Anda di halaman 1dari 23

Peta Konsep

Hukum I Berlaku
Resultan gaya nol
Newton

Didasarkan Hukum II Berlaku


Dinamika Resultan gaya ≠ O
Gerak Newton
Pada

Hukum III Berlaku


Aksi = - reaksi
Newton

Gaya

Jenisnya

Gaya berat Gaya Normal Gaya Gesek Gaya Sentripetal

Dinamika Gerak 1
DINAMIKA GERAK

“Apa yang menyebabkan benda bergerak?”. Bangsa Yunani, sejak zaman dahulu telah
yakin bahwa tarikan atau dorongan, yang disebut gaya, adalah yang menyebabkan sebuah benda
bergerak; dan tanpa adanya gaya, sebuah benda yang sedang bergerak akan segera berhenti.
Sebuah benda akan cenderung diam, bila tidak ada gaya yang bekerja maka benda tersebut akan
terus diam. Tampaknya, pandangan bangsa Yunani ini beralasan, tetapi nanti akan kita ketahui
bahwa ternyata pandangan tersebut tidak tepat dan bagian Fisika yang mengkaji hubungan
gerak dan gaya disebut dinamika.

A. HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GERAK


Hukum gerak Newton adalah hukum sains yang ditemukan oleh Isaac Newton
mengenai sifat gerak benda. Hukum-hukum ini dasar dari mekanika klasik.

Hukum I Newton
Bagaimana kita bisa membuktikan bahwa pendapat yang
menyatakan benda bergerak karena adanya gaya adalah salah? Cobalah
anda dorong sekuat tenaga tembok dinding rumah anda. Apakah
dinding tembok bergerak? Ternyata tidak. Lalu, pada sebuah mobil
yang sedang bergerak di lantai yang sangat licin, ketika pedal rem
diinjak, ternyata mobil masih tetap bergerak.
Isaac Newton
Orang pertama yang menyangkal pandangan kuno bangsa Yunani
tersebut adalah Galileo. Menurut “Prinsip Inersia” yang diusulkan Galileo, sebuah benda yang
sedang bergerak pada permukaan horizontal yang licin sempurna (tanpa gesekan) akan tetap
terus bergerak dengan kelajuan konstan.
Berdasarkan pada pendapat Galileo tersebut, pada tahun 1687 Isaac Newton menyatakan
hukum pertamanya tentang gerak, yang sekarang kita kenal sebagai Hukum I Newton. Sesuai
dengan Hukum I Newton:
Setiap benda akan tetapa diam atau bergerak dalam suatu garis lurus kecuali ada gaya yang
bekerja padanya.
Hukum ini melibatkan sifat benda, yaitu inersia. Inersia (disebut juga kelembaman)
sebuah benda merupakan kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaannya
Dinamika Gerak 2
terhadap perubahan-perubahan gerak padanya. Dengan kata lain, sebuah benda yang diam
cenderung tetap diam, atau sebuah benda yang bergerak akan bergerak lurus dengan kelajuan
konstan. Seberapa besar inersia sebuah benda dinyatakan oleh besaran massa. Semakin besar
massa sebuah benda, semakin besar inersianya, sehingga memerlukan gaya yang lebih besar
untuk mengubah keadaan gerak benda. Karena itu Hukum I Newton disebut Hukum Inersia.
Bagaimanakah dengan dua orang yang mendorong sebuah peti besar dari dua sisi yang
berlawanan? Apakah memenuhi hukum I Newton?, dua orang tersebut mendorong peti dengan
gaya yang sama besar tetapi berlawaan arah, sehingga tidak merubah keadaan gerak peti. Kita
dapat mengatakan bahwa gaya yang dihasilkan oleh dua orang tersebut berada dalam keadaan
seimbang. Dengan demikian, Hukum I Newton akan lebih mudah dipahami apabila kita
menyatakannya dengan: sebuah benda akan bergerak dengan kelajuan konstan kecuali jika pada
benda bekerja gaya yang tidak seimbang.

