mm/0,1 cm.
Pengukuran

x = x 2 – x1 l = x ± Δx

l = 6,7 ± 0,05 cm
b. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm/0,01 cm.
3 cm 4 Pengukuran

x = xutama + xnonius l = x ± Δx
skala utama

x utama = 3,1 cm x = 3,17 cm


skala nonius
(geser) x nonius = 0,07 cm l = 3,17 ± 0,005 cm
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Panjang pada skala utama (xutama) adalah skala yang terdapat di sebelah kiri titik 0 skala nonius.
Panjang pada skala nonius (xnonius) adalah skala yang berimpit dengan skala utama.

BESARAN DAN PENGUKURAN 2


materi78.co.nr FIS 1
c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang dengan ketelitian 0,01 mm/0,001 cm.

skala nonius
(geser) Pengukuran
skala utama

0 1 2 3 40 x = xutama + xnonius l = x ± Δx
37 x utama = 3,5 mm x = 3,87 mm
35 x nonius = 0,37 mm l = 3,87 ± 0,005 mm
mm

Panjang pada skala utama (xutama) adalah skala terpanjang yang masih dapat terbaca.
Panjang pada skala nonius (xnonius) adalah skala yang berimpit dengan skala utama.
E. PENGUKURAN MASSA F. PENGUKURAN WAKTU
Dalam pengukuran massa, dapat digunakan: Dalam pengukuran waktu, biasanya digunakan
a. Neraca lengan/Ohaus stopwatch.

Neraca lengan adalah alat ukur massa


Stopwatch analog adalah alat ukur waktu yang
dengan ketelitian 0,01 g.
memiliki ketelitian 1 s, adapun stopwatch digital
Neraca lengan terdiri dari tempat beban,
dapat memiliki ketelitian yang lebih presisi.
skala beban, beban geser, sistem pengatur
Stopwatch analog terdiri dari tombol dan jarum
khusus dan penunjuk.
penunjuk.
Cara pengukuran massa menggunakan
a. Tombol stopwatch terdiri dari tombol mulai,
neraca lengan:
berhenti dan reset. Tombol reset berfungsi
1) Atur beban geser pada posisi nol dan
untuk mengembalikan jarum penunjuk ke
sistem pengatur khusus, sehingga neraca
posisi nol.
lengan berada dalam keadaan seimbang.
b. Jarum jam terdiri dari jarum besar dan jarum
2) Letakkan benda yang akan diukur pada
kecil. Jarum besar adalah jarum yang
tempat beban.
menunjukkan menit, sedangkan jarum kecil
3) Atur beban geser yang ada sehingga adalah jarum yang menunjukkan detik.
neraca seimbang.
Cara pengukuran waktu menggunakan
4) Jumlahkan seluruh bacaan skala masing- stopwatch:
masing lengan skala yang merupakan
1) Tekan tombol reset lalu lepaskan sehingga
massa benda yang diukur.
jarum penunjuk kembali ke posisi nol.
b. Neraca pegas
2) Tekan tombol mulai lalu lepaskan ketika
Neraca pegas adalah alat ukur massa dengan hendak memulai pengukuran.
ketelitian 0,5 g.
3) Tekan tombol berhenti lalu lepaskan ketika
Neraca pegas terdiri dari pegas dan pengukuran tepat selesai.
selongsong besi yang ujungnya terdapat
4) Hasil akhir adalah penjumlahan bacaan jarum
pengait.
besar (menit) dengan bacaan jarum kecil
Cara pengukuran massa dengan neraca (detik).
pegas adalah dengan menggantung benda
G. ANGKA PENTING
yang akan diukur pada pengait neraca. Bacaan
skala yang ditunjuk oleh penunjuk neraca Angka penting adalah angka yang dihasilkan
sama dangan massa benda yang diukur. dari hasil pengukuran (bukan penghitungan),
termasuk angka yang ditaksirkan.

BESARAN DAN PENGUKURAN 3


materi78.co.nr FIS 1
Contoh: Pada hasil pengukuran 8,9 cm, Contoh: 23,12 21,9
Angka 8 merupakan angka pasti, dan 9 1,2 + 1,15 –
merupakan angka taksiran. 24,32 20,75
Aturan dalam penggunaan angka penting: 24,3 (3 a.p.) 20,8 (3 a.p.)
a. Semua angka selain nol adalah angka 2) Perkalian dan pembagian
penting. Hasil dari operasi menghasilkan banyak
Contoh: 3,21 (3 a.p.) angka penting yang paling sedikit dari
2,2 (2 a.p.) bilangan yang dioperasikan.
1,559 (4 a.p.) Contoh:
b. Angka nol yang terletak di antara dua angka 12,2 x 3,542,70 =
adalah angka penting. (3 a.p.) (2 a.p.)
43
Contoh: 3,01 (3 a.p.) (2 a.p.)
2,5009 (5 a.p.) 3214 x 121 = 388894
20,09 (4 a.p.) (4 a.p.) (3 a.p.) 388000
c. Angka nol yang terletak di belakang koma (3 a.p.)
desimal adalah angka penting. 1,44 : 7,2 = 0,2
Contoh: 3,00 (3 a.p.) (3 a.p.) (2 a.p.) 0,20
9,0 (2 a.p.) (2 a.p.)
44,500 (5 a.p.) 2564 : 12 = 213,666…
d. Seluruh angka nol yang terletak di sebelah (4 a.p.) (2 a.p.) 210
kiri koma desimal dan menyatakan (2 a.p.)
bilangan <1 bukan angka penting. 3) Pemangkatan dan penarikan akar
Contoh: 0,1 (1 a.p.) Hasil dari operasi menghasilkan banyak
0,0088 (2 a.p.) angka penting yang sama dengan bilangan
0,00609 (3 a.p.) yang dioperasikan.
e. Semua angka nol yang terletak di kanan Contoh: (2,5)2 = 6,25 ≈ 6,3 (2 a.p.)
angka bukan nol namun tidak diikuti √225 = 15 ≈ 15,0 (3 a.p.)
koma desimal bukan angka penting, kecuali 4) Perkalian dan pembagian dengan
diberi tanda. bilangan eksak
Contoh: 1205000 (4 a.p.) Hasil dari operasi menghasilkan banyak
22400 (3 a.p.) angka penting yang sama dengan bilangan
1205000 (6 a.p.) hasil pengukuran.
22400 (4 a.p) Contoh: Suatu benda panjangnya 1,25 m jika
Aturan pembulatan bilangan dalam fisika diperpanjang menjadi 4 kalinya, maka,
adalah sebagai berikut: 1,25 x 4 = 5,00 (3 a.p.)
a. Angka yang nilainya >5 dibulatkan ke atas. Notasi ilmiah adalah notasi yang
Contoh: 6,38 dibulatkan menjadi 6,4 menyederhanakan bilangan yang sangat kecil
b. Angka yang nilainya <5 dibulatkan ke bawah. atau sangat besar menjadi satu tempat satuan.
Contoh: 8,34 dibulatkan menjadi 8,3
a x 10n
c. Angka yang nilainya =5 dibulatkan ke atas
jika angka sebelumnya ganjil, dan dibulatkan a = bilangan pokok/mantisa (1 < a < 10)
ke bawah jika angka sebelumnya genap. 10n = orde besar
Contoh: 4,25 dibulatkan menjadi 4,2 n = orde bilangan

5,55 dibulatkan menjadi 5,6 Contoh:


Operasi hitung angka penting harus mengikuti 0,0000000257 menjadi 2,57 x 10-8
aturan berikut: 965300 menjadi 9,653 x 105
1) Penjumlahan dan pengurangan
Hasil dari operasi menghasilkan hanya satu
angka taksiran saja dan angka penting paling
sedikit.

BESARAN DAN PENGUKURAN 4


materi78.co.nr FIS 1

Vektor
A. PENDAHULUAN Pengurangan vektor dapat menggunakan sifat
Besaran berdasarkan arahnya terdiri dari: operasi hitung:
1) Besaran skalar, besaran yang tak punya arah. R=A ̅–B ̅=A ̅ + (-B
̅) (berbalik arah)
Contoh: massa (m), panjang (L), waktu (t), Contoh:
kelajuan (v), massa jenis (ρ). Jika diketahui arah vektor A, B, dan C berikut,
2) Besaran vektor, besaran yang punya arah. ̅
B
Contoh: gaya (F⃗ ), percepatan (a
⃗ ), kecepatan ̅
A
(v), momentum (p).
⃗ ⃗
Vektor diberi nama dengan huruf kecil bergaris ̅
C
atas atau menyebut titik pangkal dan ujungnya. Tentukan:
1) Anak panah menunjuk arah yang ditunjuk ̅+B
a. Resultan A ̅
vektor.
̅
B
2) Besar kecilnya vektor dilambangkan
dengan besar kecilnya anak panah. ̅
A
Nilai arah vektor:
1) Vektor positif pada koordinat kartesius
arahnya ke atas (terhadap y) atau ke kanan ̅–B
b. Resultan A ̅
(terhadap x). ̅
-B ̅
B
2) Vektor negatif pada koordinat kartesius
arahnya ke bawah (terhadap y) atau ke kiri ̅
A
(terhadap x).
3) Vektor memiliki resultan yang merupakan
hasil dari penjumlahan, pengurangan atau c. ̅
̅–C
Resultan A
perkaliannya.
̅
-C
B. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN ̅
C
VEKTOR ̅
A
Penjumlahan dan pengurangan vektor
digunakan untuk mencari resultan vektor.
Resultan vektor dapat dicari dengan ̅)
̅+C
d. Resultan –(B
menghubungkan pangkal vektor awal dengan
̅
C
ujung vektor akhir.
̅
-B ̅
B
1) Cara segitiga (dua vektor)
̅
-C
̅
B
̅
A e. ̅–B
Resultan A ̅ dan A
̅–C ̅+B ̅
̅+C
̅ ̅
C
-B
̅
B
2) Cara jajar genjang (dua vektor) ̅
-C
̅ ̅
A
A

̅
A

̅ Kemungkinan resultan vektor dapat


B
dirumuskan:
3) Cara poligon (lebih dari dua vektor)
̅ -B
|A ̅|≤R≤|A
̅ +B
̅|

̅
A

̅
B ̅
C

VEKTOR 1
materi78.co.nr FIS 1
TRIGONOMETRI SEDERHANA Arah resultan terhadap sumbu x dapat
Nilai perbandingan trigonometri dihitung:
sisi depan sudut sisi depan sudut
sinθ = tanθ = y
sisi miring segitiga sisi samping sudut θ = tan-1
sisi samping sudut sinθ
x
cosθ = =
sisi miring segitiga cosθ
Contoh:
Segitiga istimewa Gaya 4 N yang bergerak ke arah utara dan
gaya 10 N yang bergerak ke barat
45o 60o 53o dilambangkan dengan vektor. Tentukan
1 1 3 resultan dan arahnya!
45o 30 o
37o Jawab:
1 √3 4
R = √102 +42 = √100+16
Sudut istimewa R = √116 R = 10,77 N
o o o o o o o
0 30 45 60 90 37 53 4
θ = tan-1 θ = 21,80o (kalkulator)
sin 0 1
/2 1
/2√2 1
/2√3 1 3
/5 4
/5 10
1 4 3 2) Dua buah vektor yang tidak tegak lurus
cos 1 1
/2√3 1
/2√2 /2 0 /5 /5
tan 0 1
/3√3 1 √3 ∞ 3
/4 4
/3 ̅
B R

C. PENJUMLAHAN VEKTOR SECARA ANALITIK β


Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua
buah vektor pada sumbu horizontal (x) dan θ α γ θ
sumbu vertikal (y). ̅
A
Vektor tersebut terurai menjadi komponen x dan Resultan vektor dihitung menggunakan
y yang saling tegak lurus dan memiliki resultan persamaan kosinus:
dengan arah yang merupakan vektor yang terurai
itu sendiri. R = √A2 +B2 ±2ABcosθ
Cara menentukan komponen vektor:
Arah resultan terhadap sumbu x dapat
x = R cos θ dihitung dengan persamaan sinus:
y
y = R sin θ B A R
R = =
sinα sinβ sinγ
R = √x2 +y2
Contoh:

θ x y R
tanθ =
x γ
F2 = 4 N
Penjumlahan vektor secara analitik dapat
α 60 o
dilakukan dalam tiga kondisi:
F1 = 6 N
1) Dua buah vektor yang tegak lurus
Tentukan nilai resultan dan arah resultan
y vektor F1 dan F2!
R
Jawab:
Sudut 60o merupakan sudut θ.

R = √62 +42 +2.6.4cos60


θ
x R = √36+16+48.0,5
R = √76 R = 8,71 N
Resultan vektor dihitung menggunakan
teorema Phytagoras: Dari gambar diatas, dapat kita ketahui
bahwa β = 180o-60o = 120o.
R = √x2 +y2 B A 4 6
= =
sinα sinβ sinα sin120

VEKTOR 2
materi78.co.nr FIS 1
4.sin60 = 6.sinα Arah resultan vektor:
4.1/2√3 = 6.sinα ΣRx
2√3 θ = tan-1
α= sin-1 α = 35,26o (kalkulator) ΣRy
6
3) Lebih dari dua buah vektor Contoh:
Jika terdapat lebih dari dua buah vektor, Suatu benda ditarik oleh tiga buah gaya sesuai
harus diketahui terlebih dahulu resultan diagram dibawah. Tentukan resultan gaya dan
komponen x dan y nya, sehingga menjadi arah perpindahan benda!
dua vektor yang tegak lurus, kemudian
resultan baru dapat dicari. y

y F1
F2
2N 5N
̅x
A ̅
A
53o 37o
x

̅y
A F3 6N

θ1
θ2 x
θ3
̅y
B Jawab:
ΣFx = Fx 1 - Fx 2 + Fx 3
̅
B ̅y
C
̅x
B ΣFx = F1.cos37 – F2.cos53 + F3.cos90
ΣFx = 5.4/5 – 2. 3/5 + 6. 0
̅x
C ̅
C ΣFx = 4 – 1,2 + 0
ΣFx = 2,8 N
Resultan komponen vektor x: ΣFy = Fy + Fy - Fy
1 2 3

ΣFy = F1.sin37 – F2.sin53 + F3.sin90


ΣRx = Rx 1 ± Rx 2 ± ... Rx n
ΣFy = 5.3/5 + 2. 4/5 - 6. 1
ΣFy = 3 + 1,6 - 6
x = R cos θ
ΣFy = -1,4 N
Resultan komponen vektor y: Kemudian dapat dibentuk:
ΣRy = Ry ± Ry ± ... Ry R = √2,82 +1,42
1 2 n
θ R = √7,84+1,96
2,8 N
y = R sin θ
R = √9,8
Setelah kedua komponen dihitung, maka R R = 3,13 N
susunan vektor menjadi: 1,4
1,4 N
θ = tan-1
2,8
ΣRy o
θ = 30
Arah perpindahan adalah barat condong ke
R selatan sebesar 30o.
D. PERKALIAN VEKTOR
Perkalian vektor terdiri dari dua, yaitu perkalian
θ titik (dot), dan perkalian silang (cross).
ΣRx Bentuk penulisan vektor:
Resultan akhir vektor: 1) Vektor posisi, ditulis dalam notasi vektor
terhadap titik acuan.
R = √ΣRx 2 +ΣRy 2 ̅̅̅̅.
Contoh: vektor posisi titik A dari O adalah OA

VEKTOR 3
materi78.co.nr FIS 1
2) Vektor basis, ditulis dalam vektor satuan. Sifat-sifat perkalian vektor:
Vektor satuan sumbu x adalah i, sumbu y Identitas a×a=0
adalah j, dan sumbu z adalah k.
i×i=j×j=k×k=0
a̅ = x.i + y.j + z.k Vektor
i×j=k j×k=i k×i=j
satuan
Panjang/nilai skalar dari vektor yang ditulis
dalam vektor basis adalah: j × i = -k k × j = -i i × k = -j

Anti- a×b≠b×a
|a̅ | = √x2 +y2 +z2
Komutatif a × b = -(b × a)
Perkalian skalar/titik (•) menghasilkan besaran
skalar, memiliki definisi: a × (b ± c) = (a × b) ± (a × c)
Distributif
̅ = |a||b|cosθ
a̅ • b (b ± c) × a = (b × a) ± (c × a)

Perkalian skalar dengan vektor basis dengan a̅ Sudut dua vektor dapat dicari menggunakan
= (x1, y1, z1) dan b
̅ = (x2, y2, z2) diketahui dapat
perkalian skalar.
dihitung:
̅
a̅ • b
̅ = x1.x2 + y1.y2 + z1.z2
a̅ • b cosθ = ̅|
|a̅ ||b
Sifat-sifat perkalian skalar:
Identitas a • a = |a|2

i•i=j•j=k•k=1
Vektor
satuan i•j=j•k=k•i=0

Komutatif a•b=b•a

Distributif a • (b ± c) = (a • b) ± (a • c)

Asosiatif (m.a) • (n.b) = (m.n)(a • b)

Tegak lurus a • b = 0, maka a ┴ b

Perkalian vektor/silang (×) menghasilkan


besaran vektor yang tegak lurus terhadap dua
vektor yang dikali silang, memiliki definisi:

̅ = |a||b|sinθ e̅
a̅ × b

Perkalian vektor dengan vektor basis dengan a̅


= (x1, y1, z1) dan b
̅ = (x2, y2, z2) diketahui dapat
dihitung:
i j k i j
a × b = |x1 y1 z1 | x1 y2
x2 y2 z2 x2 y2

̅ = (y1.z2 – y2.z1) i + (z1.x2 – z2.x1) j +


a̅ × b
(y1.x2 – y2.x1) k

VEKTOR 4
materi78.co.nr FIS 2

Fluida Dinamis
A. PENDAHULUAN
Fluida adalah segala zat yang dapat mengalir,
A1.v1 A2.v2 A3.v3
yaitu zat cair dan gas.
Fluida dinamis adalah ilmu yang mempelajari
fluida dalam keadaan bergerak. Q 1 = Q2 = … A1v1 = A2v2 = …

Fluida terdiri atas fluida ideal dan fluida sejati. Perbandingan kecepatan aliran fluida dengan
Sifat-sifat fluida ideal: penampangnya memenuhi persamaan berikut:
1) Tidak kompresibel (tak termampatkan)
v1 A2 r2 2 D 2
Artinya tidak mengalami perubahan volume = =( ) = (D2 )
v2 A1 r1 1
atau massa jenis ketika ditekan saat mengalir.
2) Tunak (steady) Debit aliran dapat membangkitkan suatu daya
Artinya kecepatan aliran fluida pada suatu oleh energi potensial fluida dari suatu ketinggian.
titik mempunyai kelajuan konstan. P = daya (W)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
3) Tidak kental (non-viscous) P = ρQgh Q = debit aliran fluida (m3/s)
Artinya tidak mengalami gaya gesekan ketika h = ketinggian aliran fluida (m)
mengalir. C. HUKUM BERNOULLI
4) Aliran garis arus (streamline) Tekanan fluida dan kelajuan fluida pada pipa
Artinya fluida mengalir dalam garis lurus mendatar dijelaskan oleh Azas Bernoulli.
lengkung yang jelas ujung dan pangkalnya.
Sifat-sifat fluida sejati:
1) Kompresibel (dapat termampatkan)
A B
Artinya mengalami perubahan volume atau
massa jenis ketika ditekan saat mengalir.
2) Tak tunak (non-steady) Pada pipa mendatar, tekanan fluida terbesar
ada pada bagian yang kelajuan airnya paling
Artinya kecepatan aliran fluida pada suatu
kecil (diameter melebar).
titik mempunyai kelajuan berubah-ubah.
3) Kental (viscous) Pada pipa mendatar, tekanan fluida terkecil
ada pada bagian yang kelajuan airnya paling
Artinya mengalami gaya gesekan ketika besar (diameter menyempit).
mengalir.
Hukum/persamaan Bernoulli menyatakan:
4) Aliran turbulen (laminar flow)
Jumlah dari tekanan, energi kinetik per
Artinya fluida dapat mengalir secara berputar
volume, dan energi potensial per volume
dengan arah gerak yang berbeda-beda.
memiliki nilai yang sama pada tiap titik di
B. PERSAMAAN KONTINUITAS sepanjang suatu garis arus.
Debit aliran adalah besaran yang menyatakan
volume fluida yang mengalir melalui suatu P2, v2
penampang dalam waktu tertentu.

V Q = debit aliran (m3/s)


Q= V = volume fluida (m3)
t t = waktu (s)

A = luas penampang (m2) h2


Q = A.v
v = kecepatan aliran (m/s)
P1, v1
Persamaan kontinuitas menjelaskan bahwa
massa fluida yang masuk ke dalam suatu h1
penampang akan keluar di ujung penampang lain
dengan massa yang sama. Dapat dirumuskan:
Oleh karena itu, debit fluida di seluruh titik
penampang adalah sama. P1 + 1/2 ρv12+ ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22+ ρgh2

MEKANIKA FLUIDA 1
materi78.co.nr FIS 2
Hukum Bernoulli dapat diterapkan dalam dua Berlaku persamaan:
kasus, yakni fluida statis dan fluida dinamis.
1) Fluida statis P1 – P2 = 1/2 ρ (v22- v12) = ρgh

Dengan nilai v = 0, persamaan Bernoulli: Kecepatan aliran dapat dihitung:


P1 – P2 = ρg(h2- h1)
v1 = √v2 2 − 2gh v2 = √v1 2 + 2gh
2) Fluida dinamis pada pipa mendatar
hubungan dengan persamaan kontinuitas:
Dengan nilai h1 = h2, persamaan Bernoulli:
2gh 2gh
P1 – P2 = 1/2 ρ (v22- v12) v1 = v2 =
√ A1 2 √ A 2
( ) - 1 1 - (A2 )
A2 1
D. PENERAPAN HUKUM BERNOULLI
Teorema Torricelli menjelaskan bahwa: 2) Venturimeter dengan manometer
Jika suatu wadah yang berhubungan dengan
P1, v1
atmosfer bagian atasnya, kemudian memiliki A1 A
ρ P2, v2
lubang yang jauh lebih kecil dari luas
penampang wadah di bawah permukaan fluida,
maka kelajuan semburan fluida sama dengan h
kelajuan gerak jatuh bebas benda.

