A. Momentum ( P )
Dalam percakapan sehari- hari sering mengambil beberapa istilah yang di
gunakan dalam sains,misalnya kata momentum.saat ini momentum adalah
Momentum yang paling tepat untuk membekali kecakaapan hidup(life Skill)
kepada anak didik,agar nanti nya setelah terjun ke maasyarakat mempunyaai
kemandirian yang mantap dan dapat bersaing di daerah pasar bebas.
Apakah arti momentum dalam percakapan sehari-hari sama dengan konsep
momentum dalam sains?
Momentum yaitu perkalian antara massa dan kecepatan. dalam artian setiap
benda yang sedang bergerak selalu memiliki momentum, untuk lebih jelasnya
perhatikan penurunan besaran momentum di bawah.
m v1 v2
P = mv
Keterangan
P = Momentum ……….. kg m/s
m = Massa benda ………kg
v = Kecepatan
Contoh
Benda massanya 4 kg bergerak dengan kecepatan 12 m/s, tentukan besar
momentum yang dimiliki benda itu.
Diketahui.
1
m = 4 kg
v = 12 m/s
Jawab
P = mv
= 4 . 12
= 48 kg m/s
Perubahan momentum ( P )
Berdasarkan gerakan suatu benda, dimana gerakannya diperlihatkan oleh
gambar di atas, maka, dapat ditentukan besarnya perubahan momentum yang
dimiliki benda, sedangkan besarnya perubahan momentum dapat dilihat
berdasarkan penurunan persamaan di bawah.
a. Momentum awal ( P 1 )
Karena kecepatan awal yang dimilki benda v1 maka besar momentum
awalnya.
P1 = m v 1
b. Momentum akhir ( P 2 )
Sedangkan kecepatan akhir benda v 2, maka besar momentumnya
P 2 = m v2
Maka besar perubahan momentum ( P ) yaitu
Selisih antara momentum akhir dengan momentum awal
P = P2 – P1
P = m v2 – m v1
P = m ( v2 – v1 )
Keterangan
v 1 = kecepatan awal (m/s)
v 2 = kecepatan akhir (m/s)
Contoh
2
Kecepatan sebuah benda berubah dari 6 m/s menjadi 11 m/s akibat dikenai
gaya, jika massa benda 5 kg tentukan perubahan momentum yang dialami
benda jika :
a. Gerakan benda searah
b. Benda berbalik arah
c. Arah gerakan benda tegak lurus dengan arah semula.
Jawab
Ingat ! momentum itu besaran vektor (memiliki arah dan nilai )
a. Gerakan benda searah
v1 v2
3
= – 85 kg m/s
v2
v1
B. Impuls ( I )
Impuls yaitu perkalian antara gaya dengan selang waktu. Karena impuls
didefinisikan sebagai perkalian antara gaya ( F ) dengan selang waktu ( t ), maka
persamaan lain dari impuls yaitu ;
I = F. t
4
v1 v2
Diketahui:
m = 150 = 0,15 kg
v1 = 20 m/s
v2 = – 10 m/s
Jawab
P = m ( v2 – v 1 )
= 0,15 ( – 10 – 20 )
= 0,15 . – 30
= – 4,5 kg m/s .
5
gaya dengan selang waktu gaya itu bekerja pada benda. Secara matematis impuls
dapat dituliskan sebagai berikut.
I = F. ⧍t
Dengan :
I = impuls (N.s)
F = gaya (N)
⧍t = selang waktu (s)
Pada persamaan sebelumnya, jelas banhwa impuls yang bekerja pada suatu
benda sama dengan perubahan momentum yang dimiliki oleh benda.
F. ⧍t = mv2-mv1
I = p2-p1
I = ⧍p
Dengan kata lain, impuls didefinisikan sebagai perubahan momentum
yang dimiliki oleh suatu benda.
