Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REVIEW

Disusun Oleh :

Nama :Icha Ananda Laiya


Nim : 6191111023
Kelas : PJKR 1A 2019
Dosen : Dr.Sanusi Hasibuan,M.Kes

Fakultas Ilmu Keolahragaan


Jurusan pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi
Universitas Negeri Medan
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review tentang Perkembangan
Peserta Didik. Sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh dosen saya yaitu Bapak
Dr.Sanusi Hasibuan,M.Kes

Makalah Critical Journal Review ini telah disusun dengan maksimal dan
mendapatkan referensi dari beberapa jurnal sehingga dapat memperlancar pengerjaannya.
Dalam pengerjaannya, makalah ini juga mendapat bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu
saya berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
pembuatan CJR ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya masih ada kekurangan dalam
penulisan dan penyususunan tata bahasa. Oleh karena itu, saya menerima saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita, dan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi para pembaca.

Medan, 06 Oktober 2019

ICHA ANANDA LAIYA

6191111023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………….....................………………………………….......
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN……......................…………………………………….....
1.1 Rasionalisasi pentingnya cjr……………....………………………………………
1.2 Tujuan penulisan cjr..............................................................................................
1.3 Manfaat cjr...........................................................................................................
1.4 Identitas jurnal.....................................................................................................
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL.....….........………....………………………...
2.1 Pendahuluan..................................................................……………………...…..
2.2 Deskripsi isi...........................................................................................................
BAB III PEMBAHAS..........…………..…..………......….......................…………...
Pembahasan isi jurnal…………..…..……………........................……………....
3.1 Kelebihan Dan Kekurangan jurnal……..………..........................……………...
BAB IV PENUTUP......................................................................................................
4.1 KESIMPULAN.....................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR

Sering kali kita bingung memilih referensi jurnal untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu jurnal,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari
segi analisis bahasa, pembahasan tentang anatomi .
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Jurnal Review ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih referensi jurnal, terkhusus pada pokok bahasan tentang
anatomi.

1.2 Tujuan Penulisan CJR

Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Manusia.Menumbuhkembangkan


pengetahuan dan wawasan akan ilmu pengetahuan tentang The Hamatology Analysis
of Rabbit after Implantation by Ultra High Molecular Weight Poliethylene
(UHMWPE) on Knee Joint dan faktor risiko infeksi saluran kemih dibagian rawat inap
rsu mokopido tolitoli tahun 2012 Menjelaskan tentang konsep-konsep penting yang
berhubungan Analisis Hematologi Kelinci setelah Implantasi Ultra High Molecular
Weight Poliethylene(UHMWPE) pada Sendi Lutut.

1.3 Manfaat CJR

Manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan critical journal review ini
adalah untuk mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai
kelebihan dan kekurangan jurnal yang berjudul The Hamatology Analysis of
Rabbit after Implantation by Ultra High Molecular Weight Poliethylene
(UHMWPE) on Knee Joint serta mengajak pembaca untuk berpikir kritis.
1.4 Identitas Artikel dan Jurnal yang direview

Jurnal 1

1. Judul Jurnal : berhubungan Analisis Hematologi Kelinci setelah


Implantasi Ultra High Molecular Weight Poliethylene(UHMWPE) pada Sendi Lutut.
2. Nama Journal : Rahmah et al/buletin Anatomi dan fisiologi
3. Volume : Volume 2
4. Pengarang Artikel : Alyda Aliyah Rahmah,Silvana Tana,Siti Muflichatun Mardiati

