Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PERCOBAAN L2
INDUKTANSI

Pelaksanaan Praktikum
Hari: Senin Tanggal : 8 Maret 2021 Jam ke: 9 – 10

Oleh :

Sahda Vania Aurellia

(082011333047)

Anggota Kelompok
1. Linda Anifatul Ilmi (082011333045)

Dosen Pembimbing : Erzyzario Edo Yunata S. Si., M.Si., Ph.D


Asisten dosen : Qurratul ‘Ain dan Shekina Glory

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
A. TUJUAN
1. Mengenal induktor ideal dan non ideal.
2. Mengenal rangkaian RLC seri dan paralel.
3. Menentukan nilai induktansi induktor.

B. DASAR TEORI
Arus listrik didefinisikan aliran muatan listrik. Arah arus listrik didefinisikan
searah dengan arah aliran muatan positif (Abdullah, 2017). Arus listrik dibagi
menjadi 2 macam yaitu arus searah atau DC (direct current) yang memiliki arah
arus tetap dan arus bolak balik atau AC (alternating current) yang memiliki arah
yang berubah-ubah.
Arus listrik bolak balik adalah arus listrik yang mengalir jika kedua terminal
listrik tegangan bolak balik dihubungkan dengan suatu impedansi dengan lambang
Z dan bersatuan Ω atau ohm. Alternating current atau yang biasa disebut dengan
arus bolak balik, adalah arus listrik yang nilainya berubah-ubah terhadap satuan
waktu. Secara teori, sama halnya dengan arus DC, arus AC adalah aliran elektron
dari suatu titik dengan energi potensial listrik yang lebih tinggi ke titik lain dengan
energi potensial lebih rendah (Gideon dan Saragih, 2019).
Hubungan antara tegangan, arus dan impedansi listrik adalah :

(1)
Tegangan dan arus bolak balik yang dilibatkan dalam percobaan ini berupa
tegangan efektif (Veff) dan arus efektif (Ieff).
Impedansi adalah sebuah besaran kompleks bersatuan Ohm yang
dilambangkan dengan huruf Z (H. Hayt et all, 2005). Impedansi berfungsi
menghambat arus listrik secara umum. Impedansi untuk hambatan listrik sama
dengan nilai hambatan listriknya.
Impedansi untuk kapasitor disebut reaktansi kapasitif (XC) dan untuk
induktor disebut reaktansi induktif (XL). Kedua reaktansi ini bergantung pada
frekuensi tegangan bolak balik. Untuk tegangan bolak balik berupa sinus berlaku
hubungan berikut :
(2)

dengan f adalah frekuensi dan ω adalah frekuensi sudut tegangan listrik berbentuk
sinus.

lnduktor ideal yang lambangnya ditunjukkan oleh Gambar 1(a) hanya


memiliki nilai induktansi. Pada kenyataannya, induktor dibuat dari lilitan kawat
yang memiliki hambatan tertentu, sehingga nilai hambatan kawat harus dilibatkan
dalam induktor. Menurut Budiharto dan Saftian (2005), Induktor memang dibuat
dari kawat konduktor yang dililitkan pada suatu inti yang terbuat dari bahan
magnetik atau tanpa inti (berinti udara). Lambang induktor non ideal sama dengan
rangkaian induktor dan hambatan seri seperti ditunjukkan oleh Gambar 1(b).
Rangkaian induktor non ideal dengan catu daya bolak batik V dan
ampermeter (A) ditunjukkan oleh Gambar 1(c). Besar impedansinya adalah :

(4)

Dari Persamaan (1), (3) dan (4) akan diperoleh nilai induktansi L.

(5)

Rangkaian resonansi RLC seri ditunjukkan oleh Gambar 2(a). Hambatan R


merupakan hambatan kawat induktor.
Arus efektif yang mengalir dalam rangkaian adalah :
(6)

Pada keadaan resonansi akan diperoleh arus maksimum sebesar


(7)

Hubungan antara nilai C, L dan frekuensi sudut pada keadaan resonansi adalah

(8)

Rangkaian resonansi RLC paralel ditunjukkan oleh Gambar 2(a). Hambatan R


merupakan hambatan kawat induktor.
Arus efektif yang mengalir dalam rangkaian adalah

(9)

Pada keadaan resonansi akan diperoleh arus minimum sebesar

(10)
Hubungan antara nilai C, L dan frekuensi sudut co pada keadaan resonansi adalah

(11)

Dalam eksperimen ini frekuensi tegangan bolak balik catu daya sama dengan
frekuensi jala-jala listrik PLN seperti berikut.
f = 50 Hz (12)

(13)
atau ω = 2πf = 314 rad/s

C. ALAT DAN BAHAN


1. Catu daya bolak balik.
2. Ampermeter AC.
3. Multimeter digital.
4. Kapasitor variabel.
5. Induktor.
6. Kabel-kabel penghubung.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan catu daya bolak balik, ampermeter bolak balik, multimeter digital,
induktor dan searah (DC) dan galvanometer searah (DC).
2. Mengukur dan mencatat nilai hambatan induktor dengan ohmmeter dalam
multimeter digital. Kemudian, mengukur pula hambatan probe multimeter.
3. Merakit rangkaian RL seri seperti Gambar 1(c) dan catat arus (efektif) yang
mengalir dalam rangkaian. Mengukur dan mencatat pula tegangan (efektif)
catu daya dengan voltmeter AC dalam multimeter digital.
4. Merakit rangkaian resonansi RLC seri seperti Gambar 2(a).
5. Dengan cara mengubah nilai kapasitansi kapasitor variabel, mengukur dan
mencatat arus maksimum yang mengalir dalam rangkaian serta mencatat pula
nilai kapasitansinya.
6. Merakit rangkaian resonansi RLC paralel seperti Gambar 2(b).
7. Dengan cara mengubah nilai kapasitansi kapasitor variabel, mengukur dan
mencatat anus minimum yang mengalir dalam rangkaian serta mencatat pula
nilai kapasitansinya.
J. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai