Anda di halaman 1dari 22

MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN

TEMA : ANDAI KITA BERTUMBUKAN

A. Momentum ( P )
Dalam percakapan sehari- hari sering mengambil beberapa istilah yang di
gunakan dalam sains,misalnya kata momentum.saat ini momentum adalah
Momentum yang paling tepat untuk membekali kecakaapan hidup(life Skill)
kepada anak didik,agar nanti nya setelah terjun ke maasyarakat mempunyaai
kemandirian yang mantap dan dapat bersaing di daerah pasar bebas.
Apakah arti momentum dalam percakapan sehari-hari sama dengan konsep
momentum dalam sains?
Momentum yaitu perkalian antara massa dan kecepatan. dalam artian setiap
benda yang sedang bergerak selalu memiliki momentum, untuk lebih jelasnya
perhatikan penurunan besaran momentum di bawah.
m v1 v2

Gambar di atas menunjukan sebuah benda bermassa m yang sedang


bergerak dengan kacapatan awal v1, sehingga pada suatu saat kecepatannya
menjadi v2, besar momentum yang dimiliki benda yaitu :

P = mv

Keterangan
P = Momentum ……….. kg m/s
m = Massa benda ………kg
v = Kecepatan
Contoh
Benda massanya 4 kg bergerak dengan kecepatan 12 m/s, tentukan besar
momentum yang dimiliki benda itu.
Diketahui.

1
m = 4 kg
v = 12 m/s
Jawab
P = mv
= 4 . 12
= 48 kg m/s

 Perubahan momentum (  P )
Berdasarkan gerakan suatu benda, dimana gerakannya diperlihatkan oleh
gambar di atas, maka, dapat ditentukan besarnya perubahan momentum yang
dimiliki benda, sedangkan besarnya perubahan momentum dapat dilihat
berdasarkan penurunan persamaan di bawah.
a. Momentum awal ( P 1 )
Karena kecepatan awal yang dimilki benda v1 maka besar momentum
awalnya.
P1 = m v 1

b. Momentum akhir ( P 2 )
Sedangkan kecepatan akhir benda v 2, maka besar momentumnya
P 2 = m v2
Maka besar perubahan momentum (  P ) yaitu
Selisih antara momentum akhir dengan momentum awal
P = P2 – P1
P = m v2 – m v1
P = m ( v2 – v1 )
Keterangan
v 1 = kecepatan awal (m/s)
v 2 = kecepatan akhir (m/s)

Contoh

2
Kecepatan sebuah benda berubah dari 6 m/s menjadi 11 m/s akibat dikenai
gaya, jika massa benda 5 kg tentukan perubahan momentum yang dialami
benda jika :
a. Gerakan benda searah
b. Benda berbalik arah
c. Arah gerakan benda tegak lurus dengan arah semula.
Jawab
Ingat ! momentum itu besaran vektor (memiliki arah dan nilai )
a. Gerakan benda searah
v1 v2

Karena gerakan searah maka


v 2 = 11 m/s ( positif )
v1 = 6 m/s

Maka besar perubahan momentum yaitu


P = m ( v2 – v 1 )
= 5 ( 11 – 5 )
= 5.5
= 25 kg m /s

b. Benda berbalik arah


v1 v2

Karena benda berbalik arah maka,


v 2 = – 11 m/s ( negatif )
v 1 = 6 m/s
Besar perubahan momentum benda,
P = m ( v2 – v 1 )
= 5 ( – 11 – 6 )
= 5 . – 17

3
= – 85 kg m/s

c. Arah gerak tegak lurus dengan arah semula.

v2
v1

Karena arah gerak terakhir tegak lurus


v 2 = 0 (walaupun kecepatan akhir 11 m/s)
v 1 = 6 m/s
Besar perubahan momentum
P = m ( v2 – v 1 )
= 5(0 – 6)
= – 30 kg m/s

B. Impuls ( I )
Impuls yaitu perkalian antara gaya dengan selang waktu. Karena impuls
didefinisikan sebagai perkalian antara gaya ( F ) dengan selang waktu (  t ), maka
persamaan lain dari impuls yaitu ;
I = F.  t

Dari kedua persamaan di atas dapat di tulis


I = F.  t
I = m ( v2 – v 1 )
F.  t = m ( v 2 – v 1 )
Contoh
Bola tenis massanya 150 g dilemparkan kearah dinding dengan kecepatan 20
m/s, akibat mengalami pentulan bola berbalik arah dengan kecepatan 10 m/s,
tentukan perubahan momentum bola

4
v1 v2

Diketahui:
m = 150 = 0,15 kg
v1 = 20 m/s
v2 = – 10 m/s

Jawab
P = m ( v2 – v 1 )
= 0,15 ( – 10 – 20 )
= 0,15 . – 30
= – 4,5 kg m/s .