5..Kota Terbit : Semarang

6.Tahun Terbit : Agustus 2017

7.Nomor ISSN : 2541-0083

8.Alamat Situs : ejournal2.undip.ac.id/index.php/baf/index

9.Reviewer : Icha Ananda Laiya

Jurnal 2

1. Judul Artikel : faktor risiko infeksi saluran kemih dibagian rawat inap rsu
mokopido tolitoli tahun 2012
2. Nama Journal : jurnal kesehatan tadulako
3. Pengarang Artikel : hermiyanty
4. Volume : 13
5. Kota Terbit : sulawesi tengah
6. Tahun terbit : 2016
7. Nomor ISSN :-
8. Alamat Situs : http://eprints.undip.ac.id/18458/1/Nur_Li na.pdf,
9. Reviewer : Icha Ananda Laiya

BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

(Review jurnal 1)

“Berhubungan Analisis Hematologi Kelinci setelah Implantasi Ultra High Molecular


Weight Poliethylene(UHMWPE) pada Sendi Lutut.”

2.1 PENDAHULUAN

Tulang dan sendi merupakan organ yang tersusun dalam suatu rangkaian yang
membentuk sistem kerangka. Sendi atau artikulasi merupakan pertemuan antara dua atau
beberapa tulang dari sistem kerangka, sehingga tulang-tulang tersebut dapat digerakkan
sesuai dengan jenis persendiannya. Sistem kerangka tersusun dari tulang-tulang yang
bersatu membentuk suatu fungsi yaitu alat gerak. Tulang merupakan bagian tubuh yang
memiliki banyak fungsi diantaranya pembentuk rangka tubuh, tempat penyimpanan kalsium
dan pada tulang panjang terdapat sumsum tulang yang memiliki sifat pluripoten yang dapat
menghasilkan sel-sel bagi tubuh. Hal ini menjadikan tulang dan sendi sebagai
bagian penting dalam tubuh, sehingga kerusakan tulang dan sendi dapat mengganggu
keseimbangan dan berjalannya proses dalam tubuh (Pearce, 2006). Peranan tulang dan
sendi sangat tinggi dalam menopang tubuh manusia. Kenyataannya setiap tahun jutaan
orang di dunia menderita berbagai insiden yang dapat menyebabkan kerusakan pada tulang
dan sendi berupa patahan atau retakan (fraktur). Fraktur merupakan suatu keadaan
terputusnya kontinuitas pada tulang akibat trauma. Penyebab banyaknya adalah insiden
kecelakaan, tetapi ada beberapa faktor lain seperti proses degenerasi tulang rawan
(osteoarthrosis/OA), Rheumatoidarthritis (RA) dan pengeroposan tulang (osteoporosis)
(Darwis,2008). Osteoarthrosis merupakan kasus yang paling sering terjadi, yaitu
keausan pada femoral bone dan tibial bone akibat kontak sliding yang biasanya terjadi pada
orang-orang usia lanjut. Banyak riset yang dilakukan dengan menggunakan biomaterial
sebagai pengganti sendi lutut antara lain titanium alloy, cobalt alloy, stainless steel untuk
komponen femoral, sedangkan ultra high molecular weight polyethylene (UHMWPE)
sebagai komponen bantalan tibial (Darmanto,2011). Peningkatan berbagai kasus
penyakit tulang dan sendi pada manusia, semakin meningkatkan kebutuhan graft tulang
atau biomaterial yang sesuai. Penyembuhan secara spontan pada beberapa kerusakan
tulang tersebut tidak mampu mengembalikan stabilitas fisiologis yang diperlukan. Berbagai
kasus yang terjadi bahan pengganti tulang dan sendi sering diperlukan untuk merekonstruksi
struktur anatomi dan memulihkan stabilitas tulang (Huber et al., 2009). Biomaterial sintetis
dapat menjadi pilihan lain untuk mengatasi bagian tulang dan sendi yang patah atau retak.
Biomaterial sintesis merupakan suatu material inert (tidak bereaksi) yang digunakan
untuk implantasi pada sistem makhluk hidup, untuk menggantikan fungsi dari organ
makhluk hidup tersebut. Biomaterial pengganti tulang yang ideal harus memiliki sifat antara
lain bioaktif yaitu kemampuan material bereaksi dengan jaringan dan menghasilkan
senyawa kimia yang sangat baik untuk aktifitas biologi dalam tubuh seperti vitamin dan
mineral; osteokonduktif merupakan kemampuan material untuk merangsang sel-sel
osteoblas untuk melakukan mineralisasi tulang. Biokompatibel merupakan kemampuan
material untuk menyesuaikan dengan kecocokan tubuh penerima, serta stabil secara
biomekanis yaitu sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas kerja,
dan bebas dari agen penyakit (Samsiah, 2009).

