Anda di halaman 1dari 10

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM, TUMBUKAN DAN

JENIS-JENIS TUMBUKAN

Mata Kuliah : Fisika Teknik


Dosen Pengampu : Ari Dwi Nur Indriawan M, M.Pd.

Disusun Oleh:
Nama : Ahmad Wildan
NIM : 5202415025
Rombel :1

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF S1


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
A. Hukum Kekekalan Momentum
Hukum Kekekalan Momentum Seperti halnya Kekekalan Energi, Momentum juga
kekal. Bahwasanya momentum awal benda sama dengan momentum akhir benda.
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa:
“Jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum
setelah tumbukan”.
Hal ini berlaku apabila tidak ada gaya luar alias gaya eksternal total yang bekerja pada
benda yang bertumbukan. Jadi analisis kita hanya terbatas pada dua benda yang
bertumbukan, tanpa ada pengaruh dari gaya luar.
Momentum suatu benda (dilambangkan dengan huruf P) yang bermula dari hasil
perkalian dari massa dan kecepatan. Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor
akan menghasilkan besaran vektor. Jadi, momentum merupakan besaran vektor.
Persamaan Hukum Kekekalan Momentum dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Ket:
P = momentum awal (N.s)
P’ = momentum akhir (N.s)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
v1 = kecepatan awal benda 1 (m/s)
v2 = kecepatan awal benda 2 (m/s)
v1‘ = kecepatan akhir benda 1 (m/s)
v2‘ = kecepatan akhir benda 2 (m/s)
Hukum kekekalan momentum memegang peranan penting dalam peristiwa tumbukan.
Perhatikan ilustrasi benda yang bertumbukan dibawah ini:

(Gambar 1. Hukum Kekekalan Momentum)

Berdasarkan Gambar diatas menunjukkan bola dengan massa 1 ( m1 ) dan massa 2 ( m2)
yang bergerak
berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan berturut-turut sebesar V1 dan
V2.
setelah keduanya bertumbukan masing-masing kecepatannya berubah menjadi V1′ dan V2′
Jumlah momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah

Jumlah momentum kedua bola setelah tumbukan adalah

Berdasarkan hukum kekekalan momentum, P = P’ . dengan demikian,

Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar pada benda-benda yang
bertumbukan sama dengan nol.

Contoh Hukum Kekekalan Momentum


Contoh kekekalan momentum linear berlimpah dalam kehidupan sehari-hari. Di mana
pun ada tumbukan, prinsip kekekalan sedang bekerja. Sebagai contoh:
1. Tumbukan dua benda
2. Peluru yang ditembakkan dari senapan, yaitu senapan mendorong peluru ke depan
dan peluru mendorong senapan ke belakang
3. Gerak majunya sebuah roket, yaitu roket mendorong gas ke belakang dan gas
mendorong roket ke depan.
4. Orang yang bermain baseball, yaitu ketika bola bisbol bertabrakan dengan tongkat
pemukul.

Contoh Soal :
1) Jika sebuah peluru bermassa 30 gram ditembakkan dari sebuah senapan bermassa 3 kg
dengan kecepatan 30 m/s, maka tentukanlah kecepatan senapan sesaat ketika peluru
ditembakkan !
Jawab :
Diketahui : mp ( massa peluru ) = 30 g = 0,03 kg;
ms ( massa senapan ) = 3 kg
vp' ( kecepatan peluru ) = 30 m/s.
Ditanya : vs’ ( kecepatan senapan ) ?
Dijawab :
Ketika peluru ditembakkan, maka senapan akan terdorong ke belakang dan bergerak
dengan kecepatan tertentu. Berdasarkan hukum kekalan momentum maka diperoleh :
P1 = P2
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
mpvp + msvs = mpvp' + msvs' ⇒ 0 + 0 = 0,03 (30) + 3 vs'
⇒ -3 vs' = 0,9
⇒ vs' = -0,3 m/s
Jadi, kecepatan senapan saat peluru ditembakkan adalah 0,3 m/s ke belakang
(berlawanan dengan gerak pelurunya).

