Anda di halaman 1dari 41

Isolasi sosial

Kelompok 3:
1. Enike Agapa
2. Marthasari
3. Meri Pekei
4. Theodolia Serli Dee
Pengertian
• Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang
individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
di sekitarnya (Damaiyanti, 2008)
• Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya
kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan
perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
seseorang dalam dalam hubungan sosial
Etiologi
1. Faktor predisposisi
• Faktor Perkembangan
• Faktor Sosiokultural
• Faktor Biologis
2. Faktor Presipitasi
• Faktor Eksternal
• Faktor Internal
Tanda dan Gejala
• Apatis
• Ekspresi wajah sedih
• Afek tumpul
• Menghindar dari orang lain
• Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain
• Komunikasi kurang
• Kontak mata kurang
• Berdiam diri
• Kurang mobilitas
• Gangguan pola tidur (Tidur berlebihan/ kurang tidur)
• Mengambil posisi tidur seperti janin
• Kemunduran kesehatan fisik
• Kurang memperhatikan keperawatan diri
Pohon masalah
Diagnosa keperawatan
• Gangguan hubungan sosial: menarik diri
berhubungan dengan harga diri rendah
Strategi pelaksana
Tindakan keperawatan kepada pasien
• Tujuan keperawatan
• Pasien dapat membina hubungan saling
percaya
• Pasien dapat menyadari penyebab isolasi
sosial
• Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tindakan keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya
Membina hubungan saling percaya dapat dilakukan dengan cara:
• Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
• Berkenalan dengan pasien: perkenalan dengan nama lengkap dan
nama panggilan pasien
• Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
• Buat kontrak asuhan: Apa yang perawat akan lakukan bersama
pasien, berapa lama dikerjakan, dan tempat pelaksanaan kegiatan.
• Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi.
• Tunjukkan sikap empati terhadap pasien jika mungkin
• Penuhi kebutuhan dasar pasien jika mungkin
2. Bantu pasien untuk mengenal penyebab isolasi sosial dengan cara:
• Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan
orang lain
• Tanyakan penyebab pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
• Bantu pasien untuk mengenal manfaat berhubungan dengan orang
lain dengan cara mendiskusikan manfaat jika pasien memiliki banyak
teman
• Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan
cara sebagai berikut :
a. Diskusiskan kerugian jika pasien hanya mengurung diri dan tidak
bergaul dengan orang lain
b. Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
• Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap
Perawat dapat melatih pasien berinteraksi dengan cara berikut.
• Memberikan kesempatan pasien memperaktikan cara
berinteraksi dengan orang lain yang di lakukan dihadapan anda.
• Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien,
perawat atau keluarga).
• Jika pasien menunjukan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi
dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya
• Berilah pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah
dilakukan oleh pasien
• Dengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan
orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan
atau kegagalannya. Berilah dorongan terus-menerus agar pasien
tetap semangat meningkatkan interaksinya.
Tindakan keperawatan pada keluarga
Tujuan keperawatan
• Setelah tindakan keperawatan, keluarga dapat merawat pasien isolasi sosial.
Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan agar keluarga dapat merawat pasien dengan isolasi sosial di rumah meliputi hal
hal berikut.
• Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat bagi pasien untuk.
• Jelaskan tentang:
1) Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
2) Penyebab isolasi sosial)
3) Cara cara merawat pasien dengan isolasi sosial, yaitu
4) Bina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli dan tidak ingkar janji
5) Berikan semarngat dan dorongan kepada pasien untuk dapat melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain, yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien dan memberikan pujian yang
wajar.
6) Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah
7) Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien
8) Peragakan cara merawar pasien dengan isolasi sosial
9) Bantu keluarga mempraktikkan cara merawat yang telah dipe lajari, mendiskusikan masalah yang
dihadapi.
10) Susun perencanaan pulang bersama keluarga.
5) Berikan semarngat dan dorongan kepada pasien
untuk dapat melakukan kegiatan bersama-sama dengan
orang lain, yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien
dan memberikan pujian yang wajar.
6) Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah
7) Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan
pasien
8) Peragakan cara merawar pasien dengan isolasi sosial
9) Bantu keluarga mempraktikkan cara merawat yang
telah dipe lajari, mendiskusikan masalah yang
dihadapi.
10)Susun perencanaan pulang bersama keluarga.
Asuhan keperawatan
ALASAN MASUK
• Data Primer :
Klien mengatakan masuk RSJ karena pernah berantam
dengan istri dan marah-marah jika tidak ada uang.
• Data Sekunder :
Klien diam saja,lemas dan gelisah, duduk di pojok ruang
radiologi, sulit tidur, dan mondar-mandir.
FAKTOR PRESIPITASI
Baru pertama kali masuk RSJ klien marah-marah, sejak enam
bulan terakhir. Jika keinginan tidak dituruti klien menantang
dan marah-marah jika tidak ada uang klien melempar gelas.
Berdasarkan keterangan perawat: di rumah bicara sendiri,
sulit tidur, tidak control, tidak minum obat rutin.
Pemeriksaan Fisik : (Head to Toe)
• Rambut : kotor berwarna hitam
• Mata : ada kotoran
• Wajah : pucat, berjerawat
• Kulit : bersih
• Kuku tangan : bersih setelah kukunya dipotong
• Kuku kaki : bersih setelah kukunya dipotong
• Ekstremitas atas : 5
• Ekstremitas bawah : 5
Masalah keperawatan: resiko gangguan volume cairan
• Pola asuh : klien sejak kecil dibesarkan oleh ayah dan ibunya
• Pola komunikasi : klien mengatakan jarang berkomunikasi kalau komunikasi
lewat sms.
• Pola pengambilan keputusan : klien mengatakan di dalam keluarga dia
sebagai ayah dan mencari nafkah
Masalah keperawatan: Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
2. Konsep diri
• Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling
disukai hidung karena bisa bernafas dan bagian tubuh yang
paling tidak disukai adalah rambut karena akan beruban
• Identitas diri : Klien berjenis kelamin laki-laki, berumur 34
tahun. Klien seorang duda sudah bercerai dengan istrinya. Saat
ditanya dia tidak ingin menikah lagi karena klien ingin di rumah
dulu.
• Peran : Saat sebelum di RSJ Lawang, klien berperan sebagai
ayah dan mencari nafkah, sedangkan di RSJ klien sebagai pasien.
• Ideal diri : Klien mengatakan bercita-cita menjadi seorang guru
SMP dan ingin segera pulang bertemu anaknya karena kangen
• Harga diri : Sejak klien sakit, klien merasa bosan
 
