Anda di halaman 1dari 5

Reynanda Taufiqurrahman (29)

X MIPA 1
Impuls dan Momentum

Sesuai dengan Hukum Newton I, saat suatu benda diam akan digerakkan, maka benda
tersebut cenderung akan terus diam. Begitu pula, saat benda sedang bergerak akan
dihentikan, maka benda tersebut cenderung akan terus bergerak. Inilah konsep
kelembaman atau inersia.
Untuk menggerakkan benda yang diam atau menghentikan benda yang bergerak,
diperlukan gaya yang lebih besar.

Impuls

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, kita memerlukan gaya untuk membuat benda yang
diam agar menjadi bergerak. Contohnya adalah saat menendang bola yang diam di atas
lapangan, bola akan melesat saat di tendang. Gaya tendangan pada bola termasuk gaya
kontak yang bekerja hanya dalam waktu yang singkat. Gaya seperti ini disebut gaya
impulsif. Perkalian antara gaya tersebut dengan selang waktu gaya itu bekerja pada benda
disebut Impuls.

Secara matematis, Impuls dapat dituliskan sebagai berikut:

Di mana:

I = Impuls (Ns)
F = gaya impulsif (N)
∆t = perubahan waktu (t2 – t1) (s)
Karena impuls didapat dari besaran gaya dengan selang waktunya, maka impuls termasuk
besaran vektor (karena gaya merupakan besaran vektor). Arah Impuls I searah dengan
gaya impulsifnya F.
Jika gaya impulsif F, yang berubah terhadap selang waktu digambarkan grafik F-t nya,
maka luas arsir dalam selang waktu ∆t, di mana ∆t = t2 - t1, sama dengan luas arsir di
bawah grafik F-t, dengan batas nilai dari t1 (saat kontak terjadi) sampai dengan t2 (saat
kontak berakhir) (perhatikan gambar dibawah).

Impuls = luas daerah di bawah grafik F-t

Jika waktu terjadinya tumbukan (Impuls) semakin lama, maka gaya yang bekerja pada
benda akan semakin kecil.

Momentum
Sesuai dengan hukum Newton I yang sudah dijelaskan di awal, benda yang sedang
bergerak akan terus cenderung bergerak sehingga sukar untuk dihentikan. Momentum
adalah ukuran kesukaran untuk menghentikan suatu benda yang sedang bergerak.

Secara matematis, momentum dirumuskan sebagai hasil kali massa dan kecepatannya:

Di mana:

p = momentum (kg m/s)


m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
Karena momentum didapat dari hasil kali kecepatan dengan massanya, maka momentum
termasuk besaran vektor (karena kecepatan merupakan besaran vektor). Arah momentum
p searah dengan arah kecepatannya v. Pada satu dimensi, arah momentum cukup
ditampilkan dengan tanda positif atau negatif.
Hubungan antara Impuls dan Momentum
Sesuai dengan Hukum newton II, maka:

Di mana:

Sehingga:

Persamaan terakhir diatas dapat dinyatakan dengan kalimat berikut yang dikenal dengan
teorema Impuls-momentum:

“Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang
dialami benda tersebut, yaitu beda  antara momentum akhir dengan momentum awalnya
(delta).”

Contoh Soal:
Contoh Soal 1
Sebuah bola bermassa 120 gram dilemparkan secara horizontal ke tembok dengan
kecepatan 30 m/s dan memantul kembali. Jika bola tersebut dipantulkan dengan laju yang
sama besar, maka besar impuls bola yang terjadi adalah…

A. 3,6 Ns
B. 7,2 Ns
C. 10,8 Ns
D. 14,4 Ns
E. 18 Ns

Pembahasan:
Dari soal, diketahui:

m = 120 gr = 0,12 kg
v1 = 30 m/s
v2 = -30 m/s

Jadi, impulsnya adalah:

I = 0,12 (-30 – 30) = 0,12 (-60) = -7,2 Ns

Tanda minus disini menunjukkan arah, jadi arahnya berbeda dengan arah awalnya karena
bolanya memang memantul.

Jadi, jawaban yang benar adalah B

Contoh Soal 2
Sebuah motor dengan pengendaranya bermassa 200 kg melaju dengan kecepatan 40
km/jam dengan percepatan 2 m/s. Perubahan momentum motor tersebut setelah bergerak
selama 5 detik adalah…

A. 10 kNs
B. 1 kNs
C. 200 Ns
D. 2 Ns
E. 2 kNs

Pembahasan:

Dari soal, diketahui:

m = 2oo kg
v1 = 40 km/jam = 11,11 m/s
a = 2 m/s
t=5s

Pertama, kita harus cari kelajuannya setelah 5 detik:


Jadi, perubahan momentumnya bisa didapatkan dengan:

Jadi, jawaban yang benar adalah E

Untuk perhitungan cepat, kita tidak perlu mencari, tapi dapat langsung mencari perubahan
momentumnya dengan ∆v.

Hukum Kekekalan Momentum:


Apabila gaya eksternal yang bekerja pada suatu system adalah sama dengan nol, maka jumlah
semua vektor momentum benda akan tetap konstan.

Hukum kekekalan momentum secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut;

m1 v1 + m2 v2 = m1 v1 + m2 v2

keterangan:
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s)
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s)
v1’ = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s)
v2’ = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s)

Anda mungkin juga menyukai