A1 ρ’

Berlaku persamaan:
P1, v1
h1 P1 – P2 = 1/2 ρ (v22- v12) = (ρ’ - ρ)gh
x
A2 Kecepatan aliran dapat dihitung:
P2, v2
h2 2(ρ'-ρ)gh
v1 = A2 √
ρ(A1 2 -A2 2 )

Persamaan yang berlaku dari teorema Torricelli:


2(ρ'-ρ)gh
v2 = √2gh1 v2 = A1 √
ρ(A1 2 -A2 2 )

Penurunan persamaan teorema Toricelli: Tabung pitot adalah tabung yang digunakan
untuk mengukur kelajuan gas.
Q = A2√2gh1
2.h2
tmaks = √ PB, v’
xmaks = v. t xmaks = 2√h1 .h2 g ρ A
PA, v
Tabung venturi adalah sebuah pipa yang
memiliki bagian menyempit.
h
Venturimeter adalah suatu alat yang dibuat
berdasarkan konsep tabung venturi yang
ρ’
digunakan untuk mengukur kelajuan fluida.
Venturimeter terdiri dari dua: Berlaku persamaan:
1) Venturimeter tanpa manometer (pipa venturi)
PB – PA = 1/2 ρv2 = ρ’gh

h Kecepatan aliran dapat dihitung:

2ρ'gh
v=√
ρ
A1 P1, v1 P2, v2 A2

MEKANIKA FLUIDA 2
materi78.co.nr FIS 2
Penggunaan hukum Bernoulli dalam kehidupan E. VISKOSITAS FLUIDA
sehari-sehari: Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu
1) Penyemprot parfum fluida. Fluida yang memiliki viskositas tergolong
Cairan parfum dapat keluar karena: fluida sejati.
a. Diameter pipa kecil. Hukum Stokes menjelaskan bahwa viskositas
b. Pipa yang berhubungan dengan udara menyebabkan kelajuan lapisan-lapisan fluida
luar kelajuannya tinggi dan tekanannya tidak seluruhnya sama pada suatu pipa, karena
rendah (akibat ditekan). adanya gaya gesekan.
c. Pipa yang berhubungan dengan cairan v=0
parfum kelajuannya rendah dan
tekanannya tinggi.
2) Cerobong asap vmaks
Asap dapat keluar karena tekanan udara di
dalam rumah yang besar, berhubungan
Di dinding pipa, kelajuan fluida dapat mencapai
dengan tekanan udara luar yang rendah.
nilai v = 0, sedangkan pada pusat penampang
3) Lubang terowongan terdapat kelajuan terbesar.
Lubang terowongan dibuat di dua tempat Gaya gesekan suatu bola yang bergerak dalam
yang berbeda ketinggiannya, sehingga udara fluida sejati dapat dirumuskan:
dapat masuk ke dalam terowongan akibat
Ff = gaya gesekan fluida (N)
perbedaan tekanan. η = koefisien viskositas (Pa. s)
Ff = 6πηrv
4) Pesawat terbang R = jari-jari bola (m)
v = kelajuan bola (m/s2)
Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang
bekerja pada pesawat, yaitu: Kecepatan terminal adalah kecepatan terbesar
konstan yang dialami benda yang jatuh bebas
a. Gaya berat ke bawah,
dalam suatu fluida sejati/kental.
b. Gaya angkat pesawat ke atas,
Kecepatan terminal terjadi ketika gaya berat,
c. Gaya mesin ke depan,
gaya ke atas fluida, dan gaya gesekan fluida
d. Gaya gesek udara ke belakang. berada dalam kesetimbangan.
FA = pA. A Kecepatan terminal dapat dirumuskan:

g VB (ρB - ρf )
vT =
A vA 6πηr

vB Kecepatan terminal untuk benda berbentuk


bola dapat dirumuskan:
FB = pB. A
2 r2 g
Syarat agar pesawat terbang dapat terbang vT = ( ρB - ρf )
9 η
apabila:

vA > vB PB > PA

Syarat bagi pesawat terbang saat mengudara:


a. Tinggal landas (take-off), Fangkat > W.
b. Terbang konstan, Fangkat = W.
c. Mendarat/turun (landing), Fangkat < W.
Berlaku persamaan:

FB – FA = (PB - PA).A

FB – FA = 1/2 ρu (vA2- vB2) A

MEKANIKA FLUIDA 3
materi78.co.nr FIS 2

Fluida Statis
A. PENDAHULUAN Tekanan alat ukur barometer
Fluida adalah segala zat yang dapat mengalir, P=0
yaitu zat cair dan gas.
Fluida statis adalah ilmu yang mempelajari Po
h
fluida dalam keadaan diam.
B. TEKANAN
A B Po = ρ.g.h
Tekanan didefinisikan sebagai besar gaya yang
bekerja pada permukaan benda tiap satuan luas.
P = tekanan (Pa atau Nm-2)
F raksa
P= F = gaya tekan (N)
A A = luas permukaan tekan (m2)
Tekanan bejana U berhubungan
Satuan tekanan yang sering digunakan:
1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg
h1
= 1,01 bar = 1,01 x 105 Pa h2 oli
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang
dimiliki zat cair yang hanya disebabkan oleh A B
beratnya sendiri. air

Ph = ρ.g.h
ρ1.h1 = ρ2.h2
Ph = tekanan hidrostatik (Pa)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3) C. HUKUM PASCAL
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman zat cair dari permukaan (m) Hukum Pascal berbunyi:
Tekanan mutlak adalah penjumlah tekanan Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
yang terdapat dalam suatu zat ditambah dengan ruang tertutup diteruskan sama besar ke
tekanan luar (atmosfer). segala arah.
Tekanan mutlak zat cair
Hukum Pascal dapat dirumuskan:
P = Po + ρ.g.h
F1 F2 F2 D2 2
= =( )
Tekanan gauge (alat ukur) P1 = P2 A1 A2 F1 D1

P = Pgauge + Po Po = tekanan luar (Pa atau atm) Penerapan hukum Pascal:


1) Dongkrak, rem dan mesin pres hidrolik
Hukum pokok hidrostatika menyatakan semua
2) Pompa ban sepeda
titik yang terletak pada satu bidang datar dalam
3) Mesin hidrolik pengangkat mobil
satu jenis zat cair memiliki tekanan yang sama.
D. HUKUM ARCHIMEDES
P1 = P2 ρ1.h1 = ρ2.h2
Hukum Archimedes berbunyi:
Tekanan alat ukur manometer terbuka
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda
Po yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke
P = Po + ρ.g.h dalam suatu fluida sama dengan berat fluida
yang dipindahkan benda tersebut.

h Gaya apung dapat dirumuskan:


gas
FA = Wudara – Wfluida
A B

MEKANIKA FLUIDA 1
materi78.co.nr FIS 2
Gaya Archimedes dapat dirumuskan: 2) Kapal laut
Agar dapat tetap mengapung, besi dibuat
FA = ρf.vbf.g
berongga, sehingga volume air yang
FA = gaya Archimedes (N) dipindahkan menjadi besar, dan me-
ρf = massa jenis fluida (kg/m3) nyebabkan gaya apung menjadi besar.
vbf = volume benda yang tercelup (L)
g = percepatan gravitasi (m/s2) 3) Kapal selam
Memiliki tangki pemberat yang dapat diisi
Persamaan dari hukum Archimedes:
sesuai keperluan. Agar mengapung, tangki
ρb W diisi udara, sedangkan agar tenggelam,
=
ρf FA tangki diisi air.
4) Balon udara
Hukum Archimedes digunakan untuk
Cara kerja balon udara:
menentukan letak benda yang dicelupkan ke
dalam suatu fluida. a. Agar naik, balon diisi gas panas sehingga
volumenya bertambah, volume udara
FA yang dipindahkan menjadi besar, FA > W.
1 b. Setelah ketinggian yang diinginkan
2
FA tercapai, agar balon udara melayang,
volume balon dijaga agar FA = W.
W c. Agar turun, gas panas dikeluarkan dari
3 FA
balon udara sehingga volume balon
berkurang, sehingga FA < W.
W 4
E. TEGANGAN PERMUKAAN DAN KAPILARITAS
W Tegangan permukaan adalah kecenderungan
Kasus yang terjadi pada benda terhadap fluida: permukaaan zat cair untuk menegang sehingga
permukannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan.
1) Terapung (balok 1 dan 2)
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai
Terjadi apabila: W < FA
perbandingan gaya tegangan permukaan
Vbf < Vb
dengan panjang permukaan.
ρb < ρf
γ = tegangan permukaan (N/m)
2) Melayang (balok 3) F
γ= F = gaya tegangan permukaan (N)
Terjadi apabila: W = FA d d = panjang permukaan (m)

Vbf = Vb Akibat gaya kohesi dan gaya adhesi, setiap


ρb = ρf fluida memiliki tegangan permukaan dengan
3) Tenggelam (balok 4) miniskus berbeda (gejala kapilaritas).
Terjadi apabila: W > FA Kohesi adalah gaya tarik-menarik antar partikel
sejenis, contohnya antar partikel air.
Vbf = Vb
Adhesi adalah gaya tarik-menarik antar dua
ρb > ρf
partikel berbeda, contohnya antara fluida dengan
Massa jenis benda terapung dapat dihitung:
dinding tabung.
ρf . Vbf Σ ρf . Vbf Sudut kontak adalah sudut yang dibentuk oleh
ρb = ρb =
Vb Vb pertemuan antara permukaan fluida dengan
dinding tabung.
Penerapan hukum Archimedes:
1) Jika kohesi > adhesi, maka θ > 90°, dan
1) Hidrometer
terbentuk miniskus cembung.
Digunakan untuk mengukur massa jenis fluida.
m θ
hbf =
A × ρf
raksa
hbf = tinggi hidrometer yang tercelup (m)
m = massa hidrometer (kg)
A = luas penampang hidrometer (m2)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)

MEKANIKA FLUIDA 2
materi78.co.nr FIS 2
2) Jika kohesi < adhesi, maka θ < 90°, dan
terbentuk miniskus cekung.

air

Kapilaritas adalah peristiwa naik turunnya


permukaan fluida di dalam pipa kapiler atau
pembuluh sempit.
Kenaikan atau penurunan fluida dalam pipa
kapiler dapat dirumuskan:

2 γ cos θ
h=
ρ.g.r
h = ketinggian fluida pada pipa kapiler
γ = tegangan permukaan (N/m)
θ = sudut kontak
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitas (m/s2)
r = jari-jari pipa kapiler (m)

1) Apabila θ < 90°, berarti pada pipa kapiler


terjadi kenaikan tinggi fluida.
2) Apabila θ > 90°, berarti terjadi penurunan
tinggi fluida (nilai negatif).
Tegangan permukaan dan gejala kapilaritas
dalam kehidupan sehari-hari:
1) Air panas atau air detergen tegangan
permukaannya lebih rendah dari air normal
sehingga lebih baik untuk mencuci pakaian,
karena lebih mudah membasahi kain dan
melepas kotoran.
2) Serangga seperti nyamuk dapat hinggap di
atas air karena tegangan permukaan.
3) Antiseptik memiliki tegangan permukaan
rendah sehingga dapat menyebar ke seluruh
bagian luka.
4) Gejala kapilaritas xilem pada tumbuhan
dalam menyerap air dan unsur hara.
5) Gejala kapilaritas sumbu obor dan minyak
tanah.
6) Tisu yang dibasahi salah satu ujungnya dapat
menjadi basah seluruhnya.

MEKANIKA FLUIDA 3
materi78.co.nr FIS 2

Momentum dan Impuls


A. MOMENTUM DAN IMPULS Momentum dan impuls memiliki hubungan
berdasarkan hukum Newton II.
Momentum adalah ukuran kesukaran untuk
menghentikan suatu benda yang bergerak.
I = Δp I = p2 – p1
Momentum adalah hasil kali massa benda
dengan kecepatan benda pada waktu tertentu, Dari persamaan atas, maka gaya pada
dan termasuk besaran vektor. momentum dan impuls dapat dirumuskan:
Momentum dapat dirumuskan:
∆p ∆mv
p = momentum (N.s) F= =
p = m.v m = massa benda (kg) ∆t ∆t
v = kecepatan benda (m/s)
B. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
Resultan momentum bila momentum yang
dikerjakan benda lebih dari satu berdasarkan Hukum kekekalan momentum linear dapat
konsep vektor: dirumuskan melalui kejadian-kejadian berikut:
1) Momentum membentuk sudut siku-siku v1 v2
m1 m2
p = √px 2 +py 2
Σp = m1.v1 + m2.v2
2) Momentum tidak membentuk sudut siku-siku
F1
F2 m1
p1 m2
p
Δp2 = -Δp1
v’1 v’2
p2 m1
θ m2

Σp’ = m1.v’1 + m2.v’2


p = √p1 2 +p2 2 +2p1 .p2 .cosθ
Dari kejadian-kejadian diatas, suatu benda
atau sistem dapat memiliki kekekalan
Impuls adalah perubahan momentum atau gaya
momentum (tanpa pengaruh luar) jika:
yang mengubah suatu momentum (gaya impulsif).
Impuls adalah hasil kali gaya impulsif dengan Σpawal = Σpakhir
selang waktu gaya tersebut bekerja, dan
termasuk besaran vektor. m1.v1 + m2.v2 = m1.v’1 + m2.v’2
Impuls dapat dirumuskan:
I = impuls (Ns) C. TUMBUKAN
I = F.Δt F = gaya impulsif (N)
Δt = selang waktu gaya (s) Tumbukan adalah proses pertemuan dua benda
bermassa yang memiliki momentum.
Impuls pada gaya yang berubah-ubah dapat
Koefisien restitusi (e) adalah ukuran
dirumuskan:
kelentingan suatu tumbukan, pada tumbukan
t
I = ∫t 2 F(t)dt satu dimensi dapat dirumuskan:
1
∆v' v2 '− v1 '
Impuls pada grafik hubungan F-t: e=– =–
∆v v2 −v1
F
I = luas raster grafik Tumbukan satu dimensi terdiri dari tiga macam,
F-t
yaitu lenting sempurna, lenting sebagian, dan tak
lenting sama sekali.
Tumbukan lenting sempurna (elastis) adalah
t
tumbukan dimana:
1) Hukum kekekalan momentum dan energi
kinetik berlaku.

MOMENTUM DAN IMPULS 1


materi78.co.nr FIS 2

m1.v1 + m2.v2 = m1.v’1 + m2.v’2


θ
peluru
1 2
m1.v1 +
1 1 1
m2.v22= m1.v’12+ m2.v’22 menancap
2 2 2 2 L
m1 + m2
peluru v'
2) Energi kinetik tidak ada yang hilang.
bergerak
3) Koefisien restitusi e = 1.
v h
Contoh: m2
m1
Dua buah benda yang sedang bergerak saling
bertumbuk kemudian bergerak berbeda arah. Karena kecepatan awal balok nol, dan kecepatan
Tumbukan lenting sebagian adalah tumbukan balok dipengaruhi gravitasi maka:
dimana: L
1) Hukum kekekalan momentum berlaku, = cosθ
L-h v’ = √2gh
energi kinetik tidak.

m1.v1 + m2.v2 = m1.v’1 + m2.v’2

2) Energi kinetik ada yang hilang.


3) Koefisien restitusi 0 < e < 1.
Contoh:
Bola dipantulkan ke lantai.

v1
h1
h2
v1’ h3

Karena kecepatan lantai nol, dan kecepatan bola


dipengaruhi gravitasi maka:

h'
e=√
h v’ = √2gh

Tumbukan tak lenting sama sekali (inelastis)


adalah tumbukan dimana:
1) Setelah benda menumbuk, keduanya
menempel menjadi satu, bergerak dengan
arah dan kecepatan yang sama (v1’ = v2’ = v’).
2) Hukum kekekalan momentum berlaku,
energi kinetik tidak.

m1.v1 + m2.v2 = (m1 + m2)v’

3) Energi kinetik ada yang hilang.


4) Koefisien restitusi e = 0.
Contoh:
Peluru ditembakkan ke ayunan balistik dengan
tali sepanjang L yang terikat dengan balok,
sehingga balok bergerak dan naik setinggi h:

MOMENTUM DAN IMPULS 2


materi78.co.nr FIS 2

Gerak Harmonik
A. HUKUM HOOKE 6) Titik D adalah titik patah, benda akan
patah/putus jika tegangan yang diberikan
Elastisitas adalah kemampuan benda untuk
sampai ke titik tersebut.
kembali ke keadaan awal segera setelah gaya luar
yang diberikan pada benda hilang.
Elastisitas membuat benda mengalami
tegangan dan regangan. L0

Tegangan dapat dirumuskan:


σ = tegangan (Pa)
F Δx
σ= F = gaya tarik (N) Fp
A A = luas penampang (m2)

Regangan dapat dirumuskan: W


∆L e = regangan
Gaya elastisitas/pegas adalah gaya yang
e= ΔL = pertambahan panjang (m)
L0 mengembalikan pegas agar kembali ke bentuk
L0 = panjang mula-mula (m)
semula setelah meregang/menekan.
Modulus elastis (modulus Young) didefinisikan
sebagai perbandingan antara tegangan dan Gaya pegas berlawanan arah dengan gaya berat
regangan yang dialami benda. dan pertambahan panjang, dapat dirumuskan:

E = modulus elastis (Pa) F = gaya elastisitas/pegas (N)


𝛔 k = tetapan pegas (N/m)
E= σ = tegangan (Pa) F = k.Δx
e e = regangan Δx = pertambahan panjang (m)

Hukum Hooke menjelaskan bahwa: Tetapan pegas dapat ditentukan melalui


persamaan berikut:
Elastisitas benda hanya berlaku sampai
suatu batas yaitu batas elastisitas. A.E F A = luas penampang (m2)
k= k= E = modulus elastis (Pa)
L0 ∆x L0 = panjang mula-mula (m)
Grafik tegangan terhadap regangan untuk
menjelaskan hukum Hooke: Menurut hukum Hooke, susunan seri dan paralel
pegas dapat diganti dengan pegas pengganti.
D
plastis
elastis

σ Pada susunan seri pegas berlaku hal berikut:


C

B k1
A Fs = F1 = F2 = …
Δx1
F1
Δxs = Δx1 + Δx2 + …
k2
O e
Δx2 1 1 1
1) Masa deformasi elastis adalah perubahan = + +…
F2 ks k1 k2
yang dapat kembali ke bentuk semula.
2) Masa deformasi plastis adalah perubahan
yang tidak dapat berubah kembali ke bentuk Pada susunan paralel pegas berlaku hal berikut:
semula.
3) Grafik OA menunjukkan berlakunya hukum Fp = F1 + F2 + …
k1 k2
Hooke, titik A adalah batas berlakunya
hukum Hooke. Δxp = Δx1 = Δx2 = …
Δx1 Δx2
4) Titik B adalah batas elastis benda. F1 F2
5) Titik C adalah tegangan maksimum, benda kp = k1 + k2 + … + kn
mengalami perubahan bentuk secara
permanen.

GERAK HARMONIK 1
materi78.co.nr FIS 2
B. GERAK HARMONIK Nilai beda fase berkisar antara nol sampai satu,
Gerak harmonik adalah gerak bolak-balik benda dengan nilai bilangan bulat diabaikan.
yang terjadi di sekitar titik keseimbangan. Dua fase dikatakan sefase apabila beda fasenya
nol, dan dikatakan berlawanan apabila beda
fasenya setengah.
θ Kecepatan gerak harmonik merupakan turunan
pertama persamaan simpangan, dapat
A A dirumuskan:

Fp y’ = v v = ω.A.cosω.t v = ω√A2 -y2


Fp Percepatan gerak harmonik merupakan
y turunan pertama persamaan kecepatan dan
titik seimbang turunan kedua persamaan simpangan, dapat
1) Titik seimbang adalah posisi awal benda dirumuskan:
dan benda dalam keadaan diam.
y” = v’ = a a = ω.A(-ω.sinω.t)
2) Simpangan (y) adalah posisi benda saat
sedang melakukan gerak harmonik dengan Nilai kecepatan dan percepatan pada gerak
sudut fase (θ) terhadap titik seimbang. harmonik:
3) Amplitudo (A) adalah simpangan
maksimum benda.
4) Gaya pemulih (Fp) adalah gaya pegas, yaitu
gaya yang mengembalikan benda ke posisi
semula (titik seimbang). a maks

Persamaan simpangan gerakan harmonik A v maks A


sederhana merupakan fungsi terhadap waktu: v min
y
y = A.sin(θ + θ0) titik seimbang
a min
2πt
θ = 2πft = = ω.t 1) Kecepatan maksimum benda terjadi pada
T saat cos ω.t = 1, dapat dirumuskan:
ω = frekuensi sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz) vmaks = ω.A
T = periode (s)
2) Percepatan maksimum benda terjadi pada
Simpangan maksimum benda atau amplitudo
saat sin ω.t = 1, dapat dirumuskan:
terjadi apabila nilai sinθ = 1.
Fase getaran (φ) adalah sudut fase yang amaks = -ω2.A
ditempuh tiap satu putaran.
C. PERIODE DAN FREKUENSI GERAK HARMONIK
t θ0 t = waktu (s)
φ= + T = periode (s) Periode dan frekuensi gerak harmonik
T 2π
sederhana didefinisikan sebagai:
Sudut fase (θ) adalah sudut yang ditempuh
benda saat bergetar dalam fungsi sinus.

t θ0
θ = 2π ( + )
T 2π
A C
Beda fase (Δφ) adalah selisih antara satu fase
dengan fase lain.
B
t2 - t1
Δφ = φ2 – φ1 Δφ = 1) Periode getaran adalah waktu yang
T
diperlukan benda untuk melakukan satu
getaran.