B. Tumbukan
Kata tumbukan digunakan untuk melambangkan kejadian dimana dua partikel
saling mendekat dan saling berinteraksi menggunakan gaya-gaya. Tumbukan yang paling
sederhana adalah tumbukan sentral. Tumbukan sentral adalah tumbukan yang terjadi bila
titik pusat benda yang satu menuju ke titik pusat benda yang lain. Banyak kejadian dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan konsep momentum dan impuls. Di
antaranya peristiwa tumbukan antara dua kendaraan. Salah satu penggunaan konsep
momentum yang penting adalah pada persoalan yang menyangkut tumbukan. Misalnya
tumbukan antara partikel-partikel gas dengan dinding tempat gas berada. Hal ini dapat
digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat gas dengan menggunakan analisis mekanika.
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan
tumbukan tidak lenting sama sekali.

1. Tumbukan Lenting Sempurna


Tumbukan lenting sempurna (elastik) terjadi di antara atom-atom, inti atom, dan
partikel-partikel lain yang seukuran dengan atom atau lebih kecil lagi. Dua buah benda
dikatakan mengalami tumbukan lenting sempurna jika pada tumbukan itu tidak terjadi
kehilangan energi kinetik. Jadi, energi kinetik total kedua benda sebelum dan sesudah
tumbukan adalah tetap. Oleh karena itu, pada tumbukan lenting sempurna berlaku
hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik. Tumbukan lenting
sempurna hanya terjadi pada benda yang bergerak saja.

Tumbukan lenting sempurna antara dua benda


Dua buah benda memiliki massa masing-masing m1 dan m2 bergerak saling
mendekati dengan kecepatan sebesar v1 dan v2 sepanjang lintasan yang lurus. Setelah
keduanya bertumbukan masing-masing bergerak dengan kecepatan sebesar v’1 dan v’2
dengan arah saling berlawanan. Berdasarkan hukum kekekalan momentum dapat ditulis
sebagai berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
m1v1 – m1v’1 = m2v’2 – m2v2
m1(v1 – v’1) = m (v’2 – v2)
Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh persamaan sebagai
berikut.
Ek1 + Ek2 = E’k1 + E’k2
½ m1v12 + ½ m2v22 = ½ m1(v1)2 + ½ m2(v2)2
m1((v’1)2 – (v1)2) = m2((v’2)2 – (v2)2)
m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m (v’2 + v2)(v’2 – v2)
Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut.
m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m1(v’2 + v2)(v1 – v’1)
v1 + v’1 = v’2 + v2
v1 – v2 = v’2 – v’1
-(v2 – v1) = v’2 – v’1
Persamaan di atas menunjukan bahwa pada tumbukan lenting sempurna kecepatan
relatif benda sebelum dan sesudah tumbukan besarnya tetap tetapi arahnya berlawanan.
Di dalam lenting sempurna besar koefisien restitusinya (е) = 1

2. Tumbukan Lenting Sebagian


Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan lenting sebagian,
di mana energi kinetik berkurang selama tumbukan. Oleh karena itu, hukum kekekalan
energi mekanik tidak berlaku. Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu
faktor tertentu yang disebut koefisien restitusi. Bila koefisien restitusi dinyatakan
dengan huruf e, maka derajat berkurangnya kecepatan relatif benda setelah tumbukan
dirumuskan sebagai berikut.

Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1 ). Untuk tumbukan lenting


sempurna, nilai e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan untuk
tumbukan lenting sebagian mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1).
Tumbukan Lenting Sebagian kehilangan energi kinetiknya setelah bertumbukan. Hal itu
dikarenakan adanya perubahan energi menjadi kalor setelah tumbukan dan tidak berlaku
hukum kekekalan energi kinetik tetapi menggunakan hukum kekekalan momentum:

m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’


Besar koefisien restitusinya (e) yaitu diantara 0 dan 0,9 ( 0 < e < 1 )

3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


Pada tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan sama besar
(benda yang bertumbukan saling melekat). Misalnya, tumbukan antara peluru dengan
sebuah target di mana setelah tumbukan peluru mengeram dalam target. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
Jika v’1 = v’2 = v’, maka m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
Tumbukan tidak lenting sama sekali yang terjadi antara dua benda
Besar koefisien restitusinya (e) yaitu e = 0