2.2 DESKRIPSI ISI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon fisiologi tubuh kelinci terhadap
implantasi Ultra High Molecular Weight Poliethylene (UHMWPE) dilihat dari aspek
jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan kadar hemoglobin sebagai salah satu data pendukung
untuk dasar penelitian lebih lanjut dalam rangka pembuatan sendi buatan yang sesuai
dengan anatomi tubuh orang Indonesia. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok menggunakan 6 ekor kelinci jenis Lop umur 2,5 bulan yang dibagi dalam dua
(2) perlakuan yaitu membandingkan kelinci yang tidak diberikan implantasi UHMWPE
(kontrol) (P0) dengan kelinci yang diberikan perlakuan implantasi UHMWPE (P1).
Parameter utama adalah jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan kadar hemoglobin, serta
parameter pendukung adalah konsumsi pakan dan bobot tubuh kemudian dianalisis dengan
Uji T Sampel Independen dengan bantuan perangkat lunak SPSS pada taraf kepercayaan
95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan kadar
hemoglobin berbeda tidak nyata (p>0,05) antara kontrol dengan perlakuan. Penggunaan
implantasi UHMWPE selama 2,5 bulan tidak menyebabkan perubahan pada jumlah
eritrosit, jumlah leukosit dan kadar hemoglobin dalam tubuh hewan model. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa material UHMWPE merupakan material implan yang dapat
digunakan pada tubuh manusia.

(REVIEW JURNAL 2)

“faktor risiko infeksi saluran kemih dibagian rawat inap rsu mokopido tolitoli tahun 2012”

2.1 PENDAHULUAN

Menurut National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse (NKUDIC),


ISK menempati urutan kedua setelah infeksi saluran nafas atas (ISPA) dan sebanyak 8,3
juta kasus dilaporkan per tahun. ISK dapat menyerang pasien dari segala usia mulai bayi
baru lahir hingga orang tua. Di negara maju diperkirakan biaya yang harus dihabiskan untuk
penanganan ISK ini berkisar antara 2-6 milyar dolar setiap tahunnya . Insiden ISK ini
pada bayi dan anak sekolah berkisar 1-2%, pada wanita muda yang tidak hamil 1-3%,
sedangkan pada wanita yang hamil 4-7%. Wanita lebih sering menderita ISK dibanding
pria, kira-kira 50% dari seluruh wanita pernah menderita ISK selama hidupnya. Bahkan
wanita sering mengalami ISK berulang yang dapat sangat mengganggu kehidupan
sosialnya. Faktor risiko terjadinya ISK sangat terkait dengan beberapa macam faktor,
misalnya jenis kelamin, perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri, dan juga sering terjadi
karena infeksi nosokomial di tempat mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal tersebut
diperkuat oleh banyak penelitian kejadian ISK yang menunjukan bahwa hal-hal seperti jenis
kelamin, perilaku kesehatan dan infeksi nosokomial menjadi faktor risiko terjadinya
kejadian ISK. ISK pada pria jarang terjadi, padaumumnya ISK lebih banyak dijumpai
pada wanita dibanding pada pria kemungkinan karena uretra wanita lebih pendek sehingga
mikroorganisme dari luar lebih mudah mencapai kandung kemih dan juga letaknya dekat
dengan daerah perianal dan vagina. Dalam setiap tahun, 15% perempuan mengalami
ISK. Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. ISK di Indonesia insiden dan
prevalensinya masih cukup tinggi, pada ibu hamil/nifas 5-6%.Diabetes melitus (DM)
merupakan penyakit metabolik yang banyak diderita oleh orang di dunia yang juga
berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya ISK. DM menyebabkan beberapa
kelainan di dalam sistem pertahanan tubuh yang memungkinkan peningkatan risiko tinggi
terkena infeksi yang lainnya. Konsentrasi glukosa yang tinggi di dalam urin merupakan
media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme patogen. Data laporan rekam
medik diRumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli menunjukkan ISK menduduki urutan ke-
5 dalam 10 besar penyakit rawat inap tahun 2009 dengan jumlah penderita 311 orang
(11.06%) . Tahun 2010 ISK menduduki urutan ke-3 dalam 10 besar penyakit rawat inap
tahun dengan jumlah penderita 517 orang (13,64%) [6]. Pada tahun 2011 ISK
menduduki urutan ke-3 dengan jumlah penderita 435 orang (14,25%). Sedangkan pada
tahun 2012 ISK menduduki uratan ke-5 dengan jumlah penderita 257 orang Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian infeksi saluran kemih di Bagian Rawat
Inap RSU Mokopido Tolitoli tahun 2012.