GERAK HARMONIK 2
materi78.co.nr FIS 2
Satu getaran didefinisikan sebagai gerak
1 1
benda secara harmonik dari titik awal ke titik Ek = m.v2 Ek = k.(A.cosωt)2
2 2
awal kembali melalui titik keseimbangan.
Contoh: Satu getaran adalah,
Dimulai dari A : A-B-C-B-A
Dimulai dari B : B-C-B-A-B atau B-A-B-C-B
Dimulai dari C : C-B-A-B-C EM = Ep
2) Frekuensi getaran adalah banyak getaran EM = Ep + Ek
A
yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu.
y
3) Frekuensi sudut adalah besar sudut yang
terbentuk pada gerak dalam waktu tertentu. titik seimbang
Persamaan yang berlaku pada pegas: EM = Ek
Energi getaran/mekanik adalah penjumlahan
Fp = -m.ω2.y k = m.ω2 dari energi potensial dan energi kinetik.

Periode, frekuensi dan frekuensi sudut pegas: 1


EM = Ep + Ek EM = k.A2
Periode Frekuensi Frekuensi sudut 2

1) Energi getaran bernilai sama dengan energi


m 1 k k potensial ketika berada pada simpangan
T = 2π√
k f= √ ω=√
m
2π m terjauh (amplitudo).
2) Energi getaran bernilai sama dengan energi
kinetik ketika berada pada titik keseim-
θ bangan, yaitu kecepatan maksimum.
l

y
Fp
m.g sinθ
m.g cosθ
m.g
Persamaan yang berlaku pada bandul:

y
Fp = m.g.sinθ
sinθ = √l

Periode, frekuensi dan frekuensi sudut bandul:


Periode Frekuensi Frekuensi sudut

l 1 g g
T = 2π√
g
f= √
2π l
ω=√
l

D. KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA


GERAK HARMONIK
Energi potensial adalah energi yang terdapat
pada benda ketika berada di sekitar titik
keseimbangan.

1 1
Ep = F.y Ep = k.(A.sinωt)2
2 2

Energi kinetik adalah energi yang terdapat pada


benda karena adanya kecepatan atau pergerakan
dan massa.

GERAK HARMONIK 3
materi78.co.nr FIS 2

Hukum Gravitasi
A. HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI 2) Membentuk sudut selain siku-siku terhadap
benda
Gaya gravitasi tergolong menjadi gaya tidak
sentuh. mA
Gaya gravitasi antara dua benda adalah
gaya tarik-menarik dan harganya berbanding FMA F
lurus dengan massa masing-masing benda,
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak θ
antara keduanya. M mB
FMB
Persamaan umum gaya gravitasi untuk dua
2 2
benda sejajar yang memiliki jarak menurut F = √FMA +FMB +2FMA .FMB .cos𝛉
hukum Newton adalah:
3) Tiga benda atau lebih
Fg = resultan gaya gravitasi (N)
m1 .m2 G = tetapan gravitasi (N.m2/kg2)
Fg = G m = massa benda (kg) y
r2 m1
r = jarak kedua pusat benda (m)

FM1
m1 m2
M
θM1 x
r θM3
θM2
Tetapan gravitasi ditemukan oleh seorang FM3
ilmuwan Inggris, Henry Cavendish pada 1798 FM2
m3
menggunakan neraca torsi, sehingga diketahui
memiliki nilai: m2

G = 6,672 x 10-11 N.m2kg-2


ΣFx = Fx 1 ± Fx 2 ± ... Fx n Fx = F.cosθ
Massa sebuah planet/benda yang sangat besar
terhadap sebuah benda yang lebih kecil dapat ΣFy = Fy ± Fy ± ... Fy Fy = F.sinθ
1 2 n
dihitung:
M = massa planet (kg) F = √Fx 2 +Fy 2
Fg = resultan gaya gravitasi (N)
Fg .r2
M= r = jarak kedua pusat benda (m)
G.m G = tetapan gravitasi B. MEDAN GRAVITASI
m = massa benda (kg) Medan gravitasi adalah medan yang menyebar
Apabila sebuah benda mengerjakan dua atau dari benda bermassa dan memenuhi ruang di
lebih gaya gravitasi, digunakan konsep vektor: sekitarnya yang berupa gaya gravitasi.
1) Membentuk sudut siku-siku terhadap benda Berarti, benda bermassa lain yang terdapat
dalam medan tersebut akan mengalami gaya
mA
gravitasi.
Gaya gravitasi bumi membuat seluruh benda
F yang ada di medan gravitasinya akan tertarik
FMA menuju pusat bumi.
Kuat medan gravitasi didefinisikan sebagai
gaya gravitasi per satuan massa benda dalam
M mB
FMB suatu medan, dapat dirumuskan:

F G.M
g= g=
F = √FMA 2 +FMB 2 m r2

HUKUM GRAVITASI 1
materi78.co.nr FIS 2
Kuat medan gravitasi dapat dianggap sebagai Gaya gravitasi berperan sebagai gaya
percepatan gravitasi apabila suatu benda tidak sentripetal planet, yang menjaga agar planet
dalam keadaan diam. tetap mengitari matahari pada orbitnya.
Gaya dan percepatan gravitasi berbanding
GMm mv2
terbalik dengan ketinggian/jarak benda/titik Fg = Fs = = mω2R
R2 R
terhadap pusat gravitasi.
Percepatan gravitasi di berbagai ketinggian di Percepatan sentripetal planet menjaga planet
bumi berbeda-beda, dapat dihitung: agar tetap mengitari matahari pada orbitnya.

G.M R = jari-jari bumi (m) v2


g= h = ketinggian benda dari as = as = ω2.r
2 r
(R + h) permukaan bumi (m)
Kelajuan orbit planet dalam mengitari matahari:
g’ = percepatan gravitasi di
2
R ketinggian h (m/s2)
g’ = ( ) g 2π.R T = periode revolusi planet
g = percepatan gravitasi di v=
R+h terhadap matahari (s)
permukaan bumi (m/s2) T
Perbandingan percepatan gravitasi di Kelajuan satelit mengorbit planet:
permukaan bumi dengan suatu ketinggian a. Dekat permukaan
berlaku dalam persamaan:
v = kelajuan satelit (m/s)
2 v =√g.Rp g = percepatan gravitasi (m/s2)
g' R
=( ) Rp = jari-jari planet (m)
g R+h
b. Jauh dari permukaan
Sama halnya dengan gaya gravitasi, dua atau
lebih percepatan gravitasi yang bekerja di suatu G.M g.Rp 2
v=√
R
v=√
titik/benda dapat dihitung resultannya dengan R
konsep vektor. Rp = jari-jari planet (m)
Data penting tentang ukuran-ukuran yang R = ketinggian orbit satelit (m)
berhubungan dengan astronomi: D. HUKUM KEPPLER
Besaran Nilai Hukum Keppler I (hukum lintasan elips):
Massa matahari 2,0 x 1030 kg
Planet bergerak mengelilingi matahari pada
Massa bumi 6,0 x 1024 kg
lintasan elips dengan matahari berada di
Jari-jari bumi 6,4 x 106 m salah satu titik fokus elips.
Jari-jari orbit bumi
1,5 x 1011 m Hukum Keppler II (hukum gerak planet):
terhadap matahari
Periode revolusi bumi Garis khayal yang menghubungkan
1 tahun atau 3,0 x 107 s
terhadap matahari matahari dengan planet memiliki luas juring
yang sama dalam waktu yang sama.
C. APLIKASI HUKUM GRAVITASI NEWTON
Perbandingan percepatan gravitasi antara dua Hukum Keppler III (hukum harmonik):
buah planet berlaku dalam persamaan berikut:
Perbandingan kuadrat periode terhadap
gB mB RP 2 pangkat tiga dari jari-jari elips adalah
=( ).( ) konstan untuk semua planet.
gP mP RB
Hukum Keppler III dapat dirumuskan:
Jika massa jenis planet diketahui, maka dapat
T = periode revolusi planet (s)
diubah menjadi massa: T2
=k R = jari-jari orbit planet (m)
m R3 k = nilai konstan
ρ=4 4
πr3 m = ρ. πr3
3 3 jika dihubungkan dengan hukum gravitasi
Newton, didapat persamaan untuk konstanta:
selanjutnya dari rumus diatas dapat dibuat
perbandingan. T2 4π2
k= =
R3 GM

HUKUM GRAVITASI 2
materi78.co.nr FIS 2
E. KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA
GRAVITASI
Gaya gravitasi mempengaruhi gaya berat benda
di bumi.

w = m.g

Usaha gravitasi adalah usaha yang dilakukan


gaya gravitasi untuk memindahkan sebuah massa
dari suatu ketinggian ke ketinggian lain, dapat
dirumuskan:

1 1
Wg = GMm( - )
r2 r1

Setiap benda bermassa bila dipengaruhi medan


gravitasi benda lain, maka benda tersebut akan
mempunyai energi potensial gravitasi.
Energi potensial gravitasi didefinisikan sebagai
hasil kali potensial gravitasi dengan massa benda.
dengan beda potensial gravitasi sebesar:

G.M
V=–
r

dan Ep = V.m, maka energi potensial gravitasi,

GMm
Ep = –
r

HUKUM GRAVITASI 3
materi78.co.nr FIS 2

Gerak Parabola

tinggi
X y maks maksimum

V0y ay = -g Vx
α
V0
ymaks
V
Vy
jarak
α V0x maksimum

A. PENDAHULUAN C. POSISI DAN TINGGI MAKSIMUM


Gerak parabola atau peluru adalah gabungan Posisi benda (x, y) pada gerak parabola pada titik
gerak horizontal (sumbu x) yang merupakan GLB tertentu dapat dirumuskan:
dengan gerak vertikal (sumby y) yang merupakan
GLBB yang dipengaruhi percepatan gravitasi. x = v0x. t y = v0y. t – 1/2 g.t2
Gerak parabola memiliki lintasan berbentuk Tinggi maksimum merupakan posisi tertinggi
setengah lingkaran. benda ketika melambung di udara, dan terjadi
B. KECEPATAN GERAK PARABOLA ketika Vy nilainya nol.
Kecepatan gerak parabola terdiri dari dua 2
(V0 . sinα)
komponen, yaitu kecepatan horizontal dan ymaks = ymaks = 1/2 g.t2
2g
kecepatan vertikal.
Kecepatan awal parabola dapat dihitung: dengan jarak yang ditempuh ketika tinggi
maksimum adalah:
v0 x v0 y
v0 = = v0 = √v0 x 2+v0 y 2
cos α sin α v0 2 .sin2α
x y maks =
2g
v0 = kecepatan awal (m/s)
v0x = kecepatan awal horizontal (m/s) Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tinggi
v0y = kecepatan awal vertikal (m/s)
maksimum dapat dihitung:
α = sudut elevasi

dengan kecepatan awal horizontal dan vertikal v0y 2h


t y maks = t y maks = √
sebesar: g g

Jarak maksimum merupakan posisi benda


v0x = v0 cos α v0y = v0 sin α
ketika mencapai tinggi minimum, yaitu
Kecepatan gerak parabola sebelum mencapai menyentuh sumbu x.
tinggi maksimum dapat ditentukan dengan v0 2 .sin2α
kecepatan awal, dapat dirumuskan: ymin = 0 x maks =
g

vtx = v0x vty = v0y – g.t Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak
maksimum (waktu total) dapat dihitung:

vt = √vt x 2 +vt y 2 2.v0y 2h


t x maks = t x maks = 2 √
g
g

KINEMATIKA GERAK (II) 1


materi78.co.nr FIS 2

Kinematika Gerak Dengan Analisis Vektor


A. PENDAHULUAN
v v
Dalam vektor terdapat dua komponen utama,
yaitu komponen horizontal (sumbu x) dan
komponen vertikal (sumbu y).
Kedua komponen vektor tersebut memiliki ∆r ∆r
t t
resultan yang memiliki arah yang merupakan
akar dari jumlah kuadrat komponen x dan y.
v dipercepat v diperlambat
Cara menentukan komponen-komponen vektor:
C. KECEPATAN PARTIKEL
x = R cos θ Kecepatan rata-rata (v) adalah hasil bagi
y perpindahan dengan waktu tempuhnya.
R y = R sin θ
∆r
v= v = v x i + vy j v = √vx 2 +vy 2
∆t
R = √x2 +y2
dengan arah kecepatan:
θ x
y vy
tan θ = tanθ =
x vx

B. POSISI DAN PERPINDAHAN PARTIKEL Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata


Posisi (r) merupakan kedudukan benda terhadap untuk ∆t mendekati nol.
titik acuan.
v = lim v̅
Posisi dapat dinyatakan dengan vektor-vektor ∆t→0

satuan, pada sumbu x ditulis i, dan sumbu y


Kecepatan sesaat dengan pendekatan grafik:
ditulis j.
Contoh:
r=xi+yj r = √x2 +y2 v

Perpindahan (∆r) adalah perubahan posisi


benda dalam waktu tertentu.
A B
Perpindahan dapat dirumuskan: 5

∆r = r2 – r1 ∆r = ∆x i + ∆y j

∆r = √∆x2 +∆y2 C
t
O 2 6 10
dengan arah perpindahan: Untuk 0 ≤ t ≤ 2 (garis OA):
∆x xA -x0
∆y v= =
tanθ = ∆t tA -t0
∆x
Untuk 2 ≤ t ≤ 6 (garis AB):
Grafik perpindahan dalam berbagai macam ∆x xB -xA
v= =
gerak terhadap kecepatan dan waktu: ∆t tB -tA
Untuk 6 ≤ t ≤ 10 (garis BC):
v ∆x xC -xB
v= =
∆t tC -tB

Kecepatan sesaat merupakan turunan pertama


∆r fungsi posisi.
t
Turunan sederhana:
dr
v = r’ = r = xn
v konstan dt r’ = n.xn-1

KINEMATIKA GERAK (II) 1


materi78.co.nr FIS 2
Contoh: Kecepatan dapat ditentukan menggunakan
Tentukan fungsi kecepatan sesaat dari fungsi r = integral dari fungsi percepatan.
4r2 + 5r + 1!
dv
Jawab: a=
dt
r’ = 2.4.r(2-1) + 1.5.r(1-1) + 0.1 x
∫x dv
t
=∫0 a.dt
0
v = 8r + 5 m/s t
v – v0 =∫0 a.dt
Posisi partikel dapat ditentukan menggunakan
integral dari fungsi kecepatan. t
v = v0 + ∫0 a.dt
dx dy
vx = vy =
dt dt lalu dapat dicari resultannya.
x t y t
∫x dx =∫0 vx .dt ∫y dy =∫0 vy .dt E. GERAK LURUS DAN GERAK MELINGKAR
0 0
t t Gerak lurus adalah gerak yang dipengaruhi oleh
x – x0 =∫0 vx .dt y – y0 =∫0 vy .dt
kecepatan linear, sedangkan gerak melingkar
dipengaruhi oleh kecepatan sudut.
t t
x = x0 + ∫0 vx .dt y = y0 + ∫0 vy .dt Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah
gerak yang dipengaruhi oleh kecepatan linear
lalu dapat dicari resultannya, atau: dan percepatan linear konstan, sedangkan gerak
t
melingkar berubah beraturan (GMBB)
r = r0 + ∫0 v.dt dipengaruhi oleh kecepatan sudut dan
percepatan sudut konstan.
D. PERCEPATAN PARTIKEL Hubungan gerak lurus (translasi/linear) dengan
Percepatan rata-rata (a) adalah perubahan gerak melingkar (rotasi):
kecepatan dalam waktu tertentu. Besaran Linear Rotasi Hub.
∆v r θ
a= Perpindahan r = θ.R
∆t a = ax i + ay j a = √ ax 2 +a 2
y (m) (rad)
v ω
dengan arah percepatan: Kecepatan v = ω.R
(m/s) (rad/s)
ay a α
tanθ = Percepatan a = α.R
ax (m/s2) (rad/s2)
Hubungan GLBB dengan GMBB:
Percepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata
GLBB GMBB
untuk ∆t mendekati nol.
v = v0 + a.t ω = ω0 + a.t
a = lim a̅ s = v0.t + 1/2a.t2 θ = ω0.t + ½α.t2
∆t→0
vt2 – v02 = 2as ωt2 – ω02 = 2αθ
Percepatan sesaat merupakan turunan pertama
Hubungan GLBB dengan GMBB dengan analisis
fungsi kecepatan dan turunan kedua fungsi
vektor:
posisi.
GLBB GMBB
Turunan sederhana: dr dθ
dv dr'
a = r” = = r = xn v= ω=
dt dt dt dt
r” = n(n-1).xn-2 dv dω
a= α=
Contoh: dt dt
t t
Tentukan fungsi kecepatan dan percepatan dari r = r0 + ∫0 r.dt θ = θ0 + ∫0 θ.dt
t t
fungsi r = 2r2 + 3r - 5! v = v0 + ∫0 a.dt ω = ω0 + ∫0 α.dt
Jawab:
Gerak melingkar berubah beraturan
r’ = 2.2.r(2-1) + 1.3.r(1-1) + 0.1 dipengaruhi oleh:
v = 4r + 3 m/s a. Kecepatan linear
r’’ = 1.4(1-1) + 0.3 b. Kecepatan angular/sudut
a = 4 m/s2 c. Percepatan tangensial/linear
d. Percepatan sentripetal

KINEMATIKA GERAK (II) 2


materi78.co.nr FIS 2
v dapat dirumuskan:
v
v2
as = as = ω2.r
r
ω
θ r menghasilkan gaya sentripetal:

mv2
Fs = Fs = m.ω2.r
r

Percepatan total adalah perpaduan antara


Kecepatan linear pada GMBB arahnya menuju percepatan tangensial dan percepatan
arah gerak benda (lurus) yaitu menyinggung sentripetal, dapat dirumuskan:
lintasan gerakan, dimana lintasannya berupa
busur/keliling lingkaran. a = √at 2 +as 2
dapat dirumuskan:
dengan arah percepatan total:
∆s 2πr
v= v= v = 2πrf at
∆t T tanθ =
as
r = jari-jari lingkaran (m)
T = periode (s) Beberapa contoh gerak melingkar:
f = frekuensi (1/s)
G.M. horizontal dengan tali
Kecepatan angular/sudut pada GMBB arahnya
menuju arah putaran benda (melingkar) yaitu Fs = T
berupa perubahan besar sudut busur lingkaran. r
dapat dirumuskan:

∆𝛉 2π Gaya sentripetal pada gerak ini berupa


ω= ω= ω = 2πf tegangan tali yang menahan benda agar tetap
∆t T
berada pada lintasannya.
at Persamaan umum yang dapat dibentuk:
at a mv2
as Fs = T T=
r
a as
Kecepatan maksimum agar tali tidak putus:

Tmaks .r
vmaks = √
m
Percepatan tangensial/linear pada GMBB:
G.M. horizontal tanpa tali
a. Arahnya searah dengan garis singgung
lingkaran.
b. Arahnya sejajar dengan kecepatan linear. F s = fs
r
c. Arahnya tegak lurus dengan percepatan
sentripetal.
Gaya sentripetal pada gerak ini berupa gaya
d. Mengubah besar kecepatan total benda.
gesek statis yang menahan benda agar tidak
dapat dirumuskan:
tergelincir sewaktu berputar.
dv Persamaan umum yang dapat dibentuk:
at = α.r at =
dt
mv2
Fs = fs = μs.N
Percepatan sentripetal pada GMBB: r
a. Arahnya menuju pusat lingkaran.
Kecepatan maksimum agar benda tidak
b. Arahnya tegak lurus dengan percepatan meninggalkan lintasan:
tangensial.
c. Mengubah arah kecepatan total benda Vmaks = √μs .g.r
(menuju pusat).