Contoh soal:
1. Dua buah benda masing-masing 3 kg dan 4 kg bergerak dengan kecepatan 12 m/s dan
10 m/s saling berlawanan arah, kedua benda tersebut bertumbukan. Tentukan kecepatan
akhir kedua benda dan arahnya setelah tumbukan, jika terjadi :
a) Tumbukan Lenting Sempurna
b) Tumbukan Lenting Sebagian ( e = 0,5 )
c) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali.
Jawab :
Diketahui : m1= 3 kg ; m2= 4 kg
v1= -12 m/s ( kekiri ) ; v2 = 10 m/s
Ditanya : v1’= ... ?
v2’= ....?
Dijawab:
a. Hukum Kekekalan Momentum
P1 + P2 = P1’ + P2’
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
3(-12) + 4.10 = 3 v1’ + 4 v2’
-36 + 40 = 3 v1’ + 4 v2’
4 = 3 v1’ + 4 v2’
3 v1’ + 4 v2’ = 4 ...... (1)
Hukum Koefisien Restitusi (e)
v1’ – v2’
= -1
v1−v2
v1’ – v2’
= -1
−12−10
v1’ – v2’
= -1
−22
v1’ – v2’ = 22 ........ (2)
Kedua persamaan dieliminasi :
3 v1’ + 4 v2’ = 4 x1 3 v1’ + 4 v2’ = 4
v1’ – v2’ = -22 x 3 3v1’ – 3v2’ = -66
7v2’ = 70
v2’ = 10 m/s ( ke kanan )

v1’ – v2’ = -22


v1’ – 10 = -22
v1’ = -22 - (-10)
v1’ = -22 + 10
v1’ = -12 m/s ( ke kiri )

b. Dengan e = 0,5 , berlaku :


v1’ – v2’
= - 0,5
v1−v2
v1’ – v2’
= - 0,5
−12−10
v1’ – v2’
= - 0,5
−22
v1’ – v2’ = 11 ........ (3)

Gunakan metode eliminasi dari persamaan 1 dan 3, sehingga diperoleh :


3 v1’ + 4 v2’ = 4 x1 3 v1’ + 4 v2’ = 4
v1’ – v2’ = 11 x3 3 v1’ – 3 v2’ = 33
7 v2’= -29
v2’= -4,14 m/s ( ke kiri )
v1’ – v2’ = 11
v1’ – (-4,14) = 11
v1’ + 4,14 = 11
v1’ = 11 – 4,14
v1’ = 6,86 ( ke kanan )
c. Untuk tumbukan tidak lenting sama sekali :
m1. v1 + m2. v2
𝑣′ =
m1 + m2

3. (−12) + 4.10
𝑣′ =
3+4

−36 + 40
𝑣′ =
7
4
𝑣′ =
7
𝑣 ′ = 0,57 𝑚/𝑠
v’ = v1’= v2’ = 0,57 m/s ( ke kanan )
DAFTAR PUSTAKA

4muda. 2012. Jenis Jenis Tumbukan dalam Momentum. http://4muda.com/jenis-jenis-


tumbukan-dalam-momentum/, Diakses pada 14 November 2015 pukul 09:10.
4muda. 2012. Momentum dan Hukum Kekekalan Momentum.
http://4muda.com/momentum-dan-hukum-kekekalan-momentum/, Diakses pada 13
November 2015 pukul 13:45.
Anonym. 2014. Tumbukan. http://fisikazone.com/tumbukan/, Diakses pada 14 November
2015 pukul 09:30.
Anonym. 2015. Momentum. https://id.wikipedia.org/wiki/Momentum, Diakses pada 13
November 2015 pukul 14:10.
Sridianti. 2015. Contoh Hukum Kekekalan Momentum dalam kehidupan.
http://www.sridianti.com/hukum-kekekalan-momentum.html, Diakses pada 13
November 2015 pukul 14:35.

Anda mungkin juga menyukai