Anda di halaman 1dari 37

Asuhan Keperawatan

Isolasi Sosial

Dr. Jujuk Proboningsih, S.Kp.,M.Kes


Kelompok 1 Reguler B
1. Daniyah Ridhatul Aisy (P27820121058)
2. Denita Fitriani (P27820121059)
3. Fadhilla Utami Putri (P27820121062)
4. Fitria Cinta L (P27820121065)
5. Sintawati (P27820121085)
6. Syifa' ul Ummah (P27820121087)
7. Friska Aulia Anjani ( P27820120095)
Konsep Medis Isolasi Sosial
Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteaksi dengan orang lain disekitarnya .
Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya
kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu
fungsi seseorang dalam hubungan sosial .

Jadi, dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial merupakan keaadaan seseorang yang
mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
karena mungkin merasa ditolak, kesepian dan tidak mampu menjalin hubungan yang
baik antar sesama
Penyebab
Perasaan tidak berharga yang bisa di alami klien dengan latar belakang
yang penuh dengan permasalahan, ketegangan, kekecewan, dan
kecemasan. Perasaan tidak berharga menyebabkan klien semakin sulit
dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain.
Akibatnya klien menjadi regresi atau mundur, mengalami penurunan
dalam aktifitas dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan
kebersihan diri. Klien semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah
laku masa lalu serta tingkah laku primitive antara lain pembicaraan yang
austistic dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga
berakibat lanjut menjadi halusinasi
Tanda dan Gejala
tanda dan gejala ditemui seperti :
a. apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
b. menghindar dari orang lain (menyendiri)
c. komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien
lain/perawat
d. tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
e. berdiam diri dikamar/ klien kurang bermobilitas
f. menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap
g. tidak melakukan kegiatan sehari-hari
Penatalaksanaan
Penatalaksaan yang dapat diberikan kepada kliendengan isolasi sosial antara lain pendekatan
farmakologi, psikososial, terapi aktivitas, terapi okupasi, rehabilitasi, dan program intervensi
keluarga
1. Terapi Farmakologi
1) Chlorpromazine (CPZ)
Indikasi: berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu,
daya nilai norma sosial dan titik diri terganggu.
Efek samping: sedasi, gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/ parasimpatik, mulut
kering, kesulitan dalam miksi dan defikasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra
okuler meninggi, gangguan irama jantung), gangguan endokrin, metabolik, biasanya
untuk pemakaian jangka panjang.
2) Haloperidol (HLP)
Indikasi: Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral serta dalam
kehidupan sehari-hari. Efek samping: Sedasi dan inhibisi prikomotor, gangguan
otonomik.
3) Trihexy Phenidyl (THP)
Indikasi: Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk paksa ersepalitis dan idiopatik,
sindrom Parkinson, akibat obat misalnya reserpine dan fenotiazine. Efek samping: Sedasi
dan inhibisi psikomotor gangguan otonomik.
Lanjutan
2. Terapi Psikososial
Membutuhkan waktu yang cukup lama dan merupakan bagian penting dalam proses
terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa aman dan tenang,
menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati, menerima pasien apa adanya,
memotivasi pasien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap
ramah, sopan, dan jujur kepada pasien
3. Terapi Individu
Terapi individual adalah metode yang menimbulkan perubahan pada individu dengan cara
mengkaji perasaan, sikap, cara pikir, dan perilaku-perilakunya. Terapi ini meliputi
hubungan satu-satu antara ahli terapi dan klien.
Terapi individu juga merupakan salah satu bentuk terapi yang dilakukan secara individu
oleh perawat kepada kliensecara tatap muka perawat-klien dengan cara yang terstruktur
dan durasi waktu tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Lanjutan
4. Terapi Aktivitas Kelompok
terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan suatu rangkaian kegiatan kelompok dimana klien
dengan masalah isolasi sosial akan dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di
sekitarnya. Aktivitas yang dilakukan berupa latihan sosialisasi dalam kelompok, dan akan dilakukan
dalam 7 sesi dengan tujuan:
• Sesi 1 : Klien mampu memperkenalkan diri
• Sesi 2 : Klienmampu berkenalan dengan anggota kelompok
• Sesi 3 :Klienmampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
• Sesi 4 : Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
• Sesi 5 : Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
• Sesi 6 : Klienmampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
• Sesi 7 : Klienmampu menyampaikan pendapat tentang mamfaat kegiatan TAKS yang telah
dilakukan.
5. Terapi Okupasi
Terapi okupasi yaitu Suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam
melaksanakan aktifitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk memperbaiki,
memperkuat, meningkatkan harga diri seseorang, dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Lanjutan
6. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan pada kasus-kasus gangguan jiwa ternyata juga banyak manfaat. Misalnya angkat
rawat inap pada klien skizofrenia yang mengikuti kegiatan keagamaaan lebih rendah bila
dibandingan dengan mereka yang tidak Penerapan psikoreligius terapi di rumah sakit jiwa menurut
Yosep (2009) meliputi:
a. Perawat jiwa harus dibekali pengetahuan yang cukup tentang agamanya/ kolaborasi dengan
agamawan atau rohaniawan.
b. Psikoreligius tidak diarahkan untuk mengubah agama Kliennya tetapi menggali sumber
koping.
c. Memadukan milieu therapy yang religius; kaligrafi, ayat-ayat, fasilitas ibadah, bukubuku,
music/lagu keagamaan.
d. Dalam terapi aktifitas diajarkan kembali cara-cara ibadah terutama untuk pasien rehabilitasi.
e. Terapi kelompok dengan tema membahas akhlak, etika, hakikat hidup didunia, dan
sebagainya.
Lanjutan
7. Rehabilitasi
Program rehabilitasi biasanya diberikan di bagian lain rumah sakit yang dikhususkan untuk
rehabilitasi. Terdapat banyak kegiatan, antaranya terapi okupasional yang meliputi kegiatan
membuat kerajinan tangan, melukis, menyanyi, dan lain-lain. Pada umumnya program
rehabilitasi ini berlangsung 3-6 bulan
8. Program Intervensi Keluarga
Intervensi keluarga memiliki banyak variasi, namun pada umumnya intervensi yang dilakukan
difokuskan pada aspek praktis dari kehidupan sehari-hari, memberikan pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang isolasi sosial, mengajarkan bagaimana cara berhubungan yang baik
kepada anggota keluarga yang memiliki masalah kejiwaan
Konsep Asuhan Keperawatan
Isolasi Sosial
Pengkajian

