Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MOBILISASI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Tugas Praktik Klinik Dasar Keperawatan (BLOK 008)

Dosen Pembimbing :
Risa Setia Ismandani, S.Kep., Ns

Disusun oleh :
Renate Anna Casimira
D3A2021.072

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Praktek Klinik Berjudul “ Kebutuhan Dasar Manusia Mobilisasi ”

Nama : Renate Anna Casimira


NIM : D3A2021.072

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :
Tanggal :

Pembimbing

Lilik Sriwiyati, Ns., M. Kep

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahnya, penulis bisa menyelesaikan tugas Laporan Pendahuluan yang berjudul “
Kebutuhan Dasar Mobilisasi ’’. Laporan Pendahuluan ini disusun untuk memenuhi pra
syarat Praktik Klinik Dasar Keperawatan (BLOK 008).
Penulisan Laporan Pendahuluan ini tidak mungkin selesai tanpa dukungan dan
partisipasi dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Endang Dwi Ningsih, M.M. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PANTI KOSALA yang telah memberikan izin dalam penulisan Laporan
Pendahuluan ini.
2. Ibu Risa Setia Ismandani, S.Kep., Ns selaku koordinator praktik klinik keperawatan
dasar I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan.
3. Ibu Lilik Sriwiyati, Ns., M. Kep selaku pembimbing dalam penulisan laporan ini
4. Para pembaca yang budiman yang telah meluangkan waktu untuk membaca
Laporan Pendahuluan ini.
Penulisan Laporan Pendahuluan ini bertujuan untuk menginformasikan tentang
Kebutuhan Dasar Manusia Mobilisasi kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan Laporan Pendahuluan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan
saran sangat diperlukan untuk kesempurnaan Laporan Pendahuluan ini di kesempatan
yang akan datang.

Sukoharjo, April 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................4
LAPORAN PENDAHULUAN...................................................................................5
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MOBILISASI.....................................................5
A. Definisi........................................................................................................5
B. Anatomi Fisiologi.......................................................................................6
C. Klasifikasi Gangguan................................................................................9
D. Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi.................................................11
E. Pengkajian Fungsional...............................................................................11
F. Diagnosa Keperawatan..............................................................................16
G. Perencanaan............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................22

4
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MOBILISASI

A. Definisi
Kebutuhan dasar menurut Handerson salah satunya adalah bergerak dan
mempertahankan posisi yang dikehendaki (mobilisasi). Mobilisasi merupakan
kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, dan mempunyai
tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Kehilangan kemampuan untuk
bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan tindakan
keperawatan (Ambarwati 2014). Sedangkan gangguan mobilitas fisik adalah
keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi
yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang
belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan faktor yang
berhubungan dengan hambatan mobilitas (Heriana, 2014).
Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu
atau lebih ekstremitas secara mandiri (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Ada lagi
yang menyebutkan bahwa gangguan mobilitas fisik merupakan suatu kondisi yang
relatif dimana individu tidak hanya mengalami penurunan aktivitas dari kebiasaan
normalnya kehilangan tetapi juga kemampuan geraknya secara total (Ernawati,
2012). Tidak hanya itu, imobilitas atau gangguan mobilitas adalah keterbatasan
fisik tubuh baik satu maupun lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.

5
Hambatan mobilitas fisik yaitu suatu suatu keterbatasan pada pergerakan
fisik tubuh baik satu ataupun lebih pada ekstremitas secara mandiri dan terarah,
seperti kelemahan otot dan kerusakan fungsi ekstremitas yang disebabkan oleh
suatu penyakit, dan faktor yang berhubungan dengan hambatan mobilitas yaitu
gangguan neuromuskuler (Hermand, 2012).