Hukum II Newton
Dari Hukum I Newton kita ketahui bahwa gaya total yang bekerja pada benda bisa
menimbulkan percepatan pada benda, yang ditandai bergeraknya benda dari keadaan diam.
Yang menjadi pertanyaan kita barangkali adalah berapakah percepatan (a) yang dihasilkan oleh
sebuah gaya F pada sebuah benda yang bermassa m? untuk mengetahui jawabannya, kita bisa
melakukan dua percobaan mengukur percepatan benda jika massanya bervariasi dan jika
gayanya bervariasi.
Pada percobaan pertama, dimana massa benda kita buat bervariasi, gaya yang menarik
beban (beban) kita pertahankan tetap nilainya. Dalam percobaan ini, kita memvariasikan nilai
m, sedangkan beban M yang bertindak sebagai gaya tarik harus tetap.
Bervariasi
m

M Tetap

Dari percobaan ini diperoleh hasil bahwa percepatan benda berbanding terbalik dengan massa
benda. Hasil ini sesuai dengan intuisi kita, bahwa ketika kita mendorong benda yang berat,

Dinamika Gerak 3
Tetap

gerakan benda yang kita dorong pun lambat, tetapi ketika kita mendorong gaya yang ringan,
benda yang kita dorong akan bergerak lebih cepat. Jika dituliskan matematika, hasil percobaan
ini adalah
1
a:
m

Pada percobaan kedua, dimana gaya yang kita buat bervariasi, massa benda kita pertahankan
tetap nilainya. Dalam percobaan ini kita memvariasikan nilai beban M yang bertindak sebagai
gaya tarik, sedangkan massa m yang bertindak sebagai beban harus tetap.

Bervariasi
m

M Tetap

Dari percobaan ini diperoleh hasil bahwa percepatan benda berbanding lurus dengan
besarnya gaya yang bekerja pada benda. Hasil ini sesuai dengan intuisi kita, bahwa ketika kita
mendorong benda dengan lebih kuat, benda akan bergerak lebih cepat, sementara ketika
mendorong benda dengan gaya yang kecil, benda bergerak lebih lambat.jika dituliskan secara
matematika, hasil percobaan ini adalah

a ~F

dari dua hasil percobaan tersebut bisa kita tuliskan hubungan antara gaya, massa, dan
percepatan, yaitu
F
a= atau F = ma
m
secara umum, jika pada gaya bekerja lebih dari satu gaya, maka persamaan di atas dapat ditulis
sebagai berikut:
∑F = m a

Dinamika Gerak 4
Persamaan tersebut merupakan ungkapan matematis dari Hukum II Newton, yang menyatakan:
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding dan
searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.
Pada Hukum I Newton tersirat pengertian gaya secara kualitatif, sedangkan dalam
Hukum II Newton ini gaya, yang dapat mengubah gerak benda, dijelaskan secara kuantitatif.
Dari Hukum II Newton ini kita dapat menyimpulkan bahwa gaya sebesar 1 Newton
dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s2 pada benda yang bermassa 1 kg; gaya sebesar 2
Newton dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s2 pada benda yang bermassa 2 kg atau
percepatan sebesar 2 m/s2 pada benda yang bermassa 1 kg.
Berat dan Massa
Istilah massa dan berat seringkali membingungkan, namun penting untuk membedakan
keduanya. Untuk melihat perbedaannya, kita andaikan membawa sebuah benda ke bulan. Benda
akan memiliki berat hanya kira-kira seperenam beratnya ketika berada di bumi, karena gaya
gravitasi di bulan lebih kecil, namun massanya akan tetap sama. Ia akan memiliki jumlah materi
yang sama dan akan memiliki inersia yang sama pula, pada ketidakhadiran gesekan, akan lebih
sukar memulainya bergerak atau menghentikannya ketika sedang bergerak.
1. Berat
 Merupakan besaran vector, selain punya besar juga punya arah yang menuju
kepusat bumi.
 Merupakan ukuran besarnya gaya tarik bumi terhadap suatu benda.
 Besarnya tergantung pada keadaan percepatan gravitasi di tempat benda itu
berada; makin jauh dari pusat bumi, gaya berat makin kecil.
W=mg
ket: m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
W = gaya berat atau gaya benda (kg m/s2) atau Newton disingkat N)

2. Massa
 Merupakan besaran scalar, hanya memiliki besar saja.
 Merupakan ukuran kelembaman sebuah benda. Makin besar massa sebuah
benda, makin besar sifat lembamnya.

