PERCOBAAN L1
RESISTANSI DAN KAPASITANSI
Pelaksanaan Praktikum
Hari: Senin Tanggal : 1 Maret 2021 Jam ke: 9 – 10
Oleh :
(082011333047)
Anggota Kelompok
1. Linda Anifatul Ilmi (082011333045)
B. DASAR TEORI
Tegangan yang dilambangkan dengan V merupakan parameter dalam
menentukan kondisi listrik dalam suatu rangkaian. Tegangan listrik merupakan
beda potensial 2 buah terminal listrik. Arus listrik adalah aliran partikel-partikel
bermuatan listrik. Arus listrik mengalir di dalam rangkaian dari titik yang
berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah (Sapta Hari, 2019). Satuan
tegangan listrik adalah V atau volt, sedangkan satuan arus listrik adalah A atau
amper.
Arus listrik dibagi menjadi 2 macam yaitu arus searah DC (direct current)
dan arus bolak balik AC (alternating current). Arus searah memiliki arah arus
tetap, sedangkan arus bolak balik memiliki arah yang berubah-ubah. Arus
listrik yang mengalir jika kedua terminal listrik tegangan searah dihubungkan
dengan suatu hambatan listrik dengan lambang R (satuan ohm atau Ω)
merupakan arus listrik searah. Hubungan ketiganya dapat dituliskan:
(1)
(2)
Kapasitansi suatu kapasitor dengan luas lempeng A dan jarak antar lempeng d
adalah
(2)
ε = Konstanta bahan dielektrik
Dua buah kapasitor dapat dirangkai secara seri atau paralel masing-masing
ditunjukkan oleh Gambar 2(a) dan (b). Gambar 2 (c) adalah rangkaian kapasitor
yang merupakan materi percobaan.
Jembatan Wheatstone adalah interkoneksi dari empat hambatan yang
membentuk sebuah jembatan. Empat hambatan di sirkuit disebut sebagai lengan
jembatan. Jembatan digunakan untuk menemukan nilai resistansi yang tidak
diketahui yang terhubung dengan dua resistor yang diketahui, satu resistor variabel
dan galvanometer (Aji Fitriyan, 2020).
Rangkaian jembatan Wheatstone dengan catu daya V dan galvanometer G
ditunjukkan oleh Gambar 3(a). Rangkaian ini mengandung 4 buah hambatan R1,
R2, Rs sebagai hambatan standar dan Rx sebagai hambatan yang akan ditentukan
nilainya. Adanya catu daya V akan mengalir arus balik yang melalui Rs dan R1
maupun arus yang melalui Rx dan R2 serta galvanometer. Jika tegangan titik A
sama dengan titik B maka tidak ada arus mengalir dalam galvanometer G dan akan
berlaku hubungan berikut.
𝑅1 𝑅
= 𝑅𝑠 (4)
𝑅2 𝑥
𝑅𝑥 𝐿
= 𝐿2 (5)
𝑅𝑠 1
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan catu daya searah (DC) dan galvanometer searah (DC).
2. Menyiapkan perangkat jembatan Wheatstone seperti Gambar 3(b) dan
lakukan pengamatan titiktitik A, B, C dan D.
3. Menghubungkan titik A dan B dengan galvanometer.
4. Menghubungkan terminal positif catu daya dengan titik C dan
Menghubungkan terminal negatif catu daya dengan pena (D).
5. Memasang hambatan standar Rs dan hambatan RX1. Lalu, mencatat nilai
RS.
6. Menyentuhkan ujung pena logam pada kawat AB dan melakukan
pengamatan arus dalam galvanometer. Kemudian, menggeser ujung pena
logam sepanjang kawat AB dan menghentikan penggeseran setelah arcs
yang mengalir dalam galvanometer sama dengan not. Lalu, mencatat
panjang L1 (panjang AD) dan L2 (panjang DB).
7. Mengulangi eksperimen butir 4 dan 5 untuk RX2.
8. Mengulangi eksperimen butir 4 dan 5 untuk RX1 seri dengan RX2.
9. Mengulangi eksperimen butir 4 dan 5 untuk RX1 paralel dengan RX2.
10. Menyiapkan catu daya bolak balik (AC) dan galvanometer bolak balik
(AC).
11. Menyiapkan perangkat jembatan De Sauty seperti Gambar 4(b).
12. Menghubungkan titik A dan B dengan galvanometer, terminal catu daya
(bolak balik) dengan titik C dan pena (D).
13. Memasang kapasitor standar CS dan kapasitor CX1. Lalu, mencatat nilai CS.
14. Menyentuhkan ujung pena logam pada kawat AB dan melakukan
pengamatan arus dalam galvanometer. Kemudian, menggeserkan ujung
pena logam sepanjang kawat AB dan menghentikan penggeseran setelah
arus yang mengalir dalam galvanometer sama dengan nol. Lalu, mencatat
panjang L1 (panjang AD) dan L2 (panjang DB).
15. Mengulangi eksperimen butir 4 dan 5 untuk CX2.
16. Mengulangi eksperimen butir 4 dan 5 untuk CX1 seri dengan CX2.
17. Mengulangi eksperimen butir 4 dan 5 untuk CX1 paralel dengan CX2.