6
(sesudah penembakan)! Akan tetapi kita harus ingat bahwa senapan juga
mengalami perubahan momentum. Momentum senapan setelah penembakan ini
sama dengan momentum peluru, tetapi arahnya berlawanan. Akibatnya
momentum system (momentum senapan + momentum peluru) sama dengan nol,
yaitu sama dengan momentum mula-mula. Dengan kata lain momentum kekal.
7
akan memberikan gaya kepada bola nomor 8, dan bola nomor 8 akan memberikan
gaya reaksi kepada bola nomor 6.
Bola nomor 6 yang bergerak ke kanan mengalami gaya ke kiri yang
menyebabkan bola nomor 6 bergerak melambat. Sedangkan bola nomor 8
mengalami gaya ke kanan yang menyebabkan bola nomor 8 bergerak. Dapat
dikatakan bahwa kedua bola mengalami gaya yang sama dengan arah berlawanan.
Apabila dua buah benda masing-masing bermassa m 1 dan m2
bertumbukan, maka kecepatan awal benda v1 dan v2 sebelum tumbukan menjadi
v1’ dan v2’ setelah tumbukan.sedangkan F12 adalah gaya dari m1 yang digunakan
untuk menumbuk m1, maka menuru hukum ketiga Newton
F12 = -F12
Apabila tumbukan tersebut berlangsung dalam selang waktu tertentu yang
berarti bahwa lamanya gaya yang bekerja pada benda pertama sama dengan
lamanya gaya yang bekerja pada benda kedua, maka selama tumbukan akan
diperoleh hubungan berikut.
F12⧍t = -F12⧍t
Karena impuls sama dengan perubahan momentum, maka persamaan di
atas dapat ditulis sebagai berikut.
m1 v1 - m1 v1’ = - (m2 v2 - m2 v2’
m1 v1 - m1 v1’ = - m2 v2 + m2 v2’
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’
p1 + p2 = p1’ + p2’
p sebelum tumbukan = p sesudah tumbukan
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’
Contoh
8
Seorang massa 50 kg berada di atas papan luncur bermassa 100 kg dan
panjangnya 8 m, mula-mula orang itu berada di salah satu ujung papan itu,
kemudian ia lari ke ujung lainya dengan kecepatan 2 m/s, tentukan :
v0
vP
9
Kecepatan relativ orang terhadap papan
v r = v0 – ( – vP )
v r = v 0 + v P (2)
m0 v0
vr v0
mP
v0 mP m0 v0
vr
mP
v0 ( mP m0 )
vr
mP
Keterangan
mp = Massa papan luncur (kg)
m0 = Massa orang
P = Panjang papan / troli
10
v0 = kecepatan orang saat lari
t = Waktu yang diperlukan orang sampai ke ujung lain .
mp p
( m p mO )
Keterangan
= panjang papan saat ditempuh sambil lari
Penyelesaian:
a. Panjang lintsan yang ditempuh oleh orang
mP P
( mP m0 )
100 . 8
(100 50 )
800
150
= 5,33 m
100. 8
t
2 (100 50 )
11
800 8
t t s
300 3
E. Koefisien restitusi/tumbukan ( e )
Koefisien restitusi yaitu perbandingan antara selisih kecepatan benda
setelah tumbukan dgn selisih kecepatan sebelum tumbukan.
Keadaan sebelum bertumbukan
v1 v2
Selisih kecepatan
v = vA – v B
v’1 v’ 2
v A ' vB '
e
v A vB
12
F. Jenis tumbukan
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,
tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting sempurna,
tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
1. Tumbukan lenting ( elastis ) sempurna
Tumbukan antara dua buah benda dikatakan lenting sempurna apabila
jumlah energi mekanik benda sebelum dan sesudah tumbukan tetap. Selain
memenuhi hukum kekekalan energi, tumbukan lenting sempurna juga
memenuhi hukum kekekalan momentum. Sehingga, Koefisien restitusinya
e = 1
13
Contoh
Dua buah bola A dan B massanya 2 kg dan 3 kg bergerak berlawanan arah
dengan kecepatan masing-masing 3 m/s dan 4 m/s, jika pada suatu saat
keduanya bertumbukan,tentukan kecepatan masing-masing jika tumbukannya:
a. Elastis sempurna
b. Elastis sebagian ( e = 0,5 )
c. Tidak elastis
A vA vB B
Diketahui.