KINEMATIKA GERAK (II) 3


materi78.co.nr FIS 2
G.M. vertikal dengan tali Persamaan umum yang dapat dibentuk:

N - Wsinθ = -Fs
T
W Kecepatan minimum agar benda tidak
meninggalkan lintasan:
T
T Vmaks = √g.r
θ W
Ayunan konis
Wcosθ W T

θ
W
L
Persamaan umum yang dapat dibentuk:
Lcosθ Tcosθ
T ± Wcosθ = Fs T

Kecepatan minimum yang dibutuhkan agar Fs = Tsinθ


benda dapat mencapai titik B dari A adalah: r = Lsinθ
W
vmin = √2.g.r
Persamaan umum yang dapat dibentuk:
Kecepatan minimum yang dibutuhkan agar
benda berputar satu lingkaran penuh: W= Tcosθ Fs = Tsinθ

vmin = √5.g.r L cosθ


T=√
G.M. vertikal di dalam bidang lingkaran g

Kecepatan maksimum agar tali tidak putus:


N
Vmaks = √g.r. tan θ
W

N G.M. pada bidang miring atau velodrom


Ncosθ
θ
N N
W
Wcosθ N
W Fs = Nsinθ
W

Persamaan umum yang dapat dibentuk:

N ± Wcosθ = Fs θ
W
Kecepatan minimum pada C agar benda tidak Persamaan umum yang dapat dibentuk:
meninggalkan lintasan: mg
N= Fs = mg tanθ
Vmin = √g.r cos θ

Kecepatan maksimum agar benda tidak


G.M. vertikal di luar bidang lingkaran
meninggalkan lintasan dapat dirumuskan:
N
N
vmaks = √g.r. tan θ vmaks = √μs .g.r

W
W.sinθ
W
θ

KINEMATIKA GERAK (II) 4


materi78.co.nr FIS 3

Induksi Elektromagnetik
A. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Ggl induksi dapat dihasilkan dengan cara:
Induksi elektromagnetik adalah besar arus 1) Menggerakkan magnet keluar-masuk
listrik yang ditimbulkan oleh perubahan medan kumparan.
magnet (fluks magnet). 2) Memutar magnet di depan kumparan.
B. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI 3) Memutus-hubungkan arus listrik pada
kumparan primer yang di dekatnya terdapat
Arus induksi adalah arus listrik yang dihasilkan
kumparan sekunder.
induksi elektromagnetik.
4) Mengalirkan arus listrik AC pada kumparan
Gaya gerak listrik induksi (ggl induksi) adalah
primer yang di dekatnya terdapat kumparan
tegangan yang dihasilkan oleh arus induksi.
sekunder.
Hukum Lenz menjelaskan arus induksi.
Ggl induksi dipengaruhi oleh perubahan laju
Arus induksi yang timbul dalam kumparan fluks magnet, oleh karena itu, ggl induksi juga
menghasilkan medan magnet yang dipengaruhi:
berlawanan arah dengan medan magnet
1) Perubahan luas bidang kumparan.
yang menghasilkan arus induksi tersebut.
∆A
Percobaan Faraday menjelaskan bahwa meng- ε = –N.B.cosθ
∆t
gerakkan magnet keluar-masuk kumparan
menyebabkan penyimpangan pada jarum 2) Perubahan induksi magnet (medan magnet).
galvanometer.
Masuk kumparan ∆B
ε = –N.A.cosθ
∆t
v Bind
3) Perubahan orientasi sudut kumparan
S N terhadap medan magnet.

Iind (cosθ2 - cosθ1 )


B ε = –N.B.A
∆t

Ggl induksi dipengaruhi oleh kawat yang


Keluar kumparan bergerak dalam medan magnet (mengakibatkan
Bind perubahan luas bidang kumparan).
v
Iind 1) Pada kawat bergerak lurus
S N B B
I
R v
B F L

Hukum Faraday menjelaskan ggl induksi ber-


Ggl induksi
hubungan dengan laju perubahan fluks magnet.

Besar ggl induksi yang timbul dalam suatu


ε = B.L.v.sinθ
rangkaian sama dengan laju perubahan fluks B = medan magnet (T)
magnet yang terjadi pada rangkaian tersebut. L = panjang penghantar (m)
v = kecepatan gerak penghantar (m/s)
Hukum Faraday dapat dirumuskan: θ = sudut antara medan magnet dengan arah
kecepatan (m/s)
∆Φ dΦ Arus induksi
ε = –N. ε = –N.
∆t dt
B.L.v.sinθ
ε = ggl induksi (V) Iind =
N = jumlah lilitan R
ΔΦ = Φ2 – Φ1 = perubahan fluks magnet (Wb)
Δt = t2 – t1 = perubahan waktu (s)
Arah arus induksi ditentukan dengan kaidah
tangan kanan, dimana:

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 1
materi78.co.nr FIS 3
a. Gaya Lorentz berlawanan arah dengan Pada solenoida dan toroida
arah kecepatan, Berisi udara/vakum Berisi bahan
b. Arus induksi tegak lurus dengan arah
medan magnet. μo .N2 .A μr .μo .N2 .A
L= L=
l l
Iind
B (masuk) L = induktansi diri (Henry atau H)
μo = permeabilitas ruang hampa (4π.10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
A = luas penampang (m2)
F l = panjang solenoida (m)
= keliling toroida = 2πr (m)
2) Pada kawat berputar
Energi induktor yang tersimpan di dalamnya
Ggl induksi yang berupa medan magnet dapat dihitung:
1
ε = .B.ω.L2 1
2 E= L.I2
2
B = medan magnet (T)
ω = kecepatan sudut penghantar (rad/s) D. APLIKASI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
L = panjang penghantar (m) Aplikasi induksi elektromagnetik yang utama
Arus induksi adalah transformator dan generator.
Transformator (trafo) adalah alat yang
1 B.ω.L2 digunakan utnuk menaikkan dan menurunkan
Iind = .
2 R tegangan listrik arus AC.
C. INDUKTOR Komponen trafo terdiri atas kumparan primer,
kumparan sekunder, dan inti besi.
Induktor adalah alat penghasil medan magnet
yang dapat digunakan untuk menghasilkan ggl
induksi.
Induktor biasanya merupakan kawat
inti besi
kumparan kumparan
penghantar, kawat melingkar, solenoida, atau
primer sekunder
toroida.
Hukum Henry menjelaskan tentang ggl induksi
terhadap arus listrik.

Besar ggl induksi yang timbul sebanding


dengan laju perubahan arus terhadap waktu.

Ggl induksi induktor (ggl induktansi diri) ~ 1.


menurut hukum Henry dapat dirumuskan:

∆I dI
ε = –L. ε = –L. Cara kerja trafo:
∆t dt
1) Pada kumparan primer mengalir arus listrik
εi = ggl induksi induktor (V) AC yang berubah-ubah besar dan arahnya.
L = induktansi diri (Henry atau V.s/A atau T.m2/A)
ΔI = I2 – I1 = perubahan kuat arus listrik (A) 2) Karena perubahan arus listrik pada kumparan
Δt = t2 – t1 = perubahan waktu (s) primer, maka fluks magnet pada kumparan
Induktansi diri (L) adalah kemampuan suatu sekunder juga berubah-ubah.
induktor dalam menghasilkan ggl induktansi diri 3) Perubahan fluks magnet pada kumparan
dari laju perubahan arus listrik yang terjadi. sekunder menghasilkan ggl induksi dan arus
Induktansi diri pada berbagai keadaan: induksi.
Pada kumparan 4) Terjadi perpindahan daya dari kumparan
primer ke kumparan sekunder.
L = induktansi diri (Henry atau H)
NΦ N = jumlah lilitan
L= Φ = fluks magnet (Wb)
I
I = kuat arus listrik (A)

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 2
materi78.co.nr FIS 3
Persamaan trafo dapat dirumuskan: Berdasarkan jenis arus listrik yang dihasilkan,
generator terdiri dari:
VP NP IS
= = 1) Generator DC, menghasilkan arus listrik DC,
VS NS IP
dan dilengkapi satu buah cincin belah
(komutator).
Vp dan Vs = tegangan primer dan sekunder (V)
Np dan Ns = jumlah lilitan primer dan sekunder 2) Generator AC, menghasilkan arus listrik AC,
Ip dan Is = arus listrik primer dan sekunder (A) dan dilengkapi dua buah cincin luncur.
Efisiensi trafo adalah presentase keidealan Cara kerja generator:
suatu trafo dalam menaik-turunkan tegangan, 1) Usaha luar berupa energi gerak (misalnya
yaitu berdasarkan jumlah daya yang tidak hilang. gerakan air, udara, atau panas) memutar
Efisiensi trafo dapat dirumuskan: kumparan.
2) Berputarnya kumparan menyebabkan
PS VS .IS
η= x 100% η= x 100% perubahan fluks magnet, dan menghasilkan
PP VP .IP ggl induksi serta arus induksi.
η = efisiensi trafo (%) 3) Komutator berfungsi mengubah arus listrik
Pp dan Ps = daya primer dan sekunder (W) AC menjadi DC pada generator DC, sedang-
Jenis-jenis trafo: kan cincin luncur berfungsi menghasilkan
arus listrik AC pada generator AC.
Trafo step-up Trafo step-down
Ggl induksi yang dihasilkan generator:
penaik tegangan penurun tegangan
Vs > Vp Vs < Vp ε = N.B.A.ω. sinωt
Ns > Np Ns < Np
ε = ggl induksi generator (V)
Is < Ip Is > Ip N = jumlah lilitan
B = medan magnet (T)
Generator (dinamo) adalah alat yang A = luas bidang kumparan (m2)
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. ω = kecepatan sudut kumparan (rad/s)
t = waktu lama perputaran (s)
Komponen generator terdiri atas kumparan
berarus (rotor/berputar), magnet (stator/diam) Ggl induksi maksimum yang dihasilkan
dan cincin. generator terjadi ketika sin ωt = 1.

εmaks = N.B.A.ω

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 3
materi78.co.nr FIS 3

Listrik Bolak-Balik
A. PENDAHULUAN Persamaan arus dan tegangan AC secara umum:
Listrik bolak-balik (AC) dihasilkan dari induksi
V = Vm.sin(ωt) I = Im.sin(ωt)
elektromagnetik.
Arus AC dan tegangan AC adalah arus dan V = tegangan AC (V) I = kuat arus AC (A)
tegangan yang nilainya berubah terhadap waktu Vm = tegangan maks (V) Im = kuat arus maks (A)
ω = frekuensi sudut (rad/s) T = waktu (/s)
secara sinusoidal.
Rangkaian kapasitif murni adalah rangkaian AC
yang hanya mengandung kapasitor saja.
I
Rangkaian Diagram fasor
t
VR
-I
R
VR IR
Grafik arus dan tegangan AC dapat dilihat
menggunakan osiloskop, dan besarnya dapat ~
diukur menggunakan amperemeter, voltmeter Grafik sinusoidal
dan avometer.
B. ARUS AC DAN TEGANGAN AC IR Arus dan
VR tegangan pada
Arus AC dan tegangan AC terdiri dari tiga istilah,
rangkaian
yaitu nilai sesaat, nilai maksimum, nilai efektif, t
resistor adalah
dan nilai rata-rata.
sefase.
Nilai sesaat adalah besar AC pada suatu waktu
tertentu.
Persamaan arus dan tegangan pada rangkaian
Nilai maks adalah besar AC maksimum yang resistif murni:
dapat terjadi. Nilai maks terbaca pada osiloskop.
Nilai efektif adalah besar AC yang setara VR = Vm.sin(ωt) IR = Im.sin(ωt)
dengan besar DC yang menghasilkan jumlah
kalor yang sama pada waktu yang sama. Nilai Hukum Ohm pada rangkaian resistif:
efektif terbaca pada alat ukur listrik. R = hambatan
Vm = Im.R Veff = Ieff.R
resistor (Ω)
Hubungan nilai maks dan nilai efektif:
m = maks Rangkaian induktif murni adalah rangkaian AC
Vm = Veff.√2 Im = Ieff.√2 eff = efektif yang hanya mengandung induktor saja.
Nilai rata-rata adalah besar AC yang setara Rangkaian Diagram fasor
dengan besar DC yang memindahkan muatan VL VR
yang sama pada waktu yang sama.
φ
Nilai rata-rata dapat dihitung: XL IR
2.Vm 2.Im ~
Vrata = Irata =
π π
Grafik sinusoidal
Grafik arus dan tegangan AC berbentuk grafik
sinus, dan digambarkan dalam diagram fasor. Sudut fase arus
Diagram fasor menggambarkan vektor fase arus VR terlambat 90o
dan tegangan AC dengan sudut putar berupa t dari sudut fase
sudut fase gelombang sinus. IR
tegangan.
C. RANGKAIAN LISTRIK BOLAK-BALIK
Rangkaian listrik bolak-balik (AC) dapat Persamaan arus dan tegangan pada rangkaian
dibuat menjadi rangkaian resistif murni, induktif induktif murni:
murni, kapasitif murni dan rangkaian RLC.
VL = Vm.sin(ωt) IL = Im.sin(ωt – 90o)

LISTRIK BOLAK-BALIK 1
materi78.co.nr FIS 3
Reaktansi induktif adalah nilai hambatan yang Tegangan total (V) adalah tegangan gabung
terdapat pada induktor, dapat dirumuskan: total rangkain RLC.

XL = ω.L = 2πf.L V = √VR 2 +(VL -VC )2

XL = reaktansi induktif (Ω) Impedansi total (Z) adalah hambatan gabungan


ω = frekuensi sudut (rad/s) total rangkaian RLC.
f = frekuensi (Hz)
L = induktansi diri (H)
Z = √R2 +(XL -XC )2
Hukum Ohm pada rangkaian induktif:
XL = reaktansi
Kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian
Vm = Im.XL Veff = Ieff.XL dapat dirumuskan:
induktif (Ω)

Rangkaian kapasitif murni adalah rangkaian AC V VR VL VC


yang hanya mengandung kapasitor saja. I= = = =
Z R XL XC
Rangkaian Diagram fasor
Beda sudut fase yang terjadi antara kuat arus
VC
listrik (I) dengan tegangan total (V) dapat
IR
φ dihitung:
XC
VR VL -VC XL -XC
~ tanφ = =
VR R
Grafik sinusoidal
Sifat-sifat rangkaian RLC:
Sudut fase arus 1) Induktif
VR mendahului 90o  Fase arus terlambat dari fase tegangan
t dari sudut fase sebesar 0o ≤ φ ≤ 90o.
IR
tegangan.  Nilai XL > XC.

2) Kapasitif
Persamaan arus dan tegangan pada rangkaian
kapasitif murni:  Fase arus medahului fase tegangan
sebesar 0o ≤ φ ≤ 90o.
VC = Vm.sin(ωt) IC = Im.sin(ωt + 90o)
 Nilai XC > XL.
Reaktansi kapasitif adalah nilai hambatan yang
3) Resistif (resonansi)
terdapat pada kapasitor, dapat dirumuskan:
 Arus dan tegangan adalah sefase.
1 1  Nilai XL = XC.
XC = =
ω.C 2πf.C
Impedansi total rangkaian bernilai minimum
XC = reaktansi kapasitif (Ω) (Z = R), sedangkan kuat arus listrik bernilai
ω = frekuensi sudut (rad/s) V
f = frekuensi (Hz) maksimum (I = ).
R
C = kapasitansi (F)
Frekuensi sudut yang dihasilkan rangkaian
Hukum Ohm pada rangkaian kapasitif. RLC yang bersifat resistif:
XC = reaktansi
Vm = Im.XC Veff = Ieff.XC 1
kapasitif (Ω)
ω=
√LC
Rangkaian RLC adalah rangkaian AC yang
mengandung resistor, induktor dan kapasitor seri. Frekuensi resonansi yang dihasilkan
Rangkaian Diagram fasor rangkaian RLC yang bersifat resistif:

VC 1
VL VR f=
VL 2π√LC
φ
XL R
XC VR I
~ VC

LISTRIK BOLAK-BALIK 2
materi78.co.nr FIS 3
D. DAYA RANGKAIAN LISTRIK BOLAK -BALIK
Daya pada rangkaian AC terjadi pada rangkaian
resistif. Pada rangkaian induktif dan kapasitif,
daya rata-rata adalah nol.
Daya rangkaian AC dapat dihitung:
Hubungan dengan tegangan

P = Veff.Ieff.cosφ

Hubungan dengan impedansi

P = Ieff2.Z.cosφ P = Ieff2.R

dengan nilai cosφ,

R VR
cosφ = =
Z V

LISTRIK BOLAK-BALIK 3
materi78.co.nr FIS 3

Induksi Magnet
A. PENDAHULUAN C. MEDAN MAGNET DAN INDUKSI MAGNET
Magnet adalah benda yang menghasilkan Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet
medan magnet berupa muatan yang bergerak. yang masih dipengaruhi gaya tarik magnet.
Sifat-sifat magnet: Induksi magnet adalah besar medan magnet
1) Memiliki kutub utara dan selatan yang yang ditimbulkan oleh arus listrik.
menghasilkan medan magnet. Medan magnet menurut percobaan Oersted:
2) Tetap memiliki dua buah kutub meski Di sekitar penghantar berarus listrik, terdapat
magnet dipotong-potong. medan magnet.
3) Dapat menarik benda ferromagnetik (mudah
ditarik dan dijadikan magnet). Induksi magnet menurut hukum Biot-Savart:

B. PEMBUATAN MAGNET Induksi magnet pada suatu titik pada


Hipotesis Weber menjelaskan teori-teori penghantar adalah resultan medan magnet
mengenai kemagnetan. yang ditimbulkan oleh muatan yang bergerak.
1) Magnet terdiri atas atom-atom magnetik Induksi magnet menurut Laplace:
yang disebut magnet elementer.
1) Berbanding lurus dengan arus listrik dan
2) Magnet memiliki magnet elementer teratur panjang kawat penghantar.
dengan pola lurus, sehingga membentuk dua
2) Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
kutub.
suatu titik dari kawat penghantar itu.
Cara pembuatan magnet dilakukan dengan
3) Arah induksi magnet tegak lurus dengan
membuat magnet elementer benda
bidang yang dilalui arus listrik.
ferromagnetik menjadi teratur, antara lain:
Medan magnet adalah besaran vektor, dan
1) Digosok magnet secara searah.
arahnya ditentukan oleh kaidah tangan kanan.
I

N S B
Kutub utara ada pada sisi kiri benda karena
penggosokan dimulai dari kiri dan dengan
sisi kutub utara. Induksi magnet pada berbagai keadaan:
2) Ditempelkan dengan magnet lain. 1) Pada penghantar lurus tak berhingga

N S N S μo .I
I B=
2π.a
Kutub utara ada pada sisi kiri benda karena
sisi kiri adalah tempat kutub selatan a B = induksi magnet di titik X
X (Wb/m2 atau Tesla)
menempel.
μo = permeabilitas ruang
3) Dililit kawat dan dialiri arus listrik DC. B hampa (4π.10-7 Wb/Am)
I = kuat arus listrik (A)
N S a = jarak titik X ke penghantar
(m)
2) Pada penghantar lurus berhingga

μo .I
I θ2 B= (cosθ1+cosθ2)
Kutub ditentukan dengan kaidah tangan 4π.a
kanan.
a μo .I 2L
I X
B B= .
4π.a a√a2 +L2
N S θ1
L B = induksi magnet di titik X
(Wb/m2 atau Tesla)
L = panjang penghantar (m)

INDUKSI MAGNET 1
materi78.co.nr FIS 3
3) Pada penghantar melingkar 5) Pada toroida
Toroida adalah solenoida yang dibentuk
melingkar.
B
a
I BX
O R
Bo θ X
B
R
S

Di pusat lingkaran (titik O) I


Bo = induksi magnet di O (Tesla) Pada sumbu pusat toroida
μo .I N = jumlah lilitan
Bo = N. μo = permeabilitas ruang μo .I.N
2.R hampa (4π.10-7 Wb/Am) B= R = jari-jari toroida (m)
R = jari-jari penghantar (m) 2π.R

Jumlah lilitan penghantar melingkar yang D. FLUKS MAGNET


<360o (bukan lingkaran penuh): Garis-garis gaya magnet adalah visualisasi
vektor medan magnet yang tidak pernah
θ
N= berpotongan dan kerapatannya menyatakan
360o
kekuatan medan.
Di sumbu pusat lingkaran (titik X) Sifat-sifat garis gaya magnet:
R
BX = Bo. sin θ 3 sinθ =
S

BX = induksi magnet di X (Tesla) N S


Bo = induksi magnet di O (Tesla)
R = jari-jari penghantar (m)
S = jarak titik X ke keliling penghantar (m)

4) Pada solenoida
1) Gaya tarik magnet paling kuat terdapat pada
Solenoida adalah penghantar lingkaran kutub-kutubnya.
dengan jumlah lilitan yang sangat banyak.
2) Arah medan magnet menjauhi kutub utara
B dan mendekati kutub selatan.
3) Kutub sejenis akan saling tolak-menolak, dan
L kutub berlawanan akan saling tarik-menarik.
Visualisasi tiga dimensi vektor medan magnet:
N S
I
B B

B
I

1) Tanda (●) menunjukkan bahwa medan


Pada pusat solenoida
magnet keluar dari bidang gambar atau
μo .I.N N = jumlah lilitan mendekati pengamat.
B= L = panjang lilitan (m)
L 2) Tanda (×) menunjukkan bahwa medan
magnet masuk ke bidang gambar atau
Pada ujung-ujung solenoida
menjauhi pengamat.
μo .I.N Percobaan Faraday menjelaskan jumlah garis-
B= garis gaya magnet (fluks magnet) yang
2L
menembus suatu permukaan tertutup.

INDUKSI MAGNET 2
materi78.co.nr FIS 3
garis normal Gaya Lorentz menyebabkan penghantar
B
Φ = B.A.cosθ saling menarik/menolak.
θ Dua penghantar dapat saling menarik jika
arus yang dihasilkan searah, dan saling
Φ = fluks magnet (Wb) menolak jika arus yang dihasilkan
A = luas permukaan berlawanan.
yang ditembus (m2)
Momen kopel (τ) adalah momen gaya yang
timbul akibat gaya Lorentz sejajar yang
E. GAYA LORENTZ
berlawanan arah pada dua simpul kumparan.
Gaya Lorentz (F) adalah gaya yang timbul pada
Fcd
muatan yang bergerak dalam medan magnet.
b c
Gaya Lorentz adalah besaran vektor, dan arahnya
ditentukan oleh kaidah tangan kiri Flemming I B
(tegak lurus arus listrik dan medan magnet). a d
F Fab
Momen kopel dapat dihitung:
τ = momen kopel (Nm)
B A = luas penampang
τ = N.B.I.A.sinθ kumparan (m2)
I θ = sudut antara b dan a

Gaya Lorentz pada berbagai keadaan: F. APLIKASI GAYA LORENTZ


1) Pada penghantar berarus di medan magnet Aplikasi gaya Lorentz antara lain adalah motor
listrik, galvanometer, relai, speaker, dan kereta
F = B.I.L.sinθ Maglev.
Motor listrik adalah alat yang mengubah energi
F = gaya Lorentz (N)
B = induksi magnet (T) listrik menjadi energi gerak.
I = kuat arus listrik (A) Komponen motor listrik terdiri atas kumparan
L = panjang penghantar (m)
berarus (rotor/berputar), magnet (stator/diam),
θ = sudut antara arus listrik dan medan magnet
dan komutator (cincin belah).
2) Pada muatan yang bergerak dalam medan
Cara kerja motor listrik:
magnet
1) Arus listrik yang melewati medan magnet
F = B.q.v.sinθ menimbulkan momen kopel.
2) Momen kopel menyebabkan kumparan
q = besar muatan benda (C) berputar dan menggerakkan motor.
v = kecepatan benda (m/s)
3) Komutator berfungsi untuk menjaga agar
θ = sudut antara arus listrik dan lintasan muatan
arus listrik tetap DC.
Jika gerakan membentuk lintasan melingkar,
Galvanometer adalah komponen yang dapat
maka jari-jari lintasan dapat dihitung:
mendeteksi arus listrik lemah, yang prinsip
mv kerjanya sama dengan motor listrik.
1 2mV
R= R= √ Galvanometer terdapat pada amperemeter dan
qB B q
voltmeter.
R = jari-jari lintasan (m) Relai adalah komponen yang terdiri atas
m = massa benda (kg) kumparan yang dililit pada besi.
V = potensial listrik (V)
Cara kerja relai:
3) Pada dua penghantar berarus sejajar
1) Kumparan yang diberi energi akan
μo .I1 .I2 .L menimbulkan medan magnet.
F=
2π.d 2) Medan magnet akan menarik armatur
berporos yang digunakan sebagai
μo = permeabilitas ruang hampa (4π.10-7 Wb/Am)
I1 dan I2 = kuat arus penghantar 1 dan 2 (A)
pengungkit mekanisme saklar.
L = panjang penghantar (m) Speaker adalah alat yang digunakan sebagai
d = jarak penghantar (m) pengeras suara.