Dinamika Gerak 5
Hukum III Newton
Perhatikan pemain ski es, karena sangat sedikit gesekan antara sepatu skinya dan es, dia
akan bergerak secara bebas jika ada sebuah gaya bekerja padanya. Dia mendorong pagar
pembatas, dan kemudian dia mulai bergerak ke arah belakang.Dengan jelas, disana harus ada
sebuah gaya bekerja padanya untuk membuat dia bergerak. Gaya yang dilakukan pada pagar
pembatas tak dapat membuat dia bergerak, karena gaya itu bekerja pada pagar pembatas.
Sebuah gaya harus dilakukan padanya untuk membuat dia mulai bergerak dan gaya itu hanya
dapat dilakukan oleh pagar pembatas. Gaya yang diberikan pagar pembatas sama dan
berlawanan terhadap gaya yang dilakukan pada pagar pembatas.
Sebagai demonstrasi lain, ketika anda menekan tangan anda pada sebuah benda,
misalnya meja belajar anda, maka akan anda rasakan bahwa meja juga menekan tangan anda.
Ini terbukti dari rasa sakit yang anda rasakan pada tangan anda bila anda menekan meja dengan
kuat. Kejadian yang sama juga terjadi ketika anda mendorong dinding sebuah tembok bangunan
(lihat gambar dibawah). Akan anda rasakan sebuah gaya yang mendorong anda dalam arah yang
berlawanan dengan arah dorongan anda terhadap tembok. Semakin kuat anda mendorong
tembok semakin kuat pula itu melawan dorongan anda.

Dinamika Gerak 6
Pada contoh-contoh di atas gaya selalu berpasangan dimana keduanya sama besar, tetapi
arahnya berlawanan. Pasangan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan, dan
bekerja pada dua buah benda berbeda ini disebut sebagai pasangan gaya aksi-reaksi. Newton
menyatakan pasangan aksi-reaksi ini dalam Hukum III Newton yang berbunyi:
Untuk setiap gaya aksi yang dilakukan selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi
arahnya berlawanan atau gaya interaksi antara dua buah benda selalu sama besar tetapi
arahnya berlawanan.
Dalam kalimat yang lebih sederhana mungkin akan lebih jelas bila kita menyatakan
Hukum III Newton ini sebagai berikut: jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua,
maka benda kedua akan melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama, tetapi arahnya
berlawanan dengan arah yang diberikan benda pertama. Harus diingat bahwa gaya yang
dimaksudkan dalam Hukum III Newton ini bekerja pada dua buah benda yang berbeda. Gaya
mana yang merupakan gaya aksi dan gaya mana yang merupakan gaya reaksi pada dasarnya
tidak bisa ditentukan, karena pasangan aksi reaksi selalu muncul bersamaan, namun demikian,
dalam soal-soal fisika, biasanya biasanya disebutkan bahwa gaya aksi adalah gaya yang kita
lakukan, meskipun sebenarnya bisa dipertukarkan.
Bagaimanakah cara kita membuktikan bahwa besarnya gaya aksi sama dengan besarnya gaya
reaksi? Secara sederhana, Anda dapat melakukan percobaan berikut untuk membuktikannya.
Pertama, sediakan dua buah neraca pegas, yang satu Anda ikatkan di tempat yang tetap,
misalnya statif, sedangkan neraca pegas yang lain Anda biarkan bebas (lihat Gambar di bawah).
Perlahan-lahan, tariklah ujung neraca pegas yang bebas sampai pada skala tertentu. Catat skala
yang ditunjukan oleh kedua neraca pegas. Ulangi tarikan Anda untuk skala-skala lain yang
berbeda.

Neraca 1 Neraca 2

Dari percobaan diatas akan anda dapatkan bahwa skala yang ditunjukkan oleh neraca pegas
kedua yang bebas sama dengan skala yang ditunjukkan oleh neraca pegas pertama yang terikat.
Artinya, besar gaya yang dikerjakan oleh neraca pegas kedua pada neraca pegas pertama sama
dengan besar gaya yang dikerjakan neraca pegas pertama pada neraca pegas kedua. Dengan
demikian, karena kedua gaya bekerja pada benda yang berbeda, maka kedua gaya merupakan

Dinamika Gerak 7
pasangan gaya aksi-reaksi, yang terbukti bahwa besar keduanya sama, hanya saja arahnya
berlawanan.
Secara matematis, Hukum III Newton bisa kita tuliskan sebagai berikut:

FA = -FB

Yang bisa dibaca sebagai “gaya benda A yang bekerja pada benda B sama dengan negatif gaya
benda B yang bekerja pada benda A”.