C. Hubungan Momentum dengan Impuls


Apabila sebuah gaya (F) bekerja pada sebuah bendabermassa m dalam
selang waktu tertentu sehingga kecepatan benda tersebut berubah, maka
momentum benda tersebut akan berubah. Dalam hal ini, berdasarkan hukum
kedua Newton dan definisi percepatan, maka diperoleh persamaan berikut.
F = m.a
F=m
Jika kedua ruas persamaan diatas dikalikan dengan ⧍t, maka persamaan tersebut
menjadi.
F.⧍t = m.⧍v
F.⧍t = m(v2-v1)
F.⧍t = mv2-mv1
Dari persamaan di atas, F⧍t dinamakan impuls dan mv2-mv1 dinamakan
perubahan momentum. Besar impuls dapat ditentukan sebagai hasil kali antara

5
gaya dengan selang waktu gaya itu bekerja pada benda. Secara matematis impuls
dapat dituliskan sebagai berikut.
I = F. ⧍t
Dengan :
I = impuls (N.s)
F = gaya (N)
⧍t = selang waktu (s)
Pada persamaan sebelumnya, jelas banhwa impuls yang bekerja pada suatu
benda sama dengan perubahan momentum yang dimiliki oleh benda.
F. ⧍t = mv2-mv1
I = p2-p1
I = ⧍p
Dengan kata lain, impuls didefinisikan sebagai perubahan momentum
yang dimiliki oleh suatu benda.

D. Hukum kekekalan momentum

Persamaan F Δt = Δp yang telah kita turunkan menyatakan bahwa


momentum suatu sistem dapat berubah jika ada gaya dari luar yang bekerja pada
sistem itu. Tanpa adanya gaya luar ini momentum sistem tidak berubah (Δp = 0)
atau momentum sistem kekal. Sebagai gambaran kita tinjau sebuah senapan yang
menembakkan peluru.
Sistem kita anggap terdiri atas peluru dan senapan. Pada sistem ini tidak
ada gaya luar yang bekerja, sehingga kita harapkan momentum sistem tidak
berubah. Setelah peluru ditembakkan ternyata senapan tertolak ke arah belakang.
Apakah benar momentum sistem tidak berubah? Bukankah momentum peluru
mengalami perubahan setelah penembakan? Memang benar momentum peluru
mengalami perubahan yaitu dari nol (sebelum penembakan), menjadi tidak nol

6
(sesudah penembakan)! Akan tetapi kita harus ingat bahwa senapan juga
mengalami perubahan momentum. Momentum senapan setelah penembakan ini
sama dengan momentum peluru, tetapi arahnya berlawanan. Akibatnya
momentum system (momentum senapan + momentum peluru) sama dengan nol,
yaitu sama dengan momentum mula-mula. Dengan kata lain momentum kekal.

Di sini dua buah bola yang masing-masing bermassa m1 dan m2 bergerak


dengan kecepatan v1 dan v2 (gambar (a)). Kemudian kedua benda bertumbukan
(gambar (b)) dan setelah bertumbukan kecepatan masing-masing benda menjadi
v1’ dan v2’. Karena tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem tersebut, maka
momentum sistem kekal, artinya momentum sebelum dan sesudah tumbukan
sama.
Di kelas X kita sudah mempelajari tentang hukum ketiga Newton. Hukum
ini menyatakan bahwa jika benda pertama mengerjakan gaya (melakukan aksi)
pada benda kedua, maka timbul gaya reaksi dari benda kedua terhadap benda
pertama yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Secara matematis, hukum
ketiga Newton dapat dinyatakan sebagai berikut.
Faction = -Freaction
Faksi = -Freaksi
Tanda negatif menunjukkan bahwa kedua gaya berlawanan arah. Ketika
dua buah benda bertumbukan, berdasarkan hukum ketiga Newton maka kedua
benda akan mengalami gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
Misalnya dalam sebuah permainan bilyar, bola nomor 6 menumbuk bola nomor 8
yang sedang diam. Ketika bola nomor 6 menumbuk bola nomor 8, bola nomor 6