m A = 2 kg
m B = 3 kg
v A = 3 m/s
v B = – 4 m/s
Jawab
a. Elastis sempurna
Gunakan persamaan koefisien elastisitas dengan e = 1 .
v A ' vB '
e
v A vB
v A ' vB '
1
3 ( 4)
v A ' vB '
1
3 4
v A ' vB '
1
7
7 v A ' vB '
vB ' v A ' 7
14
m A v A – m B v B = m A vA’ + m B vB’
2. 3 – 3. 4 = 2 vA’ + 3 ( v A ' 7 )
6 – 12 = 2 v A’ + 3 v A’ + 21
–6 = 5 v A’ + 21
5 v A’ = – 21 – 6
5 v A’ = – 27
27
v A‘ = –
5
v A’ = – 5,4 m/s
Bola B
vB’ = vA’ + 7
vB ' 5, 4 7
vB’ = 1,6 m/s
Bola B berbalik arah dari arah semula yaitu ke arah kanan
v A ' vB '
0,5
7
0,5 . 7 = - vA’ + vB’
vB’ = vA’ + 3,5
15
5 v A’ = – 6 – 10,5
5 v A’ = – 16,5
vA ‘ = – 16,5 / 5
v A’ = – 3,3 m/s
Catatan
*Jika kedua benda bergerak berlawanan arah maka pada persamaan
hukum keke- kalan momentum.
m A v A – m B v B = m A vA’ + m B vB’
16
Untuk persamaan elastisitas berlaku
v A ' v B '
e
v A vB
m A v A + m B v B = m A vA’ + m B vB’
Untuk persamaan elastisitas berlaku
v A ' vB '
e
v A vB
1. Peluncuran Roket
Roket dapat meluncur karena adanya gaya aksi-reaksi yaitu ketika roket
menyemburkan gas panas dan hasil pembakaran bahan bakar roket, gas panas
Gaya dorong yang diberikan mesin roket pada roket bekerja berdasarkan
impuls yang diberikan oleh roket. Pada peluncuran roket berlaku hukum
kekekalan momentum, yaitu pada saat mesin roket dinyalakan, gas panas yang
17
arahnya ke bawah dan roket akan mendapatkan momentum yang besarnya sama
dengan arah yang berlawanan dengan arah buang dari gas panas tersebut.
perubahan massa selama geraknya. Hal ini karena pada dasarnya gaya dorong
roket ditimbulkan dari perubahan massa roket tiap satuan waktu selama geraknya.
Berdasarkan prinsip momentum dan impuls, gaya dorong pada roket dapat
F . ∆t = ∆ ( m.v )
F =
F =
Dengan
F = gaya dorong roket (N)
∆m / ∆t = perubahan massa roket tiap satuan waktu (kg/s)
v = kecepatan roket (m/s)
18
berlawanan arah dengan arah gerak peluru. Persamaan-persamaan yang berlaku
pada peristiwa ditembakkannya peluru dari senapan adalah sebagai berikut.
Misalkan peluru dinyatakan dengan B , maka huku kekkekalan momentumnya
dapat ditulis sebagi berikut:
mAvA + mBvB = mAvA‘+ mBvB‘
Karena vA + vB = 0 (keadaan diam), maka:
mAvA‘ = mBvB‘
Dengan:
mA = massa peluru (kg)
mB = massa senapan (kg)
VA = kecepatan peluru keluar dari senapan (m/s)
VB = kecepatan senapan saat tertolak ke belakang (m/s)
19
antara tangan lawan dengan kepalanya sehingga gaya yang ia rasakan
lebih kecil.