2.2 DESKRIPSI ISI

ISK menempati urutan kedua setelah infeksi saluran nafas atas (ISPA) dan
sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. ISK dapat menyerang pasien dari
segala usia mulai bayi baru lahir hingga orang tua. Di negara maju diperkirakan
biaya yang harus dihabiskan untuk penanganan ISK ini berkisar antara 2-6 milyar
dolar setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko Infeksi Saluran
Kemih. Jenis penelitian ini adalah penelitian epidemiologi observasional analitik
dengan menggunakan metode case control study. Hasil analisis Odds Ratio (OR)
dengan Confidence Interval (CI) 95% diperoleh variabel jenis kelamin (OR = 3,755,
CI=1,714-8,227), batu saluran kemih (OR = 10,706, CI=3,439-33,329), dan
diabetes melitus (OR = 2,667, CI=1,178-6,034), Jenis kelamin, batu saluran kemih,
dan diabetes melitus merupakan faktor risiko terhadap kejadian Infeksi Saluran
Kemih.Pemerintah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada masyarakat betapa
pentingnya menerapkan perilaku hidup yang bersih dan sehat dengan kebersihan diri
dan lingkungan, menjaga asupan dan pola makan, dan aktifitas fisik.
BAB III

PEMBAHASAN ISI JURNAL

JURNAL 1

Berdasarkan penjelasan di atas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh


pemasangan implan UHMWPE pada patella terhadap darah, jaringan di sekitar, maupun
fisiologis secara umum. Pada penelitian ini hanya fokus pada pengaruh implan UHMWPE
terhadap status hematologi. Pengamatan hematologi yang dilakukan meliputi pengamatan
nilai hemoglobin, jumlah eritrosit, dan leukosit. Nilai hemoglobin dan jumlah eritrosit
dapat menjadi acuan terhadap ketersediaan oksigen, zat besi, dan nutrisi penting lainnya bagi
individu. Jumlah leukosit dapat menjadi acuan untuk mengetahui kondisi responsif tubuh
terhadap adanya material asing yaitu implan pada hewan model tersebut. Bahan-bahan yang
digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu bahan keperluan saat pembedahan
dan bahan untuk menghitung jumlah darah. Bahan keperluan saat pembedahaan yaitu
antibiotik, anastesi, iodine povidon, alkohol, kapas, dan kasa penutup luka. Bahan yang
digunakan untuk menghitung jumlah darah yaitu aquades, larutan hayem dan turk.