INDUKSI MAGNET 3
materi78.co.nr FIS 3
Komponen speaker terdiri atas kerucut,
kumparan solenoida dan magnet.
Cara kerja speaker:
1) Kumparan solenoida dipasang pada salah
satu kutub magnet sehingga menghasilkan
gaya Lorentz dari arus listrik AC.
2) Gaya Lorentz berperan mengubah
gelombang arus listrik AC tertentu dari
receiver menjadi gelombang bunyi dengan
frekuensi tertentu.
3) Kerucut dipasang di depan kumparan untuk
menerima dan menyebarkan gelombang
bunyi yang dihasilkan.
Kereta Maglev adalah kereta yang mengubah
energi listrik menjadi energi gerak menggunakan
induksi magnet.
Di bagian bawah kereta terdapat magnet listrik,
yang melayang di atas rel bermagnet listrik.
Kereta dapat bergerak lebih cepat karena gaya
gesekan berkurang.

INDUKSI MAGNET 4
materi78.co.nr FIS 3

Listrik Statis
A. PENDAHULUAN Resultan gaya Coulumb jika terdapat lebih dari
dua benda bermuatan:
Listrik statis adalah listrik yang tidak mengalir
dan berupa muatan listrik pada suatu benda. 1) Muatan segaris
Struktur atom terdiri atas: Ftot = F1 + F2 + F3 + … Fn
1) Neutron, bermuatan netral dan terletak pada
inti atom, tidak berpindah. 2) Muatan membentuk sudut siku-siku pada
2) Proton, bermuatan positif dan terletak pada benda 1
inti atom, tidak berpindah.
Ftot = √F12 2 +F13 2
3) Elektron, bermuatan negatif dan terletak
pada kulit atom, dapat berpindah dengan
3) Muatan tidak membentuk sudut siku-siku
menerima atau melepas energi.
pada benda 1
Muatan listrik muncul akibat adanya perbedaan
jumlah elektron dan proton pada atom benda. Ftot = √F12 2 +F13 2 +2F12 .F13 .cos𝛉
1) Jika proton = elektron, benda netral.
2) Jika proton > elektron, benda positif. Contoh:
3) Jika elektron > proton, benda negatif. Tentukan gaya Coulumb yang dialami benda A
Muatan listrik dapat ditentukan menggunakan yang bermuatan -5 μC jika terdapat benda B
elektroskop. pada jarak 5 m dengan muatan +8 μC!
Jawab:
B. HUKUM COULUMB
Interaksi benda bermuatan listrik: 5m
FAB FBA
1) Konduksi, proses perpindahan elektron – +
benda ke benda lain dengan sentuhan.
qA = -5 μC qB = +8 μC
Elektron berpindah ke benda yang
kekurangan elektron. 5 × 10-6 .8 × 10-6
FAB = 9 x 109 x
2) Induksi, proses pemisahan muatan listrik 52
-2
benda dengan benda lain tanpa sentuhan. FAB = 1,44 x 10 N (ke kanan)
Elektron mendekat ke benda yang Contoh:
kekurangan elekton.
3m 3m
Interaksi benda bermuatan listrik di atas – + +
terhadap benda netral akan mengubah muatan.
q1 = -2 mC q2 = +4 mC q3 = +6 mC
Contoh: kaca + sutra = positif, plastik/ebonit +
wol = negatif. Hitunglah gaya yang dialami benda 1 dan 3!
Hukum Coulumb menyatakan bahwa terdapat Benda 1:
gaya listrik/Coulumb pada dua atau lebih benda F12 F13
– + +
bermuatan listrik yang berinteraksi.
Di udara Di selain udara 2 × 10-3 .4 × 10-3
F12 = 9 x 109 x = 8000 N
32
q1 .q2 q1 .q2
F=k F=k 2 × 10-3 .6 × 10-3
r2 εo .r2 F13 = 9 x 109 x = 3000 N
62
k = tetapan Coulumb (9 x 109 Nm2/C2) Ftot = F12 + F13 = 8000 + 3000 = 11000 N
1
k= εo = permitivitas medium (C2/Nm2) Benda 3:
4πεo
= 8,85 x 10-12 C2/Nm2 (vakum/udara) F31 F32
– + +
F = gaya Coulumb (N)
q = besar muatan listrik (C) 6 × 10-3 . 2 × 10-3
r = jarak antar muatan (m) F31 = 9 x 109 x = 3000 N
62
Sifat-sifat muatan listrik: 6 × 10-3 .4 × 10-3
1) Muatan listrik sejenis akan tolak-menolak. F32 = 9 x 109 x = 24000 N
32
2) Muatan listrik berbeda akan tarik-menarik. Ftot = F32 – F31 = 24000 – 3000 = 21000 N

LISTRIK STATIS 1
materi78.co.nr FIS 3
C. MEDAN LISTRIK, ENERGI POTENSIAL Kuat medan listrik dan potensial listrik pada
LISTRIK, DAN POTENSIAL LISTRIK beberapa keadaan:
Medan listrik adalah daerah di sekitar benda 1) Pada bola konduktor berongga
bermuatan yang masih dipengaruhi gaya Coulumb.
Kuat medan listrik (E) menunjukkan tingkat
kekuatan gaya listrik di sekitar benda bermuatan,
dapat dirumuskan: R
r<R
Pada suatu titik Pada muatan uji

Q F
E=k 2 E= Pada bola berongga, muatan tersebar merata
r q di permukaannya saja.

E = kuat medan listrik (N/C) Kuat medan listrik:


Q = besar muatan listrik (C) Dalam bola (r<R) Luar bola (r≥R)
q = besar muatan uji (C)
r = jarak titik terhadap muatan sumber (m) Q
E=0 E=k 2
Resultan kuat medan listrik jika terdapat lebih r
dari satu muatan sumber: Potensial listrik:

Etot = E1 ± E2 ± E3 ± … En Dalam bola (r≤R) Luar bola (r≥R)

Q Q
Energi potensial listrik (Ep) adalah energi yang V=k V=k
R r
dimiliki suatu benda bermuatan bila didekatkan
suatu muatan uji. Q = muatan bola berongga (C)
R = jari-jari bola konduktor (m)
Q = besar muatan listrik (C)
Q.q r = jarak titik terhadap pusat bola (m)
Ep = k q = besar muatan uji (C)
r r = jarak antar muatan (m) 2) Antara dua keping sejajar

Usaha listrik (W) adalah usaha yang digunakan d


untuk memindahkan muatan uji yang berada r>d
dalam suatu medan listrik.
++ ––
1 1 ++ R<d ––
W = ΔEp = k.Q.q. [ - ] = q.(V2 – V1)
r2 r1 ++ ––

r2 = jarak tujuan ke sumber muatan (m)


r1 = jarak asal ke sumber muatan (m)
V2 = potensial tujuan (V) Dua keping sejajar merupakan dua buah
V1 = potensial asal (V)
logam yang memiliki muatan berbeda.
Potensial/beda potensial listrik (V) adalah Pada dua keping sejajar, muatan tersebar
usaha listrik tiap satuan muatan yang terjadi merata di seluruh bagian dalamnya,
ketika muatan uji dipindahkan ke suatu titik. membentuk rapat muatan.
Pada suatu titik Pada muatan uji
q σ = rapat muatan (C/m2)
Q W σ= q = muatan keping (C)
A A = luas permukaan keping (m2)
V=k V=
r q
Selama dalam keping sejajar, gaya Coulumb
Q = besar muatan listrik (C) yang terjadi adalah sama.
q = besar muatan uji (C) Kuat medan listrik:
r = jarak antar muatan (m)
Luar keping (r>d) Dalam keping (r<d)
Resultan potensial listrik jika terdapat lebih
dari satu muatan sumber:
σ
E=0 E=
εo
Vtot = V1 ± V2 ± V3 ± … Vn
σ = rapat muatan (C/m2)
εo = permitivitas medium (C2/Nm2)
= 8,85 x 10-12 C2/Nm2 (vakum/udara)

LISTRIK STATIS 2
materi78.co.nr FIS 3
Potensial listrik: Energi kinetik listrik adalah energi yang dimiliki
Luar keping (r>d) Dalam keping (r<d) suatu benda bermuatan karena ada pergerakan
dan massa.
V = E.d V = E.r
1 m = massa muatan (kg)
E = kuat medan listrik dalam keping (N/C) Ek = m.v2
2 v = kecepatan muatan (m/s)
d = jarak antar keping (m)
r = jarak titik ke keping = 1/2d (m) Kekekalan energi mekanik pada listrik statis:
D. HUKUM GAUSS EM 1 = E M 2
Garis-garis gaya listrik adalah visualisasi vektor Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
medan listrik yang tidak pernah berpotongan dan 1 1
kerapatannya menyatakan kekuatan medan. m.v12 + q.V1 = m.v22 + q.V2
2 2
Garis-garis gaya listrik:
Positif Negatif
F. KAPASITOR
Kapasitor adalah alat penyimpan muatan dan
energi listrik, yang terbuat dari dua keping
+ – konduktor dengan muatan sama besar, namun
berlawanan.
Muatan kapasitor dapat dihitung:
Medan listrik mengarah Medan listrik mengarah
menjauhi benda mendekati benda q = C.V
Interaksi tarik- Interaksi tolak-
Kapasitor biasanya diisi oleh bahan dielektrik
menarik menolak
atau isolator, seperti kertas, kaca, atau plastik,
yang mempengaruhi kapasitansi.

– + Kapasitansi adalah kapasitas muatan yang


didapat disimpan kapasitor, dapat dihitung:
+ Dielektrik vakum/udara
+
q εo .A
C= C=
V d
Hukum Gauss menjelaskan tentang jumlah
garis-garis gaya listrik (fluks listrik) yang C = kapasitansi (C/V atau farad)
menembus suatu permukaan tertutup. εo = permitivitas medium (C2/Nm2)
= 8,85 x 10-12 C2/Nm2 (vakum/udara)
garis normal A = luas permukaan keping (m2)
Φ = E.A.cosθ
E d = jarak antar keping (m)

Σq Dielektrik selain udara


θ Φ=
εo q εr.εo.A εr = permitivitas relatif
C= C= medium (C2/Nm2)
V d
Φ = fluks listrik (Weber)
A = luas permukaan
Pengaruh dielektrik terhadap muatan listrik dan
tertutup (m2)
potensial listrik pada kapasitor:
E. KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA 1) Baterai tidak/pernah dihubungkan
LISTRIK STATIS Muatan Potensial
Energi potensial listrik (Ep) adalah energi yang
Vo
dimiliki suatu benda bermuatan bila didekatkan qD = qO VD =
εr VD < VO
suatu muatan uji.
2) Baterai tetap dihubungkan
Q.q
Ep = k Ep = q.V Muatan Potensial
r

Q = besar muatan listrik (C) qD > qO QD = εr.Qo VD = VO


q = besar muatan uji (C)
r = jarak antar muatan (m)
V = potensial listrik (V)

LISTRIK STATIS 3
materi78.co.nr FIS 3
Energi kapasitor yang tersimpan di dalamnya 2) Muatan listrik total kapasitor adalah
yang berupa energi potensial dapat dihitung: penjumlahan dari muatan listrik yang
mengalir ke masing-masing kapasitor.
1 1 1 Q2
E= q.V E= C.V2 E= . q = q1 + q2 + q3 …
2 2 2 C

Rangkaian kapasitor dapat disusun menjadi dua 3) Kapasitas kapasitor pengganti paralel sama
susunan, yaitu rangkaian seri dan rangkaian dengan penjumlahan dari kapasitas seluruh
paralel. kapasitor.
Rangkaian seri adalah rangkaian kapasitor yang Cp = C1 + C 2 + C3 + …
disusun sejajar.
C1 C2 C3 G. APLIKASI KAPASITOR
Aplikasi kapasitor antara lain:
q1 q2 q3
V1 V2 V3 1) Blitz pada kamera menggunakan kapasitor.
2) Alat untuk memilih frekuensi radio.
q 3) Memisahkan arus bolak-balik (AC) dengan
V
arus searah (DC) dengan menghambat arus
AC dan menahan arus DC.
Pada rangkaian seri berlaku hal berikut: 4) Filter pada rangkaian catu daya.
1) Potensial total rangkaian adalah pen- 5) Menghilangkan loncatan api dalam
jumlahan dari potensial seluruh kapasitor. rangkaian saklar.
6) Menghilangkan bunga api pada sistem
V = V1 + V2 + V3 + … pangapian mobil.
7) Menghemat daya listrik dalam rangkaian
2) Muatan listrik yang mengalir melalui tiap
tube lamp.
kapasitor adalah sama.
8) Catu daya cadangan ketika sumber energi
q = q1 = q2 = q3 = … yang menyuplai alat listirk terputus.

3) Kebalikan kapasitas kapasitor pengganti seri


sama dengan jumlah kebalikan nilai kapasitas
seluruh kapasitor.

1 1 1 1
= + + +…
Cs C1 C2 C3

Rangkaian paralel adalah rangkaian kapasitor


yang disusun bertingkat.
C1
q1

V1
C2
q2

V2
C3
q3

V3
q
V

Pada rangkaian paralel berlaku hal berikut:


1) Potensial di seluruh kapasitor adalah sama.

V = V1 = V2 = V3 = …

LISTRIK STATIS 4
materi78.co.nr FIS 3

Optika (II)
A. PENDAHULUAN Sudut pembias < 15o
Optika fisis adalah ilmu yang membahas np
kuantitasi cahaya, yaitu difraksi, interferensi dan δm = β ( – 1)
nm
polarisasi cahaya.
Sifat-sifat cahaya: nm = indeks bias medium
np = indeks bias prisma
1) Memiliki cepat rambat 3,0 x 108 m/s.
2) Merupakan gelombang transversal dan C. DISPERSI CAHAYA
elektromagnetik. Dispersi cahaya adalah proses penguraian
3) Merambat dalam arah lurus. cahaya polikromatik menjadi cahaya
4) Arah rambat tidak dapat dipengaruhi medan monokromatik.
magnet atau listrik (tidak bermuatan). Dispersi cahaya pada prisma akan menghasilkan
5) Bagian dari spektrum matahari. spektrum warna pelangi.

Satuan panjang gelombang yang sering


β
digunakan:
φ
1 Å = 10-10 m
1 nm = 10-9 m
B. PEMBIASAN CAHAYA
Pembiasan cahaya adalah proses pembelokan
cahaya karena melewati medium yang berbeda Sudut Indeks Panjang
Frekuensi
kerapatannya. deviasi bias gelombang
Pembiasan cahaya pada prisma akan kecil kecil kecil besar
membentuk sudut deviasi yang merupakan
besar besar besar kecil
perpanjangan sinar datang dengan yang
meninggalkan prisma. Sudut deviasi (δ) spektrum merah dan ungu
dapat dihitung:
β
δm = (nm – 1)β δu = (nu – 1)β
δ
δ = sudut deviasi
i1 r2 nm = indeks bias merah
r1 i2 nu = indeks bias ungu
β = sudut pembias prisma

Sudut dispersi (φ) adalah lebar spektrum yang


dapat dihitung:
Sudut deviasi dapat dihitung:
φ = (nu – nm)β φ = sudut dispersi
δ = (i1 + r2) – β
D. WARNA
δ = sudut deviasi Cahaya terbagi menjadi cahaya polikromatik dan
i1 = sudut sinar datang
r2 = sudut sinar keluar cahaya monokromatik.
β = sudut pembias prisma Cahaya polikromatik adalah cahaya putih yang
Sudut deviasi minimum prisma dapat dihitung: terdiri atas banyak frekuensi, sedangkan cahaya
monokromatik adalah cahaya yang terdiri atas
δm = 2.i1 – β satu frekuensi.
Warna benda muncul akibat benda tersebut
Persamaan indeks bias pada prisma:
memantulkan dan menyerap spektrum warna
Sudut pembias >15o dari sinar putih.
1 1 1) Benda berwarna putih jika semua spektrum
nm. sin (δm + β) = np. sin (β)
2 2 warna yang diterimanya dipantulkan.

OPTIKA (II) 1
materi78.co.nr FIS 3
2) Benda berwarna hitam jika semua spektrum Difraksi pada celah banyak (kisi):
warna yang diterimanya diserap.
3) Benda berwarna x jika spektrum warna x
dipantulkan, dan spektrum warna lain
diserap.
d
Pada sistem yang molekulnya bergerak secara
bebas (langit dan air), warna muncul diakibatkan
oleh penghamburan spektrum warna. d
Warna terdiri dari:

C B M B C G
K W Persamaan difraksi celah banyak
G R M Y
y
R Δs = d.sinθ = d
Y L

Pola terang pada difraksi celah banyak teratur,


1) Warna primer, jika dicampur dapat
sedangkan pola gelap tidak.
menghasilkan warna putih, terdiri dari merah,
hijau, biru (RGB). Rumus pola terang Rumus pola gelap
2) Warna sekunder, dihasilkan dari 1
Δs = n. λ Δs = (n – )λ
percampuran antar warna primer, terdiri dari 2

cyan, magenta, kuning (CMY), dan lain-lain. d = tetapan kisi/jarak antar celah (m)
k = banyak celah
E. DIFRAKSI CAHAYA
Difraksi cahaya membatasi daya urai atau batas
Difraksi cahaya adalah pelenturan atau
resolusi dan pembesaran alat optik.
penyebaran gelombang cahaya ketika melintasi
Daya urai atau batas resolusi adalah jarak pisah
celah sempit atau ujung penghalang.
terpendek dari dua titik dimana bayangan yang
Difraksi cahaya akan mengakibatkan
dihasilkan masih dapat terlihat sebagai dua titik
interferensi cahaya yang menghasilkan pola
terpisah.
terang-gelap.
Sudut resolusi minimum (Rayleigh) untuk men-
Difraksi pada celah tunggal:
dapatkan daya urai minimum dapat dirumuskan:

λ θm = sudut resolusi minimum/


y θm = 1,22 Rayleigh
D D = diameter alat optik (m)
θ
d
Daya urai alat optik dapat dirumuskan:
Δs
λ.L
dm = 1,22
L D
Persamaan difraksi celah tunggal dm = daya urai alat optik
L = jarak sumber ke pengamat (m)
y D = diameter alat optik (m)
Δs = d.sinθ = d
L
F. INTERFERENSI CAHAYA
Rumus pola gelap Interferensi cahaya adalah perpaduan
Δs = n. λ gelombang cahaya koheren yang menghasilkan
pola terang-gelap yang merupakan pola
Semakin jauh dari pusat terang, pita terang makin interferensi konstruktif-destruktif.
sempit, sehingga diabaikan. Interferensi konstruktif terjadi pada pola pita
Δs = selisih lintasan (m) terang dan interferensi gelombang sefase.
θ = sudut deviasi/simpangan Interferensi destruktif terjadi pada pola pita
d = lebar celah difraksi (m)
y = jarak dari terang pusat ke pita gelap ke-n (m) gelap dan interferensi gelombang berlawanan fase.
L = jarak celah ke layar (m)
n = pola ke-n (bilangan bulat)

OPTIKA (II) 2
materi78.co.nr FIS 3
Interferensi pada celah ganda (Thomas Young): Gelombang cahaya dapat terpolarisasi dengan
cara penyerapan, pemantulan, pembiasan ganda,
dan hamburan.
Polarisasi dengan cara penyerapan dilakukan
y menggunakan sebuah celah (polaroid).
θ
d Polaroid terdiri dari:
1) Polarisator, mengubah cahaya tak ter-
Δs polarisasi menjadi terpolarisasi.
2) Analisator, mengurangi intensitas cahaya
terpolarisasi.
L
Suatu arah gelombang akan terserap oleh celah
Persamaan interferensi celah ganda
apabila celah tidak sejajar dengan arah polarisasi,
y dan tidak akan terserap apabila celah sejajar
Δs = d.sinθ = d
L dengan arah polarisasi.
Hukum Malus pada polarisasi cara penyerapan:
Rumus pola terang Rumus pola gelap
polarisator
1
Δs = n. λ Δs = (n – )λ
2 I1

Io θ 2 I2
Δs = selisih lintasan (m)
θ = sudut deviasi/simpangan θ3
d = jarak antar celah (m)
y = jarak dari terang pusat ke pita gelap ke-n (m) analisator
L = jarak celah ke layar (m) I3
n = pola ke-n (bilangan bulat)
Intensitas cahaya pada polarisator
Jarak antar pola
1
1) Jarak antara terang-gelap yang ber- I1 = Io
sebelahan adalah 1/2. 2
2) Jarak antara terang-terang atau gelap-gelap Intensitas cahaya pada analisator
yang bersebelahan adalah 1.
I2 = I1 cos2θ2 I3 = I2 cos2θ3
Interferensi pada lapisan tipis:
Polarisasi akibat pemantulan dan pembiasan
terjadi jika sinar pantul dan sinar bias membentuk
sudut 90o.
i
udara Pada kejadian tersebut, sinar datang disebut
r minyak sinar polarisasi, dan sudut datang disebut sudut
polarisasi (sudut Brewster).
renggang
Persamaan interferensi lapisan tipis

Δs = 2.n.d.cosr
θB
n1
Rumus pola terang Rumus pola gelap
1
n2
Δs = (m – )λ Δs = m. λ r
2

n = indeks bias lapisan tipis rapat


d = ketebalan lapisan tipis
r = sudut Persamaan sudut Brewster:
m = pola ke-m (bilangan bulat)
λ = panjang gelombang di luar lapisan tipis n2
tanθB =
n1
G. POLARISASI CAHAYA
Polarisasi cahaya adalah pengkutuban θB = sudut polarisasi/sudut Brewster
n2 = indeks bias medium tujuan (rapat)
gelombang cahaya, yaitu penyerapan sebagian
n1 = indeks bias medium asal (renggang)
arah getar gelombang cahaya.