7
akan memberikan gaya kepada bola nomor 8, dan bola nomor 8 akan memberikan
gaya reaksi kepada bola nomor 6.
Bola nomor 6 yang bergerak ke kanan mengalami gaya ke kiri yang
menyebabkan bola nomor 6 bergerak melambat. Sedangkan bola nomor 8
mengalami gaya ke kanan yang menyebabkan bola nomor 8 bergerak. Dapat
dikatakan bahwa kedua bola mengalami gaya yang sama dengan arah berlawanan.
Apabila dua buah benda masing-masing bermassa m 1 dan m2
bertumbukan, maka kecepatan awal benda v1 dan v2 sebelum tumbukan menjadi
v1’ dan v2’ setelah tumbukan.sedangkan F12 adalah gaya dari m1 yang digunakan
untuk menumbuk m1, maka menuru hukum ketiga Newton
F12 = -F12
Apabila tumbukan tersebut berlangsung dalam selang waktu tertentu yang
berarti bahwa lamanya gaya yang bekerja pada benda pertama sama dengan
lamanya gaya yang bekerja pada benda kedua, maka selama tumbukan akan
diperoleh hubungan berikut.
F12⧍t = -F12⧍t
Karena impuls sama dengan perubahan momentum, maka persamaan di
atas dapat ditulis sebagai berikut.
m1 v1 - m1 v1’ = - (m2 v2 - m2 v2’
m1 v1 - m1 v1’ = - m2 v2 + m2 v2’
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’
p1 + p2 = p1’ + p2’
p sebelum tumbukan = p sesudah tumbukan

m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’

Persamaan tersebut dinamakan Hukum Konservasi Momentum yang


menyatakan: "Jika tidak ada gaya luar, maka momentum sistem sebelum
dan sesudah tumbukan kekal".

Contoh

8
Seorang massa 50 kg berada di atas papan luncur bermassa 100 kg dan
panjangnya 8 m, mula-mula orang itu berada di salah satu ujung papan itu,
kemudian ia lari ke ujung lainya dengan kecepatan 2 m/s, tentukan :
v0

vP

a. Panjang lintasan yang ditempuh orang


b. Waktu yang ditempuh orang sampai ke ujung
Diketahui.
m Papan = 100 kg
m Orang = 50 kg
v Orang = 2 m/s
P = 8 m
Jawab
Jika orang bergerak dari kiri kearah kanan maka papan akan bergerak relative
kearah kiri, sehingga kecepatan relative orang terhadap papan sebesar
m 0 v 0 + m P v P = m 0 v0’ + m P vP’
Momentum awal nol, maka
0 = m 0 v0’ + m P vP’
m P vP’ = m 0 v0’
m P vP’ = m 0 v0’ vP’ = v P , v0’ = v 0
m P vP = m 0 v0
m0 v0
vP = (1)
mp

9
Kecepatan relativ orang terhadap papan
v r = v0 – ( – vP )
v r = v 0 + v P (2)

Persamaan 1 masukan ke persamaan 2


v r = v0 + vP
m0 v0
= v0 +
mP

m0 v0
vr  v0 
mP

v0 mP  m0 v0
vr 
mP

v0 ( mP  m0 )
vr 
mP

Masukan ke persamaan gerak


x= v t
x
t 
vr
x
t 
v0 ( mP  m0 )
mP
Karena x =  , maka persamaan akhir menjadi
x
t 
v0 ( mP  m0 )
mP

Keterangan
mp = Massa papan luncur (kg)
m0 = Massa orang
P = Panjang papan / troli

10
v0 = kecepatan orang saat lari
t = Waktu yang diperlukan orang sampai ke ujung lain .

Panjang papan atau lintasan yang ditempuh orang


x = vt
 = vt
mP P
  v0 .
v0 ( mP  m0 )

mp p
 
( m p  mO )

Keterangan
 = panjang papan saat ditempuh sambil lari

Penyelesaian:
a. Panjang lintsan yang ditempuh oleh orang
mP P
 
( mP  m0 )
100 . 8
 
(100  50 )

800
 
150
 = 5,33 m

b. Waktu yang diperlukan sampai ke ujung (t)


mP P
t 
v0 ( mP  m0 )

100. 8
t 
2 (100  50 )

11
800 8
t  t  s
300 3

E. Koefisien restitusi/tumbukan ( e )
Koefisien restitusi yaitu perbandingan antara selisih kecepatan benda
setelah tumbukan dgn selisih kecepatan sebelum tumbukan.
Keadaan sebelum bertumbukan
v1 v2