Pemeliharaan Hewan Model

Pemeliharaan hewan model dilakukan pada kandang persegi dengan ukuran 1,5 x 1,5
meter. Kandang tersebut dibagi menjadi enam kotak kandang kecil yang berukuran 0,5 x
0,5 meter untuk satu individu. Enam (6) ekor kelinci selanjutnya dibagi dalam dua
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan masing-masing terdiri atas
tiga ekor. Kelompok kontrol disebut P0 sedangkan kelompok perlakuan disebut P1. Kelinci
ditempatkan pada kandang sesuai dengan kelompok perlakuan. Kandang terbuat dari kayu
sebagai kerangka kandang dengan penutup kandang terbuat dari anyaman kawat. Hewan
model dipelihara selama 2 minggu sebelum dilakukan proses pemasangan implan. Tempat
kotoran diletakkan dibagian bawah masing-masing kandang individu.

JURNAL 2

HASIL FAKTOR RISIKO JENIS KELAMIN TERHADAP SALURAN


KEMIH.

Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin


perempuan (risiko tinggi) lebih banyak yang menderita ISK yaitu 32 orang (69,6%),
dibanding yang tidak menderita ISK yaitu 14 orang (37,8%). Sedangkan responden
yang berjenis kelamin laki-laki (risiko rendah) lebih banyak yang tidak menderita
ISK yaitu 28 orang (30,4%), dibanding yang menderita ISK yaitu 46 orang
(62,2%).Hasil analisis Odds Ratio (OR) dengan Confidence Interval (CI) 95%
diperoleh nilai OR = 3,755 (1,714-8,227), hal ini berarti responden yang
berjenis kelamin perempuan berisiko 3,755 kali lebih besar untuk menderita ISK
dibandingkan responden yang berjenis kelamin laki-laki. Karena OR >1, maka jenis
kelamin merupakan faktor risiko terhadap kejadian infeksi saluran kemih.
Faktor Risiko Batu Saluran Kemih Terhadap Infeksi Saluran Kemih.

Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang menderita batu saluran


kemih (risiko tinggi) lebih banyak yang menderita ISK yaitu 26 orang (86,7%),
dibanding yang tidak menderita ISK yaitu 4 orang (37,8%). Sedangkan responden
tidak menderita batu saluran kemih (risiko rendah) lebih banyak yang tidak
menderita ISK yaitu 34 orang (13,3%), dibanding yang menderita ISK yaitu 56
orang (62,2%). Hasil analisis Odds Ratio (OR) dengan Confidence Interval (CI) 95%
diperoleh nilai OR = 10,706 (3,43933,329), hal ini berarti responden yang
menderita Batu Saluran Kemih berisiko 10,706 kali lebih besar untuk menderita ISK
dibandingkan responden yang tidak menderita Batu SaluranKemih. Karena OR > 1,
maka batu saluran kemih merupakan faktor risiko terhadap kejadian ISK. banyak yang
menderita ISK yaitu 24 orang (66,7%), dibanding yang tidak menderita ISK yaitu 12
orang (42,9%). Sedangkan responden tidak DM (risiko rendah) lebih banyak yang
tidak menderita ISK yaitu 36 orang (33,3%), dibanding yang menderita ISK yaitu 48
orang (57,1%). Hasil analisis Odds Ratio (OR) dengan Confidence Interval (CI) 95%
diperoleh nilai OR = 2,667 (1,178-6,034), hal ini berarti responden yang DM
berisiko 2,667 kali lebih besar untuk menderita ISK dibandingkan responden yang
tidak DM. Karena OR> 1, maka DM merupakan faktor risiko terhadap kejadian ISK.

