Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR.

M DENGAN ISOLASI SOSIAL


DI RUMAH SAKIT JIWA DR. AMINO SEMARANG

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Inisial : Sdr.M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 35 tahun

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Tanggal pengkajian : 26-10-2023

Informan : Status klien dan komunikasi dengan pasien dan


keluarga pasien

2. Alasan Masuk Rumah Sakit :


Sdri M usia 35 tahun, dirawat di RSJ, keluarga mengatakan pasien merasa
asing dilingkungan keluarganya, tidak mau keluar kamar atau rumah dan
menghindari interaksi dengan keluarga sendiri maupun dengan orang lain,
saat diajak berkomunikasi hanya terdiam, tatapan mata kosong, lebih
menyukai kesendirian dengan cara mengurung diri sendiri di kamar, gejala
ini mulai terdeteksi 1 bulan yang lalu semenjak adiknya menikah. Pasien
merasa kesepian yang terus-menerus, merasa terisolasi dari keluarga dan
teman-temannya.

3. Faktor Predisposisi
Gejala ini mulai terdeteksi 1 bulan yang lalu semenjak adiknya menikah.
Pasien merasa kesepian yang terus-menerus, merasa terisolasi dari
keluarga dan teman-temannya.

4. Pemeriksaan Fisik
Klien tidak mempunyai keluhan fisik. Pada saat dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital, Hasil pemeriksaan TTV TD: 105/70 mmHg, N : 70x/menit,
RR : 22x/menit dan suhu 36,0°C
5. Mekanisme Koping
Klien mengalami mekanisme koping maladaptif yaitu menyendiri dan tidak
mau bercerita dengan orang lain

6. Masalah Psikososial Dan Lingkungan


Keluarga mengatakan pasien merasa asing dilingkungan keluarganya,
tidak mau keluar kamar atau rumah dan menghindari interaksi dengan
keluarga sendiri maupun dengan orang lain, saat diajak berkomunikasi
hanya terdiam, tatapan mata kosong, lebih menyukai kesendirian dengan
cara mengurung diri sendiri di kamar

7. AnalisaData
Data Subyektif : keluarga mengatakan
pasien merasa asing dilingkungan
keluarganya, tidak mau keluar kamar atau
rumah dan menghindari interaksi dengan
ISOLASI SOSIAL
keluarga sendiri maupun dengan orang lain
Data Obyektif : Pasien hanya terdiam,
tatapa mata kosong, tidak mau berinteraksi
dengan orang lain.

8. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial


9. Pohon Masalah

10. Interverensi
a) Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada pasien : Pengkajian isolasi
sosial, dan melatih bercakap-cakap antara Pasien dan keluarga
(1) Membina hubungan saling percaya
(2) Membantu pasien menyadari masalah isolasi social
(3) Melatih bercakap-cakap secara bertahap antara pasien dan
anggota keluarga
b) Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada pasien : Melatih pasien
berinteraksi secara bertahap (pasien dengan 2 Orang lain), latihan
bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian
(1) Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi social
(2) Memvalidasi kemampuan berkenalan (berapa orang)
(3) Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian
(latih 2 kegiatan)
(4) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 2-3
orang
c) Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada pasien : Melatih pasien
berinteraksi secara bertahap (pasien dengan 4-5 orang), latihan
bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian baru
(1) Evaluasi tanda dan gejala isolasi social
(2) Validasi kemampuan berkenalan (berapa orang) dan bicara saat
melakukan dua kegiatan harian
(3) Tanyakan perasaan setelah melakukan kegiatan
(4) Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian
(latih 2 kegiatan baru)
(5) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan 4-5 orang
d) Strategi pelaksanaan pertemuan 4 pada pasien :
(1) Evaluasi tanda dan gejala isolasi social
(2) Validasi kemampuan berkenalan (beberapa orang) dan bicara
saat melakukan empat kegiatan harian
(3) Tanyakan perasaan setelah melakukan kegiatan
(4) Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan kegiatan social

Anda mungkin juga menyukai