A. Identitas klien B. Identitas Penanggungjawab


Nama : Sdr. O Nama : Sdr.V
Umur : 24 tahun Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : S1
Agama : Islam Pekerjaan : Pegawai Swasta
Status Perkawinan : Belum Menikah Hubungan Dengan Pasien : Kakak Kandung
Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Riwayat Penyakit

Alasan masuk RS Keluhan Sekarang


Pada saat dilakukan pengkajian pasien tampak
Pasien dibawa oleh keluarga nya ke rumah sakit sering menyendiri, hanya tiduran di tempat tidur,
khusus jiwa pada tanggal 10 Februari 2022 dengan tidak mau berinteraksi dengan pasien lainnya,
keluhan sering menyendiri dirumah, tidak mau tidak ada kontak mata, klien berbicara lambat dan
berinteraksi dengan orang lain. pelan serta sering menundukkan kepala

Faktor Predisposisi
Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit
khusus jiwa 2 tahun yang lalu, Pengalaman masa
lalu yang tidak menyenangkan yaitu kurang
diperhatikan di rumah oleh keluarganya.
Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda vital
3. Pemeriksaan head to toe
TD : 110/70 a. Kepala
S : 36,2 °C Rambut tampak kumal serta banyak kutu dirambutnya
b. Wajah
RR : 20X/menit Wajah selalu menunduk
N : 80X/menit c. Telinga
Telinga kotor terdapat serumen
2. Status Gizi d. Mulut
TB : 162 cm Bibir kering, terdapat karang gigi , gigi berwarna putih
kekuningan
BB : 60 kg e. Ekstermitas
IMT = 22,86 (normal) Kuku pada kaki dan tangan panjang
Psikososial
Konsep diri
a. Citra tubuh
Pasien mengatakan “menyukai tinggi badan serta berat badan nya, tetapi tidak
suka dengan kulit nya yang hitam”
b. Identitas
Pasien mengatakan “bersyukur dengan dirinya, usia yang sekarang, senang
dengan namanya, senang sebagai wanita dan pekerjaan nya
c. Peran
Pasien mengatakan “peran nya dalam keluarga adalah anak pertama dari 3
bersaudara, pasien mengatakan bahwa ia belum ingin menikah, karena pasien
merasa tidak ada yang mau dengan diri nya”
Psikososial
Konsep diri
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh agar dapat pulang kerumah dan
bertemu dengan keluarga.
e. Harga diri
Pasien mengatakan bahwa “ia tidak merasa percaya diri dengan dirinya dan
ia mengatakan takut unutk menjalin hubungan sosial dengan orang lain
Psikososial