Aplikasi Hukum Newton


Pada bagian ini akan kita bahas bagaimana menggunakan hukum-hukum Newton,
khususnya Hukum II Newton untuk menganalisis keseimbangan gaya pada suatu benda atau
system. Keseimbangan gaya yang akan kita analisis merupakan keseimbangan static, yaitu
ketika benda diam.
Sebelum melangkah lebih jauh, kita perjelas dulu pengertian tegangan yang akan banyak
kita pakai nantinya. Tegangan pada tali adalah tarikan yang dilakukan oleh satu bagian tali,
misalnya akibat suatu beban yang digantungkan pada ujung tali.
Dalam menganalisis soal-soal yang menyangkut keseimbangan gaya yang menyangkut
Hukum II Newton, sebaiknya kita ikuti petunjuk umum berikut ini:
1. Gambarlah diagram yang menggambarkan system yang akan ditinjau.
2. Gambarkan semua gaya eksternal yang bekerja pada masing-masing benda.
3. Pilihlah sumbu koordinat x dan y yang memudahkan dalam perhitungan. Biasanya akan
lebih mudah bila sumbu x atau sumbu y sejajar dengan arah percepatan (perkiraan arah
percepatan).
4. Gambarkan sebuah diagram gaya untuk masing-masing benda secara terpisah.
5. Dengan berdasarkan diagram-diagram pada langkah 4, tuliskan Hukum II Newton dalam
bentuk komponennya:

∑Fx = m ax ; ∑Fy = m ay

Selesaikan kedua persamaan ini untuk besaran yang ditanyakan .

Dinamika Gerak 8
Tampaknya langkah-langkah tersebut cukup panjang, sehingga untuk menyelesaikan suatu
soal, diperlukan mungkin lebih dari satu halaman kertas. Sebenarnya, bila kita sudah terbiasa
dengan soal-soal semacam ini, kita bisa lebih cepat dan tepat melakukan kelima langkah di atas.

Berat benda dalam sebuah lift


Barangkali anda pernah merasakan ketika anda sedang di dalam lift, ketika lift akan
bergerak, anda merasakan ada tambahan berat pada tubuh anda, sementara ketika lift akan
berhenti, anda merasakan berat badan anda lebih ringan pembahasan berikut menyangkut
seseorang yang bermassa m yang ada di dalam lift dimana percepatan gravitasinya g.
Lift diam
Dalam kasus ini, tidak ada perbedaan sama sekali dengan ketika orang tersebut berada di luar
lift. Dengan demikian, orang tersebut meneken lantai lift dengan gaya sebesar berat badannya,
yaitu sebesar m g Newton.

W=mg

mg

W=mg

Lift bergerak ke atas atau ke bawah dengan kecepatan tetap

∑F=0

mg
W= mg

Dinamika Gerak 9
Hukum I Newton mengatakan bahwa untuk menjaga agar suatu benda yang sedang bergerak
tetap bergerak dengan kecepatan tetap, tidak diperlukan suatu gaya. Gaya gravitasi bumi
menarik massa orang yang berada di dalam lift dengan sebesar mg Newton. Menurut Hukum III
Newton, lantai lift mengerjakan gaya ke atas pada orang, yang besarnya sama dengan mg juga.
Dengan demikian total gaya yang bekerja pada orang yang berada dalam lift sama dengan nol.
Jadi, pada lift yang yang bergerak dengan kecepatan tetap, berat badan orang di dalam lift sama
dengan berat badannya ketika diam di permukaan tanah.
Lift dipercepat ke atas
m a

a
W’ = m g + m a
W’ = m (g + a)

mg

W’
Jika lift bergerak ke atas dengan percepatan a, maka lantai lift juga memberikan percepatan
yang sama besarnya pada orang yang berada dalam lift. Berdasarkan Hukum III Newton, orang
yang di dalam lift akan memberikan gaya reaksi, yaitu gaya yang besarnya sama dengan m a
tetapi arahnya ke bawah. Akan tetapi, tetap saja gaya gravitasi memberikan gaya ke bawah
kepada orang sebesar m g, sehingga gaya total orang yang diberikan orang kepada lantai lift
sama dengan

W’ = m g + m a = m ( g + a)

Dengan demikian berat baru orang W’ yang berada dalam lift dengan dipercepat ke atas adalah
W’ = m (g + a)