Selisih kecepatan
v = vA – v B

Keadaan setelah bertumbukan

v’1 v’ 2

Selisih kecepatan setelah tumbukan


 v ’ = v A’ – v B’

Maka koefisien restitusi


v '
e 
v
Karena saat bertumbukan mendapat gaya berlawanan dengan arah geraknya
maka, persamaan menjadi:
v '
e  
v
'
v A  vB '
e  ( )
v A  vB

 v A '  vB '
e 
v A  vB

12
F. Jenis tumbukan
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,
tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting sempurna,
tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
1. Tumbukan lenting ( elastis ) sempurna
Tumbukan antara dua buah benda dikatakan lenting sempurna apabila
jumlah energi mekanik benda sebelum dan sesudah tumbukan tetap. Selain
memenuhi hukum kekekalan energi, tumbukan lenting sempurna juga
memenuhi hukum kekekalan momentum. Sehingga, Koefisien restitusinya
e = 1

2. Tumbukan lenting ( elastis ) sebagian


Pada tumbukan lenting sebagian, hukum kekekalan energi tidak berlaku
karena terjadi perubahan jumlah energi sebelum dan sesudah tumbukan.
Jadi, tumbukan lenting sebagian hanya memenuhi hukum kekekalan
momentum saja. Sehingga, Koefisien restitusinya
0 < e < 1
3. Tumbukan tidak lenting ( tidak elastis )
Dua buah benda yang bertumbukan dikatakan tidak lenting sama sekali
apabila sesudah tumbukan kedua benda tersebut menjadi satu (bergabung)
dan mempunyai kecepatan yang sama. Pada tumbukan tidak lenting ini
terjadi pengurangan energi kinetik, sehingga hukum kekekalan energi tidak
berlaku, akan tetapi hanya berlaku hukum kekekalan momentum. Sehingga,
Koefisien restitusinya
e = 0

13
Contoh
Dua buah bola A dan B massanya 2 kg dan 3 kg bergerak berlawanan arah
dengan kecepatan masing-masing 3 m/s dan 4 m/s, jika pada suatu saat
keduanya bertumbukan,tentukan kecepatan masing-masing jika tumbukannya:
a. Elastis sempurna
b. Elastis sebagian ( e = 0,5 )
c. Tidak elastis
A vA vB B

Diketahui.
m A = 2 kg
m B = 3 kg
v A = 3 m/s
v B = – 4 m/s

Jawab
a. Elastis sempurna
Gunakan persamaan koefisien elastisitas dengan e = 1 .
 v A '  vB '
e 
v A  vB

 v A '  vB '
1 
3  ( 4)

 v A '  vB '
1 
3  4

 v A '  vB '
1 
7
7   v A '  vB '
vB '  v A '  7

Masukan ke dalam persamaan hukum kekekalan momentum


Bola A

14
m A v A – m B v B = m A vA’ + m B vB’
2. 3 – 3. 4 = 2 vA’ + 3 ( v A '  7 )
6 – 12 = 2 v A’ + 3 v A’ + 21
–6 = 5 v A’ + 21
5 v A’ = – 21 – 6
5 v A’ = – 27
27
v A‘ = –
5
v A’ = – 5,4 m/s

Setelah bertumbukan bola A berbalik arah kearah semula yaitu ke kiri

Bola B
vB’ = vA’ + 7
vB '   5, 4  7
vB’ = 1,6 m/s
Bola B berbalik arah dari arah semula yaitu ke arah kanan

b. Elastis sebagian ( e = 0,5 )


 v A '  vB '
e 
v A  vB

 v A '  vB '
0,5 
7
0,5 . 7 = - vA’ + vB’
vB’ = vA’ + 3,5

Masukan ke dalam persamaan momentum


m A v A – m B v B = m A vA’ + m B vB’
2. 3 – 3. 4 = 2 vA’ + 3 (v A’ + 3,5)
6 – 12 = 2 v A’ + 3 v A’ + 10,5
– 6 = 5 v A’ + 10,5