5. Orang yang jatuh di atas batu akan merasakan efek yang lebih besar
dibandingkan jatuh di atas spon. Hal ini karena spon memberikan waktu
tumbukan yang lebih lama dibandingkan dengan batu.
6. Menendang batu terasa lebih sakit daripada menendang bola, walaupun
massa batu dan bola sama. Ini terjadi karena selang waktu kontak antara
kaki dengan bola lebih lama.
7. Pejudo yang dibanting pada matras dapat menahan rasa sakit karena selang
waktu kontak antara punggung pejudo dengan matras lebih lama sehingga
pejudo menderita gaya impuls yang lebih kecil.
8. Tabrakan antara dua mobil yang mengakibatkan kedua mobil saling
menempel sesaat setelah tabrakan (waktu kontak lebih lama) kuran
gmembahayakan dibandingkan dengan tabrakan sentral yang
mengakibatkan kedua mobil saling terpental sesaat setelah tabrakan
(waktu kontak lebih singkat).
20
KESIMPULAN
Momentum adalah hasil kali antara massa dan kecepatan, momentum juga
merupakan besaran vektor yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah.
Dimana persamaannya ialah :
P = m.v
Impuls merupakan hasil kali antara gaya dengan selang waktu. Dimana
persamaannya ialah :
I = F.∆t
Impuls juga merupakan perubahan momentum, dimana persamaan :
I = ∆P
Pada momentum dan impuls adanya hukum kekekalan momentum yang
menyatakan bahwa : “ Jika tidak ada gaya luar, jumlah momentum sebelum
tumbukan akan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan “.
Jenis-jenis tumbukan dalam momentum dibagi 3 :
1. Tumbukan lenting sempurna
2. Tumbukan lenting sebagian
3. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Berbagai contoh aplikasi impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain, sebagai berikut :
Ketika sebuah truk dan sebuah sepeda menabrak pohon dengan
kecepatan sama, truk akan memberikan efek yang lebih serius. Hal ini
disebabkan perubahan momentum truk lebih besar dibandingkan
dengan perubahan momentum sepeda (massa truk lebih besar).
Ketika peluru ditembakkan dan batu dilemparkan ke sebuah papan,
peluru akan merusak papan lebih serius karena perubahan momentum
peluru lebih besar (kecepatannya lebih besar).
Josan yang hendak memecahkan tumpukan kayu harus memberikan
kecepatan yang tinggi pada tangannya agar impuls yang ditimbulkan
besar. Kemudian ia harus menghantam kayu dengan waktu kontak
yang sangat singkat agar gaya yang dirasakan kayu lebih besar.
21
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcelo & Edward J Finn. 1990. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta:
PT Penerbit Erlangga
Bueche, Frederick J. 1988. Teori dan Soal-soal . Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 1997 . Fisika. Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
Halvern, Alvin. 1988. 3000 Solved Problems In Physics. New York: McGraw-Hill
Book Company.
Halliday, David & Robert Resnick. 1987. Fisika. Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
Mangunwinyoto, Widagdo. 1978. Soal-soal Fisika dan Pertanyaan Teori. Jakarta: PT
Penerbit Erlangga.
Sears, Francis Weston & Mark W Zemansky. 1991. Fisika Untuk Universitas.
Jakarta: PT Binacipta
Schaum, Daniel. 1961. Theory and Problems. New York: McGraw-Hill Book
Company.
Sudarjana. Dkk. 1980. Energi Gelombang dan Medan. Jakarta: PT Enka
Parahiyangan.
Surya, Yohanes. 1988. Fisika . Jakarta PT Intan Pariwara.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sain dan Teknik. Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
Zaelani, Ahmad. Dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan PemantapanFisika.
Bandung: PT Penerbit Yrama Widya.
22