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3. Hubungan sosial
• Orang yang berarti / Terdekat : Klien mengatakan
kalau di rumah dekat dengan ibunya. Sedangkan di
RSJ klien mengatakan tidak dekat dengan siapa-siapa.
• Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien mengatakan tidak ikut serta dalam kegiatan
kelompok di dalam masyarakat dikarenakan lagi sakit
• Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Ada hambatan, klien terlihat jarang sekali berbicara
dengan teman-teman lainnya, lebih sering
menyendiri. Jarang bertatap muka dengan orang lain.
• Masalah Keperawatan : harga diri rendah
4. Spiritual
• Nilai dan keyakinan : Klien sholat lima waktu dalam
sehari, klien berdo’a sebelum makan, klien sholat
di waktu dhuhur.
• Klien beragama islam, menurut klien dalam agama
islam gangguan jiwa adalah gangguan dari luar
yang mengganggu aktivitas seseorang dalam
bekerja
• Kegiatan ibadah : Klien mengatakan sholat lima
waktu dalam sehari. Tetapi terkadang tidak sholat
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
keperawatan
STATUS MENTAL
• Penampilan
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian,
makan, toileting dan pemakaian sarana/prasarana
atau instrumentasi dalam mendukung penampilan,
apakah klien :
Klien menggunakan pakaian rapi baju dan celana tidak
terbalik, rambut klien berwarna hitam tertata rapi,
mata terlihat seperti orang yang terus mengantuk,
wajah klien berjerawat, tangan klien kotor, mukosa
mulut kering, gigi klien sangat kotor dan bau mulut,
bau badan, kuku tangan dan kaki sangat kotor.
• Kesadaran:
 Somnolensia
 Gangguan perhatian
• Orientasi
 Waktu:
Ds : klien mengatakan sekarang pukul 06:00 WIB.
Do : klien mengarah ke jam tangan perawat.
 Tempat:
Ds: klien mengatakan sekarang ada di Rumah Sakit Jiwa Lawang .
Do: wajah klien datar.
 Orang:
Ds : klien mengtakan nama ibunya Agnes guru Matematika dan
ayahnya guru Agama.
• Pembicaraan: lambat
 Aktivitas motorik/psikomotor
• Kelambatan: Hipokinesia, hipoaktifitas
• Peningkatan: tremor
Masalah keperawatan: Defisit aktivitas deversional/hiburan
 Afek dan Emosi
• Datar dan sedih
Masalah keperawatan: Kerusakan komunikasi verbal
 Persepsi-sensorik: tidak ada gangguan
 Proses berpikir: blocking, pikiran isolasi sosial, pikiran
rendah diri, waham dosa, bentuk pikor yang realistik
 Interaksi selama wawancara: menghindari kontak mata
 memori
• Memori jangka panjang (>1 bulan) : klien saat ditanya
tentang masa lalunya tidak ingat, tetapi setelah terus
ditanya lagi secara peran klien menjawab.
• Memori jangka pendek (1 hari- 1 bulan) :Klien mengatakan
nama depan perawat tetapi bukan nama lengkap.
• Memori saat ini (<24 jam) : klien bangun tidur mandi dulu
lalu sarapan.
 Tingkat konsentrasi dan berhitung: mampu berhitung
dengan baik
 Daya tilik diri: mengingkari penyakit yang diderita
KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1.      Makan
Klien makan tanpa bantuan 3x sehari, porsi makan 1 piring tidak habis
 