3.1 KELEBIHAN JURNAL

Jurnal1 : Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai tulisannya, namun
pastilah ada beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis. Kelebihan
dalam jurnal pertama yang berjudul Berhubungan Analisis Hematologi Kelinci setelah
Implantasi Ultra High Molecular Weight Poliethylene(UHMWPE) pada Sendi Lutut.” adalah
terletak pada materi yang cukup lengkap terlihat pada sub-sub judul dalam jurnal tersebut
yang lengkap dan mendetail, kemudian kelebihan dari jurnal tersebut adalah penulis dapat
mengembangkan beberapa poin-point kecil namun cukup penting untuk di kaji, dan penulis
melakukannya dengan cukup baik. Kemudian jurnal ini sangat terpercaya karena penulis
mencantumkan banyak referensi/daftar pustaka sehingga jurnal tersebut sangat memikat.

Jurnal 2 : Berikutnya kelebihan pada jurnal kedua yang berjudul” Hasil Faktor Risiko Jenis
Kelamin Terhadap Infeksi Saluran Kemih” terlihat pada tiap-tiap kalimat, yang mana pada
tiap-tiap kalimat tersebut sangat menarik dan tersusun dengan rapi sehingga menarik minat
para pembaca. Kemudian jurnal memiliki daftar pustaka atau referensi yang cukup banyak
sehingga terkesan lebih berisi dengan kata lain jurnal terlihat lebih terpercaya dan kuat
dikarenakan banyaknya referensi yang tercantum. Kelebihan berikutnya terletak pada segi
kepenulisan sang penulis yang cukup baik dengan tidak bertele-tele dalam
menulis/menyimpulkan materinya, penulis juga memasukkan poin-poin penting kedalam
jurnal dengan uraian yang lengkap namun tidak boros kalimat.

KEKURANGAN JURNAL

Jurnal 1 : Dijurnal pertama tidak melengkapi dengan apa yang dicantumkan oleh judul dan
saya tidak mengerti dengan bahasa latinnya tanpa ada penjelas dan rumus-rumus yang
tercantum didalam jurnal itu, yang mana akan membuat pembaca sedikit bingung atau
kemungkinan terjadinya kekaburan makna karena tidak semua pembaca dapat berbahasa
asing. Kemudian jurnal yang berjudul Berhubungan Analisis Hematologi Kelinci setelah
Implantasi Ultra High Molecular Weight Poliethylene(UHMWPE) pada Sendi Lutut.” ini
juga mengalami beberapa kesalahan dalam pengeditan kata misalnya kekurangan huruf dalam
kata atau kalimat. 

Jurnal 2 : jurnal kedua tersebut tidak menjelaskan dari apa yang dimaksud judul tersebut
sehingga pembaca tidak langsung mengerti,jurnal tersebut tidak memiliki issn,alamat situs,
Kemudian jurnal yang berjudul” Hasil Faktor Risiko Jenis Kelamin Terhadap Infeksi Saluran
Kemih” ini juga mengalami beberapa kesalahan dalam pengeditan kata misalnya kekurangan
huruf dalam kata atau kalimat.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis, data hasil penelitian mengenai pemasangan implan berbahan
polietilen yang berjenis UHMWPE pada sendi lutut kelinci dengan parameter utama
kadar hemoglobin, penghitungan jumlah eritrosit dan leukosit, serta dengan parameter
pendukung berupa konsumsi pakan dan bobot tubuh menunjukkan tidak adanya
pengaruh terhadap status hematologi kelinci model. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
Polietilen UHMWPE merupakan material implan yang aman dan dapat di terima oleh
tubuh.

Kesimpulan

1. Jenis kelamin merupakan faktor risiko terhadap kejadian Infeksi Saluran


Kemih dimana perempuan 3,755 kali lebih berisiko dibanding yang dengan laki-laki.

2. Batu saluran kemih merupakan faktor risiko terhadap kejadian Infeksi Saluran
Kemih dengan besar risiko 10,706 kali lebih besar dibanding yang tidak batu saluran
kemih.

3. Diabetes melitus merupakan faktor risiko terhadap kejadian Infeksi Saluran Kemih
dengan besar risiko 2,667 kali lebih besar dibanding yang tidak diabetes melitus.

Anda mungkin juga menyukai