Hubungan sosial pada pasien isolasi sosial


Pasien mengatakan bahwa “ketika dirumah ia paling dekat ayahnya
dan adik bungsu nya. Selama dii rumah sakit pasien mengatatakan
tidak mempunyai teman dekat. Karna pasien merasa tidak ada yang
mau berteman dengan nya. Pasien mengatakan bahwa ia tidak
pernah mengikuti kegiatan masyarakat karna tidak menyukai nya.
Pasien juga mengatakan bahwa ia lebih senang sendirian dan
merasa tidak ada yang mau mendekati nya”
Spiritual

1. Nilai dan keyakinan


Pasien menilai jika tuhan itu ada dan meyakininya.
2. Konflik nilai keyakinan
Pasien mengatakan “tidak ada konflik dengan keyakinan nya”
3. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan “jarang sholat 5 waktu, paling sering sholat zuhur dan
maghrib. Karna pasien mengatakn malas”
Status mental

a. Aktivitas motorik/psikomotorik
Reaksi terhadap lingkungan kurang serta gerakan dan aktivitas pasien
lambat. Pasien terlihat lesu dan tidak bersemangat
b. Emosi
Afek emosi apatis yaitu berkurang nya efek emosi terhadap sesuatu atau
semua hal disertai rasa tidak peduli
c. Persepsi
Pasien mengatakan dulu “ia pernah berhalusinasi, namun sekarang sudah
tidak lagi”
d. Arus pikir
Arus pikir bloking : pasien ketika berbicara sering berhenti tiba-tiba ketika
diajak berbicara dengan perawat
Status mental

e. Isi pikir
Isi pikir rendah diri yaitu merendahkan atau menghina diri sendiri,
menyalahkan diri sendiri tentang suatu hal.
f. Bentuk pikir
Bentuk pikir non-realistik yaitu cara berpikir yang tidak sesuai dengan
kenyataan
g. Memori
Gangguan daya ingat jangka pendek yaitu tidak dapat mengingat kejadian
yang baru saja terjadi
h. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mampu berhitung pasien yang ada di rungan tetapi pasien sulit untuk
berkonsentrasi saat di wawancarai oleh perawat.
Status mental

i. Kemampuan penilaian
Gangguan kemampuan penilaian ringan yaitu dapat mengambil keputusan
yang sederhana dengan bantuan orang lain.
j. Daya tilik diri/insight
Pasien tidak mengingkari penyakit yang diderita nya.
k. Interaksi selama wawancara
Pada saat diwawancarai kontak mata pasien berkurang dan menunduk.

Mekanisme Koping
Reaksi pasien lambat terhadap sosial, sering menghindar, dan sering
menyendiri.
Masalah Psikososial

a. Masalah dengan dukungan kelompok


Selama di rsj pasien jarang berbaur karena merasa tidak ada yang cocok.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Pasien acuh terhadap lingkungan sekitarnya dan tidak peduli.
c. Masalah dengan pendidikan
Pasien menamatkan pendidikan terakhirnya sma dan tidak melanjutkan kuliah karna
memang tidak ingin
d. Masalah dengan pekerjaan
Pasien tidak bekerja
Masalah Psikososial

e. Masalah dengan perumahan


Pasien masih tinggal serumah dengan orang tua dan adiknya
f. Masalah dengan ekonomi
Pasien mengatakan tidak peduli dengan ekonomi
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Pasien memiliki bpjs selama dirawat di rumah sakit dan tidak ada masalah
Pola Pola Fungsi