2.      BAB/BAK
klien menggunakan toilet sebagai sarana BAB dan BAK serta mampu membersihkan toilet
setelah BAB dan BAK, klien BAB 2 x sehari dan BAK 2 x sehari.
3.      Mandi
klien mandi dikamar mandi, mandi 2 x sehari dengan disuruh oleh perawat
4.      Berpakaian/berhias
klien memakai baju dengan rapi setiap hari ganti pakaian 1 hari sekali menurut kriteria klien
pakaian yang rapi itu tidak terbalik warna hijau
5.      Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama: 12.00 s/d 15.00
Tidur malam, lama 20.00 s/d 05.00
Jelaskan: klien mulai tidur siang jam12.00 dan klien tidur malam jam 20.00 sehabis sholat isya’.
6.      Penggunaan obat: klien teratur mengkonsumsi
obat selama di RSJ lawang pagi, siang dan sore.
7.      Pemeliharaan kesehatan: Pemeliharaan
kesehatan mendapatkan dukungan dari keluarga tim
medis dan tenaga kesehatan lainnya
8.      Aktivitas dalam rumah:    Aktifitas didalam
rumah, klien mengatakan aktifitasnya adalah
menonton TV
9.      Aktivitas di luar rumah: Aktifitas diluar rumah,
klien mengatakan mengajar siswa
Masalah keperawatan: Tidak ada
 
Mekanisme koping
• Maladaptif
 Minum alkohol
 Reaksi lambat/berlebihan
 Bekerja berlebihan
 Menghindar
Pengetahuan kurang tentang
• Klien tidak mengetahui jika klien mengalami
ganguan jiwa
• Klien tidak mau bersosialisasi dengan orang
lain
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
ASPEK MEDIS
Diagnosa medik : F.20.13 skizofrenia
Terapi medik :
• Risperidone 2 mg
• Mersibion 5000 mg
• Merlopam 2 mg
• Metokloframin 3x1
• Ranitidin 2x1
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Penatalaksanaan regimen terapeutik in efektif
2.      Resiko Perilaku Kekerasan
3.      Resiko kekurangan volume cairan
4.      Isolasi Sosial
5.      Harga diri rendah
6.      Defisit perawatan diri
7.      Kerusakan komunikasi verbal
8.      Isolasi sosial
9.      Penyangkalan total terhadap penyakitnya
10.  Gangguan konsep diri/ HDR
 
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi Sosial
2. Harga diri rendah
3. Resiko perilaku kekerasan
감사하니다

Anda mungkin juga menyukai