Dinamika Gerak 10
Lift dipercepat ke bawah

W’ = m g - m a
a = m (g - a)

mg

W’
ma

Karena lantai lift tidak bisa memberikan gaya ke bawah pada orang, maka sebagian dari gaya
gravitasi m g digunakan untuk mempercepat orang tersebut ke bawah, yaitu sebesar m a.
Dengan demikian, berat orang yang berat di dalam lift yang sedang dipercepat ke bawah adalah
sisa gaya yang ada, yaitu

W’ = m g - m a = m (g - a)
Lift jatuh bebas (tali lift putus)
Jika tiba-tiba saja dalam suatu kecelakaan tali lift putus, maka lift dan orang di dalamnya akan
mengalami gerak jatuh bebas. Akibatnya, berat orang yang di dalam lift W’ sama dengan nol.

Tali putus

W’ = 0

W’ = 0

Dinamika Gerak 11
B. GAYA GESEKAN
Setiap benda yang bergerak dan dalam gerakannya itu bersentuhan (kontak) dengan benda lain,
maka selalu timbul gaya gesekan yang melawan arah gerak benda. Artinya, gaya gesekan itu
melawan gaya yang menggerakkan benda.
1. gesekan yang merugikan dan yang menguntungkan
gaya gesekan dalam keadaan tertentu ada yang bersifat merugikan, Tapi ada juga yang
bersifat menguntungkan.
a. contoh gaya gesekan yang merugikan
1). Gesekan pada kontak dua roda gigi
2). Gesekan antara poros yang bergerak dengan bantalannya
3). Gesekan antara torak (piston) dengan silinder
Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian mesin ini dapat di kurangi dengan cara
memberikan minyak pelumas.
b. contoh gaya gesekan yang menguntungkan
1). Gesekan pada system rem
Sistem rem ini memanfaatkan gaya gesekan, yaitu gesekan antara firodo (bahan
asbes yang kasar) dengan rodanya sendiri.
2). Gesekan antara mesin gerinda dengan perkakas yang di asah
Perkakas yang di asah atau di haluskan dengan mesin gerinda memanfaatkan gaya gesek
betu gerinda yang berputar dengan benda yang di asah.

2. gesekan statis dan gesekan kinetis


misalkan sebuah balok yang beratnya w diletakkan pada lantai. Balok memberikan gaya
tekan pada lantai sebesar w.
gaya tekan ini diimbangi oleh lantai dengan memberikan gaya normal N (N = w), sehingga
benda dalam keadaan seimbang (diam).
Pada balok, kemudian di berikan gaya F cukup kecil. Balok masih diam (seimbang) karena
gaya F masih dapat diimbangi oleh gaya gesek fs. gaya gesek yang timbul pada balok yang
masih diam ini disebut gaya gesek statis (fs). bila gaya F di perbesar, gaya fs pun makin
besar, selama balok itu masih diam.

Dinamika Gerak 12
Bila gaya F terus diperbesar suatu saat gaya fs akan mencapai harga maksimumnya (fsm),
saat ini balok tepat saat akan bergerak. Artinya, bila gaya F ditambah lagi sedikit saja maka
benda akan bergerak.
Ketika balok sudah bergerak, gaya geseknya lebih kecil daripada gaya gesek (statis)
maksimum. Gaya gesek yang timbul saat benda sudah bergerak ini di sebut gaya gesek
kinetis (fk).

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya gesek terdiri atas dua jenis, yaitu gaya
gesek statis (fs) dan gaya gesek kinetis (fk).
Gaya gesek statis terjadi pada saat benda masih diam.
Gaya gesek kinetis terjadi pada saat benda sudah bergerak.
Gaya gesek kinetis lebih kecil daripada gaya gesek statis (fk < fs).
Contoh

Benda dalam keadaan diam

∑F = 0
N
N–W=0

N=W

Benda diberikan gaya ( F1 )

N
∑Fx = 0 →N=W
∑F = 0
∑Fy = 0 → ƒs1 = F1
F1
ƒs1

Dinamika Gerak 13
Gaya diperbasar (F2)

N
∑Fx = 0 →N=W
F2 ∑F = 0
ƒs2 ∑Fy = 0 → ƒs1 = F1

Gaya diperbasar (F3)

F3 ,Benda akan tepat bergerak


ƒsmax
∑F = 0 ∑Fx = 0 → N = W
µsN
∑Fy = 0 → ƒsmax = F3
ƒsmax = µsN

Gaya diperbasar (F4)

F3 a
ƒk benda bergerak

µkN

Dinamika Gerak 14
C. GERAK LURUS
Contoh
1. Sebuah lukisan digantungkan pada dinding rumah, seperti terlihat pada gambar di bawah.
Bila berat lukisan 20 N. θ1 = 300 dan θ2 = 450, tentukan tegangan pada masing-masing tali?