OPTIKA (II) 3
materi78.co.nr FIS 3
Sudut kritis adalah sudut datang yang membuat
sudut bias membentuk 90o.
renggang

n1
sinar bias n2
ik

rapat
Persamaan sudut kritis

n1
sin ik =
n2

ik = sudut kritis
n1 = indeks bias medium tujuan (renggang)
n2 = indeks bias medium asal (rapat)

Hubungan sudut polarisasi dengan sudut kritis:

1
tanθB =
sin ik

Polarisasi dengan cara hamburan terjadi pada


sistem partikel seperti gas.
Cahaya diserap dan dihamburkan oleh
elektron-elektron sistem partikel sehingga
menghasilkan cahaya terpolarisasi.

OPTIKA (II) 4
materi78.co.nr FIS 3

Gelombang Elektromagnetik
A. PENDAHULUAN 5) Cepat rambat dipengaruhi oleh perme-
abilitas dan permitivitas ruang hampa.
Gelombang adalah getaran yang merambat.
6) Arah rambat tidak dipengaruhi medan listrik
Gelombang elektromagnetik adalah
dan magnet karena gelombang tidak
gelombang yang tidak membutuhkan medium
bermuatan.
untuk merambat.
Teori mengenai gelombang elektromagnetik C. PERCOBAAN HERTZ
dikemukakan melalui hipotesis Maxwell dan Heinrich Hertz adalah ilmuwan yang menguji
percobaan Hertz. dan membuktikan hipotesis Maxwell melalui
percobaan Hertz.
B. HIPOTESIS MAXWELL
Hertz membangkitkan gelombang elektro-
Hipotesis Maxwell berbunyi:
magnetik melalui dua elektroda bola yang
Apabila perubahan medan magnetik dapat diinduksikan tegangan sehingga meng-hasilkan
menimbulkan medan listrik, maka perubahan percikan api.
medan listrik dapat menimbulkan medan
magnet. kapasitor

transmitter
Gelombang elektromagnetik adalah
gelombang yang merupakan gabungan dari
osilasi medan magnet dan medan listrik.
Gelombang elektromagnetik termasuk ke receiver
dalam gelombang transversal. Percikan api yang dihasilkan transmitter
Perambatan gelombang elektromagnetik: berpindah ke receiver dalam bentuk gelombang
medan elektromagnetik.
listrik Sifat-sifat gelombang elektromagnetik hasil
arah percobaan Hertz:
medan
magnet rambat 1) Merupakan gelombang transversal.
2) Dapat merambat tanpa medium.
3) Cepat rambat dalam ruang hampa sama
dengan kecepatan di udara (3,0 x 108 m/s).
4) Arah rambat lurus (tidak dipengaruhi medan
Arah medan magnet dan medan listrik keduanya
listrik dan medan magnet).
tegak lurus satu sama lain, dan keduanya tegak
5) Dapat mengalami refleksi (pemantulan).
lurus terhadap arah rambat.
6) Dapat mengalami dispersi atau refraksi
Cepat rambat gelombang elektromagnetik
(pembiasan).
dipengaruhi oleh:
7) Dapat mengalami difraksi (pelenturan).
c = cepat rambat gelombang
elektromagnetik (2,998 x 108 m/s) 8) Dapat mengalami interferensi (perpaduan).
1 μ₀ = permeabilitas ruang hampa
c= 9) Dapat mengalami polarisasi (pengkutuban).
√μo εo (4π x 10-7 Wb/A.m)
ε₀ = permitivitas ruang hampa D. SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
(8,85418 x 10-12 C/N.m2)
Gelombang elektromagnetik terdiri dari
Sifat-sifat gelombang elektromagnetik bermacam-macam gelombang yang berbeda
menurut Maxwell: frekuensi (f) dan panjang gelombang (λ), namun
1) Merupakan gelombang tranversal. cepat rambat sama, yaitu 3 x 108 m/s.
2) Merupakan gabungan dari osilasi medan Hubungan frekuensi, panjang gelombang, dan
magnet dan medan listrik. cepat rambat gelombang dapat dirumuskan:
3) Medan magnet dan medan listrik memiliki c = cepat rambat gelombang (m/s)
harga maksimum dan minimum pada waktu c = f.λ f = frekueunsi (1/s atau Hz)
dan tempat yang sama. λ = panjang gelombang (m)

4) Cepat rambat gelombang 3,0 x 108 m/s. Jadi, frekuensi dan panjang gelombang
berbanding terbalik.

GELOMBANG 1
materi78.co.nr FIS 3

10-13 10-12 10-11 10-10 10-9 10-8 10-7 10-6 10-5 10-4 10-3 10-2 10-1 1 10 102 103 104
λ (m)

sinar γ gelombang radio


sinar-X gelombang mikro
ultraviolet inframerah

sinar tampak

f (Hz)
20 19 16 15 8 7
10 22
10 21 10 10 10 18
10 17 10 10 10 14
10 13
10 12
10 11
10 10
10 9 10 10 10 6
10 5

Macam-macam spektrum gelombang Spektrum gelombang radio:


elektromagnetik: f (Hz) λ (m)
Panjang 3 x 10-3 – 3 x 104 104 – 105
Gelombang Frekuensi (f)
gelombang (λ)
Very Low Freq. Very Long Wave
1 mm – 100.000
Radio 3 Hz – 300 GHz 4
3 x 10 – 3 x 10 5
103 – 104
km
Low Frequency Long Wave
300 MHz – 300
Mikro 1 mm – 1 m 3 x 105 – 3 x 106 102 – 103
GHz
Sinar 300 GHz – 430 Medium Frequency Medium Wave
780 nm – 1 mm
inframerah THz 6
3 x 10 – 3 x 10 7
10 – 102
Sinar tampak High Frequency Short Wave
390– 780 nm 430– 790 THz
(cahaya)
3 x 107 – 3 x 108 1 – 10
790 THz – 30
Sinar ultraviolet 10– 390 nm Very High Freq. Very Short Wave
PHz
8 9
3 x 10 – 3 x 10 10-1 – 1
30 PHz – 30
Sinar-X 0.01– 10 nm Ultra High Freq. Ultra Short Wave
EHz
kurang dari lebih dari 30 Contoh penggunaan gelombang radio:
Sinar gamma
0.01 nm EHz a. Pengiriman pesan kapal selam
b. Transmisi navigasi jarak jauh
1) Gelombang radio
c. Siaran radio komersial
Adalah gelombang elektromagnetik yang
d. Siaran radio amatir
terbentuk ketika objek bermuatan listrik
e. Komunikasi pesawat dan kapal
dinaikkan frekuensinya (modulasi).
f. Siaran televisi (Ultra High Frequency atau
Sistem modulasi gelombang radio:
UHF)
a. AM (Amplitudo Modulation)
2) Gelombang mikro
 Jangkauan luas karena dapat
Adalah gelombang elektromagnetik dengan
dipantulkan lapisan ionosfer.
yang berfrekuensi SHF (Super High
 Dapat terpengaruh medan listrik dan
Frequency).
magnet di udara (suara tidak jernih).
Radiasi gelombang mikro akan menimbulkan
b. FM (Frequency Modulation)
panas pada benda yang menerimanya.
 Jangkauan sempit karena tidak dapat
Benda yang menggunakan prinsip
dipantulkan lapisan ionosfer.
gelombang mikro adalah oven microwave
 Tidak terpengaruh medan listrik dan dan radar.
magnet di udara (suara jernih). Oven microwave menggunakan gelom-bang
Gelombang radio dihasilkan oleh osilator mikro untuk memanaskan makanan dengan
dan alat-alat elektronik. cepat dan praktis.

GELOMBANG 2
materi78.co.nr FIS 3
Radar atau radio detection and ranging Warna benda muncul karena benda
menggunakan gelombang mikro untuk menyerap dan memantulkan radiasi
mencari dan menentukan jejak/jarak suatu gelombang cahaya tampak.
benda. a. Benda berwarna hitam terjadi karena
Jarak suatu benda yang dicari oleh radar semua spektrum warna diserap.
dapat dirumuskan: b. Benda berwarna putih terjadi karena
s = jarak benda (m) semua spektrum warna dipantulkan.
c.Δt
s= c = cepat rambat gelombang (m/s) c. Benda berwarna selain hitam dan putih
2 Δt = selang waktu pengiriman pulsa (s)
(monokromatik) terjadi karena semua
3) Sinar inframerah (infrared ray) spektrum warna diserap kecuali warna
Adalah gelombang elektromagnetik yang benda itu sendiri.
memiliki panjang gelombang yang lebih 5) Sinar ultraviolet (ultraviolet ray)
panjang dari cahaya merah, dan dapat Adalah gelombang elektromagnetik yang
menembus benda tidak tembus pandang. memiliki panjang gelombang yang lebih
Gelombang sinar inframerah dihasilkan oleh pendek dari cahaya ungu, dan dihasilkan
molekul atau benda yang menghasilkan atom dan molekul dalam loncatan listrik.
panas. Sinar ultraviolet bersumber utama dari
Macam-macam sinar inframerah: matahari yang merupakan hasil dari loncatan
Inframerah λ (m) listrik di permukaannya.
Jarak dekat 3 x 10-6 - 7,8 x 10-7 Sinar ultraviolet yang sampai ke bumi diserap
oleh lapisan ionosfer yang merupakan ozon.
Jarak menengah 3 x 10-5 - 3 x 10-6
Macam-macam sinar ultraviolet:
Jarak jauh 10-3 - 3 x 10-5
a. Sinar UV A (panjang/cahaya hitam)
Contoh penggunaan sinar inframerah:
 Panjang gelombang 315 – 400 nm
a. Foto satelit dan luar angkasa
 Dapat menembus sampai lapisan
b. Pencitraan awan dan cuaca dermis kulit
c. Pencitraan hiperspektral
 Dapat menembus kaca
d. Kamera pendeteksi panas (termal)
 Meliputi 95% radiasi di bumi
4) Sinar tampak/cahaya (visible light)
b. Sinar UV B (menengah)
Adalah gelombang elektromagnetik yang
 Panjang gelombang 280 – 315 nm
dapat dilihat mata manusia berupa warna.
 Dapat menembus sampai lapisan
Perbedaan warna pada sinar tampak
epidermis kulit saja
diakibatkan oleh perbedaan panjang
gelombang dan frekuensi.  Tidak dapat menembus kaca

Spektum warna cahaya:  Bermanfaat untuk sintesis vitamin D


dalam skala kecil
ultraviolet infrared
sinar tampak  Pemicu kanker dan sintetis radikal
bebas tubuh dalam skala besar
c. Sinar UV C (pendek)
 Panjang gelombang 100 – 280 nm
390 nm 780 nm
 Penyebab kerusakan terbesar di muka
Warna λ (nm) bumi
Ungu 390 – 455 Contoh penggunaan sinar ultraviolet:
Biru 455 – 492 a. Cahaya matahari
Hijau 492 – 577 b. Sterilisasi produk industri
Kuning 577 – 597 c. Pencitraan medis
Jingga 597 – 622 d. Alat pengecek uang palsu
Merah 622 – 780 e. Alat barcode-reader
f. Lampu LED
Spektrum warna cahaya berasal dari satu
warna polikromatik, yaitu warna putih. g. Laser

GELOMBANG 3
materi78.co.nr FIS 3
6) Sinar-X (X-ray/Rontgen)

Adalah gelombang elektromagnetik yang


dihasilkan dari tumbukan elektron
berkecepatan tinggi pada logam.
Sinar-X memiliki daya tembus kuat karena
panjang gelombang yang pendek.
Contoh penggunaan sinar-X:
a. Pencitraan medis tiga dimensi
b. Pencitraan tulang dan rangka manusia
c. Mamografi
d. CT-scan (computed tomography)
e. Terapi radiasi
f. Pengamanan bandar udara
g. Analisis struktur bahan
7) Sinar gamma (γ ray)
Adalah gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang terpendek dan frekuensi
tertinggi, dan memiliki daya tembus terkuat.
Sinar gamma dihasilkan oleh:
a. Inti atom radioaktif yang meluruh
b. Interaksi atmosfer dengan sinar kosmik
c. Petir
Sinar gamma yang terpapar tubuh manusia
dapat menyebabkan kerusakan DNA sel dan
kematian sel.
Contoh penggunaan sinar gamma:
a. Pencitraan medis
b. Sterilisasi makanan dan minuman
kalengan
c. Pembunuh sel kanker

GELOMBANG 4
materi78.co.nr FIS 3

Gelombang Bunyi
A. PENDAHULUAN Cepat rambat bunyi pada gas:
Gelombang bunyi tergolong gelombang Y = tetapan Laplace
γRT R = tetapan gas ideal (8,3 J/mol K)
mekanik karena membutuhkan medium untuk v=√ T = suhu mutlak (K)
merambat. Mr
Mr = massa molekul relatif (kg/mol)
Gelombang bunyi tergolong gelombang
C. FREKUENSI BUNYI
longitudinal karena gelombangnya searah
dengan arah rambat. Resonansi adalah bergetarnya suatu benda
karena adanya benda lain yang bergetar akibat
Klasifikasi gelombang bunyi berdasarkan
kesamaan frekuensi.
frekuensinya terdiri dari:
Frekuensi nada dapat dihasilkan dengan
1) Infrasonik, bunyi dengan frekuensi <20 Hz.
menggunakan dawai atau pipa organa.
Bunyi ini dapat didengar oleh hewan seperti
Frekuensi nada dasar (f1) dawai yang terikat
jangkrik, laba-laba, gajah, anjing dan lumba-
kedua ujungnya, menurut hukum Marsenne:
lumba.
2) Audiosonik, bunyi dengan frekuensi 20 Hz L
S S
sampai 20.000 Hz. fo
Bunyi ini dapat didengar oleh manusia dan
1
/2λ
kebanyakan hewan lainnya.
3) Ultrasonik, bunyi dengan frekuensi >20.000 Hz. fo = frekuensi nada
1 F dasar/harmonik kesatu (Hz)
Bunyi ini dapat didengar oleh hewan seperti fo = √ρA L = panjang dawai (m)
kelelawar dan lumba-lumba. 2L
F = gaya tegangan dawai (N)
Bunyi dapat didengar manusia karena: Frekuensi nada atas pertama (f1), kedua (f2), dst.
1) Adanya sumber bunyi. dapat dihitung:
2) Adanya medium rambat bunyi. L L
3) Bunyi tergolong audiosonik. S S S S
S f2 S
B. CEPAT RAMBAT BUNYI f1
3
λ /2λ dst.
Cepat rambat bunyi secara umum dapat
dihitung: n+1 F fn = (n + 1) fo
v = cepat rambat bunyi (m/s)
fn =
2L
√ρA
s fo : f 1 : f 2 = 1 : 2 : 3
v= s = jarak tempuh (m)
t t = waktu (s) Jumlah simpul tiap frekuensi nada adalah n + 2,
dan jumlah perut tiap frekuensi nada adalah n + 1.
Cepat rambat bunyi pada dawai:
Pipa organa adalah suatu kolom udara yang
F F.L F m memiliki lubang di tepi kolom, dan menimbulkan
v=√ v=√ =√ μ= = ρA gelombang stasioner.
μ m ρ.A L
Pipa organa terbuka memiliki ujung yang
v = cepat rambat m = massa tali (kg) berhubungan dengan udara luar, contohnya flute
gelombang (m/s) L = panjang tali (m) dan rekorder.
F = gaya tegangan tali (N) ρ = massa jenis tali
μ = massa jenis tali tiap (kg/m3) Frekuensi nada dasar (fo) pipa organa terbuka:
satuan panjang (kg/m) A = luas penampang (m2) L
Cepat rambat bunyi pada zat padat:
S
1
/2λ
E E = modulus Young (N/m2 atau Pa)
v=√ ρ = massa jenis benda (kg/m3)
fo
ρ

Cepat rambat bunyi pada zat cair: v v = cepat rambat bunyi (m/s)
fo =
2L L = panjang pipa organa (m)
B B = modulus Bulk (N/m2 atau Pa)
v=√ ρ = massa jenis zat cair (kg/m3) Frekuensi nada atas pertama (f1), kedua (f2) dst.
ρ
dapat dihitung:

GELOMBANG 1
materi78.co.nr FIS 3
L D. GEJALA-GEJALA GELOMBANG BUNYI
S λ S Gejala-gejala gelombang bunyi terdiri dari:
f1 1) Refleksi (pemantulan)
Pada pemantulan bunyi berlaku hukum
S S
f2 3 pemantulang gelombang.
/2λ
S Refleksi bunyi dalam ruang tertutup dapat
menimbulkan gaung/kerdam, karena bunyi
v fn = (n + 1) fo pantul dan bunyi asli datang bersamaan.
fn = (n + 1)
2L 2) Refraksi (pembiasan)
fo : f 1 : f 2 = 1 : 2 : 3
Pada pembiasan bunyi berlaku hukum
Jumlah simpul tiap frekuensi nada adalah n + 1, pembiasan gelombang.
sedangkan jumlah perut tiap frekuensi nada Refraksi gelombang menyebabkan petir
adalah n + 2.
malam hari terdengar lebih keras daripada
Panjang pipa organa terbuka pada tiap nada petir siang hari.
dapat dihitung:
Perbedaan Siang Malam
n+1 Udara di atas lebih dingin lebih panas
L= λ Udara di bawah lebih panas lebih dingin
2
dari rapat ke dari kurang
Pipa organa tertutup memiliki ujung yang tidak Refraksi
kurang rapat rapat ke rapat
berhubungan dengan udara luar, contohnya
Bunyi petir lebih pelan lebih keras
klarinet.
Frekuensi nada dasar (fo) pipa organa tertutup: 3) Difraksi (pelenturan)
L Bunyi mudah mengalami difraksi karena
memiliki panjang gelombang yang besar.
S 4) Interferensi (perpaduan)
1
/4λ Interferensi dua buah gelombang bunyi
fo
koheren akan menghasilkan pola terang-
gelap yang merupakan pola interferensi
v v = cepat rambat bunyi (m/s) konstruktif-destruktif.
fo =
4L L = panjang pipa organa (m) Beda lintasan dengan interferensi konstruktif:

Frekuensi nada atas pertama (f1), kedua (f2) dst. Δs = n.λ


dapat dihitung:
L Beda lintasan dengan interferensi destruktif:
S S
3 Δs = (n + 1/2).λ
f1 /4λ
5) Efek Doppler
S S S Adalah perubahan frekuensi atau panjang
5
f2 /4λ
gelombang sumber gelombang yang
diterima pengamat karena adanya gerak
v relatif di antara keduanya.
fn = (2n + 1) fo
fn = (2n + 1) Persamaan efek Doppler:
4L
fo : f 1 : f 2 = 1 : 3 : 5
v ± vp
Jumlah simpul dan perut tiap frekuensi nada fp = .fs
v ± vs
adalah n + 1.
Panjang pipa organa tertutup pada tiap nada fp = frekuensi pendengar (Hz)
dapat dihitung: fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
v = cepat rambat bunyi (m/s)
2n + 1 vp = kecepatan pendengar (m/s)
L= λ vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
4

Tinggi nada ditentukan oleh frekuensi,


sedangkan kuat nada ditentukan oleh amplitudo.