B. Anatomi Fisiologi
Menurut Potter dan Perry (2010), Sistem tubuh yang berperan dalam
kebutuhan aktivitas (mobilisasi) yaitu tulang, otot, tendon, ligament, katilago dan
sendi.
1. Tulang

Tulang adalah jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel yaitu
osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Fungsi tu lang antara lain:
a. Sebagai penunjang jaringan tubuh yang membentuk otot-otot tubuh.
b. Melindungi organ tubuh yang lunak, seperti otak, jan tung, paru-paru dan
sebagainya.
c. Membantu pergerakan tubuh.
d. Menyimpan garam-garam mineral, misalnya kalsium dan fosfor yang bisa
dilepaskan sesuai dengan kebu tuhan.
e. Membantu proses hematopoiesis yaitu proses pem bentukan sel darah
merah dalam sumsum tulang.
2. Otot

6
Otot secara umum berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan-
gerakan. Ada tiga macam otot yaitu otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
Otot rangka terdapat pada sistem skeletal dan merupakan otot yang paling
berperan dalam mekanik tubuh. Otot rangka berfungsi dalam membantu
pengontrolan gerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan
panas. Ketiga macam otot tersebut dipersarafi oleh saraf tepi yang terdiri atas
serabut motoris dari medulla spinalis.
3. Tendon

Tendon adalah sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan


perpanjangan dari pembungkus otot dan membentuk ujung-ujung otot yang
mengikatnya pada tulang. Tendon ini dibatasi oleh membrane synovial yang
berfungsi untuk memberikan pelicin agar pergerakan tendon menjadi mudah.
4. Ligamen

Ligamen adalah sekumpulan jaringan penyambung fi brosa yang padat,


lentur, dan kuat. Ligamen berfungsi menghubungkan ujung persendian dan
menjaga kestabilan.
5. Kartilago
Kartilago terdiri atas serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat, tetapi
elastis dan tidak memunyai pembu luh darah. Zat makanan yang sampai ke

7
sel kartilago ber asal dari kapiler di perikondrium (jaringan fibrosa yang
menutupi kartilago) dengan proses difusi atau pada kar tilago sendi melalui
cairan sinovial (cairan pelumas pada kapsula sendi).

6. Sendi
Sendi adalah perhubungan antar tulang sehingga tulang dapat digerakkan.
Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi). Persendian menfasilitasi
pergerakan dengan memungkinkan terjadinya kelenturan. Beberapa jenis
persendian antara lain sendi sinartroses (sendi yang tidak bergerak), sendi
amfiartroses (sendi yang pergerakannya terbatas hanya satu gerakan, seperti
tulang vertebrae), dan sendi diartroses (sendi yang bebas pergerakannya,
seperti sendi bahu dan sendi leher).

Pengetahuan mengenai pergerakan sendi dapat dimanfaatkan untuk


pengukuran kekuatan otot dan penggunaannya pada program latihan gerak.
Beberapa pergerakan sendi yaitu fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi,
eversi, inversi, pronasi, dan supinasi :

8
a. Fleksi yaitu pergerakan yang memperkecil sudut persendian, misalnya
pada pergelangan tangan dan leher.
b. Ekstensi yaitu pergerakan yang memperbesar sudut persendian.
c. Adduksi yaitu pergerakan mendekati garis tengah tubuh.
d. Abduksi merupakan pergerakan menjauhi garis tengah tubuh.
e. Rotasi yaitu pergerakan memutari pusat aksis pada tulang.
f. Eversi yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak
membentuk sugut persendian.
g. Inversi yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian dalam, bergerak
membentuk sudut dari persendian.
h. Pronasi yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan
bergerak ke bawah.
i. Supinasi yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan
bergerak ke atas.

C. Klasifikasi Gangguan
Menurut Wahid (2013), Klasifikasi gangguan mobilitas antara lain :
1. Fraktur
Terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa (mansjoer et al, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam
buku Nursing Care plans documentation menyebutkan bahwa fraktur adalah
rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang
lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur :
1) Faktor ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung
terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan
fraktur.
2) Faktor instrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya
tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan,
elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.
b. Tanda dan gejala
1) Deformitas
2) Bengkak/edema
3) Echimosis (memar)
4) Spasme otot