Penyelesaian:

Berdasarkan gambar, jika lukisan tersebut dalam keadaan seimbang, berlaku:


∑F = T1 + T2 + w = 0
Persamaan ini dapat diuraikan dengan menggambarkan komponen-komponen gaya pada
sumbu x dan y seperti pada gambar .
Berdasarkan gambar
∑Fx = T1 cos 300 – T2 cos 450 = 0 ………….(i)
∑Fy = T1 sin 300 + T2 sin 450 – w = 0 ……....(ii)
Dari (i) diperoleh:
T1 cos 300 = T2 cos 450
T2 = T1 cos 300/cos 450 = 1,22 T1

Dengan memasukkan nilai T2 = 1,22 T1 ke dalam (ii), diperoleh


T1 sin 300 + T2 sin 450 – w = 0
T1 (1/2) + (1,22 T1) (1/2 21/2) - 20 = 0
Dinamika Gerak 15
1,363 T1 = 20
T1 = 14,68 N
Karena T1 = 14,68 N, maka T2 = 1,22 (14,68 N) = 17,91 N

2. Sebuah Peti besar bermassa 60 kg meluncur pada sebuah bidang miring yang memiliki sudut
kemiringan 200 terhadap horizontal. Tentukan besarnya percepatan yang dialami peti
tersebut dan gaya normal yang bekerja padanya.
Penyelesaian:
y x
N
N

am.g W=m.g
θ

W sin θ W cos θ

Diagram keadaan peti dan diagram gayanya ditunjukkan pada gambar. Untuk mempermudah
perhitungan, kita pilih sumbu x sejajar dengan bidang miring.perlu diperhatikan bahwa dengan
memilih sumbu x sejajar dengan bidang miring (dan sejajar dengan percepatan), komponen
pecepatan dalam arah sumbu y, ay = 0.

Pada sumbu x: ∑Fx = w sin θ = ma ……….(1)


Pada sumbu y: ∑Fy = N – w cos θ = 0 ……(ii)
Dari (i) diperoleh
W sin θ = ma
Mg sin θ = ma
a = g sin θ
= (9,8 m/s2) sin 200
a = 3,3 m/s2
Dari (ii) diperoleh N = w cos θ

Dinamika Gerak 16
N = mg cos θ
= (60 kg)(9,8 m/s2) cos 200
N = 550 N

D. GERAK VERTIKAL
Misalkan pada sebuah ember kecil kita masukkan air (misalnya seperempat volume
ember), kemudian ember tersebut kita ikatkan pada seutas tali. Selanjutnya, kita putarkan
aember dan tali tersebut membentuk lingkaran vertical. Akan kita dapatkan bahwa ember
tersebut dapat berputar tanpa ada air yang tumpah. Ketika ember berada pada posisi paling atas,

m v2
bila berat air mg lebih kecil daripada gaya sentripetal , maka air akan berada di
r
tempatnya. Dengan kata lain, air di dalam ember tidak tumpah. Dalam pernyataan matematis,
yarat air dalam ember tidak tumpah dapat dituliskan dengan
m v2
mg<
r
atau

v 2 > gr

Contoh
Sebuah batu diikatkan pada seutas tali, kemudian diputar secara vertical. Hitunglah tegangan
pada tali ketika batu berada (a) di titik rendah, (b) di titik tertinggi, (c) di titik di mana tali
membentuk sudut θ dengan garis vertical.
Penyelesaian:
Pada batu bekerja dua gaya, yaitu gaya tegangan tali (T) dan gaya berat batu itu sendiri (mg).
dalam bentuk persamaan vector, sesuai hukum II Newton berlaku
∑F = T + m g = m a
(a) pada titik terendah lihat gambar (a) , tegangan tali T menuju pusat lingkaran danberat
mg menjauhi pusat lingkaran. Jika vB adalah kecepatan batu pada titik terendah, maka
gaya sentripetal adalah
m vB2 m vB2
F=T–mg= atau T= +mg
r r