GELOMBANG 2
materi78.co.nr FIS 3
Persamaan efek Doppler dengan tidak Hubungan taraf intensitas bunyi dua sumber
mengabaikan kecepatan angin: bunyi yang berbeda jarak:

(v ± vw ) ± vp vw = kecepatan r2
fp = .fs TI2 = TI1 – 20 log
(v ± vw ) ± vs angin (m/s) r1

Jika pendengar mendekati sumber bunyi, F. APLIKASI GELOMBANG BUNYI


maka vp bernilai positif, jika sumber bunyi Aplikasi gelombang bunyi antara lain:
menjauhi pendengar maka vs bernilai positif,
1) SONAR (Sound Navigation and Ranging)
jika arah angin searah dengan arah rambat
Sonar dapat digunakan untuk:
bunyi, maka vw bernilai positif.
a. Sistem navigasi dengan bunyi pantul
6) Pelayangan gelombang
ultrasonik.
Adalah interferensi dua bunyi beramplitudo
b. Pada kamera, untuk mendeteksi jarak
sama namun berbeda frekuensi sedikit.
benda yang akan difoto.
Pelayangan bunyi membentuk interferensi
konstruktif-destruktif yang disebut layangan. c. Pada mobil untuk mendeteksi jarak
benda-benda yang ada di sekitar mobil.
Satu layangan didefinisikan sebagai gejala
dua bunyi keras atau lemah yang terjadi 2) Pengukuran kedalaman laut
berurutan. Kedalaman laut diukur dengan fathometer,
Frekuensi layangan dapat dihitung: dengan mengukur selang waktu yang
dibutuhkan untuk menerima kembali pulsa
fL = | f1 – f2 | f1 > f2 ultrasonik yang dikirimkan.

v × ∆t
E. INTENSITAS GELOMBANG BUNYI Δd =
2
Intensitas gelombang bunyi adalah daya
gelombang yang dipindahkan melalui bidang 3) Mendeteksi keretakan pada logam
seluas satu satuan yang tegak lurus dengan arah Keretakan logam dideteksi dengan pemindai
rambat gelombang. menggunakan bunyi ultrasonik.
Intensitas gelombang bunyi dapat dihitung: 4) Ultrasonografi (USG)
I = intensitas bunyi (W/m2) Adalah pencitraan medis untuk melihat
P
I= P = daya gelombang (Watt) bagian tubuh menggunakan bunyi ultrasonik.
A A = luas permukaan sumber (m2)
Kelebihan USG:
a. Lebih aman daripada X-Ray, MRI dan CT-
Itot = I1 + I2 + …
Scan.
Persamaan jarak gelombang dari sumbernya b. Dapat melakukan pencitraan 3D organ-
terhadap amplitudo dan intensitas bunyi: organ dalam tubuh.
r = jarak ke sumber (m) c. Dapat mendeteksi perbedaan sel dan
2
r1 a2 r1 I2 a = amplitudo (m) jaringan normal dengan abnormal.
= (r ) =
I1 I = intensitas bunyi
r2 a1 2 5) Mengukur kelajuan darah
(W/m2)
Taraf intensitas bunyi adalah 10 kali logaritma Kelajuan darah dapat diukur dengan
perbandingan intensitas bunyi dengan intensitas menggunakan efek Doppler. Bunyi ultrasonik
ambang bunyi (intensitas terendah). diarahkan menuju pembuluh nadi, dan
Taraf intensitas bunyi dapat dihitung: pergerakan gelombang bunyi tersebut
mengikuti kelajuan aliran darah.
TI = taraf intensitas bunyi (dB)
I I = intensitas bunyi (W/m2)
TI = 10 log Io = intensitas ambang bunyi
Io
(10-12 W/m2)
Gabungan sumber bunyi dengan taraf
intensitas bunyi identik memiliki hubungan:

n2
TI2 = TI1 + 10 log
n1

GELOMBANG 3
materi78.co.nr FIS 3

Gelombang
A. PENDAHULUAN Periode gelombang (T) adalah lama waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu getaran.
Gelombang adalah getaran yang merambat.
Gelombang merambat getaran tanpa me- t T = periode (s)
T= t = waktu (s)
mindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di n n = jumlah getaran (kali)
sekitar titik kesetimbangan.
Frekuensi gelombang (f) adalah jumlah getaran
Gelombang berdasarkan medium dibagi menjadi:
yang terjadi dalam satuan waktu.
1) Gelombang mekanik, yaitu gelombang
n f = frekuensi (Hz)
yang membutuhkan medium.
f= n = jumlah getaran (kali)
Contoh: gelombang laut, gelombang bunyi. t t = waktu (s)
2) Gelombang elektromagnetik, yaitu Hubungan periode dan frekuensi:
gelombang yang tidak butuh medium.
Contoh: gelombang cahaya. 1 1
T= f=
Gelombang berdasarkan arah rambat dibagi f T
menjadi: Cepat rambat gelombang dapat dirumuskan:
1) Gelombang transversal, yaitu gelom-bang
yang tegak lurus dengan arah rambat. λ
v=
T v = λ.f
Contoh: gelombang cahaya.
2) Gelombang longitudinal, yaitu gelom- C. GELOMBANG BERJALAN
bang yang searah dengan arah rambat.
Gelombang berjalan adalah gelombang yang
Contoh: gelombang permukaan, gelombang merambat dengan amplitudo tetap atau konstan
bunyi, pegas. di setiap titik yang dilaluinya.
3) Gelombang sirkular, yaitu gabungan Gelombang berjalan memiliki bentuk yang
gelombang transversal dan longitudinal. sinusoidal, sehingga dapat dibentuk sebuah
Contoh: gelombang pada permukaan air. persamaan gelombang berjalan.
B. BESARAN-BESARAN GELOMBANG Fase gelombang (φ) adalah sudut fase yang
Amplitudo adalah simpangan terjauh yang ditempuh tiap satu putaran.
dimiliki suatu gelombang.
t x t = waktu (s)
Panjang gelombang adalah: φ= +
T λ T = periode (s)
1) Gelombang transversal
Sudut fase (θ) adalah sudut yang ditempuh
s gelombang saat bergetar dalam fungsi sinus.

t x
A λ θ = 2π ( + )
T λ
bukit
lembah t Beda fase (Δφ) adalah selisih antara satu fase
dengan fase lain.
-A
∆x
Satu gelombang (λ) transversal adalah satu Δφ = Δx = x2 – x1
λ
bukit dan satu lembah.
2) Gelombang longitudinal Nilai beda fase berkisar antara nol sampai satu,
dengan nilai bilangan bulat diabaikan.
s renggangan
Dua gelombang dikatakan sefase apabila beda
fasenya nol, dan memiliki frekuensi dan titik
simpangan sama dalam waktu yang sama.
rapatan Dua gelombang dikatakan berlawanan apabila
λ A
beda fasenya setengah, dan memiliki frekuensi
Satu gelombang (λ) longitudinal adalah satu sama namun memiliki titik simpangan yang
rapatan dan satu renggangan. bercerminan.

GELOMBANG 1
materi78.co.nr FIS 3
Persamaan simpangan gelombang berjalan: Persamaan percepatan gelombang berjalan
merupakan turunan pertama persamaan
yp = ± A sin (ω.t ± k.x) kecepatan, dapat dirumuskan:
y = simpangan partikel P (m) dv
A = amplitudo (m) y” = v’ = a = ap = –ω2.A sin (ω.t ± k.x)
dt
ω = frekuensi sudut (rad/s)
t = waktu getar titik asal (s)
Percepatan minimum gelombang terdapat
k = bilangan gelombang
x = jarak partikel P ke asal getaran (m) pada simpul, dan percepatan maksimum
terdapat pada amplitudo.
dimana,
Percepatan maksimum gelombang terjadi pada
2π 2π ω saat sin (ω.t ± k.x) = 1, dapat dirumuskan:
ω = 2πf = k= v=
T λ k
amaks = -ω2.A
Persamaan simpangan menggunakan fase
gelombang: D. GELOMBANG STASIONER
t x Gelombang stasioner (diam) adalah gelombang
yp = ± A sin (2π ( + )) yang merambat dengan amplitudo berubah atau
T λ
tidak konstan di setiap titik yang dilaluinya.
Makna persamaan simpangan:
Gelombang stasioner dapat terbentuk karena:
Amplitudo
1) Dua gelombang koheren bergerak berlawanan
 Jika A > 0 (positif), maka arah getar arah di sekitar titik kesetimbangan.
gelombang pertama ke atas lebih dulu. 2) Sebuah gelombang mengalami pemantulan.
 Jika A < 0 (negatif), maka arah getar Gelombang stasioner memiliki simpangan
gelombang pertama ke bawah lebih dulu. stasioner, amplitudo stasioner, simpul dan perut.

Arah rambat gelombang


simpul
 Jika ω dan k sama tanda, maka arah
perut
rambat gelombang adalah ke kiri.
 Jika ω dan k berbeda tanda, maka arah Cepat rambat gelombang stasioner menurut
rambat gelombang adalah ke kanan. percobaan Melde dipengaruhi oleh keadaan
medium rambat gelombang.
Cepat rambat gelombang stasioner menurut
a maks
A Melde dapat dirumuskan:

v maks
F v = cepat rambat gelombang (m/s)
simpul t v=√ F = gaya tegangan tali (N)
μ
μ = massa jenis tali tiap satuan
-A panjang (kg/m)
a maks
m m = massa tali (kg)
μ= L = panjang tali (m)
Persamaan kecepatan gelombang berjalan L
merupakan turunan pertama dari persamaan
simpangan. Refleksi gelombang mekanik akan meng-
hasilkan sebuah gelombang stasioner.
dy Refleksi gelombang pada ujung terikat:
y’ = v = vp = ω.A cos (ω.t ± k.x)
dt
gelombang pantul
Kecepatan minimum gelombang terdapat pada
amplitudo, dan kecepatan maksimum terdapat P1 y1
pada simpul.
S1
Kecepatan maksimum gelombang terjadi pada
saat cos (ω.t ± k.x) = 1, dapat dirumuskan:
y2
vmaks = ω.A As
gelombang datang

GELOMBANG 2
materi78.co.nr FIS 3
Persamaan gelombang stasioner Dispersi (penguraian gelombang) merupakan
perubahan bentuk gelombang mekanik ketika
yb = 2A sin(k.x) cos(ω.t)
merambat pada suatu medium berbeda.
Amplitudo gelombang stasioner Contoh: penguraian polikromatik (putih) pada
prisma menjadi monokromatik.
As = 2A sin(k.x)
Refraksi (pembiasan gelombang) terjadi
Letak simpul dari Letak perut dari ujung berdasarkan hukum Snellius:
ujung terikat: terikat: garis normal
n-1 2n - 1
xSn = λ xPn = λ
2 4
i
Refleksi gelombang pada ujung bebas: bidang batas
gelombang pantul
r
P1
S1 y1

y2
As
gelombang datang

Persamaan gelombang stasioner

yb = 2A cos(k.x) sin(ω.t)

Amplitudo gelombang stasioner Gelombang datang, garis normal dan


gelombang bias terletak pada satu bidang
As = 2A cos(k.x) datar.
Letak simpul dari Letak perut dari ujung Gelombang datang dari medium kurang
ujung bebas: bebas: rapat ke lebih rapat dibiaskan mendekati
2n - 1 n-1 garis normal, dan sebaliknya.
xSn = λ xPn = λ
4 2 Persamaan umum pembiasan gelombang:
E. GEJALA-GEJALA GELOMBANG sin i v1 λ1
Gejala-gejala gelombang terdiri dari refleksi, = = =n
sin r v2 λ2
dispersi, refraksi, difraksi, interferensi, polarisasi
dan efek Doppler. i = sudut datang
v1 = kecepatan gelombang pada medium asal
Refleksi (pemantulan gelombang) terjadi r = sudut bias
berdasarkan hukum pemantulan gelombang: v2 = kecepatan gelombang pada medium tujuan
n = indeks bias relatif
garis normal
Indeks bias adalah perbedaan kecepatan
gelombang (cahaya) yang terjadi pada dua
medium yang berbeda kerapatannya.
Nilai indeks bias relatif
i r
i=r n2 n = indeks bias medium 2 relatif 1
n= n2 = indeks bias medium tujuan
n1 n1 = indeks bias medium asal
Gelombang datang, garis normal dan
gelombang pantul terletak pada satu bidang Persamaan indeks bias
datar. n1. sin i = n2. sin r

Sudut datang (i) gelombang sama dengan Difraksi (pelenturan gelombang) terjadi apabila
sudut pantul (r). suatu gelombang diberi penghalang bercelah.

GELOMBANG 3
materi78.co.nr FIS 3
1) Difraksi pada celah lebar menghasilkan
gelombang dengan muka gelombang hanya y1 + y2
melentur pada tepi celah.

Interferensi dua buah gelombang lingkaran


akan menghasilkan pola terang-gelap yang
merupakan pola interferensi konstruktif-
2) Difraksi pada celah sempit menghasilkan destruktif.
difraksi yang jelas. Polarisasi (pengkutuban gelombang) terjadi
pada gelombang transversal, ketika gelombang
melewati suatu celah (polaroid).
Suatu arah gelombang akan terserap oleh celah
apabila celah tidak sejajar dengan arah polarisasi,
dan tidak akan terserap apabila celah sejajar
dengan arah polarisasi.
Interferensi (perpaduan gelombang) terjadi
karena perpaduan dua gelombang tunggal atau
lebih terjadi berdasarkan prinsip superposisi.
Menurut prinsip superposisi:
Jika dua gelombang atau lebih berjalan
dalam suatu medium, maka gabungan fungsi
gelombang adalah penjumlahan aljabar tiap
fungsi gelombang tersebut.

Superposisi gelombang datang dengan


gelombang pantul akan menghasilkan
gelombang stasioner.
Interferensi gelombang terbagi menjadi: Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau
1) Interferensi konstruktif/maksimum panjang gelombang sumber gelombang yang
Adalah interferensi gelombang sefase dan diterima pengamat karena adanya gerak relatif di
bersifat saling menguatkan. antara keduanya.
F. KEKEKALAN ENERGI MEKANIK GELOMBANG
Energi gelombang merupakan energi mekanik
y1 y2 yang dibawa gelombang ketika merambat.
Energi gelombang dapat dirumuskan:

1
E= k.A2 k = 4.π2.m.f2
2
y1 + y2
sehingga,

E = 2.π2.m.f2.A2

E = energi gelombang (J)


k = bilangan gelombang
2) Interferensi destruktif/minimum A = amplitudo (m)
Adalah interferensi gelombang berlawanan m = massa (kg)
f = frekuensi (Hz)
fase dan bersifat saling meniadakan.

y1
y2

GELOMBANG 4
materi78.co.nr FIS 4

Fisika Atom
A. PENDAHULUAN Kelebihan teori atom Dalton:
Gagasan awal konsep mengenai atom: 1) Merupakan teori atom pertama yang
memunculkan teori-teori atom lain.
1) Demokritos menyatakan atom bersifat
diskontinu (tidak dapat dibagi lagi). 2) Dapat menerangkan hukum dasar kimia
Lavoisier dan Proust.
2) Aristoteles menyatakan atom bersifat
kontinu (dapat dibagi terus menerus). Kekurangan teori atom Dalton:
Konsep dasar atom tersusun atas tiga partikel 1) Tidak dapat menjelaskan penyebab
subatomik, yaitu elektron, proton, dan neutron. perbedaan sifat atom suatu unsur dengan
unsur lain.
Sifat Elektron Proton Neutron
2) Tidak dapat menjelaskan kelistrikan/muatan
Letak kulit atom inti atom inti atom
materi.
0 1 1
Notasi -1e
p 0n
1 3) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom
0 sma 1 sma 1 sma saling berikatan.
Massa
9,1 x 10-31 kg 1,6 x 10-27 kg 1,6 x 10-27 kg Teori atom Thomson menjelaskan bahwa:
negatif positif netral + + ++
++
Muatan
-1,6 x 10-19 C +1,6 x 10-19 C 0C +
+ +
Goldstein, + +
Penemu Thomson Chadwick + +
Rutherford + +
tabung sinar + +
+ +
katoda, tetes tabung sinar penembakan + +
Percobaan ++ ++
minyak anoda partikel α +
Milikan model atom plum pudding (roti kismis)
Teori-teori atom berkembang melalui beberapa Atom adalah bola pejal padat bermuatan
teori, antara lain teori atom Dalton, Thomson, positif yang didalamnya tersebar elektron-
Rutherford, Bohr, dan kuantum. elektron bermuatan negatif, sehingga saling
B. TEORI ATOM DALTON, THOMSON DAN menetralkan satu sama lain.
RUTHERFORD Thomson melakukan percobaan tabung sinar
Teori atom Dalton menjelaskan bahwa: katoda yang bersifat negatif dalam penemuan
elektron.
Kelebihan teori atom Thomson:
1) Dapat menjelaskan keberadaan partikel
subatomik.
model atom Dalton
2) Dapat menjelaskan massa atom.
 Atom adalah partikel terkecil suatu materi 3) Dapat menjelaskan kelistrikan/muatan atom.
yang tidak dapat dibagi lagi. Kekurangan teori atom Thomson:
 Atom berbentuk bola pejal padat. 1) Tidak dapat menjelaskan susunan muatan
 Atom suatu unsur sifatnya sama, atom positif dan negatif dalam atom.
unsur yang berbeda sifatnya berbeda. Teori atom Rutherford menjelaskan bahwa:
 Atom tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan.
 Atom-atom dapat berikatan membentuk
senyawa.
 Massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah tetap (hukum Lavoisier).
 Perbandingan massa atom-atom
pembentuk suatu senyawa selalu tetap model atom tata surya
(hukum Proust).

FISIKA ATOM 1
materi78.co.nr FIS 4
 Atom sebagian besar terdiri atas ruang C. SPEKTRUM ATOM HIDROGEN
kosong. Spektrum atom hidrogen adalah spektrum
 Massa atom terpusat pada inti atom yang gelombang yang dipancarkan elektron ketika
bermuatan positif. bertransisi ke tingkat energi yang lebih rendah.
 Inti atom dikelilingi elektron yang Spektrum atom hidrogen bersifat diskret,
bermuatan negatif pada lintasan tertentu. berbeda dengan spektrum Rutherford yang
bersifat kontinu.
Rutherford melakukan percobaan hamburan Spektrum atom hidrogen terdiri atas:
sinar α yang dibantu oleh Geiger dan Marsden.
3 H
1 2
lempeng Hg
emas
Ne

sumber
sinar α λ>>

detektor timbal n=6


1 n=5
3 Pfund IF3
2 n=4
Brackett IF2
n=3
1 Paschen IF1
n=2
Hasil percobaan Rutherford: Balmer cahaya tampak
n=1
Sinar α Arti Lyman UV
1 banyak yang atom sebagian besar 1) Deret Lyman (berpindah ke kulit n = 1)
diteruskan adalah ruang kosong 2) Deret Balmer (berpindah ke kulit n = 2)
2 sedikit yang sinar α menabrak inti 3) Deret Paschen (berpindah ke kulit n = 3)
dipantulkan atom
4) Deret Brackett (berpindah ke kulit n = 4)
3 sedikit yang sinar α ditolak inti atom
5) Deret Pfund (berpindah ke kulit n = 5)
dibelokkan yang bermuatan positif
Panjang gelombang pada deret spektrum atom
Kelebihan teori atom Rutherford: hidrogen dapat dirumuskan:
1) Dapat menjelaskan peristiwa hamburan sinar
1 1 1
α pada lempeng emas. = R.( – )
λ ntuj 2 nas 2
2) Dapat menjelaskan keberadaan inti atom.
Kekurangan teori atom Rutherford: D = panjang gelombang
R = tetapan Rydberg (1,097 x 107/m)
1) Tidak dapat menjelaskan kestabilan atom,
ntuj = tingkat energi tujuan, ntuj > nas
mengapa elektron tidak jatuh ke inti selama nas = tingkat energi asal
mengelilingi inti atom.
D. TEORI ATOM BOHR
Teori atom Bohr dijelaskan oleh postulat Bohr.
n=3
n=2
M n=1
Menurut hukum fisika klasik, benda
L
bermuatan yang mengelilingi inti akan K
mengalami percepatan dan memancarkan
energi, lama kelamaan akan jatuh ke inti
karena kehabisan energi.
2) Tidak dapat menjelaskan spektrum atom model atom Bohr
hidrogen yang bersifat diskret.

FISIKA ATOM 2
materi78.co.nr FIS 4

Elektron bergerak dengan lintasan melingkar h L = momentum sudut elektron (Nm)


mengelilingi inti atom di bawah pengaruh L = n. n = tingkat energi
2π h = konstanta Planck (6,6 x 10-34 Js)
gaya Coulumb (sentripetal).
Percobaan Franck-Hertz membuktikan
Gaya Coulumb kebenaran adanya tingkat energi pada atom.
Fc = gaya Coulumb (N) Percobaan Franck-Hertz membuktikan bahwa
2
k.e k = tetapan Coulumb (9 x 109 Nm2/C2)
Fc = e = muatan elektron (1,6 x 10-19 C) terjadi penurunan arus pada tabung uap raksa
r2 yang diberi tegangan dengan kelipatan tertentu.
r = jarak inti ke lintasan (m)
Kelebihan teori atom Bohr:
Elektron mengelilingi inti atom pada
orbit/lintasan stasioner (kulit atom) dan pada 1) Dapat menjelaskan kestabilan atom, atom
tingkat energi tertentu. terdiri atas beberapa kulit atom.
2) Dapat menjelaskan spektrum atom hidrogen
Jari-jari orbit/lintasan yang bersifat diskret.

r = ao.n2 r = 0,528 Å.n2 3) Dapat menjelaskan jari-jari orbit elektron.