1. Nutrisi
Di Rumah Sakit : Pasien mengatakan menyukai semua menu yang disediakan oleh
rumah sakit, tidak ada makanan pantangan. Pasien mampu makan sendiri tanpa
bantuan orang lain. Frekuensi makan 3 X sehari. Pasien makan menggunakan
piring dan sendok.
Di Rumah: keluarga pasien mengatakan dirumah pasien makan 3X sehari dengan
nasi, sayur dan lauk. Minum air putih sekitar 6 gelas perhari, terkadang ditambah
satu gelas susu.
2. Eliminasi
Di Rumah Sakit : Pasien mengatakan BAB/BAK dikamar mandi di dekat tempat
tidur dan pasien dapat melakukannya sendiri.
Pola Pola Fungsi
3. Personal Hygine
Pasien mengatakan selama di RS dapat mandi sendiri, sehari kadang dua kali
kadang sekali. Pasien mampu menggunakan pakaian yang disediakan di RS tapi
saat menggunakan kurang rapi karena kancing baju tidak dikancingkan. Rambut
pasien tidak rapi dan bersih karena jarang pakai sampo dan disisir setelah mandi.
Kuku pasien panjang dan bulu jengot belum dipotong
4. Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan tidur siang kadang 1-2 jam, tidur malam biasanya jam 20.00-
05.00 dan langsung mandi saat bangun.
5. Aktivitas
Di dalam rumah Pasien mengatakan mampu memnuhi kebutuhannya sendiri,
pasien mampu makan sendiri dan mandi sendiri tanpa bantuan orang lain. Aktivitas
diluar rumah Pasien mengatakan tidak ada kgiatan yang dilakukan paling sekedar
berjalan-jalan saja.
Pola Pola Fungsi

6. Penggunaan obat
Pasien mengatakan setiap hari minum obat yang diberikan oleh perawat ruangan.
Pasien mengatakan baru minum obat jika sudah diberikan oleh perawat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kalau sudah sembuh akan pulang dan akan minum obat teratur
sesuai anjuran dokter serta rutin minum obat.

Terapi
a. Resperidon 2 mg, Rute Oral
b. Chlorpromazine 25 mg, Rute Oral
Analisa Data
No. Analisa Data Masalah Keperawatan

1 Ds : Isolasi Sosial
1. Pasien mengatakan “malas berinteraksi”
2. Pasien mengatakan “tidak mempunyai teman karna merasa tidak
ada yang cocok”
3. Pasien mengatakan “tidak mau berbaur”
4. Pasien mengatakan “tidak mau berbicara”
5. Pasien mengatakan “tidak berani memulai pembicaraan”
Do :
1. Pasien tampak menyendiri
2. Pasien tampak menghindar jika ditemui oleh perawat
3. Pasien tampak sering melamun
4. Pasien tampak sering menunduk jika diajak berbicara oleh perawat
5. Suara pasien terdengar pelan
6. Kontak mata pasien kurang ketika diajak berbicara dengan perawat
7. Pasien tampak tidak besemangat
8. Pasien terlihat lesu
9. Afek emosi : pasien tidak peduli dengan lingkungan sekitar nya
10. Bloking : pembicaraan berhenti tiba-tiba saat ditanya oleh perawat
Diagnosia Keperawatan

Isolasi sosial berhubungan dengan Ketidakmampuan menjalin hubungan yang


memuaskan dibuktikan dengan merasa ingin sendirian, menarik diri, menolak
berinteraksi dengan orang lain. [SDKI D.0121]
Intervensi
No. Diagnosa Tujuam dan kriteria hasil Intervensi
1 Isolasi Sosial b.d Setelah dilakukan SP 1 P :
Ketidakmampuan intervensi keperawatan 1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
menjalin hubungan selama 3 x 24 jam, maka 2. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi
yang memuaskan keterlibatan sosial dengan orang lain
(D.0121) meningkat (L.13116), 3. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
dengan kriteria hasil: orang lain
1. Minat interaksi 4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
meningkat 5. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
2. Verbalisasi isolasi bincang dengan orang lain
menurun
3. Verbalisasi SP II P:
ketidakamanan ditempat 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien memberikan
umum menurun kesempatan kepada paien mempraktekkan cara berkenalan dengan
4. Perilaku menarik diri satu orang
menurun 2. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

SP III P :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada berkenalan dengan dua orang
atau lebih
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Implementasi
No. Hari/Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan TTD

