Anda di halaman 1dari 7

Konsep Impuls dan Momentum

Impuls merupakan suatu besaran yang erat hubungannya dengan tumbukan. Misalnya ketika
seorang petinju memukul lawannya maka dikatakan lawannya ini menerima impuls .

Impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya impulsif rata-rata (f) dan selang waktu (∆t)
selama gaya impulsif itu bekerja.
Secara matematis,

I = Impuls (N.s atau kg m/s)


F = gaya (N)
∆t = selang waktu gaya diberikan (s)

Karena F merupakan besaran vektor maka Impuls I juga merupakan vektor yang arahnya
sama dengan arah F

Momentum adalah ukuran kesukaran untuk menggerakkan suatu benda dan didefinisikan
sebagai hasil kali massa (m) dengan kecepatan (v)

Besaran mv ini yang disebut dengan momentum (lambang P)

P = momentum linear (kg m/s)


m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
EK = Energi kinetik benda (Joule)

momentum juga merupakan besaran vektor.

Teori Impuls dan Momentum

Misalkan sebuah mobil bergerak dengan kecepatan v1, ketika ditabrak dari belakang maka
kecepatannya menjadi v2. Untuk
menghitung besar impuls yang
diterima mobil adalah

Contoh penerapan hubungan antara impuls dan momentum


1. Hubungan ini menyatakan benda yang mempunyai momentum lebih besar dapat
menimbulkan impuls atau gaya yang lebih besar. Contoh: sebuah truk dan sebuah
sepeda menabrak sebuah pohon dengan kecepatan yang sama. Truk akan memberikan
impuls yang lebih besar karena momentum truk lebih besar (massa truk lebih besar)
2. Dalam waktu kontak yang lebih singkat dapat menimbulkan gaya yang lebih
besar. Contoh: seorang karateka yang hendak menghancurkan sebuah papan akan
memberikan kecepatan tinggi pada tangannya agar momentumnya besar, momentum
ini akan menjadi nol saat ia memberikan impuls pada papan. Dalam memberikan
impuls ini ia akan berusaha agar kontak terjadi sesingkat mungkin sehingga gaya yang
diberikannya besar.

Tumbukan yang paling sederhana adalah tumbukan sentral. Tumbukan sentral adalah
tumbukan yang terjadi bila titik pusat benda yang satu menuju ke titik pusat benda yang lain
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak
lenting sama sekali.

Tumbukan Lenting Sempurna


Tumbukan lenting sempurna (elastik) terjadi di antara atom-atom, inti atom, dan partikel-partikel lain
yang seukuran dengan atom atau lebih kecil lagi. Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan
lenting sempurna jika pada tumbukan itu tidak terjadi kehilangan energi kinetik. Jadi, energi kinetik
total kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap. Oleh karena itu, pada tumbukan
lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik.
Tumbukan lenting sempurna hanya terjadi pada benda yang bergerak saja.

Tumbukan lenting sempurna antara dua benda

Dua buah benda memiliki massa masing-masing m1 dan m2 bergerak saling mendekati dengan
kecepatan sebesar v1 dan v2 sepanjang lintasan yang lurus. Setelah keduanya bertumbukan masing-
masing bergerak dengan kecepatan sebesar v’1 dan v’2 dengan arah saling berlawanan. Berdasarkan
hukum kekekalan momentum dapat ditulis sebagai berikut.

m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2

m1v1 – m1v’1 = m2v’2 – m2v2

m1(v1 – v’1) = m (v’2 – v2)

Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh persamaan sebagai berikut.

Ek1 + Ek2 = E’k1 + E’k2

½ m1v12 + ½ m2v22 = ½ m1(v1)2 + ½ m2(v2)2

m1((v’1)2 – (v1)2) = m2((v’2)2 – (v2)2)

m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m (v’2 + v2)(v’2 – v2)

Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut.

m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m1(v’2 + v2)(v1 – v’1)

v1 + v’1 = v’2 + v2

v1 – v2 = v’2 – v’1

-(v2 – v1) = v’2 – v’1

Persamaan di atas menunjukan bahwa pada tumbukan lenting sempurna kecepatan relatif benda
sebelum dan sesudah tumbukan besarnya tetap tetapi arahnya berlawanan.

Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


Hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Pada tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda
sesudah tumbukan sama besar (benda yang bertumbukan saling melekat). Misalnya, tumbukan antara
peluru dengan sebuah target di mana setelah tumbukan peluru mengeram dalam target. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut.

m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2

Jika v’1 = v’2 = v’, maka m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’

Tumbukan tidak lenting sama sekali yang terjadi


antara dua benda

Contoh tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ayunan balistik. Ayunan balistik merupakan
seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur benda yang bergerak dengan keceptan cukup besar,
misalnya kecepatan peluru. Prinsip kerja ayunan balistik berdasarkan hal-hal berikut.

a. Penerapan sifat tumbukan tidak lenting.

m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’

m1v1 + 0 = (m1 + m2) v’


b. Hukum kekekalan energi mekanik

½ (m1 + m2)(v’)2 = (m1 + m2)gh

Jika persamaan pertama disubtitusikan ke dalam persamaan kedua, maka diketahui kecepatan peluru
sebelum bersarang dalam balok.