Dinamika Gerak 17
b c
a

(b) pada titik tertinggi lihat gambar (b), baik T maupun mg sama-sama menuju pusat
lingkaran berarah kebawah, sehingga bila vT adalah kecepatan pada titik tertinggi, maka
gaya sentripetal adalah
m v T2
F=T+mg=
r
atau
m v T2
T= –mg
r
(c) Perhatikan gambar (c).
Pada sumbu –x berlaku
M g sinθ = m aT
Dimana aT adalah percepatan tangensial.
Pada sumbu –y, T menuju pusat sedangkan m g cosθ menjauhi pusat sehingga gaya
sentripetal adalah
m v2
F = T – m g cosθ =
r
m v2
Dengan demikian aT = g sinθ dan T = + m g cosθ
r

Dinamika Gerak 18
E. GERAK MELINGKAR
Gerak Mobil dalam Jalanan Miring dan Berbelok
Jika kita perhatikan, pada jalan raya yang berbelok akan kita dapati bahwa permukaan
jalan tersebut miring. Kemiringan tersebut memang disengaja untuk memberikan percepatan
sentripetal pada mobil yang sedang berbelok. Perhatikan diagram gaya pada sebuah mobil yang
sedang berbelok melewati suatu lintasan yang miring berikut ini.

Berdasarkan hukum II Newton, pada sumbu x berlaku


N sinθ = m a
m v2
N sinθ = ………………………………………………………..(i)
r
Pada sumbu y berlaku
N cosθ = m g…………………………………………………………….(ii)
Bila persamaan (i) kita bagi dengan persamaan (ii), akan kita peroleh
m v2
N sinθ
= r
N cosθ m g

v2
tanθ =
gr

Persamaan tersebut merupakan persamaan umum yang berlaku pada gerak sebuah mobil
yang sedang berbelok melewati suatu lintasan yang miring. Ternyata, persamaan yang diperoleh
sama dengan persamaan untuk ayunan kerucut.

Dinamika Gerak 19
Contoh

Sebuah model pesawat terbang A yang massanya 0,5 Kg dan memiliki panjang tali
control OA sepanjang 10 m terbang pada suatu lintasan melingkar horizontal seperti tampak
pada gambar.
Tali control membentuk sudut 600 dengan bidang lintasan pesawat. Waktu yang
diperlukan untuk melingkar satu kali sama dengan 20 sekon. Hitung gaya tegangan pada tali
control dan gaya ke atas pesawat. Percepatan gravitasi g = 10 m/s2.
Penyelesaian :
m vB2
Gaya sentripental F = = mω2r
r
Gaya F ini merupakan komponen mendatar dari tegangan tali T
Dari gambar diketahui
r = (10 m) sin 300 = 5 m
2p 2p
ω= = = π rad/s
T 2s
maka:
F = m ω2r = (0,5 kg) ( π rad/s)2 (5 m)
F= 2,5 π2 N
Karena F = komponen mendatar T, maka
F = T cos 600
F 2,5p 2
T= = N
cos 60� 0,5
T = 50 N

Dinamika Gerak 20
Gaya keatas pesawat sama dengan berat pesawat ditambah komponen vertical T.
1
Gaya ke atas = 5 N + T cos 300 = 5 N + 50 ( 3) N
2
= 48 N.

Kesimpulan
 Benda bergerak bukan hanya karena adanya gaya, namun karena ada kecenderungan
benda untuk mempertahankan keadaannya.
 Penerapan hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari bisa dilihat dalam contoh
sederhana, misalnya:
Hukum Newton I : Gerak mobil di jalan licin, gerak mobil dengan kecepatan konstan.
Hukum Newton II : Gerak lift yang dipercepat.
Hukum Newton III : Peluncuran sebuah roket, Gerak palu memukul paku.
 Hukum Newton dapat diterapkan pada gerak lurus, gerak vertical, dan gerak melingkar
beraturan.

Dinamika Gerak 21
DAFTAR PUSTAKA

Foster,Bob.2000.Fisika SMU kelas I.Erlangga : Jakarta


Tipler, Paul A, 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jilid 1 Erlangga : Jakarta
Suratman, M. 1999. Fisika 1 SMK Teknologi dan Industri. Bandung : Armico

Dinamika Gerak 22
Dinamika Gerak 23

Anda mungkin juga menyukai