9
5) Nyeri
6) Kurang/hilang sensasi
7) Krepitasi
8) Pergerakan abnormal
9) Rontgen abnormal
2. Sprain
Adalah bentuk cedera berupa penguluran atau robekan pada ligament
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi yang
memberikan stabilitas sendi. Kerusakan parah pada ligament atau kapsul
sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi.
a. Penyebab sprain :
1) Jatuh, terpelintir
2) Tekanan pada tubuh yang menyebabkan sendi bergeser sehingga
menjadi cedera ligament.
b. Tanda dan gejala
1) Memar
2) Nyeri
3) Bengkak
4) Sulit menggerakan sendi
3. Strain
Adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendon karena penggunaan
yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan. Strain adalah bentuk cedera
berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulotendinous (otot dan
tendon)
a. Penyebab strain :
1) Otot/tendon terpelintir atau mengalami tarikan
2) Over stressing dan mengangkat benda yang berat
b. Tanda dan gejala :
1) Nyeri
2) Spasme otot
3) Kelemahan otot
4) Bengkak
5) Kram
6) Sulit menggerakkan otot
4. Dislokasi

10
Adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini
dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi)
a. Penyebab dislokasi :
1) Cedera olahraga
2) Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor
3) Terjatuh
b. Tanda dan gejala :
1) Nyeri
2) Perubahan kontur sendi
3) Perubahan panjang ekstermitas
4) Kehilangan mobilitas normal
5) Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6) Deformitas
7) Kekakuan

D. Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi


Menurut Hidayat (2015) Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya gaya hidup, proses penyakit, kebudayaan, tingkat
energi dan usia. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan
mobilitas, hal ini karena dampak perilaku/kebiasaan sehari-hari. Proses
penyakit/injuri, dapat mempengaruhi kemampuan mobilisasi karena dapat
mempengaruhu fungsi sistem tubuh, seperti seseorang dengan fraktur femur
maka seseorang akan membatasi pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.
Kemampuan melakukan mobilisasi dapat juga dipengaruhi kebudayaan,
sebagaimana contoh budaya orang sering jalan jauh memiliki kemampuan
mobilisasi yang kuat atau ketika mengalami gangguan mobilitas (sakit). Energi
adalah sumber untuk melakukan mobilitas, untuk itu seseorang dapat melakukan
mobilisasi dengan baik maka membutuhkan energi cukup. Usia dan status
perkembangan, kemampuan mobilisasi pada tingkat usia berbeda, hal ini
dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak.

E. Pengkajian Fungsional
Pengkajian pada kebutuhan mobilitas menurut Hidayat (2015) meliputi
riwayat sekarang. penyakit dahulu, kemampuan fungsi motorik, kemampuan
mobilitas, kemampuan rentang gerak, perubahan intoleransi aktiftas, kekuatan
otot, gangguan koordinasi, dan perubahan psikologi.

11
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi: alasan pasien yang
menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas, seperti adanya nyeri,
kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas daerah terganggunya mobilitas, dan
lama terjadinya gangguan mobilitas.
Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan mobilitas seperti adanya riwayat penyakit sistem
neurologis (cerebro vaskular acsident, trauma kepala, peningkatan intra kranial,
miastenia gravis, guillain barre syndrome, cedera medula spinalis dan lain-lain),
riwayat penyakit sistem kardiovaskuler (infark miokard, gagal jantung kongestif),
riwayat penyakit sistem muskuloskeletal (osteoporosis fraktur, artritis), riwayat
penyakit sistem pernafasan (penyakit paru obstruksi menahun, pneumonia dan
lain-lain), riwayat pemakaian obat-obatan seperti sedatif, hipnotik, depressan
sistem saraf pusat. taksantif dan lain-lain.
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki
kanan dan kiri untuk dinilai ada tidaknya kelemahan, dan kekuatan.
Pengkajian terhadap kemampuan mobilitas meliputi kemampuan untuk
miring secara sendiri, duduk, berdiri, bangun dan berpindah. Untuk mengkaji
kemampuan mobilitas maka ditentukan tingkatan mobilitas atau aktifitas seperti
dibawah ini:
Tingkat Aktivitas / Kategori / Kekuatan Otot
Mobilisasi / Derajat
Tingkat 0 Mampu merawat sendiri secara penuh.
Tingkat 1 Memerluka penggunaan alat / peralatan.
Tingkat 2 Memerlukan bantuan / pengawasan lain.
Tingkat 3 Memerlukan bantuan dan pengawasan
orang lain dan peralatan / alat
Tingkat 4 Semua tergantung dan tidak dapat
melakukan / berpartisipasi dalam
perawatan.
Tingkat 5 Kekuatan otot normal
Pengkajian rentang gerak, seperti pada bahu, siku, lengan, panggul dan
kaki Pengkajian rentang gerak dapat ditentkan sebagai berikut:
Gerak sendi Derajat rentang normal
Leher
Fleksi : Dagu diletakkan dekat dada. 45
Ekstensi : kepala berada dalam posisi tegak. 45