15
5 v A’ = – 6 – 10,5
5 v A’ = – 16,5
vA ‘ = – 16,5 / 5
v A’ = – 3,3 m/s

Kecepatan benda B setelah bertumbukan


vB '  v A '  3,5
vB '   3,3  3,5
vB = – 0, 2 m/s
Setelah tumbukan bola B berbalik arak ke kanan

c. Tumbukan tidak lenting


Pada saat kedua benda bertumbukan tidak lenting atau tidak elastis maka
kecepatan akhir kedua benda akan sama, maka saat itu berlaku persamaan :
mA vA – m B vB = ( mA + mB ) v
2. 3 – 3. 4 = 2 vA’ + 3 (v A’ + 3,5)
6 – 12 = ( 2 + 3 ) v
–6 = 5v
6
v = -
5
v = - 1,2 m/s

Setelah bertumbukan kedua benda bergerak searah dengan bola B ke arah


kiri dengan kecepatan 1,2 m/s .

Catatan
*Jika kedua benda bergerak berlawanan arah maka pada persamaan
hukum keke- kalan momentum.

m A v A – m B v B = m A vA’ + m B vB’

16
Untuk persamaan elastisitas berlaku
v A '  v B '
e 
v A  vB

*Jika kedua benda bergerak searah maka pada persamaan hukum


kekekalan momen- tum pada ruas kiri positif.

m A v A + m B v B = m A vA’ + m B vB’
Untuk persamaan elastisitas berlaku
 v A '  vB '
e 
v A  vB

G. Penerapan Konsep Momentum dan Impuls

1. Peluncuran Roket

Roket dapat meluncur karena adanya gaya aksi-reaksi yaitu ketika roket

menyemburkan gas panas dan hasil pembakaran bahan bakar roket, gas panas

yang tersembur inilah yang memberikan dorongan terhadap roket.

Gaya dorong yang diberikan mesin roket pada roket bekerja berdasarkan

impuls yang diberikan oleh roket. Pada peluncuran roket berlaku hukum

kekekalan momentum, yaitu pada saat mesin roket dinyalakan, gas panas yang

dihasilkan dari hasil pembakaran bahan bakar mendapatkan momentum yang

17
arahnya ke bawah dan roket akan mendapatkan momentum yang besarnya sama

dengan arah yang berlawanan dengan arah buang dari gas panas tersebut.

Berdasarkan dengan kasus sebelumnya, pada peluncuran roket terjadi

perubahan massa selama geraknya. Hal ini karena pada dasarnya gaya dorong

roket ditimbulkan dari perubahan massa roket tiap satuan waktu selama geraknya.

Berdasarkan prinsip momentum dan impuls, gaya dorong pada roket dapat

dinyatakan sebagai berikut:

F . ∆t = ∆ ( m.v )

F =

F =

Dengan
F = gaya dorong roket (N)
∆m / ∆t = perubahan massa roket tiap satuan waktu (kg/s)
v = kecepatan roket (m/s)

2. Tembakan Peluru dari Senapan atau Meriam


Sebelum peluru ditembakkan dari senapan, peluru dan senapan
berada dalam keadaan diam. Pada saat peluru ditembakkan, peluru dan
senapannya bergerak dengan kecepatan tertentu, sedangkan senapan akan tertolak

18
berlawanan arah dengan arah gerak peluru. Persamaan-persamaan yang berlaku
pada peristiwa ditembakkannya peluru dari senapan adalah sebagai berikut.
Misalkan peluru dinyatakan dengan B , maka huku kekkekalan momentumnya
dapat ditulis sebagi berikut:
mAvA + mBvB = mAvA‘+ mBvB‘
Karena vA + vB = 0 (keadaan diam), maka:
mAvA‘ = mBvB‘
Dengan:
mA = massa peluru (kg)
mB = massa senapan (kg)
VA = kecepatan peluru keluar dari senapan (m/s)
VB = kecepatan senapan saat tertolak ke belakang (m/s)

H. Aplikasi Momentum dan Impuls dalam Kehidupan Sehari-Hari


Berbagai contoh aplikasi impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-
hari, antara lain, sebagai berikut :
1. Ketika sebuah truk dan sebuah sepeda menabrak pohon dengan kecepatan
sama, truk akan memberikan efek yang lebih serius. Hal ini disebabkan
perubahan momentum truk lebih besar dibandingkan dengan perubahan
momentum sepeda (massa truk lebih besar).
2. Ketika peluru ditembakkan dan batu dilemparkan ke sebuah papan, peluru
akan merusak papan lebih serius karena perubahan momentum peluru
lebih besar (kecepatannya lebih besar).
3. Josan yang hendak memecahkan tumpukan kayu harus memberikan
kecepatan yang tinggi pada tangannya agar impuls yang ditimbulkan
besar. Kemudian ia harus menghantam kayu dengan waktu kontak yang
sangat singkat agar gaya yang dirasakan kayu lebih besar.
4. Seorang petinju yang tidak dapat menghindari pukulan lawannya berusaha
mengurangi efek pukulan ini dengan memundurkan kepalanya mengikuti
gerakan tangan lawan. Dengan demikian ia memperpanjang waktu kontak