Skema ayunan balistik

Tumbukan Lenting Sebagian


Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan lenting sebagian, di mana energi
kinetik berkurang selama tumbukan. Oleh karena itu, hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku.
Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor tertentu yang disebut koefisien
restitusi. Bila koefisien restitusi dinyatakan dengan huruf e, maka derajat berkurangnya kecepatan
relatif benda setelah tumbukan dirumuskan sebagai berikut.

Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1 ). Untuk tumbukan lenting sempurna, nilai e = 1.
Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan untuk tumbukan lenting sebagian mempunyai
nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1). Misalnya, sebuah bola tenis dilepas dari ketinggian h1 di atas lantai.
Setelah menumbuk lantai bola akan terpental setinggi h2, nilai h2 selalu lebih kecil dari h1.
Skema tumbukan lenting sebagian

Coba Anda perhatikan gamabr diatas. Kecepatan bola sesaat sebelum tumbukan adalah v1 dan sesaat
setelah tumbukan v1 . Berdasarkan persamaan gerak jatuh bebas, besar kecepatan bola memenuhi
persamaan :

Untuk kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan sama dengan nol (v2 = v’2 = 0). Jika arah ke
benda diberi harga negatif, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut.

Persamaan diatas digunakan untuk tumbukan lenting sebagian

Contoh Soal
1. Tono yang bermassa 50 kg, naik sepeda dengan kecepatan 36 km/jam.
Tentukan momentum Tono jika sepeda bergerak pada arah sumbu x.
Pembahasan :
Diketahui : Massa Tono (m) = 50 kg
Kecepatan (v) = 36 km/jam = 10 m/s
Ditanya : P
Jawab : P = m.v
= 50 kg . 10 m/s
= 500 kg.m/s

2. Bola bermassa 0,2 kg dilempar mendatar dengan kelajuan 10 m/s membentur dinding
tembok lalu bola dipantulkan kembali dengan kelajuan yang sama. Perubahan momentum
bola adalah.....
Pembahasan
Diketahui: massa bola (m) = 0,2 kg
Kelajuan awal bola (v1) = -10 m/s
Kelajuan akhir bola (v2) = 10 m/s
Ditanya : perubahan momentum bola (∆p)
Jawab: ∆p = mv2-mv1
∆p = 0,2(10) – 0,2(-10)
∆p = 2 + 2
∆p = 4 kg m/s

Contoh soal:

Sebuah bola ditendang dengan gaya sebesar 800 newton. Lamanya bola bersentuhan dengan
pemukul adalah 2 milisekon. Besar impuls bola tersebut adalah...

Pembahasan

Diketahui :
Gaya terhadap bola (F) = 800 N
Selang waktu kontak (∆t) = 2 milisekon = (2/1000) sekon = 0,002 sekon
Ditanya : Impuls
Jawab :
Rumus impuls :
I = F ∆t
I = 800 x 0,002
I = 1,6 Ns

Contoh soal:

Sebuah mobil bermassa 1.500kg bergerak sepanjang garis lurus dan berkurang kecepatannya dari
20m/s di A menjadi 15m/s di B dalam selang waktu 3s. Berapakah gaya rata-rata yang
memperlambat mobil itu?
Penyelesaian
DiketahuI: mobil bergerak lurus sehingga menghilangkan notasi vektor. Diambil arah
gerak sebagai arah positif.
m= 1500kg
v₁=+20m/s
v₂=15m/s
∆t=3s
Ditanya: F ……..?
Jawab: I = ∆p
F. ∆t = p₂− p₁
F. ∆ t = m.v₂ – m.v₁
F (3s) = (1.500kg) (15m/s) – (1.500kg) (20m/s)
F = -7.500kg.m/s = -2.500 N.
F = 3s
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya F arahnya berlawanan dengan arah gerak. Hal ini sesuai
dengan kenyataan bahwa mobil bergerak diperlambat.
Contoh soal

Sebuah peluru bermassa 20 gram, ditembakkan mengenai sebuah balok pada ayunan balistik
yang massanya 1 kg. Jika peluru tertancap pada balok hingga mereka mencapai tinggi
maksimal 25 cm. Berapa kecepatan peluru mula-mula peluru tersebut?

mv = (m+M) √2gh
0,02.v = (0,02+1) √2.10.0,25
0,02.v = 1,02 √5
v = (1,02+√5)/0,02
v = 162,8 m/s

Anda mungkin juga menyukai