12
Hiperekstensi : bengkokkan kepala sejauh 10
mungkin ke belakang.
Fleksi Lateral : Kepala dimiringkan sejauh 40-45
mungkin mendekati masing-masing bahu.
Rotasi : Putar kepala sejauh mungkin dalam 180
pergerakan sirkumduksi
Bahu
Fleksi : Angkat lengan dari posisi samping ke 180
atas kepala dengan arah ke depan.
Ekstensi : Kembalikan lengan ke posisi 180
samping tubuh.
Hiperekstensi : Gerakkan lengan ke belakang 45-60
tubuh, pertahankan siku lurus.
Abduksi : Naikkan lengan ke arah samping 180
keatas kepala dengan telapak tangan
majauhi kepala.
Aduksi : Rendahkan lengan ke samping dan 320
melewati tubuh sejauh mungkin
Rotasi Internal : Dengan siku difleksikan 90
rotasikan bahu dengan menggerakan lengan
hingga ibu jari bergerak menghadap ke
belakang dan ke depan.
Rotasi Eksternal : Dengan siku difleksikan, 90
gerakan lengan hingga ibu jari bergerak ke
atas dan ke samping kepala.
Sirkumduksi : Gerakkan lengan dalam satu 360
lingkaran penuh.
Siku
Fleksi : Bengkokkan siku sehingga lengan 150
bawah bergerak menuju sendi bahu dan
tangan sejajar bahu.
Ekstensi : Kencangkan siku dengan 150
menurunkan tangan.
Lengan Bawah
Supinasi : Balikan lengan dan tangan 70-90
sehingga telapak tangan menghadap ke
atas.

13
Pronasi : Balikan lengan sehingga telapak 70-90
tangan menghadap ke bawah.
Telapak Tangan
Fleksi : Gerakkan telapak tangan menghadap 80-90
bagian bawah lengan atas.
Ekstensi : Gerakkan jari dan tangan posterior 80-90
ke garis tengah.
Hiperekstensi : Bawa permukaan dorsal 80-90
tangan ke belakang sejauh mungkin.
Abduksi : Bengkokkan pergelangan tangan 0-30
ke samping menuju jari kelima.
Aduksi : bengkokkan pergelangan tangan ke 30-50
tengah menuju ibu jari.
Jari Tangan
Fleksi : Buat kepalan tangan. 90
Ekstensi :Luruskan jari 90
Abduksi : Ekstensikan ibu jari secara lateral 30
Aduksi : Gerakkan ibu jari ke belakang 30
menuju tangan.
Oposisis : pertemukan ibu jari pada masing- 30
masing jari di tangan yang sama.
Pinggul
Fleksi : Gerakkan kaki ke depan dan ke atas. 90-120
Ekstensi : Kembalikan kaki ke posisi semula 90-120
disamping kaki yang lain.
Hiperekstensi : Gerakkan kaki ke belakang 30-50
tubuh.
Abduksi : Gerakkan kaki ke samping 30-50
menjauhi tubuh.
Aduksi : Gerakkan kaki ke belakang menuju 30-50
posisi tengah dan melewati posisi tengah jika
memungkinkan.
Rotasi Internal : Balikkan kaki dan tungkai 90
bawah menjauhi tungkai bawah yang lain.
Rotasi Eksternal : Balikkan kaki dan tungkai 90
bawah mendekati tungkai bawah yang lain.