19
antara tangan lawan dengan kepalanya sehingga gaya yang ia rasakan
lebih kecil.
5. Orang yang jatuh di atas batu akan merasakan efek yang lebih besar
dibandingkan jatuh di atas spon. Hal ini karena spon memberikan waktu
tumbukan yang lebih lama dibandingkan dengan batu.
6. Menendang batu terasa lebih sakit daripada menendang bola, walaupun
massa batu dan bola sama. Ini terjadi karena selang waktu kontak antara
kaki dengan bola lebih lama.
7. Pejudo yang dibanting pada matras dapat menahan rasa sakit karena selang
waktu kontak antara punggung pejudo dengan matras lebih lama sehingga
pejudo menderita gaya impuls yang lebih kecil.
8. Tabrakan antara dua mobil yang mengakibatkan kedua mobil saling
menempel sesaat setelah tabrakan (waktu kontak lebih lama) kuran
gmembahayakan dibandingkan dengan tabrakan sentral yang
mengakibatkan kedua mobil saling terpental sesaat setelah tabrakan
(waktu kontak lebih singkat).

20
KESIMPULAN

 Momentum adalah hasil kali antara massa dan kecepatan, momentum juga
merupakan besaran vektor yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah.
Dimana persamaannya ialah :
P = m.v
 Impuls merupakan hasil kali antara gaya dengan selang waktu. Dimana
persamaannya ialah :
I = F.∆t
Impuls juga merupakan perubahan momentum, dimana persamaan :
I = ∆P
 Pada momentum dan impuls adanya hukum kekekalan momentum yang
menyatakan bahwa : “ Jika tidak ada gaya luar, jumlah momentum sebelum
tumbukan akan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan “.
 Jenis-jenis tumbukan dalam momentum dibagi 3 :
1. Tumbukan lenting sempurna
2. Tumbukan lenting sebagian
3. Tumbukan tidak lenting sama sekali
 Berbagai contoh aplikasi impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain, sebagai berikut :
 Ketika sebuah truk dan sebuah sepeda menabrak pohon dengan
kecepatan sama, truk akan memberikan efek yang lebih serius. Hal ini
disebabkan perubahan momentum truk lebih besar dibandingkan
dengan perubahan momentum sepeda (massa truk lebih besar).
 Ketika peluru ditembakkan dan batu dilemparkan ke sebuah papan,
peluru akan merusak papan lebih serius karena perubahan momentum
peluru lebih besar (kecepatannya lebih besar).
 Josan yang hendak memecahkan tumpukan kayu harus memberikan
kecepatan yang tinggi pada tangannya agar impuls yang ditimbulkan
besar. Kemudian ia harus menghantam kayu dengan waktu kontak
yang sangat singkat agar gaya yang dirasakan kayu lebih besar.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcelo & Edward J Finn. 1990. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta:
PT Penerbit Erlangga
Bueche, Frederick J. 1988. Teori dan Soal-soal . Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 1997 . Fisika. Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
Halvern, Alvin. 1988. 3000 Solved Problems In Physics. New York: McGraw-Hill
Book Company.
Halliday, David & Robert Resnick. 1987. Fisika. Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
Mangunwinyoto, Widagdo. 1978. Soal-soal Fisika dan Pertanyaan Teori. Jakarta: PT
Penerbit Erlangga.
Sears, Francis Weston & Mark W Zemansky. 1991. Fisika Untuk Universitas.
Jakarta: PT Binacipta
Schaum, Daniel. 1961. Theory and Problems. New York: McGraw-Hill Book
Company.
Sudarjana. Dkk. 1980. Energi Gelombang dan Medan. Jakarta: PT Enka
Parahiyangan.
Surya, Yohanes. 1988. Fisika . Jakarta PT Intan Pariwara.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sain dan Teknik. Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
Zaelani, Ahmad. Dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan PemantapanFisika.
Bandung: PT Penerbit Yrama Widya.

22

Anda mungkin juga menyukai