1 Senin 21-02-2022
09.30 1. Membina hubungan saling percaya pada pasien (perkenalkan
nama perawat, nama panggilan, lalu menanyakan nama
pasien,nama panggilan, kabar hari ini dan kontrak waktu.
Hasil : Pasien mengatakan jika ia “bernama o” Pasien mengatakan
tidak mau mengoborl banyak dengan perawat.
10.00 2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pada pasien.
Hasil : Pasien mengatakan jika ia “tidak berani memulai dengan
orang lain karna tidak merasa percaya diri, tidak bisa menjalin
hubungan sosial dan takut tidak diterima” Pasien bisa menyebutkan
penyebab isolasi sosial nya
11.00 3. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan perawat
(menyebutkan nama, nama panggilan, hobi dan asal. Lalu
menanyakan dengan pertanyaan yang sama kepada orang)
Hasil : Pasien mengatakan jika ia belum ingin berbicara banyak
dengan perawat.
Implementasi
No. Hari/Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan TTD

1 Selasa 22-02-2022
11.20 1. Memberi kesempatan berkenalan dengan 1 orang perawat
(menyebutkan nama, nama panggilan, hobi dan asal. Lalu
menanyakan dengan pertanyaan yang sama kepada orang).
Hasil : Pasien mengatakan jika ia sudah bisa berkenalan dengan 1
orang perawat.
12.00 2. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
Hasil : Pasien mengatakan jika Perawat memberi pasien kesempatan
berkenalan dengan 3 orang kedalam jadwal pertemuan besok pukul
09.30
Implementasi
No. Hari/Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan TTD

1 Rabu, 23-02-2022
11.00 1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu
Hasil : Pasien mengatakan jika “kegiatan yang kemarin adalah
memberi kesempatan berkenalan dengan 1 orang”
11.30 2. Memberi pasien kesempatan berkenalan 2 orang atau lebih
perawat (menyebutkan nama, nama panggilan, hobi dan asal.
Hasil : Pasien terlihat sudah mau berinteraksi dengan 2 orang atau
lebih perawat.
12.00 3. Pasien melakukan kegiatan senam pagi jam 08.00 dan sudah
mengikuti intruksi perawat
Hasil : Pasien mengatakan jika ia “senang mengikuti senam”
13.00 4. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
Hasil : Pasien mengatakan jika ia “mulai mencoba mengoborol
dengan orang lain”
Evaluasi
No. Hari/Tanggal Evaluasi TTD

1 Senin, 21-02-2022 S:
11.00 - Pasien mengatakan tidak mau berbicara
- Pasien mengatakan tidak tau cara memulai obrolan
- Pasien mengatakan tidak bisa menjalin hubungan sosial
O:
- Pasien hanya menyebutkan nama
- Pasien tampak menyendiri
- Pasien tampak menunduk
- Kontak mata pasien kurang
- Respon verbal pasien kurang
- Pasien tampak menghindar
A:
- Pasien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
P:
- Mengajarkan cara berkenalan dengan perawat
Evaluasi
No. Hari/Tanggal Evaluasi TTD

1 Selasa, 22-02-2022 S:
12.00 - Pasien mengatakan masih takut-takut untuk memulai
pembicaraan dengan orang disekitar nya
O:
- Kontak mata pasien sudah ada namun masih sering
menunduk
- Pasien tampak murung
- Pasien tampak lesu
A:
- Pasien belum mampu berkenalan dengan 1 orang
P:
- Memberi kesempatan pada pasien berkenalan dengan 2
orang atau lebih
Evaluasi
No. Hari/Tanggal Evaluasi TTD

1 Rabu, 23-02-2022 S:
13.00 - Pasien mengatakan sudah mulai mau berinteraksi dengan
temannya
- Pasien mengatakan sudah mau berbaur

O:
- Pasien tampak mendekati temannya
- Pasien tampak berbaur
- Pasien tampak berinteraksi dengan teman nya
- Kontak mata pasien sudah ada
- Suara pasien terdengar jelas
- Pasien melakukan senam dengan intruksi perawat

A:
- Pasien mampu berkenalan dengan 2 orang atau lebih
P:
- Memasukkan kegiatan berbincang-bincang dan enggan orang lain
sebagai kegiatan harian.
THE END

Anda mungkin juga menyukai