14
Sirkumduksi : Gerakkan kaki melingkar. 90
Lutut
Fleksi : Bawa tumit ke belakang menuju 120-130
bagian belakang paha.
Ekstensi : Kembalikan tungkai bawah ke 120-130
lantai.
Pergelangan Kaki
Dorsak Fleksi : Gerakkan kaki sehingga ibu 20-30
jari menghadap ke atas.
Plantar Fleksi : Gerakkan kaki sehingga ibu 45-50
jari menghadap ke bawah.
Kaki
Inversi : Balikkan telapak kaki ke tengah. 10
Eversi : Balikkan telapak kaki ke samping. 10
Ibu Jari
Fleksi : lengkingan ibu jari ke bawah. 30-60
Ekstensi : Luruskan ibu jari. 30-60
Abduksi : pisahkanibu jari kaki ke samping. 15
Aduksi : Kumpulkan ibu jari ke tengah 15

Pengkajian terhadap intoleransi aktifitas yang berhubungan perubahan


pada sistem pernafasan, antara lain; suara nafas, cek blood gas analisis, gerakan
dinding thorak adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, adanya nyeri
saat respirasi. Pengkajian intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan
perubahan sistem kardiovaskuler seperti: nadi dan tekanan darah, gangguan
sirkulasi perifer, adanya trombus serta perubahan tanda vital setelah melakukan
aktifitas atout perubahan posisi. Pengkajian terhadap kekuatan otot, untuk
menentukan derajat kekuatan otot sebagai berikut :
Skal Prosentase Karakteristik
a kekuatan normal
0 0 Paralisis total/tidak ditemukan kontraksi otot.
1 10 Kontraksi otot yang terjadi hanya berupa
perubahan tonus otot dapat dapat diketahui
dengan palpasi dan tidak dapat menggerakan
sendi.
2 25 Otot hanya mampu menggerakan persendian tetapi

15
kekuatan tidak dapat melawan pengaruh gravitasi.
3 50 Di samping dapat menggerakan sendi, otot juga
dapat melawan pengaruh gravitasi tetapi tidak kuat
terhadap tahanan yang diberikan oleh pemeriksa.
4 75 Kekuatan otot seperti pada derajat 3 disertai
dengan kemampuan otot terhadap tahanan yang
ringan.
5 100 Kekuatan otot normal
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan adanya gangguan
mobilitas dan imobilitas antara lain perubahan perilaku, meningkatnya emosi,
perubahan dalam koping mekanisme dan lain-lain.

F. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nanda (2018-2020) diagnosa keperawatan yang terkait dengan
mobilisasi adalah :
1. Hambatan Mobilitas Fisik
Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri dan terarah.
Batasan karakteristik :
a. Gangguan sikap berjalan
b. Penurunan keterampilan motorik halus
c. Penurunan keterampilan motorik kasar
d. Penurunan rentang gerak
e. Waktu reaksi memanjang
f. Kesulitan membolak-balik posisi
g. Ketidaknyamanan
h. Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan
i. Dispnea setelah beraktivitas
j. Tremor akibat bergerak
k. Istabilitas postur
l. Gerakan lambat
m. Gerakan spastik
n. Gerakan tidak terkoordinasi
Faktor yang berhubungan :
a. Intileransi aktivitas
b. Ansietas
c. Indeks massa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia

16
d. Kepercayaan budaya tentang aktivitas yang tepat
e. Penurunan kekuatan otot
f. Penurunan kendali otot
g. Penurunan massa otot
h. Penurunan ketahanan tubuh
i. Depresi
j. Disuse
k. Kurang dukungan likungan
l. Kurang pengetahuan tentang nilai aktivitas fisik
m. Kaku sendi
n. Malnutrisi
o. Nyeri
p. Fisik tidak bugar
q. Keengganan memulai pergerakan
r. Gaya hidup kurang gerak
Kondisi terkait :
a. Kerusakan integritas struktur tulang
b. Gangguan fungsi kognitif
c. Gangguan motabolisme
d. Kontaktur
e. Keterlambatan perkembangan
f. Gangguan musculoskeletal
g. Gangguan neuromuscular
h. Agens farmaseutika
i. Program pembatasan gerak
j. Gangguan sensoriperseptual
2. Risiko sindrom disuse
3. Hambatan Mobilitas di Tempat Tidur
4. Hambatan Mobilitas Berkursi Roda
5. Hambatan Duduk
6. Hambatan Berdiri
7. Hambatan Kemampuan Berpindah
8. Hambatan Berjalan
9. Intoleran Aktivitas
Definisi : Ketidak cukupan energi psokologis atau fisiologis untuk
mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang
harus atau yang ingin dilakukan.

17
Batasan karakteristik :
a. Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
b. Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
c. Perubahan elektrokardiogram (EKG)
d. Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
e. Dispnea setelah beraktivitas
f. Keletihan
g. Kelemahan umum
Faktor yang berhubungan :
a. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
b. Imobilitas
c. Tidak pengalaman dengan suatu aktivitas
d. Fisik tidak bugar
e. Gaya hidup kurang gerak
Populasi berisiko :
a. Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
Kondisi terkait :
a. Masalah sirkulasi
b. Gangguan pernafasan
10. Risiko Intoleran Aktivitas

G. Perencanaan
1. Perencanaan keperawatan yang dapat ditegakan untuk diagnosa
keperawatan hambatan mobilitas fisik yaitu :
a. Tujuan dan Kriteria (Nursing Outcomes Classification)
Menurut Moorhead et al.,ed. (2013) yang dapat diambil adalah :
1) NOC : Ambulasi
2) Definisi : Tindakan personal untuk berjalan dari satu tempat ketempat
lain secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
3) Tujuan : Pasien mampu mencapai ambulasi yang membaik setelah
dilakukan tindakan keperawatan …x 24 jam dengan indicator :
No Indikator
1 Menopang berat badan (5)
2 Berjalan dengan langkah yang efektif (5)
3 Berjalan dengan pelan (5)
4 Berjalan mengelilingi rumah (5)
5 Menyesuikan dengan perbedaan tekstur permukaan /

18
lantai (5)
Keterangan Skala 1-5 :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

b. Tindakan (Nursing Interventions Classification)


Menurut Bulechek, et al., ed. (2013) NIC 1 yang dapat diambil adalah :
1) NIC : Terapi Latihan : Ambulasi
2) Definisi : Peningkatan dan bantuan berjalan untuk menjaga atau
mengembalikan fungsi tubuh otonom dan volunteer selama
pengobatan dan pemulihan dari penyakit atau cidera
3) Aktivitas :
Observasi :
a) Identifikasi alat bantu (tongkat, walker, atau kursi roda) untuk
ambulasi, jika pasien tidak stabil
b) Monitor penggunaan kruk pasien atau alat bantu berjalan lainnya
Nursing :
a) Atur tempat tidur berketinggian rendah, yang sesuai
b) Lakukan posisi duduk di sisi tempat tidur untuk memfasilitasi
penyesuaian sikap tubuh
c) Lakukan ambulasi dengan jarak tertentu dan dengan sejumlah
staf tertentu
d) Lakukan pembangunan pencapaian yang relastis untuk ambulasi
jarak
Edukasi :
a) Dorong untuk duduk di tempat tifur, di samping tempat tidur
(“Menjuntai”), atau di kursi, sebagaimana yang dapat ditoleransi
[pasien]
b) Ajarkan pasien/caregiver mengenai pemindahan dan Teknik
ambulasi yang aman
c) Dorong pasien untuk “bangkit sebanyak dan sesering yang
diinginkan” (up ad lib), jika sesuai
Kolaborasi :

19
a) Kolaborasi dengan ahli terapi fisik mengenai rencana ambulasi,
sesuai kebutuhan