4) Dapat membuktikan adanya kuantisasi
r = jari-jari lintasan (Å) energi pada atom.
ao = jari-jari Bohr (Å)
Kekurangan teori atom Bohr:
Energi potensial dan energi kinetik
1) Teori hanya berlaku untuk atom/ion
k.e 2
k.e 2 berelektron 1, misalnya H, He+, Li2+.
Ep = – Ek = 2) Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman.
r 2r

Energi elektron

k.e2 13,6eV efek Zeeman


E=– E=– Efek Zeeman adalah peristiwa terpecahnya
E = Ep + Ek 2r n2
deret spektrum atom hidrogen menjadi
Energi elektron pada atom berelektron banyak beberapa bagian akibat pengaruh medan
E = energi total elektron (J) magnet.
13,6eV.Z2 Z = nomor atom/jumlah proton
E=– 3) Melanggar teori kuantum.
n2 n = tingkat energi
E. TEORI ATOM KUANTUM
Elektron memancarkan energi jika bertransisi Teori atom kuantum dijelaskan oleh beberapa
dari tingkat energi tinggi ke rendah, dan ilmuwan, antara lain:
menyerap energi jika bereksitasi dari tingkat 1) Hipotesis de Broglie
energi rendah ke tinggi.
Partikel yang bergerak dapat memiliki
Energi yang dipancarkan/diserap sifat-sifat gelombang/cahaya dan panjang
gelombang.
ΔE = Eas – Etuj
Panjang gelombang
1 1 Partikel umum
ΔE = 13,6eV.( – )
ntuj 2 nas 2
h h
λ= λ=
ΔE = energi yang dipancarkan/diserap p m.v
ntuj = tingkat energi tujuan
nas = tingkat energi asal p = momentum partikel (Ns)
m = massa benda (kg)
Elektron dapat berada pada lintasan stasioner v = kecepatan partikel (m/s)
jika momentum sudut elektron memenuhi Elektron
aturan tertentu.
h
Momentum sudut elektron λ=
√2mo eV
h mo = massa elektron diam (9,1 x 10-31 kg)
ћ=
L = m.r .v = n.ћ 2π e = muatan elektron (1,6 x 10-19 C)
V = beda potensial (V)

FISIKA ATOM 3
materi78.co.nr FIS 4
2) Gelombang Schrödinger Contoh:
Jika elektron memiliki sifat gelombang, Sub-kulit s p
maka keadaan elektron dinyatakan dalam Harga 0 -1 s.d. 1
fungsi gelombang yang disebut
gelombang Schrödinger. Diagram 0 -1 0 1

3) Asas ketidakpastian Heisenberg Total orbital 1 3


Elektron maks 2 6
Keberadaan elektron dalam atom tidak
dapat diketahui secara pasti, yang ada Bilangan kuantum spin (ms atau s) adalah suatu
hanya kebolehjadian terbesar menemukan harga yang menyatakan kedudukan dan arah
elektron dalam atom. rotasi elektron pada suatu orbital.
Daerah dengan kebolehjadian terbesar Bilangan kuantum spin tidak digunakan dalam
ditemukannya elektron disebut orbital. menentukan keadaan orbital, hanya untuk
menentukan perbedaan elektron pada orbital.
Bilangan kuantum adalah suatu harga yang
menyatakan keadaan orbital suatu atom. Karena terdapat dua elektron dalam satu
orbital, sedangkan keduanya memiliki kutub
Bilangan kuantum terdiri dari bilangan kuantum
padanya, maka nilai elektron yang berpasangan
utama (n), azimuth (l), magnetik (m), dan spin (s).
dalam orbital tersebut harus berbeda nilai.
Bilangan kuantum utama/prinsipal (n) adalah
Harga bilangan kuantum spin terdiri dari:
suatu harga yang menyatakan tingkat energi atau
kulit dalam atom. Harga s = +1/2 s = -1/2
Bilangan kuantum utama antara lain: S S
Kulit K L M N
U
n 1 2 3 4 Elektron S
S
U
Tingkat dasar (ground state) adalah keadaan
dimana seluruh elektron dalam atom berada U U
pada tingkat energi terendah atau serendah- berlawanan searah jarum
rendahnya. Arah
jarum jam jam
Bilangan kuantum azimuth/orbital (l) adalah Kutub terbalik tidak terbalik
suatu harga yang menyatakan sub-kulit atom.
Posisi pada
Harga l yang diijinkan di setiap kulitnya adalah: f g
orbital
0 ≤ l ≤ (n-1) Larangan Pauli menyatakan bahwa:
Sub-kulit s p d f Tidak ada elektron dengan keempat
l 0 1 2 3 bilangan kuantum yang sama dalam satu
atom.
Momentum sudut orbital dapat dirumuskan:
Contoh:
L = ћ√l .(l+1)
6C : 1s2 2s2 2p2
Bilangan kuantum magnetik (ml atau m) adalah ↑↓ ↑↓ ↑ ↑
suatu harga yang menyatakan banyak dan
posisi/orientasi orbital. Elektron
n l m s
Harga m yang diijinkan di setiap sub-kulitnya: ke
1 1 0 0 +1/2
-l ≤ m ≤ +l banyak orbital = 2l + 1
2 1 0 0 -1/2
Posisi/orientasi atau orbital adalah tempat 3 2 0 0 +1/2
dimana elektron bergerak di dalam atom, dan 4 2 0 0 -1/2
masing-masing orbital maksimal menampung 5 2 1 -1 +1/2
sepasang elektron.
6 2 1 0 +1/2

FISIKA ATOM 4
materi78.co.nr FIS 4

Teori Kuantum
A. PENDAHULUAN Jika suhu makin tinggi, maka pada intensitas
Teori kuantum adalah teori fisika modern yang radiasi maksimum, panjang gelombang (λm)
menjelaskan segala sesuatu yang tidak dapat atau frekuensi gelombang (fm) akan bergeser.
dijelaskan oleh teori fisika klasik.
dapat dirumuskan:
Pengantar teori kuantum antara lain radiasi
benda hitam dan dualisme gelombang-partikel. λm.T = C
B. RADIASI BENDA HITAM
λm = panjang gelombang pada intensitas radiasi
Setiap benda akan memancarkan energi berupa maksimum (m)
gelombang elektromagnetik (cahaya tampak) T = suhu mutlak benda (K)
dalam bentuk radiasi kalor. C = tetapan Wien (2,898 x 10-3 m.T)

Benda hitam adalah benda yang menyerap Grafik pergeseran Wien:


sekaligus memancarkan radiasi kalor secara 1) Panjang gelombang (geser ke kiri)
sempurna. I T2 > T1 λ2 < λ1
Radiasi dipancarkan oleh seluruh benda yang
memiliki suhu, dan dipengaruhi oleh warna T5 f2 > f 1 I2 > I1
permukaan.
W2 > W1
Warna permukaan mempengaruhi nilai
emisivitas benda (e): T4
1) Nilai emisivitas benda berkisar 0 ≤ e ≤ 1.
2) Warna hitam memiliki nilai e = 1, T3
3) Warna putih memiliki nilai e = 0. T2
Intensitas radiasi (I) adalah daya radiasi yang T1
λ
dipancarkan benda tiap satuan luas permukaan
benda, dapat dirumuskan:
2) Frekuensi gelombang (geser ke kanan)
P I λ2 < λ1 T2 > T1
I=
A I = e.σ.T4
I2 > I1 f2 > f1
T5
I = intensitas radiasi (Watt/m2)
P = daya radiasi (Watt) W2 > W1
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas benda (0 ≤ e ≤ 1)
T4
σ = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8 W/m2.K4)
T = suhu mutlak benda (K)
Daya radiasi (P) adalah energi radiasi yang T3
dipancarkan benda tiap satuan waktu, dapat T2
dirumuskan: T1
f
P = e.σ.T4.A A = luas permukaan (m2)
C. DUALISME GELOMBANG -PARTIKEL
Energi radiasi (W) adalah energi kalor berupa
Dualisme gelombang-partikel adalah teori
gelombang elektromagnetik spektrum cahaya
yang menjelaskan bahwa cahaya/gelombang
tampak yang dipancarkan benda, dapat
dapat bersifat sebagai partikel, dan partikel dapat
dirumuskan:
bersifat sebagai cahaya/gelombang.
W = e.σ.T4.A.t t = waktu (s) Dua pemikiran tentang gelombang-partikel:
1) Cahaya bersifat partikel
Hukum pergeseran Wien (Wien Displacement
Law) menjelaskan tentang hubungan intensitas Dikemukakan oleh teori Max-Planck, efek
dengan frekuensi atau panjang gelombang. fotolistrik dan efek Compton.
2) Partikel bersifat cahaya
Dikemukakan oleh hipotesis de Broglie.

TEORI KUANTUM 1
materi78.co.nr FIS 4
Teori Max-Planck menjelaskan bahwa: Potensial henti adalah nilai potensial listrik yang
digunakan untuk membuat elektron yang sedang
Cahaya merupakan pancaran paket
bergerak menjadi berhenti.
energi/kuantum energi yang terkuantisasi/
diskret yang disebut foton. Ek V = potensial henti (Volt)
V= Ek = energi kinetik elektron (J)
e e = muatan elektron (1,6 x 10-19 C)
Foton adalah bentuk cahaya sebagai partikel
yang merambat lurus berkecepatan: Efek Compton merupakan kebalikan efek
fotolistrik, yaitu peristiwa penghamburan foton
c = λ.f = 3,0 x 108m/s
akibat menumbuk elektron.
Energi foton dipengaruhi oleh frekuensi
gelombang, dapat dirumuskan: E’

E λ'
c
E = h. α
E = h.f λ –
λ
E = energi foton (J)
h = tetapan Planck (6,6 x 10-34 Js) – Ek
f = frekuensi gelombang (Hz)
c = cepat rambat gelombang (3,0 x 108 m/s) Momentum foton adalah nilai momentum yang
λ = panjang gelombang (m)
terjadi ketika foton menumbuk elektron, dapat
Efek fotolistrik dikemukakan oleh Albert dirumuskan:
Einstein dan merupakan peristiwa tereksitasinya
elektron dari logam akibat pancaran energi E h
p= =
foton. c λ
Energi ambang adalah energi foton minimum Pergeseran Compton adalah perubahan
yang dibutuhkan untuk melepas satu partikel panjang gelombang yang terjadi akibat
elektron tereksitasi dari logam, dapat tumbukan foton dengan elektron, dapat
dirumuskan: dirumuskan:
Eo = h.fo Δλ = λ’ - λ Δλ = pergeseran Compton (m)

Eo = energi ambang (J) mo = massa elektron diam


h = tetapan Planck (6,6 x 10-34 Js) h (9,1 x 10-31 kg)
fo = frekuensi ambang (Hz) Δλ = .(1 – cosα) α = sudut belok terhadap
mo c
arah awal
Pada efek fotolistrik:
Pada efek Compton:
1) Jika E < Eo, maka tidak terjadi efek fotolistrik.
1) Energi foton bertambah (E’ > E).
2) Jika E = Eo, terjadi efek fotolistrik sesaat,
2) Panjang gelombang foton bertambah (λ‘ > λ).
tidak ada energi kinetik yang terbentuk.
3) Frekuensi foton berkurang (f’ < f).
3) Jika E > Eo, terjadi efek fotolistrik, ada energi
kinetik yang terbentuk. Hipotesis de Broglie menjelaskan bahwa:
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki Partikel yang bergerak dapat memiliki sifat-
elektron akibat bergerak. sifat gelombang/cahaya dan panjang
Energi kinetik elektron dapat dirumuskan: gelombang.
Ek Panjang gelombang partikel dapat dirumuskan:
Partikel umum
Ekmaks
Ek h h p = momentum partikel (Ns)
tanα = =h λ= λ= m = massa benda (kg)
f - fo p m.v v = kecepatan partikel (m/s)
α
f Elektron
fo f
h
λ=
Ek = E – Eo Ek = h(f – fo) √2mo eV

mo = massa elektron diam (9,1 x 10-31 kg)


e = muatan elektron (1,6 x 10-19 C)
V = beda potensial (V)

TEORI KUANTUM 2
materi78.co.nr FIS 4

Gas & Termodinamika


A. PENDAHULUAN Proses isokhorik adalah keadaan dimana
volume selalu konstan, dan berlaku hukum Gay-
Partikel gas dalam ruang berhubungan dengan
Lussac yang menghubungkan tekanan dengan
tekanan, volume dan suhu.
suhu gas.
Berapapun partikel gas, dapat diletakkan dalam
suatu ruangan dengan volume tertentu, P
begitupula sebaliknya. P1 P2
=
Gas terdiri atas gas ideal dan gas sejati. T1 T2
Sifat-sifat gas ideal: V
1) Gas ideal memiliki ukuran partikel yang Proses isobarik adalah keadaan dimana tekanan
sangat kecil dibanding ruangannya.
selalu konstan, dan berlaku hukum Charles
2) Gas ideal bergerak secara cepat dan (Boyle Gay-Lussac) yang menghubungkan
sembarang, menurut garis lurus. volume dengan suhu gas.
3) Gas ideal bergerak akibat tumbukan P
antarpartikel atau tumbukan dengan
V1 V2
ruangannya yang lenting sempurna. =
T1 T2
4) Gas ideal memiliki gaya tarik menarik
antarpartikel yang lemah. V
B. PERSAMAAN GAS IDEAL C. ENERGI KINETIK GAS
Persamaan gas ideal adalah: Energi kinetik gas (Ek) adalah energi yang
dimiliki gas akibat bergerak.
P.V = n.R.T P.V = N.k.T
Energi kinetik rata-rata suatu partikel gas
P = tekanan gas (N/m2 atau Pa) secara umum dapat dirumuskan:
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol partikel (mol) 1 3
̅̅̅ =
Ek mo.v̅ 2 ̅̅̅ =
Ek k.T
N = jumlah partikel (partikel)
2 2
R = tetapan gas ideal (8,314 J/mol.K atau 0,082
atm.L/mol.K) mo = massa tiap partikel (kg)
k = tetapan Boltzmann (1,38 x 10-23 J/K) v̅ = kecepatan rata-rata (m/s2)
T = suhu mutlak gas (K)
Teori ekuipartisi energi menjelaskan bahwa
Satuan tekanan yang sering digunakan:
energi kinetik rata-rata dipengaruhi derajat
1 bar = 105 Pa kebebasan partikel gas.
1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg
= 1,01 bar = 1,01 x 105 Pa 1 1 PV
̅̅̅ =
Ek f.k.T ̅̅̅ =
Ek f.
Hubungan tetapan, mol, dan jumlah partikel 2 2 N
persamaan gas ideal: Derajat kebebasan adalah kebebasan partikel
R N m gas untuk bergerak dalam ruang akibat gerak
k= n= n= translasi (vibrasi) dan gerak rotasi.
NA NA M
Energi kinetik rata-rata menurut teori
NA atau L = bilangan Avogadro (6,02 x 1023 partikel)
ekuipartisi energi:
m = massa benda (gram)
M atau mm = massa molar (Ar atau Mr) (gram/mol) Gas monoatomik
Proses isotermik adalah keadaan dimana suhu Gas monoatomik hanya melakukan gerak
selalu konstan, dan berlaku hukum Boyle yang translasi (vibrasi) ke tiga sumbu, sehingga f = 3.
menghubungkan volume dengan tekanan gas. y
P
3
P1.V1 = P2.V2 x ̅̅̅ =
Ek k.T
2

V z

TERMODINAMIKA 1
materi78.co.nr FIS 4
Gas diatomik Usaha (W) pada gas dapat dirumuskan:
Gas diatomik melakukan gerak translasi (vibrasi)
W = P. ΔV W = nRΔT
ke tiga sumbu dan gerak rotasi pada sumbu y dan
z, sehingga f = 5. V
W = ∫V 2 P(V)dV
y 1

Usaha pada grafik hubungan P-V:


5
x ̅̅̅ =
Ek k.T
2 P
W = luas raster grafik P-V
z
Kecepatan rata-rata atau efektif (vrms) gas ideal
dapat dirumuskan:

3.k.T 3.R.T 3.P


vrms =√ =√ =√ V
mo M 𝛒
Perubahan energi dalam (U) dapat dirumuskan:
mo = massa tiap partikel (kg)
ρ = massa jenis gas (kg/m3) 3
ΔU = U2 – U1 ΔU = n.R.ΔT
2
Energi dalam gas (U) adalah total energi kinetik
seluruh partikel gas dalam suatu ruangan. Makna nilai usaha dan perubahan energi dalam:
1) +W berarti gas melakukan usaha, volume
U = N. ̅̅̅
Ek
bertambah (ekspansi).
2) -W berarti gas menerima usaha, volume
1 1
U = N. f.k.T U=
2
f.n.R.T berkurang (kompresi).
2
3) +ΔU berarti terbentuk energi dalam, suhu
U = energi dalam gas (J) naik.
N = jumlah partikel (partikel)
4) -ΔU berarti energi dalam berubah menjadi
Derajat kebebasan gas pada energi dalam gas
usaha, suhu turun.
dipengaruhi oleh suhu juga.
Proses-proses pada gas:
1) Gas monoatomik memiliki f = 3, tidak
1) Proses isobarik (P konstan)
dipengaruhi suhu.
P
2) Gas diatomik dipengaruhi suhu:
a. Suhu rendah (0-300 K) memiliki f = 3,
V1 V2
b. Suhu sedang (300-500 K) memiliki f = 5, =
T1 T2
c. Suhu tinggi (500-1000 K) memiliki f = 7.
Tekanan dan suhu gas ideal berdasarkan energi V
V1 V2
kinetik rata-ratanya dapat dirumuskan:
Pada proses isobarik, berlaku:
̅̅̅
2.N.Ek ̅̅̅
2.Ek
P= T= P1 = P2
3V 3k

D. HUKUM TERMODINAMIKA I ΔU = U2 – U1 W = P. ΔV

Hukum termodinamika I adalah hukum Hukum termodinamika I


kekekalan energi pada gas, berbunyi:
Q = ΔU + W
Kalor yang diterima gas digunakan untuk
mengubah energi dalam gas menjadi usaha. 2) Proses isokhorik (V konstan)
P
Persamaan hukum termodinamika I:

Q = ΔU + W P1 P2
=
T1 T2
Q = energi kalor (J)
ΔU = perubahan energi dalam (J) V
W = usaha gas (J)

TERMODINAMIKA 2
materi78.co.nr FIS 4
Pada proses isokhorik, berlaku: Hukum termodinamika I

V1 = V2 ΔV = 0 W = –ΔU

5) Siklus (isotermik)
ΔU = U2 – U1 W=0
P
Hukum termodinamika I

Q = ΔU

3) Proses isotermik (T konstan)


V
P
Pada siklus gas, segala sesuatu tidak
bergantung proses, tetapi bergantung pada
P1.V1 = P2.V2 awal dan akhir siklus.

V T1 = T2 ΔT = 0
V1 V2
Pada proses isotermik, berlaku: ΔU = 0 W = luas raster grafik

T1 = T2 ΔT = 0 Hukum termodinamika I

Q=W
V2
ΔU = 0 W = nRT.ln
V1
E. HUKUM TERMODINAMIKA II
Hukum termodinamika I Hukum termodinamika II dinyatakan oleh
Q=W Clausius dan Thomas-Kevin-Planck.

4) Proses adiabatik (Q = 0)  Kalor tidak mengalir spontan dari dingin


ke panas, kecuali ada usaha dari luar.
P
 Tidak ada mesin yang dapat mengubah
P1.V1γ = P2.V2γ
kalor menjadi usaha secara utuh dan
reversibel.
T1.V1γ-1 = P2.V2 γ-1
 Tidak ada mesin yang bekerja hanya
V dengan mengambil energi dari reservoir
Pada proses adiabatik, berlaku: panas kemudian membuangnya kembali
untuk menghasilkan mesin abadi.
Q=0
Mesin kalor/panas adalah mesin yang
Tetapan Laplace adalah perbandingan
mengubah kalor dari suatu sumber kalor
kapasitas kalor gas pada P konstan dengan
(reservoir panas) menjadi usaha dan sebagian
kapasitas kalor gas pada V konstan.
lainnya dibuang ke lingkungan (reservoir dingin).
CP Cp = kalor jenis pada P konstan (J/kg.K) MESIN
γ= CV = kalor jenis pada V konstan (J/kg.K) R. PANAS Q1 Q2 R. DINGIN
CV γ = tetapan Laplace (>1) PANAS

Tetapan Laplace pada gas monoatomik: W

5 3 Hukum termodinamika II
CP = nR CV = nR γ ≈ 1,6
2 2
Q1 = W + Q 2 W = Q 1 – Q2
Tetapan Laplace pada gas diatomik:
Efisiensi mesin panas
7 5
CP = nR CV = nR γ ≈ 1,4
2 2 W Q2
η= x 100% η = (1 – ) x 100%
Q1 Q1
Hubungan kapasitas kalor CP dan CV:

CP – CV = nR W = (CP – CV)ΔT η = efisiensi mesin panas (<100%)


W = usaha (J)
Q2 = kalor yg diterima dari reservoir panas (J)

TERMODINAMIKA 3
materi78.co.nr FIS 4
Mesin panas Carnot adalah mesin panas yang Mesin dingin Carnot adalah mesin yang bekerja
efisiensinya mendekati 100% atau mesin ideal. berkebalikan dengan mesin panas Carnot, yang
Siklus Carnot: koefisien performansinya besar.
P Q2 T2 Q1 dan Q2 = kalor keluar dan ke dalam (J)
=
Q1 T1 T1 dan T2 = suhu luar dan dalam (K)
Q1 T1
Hukum termodinamika II

W + Q 2 = Q1 W = Q 1 – Q2
T2
Q2 Koefisien performansi mesin dingin
V Q2
T2 T2
kP = =
Q2 T1 -T2 W T1 -T2
T2 Q1 dan Q2 = kalor input dan output (J)
=
Q1 T1 T1 dan T2 = suhu tinggi dan rendah (K)

Hukum termodinamika II

Q1 = W + Q 2 W = Q 1 – Q2

Efisiensi mesin panas

T2 W T2
η = (1 – ) x 100% =1–
T1 Q1 T1

Mesin dingin/pendingin (refrigerator) adalah


mesin yang menggunakan usaha untuk
membuang kalor dari lingkungan dalam
(reservoir dingin) ke lingkungan luar (reservoir
panas).
MESIN
R. PANAS Q1 Q2 R. DINGIN
DINGIN

W
Hukum termodinamika II

W + Q 2 = Q1 W = Q 1 – Q2

Koefisien performansi mesin dingin

Q2 Q2
kP = =
W Q1 -Q2

KP = koefisien performansi (>1)


Q2 = kalor yg dipindahkan dari reservoir dingin (J)
W = usaha (J)

TERMODINAMIKA 4

Anda mungkin juga menyukai