2. Perencanaan keperawatan yang dapat ditegakan untuk diagnosa


keperawatan Intoleran Aktivitas yaitu :
a. Tujuan dan Kriteria (Nursing Outcomes Classification)
Menurut Moorhead et al.,ed. (2013) yang dapat diambil adalah :
1) NOC : Toleransi Terhadap Aktivitas
2) Definisi : Respon fisiologis terhadap pergerakan yang memerlukan
energi dalam aktivitas sehari-hari
3) Tujuan : Pasien mampu mencapai toleransi terhadap aktivitas yang
membaik setelah dilakukan tindakan perawatan selama…x 24 jam
dengan indicator :
No Indikator
1 Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas (5)
2 Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian /
(activities of daily living / ADL) (5)
3 Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas (5)
4 Tekanan darah diastolik ketika beraktivitas (5)
5 Temuan/hasil EKG (Elektrokardiogram) (5)
Keterangan Skala 1-5 :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
b. Tindakan (Nursing Interventions Classification)
Menurut Bulechek, et al., ed. (2013) NIC 1 yang dapat diambil adalah :
1) NIC : Terapi Aktivitas
2) Definisi : Peresapan terkait dengan menggunakan bantuan aktivitas
fisik, kognisi, sosial dan spiritual untuk meningkatkan frekuensi dan
durasi aktivitas kelompok
3) Aktivitas :
Observasi :
a) Memonitor untuk meningkatkan frekuensi dan jarak aktivitas
b) Identifikasi strategi untuk meningkatkan partisipasi terkait dengan
aktivitas yang diinginkan

20
Nursing :
a) Lakukan aktivitas fisik secara teratur (missal : ambulasi,
transfer/pindah, berputar dan kebersihan diri), sesuai dengan
kebutuhan
b) Menciptakan lingkungan yang aman untuk dapat melakukan
pergerakan otot secara berkala sesuai dengan indikasi
c) Lakukan peningkatan gaya hidup dengan melalui aktivitas fisik
untuk mencegah peningkatan berat badan yang tidak diinginkan
Edukasi :
a) Ajarkan klien untuk mengidentifikasi dan memperoleh sumber-
sumber yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas yang diinginkan
b) Ajarkan pasien dan keluarga untuk melaksanakan aktivitas yang
diinginkan maupun yang [telah] diresepkan
c) Ajarkan klien dan keluarga memantau perkembangan klien
terhadap pencapaian tujuan [yang diharapkan]
d) Ajarkan metode-metode untuk meningkatkan aktivitas fisik yang
tepat
Kolaborasi :
a) Berkolaborasi dengan [ahli] terapis fisik, okupasi dan terapis
rekreasional dalam perencanaan dan pemantauan program
aktivitas, jika memang diperlukan

21
DAFTAR PUSTAKA

Ambawarti, Respati Fitri. 2014. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta:


Dua Satria Offset

Bulechek, Gloria M., et al., 2013. Nursing Interventions Classification (NIC), Edisi
ke-6. Yogyakarta

Ernawati. 2012. Buku Ajar Konsep DAN Aplikasi Keperawatan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: TIM, 2012

Herdman, T. Heather dan Kamitsuru, Shigemi. 2018. Diagnosis Keperawatan


Defenisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC,

Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang


Selatan: Bina Rupa Aksara Publisher

Hidayat, A. A. A dan Musrifatual, U. 2015. Buku Ajaran Kebutuhan Dasar


Manusia. Health Books Publishing. Surabaya

Mubarak, Wahit Iqbal, Lilis Indrawati, dan Joko Susanto. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Dasar Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.

Moorhead, Sue, et al., 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi ke-5.
Singapura: Elsevier Global Rights

Potter, Patricia Adaan Anne Griffin Perry. 2010. Fundamental of Nursing :


Fundamental Keperawatan. Alih Bahasa Diah Nur Fitriani, dkk. Buku III.
Edisi VII. Jakarta: Salemba Medika.

Sucipto, Cecep Dani. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tangerang:


Gosyen Publishing

22
23

Anda mungkin juga menyukai